jurusan ilmu kesehatan masyarakat fakultas ilmu ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · jurusan ilmu...

109
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI RW I KELURAHAN MEDONO KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Untuk Memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Universitas Negeri Semarang Oleh: Aji Suryandono NIM 6450404083 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

Upload: hoangduong

Post on 10-Apr-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI RW I KELURAHAN MEDONO

KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KOTA PEKALONGAN

SKRIPSI Untuk Memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh: Aji Suryandono

NIM 6450404083

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

Page 2: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

ii

ABSTRAK Aji Suryandono. 2009. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Kepala

Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing: I dr. Oktia Woro K.H, M.Kes., II. dr. Yuni Wijayanti, M. Kes.

Kata Kunci: pengetahuan, sikap tentang DBD, PSN DBD. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang terutama

menyerang anak-anak, ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat menimbulkan renjatan (syock) dan kematian dan termasuk dalam salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah. Langkah pencegahan yang paling efektif adalah dengan cara melaksanakan metode Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD). PSN DBD merupakan cara pencegahan penyakit DBD dengan melakukan 3 M Plus yaitu menguras, menutup, dan mengubur serta kegiatan-kegiatan lain yang dapat menghambat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Untuk itu masyarakat harus mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang penyakit DBD dan PSN DBD.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survai analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi terdiri dari semua kepala keluarga yang berada di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan sebanyak 439 kepala keluarga. Sampel diambil sebanyak 59 sampel dengan cara simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah. kuesioner dan lembar observasi,. Teknik pengambilan data dilakukan obsevasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan statistik uji chi square dengan derajat kemaknaan = 0.05 dan dihitung juga coefisien contingensy (CC).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p value=0.003 dan CC = 0.361), sikap (p value=0.009 dan CC = 0.321) dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD).

Kesimpulan berdasarkan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD).

Page 3: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

iii

ABSTRACT

Aji Suryandono. 2009. Correlation between the Knowledge and Attitude of Housechief about Dengue Haemorrhagic Fever with the Practices Eradication of Breeding Place of Dengue Haemorrhagic Fever Mosquito in RW I, Medono, District of Pekalonan Barat, Pekalongan City. Final Project, Public Health Science Department, Sportsmanship Faculty, Semarang State University, Counsellors: I. dr. Oktia Woro K.H, M.Kes., II. Dr. Yuni Wijayanti, M.Kes.

Keywords: knowledge, attitudes toward dengue, Eradication of Breeding Place of Dengue Haemorrhagic Fever Mosquito.

Dengue Haemorrhagic Fever is a contagious disease particularly infects children, marked with symptoms such as high temperature fever, bleeding and can cause shock and even death. It is included as a disease that can generate epidemic. The most effective preventive action is by applying the method of eradication of breeding place of dengue haemorrhagic fever mosquito (PSN DBD). PSN DBD is a way of disease prevention by undertaking 3 M Plus including cleanse, close, and bury and other activities that can obstruct Aedes aegypti mosquito propagation. For that purpose, people must have knowledge and proper attitude toward DHF and the Practices Eradication of Breeding Place of Dengue Haemorrhagic Fever Mosquito. This research was analytical survey research with cross sectional approach. The population consists of all housechief in RW I, Medono sub-district, west Pekalongan district, and city of Pekalongan. as many as 439 housechief. 59 people were taken as sample by simple random sampling technique. Instruments used in the research are questioner and observation sheet. Technique of data collecting includes observation, interview, and documentation. The data obtained and processed was analyzed by using chi square statistic test with significance level = 0,05 and coefficient contingency (CC) is also counted. Based on the result of the research, it was concluded that is correlation between knowledge (p value = 0.003 and CC = 0.361), attitude (p value = 0.009 and CC = .321) with the practices Eradication of Breeding Place of Dengue Haemorrhagic Fever Mosquito. Based on the result of the research about Correlation between Knowledge and the Attitude of Housechief about Dengue Haemorrhagic Fever with the Practices Eradication of Breeding Place of Dengue Haemorrhagic Fever Mosquito in RW I, Medono, District of Pekalonan Barat, Pekalongan City, it is concluded that there is Correlation between knowledge and attitude of Housechief about Dengue Hemorrhagic Fever with the Practices Eradication of Breeding Place of Dengue Haemorrhagic Fever Mosquito.

Page 4: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

iv

Page 5: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk

orang-orang yang tidak berpengetahuan” (QS. Hud: 46).

“Jika Anda melakukan sebuah penelitian, akan menjadi nyata bahwa setiap orang

yang pernah mencapai sesuatu tidaklah mengetahui bagaimana mereka akan

melakukannya. Mereka hanya tahu bahwa mereka akan berhasil melakukannya”

(Bob Proctor)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Ayah (Arum Suhono) dan Ibu (Sudjiyah) terima

kasih atas kasih sayang, do’a, motivasi dan

kesabarannya.

2. Kakakku Bagus terima kasih atas dukungan dan

do’anya.

3. Almamaterku UNNES.

Page 6: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

karena dengan ijin serta petunjuk-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang

Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang

Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono,

Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan”. Segala hambatan, tantangan dan

kemudahan merupakan nikmat tersendiri yang dianugrahkan kepada peneliti

sebagai pengalaman batin yang tak terkira.

Dalam penelitian skripsi ini peneliti banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti untuk

menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Drs. Harry Pramono, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang.

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang, Drs. Moh. Nasution, M.Kes, atas ijin penelitian yang

diberikan.

3. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Semarang, dr. Mahalul Azam, M.Kes, atas segala arahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

vii

4. Sekretaris jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Semarang, Irwan Budiono, S.KM, M.Kes, atas

kebijaksanaannya sehingga ujian skripsi dapat terlaksana dengan lancar.

5. Pembimbing I. dr. Oktia Woro KH, M.Kes, atas arahan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Pembimbing II. dr. Yuni Wijayanti, M.Kes atas arahan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Lurah Medono, Sobirin, SKM atas ijin penelitian yang diberikan.

8. Kepala keluarga Kelurahan Medono yang bersedia menjadi responden dan

meluangkan waktunya untuk pengisian kuesioner.

9. Bapak dan Ibu dosen IKM yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya

selama ini.

10. Bapak dan ibuku tersayang, yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan,

semangat, dan do’a-do’anya dimalam hari. Terimakasih Ibu, kesabaran dan

ketabahanmu akan selalu jadi panutanku. Ayahku yang telah memberi suatu

pelajaran berharga buatku dalam menatap masa depan.

11. Kakakku Bagus, terimakasih atas do’a, semangat, kasih sayang, dan

kesabarannya.

Page 8: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

viii

12. Sahabat-sahabatku Nouna, Atik, Sigit, Ritsa, Emilda, Eka, Kamal dan Haris

terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Dan anak-anak IKM angkatan

’04, tetap semangat!.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan pahala sebesar-besarnya

dari Tuhan YME. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna,

namun harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukannya.

Semarang, September 2009

Peneliti

Page 9: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................. ii PERSETUJUAN ......................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi DAFTAR ISI .............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Permasalahan ................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 5

1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 12 2.1 Landasan Teori ................................................................................ 12

2.1.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) ........................................... 12

2.1.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) .............. 12

2.1.1.2 Etiologi ....................................................................... 12

2.1.1.3 Gejala Klinis ............................................................... 12

2.1.1.4 Patogenesis ................................................................. 13

2.1.1.5 Diagnosis .................................................................... 14

2.1.1.6 Derajat DBD ............................................................... 15

2.1.1.7 Epidemiologi............................................................... 15

2.1.2 Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue ..... 16

2.1.2.1 Pencegahan DBD ........................................................ 16

2.1.2.2 Pengendalian Vektor ................................................... 17

2.1.2.3 PSN DBD ................................................................... 18

Page 10: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

x

2.1.2.4 Penanggulangan DBD ................................................. 22

2.1.3 Peran Kepala Rumah Tangga .................................................. 23

2.1.4 Pengetahuan ........................................................................... 24

2.1.5 Sikap ...................................................................................... 27

2.1.6 Perilaku .................................................................................. 30

2.2 Kerangka Teori .............................................................................. 33 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 34

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 34

3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 35

3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................... 35

3.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 36

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .................................... 37

3.6 Populasi dan Sampel ....................................................................... 39

3.7 Sumber Data Penelitian ................................................................... 42

3.8 Instrumen Penelitian ........................................................................ 42

3.9 Validitas dan Reabilitas ................................................................... 42

3.10 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 44

3.11 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 47 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 47 4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 47

4.2.1 Analisis Univariat................................................................... 48

4.2.2 Analisis Bivariat ..................................................................... 52

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 55 5.1 Hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah

Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN

DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan ...................... 55

5.2 Hubungan antara Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah

Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN

Page 11: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

xi

DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan ...................... 57

5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 59

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 60

6.1 Simpulan ......................................................................................... 60

6.2 Saran ............................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62 LAMPIRAN ............................................................................................... 61

Page 12: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................... 7 Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian ................................................................. 9 Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............................... 37 Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............................... 36 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 48 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ............. 49 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 50 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap.................... 50 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Bedasarkan Perilaku ................. 51 Tabel 4.6 Hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan 52 Tabel 4.7 Hubungan antara Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan ........ 53

Page 13: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... .... 32 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 33 Gambar 4.1 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pedidikan...... 48 Gambar 4.2 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ................... 49 Gambar 4.3 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan . 50 Gambar 4.4 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ......................... 51 Gambar 4.5 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku ..................... 52

Page 14: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing ..................................... 65

Lampiran 2 : Surat Keputusan Dosen Penguji ............................................. 66

Lampiran 3 : Surat Permohanan Ijin Penelitian ........................................... 67

Lampiran 4 : Surat Rekomendasi dari BAPEDA ......................................... 68

Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ....................... 69

Lampiran 6 : Daftar Sampel ........................................................................ 70

Lampiran 7 : Kuesioner ............................................................................... 72

Lampiran 8 : Rekapitulasi Uji Validitas ...................................................... 77

Lampiran 9 : Hasil Uji Validitas.................................................................. 78

Lampiran 10 : Data Mentah Pengetahuan ................................................... 81

Lampiran 11: Data Mentah Sikap ............................................................... 83

Lampiran 12: Data Mentah Perilaku ........................................................... 85

Lampiran 13: Rekapitulasi Data Mentah ..................................................... 87

Lampiran 14: Hasil Uji Statistik .................................................................. 89

Lampiran 15: Dokumentasi ......................................................................... 96

Page 15: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit Demam Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di Manila

Filipina pada tahun 1953, selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia

penyakit DBD ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta (Depkes RI,

1995:xi). Pada tahun 2006 jumlah kasus sebanyak 113.640 orang dengan jumlah

kematian 1.184 orang dan 140.000 kasus dengan 1.380 meninggal pada tahun

2007 (Agnes, 2008). Sampai dengan Februari 2008 terdapat 17.857 kasus dengan

138 meninggal dunia (YPHA, 2008).

Di Provinsi Jawa Tengah kasus demam berdarah berfluktuasi jumlahnya

setiap tahun dan cenderung meningkat. Demikian pula wilayah yang terjangkit

bertambah luas. Tahun 2005 kasus DBD di Jawa Tengah berjumlah 7.144 yang

tersebar di semua kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Incidence rate (IR)

penyakit DBD di Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 2,7 per 100.000 penduduk

dibanding tahun 2004. Jumlah kasus DBD di Jawa Tengah tahun 2005 mengalami

penurunan sebanyak 2.598 kasus. Di antara 7.144 kasus DBD di Jawa Tengah,

181 penerita diantaranya meninggal dunia (CFR = 2,53%) dan telah mengalami

peningkatan 0,8% di banding tahun 2004 (Diana, 2007:3-4). Pada tahun 2006

kasus DBD di Jawa Tengah mencapai 10.924 dengan angka kematian sebesar 337

orang, sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 20.361 kasus dengan 321 orang

meninggal (Ena, 2008). Incidence rate (IR) penyakit DBD di Jawa Tengah tahun

Page 16: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

2

2006 sebesar 3,37 per 100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2007 sebesar 4,95

per 100.000 penduduk (Dinkes Prov Jateng, 2007). Sedangkan angka bebas jentik

(ABJ) di propinsi Jawa Tengah pada tahun 2006 sebesar 83,59% dan pada tahun

2007 sebesar 81,9% (Kompas, 2008). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan

Kota Pekalongan pada tahun 2006 angka bebas jentik (ABJ) sebesar 90,13% dan

tahun 2007 sebesar 89,78%.

Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah kota dengan angka yang

cukup tinggi, hal ini dapat di lihat dari jumlah kasus sebesar 46 kasus, dengan

jumlah kematian 3 orang (IR 1,710% dan CFR 6,52%). Incidente Rate (IR) Kota

Pekalongan masih berada dibawah indikator SPM tahun 2006 (DinKes Kota

Pekalongan, 2006:23).

Kecamatan Pekalongan Barat merupakan salah satu kecamatan di Kota

Pekalongan yang merupakan daerah endemis demam berdarah dengue. Dari 5

kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bendan, kelurahan Medono

daerah dengan jumlah kasus tertinggi yaitu tahun 2006 jumlah kasus 20 orang,

tahun 2007 jumlah kasus 27 orang . ABJ di Kelurahan Medono sebesar 89,05%

nilai ini masih di bawah nilai standar ABJ (> 95%). Medono terdiri dari 10 RW

dengan jumlah penduduk 13.485. Daerah yang paling padat di Kecamatan

Pekalongan Barat (Puskesmas Bendan, 2008).

PSN DBD merupakan tanggung jawab bersama oleh seluruh elemen

masyarakat. Masyarakat berperan penting dalam pemberantasan vector yang

merupakan upaya paling utama untuk memutuskan rantai penularan dalam rangka

memberantas penyakit DBD yang muncul di masa yang akan datang. Masyarakat

Page 17: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

3

berperan aktif dalam pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan serentak

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) (Widodo Judarwanto, 2007). Kegiatan

PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga, yaitu ayah, ibu dan anak-

anak (Depkes RI 1995: 15). Dalam PSN DBD keberadaan nyamuk sangat erat

hubungannya dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat (Dinkes

Provinsi Jawa Tengah, 2004:76).

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta,

bahwa di Jakara perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Aedes

aegypti masih rendah. Hal ini dikarenakan belum optimalnya kegiatan 3M Plus

yang dilakukan oleh masyarakat yaitu menguras, menutup, dan mengubur serta

kegiatan-kegiatan lain yang dapat mencegah penyakit DBD (Fauzi Heri, 2007).

Berdasarkan obsevasi awal dari 20 kepala keluarga diperoleh bahwa ada

12 rumah dalam keadaan kotor, 9 responden menguras bak mandi 2 minggu

sekali, 9 responden memiliki kondisi air yang kotor, 9 responden memiliki tempat

penampungan air yang terbuka, 13 responden membuang barang bekas/kaleng

bekas dengan cara dibiarkan saja, 13 responden mengantungkan bajunya setelah

dipakai, 8 responden tidak memakai kain kasa pada ventilasi rumah, 12 responden

memiliki pencahyaan rumah yang gelap, 10 responden terdapat jentik nyamuk,

dan 13 responden tidak memakai kelambu.

Penelitian mengenai PSN telah dilaksanakan oleh Anif Budiyanto pada

tahun 2005 di kota Palembang, dengan hasil ada hubungan antara pengetahuan

dengan sikap responden kaitannya dengan PSN DBD (p value=0,000, OR=3,097),

ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku responden kaitannya dengan

Page 18: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

4

PSN DBD (p value=0,000, OR=2,25), dan ada hubungan antara sikap dengan

perilaku responden kaitannya dengan PSN DBD (p value=0,005, OR=1,62).

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Ririh Yudhastuti dan Anny

Vidiyani di kota Surabaya pada tahun 2005, yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan tentang DBD dengan keberadaan jentik nyamuk

Aedes aegypti (p=0,001) dan ada hubungan antara praktik PSN dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti (0,001).

Penelitian yang dilakukan oleh Chatarina Umbul Wahyuni dan Fathi

Soedjajadi Keman kepada kepala keluarga di Kota Mataram memperlihatkan

pengaruh kepala keluarga terhadap kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang menarik dari penelitian ini

adalah sikap masyarakat terhadap penyakit DBD, yaitu semakin masyarakat

bersikap tidak serius dan tidak berhati-hati terhadap penularan penyakit DBD

akan semakin bertambah risiko terjadinya penularan penyakit DBD (Chi-square,

p<0,05) dengan RR = 2,24 dan tindakan ‘3M’ berperan positif terhadap

pencegahan terjadinya KLB penyakit DBD di Kota Mataram (Chi-square,

p<0,05) dengan RR = 2,65. Demikian pula tindakan abatisasi berperan

mengurangi risiko penularan penyakit DBD di Kota Mataram (Chi-square,

p<0,05) dengan RR = 2,51. Meskipun dari penelitian tersebut kepala kelurga telah

memilki pengetahuan yang cukup mengenai DBD dan PSN.

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik mengambil penelitian dengan

judul “Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk

Page 19: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

5

Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan

Pekalongan Barat, Kota Pekalongan”

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang

demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk

(PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono Kota Pekalongan.?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga

tentang demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang

nyamuk (PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan..

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengetahui hubungan antara pengetahuan kepala keluarga tentang

demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk

(PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan.

1.3.2.2 Mengetahui hubungan antara sikap kepala keluarga tentang demam

berdarah dengue (DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN

DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

Page 20: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

6

1.6.1 Puskesmas Bendan

Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat khususnya mengenai pencegahan dan pemberantasan demam berdarah

dengue (DBD).

1.6.2 Masyarakat Kelurahan Medono

Memberikan tambahan informasi dan wawasan tentang pencegahan dan

pemberantasan demam berdarah dengue (DBD).

1.6.3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian serupa di

tempat lain yang juga mengalami masalah kesehatan yang sama yaitu penyakit

demam berdarah dengue.

Page 21: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

7

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul penelitian

Nama peneliti

Tahun dan tempat

penelitian

Rancangan penelitian

Variabel penelitian

Hasil penelitian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2.

Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Demam Berdarah Dengue Dengan Praktik Dalam

Diana Dyah Utami Minarni Trihandayani

Tahun 2007 di kelurahan kupang kec. Ambarawa kab. Semarang Tahun 2003 Di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri

Cross-sectional Cross-sectional

Variabel bebas : Pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga RW III kelurahan kupang kec. Ambarawa kab. Semarang Variabel terikat : praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue Variabel bebas : Pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri

Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga denga praktik PSN Aedes aegypti (p value= 0,045 Terdapat hubungan antara sikap ibu rumah tangga dengan praktik PSN Aedes aegypti (p value = 0,035 Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga denga praktik PSN Aedes aegypti

Page 22: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

8

(1)

(2) Pembrerantasan Sarang Nyamuk Di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2003

(3)

(4)

(5)

(6) Variabel terikat : praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue

(7) (p value= 0,002)

Terdapat hubungan antara sikap ibu rumah tangga dengan praktik PSN Aedes aegypti (p value = 0,003)

Page 23: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

9

Tabel 1.2 Perbedaaan Penelitian

No Beda Diana Dyah Utami Minarni Trihandayani

Aji Suryandono

(1) (2) (3) (4) (5) 1.

2.

3.

Judul Tahun dan tempat Variabel

Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue Tahun 2007, tempat RW III, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, kabupaten Semarang Variabel bebas

1. Pengetahuan ibu rumah tangga mengenai demam berdarah dengue (DBD)

2. Sikap ibu rumah

tangga mengenai demam berdarah dengue (DBD)

Variabel terikat praktik ibu rumah tangga dalam pemberantasan sarang nyamuk demam

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Demam Berdarah Dengue Dengan Praktik Dalam Pembrerantasan Sarang Nyamuk Di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2003 Tahun 2003 Tempat : Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Variabel bebas: Pengetahuan dan ibu rumah tangga di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Sikap kepala keluarga (KK) mengenai penyakit demam berdarah dengue (DBD)

Hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala kelurga tentang demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan Tahun 2009, temapt di RW I, Kelurahan Medono, Kota Pekalongan Variabel bebas

1. Pengetahuan kepala kelurga mengenai demam berdarah

dengue (DBD) 2. Sikap kepala

keluarga mengenai demam berdarah dengue (DBD)

Variabel terikat Perilaku kepala kelurga dalam

Page 24: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

10

(1)

4.

5.

(2) Sampel Desain Penelitian

(3)

berdarah dengue (PSN DB) Ibu rumah tangga Cross Sectional

(4) Variabel terikat : praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue Ibu rumah tangga Cross Sectional

(5) pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) Kepala keluarga Cross Sectional

Page 25: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

11

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup penelitian ini mencakup RW I Kelurahan Medono,

Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan Mei tahun 2009

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara

pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang demam berdarah dengue (DBD)

dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN DBD) di RW I Kelurahan

Medono Kota Pekalongan yaitu lingkup materi bidang perilaku dan epidemiologi.

Page 26: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pengertian demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang

terutama menyerang anak-anak, ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan

dapat menimbulkan renjatan (syock) dan kematian dan termasuk dalam salah satu

penyakit yang dapat menimbulkan wabah (Depkes RI 1995:1) .

2.1.1.2 Etiologi DBD

Virus dengue termasuk Flavivirus dan mempunyai 4 serotype yaitu DEN-

1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype akan menimbulkan

antibodi terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk

terhadap serotype lain sangant kurang, sehingga tidak dapat memberikan

perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut. Seseorang yang

tinggal di daerah endemis dapat terinfeksi 3 atau 4 serotype selama hidupnya. Ke

4 serotype virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Dinkes

Prov Jateng 2006:25).

2.1.1.3 Gejala klinis

Berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997, kriteria klinis

penyakit DBD sebagai berikut :

1) Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama

2-7 hari

Page 27: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

13

2) Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan

(1) Uji tourniquet positif

(2) Ptechiae, echimosis, purpura

(3) Perdarahan mucosa, epistaxis, perdarahan gusi

(4) Hematemesis dan atau melena

3) Pembesaran hati

4) Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,

kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah (Dinkes Prov

Jateng 2006:26).

2.1.1.4 Patogenesis

Penyakit demam berdarah dengue umumnya ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti (meskipun juga dapat ditularkan oleh Aedes albopictus

yang hidup di kebun). Nyamuk ini mendapat virus dengue pada waktu menghisap

darah penderita penyakit demam berdarah dengue atau orang tanpa gejala sakit

yang membawa virus itu dalam darahnya/carier (Srisasi Ganda Husada,

1998:235).

Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan

sumber penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Virus dengue dalam

darah selama 4-7 hari, mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut

digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke

dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan

menyebar ke seluruh jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya.

Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap

Page 28: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

14

untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus ini akan

tetap berada dalam tubuh nyamuk seopanjang hidupnya (Dinkes Prov Jateng,

2006:25). Pada suhu 300C, di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti memerlukan

waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ektrinsik dari lambung

sampai ke kelenjar ludah nyamuk (Depkes RI, 2002:1). Nyamuk Aedes aegypti

yang telah menghisap virus dengue ini akan menjadi penular (infektif) sepanjang

hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit),

sebelumnya menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat

tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur

inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke manusia. Penularan demam

berdarah dengue dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya.

Menurut teori infeksi sekunder, seseorang dapat terserang demam berdarah

dengue, jika mendapat infeksi ulangan dengan virus dengue tipe yang berlainan

dengan infeksi sebelumnya. Infeksi dengan satu tipe virus dengue saja, paling

berat hanya akan menimbulkan demam dengue tanpa disertai perdarahan (Dinkes

Prov Jateng, 2006:25).

2.1.1.5 Diagnosis

Diagnosis klinis DBD ditegakkan sebagai penderita DBD apabila demam

tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7

hari disertai manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif), trombositopenia

(100.000/µl atau kurang) dan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20% atau

lebih) (Dinkes Prov Jateng, 2006:26).

Page 29: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

15

2.1.1.6 Derajat DBD

Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat sebagai berikut :

1) Derajat I

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan

adalah uji torniquet.

2) Derajat II

Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan

lain.

3) Derajat III

Di dapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi

menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulit, kulit

dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.

4) Derajat IV

Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak teratur.

Adanya trombositopenia disertai hemokonsentarasi membedakan DBD

derjat I atau derajat II dengan Demam Dengue. Pembagian derajat penyakit dapat

juga dipergunakan untuk kasus dewasa (Dinkes Prov Jateng, 2006:27).

2.1.1.7 Epidemiologi

Waktu yang pasti kapan demam dengue pertama kali dilaporkan di dunia

tidak diketahui. Namun tiga orang ahli, yang dianggap sebagai perintis penguraian

gejala klinis demam dengue, Al Jabarti di Kairo Mesir tahun 1770, David Bylon

tahun 1779 di Batavia, dan Benyamin Rush di Philadelphia tahun 1780 (Soegeng

Soegijanto, 2002:45-46). Sedangkan istilah DHF mula-mula dikemukakan oleh

Page 30: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

16

Quintos dan kawan-kawan di Manila pada anak-anak pada tahun 1954. Penyakit

dengue merupakan penyakit endemik di Indonesia, tetapi dalam jarak 5 sampai 20

tahun dapat timbul letusan epidemi. Demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia,

pertama kali dicurigai berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian

virologik baru diperoleh pada tahun 1970. DHF pada orang dewasa dilaporkan

pertama kali oleh Swanda (1970) yang kemudian secara drastis meningkat dan

menyebar ke seluruh Dati I di Indonesia. Data yang terkumpul dari tahun 1968-

1993 menunjukkan DHF dilaporkan terbanyak terjadi pada tahun 1973 sebanyak

10.189 pasien dengan usia pada umumnya di bawah 15 tahun. Penelitian di Pusat

Pendidikan Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya menunjukkan bahwa

DHF juga ditemukan pada usia dewasa dan terdapat kecenderungan peningkatan

jumlah pasien (Sjaifoellah Noer, 1996:417).

2.1.2 Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

2.1.2.1 Pencegahan DBD

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1) Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain

dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,

modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,

dan perbaikan desain rumah. Sebagai berikut :

Page 31: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

17

(1) Menguras bak mandi/penampungan air, sekurang-kurangnya sekali seminggu.

(2) Mengganti/menguras vas bungadan tempat minum burung seminggu sekali.

(3) Menutup dengan rapat tempat penampungan air.

(4) Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas, dan ban bekas di sekitar rumah

anda, dsb.

2) Biologis

Pengendalian biologis antara laindengan menggunakan ikan pemakan

jentik (ikan adu/ikan cupang) dan bakteri.

3) Kimiawi

Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (dengan

menggunakan malathion dan vention), berguna untuk mengurangi kemungkinan

penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temetphos)

pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dsb

(M Wahid Muslim, 2008).

2.1.2.2 Pengendalian vektor

Cara paling efektif dari pengendalian vektor adalah penatalaksanaan

lingkungan, yang termasuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pemantauan aktivitas untuk modifikasi atau manipulasi faktor-faktor lingkungan

dengan suatu pandangan untuk mencegah atau mengurangi perkembangan vektor

dan kontak manusia-vektor-patogen. Di Asia dan Amerika, Aedes aegypti

berkembang biak terutama pada wadah yang dibuat manusia, sementara di

Afrika, mereka berkembangbiak baik pada wadah alamiah, seperti lubang pohon

dan lipatan daun, dan pada wadah buatan.

Page 32: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

18

Pada tahun 1980, the WHO expert Committee on Vector Biology and

Control mendefinisikan tiga tipe penatalaksanaan lingkungan :

1) Modifikasi Lingkungan

Transformasi fisik jangka panjang dari habitat vektor.

2) Manipulasi Lingkungan

Perubahan temporer pada habitat vektor sebagai hasil dari aktivitas yang

direncanakan untuk menghasilkan kondisi yang tidak disukai dalam perkembang

biakan vektor.

3) Perubahan Pada Habitat Atau Perilaku Manusia

Upaya untuk mengurangi kontak manusia-vektor-patogen.

(WHO, 1999:76-77).

2.1.2.3 Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

1) Pengertian

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD)

adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular DBD

(Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembanbiakannya.

2) Tujuan

Mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti sehingga penularan DBD

dapat dicegah atau dikurangi.

3) Sasaran

Semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD

(1) Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari.

(2) Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA).

Page 33: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

19

(3) Tempat penampungan air alamiah.

4) Ukuran Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur dengan angka

bebas jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan

penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.

Pemeriksaaan jentik dapat dilakukan dengan dua metode survey :

(1) Single larva

Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik disetiap tempat genangan

air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.

(2) Visual

Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik disetiap

tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya. Biasanya dalam program DBD

menggunakan cara visual.

Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes

aegypti :

1. Angka bebas jentik (ABJ)

Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

2. House index (HI)

Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan jentik Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

3. Container Index (CI)

Jumlah kontainer dengan jentik Jumlah kontainer yang diperiksa

100%

100%

100%

Page 34: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

20

4. Breteau index (BI)

Jumlah kontainer dengan jentik dalam 100 rumah/bangunan.

(Depkes RI, 2005:11)

5) Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD)

dilakukan dengan cara “3M”, yaitu :

(1) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak

mandi/WC, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1).

(2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan,

dan lain-lain (M2).

(3) Mengubur atau meyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung

air hujan (M3).

Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti :

(1) Mengganti air vas bunga, tempat minuman burung atau tempat-tempat lainnya

yang sejenis seminggu sekali. Tanaman hidup (bunga hidup) dapat

ditempatkan di atas wadah yang berisi pasir dan air.

(2) Memodifikasi Lingkungan

Memodifikasi tempat-tempat penampungan air (pengubahan fisik habitat

larva yang tahan lama, menggunakan tempat penampungan air yang mudah

dibersihkan/dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak).

(3) Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan

tanah, dan lain-lain).

Page 35: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

21

(4) Menaburkan bubuk larvasida, misalnya tempat-tempat yang sulit dikuras atau

di daerah yang sulit air.

(5) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air.

(6) Memasang kawat kasa.

(7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

(8) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.

(9) Menggunakan kelambu.

(10) Menggunakan pakaian pelindung yang cukup tebal atau longgar. Baju

lengan panjang dan celana panjang dengan kaos kaki dapat melindungi tangan

dan kaki, yang merupakan tempat yang paling sering terkena gigitan nyamuk.

(11) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

Keseluruhan cara tersebut dikenal dengan istilah “3M plus”.

6) Pelaksana

(1) Di rumah

Dilaksanakan oleh anggota keluarga.

(2) Tempat-tempat umum

Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau pengelola

tempat-tempat umum, seperti :

1. Kantor oleh petugas kebersihan kantor

2. Sekolah oleh petugas kebersihan sekolah

3. Pasar oleh petugas kebersihan pasar

4. Dan lain-lain

(Depkes RI, 2005:2-3)

Page 36: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

22

2.1.2.4 Penanggulangan DBD

1) Pemberantasan Vektor Intensif

(1) Fogging Fokus

Dalam keadaaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan

fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologis betul-betul

memenuhi kriteria.

(2) Abatisasi

Dilaksanakan di desa/kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-

tempat umum. Semua tempat penampungan air di rumah dan bangunan yang

ditemukan jentik Aedes aegypti ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis 1 sendok

makan peres (10 gram) abate untuk 100 liter air.

(3) Penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD (Gerakan 3M)

Penggerakan masyarakat dalam PSN DBD dilakukan dengan kerja sama

lintas sektor yang dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah setempat melalui

wadah pokjanal/pokja DBD. Kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan, pada saat

sebelum perkiraan peningkatan jumlah kasus yang ditentukan berdasarkan data

kasus bulanan DBD dalam 3-5 tahun yang terakhir.

2) Penyuluhan Kepada Masyarakat

Penyuluhan tentang penyakit DBD dan pencegahannya melalui media

massa, sekolah, tempat ibadah, kader/PKK dan kelompok masyarakat lainnya.

Kegiatan ini dilakukan setiap saat pada beberapa kesempatan.

Page 37: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

23

3) Pemantauan Jentik Berkala (PJB)

Pemantauan jentik berkala dilakukan setiap 3 (tiga) bulan di rumah dan

tempat-tempat umum. Untuk pemantauan jentik berkala di rumah dilakukan

pemeriksaan sebanyak 100 rumah sampel untuk setiap desa/kelurahan. Hasil PJB

ini diinformasikan pihak kesehatan kepada kepala wilayah/daerah setempat

sebagai evaluasi dan dasar penggerakan masyarakat dalam PSN DBD. Diharapkan

angka bebas jentik (ABJ) setiap kelurahan/desa dapat mencapai lebih dari 95%

akan dapat menekan penyebaran penyakit DBD. Selain itu juga dilakukan

pemeriksaan jentik pada semua rumah sakit dan puskesmas. Sedangkan untuk

sekolah dan tempat umum lainnya dilakukan secara sampling bila tidak dapat

diperiksa seluruhnya (Sri Rezeki Hadinegoro, 2005:26-27).

2.1.3 Peran Kepala Rumah Tangga

Menurut Departemen Kesehatan RI, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. Secara prinsip keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri

atas dua orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup

dalam satu rumah tangga, di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga,

berinteraksi sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran

masing-masing, menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam hal

ini kepala keluarga (ayah), memiliki peranan sebagai pencari nafkah, pendidik,

pelindung, dan pemberi rasa aman (Sugeng Iwan, 2008).

Page 38: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

24

Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab

itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-

masing keluarga. Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku

masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi

kesehatan. Karena orang tua (ayah dan ibu), merupakan peletak dasar perilaku,

terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka (Soekidjo Notoatmodjo,

2003:29).

2.1.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. (overt behavior).

2.1.4.1 Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yaitu :

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

Page 39: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

25

3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5) Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas.

2.1.4.2 Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

Page 40: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

26

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan , dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,

dapat meringkaskan, dapat menyesuikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang sudah ada.

Page 41: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

27

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:

121).

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu

terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau

keluarganya. Orang akan melakukan pemberantasan sarang nyamuk apabila ia

tahu apa tujuan dan manfaat bagi kesehatan atau keluarganya, dan apa bahaya-

bahayanya bila tidak melakukan PSN tersebut. (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:

128).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek penelitian atau

responden (Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 124).

2.1.5 Sikap

2.1.5.1 Pengertian sikap

Sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap, sifat, hakekat, baik

perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang (Soekidjo Notoatmodjo,

2003: 127).

2.1.5.2 Sikap Masyarakat

Partisipasi masyarakat (PM) didefinisikan sebagai ”sebuah proses yang

melibatkan setiap individu, keluarga, dan masyarakat di dalam perencanaan dan

pelaksanaan aktivitas pengendalian vektor di tingkat lokal untuk memastikan

Page 42: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

28

bahwa kegiatan tersebut memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan prioritas

penduduk yang tinggal di masyarakat, serta mempromosikan kemandirian

masyarakat dalam kaitannya dengan pengembangan kegiatan itu sendiri”.

Singkatnya, PM melibatkan pembentukan peluang yang besar yang

memungkinkan semua anggota masyarakat dan masyarakat yang lebih luas untuk

secara aktif berperan serta dalam mempengaruhi pengembangan kegiatan ini dan

juga menikmati manfaat yang di dapat secara merata (WHO, 2005:78).

Untuk memperkuat program pencegahan dan pengendalian penyakit

DF/DHF, berikut kegiatan masyarakat yang sangat penting :

1) Di tingkat perorangan, anjurkan setiap rumah tangga untuk menjalankan

langkah-langkah kesehatan yang rutin yang dapat membantu kegiatan

pengendalian DF dan DHF, termasuk upaya pengurangan tempat perkembang

biakan nyamuk dan penerapan langkah-langkah perlindungan diri dengan

benar.

2) Di tingkat masyarakat, adakan kampanye ”kerja bakti” dua kali atau lebih

dalam setahun untuk mengendalikan habitat larva vektor baik di tempat-

tempat umum maupun pribadi di dalam masyarakat.

3) Jika partisipasi masyarakat sulit terbentuk akibat wilayah geografis, pekerjaan

atau alasan demografi, partisipasi itu dapat dikelola melalui kerja sama dengan

organisasi atau asosiasi relawan. Anggota organisasi dapat berinteraksi

dengan penduduk setiap hari di tempat kerja maupun di lingkungan organisasi

itu, atau sengaja datang bersama untuk menyampaikan tujuan khusus,

Page 43: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

29

misalnya ke acara keagamaan, ke klub-klub di kota, kelompok khusus, dan ke

sekolah-sekolah.

4) Menekankan program berbasis sekolah dengan mengambil sasaran anak

sekolah dan orang tua untuk memberantas tempat perkembang biakan nyamuk

di rumah dan sekolah.

5) Menantang dan menganjurkan sektor swasta untuk berpartisipasi sebagai

sponsor di dalam perbaikan dan peningkatan saniter masyarakat, tekankan

pada penurunan sumber vektor penyakit dengue.

6) Gabungkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pencegahan dan

pengendalian penyakit DHF dengan prioritas lain perkembangan masyarakat.

7) Gabungkan program pengendalian vektor dengue dengan program

pengendalian semua spesies pembawa penyakit dan gangguan sekaligus

dengan hewan yang berbahaya lainnya, untuk memastikan diperolehnya

manfaat yang besar bagi masyarakat dan tentu saja partisipasi yang besar di

dalam pelaksanaan kampanye di lingkungan.

8) Aturan timbal balik bagi mereka yang berpartisipasi di dalam program

pengendalian penyakit dengue di masyarakat. Contoh, kompetisi tingkat

nasional dapat diadakan untuk memilih komunitas terbersih atau untuk

memilih komunitas di perkotaan yang indeks larvanya paling rendah.

(WHO, 2005:80-81).

Tugas dan peran petugas kesehatan dan sektor terkait serta masyarakat

dalam penanggulangan seperlunya :

Page 44: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

30

1) Camat dan lurah/kepala desa yang menerima laporan rencana penanggulangan

seperlunya memerintahkan warga setempat melalui ketua RW/kepala dusun

untuk melakukan PSN dan membantu kelancaran pelaksanaan

penanggulangan seperlunya.

2) Petugas kesehatan atau tenaga terlatih melakukan penyemprotan insektisida 2

siklus dengan interval 1 minggu dan memberikan penyuluhan kepada

masyarakat.

3) Ketua RW/kepala dusun dibantu pemuka masyarakat dan kader

menyampaikan informasi tentang rencana penanggulangan seperlunya dan

membantu pelaksanaan penyuluhan.

4) Ketua RT dan kader mendampingi petugas kesehatan dalam melaksanakan

penyemprotan.

5) Keluarga melakukan PSN secara serentak dan mengikuti petunjuk-petunjuk

dalam pelaksanaan penanggulangan seperlunya.

(Depkes RI, 1999:21)

2.1.6 Perilaku

2.1.6.1 Pengertian Perilaku

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner, maka perilaku kesehatan adalah

suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,

serta lingkungan (Soekidjo Notoadmodjo, 2003: 117). Dari batasan ini, perilaku

kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :

1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Page 45: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

31

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.

1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

2. Perilaku peningkatan kesehtan, apabila seseorang dalam keadaaan sehat.

3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman

2) Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan,

atau sering disebut pencarian pengobatan (health seeking behavior)

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan tindakan seseorang

pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di

mulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar

negeri.

3) Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatannya.

2.1.6.2 Konsep perilaku

Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah

konsep dari Lawrence Green (1980). Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh

tiga faktor utama, yakni :

1) Faktor-faktor Prediposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup :

(1) Pengetahuan dan sikap masyarakat.

Page 46: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

32

(2) Tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

(3) Sistem nilai yang dianut masyarakat.

(4) Tingkat pendidikan.

(5) Tingkat sosial ekonomi.

Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya

perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

2) Faktor-faktor Pemungkin (enambling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

Faktor ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya

perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor

pemungkin.

3) Faktor-faktor Penguat (reinforcing faktors)

Faktor penguat yaitu faktor-faktor yang memperkuat untuk terjadinya

perilaku. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat

(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku petugas kesehatan (Soekidjo

Notoadmodjo, 2003: 13-14).

Perubahan perilaku atau adopsi perilaku baru mengikuti tahapan-tahapan

yaitu melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge) – sikap (attitude) –

praktik (practice) atau “KAP” (PSP). Proses perubahan perilaku tersebut tidak

selalu mengikuti pola K – A – P, bahkan dalam praktik kehidupan sehari-hari

terjadi sebaliknya. Artinya seseorang telah berperilaku positif meskipun

pengetahuan dan sikapnya masih negatif (Soekidjo Notoadmodjo, 2003: 131)

Page 47: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

33

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Soekidjo Notoatmodjo (2003), Sarlito Wirawan Sarwono (2000), WHO

(2005), Depkes RI (1995), Depkes RI (1999), Depkes RI (2005), M Wahid Muslim (2008)

Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) Pengetahuan Sikap Tingkat pendidikan Tingkat sosial ekonomi

Faktor Pemungkin (Enabling Factors) Ketersediaan saran dan prasarana

Faktor Penguat (Reinforcing Factors) Tokoh masyarakat Petugas kesehatan (pelayanan Kesehatan)

Perilaku kepala keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD)

Page 48: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian

yang akan dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:69).

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Pengetahuan kepala keluarga tentang demam berdarah dengue (DBD)

Sikap kepala keluarga tentang demam berdarah dengue (DBD)

Variabel Terikat Perilaku kepala keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD)

Variabel Penggangu Tingkat pendidikan Tingkat sosial ekonomi Ketersediaan sarana dan prasarana

Tokoh masyarakat Petugas kesehatan (Pelayanan kesehatan)

Page 49: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

35

3.2 Hipotesis

Hipotesis kerja (Ha)

3.2.1 Ada hubungan antara pengetahuan kepala kelurga tentang demam berdarah

dengue (DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN

DBD) di RW I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan

3.2.2 Ada hubungan antara sikap kepala kelurga tentang demam berdarah dengue

(DBD) dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN DBD) di RW

I Kelurahan Medono, Kota Pekalongan

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey analitik yaitu suatu metode

penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan

itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik

antara faktor resiko dengan faktor efek. Dari analisis korelasi dapat diketahui

seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian

tertentu (efek).

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan cross

sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Soekidjo

Notoatmodjo, 2002:145).

Page 50: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

36

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:96).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah :

1) Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang demam berdarah

dengue (DBD).

2) Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

perilaku kepala keluarga pemberantasan sarang nyamuk (PSN DBD).

(Sugiono, 2004:3)

3) Variabel pengganggu

Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat pendidikan

2. Tingkat sosial ekonomi

3. Ketersediaan sarana dan prasarana

4. Tokoh masyarakat

5. Petugas kesehatan

Pengendalian variabel pengganggu

Page 51: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

37

1) Variabel yang disamakan

1. Tingkat pendidikan

Pendidikan diambil pada responden pada tingkat dasar yaitu SMP

kebawah.

2. Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi dikendalikan dengan cara penilaian sampel pada

populasi yang memiliki taraf sosial ekonomi rendah dengan kriteria pendapatan <

Rp. 710.000 (Disnakertran Kota Pekalongan, 2008).

Variabel yang dianggap sama

1. Ketersediaan sarana dan prasarana

2. Tokoh masyarakat

3. Petugas kesehatan

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Kategori Skala

Ukur Instrumen

(1)

1.

(2) Pengetahuan

(3) Pemahaman yang dimiliki kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu pengertian

(4)

Pengukuran pengetahuan responden dengan cara wawancara melalui kuesioner

(5) Kategori: Kurang = <60% Cukup = 60-80% Baik = >80% (Yayuk Farida, 2004:118)

(6) Ordinal

(7) Kuesioner

Page 52: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

38

(1) 2.

(2)

Sikap

(3) DBD, penyebab, gejala, cara penularan, nyamuk penular dan tempat penularan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu mmenguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, tidak menggantungkan baju, pemakaian kain kasa, pemakaian kelambu, dan kebersihan rumah. Sikap adalah tanggapan atau reaksi yang dimiliki oleh kepala keluarga tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu mmenguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, tidak

(4) Pengukuran sikap dengan cara wawancara melalui kuesioner

(5) Menggunakan skala Likert : 1) Sangat

setuju (SS) = 4

2) Setuju (S) = 3

3) Ragu-ragu (RR) = 2

4) Tidak setuju (TS) = 1

5) Sangat tidak setuju (STS) = 0

(Neil Nivea, 2002:43)

(6) Ordinal

(7)

Kuesioner

Page 53: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

39

(1) 3.

(2) Perilaku PSN DBD

(3) menggantungkan baju, pemakaian kain kasa, pemakaian kelambu, dan kebersihan rumah. Tindakan nyata kepala keluarga dalam perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) yaitu mmenguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, tidak menggantungkan baju, pemakaian kain kasa, pemakaian kelambu, dan kebersihan rumah.

(4) Pengukuran perilaku responden dengan cara observasi melalui lembar observasi

(5) Kategori Sikap Negatif = skor 0-19 Positif =skor 20-36 (Agus Irianto, 2004:12) Kategori Perilaku : Buruk = ≤ 4,136 Baik = > 4,136 (Agus Irianto, 2004:45)

(6) Ordinal

(7) Lembar observasi

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuntitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004:55).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang berada di RW I

Page 54: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

40

Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan yaitu

sebanyak 439 kepala keluarga.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiono, 2004:56). Untuk menentukan ukuran besarnya sampel

yang mewakili populasi maka peneliti menggunakan perhitungan sampel mimimal

sebagai berikut :

)1()1(

)1(2

2/12

22/1

PPZNdNPPZ

na

a

−+−−

=−

Keterangan :

n : sampel

22/1 aZ − : standar deviasi normal untuk 1,64 dengan Confidence Interval 90%

N : besar populasi

P : target populasi

d : derajat kesalahan yang diterima 10% (0,1)

(Lemeshow et al, 1997:53)

Dengan rumus tersebut didapatkan sampel sebesar :

)1()1(

)1(2

2/12

22/1

PPZNdNPPZ

na

a

−+−−

=−

)5,01(5,0.64,1)1439.(1,0

)439)(5,01(5,0.64,122

2

−+−−=n

)25,0)(6896,2()438)(01,0(

)439)(25,0)(6896,2(+

=n

Page 55: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

41

0534,51836,295=n

⇒= 412871,58n dibulatkan menjadi 59

Jadi sampel minimal dalam penelitian ini adalah 59 sampel.

3.6.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dalam penelitian ini adalah

simple random sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalalm populasi itu, langkah

selanjutnya adalah memilih sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu

Kepala Keluarga yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi, yaitu sebagai berikut

:

3.6.3.1 Kriteria Inklusi

1) Kepala Keluarga yang mempunyai taraf ekonomi rendah dengan pendapatan

kurang dari Rp. 710.000.

2) Kepala keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan dasar dari SMP kebawah

atau tidak sekolah.

3.6.3.2 Kriteria Eklusi

1) Kepala Keluarga yang mempunyai taraf ekonomi rendah dengan pendapatan

kurang dari Rp. 710.000.

2) Kepala keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan dasar dari SMP kebawah

atau tidak sekolah.

3) Kepala keluarga yang tidak bersedia dimasukkan ke dalam penelitian.

3.7 Sumber Data Penelitian

3.7.1 Data primer

Page 56: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

42

Yaitu materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

pada saat penelitian berlangsung. Data primer yang di ambil adalah data tentang

pengetahuan dan sikap kepala keluarga mengenai demam berdarah dengue (DBD)

serta perilaku pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN

DBD).

3.7.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh

peneliti dan tidak diperoleh langsung dari sumbernya. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah data dari buku, internet, data dari Puskesmas Bendan dan

data monografi dari Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota

Pekalongan.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

berisi pertanyaan umur, status pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan sikap

tentang demam berbarah dengue (DBD). Dan lembar observasi untuk mengetahui

perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) kepala keluarga.

3.9 Validitas dan Reabilitas

3.9.1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129-131). Cara

mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa

yang hendak kita ukur, maka perlu di uji dengan uji korelasi antara skor (nilai)

tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner

Page 57: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

43

tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua pertanyaan yang ada di

dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur. Uji validitas dilakukan pada

20 responden di RW yang memiiki karakteristik yang sama dengan RW I. Hasil

uji pengetahuan, sikap dan perilaku didapatkan bahwa semua item soal valid.

Pengukuran validitas menggunakan rumus product moment :

( )( )

( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−−

−=

222 YYNXXN

YXXYNr

Keterangan :

N : Jumlah responden

X : Skor faktor penentu

Y : Skor total

r : Validitas vektor

Cara untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu

signifikan, maka perlu di lihat pada tabel nilai product moment. Bila harga hitung

lebih besar dari r tabel, maka signifikan (pertanyaan diterima).

3.9.2 Reabilitas

Instrumen yang realibel berarti intrumen yang digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiono,

2004:267). Uji reabiltas dilakukan pada 20 responden di RW yang memiiki

karakteristik yang sama dengan RW I. Hasil uji pengetahuan, sikap dan perilaku

didapatkan bahwa semua item soal reliabel. Pengukuran validitas menggunakan

rumus alfa cronbach :

Page 58: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

44

( ) ⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

−−

= ∑21

2

11 11 σ

σ bk

kr

Keterangan :

11r : Reliabilitas

k : Banyaknya butir soal

∑ b2σ : Jumlah varians butir

21σ : Varians total

rr >11 maka instrumen tersebut reliabel

3.10 Teknik Pengambilan Data

Teknik yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

3.9.1 Wawancara dengan kuesioner

Metode wawancara adalah metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari

responden mengenai umur, status pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan sikap

tentang demam berbarah dengue (DBD) serta perilaku pemberantasan sarang

nyamuk (PSN).

3.9.2 Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk melihat perilaku kepala

keluarga tentang pelaksanaan pencegahan penyakit demam berdarah dengue

(DBD) yaitu kegiatan 3M.

Page 59: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

45

3.9.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan

berbagai sumber tulisan yang berkenaan dengan obyek penelitian, dan dilakukan

untuk mengetahui jumlah populasi dan sampel serta data pendukung lainnya.

3.11 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Teknik pegolahan

1) Editing data dari kuesioner

2) Pegkodean jawaban dari responden (coding)

3) Penentuan variabel yang akan dihubungkan

4) Input data ke komputer (entry data)

5) Tabulasi data

3.10.2 Analisis data

3.10.2.1 Analisis Univariat

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik

responden, pengetahuan, sikap dan perilaku kepala kelurga dalam pemberantasan

sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) dalam bentuk tabel

distribusi frekwensi.

3.10.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk memngetahui hubungan dua variabel.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

digunakan uji chi square :

=2X ( )∑=

−k

i fnfhfo

1

2

Page 60: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

46

Sedangkan untuk mengetahui besarnya hubungan antar variabel digunakan

koefisien kontingensi.

2

2

XNXC+

=

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah berdasarkan

probabilitas, jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (tidak ada hubungan).

Sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ho di tolak (ada hubungan) (Singgih

Santoso, 2000:235).

Page 61: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RW I Kelurahan Medono Kecamatan

Pekalongan Barat Kota Pekalongan. Kelurahan Medono merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian 1,4 meter diatas permukaan laut. Curah hujan

mencapai 2000-2500 mm/th. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yaitu

SD sebanyak 6.030, SMP sebanyak 3.064, SMA sebanyak 1.881 dan

Akademi/Sarjana sebanyak 812. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

yaitu PNS sebanyak 654, wirasawasta/pedagang sebanyak 1.864, dan karyawan

swasta sebanyak 5.234. Jumlah sarana pendidikan yaitu TK 4 buah, SD 4 buah,

SMP 6 buah, SMA 3 buah, dan Akademi 1 buah. Serta Srana kesehatan berupa

rumah sakit bersalin sebnyak 2 buah. Jumlah penduduk di RW I sampai dengan

bulan Desember 2008 sebanyak 2.178 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak

1.107 orang dan jumlah perempuan sebanyak 1.071 orang. Wilayah RW I terbagi

dalam lima RT.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara antara

pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)

dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN

DBD) di RW I Kelurahan Medono Kecamatan Pekalongan Barat Kota

Pekalongan. Data yang diambil melalui kuesioner selanjutnya dianalisis secara

univariat dan bivariat.

Page 62: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

48

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Pendidikan Responden

Gambaran pendidikan responden penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%) 1. 2. 3. 4. 5.

Tidak sekolah Tidak tamat SD/sederajat SD/sederajat Tidak tamat SLTP/sederajat SLTP/sederajat

7 11 21 5 15

11,9 18,6 35,6 8,5 25,4

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang tidak sekolah 7

orang (11,9%), tidak tamat SD/sederajat 11 orang (18,6%), SD/sederajat 21 orang

(35,6 %), tidak tamat SLTP/sederajat 5 orang (8,5%), serta SLTP/sederajat 15

orang (25,4%).

Gambar 4.1: Distribusi Responden Berdasarkan Tingat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

711

21

5

15

05

10152025

Tidak sekolah

Tidak tamat SD/sederajat

SD/sederajat

Tidak tamat SMP/sederajat

SMP/sederajat

Page 63: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

49

4.2.1.2 Pekerjaan Responden

Gambaran pekerjaan responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persen (%) 1. 2. 3. 4.

Pedagang Petani Wiraswasta Karyawan swasta

14 28 15 2

23,7 47,6 25,4 3,4

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai

pedagang 14 orang (23,7%), petani 28 orang (47,6%), wiraswasta 15 orang

(25,4%), serta karyawan swasta 2 orang (3,4%).

Gambar 4.2: Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

4.2.1.3 Pengetahuan Responden

Gambaran pengetahuan responden penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Pekerjaan Responden

14

28

15

2

0

5

10

15

20

25

30

Pedagang Petani Wiraswasta Karyawan swasta

Page 64: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

50

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingat Pengetahuan No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persen (%) 1. 2. 3.

Kurang Cukup Baik

7 24 28

11,9 40,7 47,5

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (11,9%), responden yang memiliki

pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (40,7%), serta sebanyak 28 orang (47,5%)

memiliki pengetahuan baik.

Gambar 4.3: Distribusi Responden Berdasarkan Tingat Pengetahuan

4.2.1.4 Sikap Responden

Gambaran sikap responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap DBD No Sikap Responden Jumlah Persen (%) 1. 2.

Negatif Positif

17 42

28,8 71,2

Jumlah 59 100,0

Tingkat Pengetahuan

28

7

24

0

5

10

15

20

25

30

Kurang Cukup Baik

Page 65: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

51

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang memiliki sikap

negatif sebanyak 17 orang (28,8%) dan yang memiliki sikap positif sebanyak 42

orang (71,2%).

Gambar 4.4: Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap DBD

4.2.1.5 Perilaku Responden

Gambaran perilaku responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku PSN DBD No Perilaku Responden Jumlah Persen (%) 1. 2.

Buruk Baik

33 26

55,9 44,1

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang memiliki

perilaku buruk sebanyak 33 orang (55,9%) dan yang memiliki perilaku baik

sebanyak 26 orang (44,1%).

Sikap

42

17

05

1015202530354045

Negatif Positif

Page 66: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

52

Gambar 4.5: Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku PSN DBD

4.2.2 Analisis bivariat

4.2.2.1 Hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

Pengujian Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah

Dengue (DBD) terhadap Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue (PSN DBD) menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

No Tingkat Pengetahuan

Perilaku PSN DBD Total p value CC Buruk Baik

∑ % ∑ % ∑ % 1. 2.

Kurang+Cukup Baik

23 10

74,2 35,7

8 18

25,8 64,3

31 28

100 100

0,003 0,361

Jumlah 33 55,9 26 44,1 59 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, dari 31 responden yang

memiliki pengetahuan kurang dan cukup, ada 23 responden (74,2%) yang

Perilaku PSN DBD

26

33

0

5

10

15

20

25

30

35

Buruk Baik

Page 67: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

53

memiliki perilaku PSN DBD buruk, dan ada 8 responden (25,8%) yang memiliki

perilaku PSN DBD baik. Dari 28 responden yang memiliki pengetahuan baik, ada

10 responden (35,7%) yang memiliki perilaku PSN DBD buruk, dan ada 18

responden (64,3%) yang memiliki perilaku PSN DBD baik.

Berdasarkan hasil analisis Chi-Square diperoleh p_value sebesar 0,003

(p<0,05) berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan terdapat hubungan antara

Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan

Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

dengan koefisien kontingensi 0,361 (kekuatan hubungan rendah).

4.2.2.2 Hubungan antara Sikap Kepala Keluarga tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

Pengujian Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue

(DBD) terhadap Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD) menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.7 Hubungan antara Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

No Sikap Responden

Perilaku PSN DBD Total p value CC Buruk Baik

∑ % ∑ % ∑ % 1. 2.

Negatif Positif

14 19

82,4 45,2

3 23

17,6 54,8

17 42

100 100

0,009 0,321

Jumlah 33 55,9 26 44,1 59 100

Page 68: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

54

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, dari 17 responden yang

memiliki sikap negatif, ada 14 responden (82,4%) yang memiliki perilaku PSN

DBD buruk, dan ada 3 responden (17,6%) yang memiliki perilaku PSN DBD

baik. Dari 42 responden yang memiliki sikap positif, ada 19 responden (45,2%)

yang memiliki perilaku PSN DBD buruk, dan ada 23 responden (54,8%) yang

memiliki perilaku PSN DBD baik.

Berdasarkan hasil analisis Chi-Square diperoleh p_value sebesar 0,009

(p<0,05) berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan terdapat hubungan antara Sikap

Kepala Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Perilaku

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan

koefisien kontingensi 0,321 (kekuatan hubungan rendah).

Page 69: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

55

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p_value sebesar 0,003 (p<0,05)

berarti Ho ditolak, atau dapat dikatakan terdapat hubungan antara Pengetahuan

Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di RW I

Kelurahan Medono Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan dengan

koefisien kontingensi sebesar 0,361 (kekuatan hubungan rendah). Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Anif Budiyanto (2005) bahwa ada

hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan perilaku Pemberantasan

Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan p_value sebesar

0,000 dengan OR=2,25.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121). Dengan pengetahuan yang baik seseorang

akan bertindak, berpraktik atau berperilaku baik pula.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121). Dengan pengetahuan yang

Page 70: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

56

dimiliki oleh responden diharapkan dapat berpengaruh pada perilaku responden

yang lebih positif dan langgeng.

Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh responden seperti penyebab,

gejala, cara penularan, nyamuk penular dan tempat penularan serta tujuan dan

manfaat Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)

bagi kesehatan keluarga, serta bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan apabila

tidak melaksanakannya, maka hal ini akan mendorong responden untuk lebih

meningkatkan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD). Dengan melaksanakan perilaku PSN DBD berarti seseorang

telah melaksanakan perilaku pencegahan (preventif) yang merupakanaspek dari

perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) dan pelaksanaan perilaku

kesehatan lingkungan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).

Berdasarkan wawancara dan observasi diketahui bahwa pengetahuan

responden mayoritas sudah baik (28 responden) tetapi dalam melakukan perilaku

sehari-hari belum mendukung terciptanya lingkungan yang sehat. Hal tersebut

disebabkan karena masih banyak responden yang kondisi rumah yang kotor (28

responden), kebiasaan menguras bak mandi 2 minggu sekali (24 responden),

tidak menutup tempat penampungan air (17 responden), membuang kaleng-kaleng

bekas sembarangan (57 responden), menggantungkan baju (57 responden), tidak

memakai kain kasa (56 responden), kondisi tempat penampungan air yang kotor

(31 responden), pencahayaan rumah yang gelap (18 responden), dan masih adanya

keberedaan jentik nyamuk (3 responden), tidak memakai kelambu (56 responden).

Page 71: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

57

5.2 Hubungan antara Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah

Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue (PSN DBD)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p_value sebesar 0,009 (p<0,05)

berarti Ho ditolak, atau dapat dikatakan terdapat hubungan antara Sikap Kepala

Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Perilaku

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di RW I

Kelurahan Medono Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan dengan

koefisien kontingensi sebesar 0,321 (kekuatan hubungan rendah). Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Anif Budiyanto (2005) bahwa ada

hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan perilaku Pemberantasan

Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan p_value sebesar

0,005 dengan OR=1,62.

Suatu sikap belum optimis terwujud dalam sautu tindakan. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung

atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan faktor dukungan

(support) dari pihak lain seperti suami, istri, orang tua, mertua, anak-anak, dan

lain-lain (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:127). Adanya hubungan yang erat antara

sikap (attitude) dan tingkah laku (behavior) didukung oleh pengertian sikap yang

mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak (Abu

Ahmadi, 1999:173).

Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo

(2003:126) sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan

Page 72: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

58

(keyakinan), ide dan konsep terhadap sautu obyek, kehidupan emosional atau

evaluasi terhadap suatu objek serta kecenderungan untuk bertindak (tend to

behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Seorang suami setelah

mendengar tentang penyakit DBD (penyebab, akibat, pencegahannya), maka

pengetahuan ini akan membawanya untuk berpikir dan berupaya agar anak atau

keluarganya tidak terkena DBD. Dalam berpikir ini komponen emosi dan

keyakinan suami bekerja sehingga suami tersebut berusaha agar keluarganya tidak

terkena penyakit DBD, suami ini mempunyai sikap tertentu terhadap obyek yang

berupa penyakit DBD. Sikap yang positif akan mendorong suami untuk

melaksanakan perilaku PSN DBD.

Berdasarkan wawancara dan observasi diketahui bahwa sikap responden

mayoritas positif (42 responden) tetapi tidak sesuai dengan perilaku sehari-hari

dalam mendukung terciptanya lingkungan yang sehat. Hal tersebut disebabkan

karena masih banyak responden yang kondisi rumah yang kotor (28 responden),

kebiasaan menguras bak mandi 2 minggu sekali (24 responden), tidak menutup

tempat penampungan air (17 responden), membuang kaleng-kaleng bekas

sembarangan (57 responden), menggantungkan baju (57 responden), tidak

memakai kain kasa (56 responden), kondisi tempat penmapungan air yang kotor

(31 responden), pencahayaan rumah yang gelap (18 responden), dan masih adanya

keberedaan jentik nyamuk (3 responden), tidak memakai kelambu (56 responden).

Page 73: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

59

5.3 Keterbatasan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini adalah penulis tidak meneliti semua faktor

yang mempengaruhi perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD), selain faktor pengetahuan dan sikap, seperti faktor

pendidikan, sosial, ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana, perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, dan petugas kesehatan.

Page 74: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

60

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

6.1.1 Ada hubungan antara Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di RW I Kelurahan Medono Kecamatan

Pekalongan Barat Kota Pekalongan.

6.1.2 Ada hubungan antara Sikap Kepala Keluarga Tentang Demam Berdarah

Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue (PSN DBD) di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan

Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Masyarakat

Masyarakat hendanya lebih menambah informasi mengenai segala hal

yang berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue (penyebab, bahaya, dan cara

pencegahan) agar pengetahuannya bertambah dan dapat mengetahui informasi-

informasi terbaru mengenai Demam Berdarah Dengue (up to date) dan lebih

meningkatkan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

(PSN DBD).

6.2.2 Bagi Puskesmas Bendan

Petugas puskesmas hendaknya secara kontinyu menyampaikan informasi

mengenai Demam Berdarah Dengue dan mendorong (mendukung) masyarakat

Page 75: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

61

dalam melaksanakan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD).

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan meneliti faktor-faktor lain

yang mempengaruhi perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD) selain faktor pengetahuan dan sikap, seperti faktor

pendidikan, sosial ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana, perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, peranan keluarga, dan petugas kesehatan.

Page 76: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

62

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 1999, Psikologi Sosial, Jakarta Rineka Cipta.

Agus Irianto, 2004, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka

Cipta.

Agnes, 2008, Tiap Tahun Korban DBD Meningkat

.http://[email protected]/index.

php/beritacetak=db=123, diakses 23 November 2008.

Diana Dyah Utami, 2007, Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah

Tangga Mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Praktik

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Kupang

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Skripsi: UNNES.

Depkes RI, 1995, Pokok-Pokok Kegiatan dan Pengelolaan Gerakan

Pemberantasan Sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD),

Jakarta: Depkes RI

, 2002, Pedoman Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue,

Jakarta: Depkes RI.

, 1999, Kumpulan Surat Keputusan/Edaran Tentang Pemberantasan

Penyakit Demam Berdarah Dengue, Jakarta: Depkes RI.

, 2005, Penemuan dan Tata Laksana PenderitaDemam Berdarah

Dengue, Jakarta: Depkes RI.

Dinkes Kota Pekalongan, 2007, Profil Kesehatan Kota Pekalongan, Pekalongan:

DKK Pekalongan.

Dinkes Provinsi Jateng, 2006, Prosedur Tetap Penanggulangan KLB & Bencana

Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Provinsi Jateng

, 2007, Laporan Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah

pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Jawa Tengah,

http://

72.14.235.132/search/q=cache:V9Q9Qox5oEJ:www.dinkesjateng.org/rake

rkesda07/laporan_k1.pdf+laporan+kepala+dinas+kesehatan+propinsi+jate

ng+tentang&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id, diakses 23 November 2008.

Page 77: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

63

Disnakertran, 2008, PT Mujatex Rentan Tak Penuhi UMK 2009, http://www.suara

merdekacom/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beri

tacetak=4, diakses 27 Desember 2008.

Kompas, 2008, Kasus DBD di Jateng Tahun 2007 Naik Hampir 100 Persen,

http://www.ypha.or.id/index.php?/cetak=1/dbd, diakses 27 Desember

2008.

M Wahid Muslim, 2008, Pencegahan Penyakit DBD dan Kencing Manis,

http://wahedlabrtechnologies.blogspot.com/2008/pencegahan-penyakit-

dbd-dan-kencing.html, diakses 7 Januari 2009.

Neil Niven, 2004, Psikologi Kesehatan, Jakarta: Pustaka Nasional

Singgih Santoso, 2000, Buku Pelatihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta:

Elexmeci Komputindo.

Sjaifoellah Noer, 1996, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: FKUI.

Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta.

, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta:

Rineka Cipta.

Srisasi Gandahusada, dkk, 1998, Parasitologi Kedokteran, Jakarta: FKUI.

Sri Rezeki Hadinegoro, 2005, Demam Berdarah Dengue, Jakarta: FKUI.

Stanley Lemeshow et al, 1997, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugeng Iwan, 2008, Pengasuhan Anak Dalam Keluarga “The Next Lost

Generation”,http://www.poltekkesmalang.ac.id/DATA%20JPEG/ANAK

%20DLM %20 KELUARGA .PDF, diakses 7 Januari 2009.

Sugiono, 2004, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta.

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta.

WHO, 1999, Demam Berdarah Dengue, Jakarta: EGC.

, 2005, Panduan Lengkap Pencegahan & pengendalian Dengue & Demam

Berdarah Dengue, Jakarta: EGC.

Page 78: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

64

Widodo Judarwanto, 2007, Pembasmian Nyamuk DBD “Profil Nyamuk Aedes

dan Pembasmiannya”, http://www.childrenfamily.com/index.php, diakses

7 Januari 2009.

Yayuk Farida, 2004, Pengantar Pangan dan Gizi, Jakarta: Penebar Swadaya

Page 79: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

65

Lampiran 1

HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

No PERILAKU SIKAP PERILAKUResp P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 R01 0 2 0 2 0 0 2 1 0 1 1 0 0 1 0 4 4 4 2 2 3 2 4 2 3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 R02 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R03 0 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 R04 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 R05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 R06 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 R07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 R08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 R09 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 R10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 R11 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 R14 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 R15 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 2 2 0 0 2 0 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R16 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 R17 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 R19 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 80: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

66

Reliability : Pengetahuan

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.

Case Processing Summary

20 100.00 .0

20 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.922 15

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

.50 .607 20

.70 .733 20

.55 .686 20

.60 .681 20

.55 .686 20

.60 .754 20

.70 .733 20

.55 .605 20

.55 .510 20

.60 .598 20

.45 .510 20

.45 .510 20

.45 .510 20

.65 .587 20

.55 .605 20

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10P11P12P13P14P15

Mean Std. Deviation N

Page 81: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

67

Item-Total Statistics

7.95 36.261 .770 .9137.75 37.566 .463 .9237.90 37.358 .528 .9217.85 36.134 .692 .9157.90 36.621 .622 .9187.85 35.818 .651 .9177.75 35.566 .705 .9157.90 36.200 .782 .9137.90 37.989 .637 .9177.85 36.766 .708 .9158.00 37.789 .671 .9168.00 37.368 .742 .9158.00 37.579 .706 .9167.80 37.958 .547 .9207.90 38.305 .479 .922

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10P11P12P13P14P15

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

8.45 42.261 6.501 15Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 82: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

68

Reliability : Sikap

Case Processing Summary

20 100.00 .0

20 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.981 10

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

.75 1.209 20

.80 1.196 20

.90 1.210 20

.95 .999 20

.70 .979 20

.80 1.056 20

.90 .968 20

.75 1.209 20

.80 .894 20

.60 1.046 20

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

7.20 78.063 .961 .9777.15 78.239 .963 .9777.05 78.261 .950 .9787.00 84.211 .810 .9827.25 83.566 .868 .9807.15 80.871 .951 .9787.05 83.629 .875 .9807.20 78.063 .961 .9777.15 85.082 .859 .9817.35 82.134 .887 .979

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Page 83: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

69

Reliability : Perilaku

Scale Statistics

7.95 100.050 10.002 10Mean Variance Std. Deviation N of Items

Case Processing Summary

20 100.00 .0

20 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.939 10

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

.40 .503 20

.55 .510 20

.60 .503 20

.55 .510 20

.35 .489 20

.35 .489 20

.60 .503 20

.40 .503 20

.50 .513 20

.35 .489 20

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10

Mean Std. Deviation N

Page 84: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

70

Item-Total Statistics

4.25 12.724 .910 .9254.10 13.147 .765 .9324.05 13.945 .544 .9434.10 13.779 .581 .9414.30 12.958 .863 .9284.30 13.274 .765 .9324.05 13.418 .697 .9354.25 12.724 .910 .9254.15 13.503 .656 .9384.30 12.958 .863 .928

P1P2P3P4P5P6P7P8P9P10

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

4.65 16.239 4.030 10Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 85: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

71

DAFTAR SAMPEL KELURAHAN MEDONO

No Nama Umur Alamat 1 Supriyanto 34 tahun Jl. Yudha Bakti No. 31 2 M. Sudiro 30 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. III 3 Agus Yulianto 54 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 76 4 M. Zainul Wahibin 37 tahun Jl. Yudha Bakti No. 83 5 Moch. Iksan 48 tahun Jl. Yudha Bakti I No. 30 6 Salman Usman 43 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 92 7 Imam Soedjono 55 tahun Jl. Yudha Bakti I No. 67 8 Saiful Hamzah 30 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 79 9 Nurcholis 40 tahun Jl. Yudha Bakti No. 87

10 Abdul Choliq 42 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. I 11 Purwanto 35 tahun Jl. Yudha Bakti No. 45 12 Bambang Pribadi 55 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. I 13 A. Tubagus Surur 38 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 14 Muhadi Wibowo 28 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 15 Suyuti 58 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 16 Feri Kurniawan 32 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 17 Muhammad Zuhri 36 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Marga Bakti No. 35 18 Adi Suryo 34 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Marga Bakti No. 41 19 Bayu Kristiono 37 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Marga Bakti No. 42 20 Sugeng Hariyanto 47 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Marga Bakti No. 45 21 Supriyanto 36 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Marga Bakti No. 51 22 S. Manggus 29 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. III 23 Suswanto 38 tahun Jl. Yudha Bakti No. 30 24 Mundakir 52 tahun Jl. Yudha Bakti No. 29 25 Wagiman 42 tahhun Jl. Yudha Bakti Gg. III 26 Taufik Sungkar 30 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 94 27 Hamzah Baisa 41 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 91 28 Mas'ud 40 tahun Jl Yudha Bakti No. 91 29 Hermanudin 54 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 111 30 Winoto 53 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 85 31 Suroso 51 tahun Jl. Jend Sudirman No. 13 32 Maskur 34 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 99 33 Abdul Muthalib 59 tahun Jl. Yudha Bakti No. 77 34 Joko Pitoyo 52 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 35 Ahmad Zuhri 46 tahun JL.Jend. Sudirman No. 98 36 Sukron 28 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 27 37 Suripi 58 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II

Page 86: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

72

38 Burhan Prabu 29 tahun JL.Yudha Bakti Gg. III 39 Hadi Sutrisno 42 tahun Jl. Yudha Bakti No. 25 40 Eddy Nugroho 33 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Marga Bakti No. 106 41 Calim Muchamad 60 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Dharma Yudha No.37 42 Sugiarso 50 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. III 43 Yayat Ruhiyat 33 tahun Jl. Jend, Sudirman Gg. Marga Bakti No. 22 44 Eko Indiarto 25 tahun Jl. Jend. Sudirman Gg. Dharma Yudha No.25 45 R. Agus Hariyanto 50 tahun Jl.Jend. Sudirman No. 88 46 Iwan Hidayat 42 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 24 47 Henricus Hendarto 47 tahun Jl. Jend. Sudirman No. 77 48 Karol Gunadi 50 tahun Jl. Yudha Bakti No. 51 49 Sutikno 44 tahun Jl. Jend, Sudirman Gg. Marga Bakti No. 39 50 Nugroho Siswanto 50 tahun Jl. Yudha Bakti No. 81 51 Abdul Munir 42 tahun Jl. Yudha Bakti No. 80 52 Herman 50 tahun Jl. Yudha Bakti No. 86 53 Kiky 29 tahun Jl. Yudha Bakti No. 80 54 Hariyadi 41 tahun JL. Jend. Sudirman No 109 55 Ridhofen 30 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 56 M. Su'aeb 39 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. II 57 Waryono 43 tahun Jl. Jend, Sudirman Gg. Marga Bakti No. 29 58 Supriyadi 49 tahun Jl. Jend, Sudirman Gg. Marga Bakti No. 11 59 Eko Hidayat 47 tahun Jl. Yudha Bakti Gg. III

Page 87: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

73

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAFTAR KUESIONER

I. Data umum 1. Identitas Nomor responden : Nama responden : Umur : Alamat : Pekerjaan : Tanggal survey : 2. Pendapatan per bulan

a. <Rp. 710.000,00 b. Rp. 710.000,00 – Rp. 1.000.000,00 c. > Rp. 1.000.000,00

3. Pendidikan terakhir a. Tidak sekolah b. Tidak tamat SD/sederajat c. SD/sederajat d. Tidak tamat SLTP/sederajat e. SLTP/sederajat

II. Pengetahuan Pilihlah salah satu jawaban yang benar. 1. Apakah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)?

a. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri b. Penyakit menular yang hanya menyerang pada anak-anak c. Penyakit menular yang ditandai dengan panas mendadak serta perdarahan

2. Apa penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Bakteri b. Virus c. Jamur

3. Apa saja gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, perdarahan, pembesaran hati b. Demam tinggi, sakit kepala, muntah-muntah c. Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot

Page 88: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

74

4. Sebutkan salah satu gejala klinis penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Demam b. Badan terasa dingin c. Nyeri otot

5. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan oleh apa? a. Nyamuk Anopheles b. Nyamuk Aedes aegypti c. Lalat

6. Berapa jauh kemampuan nyamuk Aedes aegypti terbang ? a. 40-100 meter b. Sampai 1 Km c. 100-500 meter

7. Siapa saja yang dapat terjangkit penyakit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Anak-anak b. Orang dewasa c. Anak-anak dan orang dewasa

8. Kapan biasanya nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia? a. Malam hari b. Pagi dan sore hari c. Pagi dan malam hari

9. Sebutkan salah satu tempat perindukan/hidup nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Air pada bak mandi b. Sungai c. Danau

10. Apa arti dari PSN? a. Penghancuran Sarang Nyamuk b. Pemberantasan Sarang Nyamuk c. Pembersihan Sarang Nyamuk

11. Apa nama cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Keluarga Berencana b. 3 M plus c. Imunisasi

12. Sebutkan 3 kegiatan utama dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)? a. Menguras, menutup, membuang b. Menutup, mengubur, membersihkan c. Menguras, menutup, mengubur

Page 89: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

75

13. Sebutkan contoh pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam kehidupan sehari-hari? a. Membersihkan bak mandi b. Menyapu lantai c. Membersihkan meja dan kursi

14. Berapa kali minimal dalam seminggu bak mandi dikuras? a. 1 kali seminggu b. 2 kali seminggu c. 3 kali seminggu

15. Salah satu cara membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan

menaburkan apa? a. Tawas b. Bubuk abate c. Kaporit

Page 90: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

76

III. Sikap Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan memberi tada (√) pada kotak yang disediakan.

No Pernyataan Jawaban Skor SS S RR TS STS 1. Menguras bak mandi minimal 1 minggu

sekali sebagai salah satu pencegahan penyakit DBD.

2. Telur nyamuk Aedes aegypti dapat menempel pada dinding dan dasar bak mandi, sehingga harus disikat pada saat menguras.

3. Menutup tempat penampungan air, sebagai salah satu upaya mencegah nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur.

4. Mengubur kaleng bekas untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

5. Memelihara ikan dalam tempat penampungan air yang dapat memakan jentik nyamuk Aedes aegypti.

6. Mengganti air dalam vas bunga dan tempat air minum burung minimal 1minggu sekali untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

7. Tempat penampungan air yang sulit dikuras harus ditaburi bubuk abate.

8. Saluran air yang tersumbat atau tidak lancar harus segera dibersihkan.

9. Menggunakan tempat penampungan air yang mudah dibersihkan agar mudah dikuras dan disikat.

10. Membersihkan pelepah pohon untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Page 91: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

77

IV. Lembar Observasi

No Kegiatan Skor 0 1

1. Keadaan rumah

a. Bersih b. kotor

2. Kebiasaan menguras bak mandi

a. 2 minggu sekali b. 1 minggu sekali

3. Kondisi air di tempat penampungan air

a. Bersih b. kotor

4. Tempat penampungan air

a. Tertutup b. Terbuka

5.

Barang bekas/kaleng bekas yang bisa menggenang air dibuang dengan cara?

a. Dibiarkan b. Ditimbun

6. Keadaan gantungan baju

a. Ada b. Tidak ada

7. Pemakaian kain kasa pada ventilasi rumah

a. Ada b. Tidak ada

8. Pencahayaan di dalam rumah

a. Terang b. Gelap

9. Keberadaan jentik nyamuk

a. Ada b. Tidak ada

10. Pemakaian kelambu

a. Ada b. Tidak ada

Page 92: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

78

Pengetahuan Responden

No Kode Resp Pertanyaan

Jumlah % KategoriP1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P151 R-01 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 90% Baik 2 R-02 2 2 1 1 1 1 0 2 2 2 2 0 2 2 2 22 73% Cukup 3 R-03 1 1 1 1 1 0 1 2 0 2 2 2 2 1 0 17 57% Kurang 4 R-04 0 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 23 77% Cukup 5 R-05 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 29 97% Baik 6 R-06 0 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 87% Baik 7 R-07 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 23 77% Cukup 8 R-08 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 90% Baik 9 R-09 0 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 1 2 22 73% Cukup

10 R-10 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 0 1 21 70% Cukup 11 R-11 0 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 24 80% Baik 12 R-12 0 1 1 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 23 77% Cukup 13 R-13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 100% Baik 14 R-14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 100% Baik 15 R-15 1 1 1 1 0 2 0 1 0 2 2 2 2 1 0 16 53% Kurang 16 R-16 0 1 0 2 2 0 1 1 2 2 2 0 2 0 1 16 53% Kurang 17 R-17 0 1 0 2 1 1 1 1 2 1 2 0 2 1 0 15 50% Kurang 18 R-18 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 93% Baik 19 R-19 1 1 2 2 2 0 2 1 0 1 2 2 1 1 2 20 67% Cukup 20 R-20 0 1 1 2 2 0 1 2 2 1 1 0 2 2 2 19 63% Cukup 21 R-21 2 1 1 2 2 0 2 1 2 1 2 0 2 2 0 20 67% Cukup 22 R-22 0 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 22 73% Cukup 23 R-23 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 23 77% Cukup 24 R-24 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 0 2 0 0 17 57% Kurang

Page 93: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

79

25 R-25 0 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 23 77% Cukup 26 R-26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 100% Baik 27 R-27 0 1 2 2 2 0 1 1 2 1 2 0 2 1 0 17 57% Kurang 28 R-28 0 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 87% Baik 29 R-29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 29 97% Baik 30 R-30 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 0 2 1 1 20 67% Cukup 31 R-31 1 1 2 2 2 0 1 1 2 1 2 2 2 0 0 19 63% Cukup 32 R-32 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 22 73% Cukup 33 R-33 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 24 80% Baik 34 R-34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 29 97% Baik 35 R-35 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 0 20 67% Cukup 36 R-36 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 0 21 70% Cukup 37 R-37 2 2 0 0 2 0 2 1 2 2 2 2 2 1 2 22 73% Cukup 38 R-38 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 29 97% Baik 39 R-39 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 97% Baik 40 R-40 1 1 2 2 2 0 2 1 2 1 2 0 2 0 0 18 60% Cukup 41 R-41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 28 93% Baik 42 R-42 0 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 87% Baik 43 R-43 0 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 0 2 1 0 17 57% Kurang 44 R-44 2 1 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 87% Baik 45 R-45 2 2 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 1 2 24 80% Baik 46 R-46 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 97% Baik 47 R-47 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 87% Baik 48 R-48 2 1 1 2 2 0 2 1 2 1 2 2 2 1 1 22 73% Cukup 49 R-49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 28 93% Baik 50 R-50 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 0 2 26 87% Baik 51 R-51 0 1 2 2 2 0 1 1 2 2 2 0 2 1 0 18 60% Cukup 52 R-52 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 2 25 83% Baik 53 R-53 1 1 1 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 2 21 70% Cukup

Page 94: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

80

54 R-54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 100% Baik 55 R-55 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 24 80% Baik 56 R-56 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 93% Baik 57 R-57 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 23 77% Cukup 58 R-58 0 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 22 73% Cukup 59 R-59 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 29 97% Baik

Page 95: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

81

Sikap Responden

No Kode Resp

Pertanyaan Jumla

h Katego

ri P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

1 R-01 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Positif 2 R-02 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 31 Positif 3 R-03 2 2 1 3 0 0 3 0 4 1 16 Negatif 4 R-04 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Positif 5 R-05 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 36 Positif 6 R-06 4 4 4 4 1 4 3 3 4 3 34 Positif 7 R-07 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 34 Positif 8 R-08 3 3 3 4 3 1 1 4 4 4 30 Positif 9 R-09 3 3 2 3 2 0 0 2 2 1 18 Negatif

10 R-10 0 2 3 4 3 0 1 2 1 1 17 Negatif 11 R-11 4 4 3 3 1 3 4 4 3 3 32 Positif 12 R-12 3 2 2 2 2 1 2 0 0 3 17 Negatif 13 R-13 4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 30 Positif 14 R-14 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38 Positif 15 R-15 3 3 3 3 3 1 4 4 4 2 30 Positif 16 R-16 4 4 4 4 0 1 4 4 4 2 31 Positif 17 R-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Positif 18 R-18 4 4 4 4 4 0 4 4 4 0 32 Positif 19 R-19 3 4 4 4 0 1 4 4 4 0 28 Positif 20 R-20 4 4 4 4 4 0 4 4 4 2 34 Positif 21 R-21 4 3 2 2 0 2 2 1 1 1 18 Negatif 22 R-22 0 0 2 2 1 1 3 4 3 1 17 Negatif 23 R-23 3 2 4 4 1 0 4 3 4 2 27 Positif 24 R-24 4 2 4 3 0 0 4 4 4 0 25 Positif 25 R-25 2 0 2 1 1 1 4 4 4 1 20 Positif 26 R-26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Positif 27 R-27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Positif 28 R-28 1 0 1 1 0 0 2 4 4 2 15 Negatif 29 R-29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 Positif 30 R-30 2 2 4 4 4 4 4 4 4 0 32 Positif 31 R-31 1 0 1 1 0 0 4 4 4 2 17 Negatif 32 R-32 3 1 2 4 1 0 3 2 1 1 18 Negatif 33 R-33 3 1 4 4 2 2 4 4 4 0 28 Positif 34 R-34 1 0 2 0 0 1 4 4 4 1 17 Negatif 35 R-35 2 1 4 4 2 0 2 1 2 0 18 Negatif 36 R-36 3 1 4 4 2 2 4 4 4 2 30 Positif 37 R-37 1 0 1 2 1 0 3 4 4 2 18 Negatif 38 R-38 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28 Positif 39 R-39 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 27 Positif 40 R-40 1 0 1 2 0 0 1 4 4 1 14 Negatif 41 R-41 1 4 3 4 3 2 4 4 4 3 32 Positif 42 R-42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Positif

Page 96: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

82

43 R-43 0 0 1 2 2 1 4 4 4 2 20 Positif 44 R-44 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 32 Positif 45 R-45 1 1 1 2 1 0 4 4 4 0 18 Negatif 46 R-46 4 4 4 4 1 3 4 4 4 0 32 Positif 47 R-47 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 33 Positif 48 R-48 3 4 4 2 0 2 1 1 0 1 18 Negatif 49 R-49 2 2 2 1 0 0 2 4 4 0 17 Negatif 50 R-50 0 4 3 4 4 3 3 4 4 1 30 Positif 51 R-51 2 1 0 2 1 1 1 4 4 0 16 Negatif 52 R-52 3 4 4 4 3 1 3 4 3 2 31 Positif 53 R-53 3 4 4 4 3 1 3 4 4 2 32 Positif 54 R-54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Positif 55 R-55 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 Positif 56 R-56 3 3 2 2 0 0 3 3 2 1 19 Positif 57 R-57 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 35 Positif 58 R-58 4 4 4 4 0 2 4 4 4 3 33 Positif 59 R-59 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 35 Positif

Page 97: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

83

Perilaku Responden

No Kode Resp

Pertanyaaan Jumla

h Katego

ri P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

1 R-01 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 2 R-02 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 3 R-03 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 4 R-04 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 5 R-05 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4 Buruk 6 R-06 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 7 R-07 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 8 R-08 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 Baik 9 R-09 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 Buruk

10 R-10 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 11 R-11 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5 Baik 12 R-12 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 13 R-13 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 Baik 14 R-14 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6 Baik 15 R-15 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 Buruk 16 R-16 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 17 R-17 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5 Baik 18 R-18 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 19 R-19 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 3 Buruk 20 R-20 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 21 R-21 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 Buruk 22 R-22 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 Baik 23 R-23 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 24 R-24 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 Buruk 25 R-25 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 Buruk 26 R-26 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 Baik 27 R-27 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 28 R-28 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 Baik 29 R-29 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 30 R-30 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 31 R-31 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 32 R-32 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4 Buruk 33 R-33 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5 Baik 34 R-34 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 Buruk 35 R-35 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 Buruk 36 R-36 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 37 R-37 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 Buruk 38 R-38 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 Baik 39 R-39 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 40 R-40 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 Baik 41 R-41 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 42 R-42 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik

Page 98: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

84

43 R-43 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 Baik 44 R-44 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 45 R-45 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 Buruk 46 R-46 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 Baik 47 R-47 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 48 R-48 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 49 R-49 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 3 Buruk 50 R-50 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 Buruk 51 R-51 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 Buruk 52 R-52 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 53 R-53 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 54 R-54 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 Baik 55 R-55 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 Buruk 56 R-56 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 Buruk 57 R-57 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 Buruk 58 R-58 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 Baik 59 R-59 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 Buruk

Rata-rata 4.136

Page 99: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

85

Rekapitulasi Data Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden

No Kode Resp Pengetahuan Sikap Perilaku

Jumlah (%) Kategori Jumlah Kategori Jumlah Kategori1 R-01 90% Baik 40 Positif 5 Baik 2 R-02 73% Cukup 31 Positif 3 Buruk 3 R-03 57% Kurang 16 Negatif 4 Buruk 4 R-04 77% Cukup 31 Positif 3 Buruk 5 R-05 97% Baik 36 Positif 4 Buruk 6 R-06 87% Baik 34 Positif 5 Baik 7 R-07 77% Cukup 34 Positif 4 Buruk 8 R-08 90% Baik 30 Positif 6 Baik 9 R-09 73% Cukup 18 Negatif 3 Buruk

10 R-10 70% Cukup 17 Negatif 4 Buruk 11 R-11 80% Baik 32 Positif 5 Baik 12 R-12 77% Cukup 17 Negatif 3 Buruk 13 R-13 100% Baik 30 Positif 5 Baik 14 R-14 100% Baik 38 Positif 6 Baik 15 R-15 53% Kurang 30 Positif 3 Buruk 16 R-16 53% Kurang 31 Positif 5 Baik 17 R-17 50% Kurang 40 Positif 5 Baik 18 R-18 93% Baik 32 Positif 5 Baik 19 R-19 67% Cukup 28 Positif 3 Buruk 20 R-20 63% Cukup 34 Positif 5 Baik 21 R-21 67% Cukup 18 Negatif 3 Buruk 22 R-22 73% Cukup 17 Negatif 7 Baik 23 R-23 77% Cukup 27 Positif 3 Buruk 24 R-24 57% Kurang 25 Positif 3 Buruk 25 R-25 77% Cukup 20 Positif 2 Buruk 26 R-26 100% Baik 40 Positif 6 Baik 27 R-27 57% Kurang 30 Positif 4 Buruk 28 R-28 87% Baik 15 Negatif 5 Baik 29 R-29 97% Baik 39 Positif 5 Baik 30 R-30 67% Cukup 32 Positif 5 Baik 31 R-31 63% Cukup 17 Negatif 4 Buruk 32 R-32 73% Cukup 18 Negatif 4 Buruk 33 R-33 80% Baik 28 Positif 5 Baik 34 R-34 97% Baik 17 Negatif 2 Buruk 35 R-35 67% Cukup 18 Negatif 2 Buruk 36 R-36 70% Cukup 30 Positif 4 Buruk 37 R-37 73% Cukup 18 Negatif 3 Buruk 38 R-38 97% Baik 28 Positif 6 Baik 39 R-39 97% Baik 27 Positif 3 Buruk 40 R-40 60% Cukup 14 Negatif 5 Baik 41 R-41 93% Baik 32 Positif 5 Baik 42 R-42 87% Baik 40 Positif 5 Baik 43 R-43 57% Kurang 20 Positif 6 Baik

Page 100: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

86

44 R-44 87% Baik 32 Positif 5 Baik 45 R-45 80% Baik 18 Negatif 2 Buruk 46 R-46 97% Baik 32 Positif 6 Baik 47 R-47 87% Baik 33 Positif 5 Baik 48 R-48 73% Cukup 18 Negatif 3 Buruk 49 R-49 93% Baik 17 Negatif 3 Buruk 50 R-50 87% Baik 30 Positif 3 Buruk 51 R-51 60% Cukup 16 Negatif 2 Buruk 52 R-52 83% Baik 31 Positif 4 Buruk 53 R-53 70% Cukup 32 Positif 4 Buruk 54 R-54 100% Baik 40 Positif 6 Baik 55 R-55 80% Baik 32 Positif 4 Buruk 56 R-56 93% Baik 19 Negatif 2 Buruk 57 R-57 77% Cukup 35 Positif 4 Buruk 58 R-58 73% Cukup 33 Positif 5 Baik 59 R-59 97% Baik 35 Positif 3 Buruk

Page 101: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

87

Crosstabs

Case Processing Summary

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%Tingkat Pengetahuan* Perilaku PSN DBD

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Tingkat Pengetahuan * Perilaku PSN DBD Crosstabulation

4 3 73.9 3.1 7.0

57.1% 42.9% 100.0%

19 5 2413.4 10.6 24.0

79.2% 20.8% 100.0%

10 18 2815.7 12.3 28.0

35.7% 64.3% 100.0%

33 26 5933.0 26.0 59.0

55.9% 44.1% 100.0%

CountExpected Count% within TingkatPengetahuanCountExpected Count% within TingkatPengetahuanCountExpected Count% within TingkatPengetahuanCountExpected Count% within TingkatPengetahuan

Kurang

Cukup

Baik

TingkatPengetahuan

Total

Buruk BaikPerilaku PNS DBD

Total

Chi-Square Tests

9.904a 2 .00710.336 2 .006

4.784 1 .029

. . .b

59

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationMcNemar-Bowker TestN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

2 cells (33.3%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 3.08.

a.

Computed only for a PxP table, where P must be greaterthan 1.

b.

Page 102: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

88

Symmetric Measures

.379 .007

.287 .129 2.264 .027c

.328 .128 2.620 .011c

59

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Risk Estimate

aOdds Ratio forTingkat Pengetahuan(Kurang / Cukup)

Value

Risk Estimate statistics cannot be computed. Theyare only computed for a 2*2 table without empty cells.

a.

Page 103: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

89

Crosstabs

Case Processing Summary

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%Tingkat Pengetahuan* Perilaku PSN DBD

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Tingkat Pengetahuan * Perilaku PSN DBD Crosstabulation

23 8 3117.3 13.7 31.0

74.2% 25.8% 100.0%

10 18 2815.7 12.3 28.0

35.7% 64.3% 100.0%

33 26 5933.0 26.0 59.0

55.9% 44.1% 100.0%

CountExpected Count% within TingkatPengetahuanCountExpected Count% within TingkatPengetahuanCountExpected Count% within TingkatPengetahuan

Kurang + Cukup

Baik

Tingkat Pengetahuan

Total

Buruk BaikPerilaku PSN DBD

Total

Chi-Square Tests

8.838b 1 .0037.345 1 .0079.057 1 .003

.004 .003

8.688 1 .003

.c

59

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationMcNemar TestN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.34.

b.

Both variables must have identical values of categories.c.

Page 104: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

90

Symmetric Measures

.361 .003

.387 .120 3.169 .002c

.387 .120 3.169 .002c

59

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Risk Estimate

5.175 1.696 15.792

2.077 1.212 3.560

.401 .208 .775

59

Odds Ratio for TingkatPengetahuan (Kurang+ Cukup / Baik)For cohort PerilakuPSN DBD = BurukFor cohort PerilakuPSN DBD = BaikN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Page 105: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

91

Crosstabs

Case Processing Summary

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%Sikap * PerilakuPSN DBD

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Sikap * Perilaku PSN DBD Crosstabulation

14 3 179.5 7.5 17.0

82.4% 17.6% 100.0%19 23 42

23.5 18.5 42.045.2% 54.8% 100.0%

33 26 5933.0 26.0 59.0

55.9% 44.1% 100.0%

CountExpected Count% within SikapCountExpected Count% within SikapCountExpected Count% within Sikap

Negatif

Positif

Sikap

Total

Buruk BaikPerilaku PSN DBD

Total

Chi-Square Tests

6.763b 1 .0095.341 1 .0217.272 1 .007

.011 .009

6.649 1 .010

.001c

59

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationMcNemar TestN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.49.

b.

Binomial distribution used.c.

Page 106: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

92

Symmetric Measures

.321 .009

.339 .111 2.717 .009c

.339 .111 2.717 .009c

59

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Risk Estimate

5.649 1.411 22.615

1.820 1.222 2.713

.322 .111 .933

59

Odds Ratio for Sikap(Negatif / Positif)For cohort PerilakuPSN DBD = BurukFor cohort PerilakuPSN DBD = BaikN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Page 107: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

93

Frequencies Frequency Table

Statistics

59 59 590 0 0

ValidMissing

N

TingkatPengetahuan Sikap

PerilakuPSN DBD

Tingkat Pengetahuan

7 11.9 11.9 11.924 40.7 40.7 52.528 47.5 47.5 100.059 100.0 100.0

KurangCukupBaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sikap

17 28.8 28.8 28.842 71.2 71.2 100.059 100.0 100.0

NegatifPositifTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Perilaku PSN DBD

33 55.9 55.9 55.926 44.1 44.1 100.059 100.0 100.0

BurukBaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 108: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

94

DOKUMENTASI

Wawancara dengan responden

Pemeriksaaan jentik nyamuk pada bak mandi

Page 109: JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU ...lib.unnes.ac.id/181/1/6141.pdf · Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, ... Langkah pencegahan yang paling ... mempunyai pengetahuan

95

Kaleng bekas yang dapat menampung air hujan

Baju yang tergantung dapat dijadikan tempat perindukan nyamuk