jurus jitu daihatsu 2014 risalah 1/2 jam untuk masa depan
DESCRIPTION
daihatsu, smkn 1 mojokertoTRANSCRIPT
-
0
Tema :
SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM HIDUP DALAM MEMBENTUK
SIKAP MENTAL POSITIF LULUSAN SMK SEHINGGA MAMPU
BERSAING DALAM ASEAN ECONOMIC COMUNITY
Judul :
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG BERSIH DAN RAPI DENGAN
PROGRAM JAM UNTUK MASA DEPAN
Oleh :
SUCOKO, S.Pd.
Diajukan dalam rangka mengikuti lomba Jurus Jitu Daihatsu
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MOJOKERTO
UPTSMK NEGERI 1 MOJOKERTO
TAHUN 2014
-
1
DAFTAR ISI
BAB Isi Halaman
Daftar Isi ..................................................................................
1
Lembar Pengesahan................................................................. 2
BAB I
A Latar Belakang Masalah........................................................... 3
B Data Permasalahan ................................................................. 5
C Check List Data Permasalahan ............................................... 6
D Data Sheet Masalah ................................................................ 6
E Diagram Pareto Penyebab Permasalahan ............................. 6
F Penetapan Tema dan Judul ..................................................... 7
BAB II
A Inventarisasi Penyebab Masalah ............................................. 9
B Stratifikasi Calon Penyebab Masalah ...................................... 9
C Menentukan Akar Masalah ...................................................... 10
D Metode NGT Akar Penyebab Masalah .................................... 11
E Fish Bone Diagram .................................................................. 12
BAB III
A Rencana Pelaksanaan Program .............................................. 13
B Pelaksanaan Program ............................................................. 14
BAB IV
Hasil Yang Di Capai ................................................................. 16
Data Sheet Permasalahan Setelah Pelaksanaan Program ..... 16
Diagram Pareto Setelah Pelaksanaan Program ...................... 17
Dampak Yang Ditimbulkan ...................................................... 17
BAB V
A Kesimpulan .............................................................................. 19
B Membuat Standar Baru ............................................................ 19
C Rencana Berikutnya ................................................................ 20
-
2
LEMBAR PENGESAHAN
Tema :
SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM HIDUP DALAM MEMBENTUK SIKAP
MENTAL POSITIF LULUSAN SMK SEHINGGA MAMPU BERSAING DALAM
ASEAN ECONOMIC COMUNITY
Judul :
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT, BERSIH DAN RAPI DENGAN
PROGRAM JAM UNTUK MASA DEPAN
Telah di periksa dan sudah di implementasikan dalam setiap pembelajaran pada
mata pelajaran produktif di program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
UPT SMK Negeri 1 Mojokerto
Oleh :
SUCOKO, S.Pd.
NIP. 19791021 200903 1 002
Mojokerto, 04 Desember 2014
Kepala UPT SMKN 1 Mojokerto,
DRS. HAROL KRISTIYANDOKO, MT
NIP. 19600826 198603 1 014
-
3
BAB I
A. Latar Belakang Permasalahan
SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan memiliki
kewajiban untuk dapat membekali para alumni dan siswa dengan berbagai
kemampuan atau kompetensi sesuai dengan jurusan yang mereka pilih.
Sesuai dengan arah kebijakan nasional dan dengan memperhitungkan
berbagai permasalahan serta isu strategis dalam pembangunan pendidikan
nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan
perlunya suatu Standart Nasional Pendidikan yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur penjaminan mutu kinerja satuan pendidikan. Untuk mengetahui
peran SMK dalam rangka menyiapkan lulusan yang Kompeten dan berdaya
saing serta beretika kerja serta bersertifikasi profesi, perlu model pembelajaran
berbasis industri yang dapat memberikan kemampuan hard skill seperti
pengetahuan dan kemampuan soft skill seperti kemampuan lisan, tulisan,
gambar serta kemampuan untuk bekerja secara mandiri maupun tim dengan
dukungan kurikulum 2013.
Sebuah SMK akan menjadi ideal apabila memegang prinsip-prinsip
pendidikan kejuaruan yang benar. Menurut Charles Allen Prosser (1871-1952)
yang dikenal sebagai bapak pendidikan kejuruan, bahwa sekolah harus mampu
membantu para siswanya untuk mendapatkan pekerjaan, mempertahankan
pekerjaan tersebut dan terus maju dalam karir. Agar dapat mencapai apa yang
dimaksud maka sekolah kejuruan yang ideal harus menjalankan 16 prinsip
dasar pendidikan kejuruan sebagaimana yang di tetapkan oleh Prosser.
Adapun 16 prinsip pendidikan kejuruan atau yang lebih dikenal dengan dalil
Prosser tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-
tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti
yang ditetapkan di tempat kerja.
3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
-
4
4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu
memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat
yang paling tinggi.
5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau
pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang
memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung
darinya.
6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-
ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai
pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan
pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.
8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika
pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu
okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
12. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain.
13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika
sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan
memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan
dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat
peserta didik tersebut.
15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi
maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.
Dalam kenyataannya memang tidak banyak sekolah yang mampu menjalankan
prinsip-prinsip tersebut. Walaupun demikian seyogyanya sekolah berusaha
untuk menerapkan program secara bertahap untuk menuju terbentuknya
sekolah yang ideal, yang mampu membawa peserta didik menjadi lulusan yang
tangguh serta memiliki kesiapan secara kognitif (pengetahuan) kesiapan afektif
-
5
(sikap mental) serta kesiapan psikomotor (keterampilan) sehingga mereka akan
memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi era persaingan yang
terbuka dilingkup regional maupun internasional.
Tahun 2015 adalah tahun mulai diberlakukannya Asean Economic
Community. Asean Economic Comunity atau AEC adalah sebuah komunitas
Negara-negara Asean dalam bidang Ekonomi dan Jasa. AEC sebagai konsep
integrasi ekonomi Asean. AEC akan menjadi babak baru dimulainya hubungan
antar Negara Asean sebagai single market dan single production base meliputi
free trade area, penghilangan tarif perdagangan antar Negara Asean, pasar
tenaga kerja dan modal bebas serta kemudahan arus keluar masuk prosedur
antar Negara Asean. Antisipasi terhadap AEC tahun 2015 sangat dibutuhkan,
terutama dibidang pengembangan SDM. Mengingat bahwa Elimination Of Non
Tarif Barriers dan Single Window mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri
akan mudah bermigrasi ke Indonesia, sehingga tenaga kerja asing yang
memiliki keahlian diatas keahlian SDM Indonesia tentu akan mendapat
pekerjaan di perusahaan yang ada di Indonesia.
Tanpa adanya skill yang memadai akan sulit untuk kita dapat bersaing,
akibatnya pengangguran akan meningkat. Peningkatan skill atau ketrampilan
SDM akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai jual produk maupun upah
tenaga kerja. Peningkatan kualitas SDM akan dapat membawa tetap mampu
Indonesia bertahan dalam perdagangan bebas Asean (AEC) pada tahun 2015.
B. Data Permasalahan
Berdasarkan pengamatan yang dicatat oleh penulis maupun dari hasil
wawancara dari rekan kerja bahwa ada beberapa permasalahan yang terkait
dengan kesiapan siswa dalam menghadapi persaingan kerja khusunya pada
jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Adapun permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut :
No Masalah
1 Kebersihan lab,
2 Kebersihan media praktek
3 Kesehatan & motivasi siswa
4 Maintenance management peralatan praktek
5 Training & development untuk instruktur
-
6
C. Check List Data Permasalahan
Data pengamatan selama 2 minggu (Juli 2014)
No MASALAH Frekwensi minggu 1
Frekwensi minggu 2
Jml
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Lab praktek kotor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
2. Media pembelajaran kotor
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3. Siswa kurang motivasi/malas
1 1 1 1 1 7
4. Alat praktek rusak 1 1 1 3
5. Ketrampilan guru tidak up to date
1 1 1 3
D. Data Sheet Masalah
No Masalah Kode Jml % %
KUM
Rang
king
1 Lab praktek kotor A 12 34% 34% I
2 Media pembelajaran kotor B 10 29% 63% II
3 Siswa kurang motivasi/malas C 7 20% 83% III
4 Alat praktek rusak D 3 9% 91% IV
5 Guru tidak melakukan update
pengetahuan E 3 9%
100% V
J u m l a h 35 100%
-
7
E. Diagram Pareto penyebab permasalahan
F. Penetapan Tema dan Judul
1. Analisa QCDSM
a. Quality :
Kondisi lingkungan pembelajaran (metode, alat dan lay out pati
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, dan akan berbanding
lurus dengan kualitas lulusan jurusan Teknik Kendaraan Ringan)
b. Cost :
Lingkungan pemebalajarn yang bersih tidak selalu memerlukan biaya
tinggi. Pemeliharaan kebersihan lingkungan pendidikan merupakan
bagian dari pendidikan untuk mencetak lulusan yang siap mental
(peduli, tanggung jawab, peka)
c. Delivery :
Mencetak manusia dengan sikap mental positif yang disiplin, tanggung
jawab, peka dan peduli tidak dapat dilakukan secara instan. Sekolah
bisa digunakan sebagai labolatorium hidup bagi pertumbuhan karakter
positif yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri dan dunia usaha.
Keterangan :
A : Lab praktek kotor
B : Media pembelajaran kotor
C : Siswa kurang motivasi/malas
D : Alat praktek rusak
E : Guru tidak melakukan update
pengetahuan
-
8
d. Safety :
Kondisi yang aman adalah kondisi yang bebas dari potensi bahaya.
Baik secara fisik maupun secara fisiologis. Lingkungan yang nyaman
dan bersih, sikap mental yang baik dari para siswa akan menjamin
terciptanya kondisi dan tindakan selamat.
e. Morality :
Lulusan yang siap secara kognitif (pengetahuan) maupun yang siap
secara psikomotor (keterampilan) tidak akan bermanfaat dan tidak akan
berkembang dengan baik tanpa kesiapan atitude (sikap mental)
2. Penetapan Tema
Berdasarkan paparan sebelumnya maka penulis menetapkan tema
yang akan di angkat adalah:
Sekolah sebagai labolatorium hidup dalam membentuk sikap mental
positif para lulusan sehingga mampu bersaing dalam AEC 2015.
3. Penetapan Judul Masalah
Dengan mempertimbangkan keluasan area penelitian, penulis
menetapkan judul yang diangkat sebagai berikut:
Menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan rapi dengan program
jam untuk masa depan
4. Alasan Pemilihan Judul
Dari hasil pengamatan beberapa wawancara dengan pembimbing
PRAKERIN dari pihak DU/DI dan seminar termasuk dalam seminar yang
diadakan oleh Daihatsu di dinas pendidikan provinsi Jatim dikatan oleh
narasumber bahwa salah satu masalah lulusan SMK adalah bahwa mereka
tidak terbiasa hidup dengan budaya industri yang identik dengan disiplin,
tanggung jawab, peduli, dan kerja keras.
-
9
BAB II
A. Inventarisasi Penyebab Masalah
No. Jenis Faktor Penyebab Kategori Relevansi (Y/N)
1 Siswa kurang peduli lingkungan Manusia Y 2 Siswa tidak mengerti pentingnya
kebersihan Manusia Y
3 Siswa malas Manusia Y 4 Guru tidak memberikan intruksi Manusia Y 5 Kondisi alat pendukung rusak Alat Y 6 Kurang sapu/alat kebersihan Alat Y 7 Tidak ada waktu yang disediakan Metode Y 8 Tidak ada petugas kebersihan Manusia Y 9 Ruang kotor Lingkungan Y 10 Alat peraga kotor Lingkungan Y 11 Barang berserakan Lingkungan Y 12 Siswa lemas/malas/tidak bergairah Manusia Y 13 Siswa jenuh Manusia Y
B. Stratifikasi Calon Penyebab Masalah
No. Faktor Calon Penyebab Masalah
1 Manusia Siswa tidak mengerti pentingnya kebersihan Siswa malas/kurang bergairah Guru tidak memberikan intruksi Siswa kurang peduli lingkungan
2 Alat Kondisi alat pendukung rusak
Kurang sapu/alat kebersihan
3 Material Materi pelajaran IPA yang menyangkut lingkungan hanya berada pada tataran teori
4 Metode Tidak ada waktu yang disediakan untuk bersih bersih Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif Sekolah tidak memiliki program "house keeping"
5 Lingkungan Ruang kotor Alat peraga kotor Barang berserakan Ruang kotor
-
10
C. Menentukan Akar Masalah
No. Faktor Calon Penyebab Masalah Diskusi Akar
Masalah (Y/N)
1 Manusia Siswa tidak mengerti pentingnya kebersihan
Slogan tentang kebersihan sudah terpasang pada berbagai sudut sekolah
N
Sebagian siswa malas/tidak bergairah
Siswa memang tidak memiliki motivasi untuk ikut menjaga lingkungan
N
Guru tidak memberikan intruksi
Intruksi sudah diberikan tetapi belum terstruktur/melembaga
N
Siswa kurang peduli lingkungan
Siswa tidak tertarik untuk ikut membersihakan lingkungan dari sampah
N
Tidak ada petugas kebersihan
Petugas kebersihan tetapi jumlahnya terbatas
N
2 Alat Kondisi alat pendukung rusak
Banyak sapu dan tempat sampah rusak karena tidak dipakai
N
Kurang sapu/alat kebersihan
Jumlah alat kebersihan kurang dan tidak terawat
N
3 Material Materi pelajaran IPA yang menyangkut lingkungan hanya berada pada tataran teori
Siswa seharusnya melakukan praktek yang nyata & bermanfaat tetapi jumlah jam perminggu tidak memungkinkan
N
4 Metode Tidak ada waktu yang disediakan
Tidak ada alokasi khusus untuk kegiatan house keeping
N
Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif
Tidak pernah diadakan senam secara rutin
Y
Sekolah tidak memiliki program "house keeping"
Harus dibuat program house keeping
Y
5 Lingkungan
Lab praktek kotor Lab dibersihkan hanya pa beberapa titik
N
Alat peraga kotor Alat peraga tidak dibersihkan secara rutin
N
Barang berserakan Penempatan barang tidak jelas
N
-
11
D. Metode Nominal Group Technic (NGT) Akar Penyebab Masalah
Dari 9 orang instruktur di laboratorium praktek TKR ketika di minta
pendapat secara perorangan ketika di tabulasikan kedalam tabel dan dengan
menggunakan nominal group technic, didapatkan kesimpulan sebagai berikut
NO FAKTOR PENYEBAB NILAI ANGGOTA
JML Rank. A B C D E F G H I
1 Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif
2 2 2 2 2 2 1 1 1 15 1
2 Sekolah tidak memiliki program "house keeping"
1 1 1 1 1 1 2 2 2 12 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
Berdasarkan Perhitungan NGT (1/2N + 1), maka faktor penyebab yang diduga
dominan dari hasil brainstorming dengan menggunakan diagram tulang ikan,
sebagai berikut :
1. Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif 2. Sekolah tidak memiliki program "house keeping"
-
12
Diagram Tulang Ikan
-
13
BAB III
A. Rencana Pelaksanaan Program
Dari hasil analisa sebelumnya akhirnya dilakukan perbaikan sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan senam selama 10 menit pada pagi hari sebelum kegiatan
pembelajaran
2. Membagi area kerja di lab. praktek dan memberi label sejumlah kelompok dalam
kelas tertentu
3. Melakukan house keeping setelah kegiatan senam selama 20 menit dan
memastikan bahwa setiap siswa telah melaksanakan tanggung jawabnya untuk
membersihkan area yang menjadi tanggung jawab kelompoknya
4. Secara bergiliran siswa harus memberi safety talk dalam forum breafing sebelum
pembelajaran dimulai.
5. Menunjuk salah satu dari masing masing kelompok yang bekerja sebagai team leader
dan bertanggung jawab atas kinerja anggotanya.
6. Pemilihan team leader berdasarkan monitoring dalam kegiatan sehari hari, dan hasil
tes yang diberikan. Team leader adalah siswa yang terbaik di kelasnya, team leader
sekaligus menjadi mentor yang bertugas sebagai asisten instruktur
7. Dalam pelaksanaannya team leader mendapatkan jaminan berupa nilai pelajaran
produktif/praktek yang lebih bagus dari pada rekan dalam 1 teamnya.
8. Kegiatan ini di usulkan dalam rapat program keahlian dan disepakati dijadikan
sebagai program standar yang harus dilakukan sebelum memulai pelajaran produktif
(praktek)
-
14
B. Pelaksanaan Program
1. Senam sehat
2. House keeping
-
15
3. Safety talk dan briefing
-
16
BAB IV
A. HASIL YANG DICAPAI
Dampak yang ditimbulkan setelah dilakukan kegiatan dapat digambarkan
dari hasil tabulasi pengamatan dalam tabel di bawah ini. Pengamatan ini dilakukan
pada minggu pertama dan kedua pada bulan Nopember 2014
No MASALAH Frekwensi minggu 1
Frekwensi minggu 2 Jml
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Lab praktek kotor - - - - - - - - - - - - -
2. Media pembelajaran kotor - - - - - - - - - - - - -
3. Siswa kurang motivasi/malas - - - - - - - - - - - - -
4. Alat praktek rusak 1 1 1 3
5. Ketrampilan guru tidak up to date
1 1 1 3
B. DATA SHEET PERMASALAHAN SETELAH PELAKSANAAN PROGRAM
No Masalah Kode Jml % % Rang
KUM king
4 Alat praktek rusak D 3 50% 50% I
5 Guru tidak melakukan update pengetahuan
E 3 50% 100% II
1 Lab praktek kotor A 0 0% 100% III
2 Media pembelajaran kotor
B 0 0% 100% IV
3 Siswa kurang motivasi/malas
C 0 0% 100% V
J u m l a h 6 100%
-
17
C. DIAGRAM PARETO
D. DAMPAK YANG DI TIMBULKAN
Dampak yang ditimbulkan setelah dilaksanakannya program, berdasarkan
analisa QCSDM adalah sebagai berikut :
Quality Area bengkel (indoor maupun outdoor) bebas debu dan kotoran,
tanaman terawat dengan baik, pembelajaran menjadi sangat
nyaman.
Cost Tidak diperlukan lagi petugas kebersihan di area bengkel, jumlah
petugas yang terbatas selama ini TIDAK berdampak bagi kondisi
kebersihan lingkungan bengkel
Siswa mengumpulkan barang bekas (botol & gelas plastik) dikelola
oleh kelas dan hasilnya untuk kas kelas (setiap minggu mencapai
Rp. 80.000,-)
delivery Sekolah menjadi tempat praktek yang sebenarnya, menanamkan
budaya kerja yang sama dengan industri. semua siswa beraktifitas,
tanpa kecuali.
Keterangan :
A : Lab praktek kotor
B : Media pembelajaran
kotor
C : Siswa kurang motivasi/
malas
D : Alat praktek rusak
E : Guru tidak melakukan
update pengetahuan
-
18
safety Ffisik siswa yang sehat dan bugar setelah senam linkungan
menjadi bersih, nyaman tanpa debu, potensi bahaya selalu
terpantau dengan baik oleh setiap siswa & guru di linkungan
bengkel
morality Siswa bekerja tanpa di perintah lagi, muncul kesadaran akan
tanggung jawab masing masing
Siswa tentang potensi ekonomi di sekitar kita dan bisa
memanfaatkannya dengan baik (interpreneurship)
Nampak tumbuhnya kepedulian terhadap kebersihan,
pengembangan diri di dalam kelompok belajar & kepercayaan diri
-
19
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan program jam untuk masa depan didapatkan kondisi
sebagai berikut :
1. Tidak ada daerah yang kotor di dalam area lab/bengkel praktek
2. Lingkungan di sekitar bengkel menjadi bersih
3. Terbentuk kelompok peduli lingkungan di kelas XII TKR yang bertugas
mengumpulkan sampah plastik dan kertas, serta memanfaatkan barang tersebut
untuk di jual dan hasilnya digunakan sebagai uang kas kelas XII TKR
4. Senam yang dilakukan dengan riang gembira membuat siswa lebih bersemangat
dalam belajar
B. Membuat standar baru
Pelaksanaan program jam untuk masa depan telah terbukti dapat
menumbuhkan karakter positif siswa, terciptanya lingkungan yang sehat, bersih dan
rapi serta menciptakan suasanan belajar yang kondusif dan efektif.
Untuk menjaga keberlangsungan program ini diperlukan standar prosedur operasional
yang harus ditetapkan dan dilaksanakan untuk menjamin keterlangsungan program.
1. Guru harus datang tepat waktu dan mempersiapkan keperluan untuk
pelaksanaan senam sehat
2. Mulai awal masuk siswa program keahlian Teknik Kendaraan Ringan di wajibkan
untuk menghafalkan senam kreasi yang sudah di tentukan
3. Guru mapel produktif di program keahlian Teknik Kendaraan Ringan diharuskan
mengikuti seluruh program jam untuk masa depan dan memastikan bahwa
setiap siswa melaksanakan sesuai prosedur/rencana
4. Kegiatan jam untuk masa depan dijadikan sebagai bagian dari program
pendidikan karakter dan dialokasikan waktunya selama jam di awal
pembelajaran mapel produktif TKR
-
20
C. Rencana berikutnya
1. Melakukan evaluasi berkelanjutan atas program jam untuk masa depan
2. Mengembangkan untuk program berikutnya terkait dengan lingkungan seperti
pemanfatan limbah menjadi bio energi atau kompos
3. Melengkapi keperluan yang mendukung program jam untuk masa depan
seperti tempat sampah yang representatif, pemasangan papan peringatan dan
rambu lainnya.
-
21
DATA DIRI PESERTA
Nama : Sucoko, S.Pd.
Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 21 Oktober 1979
Alamat : Jl. Raya Kemiri, Ds. Kemiri Kecamatan Pacet, Kab.
Mojokerto
Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan
Telepon : 082335758980
Instansi : SMK Negeri 1 Kota Mojokerto
Alamat Instansi : Jl. Kedungsari Kec, Magersari, Kota Mojokerto Jawa
Timur
No. Telp Instansi : 0321 381959