jurnall pijat refleksi print

Upload: michelle-nova-natalia

Post on 13-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TERAPI

TRANSCRIPT

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC IBU MULTIGRAVIDA DI DESA KLERO KECAMATAN TENGARAN

PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSITERHADAP PENURUNAN TEKANANDARAHPADAPENDERITAHIPERTENSIDIDESA LEYANGAN KEC. UNGARAN TIMUR KAB. SEMARANGSAMSUDIN, STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

ABSTRAK

Hipertensi dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, penyakit ginjal, kerusakan mata, dan stroke. Salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan hipertensi dengan terapi masase (pijat).. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pijat refleksi terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experiment design dengan rancangan pre test-post test control group design, dengan populasi sebanyak 273 orang hipertensi. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 36 orang yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Alat pengambilan data berupa sphygmomanometer jarum, stetoskop dan lembar observasi. Uji analisis Univariat menggunakan variabel numerik dan Uji analisis Bivariat menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. hasil penelitian rata-rata TDsistolik : 163,33 mmHg menjadi 146,94 mmHg dan TDdiastolik : 89,44 mmHg menjadi 80,00 mmHg. Ada pengaruh pijat refleksasi kaki terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab.Semarang dengan nilai p Valuesistolik : 0,001 ( =0,05) dan p Value diastolik : 0,002 ( =0,05)Bagi penderita hipertensi dapat melakukan pijat refleksi selama 30 menit / hari, untuk menurunkan tekanan darah.

ABSTRACT

Hypertension can increase the risk of heart disease, kidney disease, eye damage, and stroke. One of the non-pharmacological therapies are offered to reduce hypertension by therapeutic massage (massage). The research objective is to analyze the effect of reflexology on blood pressure in patients with hypertension in the village Leyangan district. East ungaran Kab. Semarang. This study uses a quasi-experiment research design to the design of pre-test-post-test control group design, with a population of 273 hypertensive men. Purposive sampling method using sampling with a sample of 36 people, divided into intervention and control groups. Data collection tools such as needles sphygmomanometer, stethoscope and observation sheet. Univariate analysis of trials using the numeric variables and test Bivariate analysis using the Wilcoxon Signed Ranks Test. average results TDsistolik: 163.33 mmHg to 146.94 mmHg and TDdiastolik: 89.44 mm Hg to 80.00 mm Hg. There refleksasi foot massage effect of the decrease in blood pressure in patients with hypertension in the village Leyangan district. East ungaran Valuesistolik Kab.Semarang with p values: 0.001 ( = 0.05) and diastolic p Value: 0.002 ( = 0.05) For patients with hypertension can do reflexology for 30 minutes / day, to lower blood pressure.

4

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) (Sudoyo, 2007).Jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari tahun ke tahun. Penelitian terakhir, dikemukakan bahwa terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika Serikat menderita hipertensi, Thailand sebesar l7% dari total penduduk, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%, dan Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi, yaitu 15% dari 230 juta penduduk indonesia, berarti hampir 35 juta penduduk indonesia terkena hipertensi (Susilo & Wulandari, 2011). Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes RI, 2010). Terapi hipertensi secara umum ada 2 yaitu dapat dilakukan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan farmakologi adalah pengobatan yang menggunakan obat-obatan modern. Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan modern atau obat antihipertensi dari berbagai golongan yaitu golongan Diuretik, penghambat Adrenergik seperti -bloker, ACE-Inhibitor, ARB, Antagonis Kalsium, dan Vasodilator (Junaidi, 2010). Pengobatan modern untuk hipertensi walaupun legal dan banyak menyembuhkan hipertensi tetapi pengobatan ini juga memiliki efek samping. Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan mual (Susilo & Wulandari, 2011). Salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan hipertensi dengan terapi masase (pijat). Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energi di dalam tubuh kembali lancar (Dalimartha, 2008).

B. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi pijat refleksi terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.2. Tujuan Khususa. Mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan pijat refleksi pada kelompok intervensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarangb. Mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi setelah diberikan pijat refleksi pada kelompok intervensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarangc. Mengetahui gambaran tekanan darah penderita hipertensi sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarangd. Mengetahui perbedaan tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan pijat refleksi pada kelompok intervensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarange. Menganalisis pengaruh pijat refleksi terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Tekanan Darah Penderita HipertensiVariabel IndependenVariabel Dependen

Pijat refleksi kaki

B. Definisi Operasional

NoVariabelDefinisi OperasionalCara UkurHasil UkurSkala Ukur

1. Variabel Independent pijat refleksiPemberian terapi yang dilakukan dengan cara memijat dengan melakukan penekanan pada titik syaraf di kaki selama 30 menit dalm sehari dan di lakukan dalam kurun waktu 4 hari pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur untuk memberikan rangsangan bioelektrik pada kaki sehingga memberikan perasaan rileks dan segar karena aliran darah dalam tubuh menjadi lancar ---

2. Variabel Dependent Tekanan Darah Penderita HipertensiHipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri yang dihasilkan oleh tekanan ventrikel kiri ketika berkontraksi dan berelaksasi, yang diukur dengan alat ukur sphygmomanometer dan stetoskop, kemudian memunculkan hasil dalam bentuk angka sistolik dan diastolik, yang dilakukan sebelum diberikan terapi pijat refleksi kaki dan setelah 4 hari diberikan terapi pijat refleksi kaki selama 30 menit/hari.Sphygmomanometer dan stetoskop yang di ukur sebanyak 2 kali yaitu sebelum dilakukan terapi pijat kaki dan 4 hari setelah dilakukan terapi pijat kaki

Didapatkan hasil tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat refleksi kaki dinyatakan dalam mmHg

50Interval

C. D. HipotesisHipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian pijat refleksi terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab, Semarang.

E. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah quasy experiment design atau eksperimen semu. 2. Populasi dan Sampel a. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang mengalami hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang sejumlah 273 orang. b. SampelSampel dalam penelitian ini adalah orang yang mengalami hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang sejumlah 36 respondenF. Uji Validitas dan Reliabilitas1. Uji ValiditasUji validitas dan reliabilitas untuk Sphygmomanometer dilakukan dengan kalibrasi. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah pada penelitian ini menggunakan sphygmomanometer. Ukuran tekanan darah dinyatakan dalam mmHg. Pengecekan alat ukur sphygmomanometer dilakukan dengan cara pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 3 kali, dengan rata-rata selisihnya tidak terlalu jauh (< 5 mmHg), dapat dinyatakan valid.2. Analisa univariatAnalisa yang digunakan dalam variabel univariat yaitu variabel numerik.3. Analisa bivariat Uji statistik yang digunakan Man Withney untuk kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 terhadap hipotesis apabila p-value 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna (Ho diterima).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis univariatTabel 5.1 gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat refleksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.

Tekanan darah MeanMin Maxp value

Kelompok intervensi Sistolok Sebelum Sesudah 163.33146.941401301901600.001

diastolik Sebelum Sesudah91.6781.729070100950.001

Kelompok kontrol sistolik Sebelum Sesudah 169.17169.171501501901850.805

diastolik Sebelum Sesudah92.7892.2290901001000.480

B. Analisis Bivariat

Pengaruh pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.Tekanan darah KelompokMean (mmHg)Zp value

SistolikKontrol Intervensi 158.06-4.4110,000

Diastolik KontrolIntervensi86.11-4.3130,000

Berdasarkan uji Man Withney. didapatkan nilai p-value =0,000 < (0,05) maka H0 ditolak, ini berarti ada pengaruh signifikan terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberikan terapi pijat refleksi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.

C. Pembahasan 1. Gambaran Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sebelum Diberikan pijat refleksi pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab, SemarangBerdasarkan hasil penelitian terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan pijat refleksi rata-rata tekanan darah sistolik responden sebesar 163,33 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastolik responden sebesar 89,44 mmHg. Sedangkan hasil penelitian terhadap tekanan darah penderita hipertensi pada kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan rata-rata tekanan darah sistolik responden sebesar 169.17 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastolik responden sebesar 92,78 mmHg.Dilihat dari rata-rata tekanan darah sebelum diberikan pijat refleksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menghasilkan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang cukup tinggi. Tekanan darah yang tergolong dalam kategori tinggi baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi sebelum diberikan perlakukan pada penelitian ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan perilaku atau gaya hidup responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden adalah berumur diatas 50 tahun yaitu sebanyak 13 orang (72,2 %) pada kelompok kontrol dan sebanyak 10 orang (44,6 %) pada kelompok intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memasuki usia lanjut sehingga beresiko mengalami hipertensi

2. Gambaran Tekanan Darah Penderita Hipertensi awal dan akhir pada kelompok Kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab, SemarangHasil penelitian terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok kontrol rata-rata tekanan darah awal sistolik responden sebesar 169.17 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastolik responden sebesar 92,78 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah akhir sistolik berubah menjadi 169.17 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastolik menjadi 92,22 mmHg. Hasil analisis data untuk tekanan darah sistolik menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan p value = 0,0805 > ( =0,05), dan untuk tekanan darah diastolik nilai p value = 0,0480 < ( =0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tekanan darah pada penderita hipertensi awal dan akhir pada kelompok kontrol di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tekanan darah kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya peningkatan rata-rata pada tekanan darah sistolik dan diastolik. Tidak terjadinya perubahan tekanan darah pada kelompok kontrol disebabkan karena responden kelompok kontrol ada yang tidak dapat mengendalikan dan ada yang dapat mengendalikan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi, salah satunya adalah pengendalian asupan garam. bukan hanya itu faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan perilaku atau gaya hidup responden juga dapat mempengaruhi terjadinga penurunan tekanan darah sehingga pada kelompok kontrol tidak terjadi perubahan tekanan darah.

KESIMPULAN

1. Karakteristik Gambaran tekanan darah pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan pijat refleksi pada penderita hipertensi, terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dari 163,33 mmHg menjadi 146,94 mmHg, dan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik dari 89,44 mmHg menjadi 81,72 mmHg.2. Gambaran tekanan darah pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada penderita hipertensi, tidak terjadi terjadi peningkatan atau penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dari 169,17 mmHg menjadi 169,17 mmHg, dan sedikit penurunan rata-rata tekanan darah diastolik dari 92,78 mmHg menjadi 92,22 mmHg.3. Ada perbedaan yang signifikan tekanan darah sistolik maupun diastolik penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan pijat refleksi pada kelompok intervensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab, Semarang (p value 0,000).4. Ada pengaruh pemberian pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab, Semarang (p value = 0,000).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi revisi 6. Cetakan ke-13. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Aslani, M. (2003). Teknik Pijat untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.Barbara & Kevin (2012). Pijat refleksi, sehat lewat pijatan kaki. PT. Gaya Favorit Press : Jakarta Cohen, L.D., Townsend, R.R., 2008. In the Clinic Hypertension. Available from: www.annals.org/intheclinic/. (Accesed 17 Juni 2013).Cutler, N. (2007). Hypertension: Massage Indication or Contraindication. Dibuka pada tanggal 04 Maret 2013 dari http://www.integrative-healthcare.org/mt/archives/2007/01/Hypertension .html. Dalimartha, S. (2008). Care yourself, hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. Depkes RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia). (2010). Hipertensi penyebab kematian nomor tiga. Diakses: 13 Februari 2010, dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html.Dinkes (Dinas Kesehatan). (2011). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Diakses: 30 November 2012, dari http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil2011/BAB%20I-VI%202011.pdf.Dadan, Gunawan. (2011). Sembuh dengan pijat alternatif hentakan kaki. Medpress : Yogyakarta. Firdaus. (2011). Terapi pijat untuk kesehatan kecerdasan otak dan kekuatan daya ingat. Buku Biru : JogyakartaGala, 2009. Refleksologi Kaki Jurus Sehat dengan Pijat Refleksi Secara Mandiri. Image Press, Jogjakarta.Gunawan, D (2011). Sembuh dengan pijat alternatif hentakan kaki. Jogyakarta medpress. Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, cetakan I. Alih bahasa: dr irawati.. (et al). Edisi 11. Jakarta: EGC.Hidayat, A. A. A. (2008). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi 2. Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Medika._____________. (2009). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.Irmawan (2012). Efektifitas pijat refleksi kaki dan hipnoterapi terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 Diakses: 7 Juni 2013, dari http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/article/view/68Iskandar (2010). Health Triad (Body, Mind and System). Elexmedia Komputindo, Jakarta.JNC (2003) The Seventh Of Joint National Comitte. Diakses tanggal 17 Juni 2013; Repository.ipb.ac.id.Junaidi, I. (2010). Hipertensi pengenalan, pencegahan, dan pengobatan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.Kholish, N. (2011). Bebas hipertensi seumur hidup dengan terapi herbal. Yogyakarta: Real Books.Kumar, V., Cotran, S.R., dan Robbins, L.S., (2007). Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC Kusyati, E., dkk. (2005). Protap; keterampilan dan prosedur keperawatan dasar. Semarang: Kilat Press.Melina, Syafitri. (2009). Faktor-Faktor Penyebab Klien Memilih Terapi Alternatif Pijat Refleksi di Kota Medan Diakses: 18 Juli 2013, dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/24750Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Cetakan ke-3. Jakarta: PT. Rineka Cipta_____________. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Nursalam. (2011). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba.Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan, pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.Palmer, A. (2007). Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan praktik. Alih Bahasa: Renata Komalasari. Edisi 4 Jakarta: EGC.Price, S. A. & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Alih Bahasa: brahmu pendit.. (et al) Edisi 6. Jakarta: EGC.Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunner & suddarth. Alih bahasa: Agung Waluyo. Edisi 8. Cetakan 1. Volume 2. Jakarta: EGC.Sudoyo, A. W., dkk. (2007). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jilid 1. Cetakan ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).Sugiyono. (2008). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sugiyono (2009). Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-20. Bandung: Alfabeta, CV.Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). Cara jitu mengatasi hipertensi. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI._________. (2010). Hipertensi; informasi lengkap untuk penderita & keluarganya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Tarigan. 2009. Sehat dengan Terapi Pijat. www.mediaindonesia.com.Trionggo, Ira. (2013). Panduan sehat sembuhkan penyakit dengan pijat dan herbal. Indoliterasi : YogyakartaWijayakusuma, H. (2006). Terapi pijat refleksi kaki. Cetakan 2. Jakarta: Pustaka Bunda.Wijayakusuma, H. (2008). Ramuan lengkap herbal taklukkan penyakit. Cetakan 1. Jakarta: Pustaka Bunda.Wijayakusuma, H. & Dalimartha, S. (2008). Ramuan tradisional untuk pengobatan darah tinggi. Jakarta: Niaga Swadaya.Yuliarti, N. (2009). A to Z food supplement. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI.Yusuf, I., (2008). Hipertensi Sekunder. Medical Review 21 (3): 71-79. Available from: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/213087179.pdf (diakses 17 Juni 2013)