jurnal_kedokteran_&_kesehatan
DESCRIPTION
fkumpTRANSCRIPT
ISSN 0-853-1773
r_t1: .
KEDOKTERAN &
Publikasi llmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
j.: -.
,/./\_/\JI!t
/tI
g;,.-j
i
.J,KK,, I Th. 40 I No. 4 I Oktober 2008 I rssx O-r5r.tzzr
Penerbit :
Fakultas' Kedokteran Un iversitas Sriwij ayaJl. Dr. MoehammadAli Kompleks RSMH Palembang 30126, lndonesiaTelp. 07 ll-352342. Fax. A7 1l*373438. email : [email protected]
P E I{YAKIT,trA L I T AK I B AT K E RJ A
M.AthufThahaSubBag. Alergi-Imunologi, Dept.I.Kesehatan Kulit & Kelaminfakultas Kedokteran Unirrersitas Sriwijaya-RSMH Palembang
. AhstractOccupational skin diseases or occupational dermatoses are among the most frequentoccupational diseases found in workplrce.A wide variety of agents (physical, chemical or biologic) encountqred in the workplace maycause iniury irritation, sensitization, infeclion, or other changesin the skin ofthe exposedworker Some agents induce cancerouschanges in the skin. The term occapational dermatosisincludes all of these abnormalities of the skin resulting directlyfrom, or aggravated by, thework environment.Diagnosis requires a high index of suspician and knowledge of rhe worker's environment.
Keywords: occupational diseases, occupational skin diseases, workplace, workerbenvironment.
AbstrakPenyakit kulit (dennatosis) akibat kerja merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang seringdijumpai. Sebagai petugas yang berkecimpung di bidang kesehatan dan keselamatan kerja,perlu tanggap terhadap setiap kelainan kulit yang terjadi sebagai akibat atau berhubungandengan kejadian di tefiipatkerja.Penyakit kulit akibdf 'kerja idtatr.tiap ltelainanfinriggu'an kulit yang disebabkan oleh/timbul ' '
sebagai hasil dari faktor (substansi/ proses) yang terdapat dalam tempat kerja. 'IPenyebab dapat berupa penyebab biologi, kimia, dan fisik. Beberapa faktor yangtdap,qlmempermudah timbulnya atau memacu kekarnbuhan penyakit antara lain berasal dari lingkungan(a.1. suhu, kelembaban, polusi), pekerjaan(enis), dan individu(a.1. keadaan kulit, pengalamankerja).
Jenis demratosis terbanyak adalah dermatitis kontak (iritan maupun alergik), akne akibat kerja,infeksi kulit(larnur, bakteri, virus, parasit), kelainan pigmentasi, dan neoplasi kulit.Langkah penegakan diagnosis tidak berbeda dengan penyakit kulit bukan akibat kerj4 meliputianamnesis rinci dan terarah, terutama kaitannya dengan pekerjaan, pemeriksaan fisik, danpemeriksaan penunjang.
Kata kunci: Penyakit akibat kerja, penyakit kulit akibat kerja, tempat kerja lingkungan kerja
PendahuluanKulit merupakan organ tubuh terpenting yang
berfungsi sebagai sawar (barrier), karena kulit rne-rupakan organ pemisah antara bagian di dalam tubuhdengan lingkungan di luar tubuh. Kulir secara terusmenerus terpajan terhadap faktor lingkungan, berupafaktor fisik, kimiawi, maupun biologik. Bagianterpenting untuk.menjalankan fungsinya sebagaisawar adalah lapisan paling luar, disebut sebagaistratum korneum. Meskipun ketebalan kulit hanyal5 mm, namun sangat berfungsi sebagai pe-nyaringbenda asing yang masuk ke dalam tubuh. Apabilaterjadi kerusakan yang disebabkan oleh faktorlingkungan dan melampaui kapasitas toleransi serta
23?6
daya penyembuhan(repair) kulit, maka akan terjadipenyakit.
Reformasi total pembangunan dibidaig ke-sehacan mencanangkan 'lndonesia Sehat 2010' Dalamkonteks masyarakat pekerja dapat diartikan bahwapada tahun 2010 sebagian pekerja sudah bekerja dilingkungan kerja yang sehat, berperilaku kerja sehatserta mendapatkan pelayanan kesehatan secara umummaupun khusus yang bermutu sesuai dengan jenispekerjaan, sehingga tercapai derajat kesehatan yangoptimal sebagai modal dasar untuk menjalankanaktivitas yang produktif.
-IKK Th y'O Nn I flbtnhat )OO*
Penya*il Kalit Akihat Keda
Data Biro Pusat Statistik tatrun 2000 mem-perlihatkan bahwa 65.03% penduduk Indonesiamerupakan usia kerja yaitu antara 20-54 tahun, dansebagian besar (68%) bekerja di bidang informal.Sampai saat ini belum didapat data mengenaipenyakit akibat kerja secara nasional, walaupuntelah terdapat data penyakit akibat kerja daribeberapa penelitian s€cara sporadik di beberapawilayah di Indonesia
Penyakit kulit akibat kerja (PI(AK) sebagaisalahsatu bentuk perryakit akibat kerja. merupakan jenispenyakit akibat kerja terbanyak ke-2 setelah penyakitrnuskulo-skeletal, berjumlah sekitar 22% dari seluruhpenyakit akibat keria.
Dalam kerangka Sistenr Kesehatan Nasional(SKN) pelayanan kesehatan keqja berada pada sub-' sistern upaya kesehatan, baik upaya kesehatanmasyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan per-orangan (UKP). Kesehatan yang tertuang dalam'Paradigma selrat' rnerupakan hal yang multi-faktorial,dengrn 3 pilar lndonesia sehat yaitu ling-kungansehat-pcri laku sehat-pelayanan keseha[an.
Program Kesehatan Kerja merupakan suatu
upaya kesehatan bagi masyarakat pekerja. Bentukpclayanan yang diberikan mencakup upaya pe-niugkatan. pemeliharaan kesehatan, pencegahanpenyakit, serta penyembuhan penyakit dan pe-mulihan kesehatan.
nenl'akithutit.a*i'uirt reila.Grnr)Pcnyakit kulit akibat kcr.ia (PKAK) atau
demtatosis akihat kcrja (ocutpatktnul dcrmato.res)yang nlerup.rkan lragian dari pcrryakit akibat kerja(trt.culttttiuttrtl el i.scersesl. adalah tiap kclainart/
Sim.ssuirl ltuli t ylrt g disebabkan tlcir/ti nthrr l sr;lra$,ir i
hlsil dari lirktor yang terutanla tcrdapat dirlarrr tcnrpatkerjl.r.j
Kritci'iu opcrrrsiorrll l' KAKIjrrtuk rrrcrrerrtukan snatu skin disortler sebagai
irkitrat pekerj il.an (uct' u ltctl ionctl der nrutoses). sebagai
lrcrikut :'
l. l)crry.'lkit tinrbul pertilnla kali pada saat kerja.?. Iterrvirkit tersetrut senrbuh pada saat di luar
pekcr.iaan dan kambuh bila kembali ke dalamlingkungan ketia.
i. I{arus ditcmukan agen penyebab dalam ling-kungan kerja yang berkaitan dengan jenis pe-
nyakit kulit yang diderita.
Langkah diagnosis dan penatalaksanaan umumUntuk urendiagnosis penyakit kulit akibat kerja,
seperti pcnyakit akibat kerja pada umumnya, perlu
dilakukan bcrbagai langkah pemeriksaan meliputi :
o merrcari atau mcnetapkan hubungan pcnylkitderrgan pekerjaan atau keadlitn lingkungartkeria, tcnnasuk kunjurgan kc tcrnplt kcriaQtlantvlsir) dan daliar mengenai selukbeluk, bahan
yang tligunatan untuk produksi (mater ial safety
dan sheet\.Formulir khusus yang me-muat data
nr€ng€nai hasil pemeriksaan meliputi anamnesis,
penreriksaan fisis dan pemeriksaan penunjangperludisiapkan agar data penting yang didapat
tidak terlarnpaui.(lihat lampiran I )o 'menetapkan
diagrosis penyakit kulit akibat kerjao mer€ncanakan penatalaksanaan terapi. Perlu pula
direncanakan beberapa alternatif peng-obatanyang dapat diterapkankan denganmempertimbangkan kepentingan berbagai pihaliterulama pasien dan menejemen. Misalnyamenghindari pajanan terhadap nikel dengan
substitusi dengan bahan yang lebih aman, atau
nremberi cdukasi tentang selukbeluk nikel dan
cara nrenghindarinyao tindak lanjut (/o//ou'ap). Pada beberapa keadaan
perlu dilakukan evaluasi ulang tenlang diagnosis
maupun terapi yang diberikan.
KlasitikasiPKAKA. Faktor penyebab
c Biologi: - Piodermi - Dennatomikosis- Tuberkolusis kutis - Herpes simpleks- Dermatitis venenata - Skabies- Cutaneous Larva - Insect bite
nigrans- Miliafia - Sengatan Matahari- Dermatitis kontak- - Hipopi4imentasifoto - Urtikriria
-Hiperpigrnentasi ..... {
. ;S-e.neatan sulri dingin ' ' .
- lunror kulit - Dcrmatitis i6ntak- lknc (oil. chlor, tr'r) \
r-' Fisis:
r:, Kintia:
,r l:rgurlunlik:
Nolc '
liirrriarrri : d:r1tal ruasuk tubuh melalui absorpsi,irrhllasi, ingcsti
Fisik : pcrillatan, mesin, listrik, noise, heat dancold
lliologik : bakteri, virus,jamurliLgonomik : nraksudnya, lingkungan dan alat tempat
kerja harus mcnyesuaikan denganpekerja dan bukan sebalik-nya.
B. Faktor predisposisi yang mempermudah/ memacutirnbu l/kambuhnya penyakit.o Faktor individu: lokasi anatomis kulit, hygiene
jelek, pengalaman kerja, diatesis atopik,penyakit kulit lain (DA, DN, DS, psoriasis,
ND, urtikaria), usia lanjut, dan statusimunologis rendah.
o Pekerjaan: jenis pekerjaan
o Faktor lingkungan kerja: suhu, kelembaban,
tekanan udara, polusi, suasana hubungankcria
In'4" Tlr 'tlt {^ .l f-ll.t.th't- rlltlQ
Penyakil Kalit Ahihat Keda
I. Dennatitis kotrtukDefinisi: Kelainan kulit akibat terjadinya kontakdengan bahan eksogen.
Jenis dan patogenesis:- Iritan, zat ini akan merusak kulit dengan cara
mengurangi kandungan air sehinggakulit rnenjadikering, mudah retak dan menjadi dermatitis
- Alergi, terjadi dermatitis berdasarkan mekanisrnehipenensitivitas tipe IV {menurut pen'rbagian GelldanCoomb)
Cambaran Klinis: terdapat 3 tipe sesuai denganperjalanan penyakit:- Akut, terdapateritem, edem4 papul,vesikel, bula.- Sub-akut terdapat€ritem,edema ringan, krusta.- Kronik, berupa hiperpigmentasi, likenifrkasi,
"skuama.
Diagnosis:- Lokasi dernratitis biasaterjadi pada daerah yang
berkontak dengan bahan penyebab dan relatifberbatas tegas, kecuali untuk bahan yang ber-sitbt gas/uap karena dapatjuga mengenai daerahyang tertutup pakaian.
- Pada rvaktu cuti/libur umumnya kelainan mereda,dan kanrbuh la_rri pada waktu masuk kerja.
Peureriksaan Penunjang:Histopatologi, pemeriksaan tersebut hanyamernberikan gambaran umum .dermatitis, tidak khasuntukdermatitisakibritk€rji ' '. .. ..: "'.'.....-U.ii tenrpel, terdapat 2 cara yaitu tertruka dantcrtutup. Prinsip uji tempel : menempelkanalergen yang dicurigai sebagai penyebab padakulit sehat. akan terjadidermatitis dalam waktu2-{-4.S janr
Terapi:
- Menghindari penyebab sesuai dengan hasil Lrii
tenrpel
- Obat sistenrik hanya diberikan pada keadaan sakitberat dengan lokasi luas, secara simptonratik
- Obat lokal diberikan sesuai dcngan prinsiptc'rapi kulit. bila basah dibcri konrpres (sol.l)ennansanas Kalikus I : I 0.000 atau likuor Veili) danbila kcring dapat diberi krim atau salap
Jenis peker.j aan tersering:scnrua -ienis pekeriaan bcrkenratnpuau me-
nyebalrkan dernratitis koutak (terutanra jenis' pekeriaan basalr' i v: e t -+r,o t' ks ), d iantaranya.l. Bahtrn iritan: cletergen, asam. alkali. minyak,
oksidan, hahan organik3, llalran alergcn: nikel. bahan pewarna, bahan
pcu'angi (kosmetikl
Gambar l. dennatitis kontak A. pada tangan karenadeterjen - terlihat garis2 tangan menjadinyata, kulit menipis & berkilat; B. pada
lengan karena iritan kuat-terlihat vesikeldan bula; C. pada telapak kaki - karenasemen -telapakkaki menebal & benramakeputihan
2. Akne ukibu kerjaDeflnisi: Akne vulgaris adalah peradangan kronik
fblikel pilosebasea dan ditandai denganterbentuknya komedo, papul, pustul dankista berlokasi didaerah muka, lelier; ita&, '
bahu, dan punggung.
Jenis dan patogenesis:Y
L:- akne- klor - akne akibat sinar matahari- akne- coaltar - akne akibat sinar- akre-cuttirtg oil
Akne akibat kerja umumnya dijumpai padapekerjayarrg berkontak dengan zat-zat kimia. Zat kimiatersebr"rt nclekal dirnuara kelenjar sebasea,menyebabkan surnbatan sehingga terjadi retensiseburrr. HaI tersebut lnerangsang pula pembentukankeratin sehingga terjadi komedo. Haltersebut dapatpula disertai adanya peradangan.Cambaran Klinis: Tampak komedo, papul, pustul
sanpai kista di daerah sebore(wajah, leher, dada, bahu.punggung) dan diluar daerahsebore
Diagnosis: Akne dalarn berbagai tingkatan pada
daerah sebore dan/atau diluardaerah sebore.
Pem*riksaan penurrjang : secara histopatologis"terdapat hiperkeratosis,spongiosis dansumbatan keratin dimuarafolikel.
Terapi: - higiene perorangan harus diperhatikan,nrisalnva mandi dengan sabun lunak.
,Llr.tt ttr ^f
.AAo
Penyakil Kulit Akiba'f Ekris
bila rerdapat akne pustulosa/konglobata.- obat lokal (preparat sulfuq resorsin) dalam
bentuk solusioJenis pekerjaan yang berisiko:: masinis, pekerja yang terpajan adting oil, coal
tor, jurumasakfas t food,- pengemudi, olahragawan, aktor/aktris
Gamtrar 2. Akne akibat kerja - terlihat efloresensimonomorfi, satu bentuk kelainan kulit,dan lokasi terjadi pula di luar daerah
sebore (lengan bawah)
3. Infeksi kulitDapat disebabkan oleh berbagai penyebab.
- jamur(dennatofitosis, non-dermatofitosis),- bakteri(stafilokokkus,streptokokus,antraks)- virus (herpes simpleks),- parasit (skabies).
a.Infeksi jamur- DerrnatolitosisDetinisi: Penyakit kulit yang disebabkan jamur.
Jenis dan patogenesis: penyakit jamur yangdisebabkan oleh dermatohta (iarnur kulit) padajaringan yang mengandung zat tanduk (stratum
korneum pada kulit, kuku, dan rambut)
Bergantung pada lokasi di rubuh disebut sebagai:- Tinea kapitis bila mengenai skalp ,
- Tinea barbe, bila mengenaijanggut, leher ataumuka
- Tinea korporis atau tinea glabrosa bila me-ngenaikulit tak berambut.
- Tinea kruris bila mengenai daerah lipat paha,genitalia, sekitar anus
- Tinea unguiunr bila mengenai mengenai kuku,- Tinea pedis bila mengenai kaki terutama sela jari.
Gambaran klinis : lesi kulit polimorfi, berbatas tegas,
tepi lebih aktit', tengah se-olahmenyembuh (central healing\.Sesuai dengan per-jalananpenyakit terdapat 3 bentuk akut,sub akut dan kronik.
Diagnosis : Gambaran klinis (tepi lesi aktif denganpenyembuhan di tengah - centralhealing).
Pemeriksaan penunj ang :
- pemeriksaan kerokan kulit dengan KOX{ 20%:
terdapat hifa panjang- biakan jamur dengan agar Sabouraud umtuk
menetukan spesies
- pemeriksaan histopatologi => ditemukan efiermen
jamur.
Jenis pekerjaan yang berisiko :
- petani (pekerja yang berkontak dengan tanah)- peternak
- pemakai sepatu pelindung
ABGambar3. Dermatofitosis,A. tinea fasialis di daerah
telinga kanan berbentuk bulat lonjong,berbatas tegas; B. tinea kruris di daerah
inguinal kiri-kanan
a. 2 Non-dermatofitosis: pitiriasis versikolorDefinisi: Kelainan kulit oleh P ityrosporum orbicalare
yang hidup sebagai saprofit pada kulitnormal.dan bersi.fat oportunistik. . . -;1
Jenis dan'piiogenesisberbagai faktor intern (keringat, genetik) darlp.kstern(pemakaian kortiko - streoid) dapat men\-pringaruhiterjadinya infeksi.Gambaran Klinis:berupa bercak putih, coklat muda, kuning ke-coklat-coklatan dan abu-abu,berbatas tegas denganskuama halus di atasnya, besar bervariasi mulai darimiliersampai plakat.
Gambar 3. Pitiriasis versikolor,di daerah perut, terlihatskuama halus berwama ke-coklatan (atau
putih atau kemerahan)
Pemeriksaan Penunjang:- lanrpu Wood, terlihat wama kuning keemasan yang
disebabkan o leh metabolit jamur.
- kerokan kulit dengan KOH 20% tampak hifapendek- dengan spora berkelompok
It{t' Tl, ,l!, N^ ,1 nLt^A-.'rnnQ
Penyehit ltullt A*ihut Kerja
Jenis pekerj aan yangterisiko- lingkuhgan kerja yang panas dan lembab- pakaian pelindung yang menyebabkan banyak
keringat
h" lnfeksi bakteri: Stafilokokus, streptokokusMerupakan infeki sekunder pada kulit yang
mengalami laserasi, luka bakar, atau luka lain.Umumnya sering mengenai pekerja bidang kom-truksi atau petani dengan kelainan klinis berupafol ik ulitis atau fu runkel. Pekeqi a yang ber-hubungan
dengan daging hewan sering mengalami peradangan
atau in{bksi kulit yang dilularkan oleh daging yangterinfeksi. Pekerja yang berhubungan dengan ikandan cutling ofls juga sering rireng-alami ektima.lnfeksi superfi sial inijarang di-laporkan.Jenis pekerjaa.n yang berisiko:- pekerja bidang konstruksi, pekerja yang mudah
mengalami laserasi, trauma tajam atau mikro-trauma, pekerja yang terpajan cutting oil
- petani- pekerja yang berhubungan dengan ikan
Gambar 4. Tampak ulkus dangkal disertai infiltrat disekitanrya
c. lnl'eksi virus: herpes simplekllerpes simpleks tipe I atau tipe 2 merupakan
penyebab dermatitis tangan. Protbsi dengan pe-ningkatan risiko terjadinya infeksi herpes ialahprot-esi yang terpajan sekret oral atau sekret traktusrespiratorius, misalnya petugas kesehatan dandokter gigi.Gejala klinis berupa edema lokal disertai eritem danlinradenopati lokal, yang selanjutnya disertai vesikelberkelompok. Umurnnya diberikan asiklovir, oral 5x20(hrg
Jenis pekeqjaarr yang berisiko:- petugas kesehatan yang berhr,rbungan dengan
sekret nrulut dan traktus respiratorius (dokter gigi).
d. lnfeksi parasit: skabiesInfbstasi disebabkan oleh Sarkoptes scabei.
Setiap pekeriaan yang berhubungan secara erat ataucenderung untuk berhubungan seksual denganorang banyak berisiko mendapat infestasi skabies,misalnya petugas kesehatan dan wanita pekerja seks(WPS). Skabies dapat pula terjadi pada pekerjayangsering berhubungan dengan anjing, sehingga
binatang tersebut harus diperiksa terhadap ke-mungkinan terinfeksi parasit.
Secara klinis terlihat terowongan diantara selajari dan dapat disertai kelainan berupa papulgeneralisata.
Penegakan diagnosis kadang-kadang sukar,namun ditemukannya papul di daerah genitalia me-rupakan petunjuk diagnosis yang sangat berguna.Diagnosis pasti dapat ditegakkan denganrnenemukan parasit dari bahan pemeriksaan yangdiambil dari terowongan pada selajari.
Pengobatan dengan salap yang mengandunggamexan atau salap 2-4sangat bermanhal di sampinghigiene perorangan.
Jenis pekerjaan yang berisiko- p€tugas kesehatan
- pekerja yang berhubungan dengan anjing' pekerjaan yang berhubungan erat dengan
lingkungan yang padat misalnya penjara, asrama,pesantren
4. Kelainan pigmentasi kulitDefinisi: terdapatnya perubahan warna kulit men-jadi
hipo atau hiperpigmentasi tanpa di-sertaitanda radang.
Jenis dan patogenesis :
perubahan warna terjadi akibat penambahan ataupengurangan pigmen melanin di epidermis, ke-aktifansel melanosit meningkat/berkurang, penainbahan/
:' -.penguranginpigmenmelaninOiAermii. i''-' "Etologi: -iungrrngun fisik: sinar mataharl
- rangsangan termis: suhu q :i,'- rangsangan kimia : monobonsil eter,
hidrokinon danfenol.
Gambaran Klinis:Hipo atau hiperpigmentasi yang bersifat lokal
atau generalisata.
Pemeriksaan penunjang:- Lampu "Wood", guia menetapkan lokasi pigmen.- Histopatologi, dengan ditemukan pengurangan
atau penarnbahan jumlah pigmenTerapi : apabila penyebabnya sinar matahari di-
anjurkan untuk menghindari pajanandengan penggunaan tabir surya baik yangfisik (paying) atau kimiawi (preparatbenstiasol) Hiperpigmentasi dapat diberi-kan preparat untuk pemutih(bleachingl -
Jenis pekerjaan yang berisiko- Pekerja yang berhubungan dengan : insektisida
cat, plastik, karet sintetik, minyak pelumas,desifektan, germisida, detergen, deodoran, tinta.
5. Tumor kulit akibat pekerjaonIalah tumor yang sebagian atau seluruhnya di-
sebabkan oleh pajanan pada tempat kerja. Pajanandapat berupa agen kimia (beta-naftilamin), agen fisik(radiasi ionisasi, sinar UV atau serat asbes), agen
i r':ii:r.tl:
.:'*l
t1
i: "''. ::
2ti0 II{K Th. lll Nn llttahtollVll
biologis {virus hepatitis B), atau pros€s industridimana terdapat/ dihasilkan zat karsinogen.
Agen penyebab umum yang dikaitkan dengantumor kulit akibat pekerjaan dan jenis pekerjaandengan kemungkinan terpajan agen tersebut dapatdilihatpadaTabel l.
Tabel l. Agen penyebab tumorkulitdan tempat kerja
rl{cilh lM$n{ 0$ttpatortal $krn eancen ard lndmtirs ftcsmling fpmurc ftsk
ljAr$Arft, ,hil lrorstfltisilcrilil$ filt P0tuiltA trl]0s{Jtll
.: f:,lri.il ,;":'rl:"; i': ji ;:1f::iji1; :itl:lr;iit llidi:;iill. tt;t:lfirl:;r:il ii:fidtfu fi:i,,C tf,t!,ji: ..,,:,it!::; ;::i ;: .: [:!: r:,1;:ii.,:ii.ji1,. u ;tii;ltv1,::grl,:ti| ct;l t:tliit ttu.L.n;l *nrt
J"rir: ir j ,1;j,.tif,l
'', r"ti i.i.:j:t ,r': !.: ij f.,{.'$j li}: Ilij rij,:!::t::lii rJ: l:lilirll.ji: :;d,Tfi;tr:Lh u'rlt
:.i'l : r: .itilt-:-:,f.iijil; It:rjlilJi
iiii:,rt,'.ii,iti iirtiil;: t:,ji.,,,llilltj
,r.::.ii:i:::ii:tii'i, liiti:rt li:i:,i ittt;i..I:ru:,jlti ilftill;irFlitiHj
Sumber: Taylor, Sood, Amando 2008.
Jenis dan Patogenesis:terdapat 3 jenis tumor ganas kulit yaitu :
Karsinoma sel basalKarsinoma sel skuamosa,Melanoma maligna.
Karsinoma sel basal:Predileksi di daerah muka, berupa nodus trans-
. .. lusen.berwarna.pucat. seperti litin; dapat membesardengan cekungan di'iengah dan berbintik nodular ditepi lesi, mudah berdarah oleh trauma ringan sehinggaterladi ulkus dengan fepi berwarna hitam. Metastasis
.jarang/tidak pernah terjadi. Mengenai usia di atas 40tahun.
Beberapa gambaran yang dapat membantumembedakan antara occupationalcancers dari cancersyang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
l)iirqrrosis of uolk rclatcd canccr.isassistcd by'* Dctlilcd lit'clonq occupational histor.v* Cornparisun rvitlr a chcck list of'recogniscdcausal associations* Sealclr ttrr adclitional clues:Shift to a voungcr ilgcPresence of signal tuntoursOther cases and "clusters"Lorrg larencyAbscuce of an tic ipatcd actio lo_qics
I Inusual ltistoloq.r ol sitc* Ct-rn1irnrirtiorr ol lcquisitc c.\l1o\urc
6. Penyukit akibst hubungan seksuulSehubungan dengan banyaknya salah
interpretasi pengambilan kesimpulan atas hasilpemeriksaan laboratorium untuk penyakit akibathubungan sek-sual, perlu kiranya diperhatikan bahwapemeriksaan laboratorium rnasih tetap merupakanpemeriksaan penunjang dan bukan penentu
diagnosis. Hasi{ pemeriksaan laboratorium €idakberdiri sendiri, harus selalu dikaitkan denganpenemuan klinis.
Pemeriksaan laboratorium berupa tes seroiogikuntuk s ifi I is (TSS/STS) sebaiknya terdiri atas VDRL,RPR (Rap id P I a s m a Re agin'), danTPHA (Trepa - n em apalidum Haemaglunination Assay), tidak hanyaVDRLsaja.Interprestasi Hasil :
-Bila VDRL_< % dan bukan golonganrisikotinggidianggap bukan sifilis.
- Bila VDRL > % atau golongan risiko tinggisebaiknya dirujuk ke dokter spesialis kulit dankelamin
VDRL + tidak hanya terdapat pada sifilis saja, jugadapat terjadi pada keadaan positif semu biologis,misalnya penyakit menahun, lupus eritematosus,dan malaria.Pada HIV, beberapa pertimbangan yang perlu di-perhatikan ialah:- promiskuitas (ganti pasangan seks) tinggi,.
misalnya supir, pelaut- drug abuse- alat suntik yang tercemar- pasangan dengan HIV- pekerja kesehatan yang berkontak dengan pasien
HIV
Syarat untuk melakuk'an pemeriksaan terhadafi HIVialah konseling sebelum.dan'sesuit-ah'tbi;. ?' i...:::Ah"rr pemeriksaan HIV:' ..r- Cara ELISA 3 X berturutan dengqS mttode
berbeda. Apabila hasil positif pada 2 metodepemeriksaan, dianggap HIV positif (apabila tidaktersedia sarana Western Blot)
- Western Blot
Penyakit kulit yang kambuh (sudah ada sebelumbekerja) karena pekerjaan atau lingkungan kerja,misalnya' Dennatitis seboroik, Dermatitis abpik,Dermatitis numularis, Neurodennatitis sirkumbkrip(Liken sirnpleks kronis), Psoriasis.
iI
AGambar 5.
BA. dermatitis sebore di muka, diantara
alis dan di bawah matabe-rupaeritemdisertai skuama putih kekuningan
B. psoriasis di daerah dada berupaeritem disertai s\uama putih tebalberlapis
JKK, Th. 40, No. 4 Oktober 2008 233 I
Pcayo*it Kalit A*ibot KerJa
PenatrlaksanrenPenatalaksanaan meliputi beberapa tahap yaitu- menetapkandiagnosis,- menetapkan penyebab, misalnya dengan sarana
pemeriksaan penunjang (kerokan kulit untukinfeksi jamur, uji temple untuk dermatitis kontakalergik)
- memilih pengobatan yang tepat guna meliputiterapi non-medikamentosa (kebersihan diri, caramembersihkan kulit), obat sistemik dan obattopikal
- menentukan cara pencegahan- melakukan penyuluhan, bila diperlukan termasuk
pengetahuan tentang tanda-tanda awal gangguankulit dan program perlindungan kulit
PencegrhanKegunaan waha pencegahan suatu penyakit
tidak hanya penting bagi individu dan lingkungan,namunjuga untuk profesi medis. pada penyakit akibatkerja, seperti juga pada penyakit lain, upayapencegahan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:- pencegahan primer ditujukan pada tiriibulnya
penyakit, misalnya dengan menghindari bahanpenyebab
- pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegahkekambuhan dengan penggunaan alat pelindungdiri (misalnya sarung tangan)
- pencegahan tersier untuk kualitas hidup, me-ngupayakan agar dapatmenjalankan kehidupan ...
senormal mungkin dan dapat diterima olehlingkungan
Ditinjau dari segi kemanusiaan, sosial, danekonomi sangat bermanfaat apabila dapatdilakukan pencegahan terhadap pajanan bahanber-'bahaya' berupa bahan kimiawi, fisis maupunbiologis yang dapat menyebabkan penyakit kulitakibat kerja.Penerapannya pada penyakit kulit akibat kerjasebaiknya dilaksanakan secara rinci, misalnyamencari penyebab, termasuk waktu pajanan ditempat kerja dan tempat lain di luar pekerjaan gunapenentuan diagnosis pasti. Agar mendapatkan hasiloptamal perlu pula dipertimbangkan berbagai halyang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit akibatkerja termasuk penetapan thktor pencetus.
Perlu diupayakan agar pekerja dapat bekerjakembali seperti sediakala. Apabila usaha tersebutgagal karena terjadi kekambuhan penyakit,sebaiknya dikaji ulang terutama menyangkutpajanan bahan penyebab, apakah pekerja menaatianjuran pen-cegahan pajanan dan mengerjakanperawatan kulit dengan benar sehingga fungsi sawarkulit dapat diperbaiki. Apabila kekambuhan penyakitmasih terus berlangsung maka perlu dipikirkan ke-mungkinan alternatif lain.
Program perlindungan kulitProgram pencegahan umumnya terfokus pada
pengendalian lingkungan untuk melindungi pekerjadan mengidentifikasi kelompok risiko tinggi. Feng-gunaan alat pelindung diri misalnya sarung tangandan pelembab masih terbatas sebagai hasil le-nelitian yang bermanfaat, namun pemanfaatan dilapangan belum memadai. Hal tersebut membuhikanbahwa interveirsi hanya dalam satu aspeksajakurangbermanfaat.
lrogram perlindungan kulit merupakan petunjukpraktis tentang perawatan kulit yang ditujukan untukkelompok tertentu. Dalam kaitan dengan dermatitiskontak akibat kerja{DI(AK), maka program ter-sebutditujukan pada jenis atau tempat tertentu, misalnyapekerja rnekanik atau penata rambut.Sangat penting untuk mengikutsertakan programperawatan kulit sebagai bagian terintegrasi dalamprogram pendidikan, berisi infbrmasi tentang kulitsehat dan penyakit kulit terkait dengan pekerjaan,pengenalan dini penyakit kulit, dan kegunaanprosedur perlindungan. Hal tersebut diikuti denganpeningkatan pemahaman tentang perawatan kulit danperubahan perilaku dalam kaitan denganperlindungan kulit.
Sebagai contoh program perlindungan kulit yangditujukan terhadap'pekerjaan b.asah' lwet-work:- Mencuci tangan dengan air biasa. Bilas dan
. keringkan tangax dengan sempurna,setelah"' "mencuci..Detpljen'm'aniuityai potensi mdrusak
kulitberkaitan dengan suhu. Air hangat dan airsabun lebih mengiritasi kulit \ .', '
- Pergunakan sarung tangan pada ,pekerjaan
basah', kulit yang tidak dilindungi lebih mudahterkena iritasi pada .pekerjaan
basah'. Sarungtangan berguna untuk melindungi kulit ter_hadapair, kotoran, deterjen, shampoo, dan bahanmakanan
- Sarung tangan dipergunakan apabila perlu,dalam waktu sesingkat mungkin, karena reaksiiritasi akibat pemakaian sarung tangan seringterjadi. Pemakaian dalamjangka panjang akanmerusak funsi sawar kulit, terutama bila kulit lelahterpajan oleh deterjen
- Sarung tangan harus dalam keadaan utuh,bersih, dan kering di bagian dalam, karena iritanlemah dapat berubah sifat menjadi irtan kuat bilaberada dalam keadaan teroklusi. Alergen yangterdapat di dalam sarung tangan dapatmengakibatkan sensitisasi atau memacuterjadinya dermatitis kontak alergi pada orangyang telah tersensitisasi sebelumnya
- Bila menggunakan sarung tangan lebih dari l0menit, maka harus menggunakan sarung tangankatun di sebelah dalam
- Hindari pemakaian cicin selagi bekerja, karenadermatitis umumnya dimulai pada jari yang
2jj2 IKK TL tn ^l^
)t t\t-/^L ^- tAAo
Penyakil Kulit Aktbat KerJo
memakai cincin sebagai reaksi terhadap iritanyang'ter.i.ebak' dibawah cincin
- Pcmakaian jr,nis desinfektans sebaiknya di-sesuaikan derrgan kebutuhan di tenrpat kerja,karena umumnya desinfiC<tans bersit'at iritan dan
{urut berperan terhadap perkembangan menjadiDK di tangan
- Gunakan pelembab sewaktu kerja atau setelah
bekeqia. Pilih yang banyik mengandung lernakdarr bcbab partunl dengan bahan pengawet
1'ang ber potensi alergen terendah. Pelembabterbukti dapat mempermudah regenerasi fi.rngsi
sawarkulit, dan kandungan lemak berhubunganden*gan keccpatan proses tersebut.
- Pe-lembab dipakai di seluruh tangan, termasukselajari, ujungjari, dan punggung tangan
- Pcrhatikanpulasaatnrelakukanpekerjaanrumatr,pakai sarung tangan selagi mencuci. DK iritanumunrnya teqiadi akibat pajanankumulatif dengan
iritan lernah.
KesimpulanSebagai petugas yang berkccirnpung dalant
kesehatan kerja yang mengenal"ieuis perryakit sertajenis peheriaan yang mengandung resiko untuk
mas i ng-masin g j enis perryakit akan mempermudahpenegakkan diagrosis dan penanggulangan serta
penccgahannya" 1-ersirat pula tuntutan agar selalutanggap terhadap setiap kelainan yang terjadi sebagai
akibat atau berhubungan dengan kejadian di tunpatkerja. Besarnya permasalahan ben'ariasi sesuai
dengan derajat kecacatan, motivasi, umur, intelegersi,dan rvakfu kerja di tempat tersebut.
Rehabilitasi tidak hanya di bidang kesehatan
tetapi rnencakup pula rehabilitasi di bidang sosial.
Berbagai tbktor individu dan sosial kadang-kadang
lebih berperan dalam menentukan per-pindahan
kerja, tidak hanya karena faktor penyakit kulitnya.Dokter hanya dapat memberi saran ber-dasarkanpemeriksaan dan pengetahuan tentang kondisipajanan, namun tidak dapat menentukan masa depan
pekerja yang sakit.
DaftarPustaka1. Beltrani VS. 1999. Occupational dermatosis. Ann
Allergy, Asthma, Immunol 83:607-613.2. Belsito DV. 2005. Ocupational conhact dermatitis:
Etilogy, prcvalence, and resultant/ disability. JAnr Acad Dennatol 53 :303.
{