jurnalis peduli anak

Upload: lp3yorg

Post on 07-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Jurnalis peduli Anak

    1/2

    Saatnya Jurnalis Peduli Terhadap Anak

    Bocah 8 Tahun Diduga Dianiaya Orang Tua Angkat. Itulah salah satu judul berita tentang anak yang dimuatsalah satu media cetak pada tanggal 19 Febr uar i 2008.

    Pemberitaan tentang anak yang diungkap media memang tidak sesering seperti

    berita yang mengandung unsur politik atau ekonomi. Berita anak yang seringdisajikan biasanya berkaitan dengan terjadinya peristiwa, seperti pada contoh kasus di

    atas ketika ada kasus yang menimpa anak. Atau di sisi lain media juga akan

    menyajikan berita berkaitan dengan anak, ketika adanya hari anak misalnya.

    Mengapa anak perlu mendapat perhatian media? Banyak faktor yang menjadilatar belakang pertanyaan itu, tetapi salah satunya dikarenakan posisi anak yang

    seringkali tidak pernah dianggap, karena ia adalah hanya manusia kecil. Sehinggadengan adanya anggapan inilah anak kerap mengalami sejumlah kekerasan,

    penindasan dan pengabaian hak. Padahal anak juga makhluk tuhan yang samaderajatnya dengan orang dewasa. Ia juga punya hak sebagai manusia yang harus

    dipenuhi baik oleh orang tuanya (dewasa) atau negara.

    Dengan banyaknya kasus yang sering menimpa anak, maka lahirlah Undang-Undang (UU) No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. UU tersebut lebih

    menegaskan bahwa anak perlu dilindungi dan mendapatkan hak-haknya.

    Buku yang diterbitan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan bekerja sama

    dengan Unicef ini bermaksud menggugah para jurnalis sebagai pelaku media bahwa

    isu anak merupakan salah satu isu penting yang perlu diangkat. Hal itu dilataridengan adanya perhatian media selama ini yang belum begitu peka terhadap persoalan

    anak. Kurangnya kepekaan jurnalis dalam melakukan liputan isu anak ini terutama

    ketika anak menjadi korban kekerasan, perkosaan atau tindakan destruktif lainnya.

    Dalam hal ini jurnalis kerap mengabaikan faktor psikologis anak dalam proses

    liputannya.

    Selain itu, soal perspektif tentang hak anak. Dalam penulisan berita tentang

    anak, seringkali jurnalis hanya melihat dari sisi peristiwa semata. Aspek terpentingyang jarang dieksplorasi lebih lanjut adalah hak-hak mereka sebagai anak yang

    seharusnya dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, masyarakat dan negara, terkadangsama sekali tidak tersentuh. Sehingg terkadang jurnalis malah terkesan menyalahkan

    anak sebagai anak nakal misalnya, ketimbang melihat latar belakang mengapa anakmenjadi berbuat demikian.

    Dalam buku setebal 153 halaman ini, yang merupakan panduan bagi jurnalis

    untuk meliput isu anak, salah satunya disinggung bagaimana jurnalis perlu memiliki

    perspektif atau sudut pandang anak ketika meliput soal anak. Pemahaman atas

    perspektif ini diperlukan agar pemberitaan diharapkan memberi pembelaan terhadap

    anak. Hal ini mengingat anak tidak seperti orang dewasa yang mampu

  • 8/3/2019 Jurnalis peduli Anak

    2/2

    mengidentifikasi persoalan serta mengambil keputusan atas pilihannya, dan dia

    dianggap belum mampu membuat keputusan untuk dirinya sendiri sendiri. (bab 4)

    Untuk itulah UU no 23 Tahun 2002 itu hadir agar anak mendapat perlidungan

    dari sejumlah perlakuan diantaranya, diskriminasi, eksploitasi, penelantaran,

    kekerasan, penganiayaan dan lain sebagainya.

    Namun, adanya pemikiran tentang pentingnya isu anak tidak begitu sajaditerima media. Isu anak saat ini belum menjadi prioritas media. Alasannya,

    berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan AJI, dalam buku ini ditemukan sejumlahalasan di antaranya; isu anak kurang seksis dan kurang diminati pembaca sehingga

    tidak berdampak baik secara ekonomi, pembaca lebih tertarik isu politik, kriminalbahkan infotainment, masyarakat masih menomorduakan anak, halaman terbatas,

    banyak terhambat di lapangan, seperti minimnya data dan memerlukan waktu khusus

    (hal. 10).

    Memang tidak mudah melakukan liputan tentang anak. Selain jurnalis harus

    menguasai kode etik jurnalistik dan berempati terhadap anak, jurnalis juga harus

    menguasai sejumlah produk hukum dan peraturan yang berkaitan dengan anak.

    Karena tujuan menguasi aspek hukum dan sejumlah peraturan ini akan membantujurnalis untuk mendapatkan pemahaman akan posisi anak dalam masyarakat. (hal 47)

    Selanjutnya, setelah jurnalis menguasai seluruh aspek di atas, jurnalis juga

    perlu paham terhadap prinsip-prinsip dasar dalam meliput anak. Seperti dikutip

    penulis dari International Federation of Journalist(IFJ), sejumlah panduan tentang

    prinsip dasar ini antara lain: jurnalis harus berjuang untuk mempelajari soal standarakurasi berita dan belajar soal sensitifitas isu anak, menghindari eksplotasi dan

    sensualisme anak, konsisten untuk tetap menuliskan informasi anak, menghindariseksual image terhadap anak di media, tidak mengekspose anak secara berlebidhan

    dan lain sebagainya. (may)

    Judul Buku : Jur nalisme Peduli Anak, Panduan bagi Jur nalis Meliput Isu Anak

    Penulis : Eko Bambang dan LuvianaPenerbit : Aliansi Jur nalis Independen (AJI)

    Tahun : 2007Halaman : x, 153