jurnal ti madan fiks.pdf
DESCRIPTION
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIFTRANSCRIPT
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET
SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
RAHMADANSYAH SARAGIH 100403017
Teknik Industri-Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara
Email: [email protected]
ABSTRAK :Kelapa merupakan tanaman tropika yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi suhu rata-rata diantara
24-29 °C. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai
dari ujung atas hingga akarnya. Adapun hasil olahan kelapa antara lain minyak kelapa, santan, pembuatan sapu, papan,
keset dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya maka serabut kelapa akan dibuat menjadi briket. Briket
merupakan bahan bakar alternatif yang menyerupai arang dan memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu
bentuk bahan bakar baru, briket merupakan alternatif yang sederhana, baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi
bahan baku yang digunakan, sehingga bahan bakar briket memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat beriket dengan bahan baku serabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui variabel dan komposisi pembuatan briket dengan melakukan perancangan eksperimen dengan metode ANAVA
dan menganalisis perbandingan nilai ekonomis penggunaan briket dengan minyak tanah dengan menghitung biaya
produksi, waktu proses serta mampu melakukan analisa SWOT apabila diproduksi secara massal. Pengujian perbandingan
tepung tapioka dan air yang terbaik adalah 40 : 120, karena semakin banyak tepung tapioka yang digunakan maka tingkat
kerekatan briket semakin baik pula dan tidak mudah hancur sebagai hasil pengujian eksperimental dan memiliki nilai
ekonomis dibandingkan dengan minyak tanah serta nilai analisis SWOT menunjukkan pada kuadran I yang artinya kuat
dan berpeluang. Dari penelitian ini, diharapkan dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan serta penggunaan
bahan baku pembuatan briket yang lain dalam upaya pengadaan Energi alternatif yang ramah lingkungan
Kata Kunci: Briket, Perancangan Eksperimen, SWOT, Energi Alternatif
PENDAHULUAN
Pengembangan teknologi yang berkaitan
dengan sumber bahan bakar alternatif senantiasa
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
energi yang saat ini terjadi. Salah satu alternatif
bentuk bahan bakar yang belum banyak
dikembangkan, terutama pada masyarakat yang
sifatnya biomassa. Serabut kelapa merupakan
limbah biomassa yang banyak dijumpai
dikehidupan sehari-hari. Jumlah serabut kelapa
yang banyak dan pemanfaatan yang minim, menjadi
masalah serius bagi lingkungan masyarakat sekitar.
Selama ini serabut kelapa banyak dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan keset.
Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya
maka serabut kelapa akan dibuat menjadi briket.
Briket merupakan bahan bakar alternatif yang
menyerupai arang dan memiliki kerapatan yang
lebih tinggi. Sebagai salah satu bentuk bahan bakar
baru, briket merupakan alternatif yang sederhana,
baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi
bahan baku yang digunakan, sehingga bahan bakar
briket
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
memiliki potensi yang cukup besar untuk
dikembangkan. Pembuatan briket telah banyak
dilakukan dengan menggunakan bahan yang
berbasis biomassa. Biomassa merupakan hasil
fotosintesis tumbuhan beserta turunannya, dan
merupakan salah satu sumber energi terbarukan
yang dapat dimanfaatkan.
Pembuatan briket biomassa umumnya
memerlukan penambahan bahan perekat untuk
meningkatkan sifat fisik dari briket. Adanya
penambahan kadar perekat yang sesuai pada
pembuatan briket akan meningkatkan nilai kalor
briket tersebut. Jenis perekat yang digunakan pada
pembuatan briket berpengaruh tehadap kerapatan,
ketahanan tekan, nilai kalor bakar, kadar air, dan
kadar abu. Penggunaan jenis dan kadar perekat
pada pembuatan briket merupakan salah satu faktor
penting dalam pembuatan briket. Bahan perekat
yang biasa digunakan pada pembuatan briket adalah
tapioka dan tetes tebu (molases). Pemanfaatan
serabut kelapa menjadi briket diharapkan juga dapat
mengatasi permasalahan lingkungan dan sebagai
energi alternatif untuk penyediaan bahan bakar,
baik untuk industri ataupun untuk masyarakat.
LANDASAN TEORI
2.1. Mengenal Kelapa
Dilihat dari jenis tanamanya kelapa
termasuk keluarga tanaman jenis palma atau dalam
bahasa biologinya araceae, sejenis dengan tanaman
atau pohon sawit, enau atau aren, serta pohon-
pohon palm lainnya. Kelapa mempunyai buah
berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa
umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan
dapat mencapai 10-14 meter lebih. Tanaman kelapa
sangat penting artinya bagi kehidupan manusia,
sehingga merupakan lambang atau pengenal
Kepulauan Indonesia. Dalam sebuah syair lagu
Ismail Marzuki menggambarkan Kepulauan
Indonesia sebagai Pulau Kelapa. Tanaman kelapa
banyak terdapat di daerah beriklim tropis. Kelapa
diperkirakan dapat ditemukan dilebih 80 negara.
Indonesia merupakan negara yang agraris yang
menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India,
sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia.
Daunnya berpelapah, panjangnya dapat
mencapai 3-4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi
yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus
dengan serabut dan batok yang cukup kuat,
sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus
dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar
dan subur dapat menghasilkan 2-10 buah kelapa
setiap tangkainya.
2.2. Definisi Briket
Menurut Kurniawan dan Marsono (2008),
briket merupakan gumpalan arang yang terbuat dari
bahan lunak yang dikeraskan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan atau berat jenis serbuk arang, kehalusan
serbuk, suhu karbonisasi, tekanan pengempaan, dan
pencampuran formula bahan baku briket. Proses
pembriketan adalah proses pengolahan yang
mengalami perlakuan penumbukan, pencampuran
bahan baku, pencetakan dengan sistem hidrolik dan
pengeringan pada kondisi tertentu, sehingga
diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran
fisik, dan sifat kimia tertentu.
Briket adalah bahan bakar padat yang dapat
digunakan sebagai sumber energi alternatif yang
mempunyai bentuk tertentu. Pemilihan proses
pembriketan tentunya harus mengacu pada segmen
pasar agar dicapai nilai ekonomi, teknis, dan
lingkungan yang optimal. Pembriketan bertujuan
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
untuk memperoleh suatu bahan bakar yang
berkualitas yang dapat digunakan untuk semua
sektor sebagai sumber energi pengganti.
2.3. Desain Eksperimen
Desain eksperimen yaitu suatu rancangan
percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang
betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga
informasi yang berhubungan dengan atau
diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti
dapat dikumpulkan. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa statistika berurusan dengan pengembangan
dan penggunaan metoda serta teknik untuk
pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis, dan
pengambilan kesimpulan mengenai sekumpulan
data sehingga ketidak pastian dari pada kesimpulan
berdasarkan data itu dapat diperhitungkan dengan
menggunakan ilmu hitung probabilitas. Dalam hai
ini, perlu diingat bahwa analisa hanyalah bersifat
eksak apabila asumsi-asumsi, umumnya mengenai
bentuk distribusi, semuanya dipenuhi. Akan tetapi
pada kenyataannya hal ini kadang-kadang tidak
terjadi atau sukar untuk dibuktikan dipenuhi,
sehingga dalam banyak hal sering bergantung pada
kecakapan memilih metode analisis yang tepat
untuk sesuatu persoalan, termasuk ke dalamnya
cara-cara perencanaan untuk memperoleh data yang
diperlukan.
Disain suatu eksperimen bertujuan untuk
memperoleh atau mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna
dalam melakukan penyelidikan persoalan yang akan
dibahas. Meskipun demikian, dalam rangka usaha
mendapatkan semua informasi yang berguna itu,
hendaknya disain dibuat sesederhana mungkin
mengingat waktu, biaya, tenaga dan bahan yang
harus digunakan. Analisa varian (ANAVA) adalah
suatu manipulasi matematis 2 perangkat data untuk
mendapatkan pengertian tentang penyebab varians,
dimana satu dari 2 perangkat tersebut dipergunakan
sebagai dasar / standar. Anava digunakan untuk
menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya pada
periode berjalan dan sebelumnya, menyelidiki
varian antara hasil sesungguhnya dengan biaya
standar dan tujuan yang direncanakan.
2.5. Analisis Biaya
Analisis ini merupakan instrumen yang
lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan, misal dalam menetapkan harga jual
produk dan karakteristik suatu produk. Tujuan
analisis biaya adalah :
1 . Untuk mengendalikan biaya
2. Untuk menentukan keputusan strategi
3. Untuk merencanakan laba
4. Untuk menghitung laba dan rugi
2.6. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu
metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan
faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness,
Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering
digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk
mencari strategi yang akan dilakukan. Matriks
SWOT ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Gambar 2.1. Alternatif Pilihan Strategi Generik
Berdasarkan SWOT
Keterangan Gambar 2.1. yaitu:
1. Kuadran I (positif, positif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang
kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
2. Kuadran II (positif, negatif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang
kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi untuk
segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3. Kuadran III (negatif, positif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang
lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah ubah strategi,
artinya organisasi disarankan untuk mengubah
strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi.
4. Kuadran IV (negatif, negatif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang
lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Strategi Bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh
karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
20-25 April 2013. Pembuatan briket ini dilakukan
di Laboratorium Proses Manufaktur, Departemen
Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
3.2. Data Bahan Pembuatan Briket
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan briket adalah
1. Serabut Kelapa 240 gr
2. Tepung Tapioka 40 gr
3. Air 120 gr
3.3. Data Mesin dan Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam
proses produksi briket di Laboratorium Proses
Manufaktur adalah mesin cetak, timbangan digital,
thermometer, baskom/mangkuk, panic dan kompor.
3.4. Data Perancangan Eksperimen
Perancangan eksperimen pada percobaan
ini menjelaskan pengaruh tekanan dongkrak,
perbandingan tepung tapioka dengan air dan waktu
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
pengeringan terhadap lama pemanasan air yang
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Data Perancangan Eksperimen Proses
Pembuatan Briket
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uraian Proses Pembuatan
Adapun uraian proses produksi pembuatan
briket adalah sebagai berikut:
1. Serabut dipisahkan dari kulit dan dihauskan
sehingga menjadi serbuk.
2. Serbuk serabut dibakar atau dipanaskan diterik
sinar matahari hingga kering
3. Bahan ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital
4. Air dimasukkan kedalam panci kemudian
dipanaskan diatas kompor
5. Tepung tapioka dimasukkan kedalam panci
yang berisi air panas kemudian di aduk-aduk
sampai menjadi perekat
6. Perekat dicampurkan dengan Serabut kelapa
sambil di aduk hingga merata
7. Serabut kelapa dibentuk seperti bola kemudian
di cetak dengan menggunakan mesin cetak
dengan tekanan 85 kg/cm2 dan 105 kg/cm
2
8. Hasil cetakan dikeringkan didalam oven atau
dijemur dibawah sinar matahari
9. Briket diuji untuk mengetahui komposisi mana
yang terbaik dengan merebus air
10. Dihitung dan dicatat waktu pemanasannya
hingga mendidih
11. Apabila briket diproduksi dalam jumlah massal,
dilakukan pengemasan dan diberi lebel.
Pada proses produksi briket perlu
diperhatikan proses pencampuran tepung
tapioka dan air sesuai hasil eksperimen. Bahan
yang digunakan juga harus bervariasi untuk
kedepannya sehingga diketahui bahan mana
yang lebih baik untuk digunakan sebagai bahan
baku pembuatan briket.
4.2. Perhitungan Perancangan Eksperimen
Berdasarkan hasil pengamatan data
perancangan eksperimen yang diperoleh, dilakukan
analisis terhadap interaksi antar faktor dengan
menggunakan prinsip desain eksperimen sebagai
berikut:
H0 : Tidak terdapat efek yang signifikan dari
suatu faktor atau interaksi antara faktor-
faktor terhadap hasil pembuatan briket.
H1 : Terdapat efek yang signifikan dari suatu
faktor atau interaksi faktor-faktor
terhadap hasil pembuatan briket.
Kmudian dilakukan perhitungan anava dengan
hasil seperti pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Daftar ANAVA Untuk Eksperimen
Faktorial 2x2x2
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Keterangan:
A = perbandingan tepung tapioka dengan air
B = Faktor tekanan dongkrak
C = Faktor waktu pengeringan
Langkah Pengujian hipotesis:
1. H0 : Tidak terdapat efek yang signifikan dari
suatu faktor atau interaksi antara faktor-
faktor terhadap hasil pembuatan briket.
H1 : Terdapat efek yang signifikan dari suatu
faktor atau interaksi faktor-faktor
terhadap hasil pembuatan briket.
2. = 0,05 = 4,49
3. Wilayah kritik : Fhitung <
F
Untuk = 0,05 = 4,49
- Untuk AB : Fhitung > F
- Untuk AC : Fhitung < F
- Untuk BC : Fhitung > F
- Untuk ABC: Fhitung > F
4. Fhitung/Fuji :
- Untuk A : Fhitung = -
- Untuk B : Fhitung = -
- Untuk C : Fhitung = -
- Untuk AB : Fhitung = 4,39
- Untuk AC : Fhitung = 65,20
- Untuk BC : Fhitung = 5,29
- Untuk ABC : Fhitung = 20,26
4. Kesimpulan :
Setelah melalui pengolahan data maka didapat
hasil berupa tabel ANAVA yang
memperlihatkan hasil-hasil pengujian beberapa
hipotesa tersebut. Adapun syarat pengujian
hipotesa yang dimaksud adalah jika Fhit Ftabel
maka H0 diterima sebaliknya jika Fhit > Ftabel
maka H0 ditolak. sehingga dari tabel ANAVA
di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Untuk Ftabel α =0,05
1. FAB < Ftabel. H0 diterima, artinya tidak terdapat
efek yang signifikan dari interaksi faktor
perbandingan tepung tapioka dengan air
dengan faktor tekanan dongkrak terhadap
briket yang dihasilkan
2. FAC > Ftabel. H0 ditolak, artinya terdapat efek
yang signifikan dari interaksi faktor
perbandingan tepung tapioka dengan air
dengan waktu pengeringan terhadap briket
yang dihasilkan begitu juga dengan interaksi
faktor tekanan dongkrak dengan waktu
pengeringan terhadap briket yang dihasilkan,
dan interaksi faktor perbandingan tepung
tapioka dengan air, faktor tekanan dongkrak
dan waktu pengeringan terhadap briket yang
dihasilkan.
Design eksperimen diakukan untuk
mengetahui komposisi terbaik dalam pembuatan
briket. Namun yang juga harus diperhatikan bahwa
perbandingan komposisi yang diusulkan tidak
menjadi patokan dalam pembuatan briket karena
pembuatannya masih bisa disesuaikan dengan
kebutuhan yang akan dibuat/diproduksi
4.3. Perhitungan dengan SPSS
Adapun data hasil perhitungan Desain
Eksperimen Briket dengan Menggunakan Software
Software SPSS dapat dilihat pada tabel 4.2.
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Desain Eksperimen
Briket dengan Menggunakan Software SPSS
Dapat dilihat nilai A*B dibawah nilai
Ftabel = 0,05 = 4,49 yang artinya tidak terdapat
efek yang signifikan dari interaksi faktor
perbandingan tepung tapioka dengan air dengan
faktor tekanan dongkrak terhadap briket yang
dihasilkan, Maka perhitungan software sudah sesuai
dengan perhitungan manual.
4.4. Perbandingan Briket dengan Minyak
Tanah berdasarkan Biaya
Apabila diproduksi secara massal, maka
dilakukan perhitungan biaya produksi secara
keseluruhan. Adapun rincian biaya produksi briket
adalah sebagai
berikut :
1. Biaya Bahan :
a. Bahan Baku Langsung
Serabut Kelapa = Rp 0,-
Tepung Tapioka (Rp. 6000/kg untuk 1
pembuatan 240 gr) = Rp. 500
2. Biaya Overhead :
a. Bahan Penolong
Merk/label = Rp 500,-
Plastik =Rp. 500,-
Harga Pokok Produksi Rp 1.500,-
(Asumsi: Biaya Tenaga kerja, peralatan,
penyewaan, perawatan dalam memproduksi tidak
ada)
Harga Produksi untuk pembuatan 1
bungkus briket adalah Rp. 1.500,- sedangkan harga
untuk satu liter minyak tanah adalah Rp.6000,-.
Dari segi biaya, briket lebih murah dibandingkan
dengan minyak tanah dan juga briket merupakan
energi biomassa oleh karena itu briket disarankan
sebagai energi alternatif yang masih bisa digunakan
pada mayarakat khususnya masyarakat menengah
kebawah.
Maka, Harga Produksi untuk pembuatan 1 bungkus
adalah Rp. 1.500,- sedangkan harga untuk satu liter
minyak tanah adalah Rp.6000,-
4.5. Identifikasi SWOT
Analisis SWOT bertujuannya untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu
masalah, proyek atau konsep bisnis yang
berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor
eksternal. Hal ini ditujukan apabila briket ini ingin
diproduksi secara massal.
1. Strength
Adapun faktor kekuatan yang dimaksud adalah
faktor internal yang berhubungan dengan briket
tersebut ditunjukan pada Tabel 4.3.
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Tabel 4.3. Faktor Strength
2. Weakness
Adapun faktor kelemahan yang dimaksud adalah
faktor internal yang berhubungan dengan briket
ditunjukan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Faktor Weakness
3. Opportunity
Adapun faktor kesempatan yang dimaksud
adalah faktor eksternal yang berhubungan dengan
briket yang ditunjukan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Faktor Opportunity
4. Threat
Adapun faktor ancaman yang dimaksud adalah
faktor eksternal yang berhubungan dengan
ditunjukan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Faktor Threat
4.6. Pendekatan Kuantitatif SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat
dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan analisis SWOT yang bertujuan untuk
mengetahui secara pasti posisi briket yang
sesungguhnya. Nilai pembobotan untuk setiap
faktor, baik internal maupun eksternal merupakan
hasil asumsi penulis. Adapun pendekatan kuantitatif
SWOT adalah sebagai berikut
Selisih faktor internal= S - W = 7,632 – 5,800 =
1,832 (sumbu x)
Selisih faktor eksternal= O - T = 6,825 – 6,280 =
0,545 (sumbu y)
Berdasarkan data diatas, dibuat peta posisi
swot kuantitatif untuk memetakan posisi briket.
sumbu x dari peta posisi menunjukan faktor internal
(strength dan weakness) dan sumbu y menunjukan
faktor eksternal (opportunity dan threat). Adapun
peta posisi SWOT briket ditunjukan pada Gambar
4.7.
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Gambar 4.7. Peta Posisi SWOT Briket
Berdasarkan peta posisi SWOT, briket
berada pada kuadran I dengan nilai (1,832;0,545).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat
dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam
kondisi siap sehingga sangat dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
4.7. Pendekatan Kualitatif SWOT
Berdasarkan hasil pendekatan kuantitatif
maka didapat pendekatan kualitatif matriks SWOT
dimana posisi briket berada pada posisi SO yang
artinya hal yang perlu dilakukan adalah membuat
standar proses produksi, menggunakan tenaga kerja
terdidik sehingga mampu mengoptimalkan kinerja,
menjaga kualitas produk serta melakukan promosi.
Hal yang perlu dilakukan apabila briket diproduksi
secara massal atau dijadikan usaha adalah dengan
menganalsis faktor kelemahan yang ada pada
briket. Dari kelemahan briket disusun strategi untuk
menanani kelemahan dan meningkatkan kekuatan
ataupun keunggulan. Secara umum, hal yang perlu
diperhatikan bahwa briket belum banyak diketahui
oleh masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat
diambil yaitu:
1. Briket merupakan energi alternatif pengganti
minyak tanah yang dapat dibuat dengan bahan
dari limbah seperti serabut kelapa.
2. Dari hasil design eksperimen didapat untuk
komposisi pembuatan briket harus
memperhatikan perbandingan tepung tapioka
dengan air, faktor tekanan dongkrak dan waktu
pengeringan.
3. Perhitungan biaya produksi dari pembuatan
satu bungkus briket lebih murah dibandingkan
dengan minyak tanah.
4. Apabila briket diproduksi secara massal maka
briket dapat diterima dipasar apabila
memprioritaskan pada kualitas dan promosi
sesuai analisis SWOT yang telah dilakukan.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diambil
yaitu:
1. Sebaiknya dalam pembuatan briket harus
menguasai prosedur agar tidak terjadi
kesalahan dalam proses pembuatan briket.
2. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk bahan baku pembuatan briket
dengan Kepmenkes no.
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Arman Hakim, dkk. 2006. Manajemen
Pemasaran untuk Engineering. Yogyakarta:
ANDI
Sumangat, D dan Broto, Wisnu. 2009. Kajian
Teknis dan Ekonomis Pengolahan Briket
Bungkil Biji Jarak Pagar sebagai Bahan
Bakar Tungku. Bandung. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian
Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Pengantar Teknik
dan Manajemen Industri. Surabaya: ITS
Wijayanti, DS. 2009. Karakteristik Briket Arang
dari Serbuk Gergaji dengan Penambahan
Arang Cangkang Kelapa Sawit.
Medan:USU
http://kedirijaya.com>Home>lifestyle>News>sosial
.56
http://kompas.hargaminyaktanah.123/3/4/wcdde/gh
h/.id
http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basis
data&kat=3&sub=8&file=83
DATA RIWAYAT HIDUP
RAHMADANSYAH
SARAGIH
Jl. Abdul Hakim, Pasar I Setia
Budi, Komp. Classic II, No.61
Medan
HP : 087869613471
Email:[email protected]
DATA PERSONAL
Tempat,Tanggal Lahir: M. Bandar, 17 Maret
1992
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi / Berat Badan : 166 cm / 63 kg
Agama : Islam
Motto : Habonaron Do Bona
PENDIDIKAN
Tahun 1998 – 2004 Sekolah Dasar
Alwasliyah M. Bandar
Tahun 2004 – 2007 Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Bandar
Tahun 2007 – 2010 Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Bandar
Tahun 2010 Universitas Sumatera Utara
(Fakultas Teknik– Teknik Industri)
PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun 2011 – 2012 :Anggota
Administrasi dan Kesekretariatan HMI FT
USU
Tahun 2011 – 2012 Wakil Bendahara
Umum Administrasi dan Kesekretariatan
HMI FT USU
Tahun 2011 – 2012 Anggota
Kemahasiswaan HIMTI FT USU
Tahun 2011 – 2012 Sekretaris Umum
K3M Gerakan Mahasiswa Siaga Bencana
(GEMASIANA)
Tahun 2012 – 2013 Ketua Bidang
Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
(KPP) HMI FT USU
Tahun 2012 – 2013 :Ketua Bidang
Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
(KPP) HMI FT USU
Tahun 2012 – 2013 Anggota Administrasi
dan kesekretariatan HIMTI FT USU
Tahun 2012 – 2013 :Ketua Umum
K3M Gerakan Mahasiswa Siaga Bencana
(GEMASIANA)
Tahun 2013 – 2014 :Ketua Umum
HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK
INDUSTRI (HIMTI) FT USU
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Lampiran 1
Peralatan dan Bahan
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Lampiran 2
PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA
UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Lampiran 3