jurnal ti madan fiks.pdf

13
Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAHMADANSYAH SARAGIH 100403017 Teknik Industri-Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Email: [email protected] ABSTRAK :Kelapa merupakan tanaman tropika yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi suhu rata-rata diantara 24-29 °C. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai dari ujung atas hingga akarnya. Adapun hasil olahan kelapa antara lain minyak kelapa, santan, pembuatan sapu, papan, keset dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya maka serabut kelapa akan dibuat menjadi briket. Briket merupakan bahan bakar alternatif yang menyerupai arang dan memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu bentuk bahan bakar baru, briket merupakan alternatif yang sederhana, baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi bahan baku yang digunakan, sehingga bahan bakar briket memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Penelitian ini dilakukan dengan membuat beriket dengan bahan baku serabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel dan komposisi pembuatan briket dengan melakukan perancangan eksperimen dengan metode ANAVA dan menganalisis perbandingan nilai ekonomis penggunaan briket dengan minyak tanah dengan menghitung biaya produksi, waktu proses serta mampu melakukan analisa SWOT apabila diproduksi secara massal. Pengujian perbandingan tepung tapioka dan air yang terbaik adalah 40 : 120, karena semakin banyak tepung tapioka yang digunakan maka tingkat kerekatan briket semakin baik pula dan tidak mudah hancur sebagai hasil pengujian eksperimental dan memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan minyak tanah serta nilai analisis SWOT menunjukkan pada kuadran I yang artinya kuat dan berpeluang. Dari penelitian ini, diharapkan dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan serta penggunaan bahan baku pembuatan briket yang lain dalam upaya pengadaan Energi alternatif yang ramah lingkungan Kata Kunci: Briket, Perancangan Eksperimen, SWOT, Energi Alternatif PENDAHULUAN Pengembangan teknologi yang berkaitan dengan sumber bahan bakar alternatif senantiasa dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan energi yang saat ini terjadi. Salah satu alternatif bentuk bahan bakar yang belum banyak dikembangkan, terutama pada masyarakat yang sifatnya biomassa. Serabut kelapa merupakan limbah biomassa yang banyak dijumpai dikehidupan sehari-hari. Jumlah serabut kelapa yang banyak dan pemanfaatan yang minim, menjadi masalah serius bagi lingkungan masyarakat sekitar. Selama ini serabut kelapa banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan keset. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya maka serabut kelapa akan dibuat menjadi briket. Briket merupakan bahan bakar alternatif yang menyerupai arang dan memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu bentuk bahan bakar baru, briket merupakan alternatif yang sederhana, baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi bahan baku yang digunakan, sehingga bahan bakar briket

Upload: madan-saragih

Post on 02-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET

SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

RAHMADANSYAH SARAGIH 100403017

Teknik Industri-Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara

Email: [email protected]

ABSTRAK :Kelapa merupakan tanaman tropika yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi suhu rata-rata diantara

24-29 °C. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai

dari ujung atas hingga akarnya. Adapun hasil olahan kelapa antara lain minyak kelapa, santan, pembuatan sapu, papan,

keset dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya maka serabut kelapa akan dibuat menjadi briket. Briket

merupakan bahan bakar alternatif yang menyerupai arang dan memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu

bentuk bahan bakar baru, briket merupakan alternatif yang sederhana, baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi

bahan baku yang digunakan, sehingga bahan bakar briket memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.

Penelitian ini dilakukan dengan membuat beriket dengan bahan baku serabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui variabel dan komposisi pembuatan briket dengan melakukan perancangan eksperimen dengan metode ANAVA

dan menganalisis perbandingan nilai ekonomis penggunaan briket dengan minyak tanah dengan menghitung biaya

produksi, waktu proses serta mampu melakukan analisa SWOT apabila diproduksi secara massal. Pengujian perbandingan

tepung tapioka dan air yang terbaik adalah 40 : 120, karena semakin banyak tepung tapioka yang digunakan maka tingkat

kerekatan briket semakin baik pula dan tidak mudah hancur sebagai hasil pengujian eksperimental dan memiliki nilai

ekonomis dibandingkan dengan minyak tanah serta nilai analisis SWOT menunjukkan pada kuadran I yang artinya kuat

dan berpeluang. Dari penelitian ini, diharapkan dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan serta penggunaan

bahan baku pembuatan briket yang lain dalam upaya pengadaan Energi alternatif yang ramah lingkungan

Kata Kunci: Briket, Perancangan Eksperimen, SWOT, Energi Alternatif

PENDAHULUAN

Pengembangan teknologi yang berkaitan

dengan sumber bahan bakar alternatif senantiasa

dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan

energi yang saat ini terjadi. Salah satu alternatif

bentuk bahan bakar yang belum banyak

dikembangkan, terutama pada masyarakat yang

sifatnya biomassa. Serabut kelapa merupakan

limbah biomassa yang banyak dijumpai

dikehidupan sehari-hari. Jumlah serabut kelapa

yang banyak dan pemanfaatan yang minim, menjadi

masalah serius bagi lingkungan masyarakat sekitar.

Selama ini serabut kelapa banyak dimanfaatkan

sebagai bahan pembuatan keset.

Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya

maka serabut kelapa akan dibuat menjadi briket.

Briket merupakan bahan bakar alternatif yang

menyerupai arang dan memiliki kerapatan yang

lebih tinggi. Sebagai salah satu bentuk bahan bakar

baru, briket merupakan alternatif yang sederhana,

baik dalam proses pembuatan ataupun dari segi

bahan baku yang digunakan, sehingga bahan bakar

briket

Page 2: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

memiliki potensi yang cukup besar untuk

dikembangkan. Pembuatan briket telah banyak

dilakukan dengan menggunakan bahan yang

berbasis biomassa. Biomassa merupakan hasil

fotosintesis tumbuhan beserta turunannya, dan

merupakan salah satu sumber energi terbarukan

yang dapat dimanfaatkan.

Pembuatan briket biomassa umumnya

memerlukan penambahan bahan perekat untuk

meningkatkan sifat fisik dari briket. Adanya

penambahan kadar perekat yang sesuai pada

pembuatan briket akan meningkatkan nilai kalor

briket tersebut. Jenis perekat yang digunakan pada

pembuatan briket berpengaruh tehadap kerapatan,

ketahanan tekan, nilai kalor bakar, kadar air, dan

kadar abu. Penggunaan jenis dan kadar perekat

pada pembuatan briket merupakan salah satu faktor

penting dalam pembuatan briket. Bahan perekat

yang biasa digunakan pada pembuatan briket adalah

tapioka dan tetes tebu (molases). Pemanfaatan

serabut kelapa menjadi briket diharapkan juga dapat

mengatasi permasalahan lingkungan dan sebagai

energi alternatif untuk penyediaan bahan bakar,

baik untuk industri ataupun untuk masyarakat.

LANDASAN TEORI

2.1. Mengenal Kelapa

Dilihat dari jenis tanamanya kelapa

termasuk keluarga tanaman jenis palma atau dalam

bahasa biologinya araceae, sejenis dengan tanaman

atau pohon sawit, enau atau aren, serta pohon-

pohon palm lainnya. Kelapa mempunyai buah

berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa

umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan

dapat mencapai 10-14 meter lebih. Tanaman kelapa

sangat penting artinya bagi kehidupan manusia,

sehingga merupakan lambang atau pengenal

Kepulauan Indonesia. Dalam sebuah syair lagu

Ismail Marzuki menggambarkan Kepulauan

Indonesia sebagai Pulau Kelapa. Tanaman kelapa

banyak terdapat di daerah beriklim tropis. Kelapa

diperkirakan dapat ditemukan dilebih 80 negara.

Indonesia merupakan negara yang agraris yang

menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India,

sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia.

Daunnya berpelapah, panjangnya dapat

mencapai 3-4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi

yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus

dengan serabut dan batok yang cukup kuat,

sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus

dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar

dan subur dapat menghasilkan 2-10 buah kelapa

setiap tangkainya.

2.2. Definisi Briket

Menurut Kurniawan dan Marsono (2008),

briket merupakan gumpalan arang yang terbuat dari

bahan lunak yang dikeraskan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi sifat briket arang adalah berat jenis

bahan atau berat jenis serbuk arang, kehalusan

serbuk, suhu karbonisasi, tekanan pengempaan, dan

pencampuran formula bahan baku briket. Proses

pembriketan adalah proses pengolahan yang

mengalami perlakuan penumbukan, pencampuran

bahan baku, pencetakan dengan sistem hidrolik dan

pengeringan pada kondisi tertentu, sehingga

diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran

fisik, dan sifat kimia tertentu.

Briket adalah bahan bakar padat yang dapat

digunakan sebagai sumber energi alternatif yang

mempunyai bentuk tertentu. Pemilihan proses

pembriketan tentunya harus mengacu pada segmen

pasar agar dicapai nilai ekonomi, teknis, dan

lingkungan yang optimal. Pembriketan bertujuan

Page 3: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

untuk memperoleh suatu bahan bakar yang

berkualitas yang dapat digunakan untuk semua

sektor sebagai sumber energi pengganti.

2.3. Desain Eksperimen

Desain eksperimen yaitu suatu rancangan

percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang

betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga

informasi yang berhubungan dengan atau

diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti

dapat dikumpulkan. Seperti yang telah kita ketahui

bahwa statistika berurusan dengan pengembangan

dan penggunaan metoda serta teknik untuk

pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis, dan

pengambilan kesimpulan mengenai sekumpulan

data sehingga ketidak pastian dari pada kesimpulan

berdasarkan data itu dapat diperhitungkan dengan

menggunakan ilmu hitung probabilitas. Dalam hai

ini, perlu diingat bahwa analisa hanyalah bersifat

eksak apabila asumsi-asumsi, umumnya mengenai

bentuk distribusi, semuanya dipenuhi. Akan tetapi

pada kenyataannya hal ini kadang-kadang tidak

terjadi atau sukar untuk dibuktikan dipenuhi,

sehingga dalam banyak hal sering bergantung pada

kecakapan memilih metode analisis yang tepat

untuk sesuatu persoalan, termasuk ke dalamnya

cara-cara perencanaan untuk memperoleh data yang

diperlukan.

Disain suatu eksperimen bertujuan untuk

memperoleh atau mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna

dalam melakukan penyelidikan persoalan yang akan

dibahas. Meskipun demikian, dalam rangka usaha

mendapatkan semua informasi yang berguna itu,

hendaknya disain dibuat sesederhana mungkin

mengingat waktu, biaya, tenaga dan bahan yang

harus digunakan. Analisa varian (ANAVA) adalah

suatu manipulasi matematis 2 perangkat data untuk

mendapatkan pengertian tentang penyebab varians,

dimana satu dari 2 perangkat tersebut dipergunakan

sebagai dasar / standar. Anava digunakan untuk

menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya pada

periode berjalan dan sebelumnya, menyelidiki

varian antara hasil sesungguhnya dengan biaya

standar dan tujuan yang direncanakan.

2.5. Analisis Biaya

Analisis ini merupakan instrumen yang

lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan

keputusan, misal dalam menetapkan harga jual

produk dan karakteristik suatu produk. Tujuan

analisis biaya adalah :

1 . Untuk mengendalikan biaya

2. Untuk menentukan keputusan strategi

3. Untuk merencanakan laba

4. Untuk menghitung laba dan rugi

2.6. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu

metode untuk menggambarkan kondisi dan

mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep

bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan

faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness,

Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering

digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk

mencari strategi yang akan dilakukan. Matriks

SWOT ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Page 4: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Gambar 2.1. Alternatif Pilihan Strategi Generik

Berdasarkan SWOT

Keterangan Gambar 2.1. yaitu:

1. Kuadran I (positif, positif).

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang

kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah progresif, artinya organisasi

dalam kondisi prima dan mantap sehingga

sangat dimungkinkan untuk terus melakukan

ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih

kemajuan secara maksimal.

2. Kuadran II (positif, negatif).

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang

kuat namun menghadapi tantangan yang besar.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah

diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam

kondisi mantap namun menghadapi sejumlah

tantangan berat sehingga diperkirakan roda

organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus

berputar bila hanya bertumpu pada strategi

sebelumnya. Oleh karenya, organisasi untuk

segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3. Kuadran III (negatif, positif).

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang

lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi

strategi yang diberikan adalah ubah strategi,

artinya organisasi disarankan untuk mengubah

strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama

dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap

peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja

organisasi.

4. Kuadran IV (negatif, negatif).

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang

lemah dan menghadapi tantangan besar.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah

Strategi Bertahan, artinya kondisi internal

organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh

karenanya organisasi disarankan untuk

meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan

kinerja internal agar tidak semakin terperosok.

Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya

membenahi diri.

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal

20-25 April 2013. Pembuatan briket ini dilakukan

di Laboratorium Proses Manufaktur, Departemen

Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

3.2. Data Bahan Pembuatan Briket

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses

pembuatan briket adalah

1. Serabut Kelapa 240 gr

2. Tepung Tapioka 40 gr

3. Air 120 gr

3.3. Data Mesin dan Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan dalam

proses produksi briket di Laboratorium Proses

Manufaktur adalah mesin cetak, timbangan digital,

thermometer, baskom/mangkuk, panic dan kompor.

3.4. Data Perancangan Eksperimen

Perancangan eksperimen pada percobaan

ini menjelaskan pengaruh tekanan dongkrak,

perbandingan tepung tapioka dengan air dan waktu

Page 5: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

pengeringan terhadap lama pemanasan air yang

dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Data Perancangan Eksperimen Proses

Pembuatan Briket

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uraian Proses Pembuatan

Adapun uraian proses produksi pembuatan

briket adalah sebagai berikut:

1. Serabut dipisahkan dari kulit dan dihauskan

sehingga menjadi serbuk.

2. Serbuk serabut dibakar atau dipanaskan diterik

sinar matahari hingga kering

3. Bahan ditimbang dengan menggunakan

timbangan digital

4. Air dimasukkan kedalam panci kemudian

dipanaskan diatas kompor

5. Tepung tapioka dimasukkan kedalam panci

yang berisi air panas kemudian di aduk-aduk

sampai menjadi perekat

6. Perekat dicampurkan dengan Serabut kelapa

sambil di aduk hingga merata

7. Serabut kelapa dibentuk seperti bola kemudian

di cetak dengan menggunakan mesin cetak

dengan tekanan 85 kg/cm2 dan 105 kg/cm

2

8. Hasil cetakan dikeringkan didalam oven atau

dijemur dibawah sinar matahari

9. Briket diuji untuk mengetahui komposisi mana

yang terbaik dengan merebus air

10. Dihitung dan dicatat waktu pemanasannya

hingga mendidih

11. Apabila briket diproduksi dalam jumlah massal,

dilakukan pengemasan dan diberi lebel.

Pada proses produksi briket perlu

diperhatikan proses pencampuran tepung

tapioka dan air sesuai hasil eksperimen. Bahan

yang digunakan juga harus bervariasi untuk

kedepannya sehingga diketahui bahan mana

yang lebih baik untuk digunakan sebagai bahan

baku pembuatan briket.

4.2. Perhitungan Perancangan Eksperimen

Berdasarkan hasil pengamatan data

perancangan eksperimen yang diperoleh, dilakukan

analisis terhadap interaksi antar faktor dengan

menggunakan prinsip desain eksperimen sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat efek yang signifikan dari

suatu faktor atau interaksi antara faktor-

faktor terhadap hasil pembuatan briket.

H1 : Terdapat efek yang signifikan dari suatu

faktor atau interaksi faktor-faktor

terhadap hasil pembuatan briket.

Kmudian dilakukan perhitungan anava dengan

hasil seperti pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Daftar ANAVA Untuk Eksperimen

Faktorial 2x2x2

Page 6: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Keterangan:

A = perbandingan tepung tapioka dengan air

B = Faktor tekanan dongkrak

C = Faktor waktu pengeringan

Langkah Pengujian hipotesis:

1. H0 : Tidak terdapat efek yang signifikan dari

suatu faktor atau interaksi antara faktor-

faktor terhadap hasil pembuatan briket.

H1 : Terdapat efek yang signifikan dari suatu

faktor atau interaksi faktor-faktor

terhadap hasil pembuatan briket.

2. = 0,05 = 4,49

3. Wilayah kritik : Fhitung <

F

Untuk = 0,05 = 4,49

- Untuk AB : Fhitung > F

- Untuk AC : Fhitung < F

- Untuk BC : Fhitung > F

- Untuk ABC: Fhitung > F

4. Fhitung/Fuji :

- Untuk A : Fhitung = -

- Untuk B : Fhitung = -

- Untuk C : Fhitung = -

- Untuk AB : Fhitung = 4,39

- Untuk AC : Fhitung = 65,20

- Untuk BC : Fhitung = 5,29

- Untuk ABC : Fhitung = 20,26

4. Kesimpulan :

Setelah melalui pengolahan data maka didapat

hasil berupa tabel ANAVA yang

memperlihatkan hasil-hasil pengujian beberapa

hipotesa tersebut. Adapun syarat pengujian

hipotesa yang dimaksud adalah jika Fhit Ftabel

maka H0 diterima sebaliknya jika Fhit > Ftabel

maka H0 ditolak. sehingga dari tabel ANAVA

di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:

a. Untuk Ftabel α =0,05

1. FAB < Ftabel. H0 diterima, artinya tidak terdapat

efek yang signifikan dari interaksi faktor

perbandingan tepung tapioka dengan air

dengan faktor tekanan dongkrak terhadap

briket yang dihasilkan

2. FAC > Ftabel. H0 ditolak, artinya terdapat efek

yang signifikan dari interaksi faktor

perbandingan tepung tapioka dengan air

dengan waktu pengeringan terhadap briket

yang dihasilkan begitu juga dengan interaksi

faktor tekanan dongkrak dengan waktu

pengeringan terhadap briket yang dihasilkan,

dan interaksi faktor perbandingan tepung

tapioka dengan air, faktor tekanan dongkrak

dan waktu pengeringan terhadap briket yang

dihasilkan.

Design eksperimen diakukan untuk

mengetahui komposisi terbaik dalam pembuatan

briket. Namun yang juga harus diperhatikan bahwa

perbandingan komposisi yang diusulkan tidak

menjadi patokan dalam pembuatan briket karena

pembuatannya masih bisa disesuaikan dengan

kebutuhan yang akan dibuat/diproduksi

4.3. Perhitungan dengan SPSS

Adapun data hasil perhitungan Desain

Eksperimen Briket dengan Menggunakan Software

Software SPSS dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 7: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Desain Eksperimen

Briket dengan Menggunakan Software SPSS

Dapat dilihat nilai A*B dibawah nilai

Ftabel = 0,05 = 4,49 yang artinya tidak terdapat

efek yang signifikan dari interaksi faktor

perbandingan tepung tapioka dengan air dengan

faktor tekanan dongkrak terhadap briket yang

dihasilkan, Maka perhitungan software sudah sesuai

dengan perhitungan manual.

4.4. Perbandingan Briket dengan Minyak

Tanah berdasarkan Biaya

Apabila diproduksi secara massal, maka

dilakukan perhitungan biaya produksi secara

keseluruhan. Adapun rincian biaya produksi briket

adalah sebagai

berikut :

1. Biaya Bahan :

a. Bahan Baku Langsung

Serabut Kelapa = Rp 0,-

Tepung Tapioka (Rp. 6000/kg untuk 1

pembuatan 240 gr) = Rp. 500

2. Biaya Overhead :

a. Bahan Penolong

Merk/label = Rp 500,-

Plastik =Rp. 500,-

Harga Pokok Produksi Rp 1.500,-

(Asumsi: Biaya Tenaga kerja, peralatan,

penyewaan, perawatan dalam memproduksi tidak

ada)

Harga Produksi untuk pembuatan 1

bungkus briket adalah Rp. 1.500,- sedangkan harga

untuk satu liter minyak tanah adalah Rp.6000,-.

Dari segi biaya, briket lebih murah dibandingkan

dengan minyak tanah dan juga briket merupakan

energi biomassa oleh karena itu briket disarankan

sebagai energi alternatif yang masih bisa digunakan

pada mayarakat khususnya masyarakat menengah

kebawah.

Maka, Harga Produksi untuk pembuatan 1 bungkus

adalah Rp. 1.500,- sedangkan harga untuk satu liter

minyak tanah adalah Rp.6000,-

4.5. Identifikasi SWOT

Analisis SWOT bertujuannya untuk

menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu

masalah, proyek atau konsep bisnis yang

berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor

eksternal. Hal ini ditujukan apabila briket ini ingin

diproduksi secara massal.

1. Strength

Adapun faktor kekuatan yang dimaksud adalah

faktor internal yang berhubungan dengan briket

tersebut ditunjukan pada Tabel 4.3.

Page 8: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Tabel 4.3. Faktor Strength

2. Weakness

Adapun faktor kelemahan yang dimaksud adalah

faktor internal yang berhubungan dengan briket

ditunjukan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Faktor Weakness

3. Opportunity

Adapun faktor kesempatan yang dimaksud

adalah faktor eksternal yang berhubungan dengan

briket yang ditunjukan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Faktor Opportunity

4. Threat

Adapun faktor ancaman yang dimaksud adalah

faktor eksternal yang berhubungan dengan

ditunjukan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Faktor Threat

4.6. Pendekatan Kuantitatif SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat

dikembangkan secara kuantitaif melalui

perhitungan analisis SWOT yang bertujuan untuk

mengetahui secara pasti posisi briket yang

sesungguhnya. Nilai pembobotan untuk setiap

faktor, baik internal maupun eksternal merupakan

hasil asumsi penulis. Adapun pendekatan kuantitatif

SWOT adalah sebagai berikut

Selisih faktor internal= S - W = 7,632 – 5,800 =

1,832 (sumbu x)

Selisih faktor eksternal= O - T = 6,825 – 6,280 =

0,545 (sumbu y)

Berdasarkan data diatas, dibuat peta posisi

swot kuantitatif untuk memetakan posisi briket.

sumbu x dari peta posisi menunjukan faktor internal

(strength dan weakness) dan sumbu y menunjukan

faktor eksternal (opportunity dan threat). Adapun

peta posisi SWOT briket ditunjukan pada Gambar

4.7.

Page 9: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Gambar 4.7. Peta Posisi SWOT Briket

Berdasarkan peta posisi SWOT, briket

berada pada kuadran I dengan nilai (1,832;0,545).

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat

dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam

kondisi siap sehingga sangat dimungkinkan untuk

terus melakukan ekspansi, memperbesar

pertumbuhan dan meraih kemajuan secara

maksimal.

4.7. Pendekatan Kualitatif SWOT

Berdasarkan hasil pendekatan kuantitatif

maka didapat pendekatan kualitatif matriks SWOT

dimana posisi briket berada pada posisi SO yang

artinya hal yang perlu dilakukan adalah membuat

standar proses produksi, menggunakan tenaga kerja

terdidik sehingga mampu mengoptimalkan kinerja,

menjaga kualitas produk serta melakukan promosi.

Hal yang perlu dilakukan apabila briket diproduksi

secara massal atau dijadikan usaha adalah dengan

menganalsis faktor kelemahan yang ada pada

briket. Dari kelemahan briket disusun strategi untuk

menanani kelemahan dan meningkatkan kekuatan

ataupun keunggulan. Secara umum, hal yang perlu

diperhatikan bahwa briket belum banyak diketahui

oleh masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat

diambil yaitu:

1. Briket merupakan energi alternatif pengganti

minyak tanah yang dapat dibuat dengan bahan

dari limbah seperti serabut kelapa.

2. Dari hasil design eksperimen didapat untuk

komposisi pembuatan briket harus

memperhatikan perbandingan tepung tapioka

dengan air, faktor tekanan dongkrak dan waktu

pengeringan.

3. Perhitungan biaya produksi dari pembuatan

satu bungkus briket lebih murah dibandingkan

dengan minyak tanah.

4. Apabila briket diproduksi secara massal maka

briket dapat diterima dipasar apabila

memprioritaskan pada kualitas dan promosi

sesuai analisis SWOT yang telah dilakukan.

5.2. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diambil

yaitu:

1. Sebaiknya dalam pembuatan briket harus

menguasai prosedur agar tidak terjadi

kesalahan dalam proses pembuatan briket.

2. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk bahan baku pembuatan briket

dengan Kepmenkes no.

852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Page 10: jurnal TI Madan fiks.pdf

Karya Tulis Ilmiah, April 2013 USU

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Arman Hakim, dkk. 2006. Manajemen

Pemasaran untuk Engineering. Yogyakarta:

ANDI

Sumangat, D dan Broto, Wisnu. 2009. Kajian

Teknis dan Ekonomis Pengolahan Briket

Bungkil Biji Jarak Pagar sebagai Bahan

Bakar Tungku. Bandung. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen

Pertanian

Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Pengantar Teknik

dan Manajemen Industri. Surabaya: ITS

Wijayanti, DS. 2009. Karakteristik Briket Arang

dari Serbuk Gergaji dengan Penambahan

Arang Cangkang Kelapa Sawit.

Medan:USU

http://kedirijaya.com>Home>lifestyle>News>sosial

.56

http://kompas.hargaminyaktanah.123/3/4/wcdde/gh

h/.id

http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basis

data&kat=3&sub=8&file=83

DATA RIWAYAT HIDUP

RAHMADANSYAH

SARAGIH

Jl. Abdul Hakim, Pasar I Setia

Budi, Komp. Classic II, No.61

Medan

HP : 087869613471

Email:[email protected]

DATA PERSONAL

Tempat,Tanggal Lahir: M. Bandar, 17 Maret

1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi / Berat Badan : 166 cm / 63 kg

Agama : Islam

Motto : Habonaron Do Bona

PENDIDIKAN

Tahun 1998 – 2004 Sekolah Dasar

Alwasliyah M. Bandar

Tahun 2004 – 2007 Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Bandar

Tahun 2007 – 2010 Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Bandar

Tahun 2010 Universitas Sumatera Utara

(Fakultas Teknik– Teknik Industri)

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2011 – 2012 :Anggota

Administrasi dan Kesekretariatan HMI FT

USU

Tahun 2011 – 2012 Wakil Bendahara

Umum Administrasi dan Kesekretariatan

HMI FT USU

Tahun 2011 – 2012 Anggota

Kemahasiswaan HIMTI FT USU

Tahun 2011 – 2012 Sekretaris Umum

K3M Gerakan Mahasiswa Siaga Bencana

(GEMASIANA)

Tahun 2012 – 2013 Ketua Bidang

Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi

(KPP) HMI FT USU

Tahun 2012 – 2013 :Ketua Bidang

Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi

(KPP) HMI FT USU

Tahun 2012 – 2013 Anggota Administrasi

dan kesekretariatan HIMTI FT USU

Tahun 2012 – 2013 :Ketua Umum

K3M Gerakan Mahasiswa Siaga Bencana

(GEMASIANA)

Tahun 2013 – 2014 :Ketua Umum

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK

INDUSTRI (HIMTI) FT USU

Page 11: jurnal TI Madan fiks.pdf

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Lampiran 1

Peralatan dan Bahan

Page 12: jurnal TI Madan fiks.pdf

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Lampiran 2

Page 13: jurnal TI Madan fiks.pdf

PEMANFAATAN LIMBAH SERABUT KELAPA

UNTUK BAHAN BAKAR BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Lampiran 3