jurnal syukur
TRANSCRIPT
Minggu, 13 Januari 2013
PERBEDAAN DAN KELEBIHAN MENJAGA MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL
PERBEDAAN DAN KELEBIHAN MENJAGA MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL
OLEH : SITI KHODIJAH
A. Program Menjaga Mutu InternalYang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk
kedudukan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
a. Macam-macam Program Menjaga Mutu InternalJika ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
1. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak terlibat dalam pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan Program menjaga Mutu.
2. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team based), jadi semacam Gugus Kendali Mutu, sebagaimana yang banyak dibentuk di dunia industri.Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggung jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri.
b. Pelaksana program menjaga mutu internal1. Program Menjaga Mutu dilaksanakan oleh suatu organisasi yang dibentuk
di dalam institusi kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
2. Sebaiknya keanggotaan organisasi pelaksana program menjaga mutu adalah mereka yang meyelenggarakan pelayanan kesehatan (dapat semuanya atau hanya perwakilan)
3. Pembentukan organisasi sebaiknya pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
B. Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada bentuk ini kedudukan organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu berada di luar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk itu, biasanya untuk suatu wilayah kerja tertentu dan untuk kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi di luar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu. Misalnya, suatu Badan Penyelenggara Program Asuransi Kesehatan, untuk kepentingan programnya, membentuk suatu Unit Program menjaga Mutu, guna memantau, menilai, serta mengajukan saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai institusi pelayanan kesehatan yang tergabung dalam program yang dikembangkannya.
Pada program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur tangan pihak luar untuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan, yang biasanya sulit diterima.
Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggung jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri
Program menjaga mutu Eksternal Dilaksanakan oleh suatu organisasi khusus yang dibentuk di luar institusi pelayanan kesehatan Merupakan pelengkap program menjaga mutu internal, yang perannya lebih banyak bersifat lembaga pembanding. (Apabila terdapat perselisihan pendapat tentang hasil penilaian mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh program menjaga mutu internal)
Tim Penjaga Mutu Untuk Keberhasilan Program Menjaga Mutu, sebaiknya anggota tim nya dalah orang yang m enyelenggarakan pelayanan kesehatan i tu s endiri. Untuk dapat membentuk tim ada beberapa langkah yg harus dilakukan: Melakukan inventarisasi jenis pelayanan kesehatan yg diselenggarakan. Catatlah jenis pelayanan yg pokok saja. Melakukan I nventarisasi tenaga pelaksana yg terlibat dalam pelayanan kesehatan pokok Menghimpun tenaga pelaksana yg paling bertanggung jawab serta peranannya yg paling penting untuk jadi tim penjaga mutu. Tim paling banyak 12 orang.
Memilih sekurang-kurangnya seorang ketua dan seorang sekretaris yg akan memimpin tim, sisanya duduk sebagai anggota tim. 5. Menetapkan batas-batas wewenang dan tanggung jawab tim secara keseluruhan serta batas-batas wewenang dan tanggung jawab orang perorang yg duduk dalam tim 6. Mengumumkan batas-batas wewenang, tanggung jawab dan keberadaan tim kepada semua pihak yg ada dalam institusi kesehatan
Wewenang Dan Tanggung Jawab Tim Menetapkan standar dan indikator mutu pelayanan kesehatan yang akan digunakan Memasyarakatkan standar dan indikator mutu pelayanan tersebut, kalau perlu melakukan program pendidikan dan pelatihan khusus. Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan serta faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab. Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pelayanan yang diselenggarakan, kalau perlu melakukan pemeriksaann sendiri secara langsung
Menyusun saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan dan kalau perlu melaksanakan sendiri saran-saran perbaikan tersebut Mengikut sertakan semua pihak yang ada dalam unit pelayanan untuk melaksanakan saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan. Menilai pelaksanaan saran-saran perbaikan yg diajukan serta menyusun saran-saran tindak lanjutnya. Menyarankan sistem insentif dan disinsentif sehubungan dengan pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan kesehatan yg diselenggarakan
Pelatihan Tim Menjaga Mutu Pelatihan tentang prinsip-prinsip pokok serta teknik menyelenggarakan program menjaga mutu Kegiatan program menjaga mutu adalah: Menetapkan masalah mutu Menetapkan penyebab masalah mutu Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu Melaksanakan cara penyelesaian masalah mutu Melakukan penilaian terhadap hasil yg dicapai Menyusun saran tindak lanjut.Diposkan oleh khodijah unipdu di 00.27 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Rabu, 17 Oktober 2012
mutu
1. PEMAHAMAN MUTU
Pengertian mutu dari beberapa ahli :
1. DR Armand V Feigenbaum
Mutu adalah mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan
sifat-sifat produk atau jasa pelayanan dari pemasaran,
engineering, manufaktur, dan pemeliharaan dimana produk dan
jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemua dengan
harapan pelanggan.
2. American Society for Quality Control
Mutu adalah gambaran total sifat dari dari suatu produk atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya
memberikan kebutuhan kepuasan.
3. J.M Juran
Mutu adalah "Fitness for Use" atau kemampuan kecocokan
penggunaan.
Ada hal menarik yang bisa dipetik dari pengertian ini yaitu :
1. Mutu sebagai keistimewaan produk (dimata
pelanggan, semakin baik keistimewaan produk,
semakin tinggi mutunya). Ini akan memberikan
manfaat :
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan
2. Membuat produk mudah laku/terjual
3. Memenangkan persaingan
4. Meningkatkan pangsa pasar
5. Memperoleh pemasukan dari penjualan
6. Menjamin harga premium
7. Dampak utama : terhadap penjualan
8. Mutu tinggi, pasti biaya tinggi
2. Mutu bebas dari segala kekurangan (defisiensi).
Dimata pelanggan semakin sedikit kekurangan,
semakin baik mutunya. Hal ini akan memberikan
manfaat :
1. Mengurangi tingkat kesalahan
2. Mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan
3. Mengurangi kegagalan dilapangan, bebas garansi
4. Mengurangi ketidakpuasan pelanggan
5. Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji
6. Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar
7. Tingkatkan hasil/kapasitas
8. Meningfkatkan kinerja pengiriman
9. Dampak utama pada biaya
10. Biasanya mutu tinggi, biaya lebih sedikit.
Kalau kita ingin produk dan jasa memenuhi "fitness for use"
terutama produk yang dibatasi oleh waktu, seperti makanan,
jasa, dll, ditentukan oleh kecukupan nilai produk dan tingkatan
dimana produk aslinya sesuai dengan desainnya. Ada beberapa
parameter yang harus diperhatikan :
11. Availability (ketersediaan) produk
12. Reliability (daya tahan atau kehandalan) produk
13. Maintainability (kemampuan pemeliharaan : serviceability,
repairability)
14. Producybility/manufacturability (kemampuan menhasilkan)
Juran mengatakan, mutu tidak datang begitu saja, perlu
dirancanga. Untuk itu ada istilah Trilogi Juran yaitu 1)
Perencanaan Mutu (Quality Planning), 2) Pengendalian Mutu
(Quality Control), dan 3) Peningkatan mutu (Quality
Improvement).
1. Perencanaan Mutu (Quality Planning)
Langkah-langkah dalam perencanaan ini adalah
1) menetapkan (identifikasi) siapa pelangganya
2) menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan
3) mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan
pelanggan
4) mengembangkan proses yang mampu menghasilkan
keistimewaan produk
5) mengarahkan perencanaan ke kegiatan-kegiatan yang bersifat
operasional.
2. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau
perubahan segera setelah terjadi sehingga mutu dapat
dipertahankan.
Langkah-langkah yang harus dikerjakan
1) evaluasi kinerja dan control produk
2) membandingkan kionerja actual terhadap tujuan produk,
3) bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang
ada.
3. Peningkatan Mutu (Quality Improvement)
Mencakup 2 hal yaitu fitness for use dan mengurangi tingkat
kecacatan dan kesalahan
Beberapa manfaat dari peningkatan Fitness For Use adalah
1. Mutu lebih baik bagi pengguna
2. Pangsa pasar yang besar untuk manufaktur,
3. Harga premi bagi manufaktur
4. Status dipasaran bagi manufactur.
Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan bermanfaat untuk
mengurangi biaya dan beberapa gesekan bagi pengguna,
mengurangi secara dramatis pembiayaan bagi manufaktur,
meningkatkan produktifitas (lebih mudah diproduksi), dan
mengurangi inventaris dalam mendukung konsep tepat waktu.
Beberapa langkah kegiatannya adalah :
1. Mengadakan infra struktur yang diperlukan bagi upaya
peningkatan mutu
2. Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan
mutu
3. Menetapkan tim proyek
4. Menyediakan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk
mendiagnosa penyebab, merangsang perbaikan, dan
mengadakan pengendalian
4. Philip B Crosby
Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The
Conformance of Requerements). Ada empat (4) hal mutlak
(absolute) yang menjadi bagian integral dari manajemen mutu
yaitu
Khusus Zero defect (ZD) adalah pendekatan dasar → untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu, kebebasan teknologi atau
teknik mutu. Empat belas langkah perencanaan Zero Defect :
1. Komitmen manajemen (
Management
Commitment)
2. Tim peningkatan mutu
(Quality Improvement
team)
3. Pengukuran-pengukuran
1. Pelatihan pekerja
(Employee Education)
2. Hari ZD (Zero defect day)
3. Menyusun tujuan (Goal
setting)
4. Mengganti penyebab
kesalahan (Error Cause
(measurement)
4. Biaya mutu (Cost of
Quality)
5. Sadar akan mutu (Quality
Awareness)
6. Kegiatan koreksi
(Corrective Action)
7. Rencana ZD (Zero defect
planning)
removal)
5. Pengakuan (Recognition)
6. Dewan mutu (Quality
Council)
7. Kerjakan sekali lagi (Do it
over again)
1. William Edwards Deming
Terkenal dengan 14 butir manajemen Deming, kemudian
disingkat dalam segitiga Deming (segitiga Deming/segitiga Joiner
atau segitiga TQM). Segitiga TQM (The TQM Triangle) terdiri dari :
1. Aksioma 1 : Komitmen tiungkat puncak untuk perbaikan mutu
2. Aksioma 2 : Menata setiap aspek kegiatan secara efektif untuk
meyakinkan bahwa produk ata jasa dirancang , dibangun, dan
diantarkan sesuai dengan harapan pelanggan
3. Aksioma 3 : Setiap anggota organisasi menyadari pentingnya
peranan dirinya untuk pencapaian tersebut
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi mutu disingkat
9M. diantaranya :
N
o Jenis Uraian
1 Men
kemajuan teknologi, computer, dll
memerlukan pekerja-pekerja yang spesialis
semakin banyak
2 Money Meningkatnya kompetisi disegala bidang
memerlukan penyesuaian pembiayaan
yang luar biasa termasuk untuk mutu
3 Materials Bahan-bahan yang semakin terbatas dan
berbagai jenis material yang diperlukan
4Machines dan
Mechanization
Selalu perlu penyesuaian-penyesuaian
seiring dengan kebutuhan kepuasan
pelanggan
5
Modern
information
methods
Kecepatan kemajuan teknologi kompouter
yang harus diikuti selalu
6 Markets Tuntutan pasar yang semakin tinggi dan
luas
7 Management Tanggungjawab manajemen mutu oleh
perusahaan
8 Motivation Meningkatnay mutu yang kompleks perlu
kesadaran mutu bagi pekerja-pekerja
9
Mounting
product
requirement
Persyaratan produk yang meningkat yang
diminta pelanggan perlu penyesuaian mutu
terus menerus
Khusus dalam dunia industri dan jasa, mutu dibedakan menjadi
1. Mutu produk yang dapat diukur (tangible) seperti peralatan
kedokteran, mobil, TV, kamera, dll.
2. Mutu yang sulit/tidak dapat diukur (intangible, sukjektif) seperti
jasa pelayanan RS, pelayanan perhotelan, dll.
Model sistem mutu
Dalam sistem pelayanan, sistem mutu berkaitan dengan
bagaimana input, proses, output, outcome dan impact serta
lingkungan dengan asumsi bahwa hasil akhir yang baik
tergantung pada mutu struktur dan mutu proses disuatu
organisasi pelayanan kesehatan.
Proses kendali mutu
Secara sederhana proses kendali mutu (quality control) dimuali
dari menyusun standar-standar mutu, mengukur kinerja dengan
membandingkan kinerja yang ada dengan standar yang telah
ditetapkan
Bila kita ingin meningkatkan kinerja, perlu menyusun standar
baru yang lebih tinggi dan seterusnya.
1. KEPUASAN PELANGGAN
1. Pengertian
Menurut Philip Kotler, Kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction) adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang
yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau out
come produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan
harapan seseorang.
2. Tingkat kepuasan dapat diartikan suatu fungsi dan
perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan.
Tingkat kepuasan tersebut adalah
1. Pelanggan tidak dipuaskan : Bila penampilan kurang
dari harapan,
2. Pelanggan puas : Bila penampilan sebandinmg dengan
harapan
3. Pelanggan amat puas/senang : Bila penampilan
melebihi harapan.
4. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kepuasan
pelanggan RS atau organisasi pelayanan kesehatan
lain atau kepuasan pasien
1. Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan
pasien terutama saat pertama kali datang
2. Mutu informasi yang diterima seperti apa yang
dikerjakan, apa yang dapat diharap
3. Prosedur perjanjian
4. Waktu tunggu
5. Fasilitas umum yang tersedia
6. Fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu
makanan, privacy, dan pengaturan kunjungan
7. Out come terapi dan perawatan yang diterima.
5. Mengukur kepuasan pelanggan
Untuk menilai penampilan suatu organisasi perlu penilaian. Salah
satu yang popular digunakan adalah parameter kepuasan
pelanggan. Kpuasan dan ketidakpuasan adalah suatu keputusan
penilaian. Puas dan tidak puas tergantung pada :
6. Sikapnya terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau
tidak senang)
7. Tingkatan dari evaluasi "baik atau tidak baik" untuk
dirinya, melebihi atau dibawah standar.
Standar
Adalah suatu harapan dimana nilai yang diharapkan akan
terwujud, dapat berupa :
8. Penampilan yang diperkirakan
9. Berdasarkan norma dan pengalaman
10. Kewajaran
11. Nilai-nilai
12. Ideal
13. Toleransi minimum
14. Kepantasan
15. Keinginan atau janji penjual.
Dalam sebuah kepemimpinan dalam sebuah organisasi harus
melihat "Mutu" sebagai pusat kendali (mutu sesuai dengan
kebutuhan pelanggan/Quality of Design), sehingga muncul suatu
paradigma baru berorientasi mutu sebagai suatu elemen penting
dalam perencanaan, menetapkan pasar usaha yang dimasuki, dan
bagaimana menyediakan nilai mutu bagi pelanggan. Strategi
manajemennya harus berorientasi pada pasar atau kepuasan
pelanggan. Mottonya adalah "Pelanggan adalah Raja"
16. Produk dan kepuasan pelanggan
Beberapa istilah yang perlu dipahami dalam membicarana produk
dan kepuasan pelanggan adalah :
17. Produk : keluaran (put put) dari proses, bisa dalam
bentuk barang dan atau jasa
18. Barang adalah benda-benda fisik
19. Jasa adalah pekerjaan yang dikerjakan untuk orang lain
20. Keistimewaan produk adalah sifat yang dimiliki oleh
suatu produk untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari
konsumen sehingga bisa memberikan kepuasan pada
konsumen (keistimewaan mutu)
21. Kekuarangan (defisiensi) produk adalah kegagalan
produk yang mengakibatkan ketidakpuasan atau
kekecewaan terhadap produk
22. Kepuasan pelanggan dan kepuasan produk
1. Kepuasan pelanggan
Hasil yang dicapai pada saat keistimewaan produk merespon
kebutuhan pelanggan disebut kepuasan pelanggan
2. Kepuasan produk
Suatu rangsangan terhadap daya jual produk disebut kepuasan
produk. Dampak utamanya adalah pada pangsa pasar dan
pendapatan dari penjualan.
23. Ketidak sesuaian pelanggan dan ketidak puasan
produk
Ketidakpuasan pelanggan biasanya bersumber pada defgisiensi
produk. Akibatnya adalah timbul kjeluhan, tuntutan,
pengembalian barang, klian, dan lain-lain. Ada dua jenis
pelanggan yaitu a) pelanggan internal adalah mereka yang
terkena dampak produk dan anggota perusahaan (dia sebagai
pelanggan tapi bukan pembeli), b) pelanggan eksternal yaitu
mereka yang terkena dampak produk tetapi bukan anggota dari
perusahaan yang menghasilkan produk tersebut.
24. Mutu berdasarkan kepuasan pelanggan
Kondisi yang penting diperhatikan adalah
1. Kenyataan penggunaan akhir
2. Harga jual produk dan jasa pelayanan.
Ada sepuluh (10) kondisi yang perlu direfleksikan yaitu
1. Spesifikasi dimensi dan karakter operasional
2. Sasaran daya tahan dan lamanya bertahan
3. Persyaratan keamanan
4. Standar yang relevan
5. Biayan engineering, manufacturing dan
mutu
6. Kondisi produk dimana dibuat
7. Instalasi lapangan, pemeliharaan dan
sasaran pelayanan
8. Penggunaan energy dan factor konservasi
bahan material
9. Pertimbangan lingkungan dan efek samping
lainnya
10. Biaya operasional pelanggan, penggunaan
dan pelayanan produk.
3. NILAI PELANGGAN
Nilai pelanggan (Customer Value) memberikan manajer suatu
focus yang menyediakan produk dan jasa pelayanan yang
memenuhi kebutuhan pelanggan. Didefinisikan sebagai hasil
penjumlahan dan manfaat yang diperoleh dan pengorbananyang
diberikan, yang hasilnya sebagai konsekuensinya adalah
pelanggan menggunakan produk atau jasa pelayanan untuk
memenuhi kebutuhannya. Perlu dipahami beberapa pengertian di
bawah ini
Konsep nilai (monetering value) dimana nilai = harga
Nilai pembeli (buver value) = penampilan ekonomis dikurangi
biaya
Nilai pelanggan (Customer value) : nilai = manfaat yang diperoleh
dikurangi pengorbanan
Nilai = manfaat dikurangi kerugian
1. Nilai yang disampaikan pelanggan (Customer delivered value)
Yang dimaksud disini adalah seberkas manfaat yang diharapkan
pelanggan dari produk atau jasa yang diberikan. Seseorang akan
membeli, yang dipikirkan adalah bagaimana nilai-nilai produk ?,
seperti kemampuan, daya tahan dan penampilan serta dirasakan
pelayanan selanjutnya adalah baik seperti pengantarannya
lancar, ada training, dan pemeliharaannya mudah, juga dipikirkan
tentang petugasnya pintar dan responsive. Kemudian pelanggan
menyatakan hasil perusahaan tersebut tinggi (total customer
value). Untuk mendapatkan penilaian pelanggan yang lebih tinggi
caranya adalah mengurangi pembiayaan nonmoneter (biaya
waktu tunggu, biaya energy, biaya psikis, dan harga moneter). Ini
disebut biaya total pelanggan.
Nilai mutu yang diberikan pelanggan merupakan hasil nilai total
pelanggan dan biaya total pelanggan.
Penilaian pelanggan (Customer value) juga diartikan sebagai
suatu kombinasi dari manfaat yang didapat dari poengorbanan
yang terjadi ketika pelanggan mengusulkan produk atau jasa
pelayanan untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Hubungan desain, produk, pelanggan dan nilai pelanggan.
Untuk menyediakan nilai—nilai untuk pelanggan, harus ada tiga
hal :
1. Mutu desain dan redesain (Quality of Design and Redesign)
Mutu desain sesuai dengan kebutuhan pelanggan
2. Mutu kesesuaian (Quality of Conformance)
Produk dibuat sesuai dengan desain produk
3. Mutu penampilan (Quality of Performance)
Produk dibuat sesuai dengan keinginan atau kebutuhan
pelanggan
Hubungan desai,produk,pelanggan dan nilai pelanggan disajikan
dalam gambar berikut.
1. MARKETING MIX DAN PELAYANAN PELANGGAN
Marketing adalah suatu proses perasaan, pengertian, stimulasi
dan kepuasan kebutuhan-kebutuhan dari target pasar yang
terseleksi khusus dengan penyaluran sumber daya organisasi
untuk mempertemukan kebutuhan-kebutuhan (Adrian Payne).
Pemasaran adalah suatu proses memadukan sumber daya
organisasi terhadap kebutuhan-kebutuhan pasar. Poemasaran
berhubungan dengan produk dan pelayanan organisasi
perusahaan, keinginan kebutuyhan pelanggan, dan aktivitas dari
pesaing-pesaing.
Fungsi pemasaran ada tiga (3) yaitu
1. Marketing mix : suatu elemen penting dalam
pembuatan program pemasaran. Ini terdiri dari :
1. Product, produk atau pelayanan yang diberikan
2. Price, harga yang ditetapkan yang berhubungan
dengan penjualnya
3. Promotion, program komunikasi yang
berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa
4. Place, distribusi dan fungsi logistic yang
berkaitan dalam pembuatan produk dan jasa
2. Market forces : peluang atau tantangan eksternal
dimana pemasaran beroperasi dari suatu interaksi
organisasi.
Beberapa area yang harus dipertimbangkan adalah
: pelanggan, perilaku industry, competitor, dan pemerintah dan
peraturan perundang-undangan yang mengendalikan pemasaran
3. Matching process : strategi dan proses manajerial yang
menjamin bahwa marketing mix dan kebijaksanaan
internal adalah tepat bagi market forces.
Adrean Payne menambahkan perlunya orang (people), proses
(processed) dan penyediaan pelayanan pelanggan (the provision
of customer services)
Dimensi mutu
Delapan dimensi mutu yang perlu mendapat perhatian adalah
4. Penampilan (performance)
5. Gambaran atau keistimewaan (features)
6. Ketahanan (realiability)
7. Kesesuaian (conformance)
8. Lama bertahan (durability)
9. Kemampuan pelayanan (serviceability)
10. Estetika (aesthetic)
11. Mutu yang dirasakan (perceived quality)
1. MANAJEMEN YANG DIGERAKKAN PELANGGAN
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebelum kita ingin
meningkatkan mutu dalam rangka memuaskan pelanggan yaitu :
1. Siapakah pelanggan kita ?
2. Apa yang mereka harapkan ?
3. Apakah standar pelayanan yang kita miliki sesuai dengan mutu
keinginan pelanggan ?
4. Apa yang diperlukan agar standar pelayanan sesuai dengan
harapan pelanggan ?
5. Ukuran dan indicator-indikator apa yang diperlukan ?
Setelah dijawab dengan baik lanjutkan dengan :
6. Buat laporan dengan jelas dan sebarkan kepada staf dan
pemimpin
7. Buat kesimpulan dengan mengikutsertakan staf dan buat
rencana sesuai dengan kepuasan pelanggan dan standar profesi
8. Cari peluang untuk meningkatkan diri.
2. MANAJEMEN STRATEGI NILAI PELANGGAN
Manajemen strategi nilai pelanggan adalah proses manajemen
untuk formulasi dan implementasi strategi dalam mencapai nilai
pelanggan yang paling baik dalam mencapai misi organisasi.
Isinya adalah kegiatan jangka pendek dan analisis dan keputusan
jangka panjang. Secara tradisional proses manajemen strategi
berusaha menjawab tentang siapa kita ?, dimana kita sekarang ?,
apa yang kita inginkan ?, dan bagaimana kita kesana ?
Model proses manajemen strategi dengan focus nilai pelanggan
harus menjawab beberapa pertanyaan berikut :
1. Untuk kebutuhan pelanggan apa, kita bertanggungjawab ?
2. Bagaimana kita dapat menyediakan nilai paling baik untuk
memenuhi kepuasan pelanggan ?
3. Apa yang kita harapkan kembalinya ?
Langkah-langkah kegiatannya adalah :
4. Menetapkan usaha dalam terminology manajemen, filosofi visi,
misi, nilai dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang
spesifik
5. Memperkirakan peluang-peluang nilai eksternal dan tantangan-
tantangan untuk meningkatkan nilai pelanggan
6. Menaksir kemampuan nilai internal, kecukupan sumber daya dan
kelemahan-kelemahan
7. Menetapkan persoalan kunci dan issue strategis dan analisis
lingkungan
8. Mengidentifikasi alternative-alternatif strategi dalam tujuan
jangka panjang dan strategi utama
9. Memilih satu dari alternative yang tersedia
10. Mengembangkan tujuan dan sasaran tahunan, alokasi sumber
daya dan pelaksanaan rencana jangka pendek
11. Monitoring dan evaluasi
12. Meningkatkan nilai mutu pelanggan
Keuntungan yang diperoleh kalau berorientasi pada kepuasan
pelanggan :
13. Perbaikan mutu produk
14. Perbaikan mutu desain
15. Perbaikan aliran produk
16. Perbaikan moral pekerja dan kesadaran mutu
17. Perbaikan pelayanan produk
18. Perbaikan penerimaan pasar
19. Perbaikan secara ekonomik (reduksi biaya operasional, reduksi
biaya pelayanan dilapangan, dan reduksi adanya keluhan dan
klaim)
20. Kembalinya investasi.
2. MUTU DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Mutu pelayanan kesehatan tidak semata-mata dilihat dari aspek
teknis medis tetapi juga dari sudut pandang social dan system
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dr Avedis Donabedian
menyatakan mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan
dengan proses pelayanan yang berdasarkan tiungkat dimana
pelayanan memberikan kontribusi terhadap nilai out come.
Proses pelayana kesehatan dibagi dua dimensi utama yaitu
1. Pelayanan teknis (medis)
2. Manajemen hubungan interpersonal antara praktisioner dank
lien.
Mutu pelayanan kesehatan dapat dipandang dari dua sudut yaitu
sudut pandang pasien dan provider.
21. Sudut pandang pasien
Sussman et.al (1961) memberikan gambaran pasien tantang mutu
klinik
1. Dokter terlatih baik
2. Melihat dokter yang sama setiap visite
3. Perhatian pribadi dokter terhadap pasien
4. Privacy dalam diskusi penyakit
5. Ongkos klinik terbuka
6. Waktu tunggu dokter yang singkat
7. Informasi dari dokter
8. Ruang istirahat yang baik
9. Staf yang menyenangkan
10. Ruang tunggu yang nyaman
Ware dan Snyder (1973) mendesain aspek dari perilaku dokter
dan atribut-atribut dari system pelayanan kesehatan yaitu
11. Tingkah laku dokter
12. Fungsi "pengobatan/penyembuhan (caring)
1. Pemberian informasi
2. Ukuran-ukuran preventif
3. Tenggang rasa
4. Perawatan lanjutan
5. Kebijaksanaan
13. Fungsi pemeliharaan/perawatan (caring)
1. Menentramkan hati
2. Penuh perhatian
3. Sopan santun, resfek
14. Tersedianya (availability sarana dan prasarana
1. Mempunyai RS
2. Mempunyai spesialis
3. Mempunyai dokter k
15. Kelangsungan suatu hal yang dapat menyenangkan
(convenience)
1. Kelangsungan perawatan
2. Dokter keluarga yang teratur
3. Ketenteraman pelayanan
16. Akses
1. Biaya perawatan
2. Perawatan gawat darurat
3. Mekanisme pembayaran
4. Cakupan asuransi kesehatan
5. Kemudahan medical check up
22. Sudut pandang provider
Menurut Donabedian, provider pemeliharaan atau perawatan
kesehatan terdiri dari jajaran berbagai penentu kebijakan,
administrator, supervisor, dan praktisioner, melengkap atau
m,enyediakan berbagai macam pelayana klinik dan yang
berkaitan. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait adalah
1. Perilaku seseorang terhadap pasien, dokter, dsb
2. Koordinasi antar peran masing-masing, interdepartemen
3. Jumlah kontak dengan pasien
4. Kepuasan pasien dalam hal yang menyenangkan
5. Keterampilan medis dan fasilitas
6. Fasilitas fisik
7. Kel;angsungan perawatan, dokter yang sama visite pasien
berikutnya
8. Follow up
9. Penyuluhan pasien dan pemahamannya
10. Hubungan pasien staf
11. System pencatatan
12. Penekanan riset
13. Hubungan antar staf.
Menurut Sanazaro dan Williamson (1965), ada dua jenis
pertanyaan mendasar yang harus ditanyakan yaitu :
14. Manajemen hubungan interpersonal
1. Tanggungjawab professional
2. Sifat professional
3. Persepsi psikologi
4. Dukungan psikologi
5. Pendidikan pasien
15. 2 akses, kontinuiti dan koordinasi
1. Tersedianya dokter
2. Penggunaan tim kesehatan
3. Penggunaan sumber daya masyarakat
4. Review masalah
5. Review terapi
6. Follow up
7. Regulasi diet dan kegiatan.
Menurut John Hopkins dan asosiasinya (1970) menyatakan ada
beberapa dalil atau dimensi dan atribut-atribut yang harus
diperhatikan yaitu
23. Preventif (check up, pemeriksaan rectal, pemeriksaan pelvic, pap
smear, prenatal check up, imunisasi, pemeriksaan bayi, serologi,
dan nasihat)
24. Komprehensif (keadaan sekunder dan factor-faktor social
25. Koordinasi (rujukan spesialis, rujukan paramedic dan pelayanan
kontribusi)
26. Kelangsungan (follow up visite, follow up visite yang diminta,
kelangsungan tenaga medis, catatan kemajuan, dan pelayanan
rehabilitasi)
27. Rasionalitas (keluhan utama, riwayat, pemeriksaan fisik,
diagnosis, permintaan lab, catatan hasil lab, pengamatan dokter,
pembedahan, pengobatan injeksi, pengobatan resep,
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urine, pekerjaan lab
yang lain, dan pekerjaan radiologi lain.
3. TERMINOLOGI
1. Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau
sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu
intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil
kjepada masyarakat dan yang telah mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milten I Roemer dan C
Montoya Aguilar, WHO, 1988)
2. Untuk petugas kesehatan
Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara
professional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan
masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang maju, mutu peralatan yang baik, dan memenuhi standar
yang baik (state of the art)
3. Kepuasan praktisioner
Suatu ketetapan "kebagusan" terhadap penyediaan dan keadaan
dari pekerjaan praktisioner untuk pelayanan oleh kolega-kolega
atau dirinya
4. Untuk manajer atau administrator
Kebutuhan untuk supervise, manajemen keuangan dan logistic.
Hal ini berguna untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat.
5. Bagi yayasan atau pemilik RS
Memiliki tenaga professional yang bermutu dan cukup
Diposkan oleh khodijah unipdu di 07.47 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Posting Lama Beranda Langganan: Entri (Atom)
Arsip Blog
2013 (1) o Januari (1)
PERBEDAAN DAN KELEBIHAN MENJAGA MUTU INTERNAL DAN ...
2012 (3)
Mengenai Saya
khodijah unipdu haaiii,, selamat datang d blokku!!!!!!sebagai mahasiswa yang baik dan taa, saya membuat blog ini untuk menambah wawasan kalia-kalian semua...saya mahasiswa dari UNIPDU,,,selamat menikmati...
Lihat profil lengkapku