jurnal santje m iriyanto1

Upload: nyak-nanta

Post on 08-Aug-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    1/15

    ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN

    PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURA

    Santje Magdalena Iriyanto

    Staf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura

    ABSTRAK

    Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek

    tersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar

    perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek,

    sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.

    Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor

    yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian ini

    dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden (proyek konstruksi jalan di

    Kabupaten Jayapura). Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprograman

    komputer yaitu Microsoft exel.

    Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek

    konstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh danmenjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebab

    keterlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selama

    pelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan atau

    nasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalam

    lokasi proyek.

    Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor ini

    disebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yang

    berlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankan

    untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuai

    jadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor ini

    disebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, cara

    mengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengatur

    keuangan di proyek.

    Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor.

    A. Pedahuluan

    1. Latar belakang

    Di Kabupaten Jayapura, perkembangan

    perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi

    tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini

    menunjukkan bahwa pembangunan di

    Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh

    adanya situasi perekonomian nasional yang

    sedang mengalami krisis (krisis moneter). Pada

    kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek

    fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala

    yang sudah diperhitungkan, maupun yang di

    luar perhitungan Perencana. Kendala itu

    menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan

    proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut

    tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh

    karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek

    konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa

    waktu yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu

    yang telah ditentukan dalam dokumen

    kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa

    waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.

    Bermacam-macam masalah penyebab

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    2/15

    keterlambatan proyek, antara lain masalah

    bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,

    lingkungan, dan masalah manajemen yang

    kurang baik.

    Kontraktor yang mengerjakan proyek tepatwaktu, tentu akan menguntungkan kedua

    belah pihak. Dalam rangka mendapatkan

    posisi sebagai perusahaan yang baik dan selalu

    tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu

    diupayakan suatu metode untuk menghindari

    keterlambatan yang terjadi di dunia usaha

    konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh

    perusahaan-perusahaan konstruksi untuk

    menghindari keterlambatan penyelesaian proyek

    konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan

    pekerjaan konstruksi (tanpa dikerjakan oleh sub-

    kontraktor), maupun memberdayakan sumber

    daya manusia.

    Keterlambatan proyek disebabkan oleh

    beberapa faktor diantaranya keterlambatan

    yang disebabkan oleh kontraktor yaitu

    terlambatnya memulai pekerjaaan, pekerja dan

    pelaksana kurang berpengalaman, terlambat

    mendatangkan peralatan, mandor yang kurang

    aktif, dan rencana kerja yang kurang baik.

    Keterlambatan yang diakibatkan kesalahan

    owner yaitu terlambatnya angsuran

    pembayaran oleh kontraktor, terlambatnya

    penyediaan lahan, mengadakan perubahan

    pekerjaan yang besar, pemilik menugaskan

    kontraktor lain untuk mengerjakan proyek

    tersebut. Keterlambatan yang diakibatkan oleh

    kedua belah pihak yaitu akibat kebakaran yang

    bukan kesalahan kontraktor, konsultan, owner ;

    akibat perang, gemapa, banjir, ataupun bencana

    lainnya dan perubahan moneter.

    Dari kasus tersebut di atas, maka

    penelitian ini difokuskan untuk mengetahui

    faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

    keterlambatan proyek di Kabupaten dari pihak

    Kontraktor.

    2. Permasalahan

    Permasalahan yang akan diteliti yaitu :

    a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang

    menyebabkan keterlambatan pekerjaan

    proyek konstruksi jalan di Kabupaten

    Jayapura.

    b. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang

    sangat mempengaruhi keterlambatan

    penyelesaian proyek konstruksi jalan di

    Kabupaten Jayapura.

    3. Tujuan

    Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

    a. Mendapatkan faktor-faktor penyebab

    keterlambatan penyelesaian proyek

    konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura.

    b. Mencari faktor utama yang mempengaruhiketerlambatan penyelesaian proyek

    konstruksi jalan pada Kabupaten

    Jayapura.

    4. Manfaat

    Manfaat dari penelitian ini adalah

    memberikan gambaran yang jelas tentang

    penyebab keterlambatan yang dialami

    oleh para kontraktor konstruksi dan

    factor-faktor penyebabnya, sehingga bisa

    dipakai acuan para kontraktor di wilayah

    Kabupaten Jayapura.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    3/15

    PROGRAMSTUDI TEKNIKSIPIL 5

    B. Tinjauan Pustaka

    Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat

    berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-

    orang yang terlibat di dalam proyek itu sendiri.

    Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapatdiartikan sebagai suatu kegiatan sementara

    yang berlangsung dalam jangka waktu

    terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu

    dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas

    yang sasarannya telah digariskan dengan

    tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang

    terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi

    menimbulkan banyak permasalahan yang

    bersifat kompleks. Kompleksitas proyek

    tergantung dari :

    Jumlah macam kegiatan di dalam proyek.

    Macam dan jumlah hubungan antar

    kelompok (organisasi) di dalam proyek itu

    sendiri.

    Macam dan jumlah hubungan antar

    kegiatan (organisasi) di dalam proyek

    dengan pihak luar.

    Kompleksitas ini tergantung pada besar kecilnya

    ukuran suatu proyek. Proyek kecil dapat saja

    bersifat lebih kompleks dari pada proyek

    dengan ukuran yang lebih besar.

    Kompleksitas memerlukan pengaturan dan

    pengendalian yang sedemikian rupa sehingga

    tidak terjadi benturan- benturan dalam

    pelaksanaan proyek dan perlu juga adanya

    manajemen proyek yang handal dan tangguh

    untuk menopang pelaksanaan proyek.

    1. Manajemen Konstruksi

    Untuk melaksanakan suatu proyek selalu

    diinginkan agar efisiensi dan efektifitas harus

    terpenuhi, dengan hal tersebut tentunya sangat

    diperlukan suatu manajemen yang baik, maka

    dalam hal ini sangat diperlukan suatu

    manajemen proyek yang mengatur jalannya

    proyektersebut.

    Menurut James AF Stoner, manajemen adalahproses perencanaan, pengarahan,

    pengorganisasian, dan pengawasan terhadap

    usaha-usaha para anggota organisasi dan

    penggunaan sumber daya organisasi lainnya,

    agar mencapai tujuan organisasi yang telah

    ditetapkan.

    Menurut George R. Terry, manajemen

    merupakan suatu proses yang khas, yang

    terdiri dari tindakan perencana (planning),

    pengorganisasian (organizing), penggerakan

    atau pelaksana (actuating), dan pengawasan

    (controlling), yang dilakukan untuk

    menentukan serta mencapai sasaran yang telah

    ditetapkan melalui sumber daya manusia dan

    sumber daya lain. Keberhasilan dalam

    pengendalian proyek antara lain ditentukan oleh

    ketersediaan pihak manajemen puncak (top

    management) untuk mengerahkan orang dan

    sumber daya lain dalam perencanaan dan

    pengendalian proyek.

    Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup

    yang cukup luas, karena mencakup tahap

    kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan

    sampai dengan akhir pelaksanaan yang

    berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan

    tersebut pada umumnya dibagi menjadi empat

    tahap yaitu perencanaan (planning),

    pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

    (actuating), dan pengawasan (controlling).

    2. Pengertian Keterlambatan Proyek

    Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi

    (1999) bahwa, keterlambatan proyek konstruksi

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    4/15

    berarti bertambahnya waktu pelaksanaan

    penyelesaian proyek yang telah direncanakan

    dan tercantum dalam dokumen kontrak.

    Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu

    adalah merupakan kekurangan dari tingkatproduktifitas dan sudah barang tentu

    kesemuanya ini akan mengakibatkan

    pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa

    pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk

    proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud

    pembengkakan investasi dan kerugian-

    kerugian pada proyek-proyek swasta.

    Peran aktif manajemen merupakan

    salah satu kunci utama keberhasilan

    pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek

    diperlukan untuk menentukan langkah

    perubahan mendasar agar keterlambatan

    penyelesaian proyek dapat dihindari atau

    dikurangi.

    3. Dampak Keterlambatan

    Keterlambatan proyek akan menimbulkan

    kerugian pada pihak

    Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu :

    a. Pihak Kontraktor

    b. Keterlambatan penyelesaian proyek

    berakibat naiknya overhead karena

    bertambah panjangnya waktu pelaksanaan.

    Biaya overhead meliputi biaya untuk

    perusahaan secara keseluruhan, terlepas

    ada tidaknya kontrak yang sedang

    ditangani.

    c. Pihak Konsultan

    Konsultan akan mengalami kerugian waktu,

    serta akan terlambat dalam mengerjakan

    proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek

    mengalami keterlambatan penyelesaian.

    d. Pihak Owner

    Keterlambatan proyek pada pihak

    pemilik/Owner, berarti kehilangan penghasilan

    dari bangunan yang seharusnya sudah dapat

    digunakan atau disewakan. Apabila pemilikadalah pemerintah, untuk fasilitas umum

    misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan

    akan merugikan pelayanan kesehatan

    masyarakat, atau merugikan program pelayanan

    yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat

    dinilai dengan uang tidak dapat dibayar kembali.

    Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non

    pemerintah, misalnya pembangunan gedung,

    pertokoan, atau hotel, tentu jadwal pemakaian

    gedung tersebut akan mundur dari waktu yang

    direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa

    mendapatkan uang

    4. Penyebab Keterlambatan

    Menurut Antill (1989), bahwa

    keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa

    faktor yang berasal dari Kontraktor, Owner,

    dan selain dari kedua belah pihak.

    a. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor,antara lain:

    Terlambatnya memulai pelaksanaan

    proyek

    Pekerja dan Pelaksana kurang

    berpengalaman. c.Terlambat

    mendatangkan peralatan.

    Mandor yang kurang aktif.

    Rencana kerja yang kurang baik

    b. .Keterlambatan akibat kesalahan Owner

    Terlambatnya angsuran pembayaran oleh

    Kontraktor.

    Terlambatnya penyediaan lahan.

    Mengadakan perubahan pekerjaan yang

    besar.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    5/15

    PROGRAMSTUDI TEKNIKSIPIL 27

    Pemilik menugaskan Kontraktor lain

    untuk mengerjakan proyek tersebut.

    c. Keterlambatan yang diakibatkan selain

    kedua belah pihak diatas, antara lain:

    Akibat kebakaran yang bukan kesalahnKontraktor, Konsultan, Owner.

    Akibat perang, gempa, banjir, ataupun

    bencana lainnya.

    Perubahan moneter.

    C. Metode Penelitian

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, sampel diperoleh dari

    perusahaan konstruksi yang bekerja dan

    menyelesaikan proyek konstruksi di Kabupaten

    Jayapura. Pengumpulan data dilakukan dengan

    cara pengumpulan data primer, yaitu suatu

    cara mengumpulkan data yang langsung

    berhubungan dengan responden, tanpa melalui

    perantara atau pihak lain, misalnya dari

    suatu badan satistik atau referensi data lainnya.

    Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul

    data. Nama-nama Kontraktor dan jenis proyek

    yang diperoleh melalui daftar rekanan dari

    Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jayapura.

    Pengambilan sampel penelitian ini

    menggunakan sistem random sampling yaitu

    setiap individu dalam populasi mempunyai

    kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

    anggota sampel. Pada umumnya penelitian atau

    studi tentang masalah hubungan faktor-faktor

    keterlambatan pelaksanaan proyek dari persepsi

    Kontraktor pada proyek pembangunan daerah

    Jayapura.

    Selain itu, data pada penelitian ini merupakan

    data kuantitaif, yaitu suatu data yang

    dikumpulkan dan diolah untuk mencari atau

    mendapatkan berapa besar faktor-faktor yang

    mempengaruhi keterlambatan pekerjaan dan

    kerugian yang diderita perusahaan konstruksi

    dalam pelaksanaan proyek tersebut.

    2. Data Perencanaan

    Sebelum menyusun kuisioner peneliti

    melakukan analisis dahulu dengan mempelajari

    teori-teori sebagai dasar pembahasan dan

    pemecahan masalah yang berupa buku dan

    bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan

    masalah yang diteliti.

    Daftar pertanyaan atau kuisioner ini telah

    disusun sedemikian sehingga diharapkan dapat

    memudahkan responden untuk menjawab

    pertanyaan-pertanyaan yang ada. Daftar

    pertanyaan atau kuisioner tersebut dibagikan

    kepada responden untuk diisi dengan jalan

    mendatangi langsung ke kantor Dinas PU

    Kabupaten Jayapura. Karena jawaban masih

    bersifat kualitaif maka perlu dikuantitatifkan

    dengan jalan memberi nilai/skor masing-masing

    variabel, adapun nilai/skor sebagai berikut:

    a. Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1

    b. Untuk jawaban agak berpengaruh diberi skor 2

    c. Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3

    d.Untuk jawaban sangat berpengaruh diberi

    skor 4.

    Bersdasarkan uraian diatas data

    perencanaan penelitian ini diperoleh secara

    langsung, dengan cara memberikan pertanyaan

    dalam bentuk kuisioner kepada kontraktor yang

    sedang menyelesaikan suatu proyek konstruksi.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1.

    Flowchart alur perencanaan penelitian dibawah

    ini.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    6/15

    Gambar 1. Flowchart Perencanaan Penelitian

    D. Hasil dan Pembahasan

    Dari hasil pengolahan dan analisis yang sesuai

    dengan tahapan penelitian maka didapat hasil

    sebagai berikut:1. Faktor Bahan

    Untuk melihat urutan bahan yang menyebabkan

    keterlambatan dapat dilihat pada tabel 1 sbbi:

    Tabel 1. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Bahan

    Kode Faktor KeterlambatanNilai

    Rata- rataRangking

    FB1 Kekurangan bahan konstruksi 3.7333 1

    FB3 Keterlambatan pengiriman

    bahan

    3.4333 2

    FB2 Perubahan material padabentuk, funsi dan s esifikasi

    3.2667 3

    FB7 Ketidaktepatan waktu

    pemesanan

    3.2333 4

    FB5 Keterlambatan pabrikasikhusus bahan bangunan

    3.1667 5

    FB6 Kelangkaan karena

    kekhususan

    3.1667 6

    FB4 Kerusakan bahan di tempatpenyimpanan

    2.9667 7

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlambatan tertinggi

    adalah faktor kekurangan bahan konstruksi

    sebesar 3.7333 dan yang p aling rendah yaitu

    faktor kerusakan bahan di tempatpenyimpanan dengan nilai rata-rata sebesar

    2.9667.

    2. Faktor Tenaga Kerja

    Tabel 2. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Tenaga Kerja

    Kode Faktor Keterlambatan Nilai

    rata-rata

    Rangking

    FTk2 Kemampuan tenaga kerja 3.7000 1

    FTk1 Kesukuan atau

    nasionalisme atau kultur

    3.5000 2

    FTk3 Kekurangan tenaga kerja 2.5667 3

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi peneyebab keterlambatan tertinggi

    adalah faktor Kemapuan Tenaga Kerja

    sebesar 3.7000 dan yang paling rendah yaitu

    faktor ketidaktepatan waktu pemesanan dengan

    nilai rata-rata sebesar 2.5667.

    3. Faktor Peralatan

    Tabel 3. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Peralatan

    Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata-

    rata

    Rangking

    FP1 Kerusakan peralatan 3.6333 1

    FP5 Produktifitas peralatan 3.4667 2

    FP4 Keterlambatan pengirimanperalatan

    3.4333 3

    FP2 Kekurangan peralatan 3.3667 4

    FP6 Kesalahan manajemenperalatan

    3.3000 5

    FP3 Kemampuan Mandor atau

    opertator yang

    Kurang

    3.2000 6

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Studi Pustaka :

    1. Sasaran Proyek

    2. Penyebab

    Keterlambatan

    Pengumpulan Data :

    1. SurveyLapangan

    2. Kuisioner

    Rekapitulasi data

    Data pengolahan mrnggunakan

    alat bantu Microsoft exel

    Analisa dan Pembahasan

    Kesimpulan

    selesai

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    7/15

    Kode Faktor KeterlambatanNilai

    Rata-

    rata

    Rang

    king

    FK1 Ketersediaan keuangan selama

    pelaksanaan

    3.7333 1

    FK2 Keterlambatan prosespembayaran oleh owner

    3.6667 2

    FK3 Tidak adanya uang intensifuntuk kontraktor, apabila

    waktu penyelesaian lebih cepatdari jadwal

    3.1000 3

    FK4 Situasi perekonomian nasional

    (krisis moneter)

    2.9333 4

    FK5 Fluktuasi nilai tukar rupiahterhadap dollar

    2.8333 5

    Kode Faktor KeterlambatanNilai

    Rata-rata

    Rang

    king

    FL3 Pengaruh hujan pada aktifitaskonstruksi

    3.4333 1

    FL4Pengaruh keamanan lingkungan

    terhadap pembangunan 3.3000 2

    FL2 Pengaruh udara panas pada

    aktifitas konstruksi

    3.1333 3

    FL1 Faktor sosial dan budaya 2.6667 4

    Kode Faktor KeterlambtanNilai

    Rata-

    rata

    Rangking

    FPrb1 Terjadi perubahan desain

    oleh owner

    3.7000 1

    FPrb2 Kesalahan desain yangdibuat oleh perencana

    3.7000 1

    FPrb3 Kesalahan penyelidikan

    tanah

    3.3667 2

    FPrb4 Kondisi permukaan air

    dibawah tanah

    3.0000 3

    FPrb5 Masalah geologi di lokasi 2.8000 4

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlambatan tertinggi

    adalah faktor kerusakan peralatan sebesar 3.6333

    dan yang paling rendah yaitu faktor kemampuan

    mandor atau operator yang kurang sebesar 3.200.4. Faktor Keuangan

    Tabel 4. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Keuangan

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlmbatan tertinggi adalah

    faktor ketersediaan keuangan selama pelaksanaan

    sebesar 3.7333 dan yang paling rendah yaitu

    faktor fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar

    sebesar 2.8333.

    5. Faktor Lingkungan

    Tabel 5. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Lingkungan

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah

    faktor pengaruh hujan pada aktifitas kontruksi

    pelaksanaan sebesar 3.4333 dan yang paling

    rendah yaitu faktor faktor social dan budayasebesar 2.6667.

    6. Faktor Perubahan

    Tabel 6. Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Perubahan

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah

    faktor terjadi perubahan desain oleh owner

    sebesar 3.7000 dan yang paling rendah yaitu

    masalah geologi sebesar 2.8000.

    Perubahan pekerjaan yang terjadi selama

    pelaksanaan proyek konstruksi dapat menyulitkan

    pihak Kontraktor, sehingga kadang menyebabkan

    waktu pelaksanaan proyek menjadi terganggu.

    Dampak perubahan yang terjadi karena perubahan

    desain yang dibuat oleh Owner, masalah geologi

    di lokasi, kesalahan desain oleh Perencana,

    kesalahan dalam penyelidikan tanah dan kondisi

    permukaan air bawah tanah di lapangan akan

    berpengaruh terhadap perintah pekerjaan.

    Perubahan perintah pekerjaan dapat

    menyebabkan perubahan biaya, baik itu

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    8/15

    Kode Faktor KeterlambatanNilai

    Rata-rata

    Rangking

    FHP1 Perolehan ijin dari Pemerintah 3.6000 1

    FHP2 Perolehan ijin tenaga kerja 3.2258 2

    FHP3 Birokrasi yang berbelit-belit

    dalam operasi proyek

    3.2333 3

    Kode Faktor Keterlambatan

    Nilai

    Rata-rata

    Rang

    king

    FKr2 Tidak adanya kerjasama antara

    kontraktor dengan owner

    3.6000 1

    FKr3 Keterlambatan owner dalam

    pembuatan keputusan

    3.5667 2

    FKr6Komunikasi yang kurang antar

    3.4333 3

    FKr8 Organisasi yang jelek padakontraktor dan konsultan

    3.4333 4

    FKr1 Konflik antara kontraktor dan 3.3667 5

    FKr4 Negosiasi dan perijinan pada kontrak 3.3333 6

    FKr7 Perbedaan jadwal sub kontraktor

    dalam pelaksanaan proyek

    3.1667 7

    FKr9Kontrol kontraktor utama terhadap

    3.1333 8

    FKr5 Perselisihan pekerjaan antara bagian-

    bagian yang berbeda dalam proyek

    2.9667

    terhadap biaya langsung akibat waktu yang

    terlambat, dan biaya-biaya dampak yang besarnya

    tidak terdeteksi..

    7. Faktor Hubugan Dengan pemerintah

    Tabel 6 Urutan Rangking Dari Variabel FaktorHubungan dengan Pemerintah

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini,

    yang menjadi penyebab ketrlambatan tertinggi

    adalah faktor perolehan ijin dari pemerintah

    sebesar 3.6000 dan yang paling rendah yaitu

    birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi

    proyek sebesar 2.8000.

    8. Faktor Kontrak

    Tabel 7 Urutan Rangking Dari Variabel

    Faktor Kontrak

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlambatan tertinggi

    adalah faktor tidak adanya kerjanya antara

    kontraktor dengan owner sebesar 3.6000

    dan yang paling rendah yaitu faktorperselisihan pekerja antara bagian-bagian yang

    berbeda dalam proyek sebesar 2,9667

    9. Faktor Waktu dan Kontrol

    Tabel 8 Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

    Waktu dan Kontrol

    Kode Faktor Keterlambatan Nilai

    Rata-rata

    Rang

    king

    FKW4 Kekurangan tenaga kerja

    manajeman terlatih untukmendukung pelaksanaan

    konstruksi

    3.5000 1

    FKW5Masalah yang terjadi selamapelaksanaan

    3.3667 2

    FKW6 Tidak memenuhi perencanaan awal

    proyek

    3.3333 3

    FKW1Persiapan jadwal kerja dan revisioleh konsultan ketika konstruksi

    sedang berjalan

    3.2333 4

    FKW7Persiapan dan ijin shop drawing

    3.2000 5

    FKW2 Prosedur pemeriksaan dan

    pengetesan dalam proyek

    3.0000 6

    FKW8 Menunggu ijin untuk kontrol 2.9000 7

    FKW3Tanda-tanda pengontrolan praktisi

    pada pekerjaan dalam lokasi proyek2.5862 8

    Sumber : Hasil Analisis Data

    Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

    menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah

    kekurangan tenaga kerja manajeman terlatih

    untuk mendukung pelaksanaan konstruksi

    sebesar 3.5000 dan yang paling rendah yaitu

    faktor Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada

    pekerjaan dalam lokasi proyek sebesar 2,5862

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    9/15

    Dari table analisis diatas maka dapat disimpulkan Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Sangat

    Berpengaruh dan Rekomendasinya dapat dilihat pada table 9 dan table 10 dibawah ini.

    Tabel 9. Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Sangat Berpengaruh dan Rekomendasinya.

    Ran

    king

    Nilai

    Rata-

    rata

    Faktor

    Keterlam

    batan

    Penyebab Rekomendasi

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 3.7333 Kekurangan bahan

    Konstruksi

    Bahan konstruksi yang di pesan tidak sesuai

    dengan kebutuhan, pemakaian bahan

    yang berlebihan, bahan yang datang

    terlambat sehingga stok di lapangan

    kurang atau habis.

    Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk

    membuat

    jadwal pengadaan dan penggunaan bahan

    agar barang konstruksi datang sesuai

    jadwal yang telah dibuat.

    3.7333 Ketersediaan

    keuangan

    selama pelaksanaan

    Keterampilan dari bagian keuangan proyek

    dalam mengatur keungan.

    Untuk meminimalkan faktor tersebut diperluakan

    tenaga

    yang ahli dalam mengatur keuangan proyek.

    2 3 .7000 Kemampuan tenagaKerja

    Pemilihan tenaga kerja yang tidak sesuai

    dengan

    kebutuhan sehingga tenaga kerja yang

    direkrut tidak dapat digunakan secara

    maksimal.

    Sebaiknya kontraktor memilih tenga kerja yang

    dibutuhkan

    berdasarkan kebuthan dilapangan.

    3.7000 Terjadi perubahan

    desain oleh owner

    Perencanaan yang tidak tepat sehingga

    menyebabkan perubahan desain.

    Untuk meminimalkan faktor tersebut sebaiknya pihak-

    pihak

    yang akan terlibat mulai dari owner,

    perencana, dan pelaksana melakuakan rapat

    kordinasi untuk membahas perubahan-

    3.7000 Kesalahan desain

    yang

    dibuat oleh perencana

    Data perencanaan yang kurang akurat

    sehingga

    perencanaan yang dibuat oleh

    perencana tidak tepat, sehinggamenyebabkan terhambatnya

    pelaksanaan pekerjaan.

    Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan diadakan

    rapat

    kordinasi oleh owner untuk membahas msalah

    perencanaan. Apakah perencanaan yang telahdibuat telah sesuai dengan standart perencanaan.

    3 3.6667 Keterlambatan proses

    pembayaran

    oleh owner

    Peryaratan yang dibutuhkan untuk

    penagihan

    kurang lengkap. Birokrasi yang

    -

    Meminta kejelasan dari pihak owner tentang

    persyaratan

    yang dibutuhkan untuk penagihan.

    4 3.6333 Kerusakan peralatan Peralatan yang digunakan tidak terawat

    dengan

    Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek,

    kontraktor

    5 3 .6000 Perolehan ijin dari

    Pemerintah

    Persyaratan yang dilengkapi untuk

    perolehan

    ijin kurang lengkap, kontraktor yang

    mengurus bagian perijinan kurang handal

    dalam mengurus perijinan tersebut.

    Meminta kejelasan dari pihak owner tentang

    persyaratan

    yang dibutuhkan untuk perolehan perijinan.

    3.6000 Tidak adanya

    kerjasama

    antara

    kontraktor

    dengan owner

    Komunikasi yang kurang antar kontraktor

    dan

    owner.

    Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerja

    sama

    antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalam

    pelaksanaan pekerjaan.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    10/15

    6 3.5667 Keterlambatan owner

    dalam

    pembuatan

    ke utusan

    Kurang jelasnya pembahasan atau

    perencanaan

    sehingga membuat owner

    lambat dala en ambilan

    Perlunya dilakukan rapat koordinasi guna membahas

    tentang

    permasalahan proyek, agar dalam pengambilan

    ke utusan oleh ownertidak mena alami

    7 3 .5000 Kekurangan tenaga

    Kerja

    Tidak tersedianya tenaga kerja, kurangnya

    tenaga kerja yang terampil.

    Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, kontraktor

    utama

    memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada sub

    3.5000 Kekurangan tenaga

    kerja manajeman

    terlatih untuk

    mendukung

    pelaksanaan

    konstruksi

    Perekrutan tenaga kerja yang tidak sesuai

    dengan kebutuhan.

    Mencari tenaga terampil yang benar-benar mampu

    mendukung pelaksaaan konstruksi, dengan cara

    mencari tenaga yang sudah berpengalaman dalam

    bidang konstruksi.

    8 3.4667 Produktifitasperalatan

    Kemampuan dari operator yang kurang,

    pengalaman dari operator sehingga

    produktifitas peralatan tidak mencapai

    maksimal.

    Mencari operator yang bertanggung jawab dan

    mempunyai pengalaman serta kemampuan untuk

    memaksimalkan produktifitas.

    9 3.4333 Keterlambatan

    pengiriman bahan

    Sulitnya medan untuk mencapai lokasi

    proyek

    dan tidak mempunyai jadwal pengadaan

    bahan.

    Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk

    membuat

    jadwal pengadaan bahan agar barang

    konstruksi datan sesuai adwal an telah

    3.4333 Keterlambatan

    pengiriman peralatan

    Sulitnya medan untuk mencapai lokasi

    proyek

    dan tidak mempunyai jadwal mobilisasi

    Kontraktor membuat jadwal mobilisasi peralatan, agar

    tidak

    terjadi kerterlambatan pengiriman peralatan.

    3.4333 Pengaruh hujan pada

    aktifitas konstruksi

    Pembuatan jadwal kerja yang tidak sesuai

    dengan kondisi cuaca daerah setempat.

    Sebaiknya membuat jadwal kerja berdasarkan data

    cuaca dari

    BMG

    3.4333 Komunikasi yang

    kurang antar

    owner dengan

    perencana pada

    perencanaan

    Tidak adanya kerja sama antar perencana

    dengan owner.

    Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerja

    sama

    antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalam

    pelaksanaan pekerjaan.

    3.4333 Organisasi yang jelek

    pada kontraktor

    dan konsultan

    Pembagian tugas dan tanggung jawab yang

    kurang baik, sehingga pelaksanaan

    pekerjaan tidak terkontrol.

    Tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian

    yang dibutuhkan.

    Sebainya sebelum memulai perkerjaan kontraktor

    dan

    konsultan membuat organisasi yang bagus, dan

    membuat pembagian pekerjaan, agar tiap-tiap orang

    yang didalam perusahaan mempunyai tanggung

    jawab masing-masing sesuai dengan kemampuan

    10 3.3667 Kekurangan peralatan Sulitnya mobilisasi peralatan ke lokasi

    proyek,

    sulitnya mendapatkan peralatan.

    Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan kontraktor

    membuat daftar pelaratan yang akan digunakan,

    kemudian meakukan loby kepada supplier yang

    mampu menyediakan perlatan yang dibutuhkan.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    11/15

    (1) (2) (3) (4) (5)

    3.3667 Kesalahan

    penyelidikan

    tanah

    Kurang ahlinya tenaga surveyor lapangan

    dalam penelitian tentang struktur tanah,

    peralatan yang kurang memadai dalampenyelidikan tanah.

    Sebaiknya kontraktor yang akan melaksanakan

    pekerjaan mempunyai tenaga ahli yang berkompeten,

    dan berkoordinasi dengan orang yang mempunyaiperalatan yang lengkap untuk melkukan penyelidikan

    tana.

    3.3667 Konflik antara

    kontraktor

    dan

    konsultan

    Komunikasi atau kerjasama antar keduanya

    sehingga menyebabkan terhambatnya

    pelaksanaan pekerjaan.

    Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin

    kerjasama

    antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalam

    pelaksanaan pekerjaan.

    3.3667 Masalah yang terjadi

    selama pelaksanaan

    Kurangnya kerjasama dan koordinasi

    antara

    seluruh komponen yang

    Perlunya dilakukan rapat koordinasi untuk

    menyelesaikan

    masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan

    eker aan.

    11 3 .3333 Negosiasi dan

    perijinan pada kontrak

    Nilai kontrak yang terlalu rendah. Perlunya dilakukan rapat dengan pemilik proyek untuk

    membahas tentang nilai kontrak dan insentif bilapekerjaan tersebut diselesaikan tepat waktu.

    3.3333 Tidak memenuhi

    perencanaan

    awal proyek

    Perubahan struktur tanah pada lokasi

    proyek,

    pelaksanaan pekerjaan yang tidak

    mengikuti

    Perlu dilakukan rapat dengan pemilik proyek untuk

    mencari

    solusi permasalahan tersebut.

    12 3.3000 Kesalahan

    manajemen peralatan

    Tenaga yang tidak ahli dalam

    manajemen peralatan.

    Sebaiknya kontraktor memilki tenaga yang benar-

    benar ahli dalam manajemen peralatan.

    3.3000 Pengaruh keamanan

    lingkungan

    terhadap

    emban unan

    Kurangnya sosialisasi tentang proyek

    kepada

    warga sekitar, tidak dilibatkannya warga

    Sebaiknya kontraktor melakukan sosialisasi kepada

    warga

    sekitar tentang proye yang akan dilaksanakan,

    3.3000 Perolehan ijin tenaga

    kerja

    Tidak lengkapnya peryaratan untuk

    pengurusan

    ijin tenaga kerja.

    Perlunya dilakukan kerjasama antara pemerintah dan

    kontraktor pelaksana pekerjaan agar perolehan ijin

    tenaga kerja bisa cepat ditindak lanjuti guna

    lancarn a en elesaian.

    13 3.2667 Perubahan

    material pada

    bentuk, fungsi

    dan spesifikasi

    Pemakaian material yang tidak sesuai

    dengan fungsinya.

    Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk

    membuat jadwal pengadaan bahan serta

    kegunaannya telah dibuat.

    14 3.2333 Ketidaktepatan waktu

    pemesanan

    Tidak memiliki jadwal pengadaan bahan. Membuat jadwal pengadaan bahan.

    3.2333 Birokrasi yang

    berbelit-belit

    dalam operasi

    ro ek

    Tidak terampilnya tenaga kerja yang diberi

    tugas untuk mengurus operasi proyek.

    Sebaiknya kontraktor menugaskan tenaga kerja yang

    benar-

    benar paham dalam operasional proyek.

    3.2333 Persiapan jadwal kerja

    dan revisi oleh

    konsultan

    ketika

    konstruksi

    sedang

    Tidak sigapnya tenaga kerja yang

    ditugaskan

    melakukan revisi penjadwalan.

    Sebaiknya tenaga kerja ditugaskan untuk melakukan

    revisi

    jadwal sesuai dengan konstruksi yang sedang berjalan.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    12/15

    15 3.2000 Kemampuan mandor

    atau opertator

    yang kurang

    Perekrutan mandor atau operator yang

    asal-

    asalan.

    Memilih mandor atau operator yang telah

    berpengalaman

    melaksanakan pekerjaan konstruksi bila perlu

    an sudah memiliki sertifikat..

    3.2000 Persiapan dan ijin shop

    drawing

    Belum jelasnya gambar yang

    direncanakan.

    Sebaiknya sebelum memulai pelakasanaan pekerjaan

    dilakukan rapat kordinasi untuk membahas tentang

    persiapan dan perijinan shop drawing.

    16 3.1667 Keterlambatan

    pabrikasi

    khusus

    bahan

    Lambatnya pemesanan untuk pabrikasi

    bahan

    konstrusi yang sulit didapatkan.

    Membuat jadwal penggunaan bahan agar pabrikasi

    dapat

    dilakukan sebelum bahan tersebut akan digunakan.

    3.1667 Kelangkaan karena

    kekhususan

    Sulitnya mencari bahan yang langka

    (khusus)

    karena tidak mempunyai

    su lier an memasok

    Membuat daftar bahan yang akan digunakan, agar

    mengetahui bahan/barang mana saja yang sulit di cari,

    sehingga bahan/barang yang sulit di dapatkan di beri

    prioritas

    3.1667 Perbedaan jadwal

    sub kontraktor

    dalam pelaksanaan

    Tidak ada kerjasama dan komunikasi

    antara sub kontraktor dalam pelaksanaan

    sehingga pelasanaan pekerjaan tidak

    terkontrol dengan baik.

    Sebaiknya melakuakan rapat kordinasi untuk

    membahas perbedaan jadwal subkontraktor dalam

    pelaksanaan, agar kegiatan didalam proyek dapat

    terkontrol dengan baik.

    17 3.1333 Pengaruh udara panas

    pada

    aktifitas

    konstruk

    Pembuatan jadwal yang berdasarkan dat

    cuaca

    dari BMG.

    Sebaiknya membuat jadwal kerja berdasarkan dat

    cuaca dari

    BMG

    3.1333 Kontrol kontraktor

    utama terhadap sub

    kontraktor dalam

    pelaksanaan

    pekerjaan

    Tenaga ahli yang ditugaskan untuk

    mengawas

    pekerjaan yang

    dilaksanakan oleh sub

    kontraktor tidak dijalan

    Kontraktor utama harus menugaskan tenaga yan

    benar-

    benar melakukan kontrol, agar pekerjaan

    tersebut cepat selesai sesuai dengan jadwal

    yang telah direncanakan.

    18 3.1000 Tidak adanya uang

    insentif untuk

    kontraktor, apabila

    waktu penyelesaianlebih cepat dari

    jadwal

    Kurangnya loby ke pemilik proyek untuk

    membicarakan tentang bonus bila

    pekerjaan yang dilaksanakan lebih cepat

    dari jadwal yang direncanakan.

    Perlu dilakukan pembicaraan antara owner dengan

    kontraktor

    untuk membahas uang insentif apabila kontraktor

    tersebut dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuaijadwal atau lebih cepat dari jadwal yang

    direncanakan.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    13/15

    Tabel 10. Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Berpengaruh dan Rekomendasinya.

    Ran

    king

    Nilai

    Rata-

    rata

    Faktor

    Keterlam

    batan

    Penyebab Rekomendasi

    (1) (2) (3) (4) (5)

    19 3.000 Prosedur pemeriksaan

    dan pengetesan

    dalam proyek

    Terlambatnya peralatan dan tenaga yang

    akan

    dipakai dan ditugaskan untuk

    melakukan pengetesan.

    Sebaiknya disarankan kepada kontraktor apabila

    melaksanakan pekerjaan sebaiknya berkoordinasi

    dengan pemerintah khususnya dinas PU yang

    memiliki peralatan dan tenaga ahli yang memadai

    untuk melakukan pengetesan.

    20 2.9667 Kerusakan bahan di

    tempat penyimpanan

    Gudang penyimpanan yang tidakterlindungi dengan baik, penataan barang

    didalam gudang yang kurang baik.

    Disarankan kepada kontraktor agar membuat gudangyang terlindungi dengan baik serta terlindungi cuaca.

    2.9667 Perselisihan pekerjaan

    antara bagian-

    bagian yang

    berbeda dalamproyek.

    Perkelahian antara para pekerja sehingga

    menghambat pekerjaan.

    Sebaiknya kontraktor membuat aturan yang tegas,

    apabila terjadi perkelahian dalam proyek langsung

    dikeluarkan dari proyek.

    21 2.9333 Situasi perekonomian

    nasional (krisis

    moneter)

    Lemahnya nilai Rupiah terhadap dollar,

    sehingga membuat naiknya

    harga bahan bangunan.

    Kontraktor harus berkoordinasi dengan pemilikproyek, guna membahas serta mengantisipasi bila

    pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan

    harga bahan dan material.

    22 2.9000 Menunggu ijin kontrol Tenaga yang ditugaskan untuk

    melaksanakan kontrol bekerja kurang

    maksimal, sehingga terlambatnyapengontrolan.

    Kontraktor harus mempunyai tenaga yang benar-

    benar ahli dalam mengurus perijinan kontrol.

    23 2.8333 Fluktuasi nilai tukar

    rupiah terhadap

    dollar.

    Lemahnya mata uang rupiah

    terhadap mata uang asing.

    Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan

    pekerjaan kontraktor sudah harus

    memperhitungkan biaya tak terduga untukmengantisipasi bila terjadi perubahan harga bahan

    dan material.

    24 2.8000 Masalah geologi di

    lokasi

    Akses menuju tempat pelaksanaan

    pekerjaan yang kurang memadai.

    Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan

    kontraktor harus melakukan survey lokasi untuk

    mengetahui masalah geologi di lokasi.

    25 2.6667 Faktor sosial dan

    budaya

    Adanya pembeda social antara pekerjayang satu dengan yang lain serta budaya

    yang dimiliki oleh pekerja dengan warga

    daerah sekitar lokasi proyek.

    Perlunya dilakukan sosialisasi oleh kontraktorkepada warga sekitar dan kepada para pekerja.

    26 2 .5667 Kesukuan atau

    nasionalisme

    atau kultur

    tenaga kerja.

    Perbedaan bahasa antara tenaga kerja yang

    dimiliki, tidak saling bekerja sama antara

    tenaga kerja yang berbeda daerah.

    Sebaiknya sebelum memulai pekerjaan kontraktor

    harus mencari tenaga kerja yang benar-benar siap

    bekerja sama dengan siapa saja.

    2.566 Tanda-tanda

    pengontrolanpraktisi pada

    pekerjaan dalam

    lokasi proyek

    Tenaga kerja yang ditugaskan untuk

    melakukan

    pengontrolan kurang berpengalaman

    sehingga terjadi keterlambatan.

    Kontraktor harus menugaskan tenaga yang benar-

    benar

    paham terhadap tugas dan tanggug jawab yang

    diberikan.

    (Sumber : Hasil Analisis Data)

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    14/15

    Dari Tabel 9 dan 10 diatas didapatkan urutan

    rangking dari 50 faktor penyebab

    keterlambatan. Dari Ke -50 faktor tersebut

    didapatkan 39 faktor penyebab utama yang

    sangat berpengaruh dalam keterlambatanpenyelesaian proyek yang diurutkan dari

    rangking 1 sampai dengan rangking 18 dan

    didapatkan juga 11 faktor penyebab yang

    berpengaruh dalam keterlambatan penyelesaian

    proyek yang diurutkan dari rangking 19 sampai

    dengan rangking 26.

    E. Penutup

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

    yang telah dilakukan terhadap 30 responden,

    maka dapat disimpulkan sebgai berikut:

    a. Faktor-faktor penyebab keterlambatan

    penyelesaian proyek konstruksi didentifikasi

    terdapat 50 faktor keterlambatan yang

    dibagi dalam 9 jens faktor penyebab

    keterlambatan. Ke-50 faktor tersebut

    didapatkan dari hasil wawancara pertama

    dengan responden, kemudian disimpulkan

    menjadi 50 faktor yang dibagi dalam 9 jenis

    faktor keterlambatan.

    b. Dari hasil analisis faktor-faktor penyebab

    keterlambatan tersebut diatas didapatkan 39

    fakor utama yang sangat berpengaruh dalam

    penyelesaian proyek konstruksi pada

    Kabupaten Jayapura

    2. Saran

    Berdasarkan hasil analisis yang telah

    dilakukan dan kesimpulan, maka dapat

    disarankan sebagai berikut :

    a. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh

    merupakan faktor utama paling

    berpengaruh dalam pelaksanaan

    konstruksi, tetapi tidak menutup

    kemungkinan faktor-faktor yang

    dikategorikan berpengaruh tidak

    mengakibatkan keterlambatan, maka dari

    itu perlu dilakukan penelitian lanjutanuntuk mengetahui seberapa besar

    pengaruh jika faktor-faktor yang masuk

    dalam kategori tingkat berpengaruh

    terjadi.

    b. Dalam penelitian ini objek penelitian

    dikhususkan pada proyek konstruksi jalan

    di Kabupaten Jayapura, dengan tidak

    memperhitungkan panjang dan lebar

    jalan. Maka perlu dilakukan penelitian

    lanjutan yang memperhitungkan panjangserta lebar jalan.

    F. Daftar Pustaka

    Ervianto, W. I (2002), Manajemen Proyek

    Konstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta,

    Yogyakarta.

    Leonda, Gesti (2008). Studi Keterlambatan

    Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun

    2007 di Daerah Belitung. Tugas Akhir

    Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

    Project Management Body of Knowledge

    (PMBOK), Third Edition, 2004

    Sjawal, Mansur (2009). Analisa Risiko Pada

    Proyek Konstruksi Jembatan di

    Provinsi Papua, Tesis Institut Teknologi

    Sepuluh November, Surabaya. Soeharto,

    Imam (2001). Manajemen Proyek. Jilid 1.

    Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Sugiono (2006), Statistik Untuk Penelitian,

    Penerbit Alfabeta, Bandung.

    Soeharto, Imam (2001). Manajemen Proyek.

    Jilid 2. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga,

    Jakarta.

    Zainuddin, Masyhuri, Metodologi Penelitian

    Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Refika

    Aditima.

  • 8/22/2019 Jurnal Santje M Iriyanto1

    15/15