jurnal rudi nurafles
DESCRIPTION
fffTRANSCRIPT
0
PENGARUH KOMPOSISI SERBUK GERGAJIAN KAYU DAN JERAMI PADI
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
JURNAL
Oleh
RUDI NURAFLES
NPM:1010005301033
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TAMANSISWA
PADANG
2015
1
PENGARUH KOMPOSISI SERBUK GERGAJIAN KAYU DAN JERAMI PADI
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR
TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
Rudi Nurafles1 Dra. Yusmanidar Arifin
2 M. Si dan Milda Ernita, S.Si, MP
3
Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi
Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRAK
Penelitian mengenai “Pengaruh Komposisi Serbuk gergajian kayu dan Jerami Padi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” telah dilaksanakan di
kumbung jamur Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang yang
dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2014. Tujuan penelitian untuk mendapatkan
perbandingan serbuk gergajian kayudengan jerami padi yang tepat untuk pertumbuhan dan
produksi jamur tiram. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan komposisi media tanam serbuk gergajian kayu dan jerami padi : 100% serbuk
gergajian kayu (SGK) + 0 % jerami padi (JP) (A) 75% serbuk gergajian kayu (SGK) + 25%
jerami padi (JP) (B), 50% serbuk gergajian kayu (SGK) + 50% jerami padi (JP) (C), 25% serbuk
gergajian kayu (SGK) + 75% jerami padi (JP) (D), 0% serbuk gergajian kayu (SGK) + 100%
jerami padi (JP) (E). Setiap percobaan dengan 4 ulangan sehingga diperoleh 20 satuan
percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 baglog semua baglog dijadikan sampel
pengamatan. Hasil pengamatan di analisis secara statistika dengan uji F apabila F hitung lebih
besar dari F Tabel 5% dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
5%. Parameter pengamatan yang diamati adalah muncul tubuh buah pertama, umur panen,
jumlah tubuh buah per baglog, diameter tudung tubuh buah, panjang tangkai tubuh buah, hasil
panen per baglog, hasil panen per plot. Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pemberian
berbagai komposisi media 100% serbuk gergajian kayu + 0% jerami padi mampu meningkatkan
pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih.
Kata kunci : Jamur Tiram Putih, Serbuk kayu, Jerami Padi
1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Tamansiswa Angkatan 2010
2 Pembimbing I dan Dosen Universitas Tamansiswa Padang
3 Pembimbing II dan Dosen Universitas Tamansiswa Padang
2
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jamur tiram putih sangat populer
saat ini masyarakat telah mengenal dan
mengetahui bahwa jamur tiram putih
merupakan sumber makanan yang
mengandung gizi tinggi di bandingkan
dengan jenis jamur lain. Menurut Piryadi
(2013), jamur tiram putih memiliki
kandungan gizi dari 100 gram berat kering
yaitu 27% Protein, 16% lemak, 58%
karbohidrat dan 7,5 – 8,7% serat, Tekstur
tubuhnya lembut, penampilan menarik, dan
rasanya yang enak.
Peluang pasar jamur tiram putih saat
ini cukup tinggi, kebutuhan pasar dalam
negeri sekitar 35% dan pasar luar negeri
65%. Setiap tahun permintaan pasar dalam
negeri maupun luar negeri mengalami
kenaikan antara 10 –20%, tingginya
permintaan belum di imbangi dengan
produksi yang tinggi. Hal ini disebabkan
masih kurangnya minat masyarakat karena
sulitnya memperoleh bahan baku biasanya
masyarakat petani jamur tiram hanya
menggunakan serbuk gergaji sebagai media
untuk pertumbuhannya dan belum
memahami teknik budidaya jamur tiram
putih dengan menggunakan media alternatif
(Maulana 2012).
Salah satu media alternatif untuk
pertumbuhan jamur tiram putih serbuk
gergaji dan jerami padi. Jerami padi sebagai
limbah pertanian pemanfaatannya secara
ekonomis masih belum optimal dan juga
keberadaan jerami padi tersedia dalam
jumlah banyak bahkan di bakar masyarakat
dan penyebab polusi udara. Pemanfaatan
jerami padi sebagai media tumbuh jamur
tiram sangat potensial jerami padi
mempunyai kandungan hara yang yang
dibutuhkan jamur. Menurut Junaedi (2008)
kandungan hara dalam jerami padi adalah
sebagai berikut 0,5-0,8%, N 0,07- 0,12% P
dan 1,2-1,7% K selain itu jerami padi juga
mengandung lignin, selulosa dan
hemiselulosa sehingga sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan jamur.
Menurut Cahyana, et al, (2005),
keberhasilan budidaya jamur ditentukan oleh
kualitas media tanam.
Serbuk gergaji adalah limbah dari
sisa penggergajian yang merupakan bahan
organik dan bisa dijadikan sebagai media
pertumbuhan jamur tiram. Secara alamiah
jamur tiram putih mempunyai kemampuan
memproduksi enzim yang dapat mengurai
material yang mempunyai kandungan
3
selulosa dan lignin seperti yang terkandung
oleh bahan sisa tanaman pangan dan kayu -
kayuan. Penelitian Erna Yenti (2014),
subtitusi serbuk gergaji dengan serbuk sabut
kelapa sebagai media pertumbuhan jamur
tiram putih (Pleurotus ostreotus) dengan
hasil terbaik komposisi 25% serbuk gergaji
+ 75% serbuk sabut kelapa. (Hariadi N, et
al, 2013) juga meneliti, studi pertumbuhan
dan produksi jamur tiram putih (Pluerotus
ostreotus) pada media tumbuh serbuk
gergaji kayu sengon dan bagas tebuh, hasil
yang terbaik untuk total bobot segar, serbuk
gergaji kayu sengon 10% dan bagas tebu
70%. Namun pengaturan komposisi antara
serbuk gergaji dan jerami padi belum ada
informasinya untuk itu telah dilakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Komposisi Serbuk Gergajian kayu dan
Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan
hasil Jamur Tiram Putih (Pluerotus
ostreatus)”
B. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan pengaruh dari
komposisi serbuk gergajian kayu dengan
jerami padi yang tepat untuk pertumbuhan
dan produksi jamur tiram putih.
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini telah dilaksanakan
dalam kumbung yang berlokasi di
Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas
Tamansiswa Padang. Penelitian berlangsung
selama 4 bulan, mulai bulan April sampai
Juli 2014. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah inokulan jamur tiram
putih (Pleurotus ostreatus),yang dibeli dari
produsen bibit jamur tiram di lampung
serbuk gergajian kayu, jerami padi yang
sudah di cincang dengan menggunakan
gunting ± ½ cm, dedak/bekatul, kapur
(CaC03), jagung giling, air, pipa paralon,
plastik tahan panas dengan ukuran 15 x 27
cm, drum, karet gelang, lembaran kertas
koran ukuran 10 x 10 cm, alkohol 70%, serta
bahan - bahan yang mendukung penelitian
ini. Alat - alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah sekop, ayakan,
potongan kayu untuk memadatkan, bunsen,
spatula, cutter, terpal, meteran, timbangan
digital, penggaris, alat tulis, kamera digital.
Percobaan ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan komposisi media tanam serbuk
gergajian kayu (SGK) dan jerami padi (JP)
yaitu : 100% serbuk gergajian kayu (SGK) +
0% jerami padi (JP) (A), 75% serbuk
gergajian kayu (SGK) + 25 % jerami padi
(JP) (B), 50% Serbuk gergajian kayu (SGK)
4
+ 50% jerami padi (JP) (C), 25% serbuk
gergajian kayu (SGK) + 75% jerami padi
(JP) (D), 0% serbuk gergajian kayu (SGK) +
100% jerami padi (JP) (E).
Pelaksanaan kegiatan penelitian :
Persiapan Media Tanam dan Pengomposan,
Pengisian Media Tanam (baglog), Sterilisasi
Media Tanam (baglog), Sanitasi Ruang
Inkubasi, Inokulasi Media Tanam, Inkubasi
Media Tanam, Penumbuhan Inokulan,
Pemeliharaan, Panen. Pengamatan yaitu : 1).
Hari Muncul Tubuh Buah Pertama, 2).
Umur Panen pertama, 3). Jumlah Tubuh
Buah Per Baglog, 4). Diameter Tudung
Tubuh Buah, 5). Panjang Tangkai Tubuh
Buah (cm), 6). Hasil Panen Per Baglog (g),
7). Hasil Panen Per Plot.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Muncul Tubuh Buah Pertama
Sidik ragam muncul tubuh buah
pertama dengan pemberian komposisi media
serbuk gergajian kayu dan jerami padi
berpengaruh nyata (Lampiran 4a). Hasil
pengamatan hari muncul tubuh buah dapat
di sajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Muncul tubuh buah pertama jamur tiram putih dengan berbagai komposisi serbuk
gergajian kayu dan jerami padi.
SGK + JP Muncul tubuh buah pertama (hari)
100% SGK + 0% JP
75% SGK + 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
82,01a
61,50 b
64,01 b
49,01 c
52,01 c
KK = 5,01%
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada lajur muncul tubuh buah pertama berbeda
tidak nyata menurut DMRT 5%.
Tabel 1. memperlihatkan bahwa pemberian
pemberian komposisi serbuk gergajian kayu
dan jerami padi berpengaruh nyata terhadap
muncul tubuh buah pertama. Muncul tubuh
buah pertama yang tercepat pada komposisi
media 25% serbuk gergajian kayu + 75%
jerami padi yaitu 49,01 hari, tidak berbeda
nyata dengan komposisi media 0% serbuk
gergajian kayu + 100% jerami padi yaitu
52.01 hari, namun berbeda nyata dengan
komposisi media 100% serbuk gergajian
kayu + 0% jerami padi yaitu 82.01 hari,
komposisi media 25% serbuk gergajian kayu
75% jerami padi yaitu 61,50 hari, serta
komposisi media 50% serbuk gergajian kayu
+ 50% jerami padi yaitu 64.01 hari. Hal ini
5
menunjukkan bahwa nutrisi yang dihasilkan
oleh komposisi media serbuk gergajian
kayu 25% + jerami padi 75% dan
komposisi media 0% serbuk gergajian kayu
+ 100% jerami padi mampu memenuhi
nutrisi yang terbaik sehingga pertumbuhan
tubuh buah jamur dapat berlangsung dengan
baik. Menurut Sukmadi, Hidayat dan lestari
(2012), struktur media jerami padi yang
beronggga dan banyak mengandung pori –
pori yang memudahkan miselium jamur
tumbuh dengan baik. Adanya pori – pori
tersebut maka dalam media akan tersedia
cukup oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh
jamur pada awal pertumbuhan miselium.
Cahyana, Muchroji dan. Bahkrun (2005),
berpendapat media tumbuh merupakan salah
satu aspek penting yang menentukan tingkat
keberhasilan budidaya jamur, Hasan dan
Medany (2010), juga menambahkan
pertumbuhan jamur tergantung pada
substrat. nutrisi dan kondisi lingkungan
tumbuhnya.
2. Umur Panen Pertama
Sidik ragam terhadap umur panen
pertama dengan pemberian komposisi
serbuk gergajian kayu dan jerami padi
berpengaruh nyata. Umur panen pertama
pada komposisi serbuk gergajian kayu dan
jerami padi di sajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Umur panen pertama jamur tiram putih dengan pemberian komposisi serbuk gergajian
kayu dan jerami padi.
SGK + JP Umur panen pertama (hari)
100% SGK + 0% JP
75% SGK + 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
84,25a
63,50 b
67,01 b
52,25 c
54,01 c
KK = 4,97%
Angka yang di ikuti oleh huruf kecil yang sama pada lajur umur panen pertama berbeda tidak
nyata menurut DMRT 5 %.
Tabel 2. Memperlihatkan bahwa berbagai
komposisi serbuk gergajian kayu dan jerami
padi berpengaruh nyata terhadap umur
panen pertama. Umur panen pertama yang
tercepat pada komposisi media 25% serbuk
gergajian kayu + 75% jerami padi yaitu
52,25 hari, tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 0% serbuk gergajian kayu +
100% jerami padi yaitu 54,01 hari. Namun
berbeda nyata pada komposisi media 100%
serbuk gergajian kayu + 0% jerami padi
yaitu 84,25 hari dan juga berbeda nyata
pada komposisi media 50% serbuk
gergajian kayu + 50% jerami padi yaitu
67,01 hari, komposisi media 75% serbuk
gergajian kayu + 25% jerami padi yaitu
6
63,50 hari. Hal ini di sebabkan karena
komposisi selulosa dan lignin yang rendah
pada jerami padi di banding dengan serbuk
gergajian kayu. Komposisi kimia jerami
padi menurut Napitulu (2002),selulosa 33-
38%, lignin 17-19%, serat kasar 29,2%,
kadar abu 68%. Komposisi kimia serbuk
gergajian kayu menurut Agung, okvi dan
Pamilia (2012), selulosa 33 - 38%,
hemiselulosa 15 -25%, lignin 18 - 33%.
Selulosa akan diurai menjadi bahan
sederhana bisa dijadikan nutrisi untuk
diserap kedalam sel senyawa ini akan
digunakan sebagai nutrisi cadangan
sedangkan lignin tahan terhadap penguraian
sehingga proses pelapukannya lebih lambat
dan membutuhkan waktu yang lama. Oleh
karena itu semangkin banyak kandungan
selulosa dari suatu jenis media dapat
meningkatkan kecepatan miselium jamur
tetapi kadar lignin dari suatu media dapat
menghambat pertumbuhan miselium jamur.
Sesuai dengan pendapat Sumiati,
Suryaningsih dan Puspitasari (2005), bahwa
semakin cepat penyebaran miselium maka
akan semakin cepat pula dalam
pembentukan tubuh buah.
3. Jumlah Tubuh Buah Per Baglog
(Buah)
Sidik ragam jumlah tubuh buah
jamur tiram pada komposisi media tanam
serbuk gergajian kayu dan jerami padi
berpengaruh tidak nyata. Jumlah tubuh buah
jamur tiram disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah tubuh buah jamur tiram putih pada berbagai pemberian komposisi serbuk
gergajian kayu dan jerami padi.
SGK + JP Jumlah tubuh buah per baglog (buah)
100% SGK + 0% JP
75% SGK+ 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
16,50
23,75
18,50
15,01
19,01
KK = 27,65%
Angka pada lajur jumlah tubuh buah per baglog berpengaruh tidak nyata menurut uji F pada taraf
5 %
Tabel 3. memperlihatkan bahwa
berbagai komposisi serbuk gergajian kayu
dan jerami pada media jamur tiram tidak
nyata terhadap jumlah tubuh buah per
rumpun. Jumlah tubuh buah berpengaruh
tidak nyata berkisar 16,50 sampai 23,75
tubuh buah. pada komposisi 75% serbuk
gergajian kayu + 25% jerami padi yaitu
23,75 buah, komposisi 100% serbuk
gergajian kayu + 0% jerami padi yaitu 16,50
buah, komposisi 50% serbuk gergajian kayu
+ 50% serbuk gergajian kayu yaitu 18,50
buah, 25% serbuk gergajian kayu + 75%
jerami padi yaitu 15,01 buah, dan 0% serbuk
7
gergajian kayu + 100% jerami padi yaitu
19,01 buah. Jumlah tubuh buah tidak
berpengaruh nyata diduga dipengaruhi oleh
penyerapan nutrisi dalam media berdasarkan
hasil analisis nilai C/N ratio pada jerami
padi dan serbuk gergaji yang dilakukan oleh
Hariadi, Setyobudi, Nihayati (2013), jerami
padi memiliki niali C/N rasio sebesar 43,94
dan nilai C/N rasio pada serbuk gergajian
kayu sebesar 69,33. Berdasarkan kandungan
C/N rasio jerami padi sebesar 43,94 maka
dapat didefenisikan nilai C pada jerami padi
lebih rendah dari nilai C pada serbuk
gergajian kayu dan nilai N jerami padi lebih
tinggi dari nilai N serbuk gergaji.
Febriansyah (2009) berpendapat, apabila
nilai C/N rasio tinggi berarti nilai C tinggi
dan nilai dan nilai N rendah sehingga energi
yang dibutuhkan dalam pembentukan tubuh
buah lebih banyak, tetapi suplai makanan
(N) yang sedikit menyebabkan tubuh buah
kecil kecil, semangkin lebar diameter tudung
tubuh buah maka akan semangkin sedikit
jumlah tubuh buah.
4. Diameter Tudung Tubuh Buah (Buah)
Sidik ragam diameter tudung tubuh
buah pada komposisi serbuk gergajian kayu
dengan jerami padi berpengaruh tidak nyata.
Hasil pengamatan diameter tudung tubuh
buah jamur tiram disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Diameter tudung tubuh buah jamur tiram putih dengan berbagai pemberian komposisi
serbuk gergajian kayu dan jerami padi.
SGK + JP Diameter tudung tubuh buah (cm)
100% SGK + 0% JP
75% SGK + 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
6,87
5,50
6,50
6,50
6,50
KK = 10,84 %
Angka pada lajur diameter tudung tubuh buah jamur tiram yang sama berpangaruh tidak nyata
menurut uji F taraf 5%.
Tabel 4. Memperlihat bahwa berbagai
komposisi serbuk gergajian kayu dan jerami
padi berpengaruh tidak nyata terhadap
diameter tudung tubuh buah. Bila dilihat
angka yang berkisar antara 5,50 cm sampai
6,87 cm. Diameter tudung tubuh buah yang
tidak berbeda nyata oleh penyerapan nutrisi
dalam media, berdasarkan hasil analisis nilai
C/N rasio pada jerami padi dan serbuk
gergaji yang dilakukan oleh Hariadi,
Setyobudi dan Nihayati (2013) jerami padi
memiliki nilai C/N rasio sebesar 43,94 dan
nilai C/N rasio pada serbuk gergaji sebesar
69,33. Berdasarkan kandungan C/N rasio
8
jerami padi sebesar 43,94 maka dapat
didefenisikan nilai C pada jerami padi lebih
rendah dari nilai C pada serbuk gergaji dan
nilai N jerami padi lebih tinggi dari nilai N
serbuk gergaji. Febriansyah (2009)
berpendapat, apabila nilai C/N rasio tinggi
berarti nilai C tinggi dan nilai dan nilai N
rendah sehingga energi yang dibutuhkan
dalam pembentukan tubuh buah lebih
banyak, tetapi suplai makanan (N) yang
sedikit menyebabkan tubuh buah kecil kecil,
semangkin lebar diameter tudung tubuh
buah maka akan semangkin sedikit jumlah
tubuh buah. Sesuai dengan pendapat Ramza,
Nurmawati dan Periadnadi (2013) tubuh
buah jamur tiram memiliki hubungan
dengan diameter tudung tubuh buah yang
dihasilkan hubungan tersebut berbanding
lurus, dimana semangkin berat tubuh buah
maka semakin besar pula diameter tudung
tubuh buah yang dihasilkan. Sesuai
Pendapat Agus, Hajoeningtijas dan Utami
(2012), ukuran diameter jamur berkorelasi
dengan jumlah tudung jamur, semakin
banyak jumlah tudung maka ukuran
diameter akan semangkin kecil. Hal ini
diperjelas Tutik (2005),bahwa jamur tumbuh
membentuk rumpun, dimana jika dalam
suatu rumpun jumlah tudung yang terbentuk
banyak maka akan berpengaruh pada
diameter tudung tubuh buah jamur yaitu
tudung semangkin kecil.
5. Panjang Tangkai Tudung Tubuh Buah
Sidik ragam panjang tangkai tudung
tubuh buah jamur tiram pada komposisi
serbuk gergajian kayu dan jerami padi
berbeda tidak nyata
Hasil pengamatan panjang tangkai tudung
tubuh buah disajikan pada Tabel 5
Tabel 5. Panjang tangkai tudung tubuh buah jamur tiram putih pada berbagai komposisi serbuk
gergajian kayu dan jerami padi
SGK + JP Panjang tangkai tudung buah (cm)
100% SGK + 0% JP
75% SGK + 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
4,56
4,59
5,41
6,04
5,15
KK = 18,71%
Angka pada lajur parameter panjang tangkai tudung tubuh buah jamur tiram berpangaruh tidak
nyata menurut uji F taraf 5%.
Tabel 5. memperlihatkan bahwa berbagai
komposisi serbuk gergajian kayu dan jerami
padi berpengaruh tidak nyata terhadap
panjang tangkai tudung buah berkisar antara
9
4,56 sampai 6,04 cm. Panjang tangkai
tudung buah yang tidak berpengaruh nyata
diduga dipengaruhui oleh oleh penyerapan
nutrisi dalam media berdasarkan hasil
analisis nilai C/N rasio pada jerami padi dan
serbuk gergajian kayu yang dilakukan oleh
Hariadi, Setyobudi dan Nihayati (2013)
jerami padi memiliki nilai C/N rasio sebesar
43,94 dan nilai C/N rasio pada serbuk
gergaji sebesar 69,33. Berdasarkan
kandungan C/N rasio jerami padi sebesar
43,94 maka dapat didefenisikan nilai C pada
jerami padi lebih rendah dari nilai C pada
serbuk gergaji dan nilai N jerami padi lebih
tinggi dari nilai N serbuk gergaji.
Febriansyah (2009) berpendapat, apabila
nilai C/N rasio tinggi berarti nilai C tinggi
dan nilai dan nilai N rendah sehingga energi
yang dibutuhkan dalam pembentukan tubuh
buah lebih banyak, tetapi suplai makanan
(N) yang sedikit menyebabkan tubuh buah
kecil kecil.
6. Hasil Panen Per Baglog
Sidik ragam hasil panen per baglog
pada perlakuan komposisi serbuk gergajian
kayu dan jerami padi berpengaruh nyata
Hasil uji lanjut hasil panen per baglog
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil panen jamur tiram putih per baglog dengan berbagai pemberian komposisi serbuk
gergajian kayu dan jerami padi
SGK + JP Hasil panen per baglog (gram)
100% SGK + 0% JP
75% SGK + 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
84,75a
54,75 b
59,75 b
72,01ab
77,25ab
KK = 15,43%
Angka yang di ikuti oleh huruf kecil yang sama pada lajur hasil panen per baglog berbeda tidak
nyata menurut DMRT. 5 %
Tabel 6. Memperlihatkan bahwa berbagai
komposisi serbuk gergajian kayu dan jerami
padi berpengaruh nyata terhadap hasil
panen per baglog yang tertinggi pada
komposisi 100% serbuk gergajian kayu +
0% jerami padi yaitu 84,75 gram, berbeda
nyata dengan komposisi 0% serbuk
gergajian kayu + 100% jerami padi yaitu
77,25 gram, dan juga berbeda dengan 75%
serbuk gergajian kayu + 25% jerami padi
yaitu , 25% serbuk gergajian kayu + 75%
jerami padi yaitu 72,01 gram, 50% serbuk
gergajian kayu 50% jerami padi yaitu 59,75
gram dan 75% serbuk gergajian kayu + 25%
jerami padi yaitu 54,75 gram.
10
Hal ini di duga karena media jerami
padi mempunyai komposisi selulosa yang
lebih rendah di bandingkan serbuk gergajian
kayu,menurut Setyorini (2008) kandungan
selulosa dalam jerami padi 35%. Sedangkan
selulosa dalam serbuk gergajian kayu 39 -
45% Agung, okvi dan Pamalia (2012).
senyawa selulosa adalah penyusun dinding
sel jamur. Salah satu faktor yang menunjang
jamur untuk tumbuh dan berproduksi secara
optimal adalah ketersediaan unsur hara
dalam jumlah yang cukup di dalam media
tanam, Hal ini sesuai dengan pendapat
Cahyana, Muchrodji dan Bakrun (2005),
juga menambahkan nutrisi media sangat
berperan dalam dalam proses budidaya
jamur tiram, nutrisi atau bahan baku atau
yang ditambahkan harus sesuai dengan
kebutuhan hidup jamur tiram.
7. Hasil Panen Per Plot
Sidik ragam terhadap hasil panen
per plot jamur tiram dengan pemberian
komposisi serbuk gergajian kayu dan jerami
padi berpengaruh nyata. Hasil pengamatan
hasil panen per plot jamur tiram disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil panen jamur tiram putih per plot dengan berbagai pemberian komposisi serbuk
gergajian kayu dan jerami padi.
SGK + JP Hasil panen per plot (gram)
100% SGK + 0% JP
75% SGK + 25% JP
50% SGK + 50% JP
25% SGK + 75% JP
0% SGK + 100% JP
256,19a
181,25a b
143,19 b
217,27a b
232,48a b
KK = 20,48%
Angka yang di ikuti oleh huruf kecil yang sama pada lajur hasil panen per plot berbeda tidak
nyata menurut DMRT 5 %
Tabel 7. Memperlihatkan bahwa
berbagai komposisi serbuk gergajian kayu
dan jerami padi berpengaruh nyata terhadap
hasil panen per plot. Hasil panen per plot
yang tertinggi 100% serbuk gergajian kayu
+ 0% jerami padi yaitu 256,19 gram,
Berbeda nyata dengan pemberian
komposisi, 100% jerami padi + 0% jerami
padi yaitu 232,48 gram dan komposisi
media 25% serbuk gergajian kayu + 75%
jerami padi yaitu 217,27 gram, komposisi
media 75% serbuk gergajian kayu + 25%
jerami padi yaitu 181,25 gram dan berbeda
nyata pada komposisi media 50% serbuk
gergaji + 50% jerami padi yaitu 143,19
gram.
Hal ini dimungkinkan kandungan
selulosa dan lignin pada jerami lebih rendah
dibanding serbuk gergajian kayu Setyorini
(2008), jerami padi memiliki kandungan
11
lignin 17,19%. Kandungan lignin dalam
serbuk gergajian kayu menurut Agung, Okvi
dan Pamalia (2012) lignin 18 - 33%. Lignin
didegradasi menjadi glukosa dan senyawa-
senyawa lain, glukosa dan senyawa-senyawa
tersebut digunakan sebagai nutrisi cadangan
energi untuk menghasilkan buah segar
optimal. Karena hal inilah jamur tiram
digunakan untuk memakan lignin yang
menutupi selulosa, fungsi selulosa adalah
memperkuat dinding sel tanaman sedangkan
di dalam pencernaan,berperan sebagai
pengikat air, namun jenis serat ini tidak larut
dalam air. (Nila, 2008), Selanjutnya menurut
Riyati (2002), jamur tiram menpunyai enzim
lignoselulosa sehingga mampu merombak
selulosa, lignin dan polisakarida lainnya.
Cahyana, Muchrodji dan Bakrun (2005),
juga menambahkan media tumbuh
merupakan salah satu aspek penting yang
menentukan tingkat keberhasilan budidaya
jamur.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa pemberian berbagai
komposisi media 100% serbuk gergajian
kayu + 0% jerami padi mampu
meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur
tiram putih
Berdasarkan kesimpulan dapat
disarankan untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik agar menggunakan komposisi
serbuk gergajian kayu 100% + jerami padi
0%.
DAFTAR PUSTAKA
Agung S, okvi andrio pamilia coniwanti.
2012. Pengaruh komposisi
pembuatan biobriket dari campuran
kulit kacang dan serbuk gergaji
terhadap nilai Pembakaran. Jurusan
teknik kimia universitas sriwijaya.
Palembang
Agus Mulyadi Purnawanto, Oetami Dwi
Hajoeningtijas dan Pujiati Utami.
2012. Pengaruh Takaran Bekatul dan
Pupuk Anorganik Terhadap Hasil
Jamur Tiram Putih (Ploerotus
ostreotus). Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Cahyana Y. A, Mucroji, M. Bahrun, 2001.
Jamur Tiram. Penebar Swadaya,
Jakarta. Hal 63.
Cahyana Y.A, Muchrodji, M. bakrun 2005.
Pembibitan, Pembudayaan, Analisis
Usaha Jamur Tiram.Penebar
Swadaya, Jakarta. Hal 64
Direktorat Pengolahan Lahan, 2009.
Pedoman Teknis Perbaikan
kesuburan lahan Sawah Berbasis
Jerami. Dir. Pengolahan Lahan,
Dirjen PLA, Deptan.
Djarijah N. M dan A. S. Djarijah, 2001.
Budidaya Jamur Tiram. Kanisius,
Yogyakarta. Hal 47.
12
Febriansyah, A, R. 2009. Kajian C/N Rasio
Serbuk Kayu Sengon (Albasia
Fucata). Terhadap Hasil Jamur
Tiram Putih S-1.Skiripsi. Universitas
Brawijaya. Malang
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan
Jamur. Jakarta: Penebar swadaya
Hariadi N, Setyobudi L dan Nihayati E.
2010. Studi Pertumbuhan dan Hasil
Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreotus). Jurusan
Budidaya Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.
Hassan, F.R.H., G.M.Medany and S.D.A.
Hassan. 2010. Cultivation Of The
King Oyster Mushroom (Pleurotus
Eryngii) In Egypt. Applied Sciences,
4(1): 99-105
Nila. F.W. 2008. Kemampuan Bakteri
Acetobacter Xylinum Mengubah
Selulosa Sebagai Bahan Kertas.
TesisTIP – Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang.
Junaedi H. 2008. Pemanfaatan Kompos
Jerami Padi dan Kapur Guna
Memperbaiki Permeabilitas Tanah
dan Hasil Kedelai.
Lingga. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Maulana, Erie Sy. 2012. Panduan Lengkap
Bisnis dan Budidaya Jamur Tiram.
Lili Publisher, Yogyakarta. Hal 183.
Napitulu DR. 2002. Pengaruh Lama
Pengomposan Media Semai Serbuk
Gergaji dan Jerami Padi dengan
Tricoderma Viride Terhadap
Pertumbuhan Semai Sengon
(Paraserianthes Falcataria. (L)
Nielsen).Skiripsi. Bogor: Fakultas
Kehutanan.Insitut Pertanian Bogor.
Parlindungan A. K., 2003. Karakteriktik
Pertumbuhan & Produksi Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
dan Jamur Tiram Kelabu (Pleurotus
Sajorcaju) Pada Baglog Alang –
alang.
Pasaribu T, D. R. Permanadan E. R Alda.,
2002. Aneka Jamur Unggulan yang
Menembus Pasar. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta. Hal,
33.
Piryadi T.U. 2013.Bisnis Jamur Tiram.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hal.122.
Puranti R.D., 2003. Pengaruh Penambahan
Molase & Penggunaan dedak
Sebagai Penggantian Bekatul Pada
Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan & Hasil Jamur Tiram
putih.
Ramza Seswati, Nurmiati dan Periadnadi.
2013. Pengaruh Pengaturan
Keasaman Media Serbuk Gergaji
Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Jamur Tiram Coklat
(Pleurotus cystidiosus).Jurusan
Biologi. Universitas Andalas.
Padang.
Riyati, R, dan S. Sumarsih. 2002. Pengaruh
Perbandingan Bagas dan Blotong
Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Jamur Tiram (Pleorotus
ostreotus). Yogyakarta : Jurnal
ilmiah Agrivat.
Setyorini, D. 20005. Pupuk Organik
Tingkatkan Produksi Pertanian.
Balai. Penelitian Tanah Bogor.
Sititin, S. 2005. Pengaruh Penambahan
Ampas Tapioka dan Ampas Tahu Pada
Media Terhadap Pertumbuhan Bibit
Jamur Shintake (Lentinus edodes
13
(Berk).Sing). Skripsi, Malang:
Jurusan Biologi Fakultas Sain dan
Teknologi UIN Malang.
Sukmadi, H.,N. Hidayat, dan
E.R.lestari.2012. Optimalisasi
Produksi Jamur Tiram Abu-abu
(Pleorotus sajorcaju) Pada
Campuran Serat Garut dan Jerami
Padi. Produksi Jamur Tiram Abu-abu
Sukmadi dkk. J. tek. Pert.4(1): 1-2
Sumiati, E., E. Suryaningsih, dan
Puspitasari. 2005. Perbaikan Jamur
Tiram Putih Pleourotus Ostreotus
strain Florida dengan Modifikasi
Bahan Baku Utuma Subsrat. J. Hort
16 (2): 96-17
Suriawiria U. 2002. Budidaya Jamur Tiram.
Kanisius, Yogyakarta. Hal 15
Tutik, H.P.T. 2005. Pengaruh Penambahan
Kompos Azollaa Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram
Merah (Ploerotus flabellotus).
Skipsi.Jurusan Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas
Muhammadiyah Malang.
Erna Y. 2014. Subtitusi Serbuk Gergaji
Dengan Serbuk Sabut Kalapa
Sebagai Pertumbuhan Jamur Tiram
Putih (Pleurotus Ostreotus) S-1.
Skiripsi. Universitas Tamansiswa.
Padang, Hal 50
Yulianty. 2006. Pengaruh pH Terhadap
Pertumbuhan Jamur Colletotrichum
Capsici Penyabab Penyakit
Antraknosa Pada Cabai Asal
Lampung. Lampung : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam