jurnal perlindungan keselamatan kerja bagi · pdf filemulai dan jangka waktu berlakunya ... c....

22
JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS PENGISIAN UANG PADA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) AKIBAT TERJADI KECELAKAAN KERJA Diajukan oleh : MARIA ARINI RESTUNING WIDHI NPM : 11 05 10639 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2015

Upload: phamkien

Post on 30-Jan-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

JURNAL

PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS

PENGISIAN UANG PADA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM)

AKIBAT TERJADI KECELAKAAN KERJA

Diajukan oleh :

MARIA ARINI RESTUNING WIDHI

NPM : 11 05 10639

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2015

Page 2: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
Page 3: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS

PENGISIAN UANG PADA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM)

AKIBAT TERJADI KECELAKAAN KERJA

Maria Arini R. W, E. Imma Indra Dewi

Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

ABSTRACT

The title of this research is the study of safety protection for officers charging

money at automated teller machines (ATMs) as a result of fraud occurs during the

running of the job. Officers charging money automatic teller machine (ATM) is one

of the jobs that have the risk of accidents and the risk of becoming a victim of crime

because they brings large amounts of money. Article 86 Paragraph (1) of Law No. 13

of 2013 on Labour provides that "Every worker / laborer has the right to the

protection of: health and safety, morals and decency and treatment in accordance with

human dignity and values religion ", but according to the Ministry of Manpower and

Transmigration (Manpower) in 2003 recorded 12.745 more companies violate safety

and health norms. The number of cases of violation of norms of safety and health

quite a lot, so the authors would like to discuss about how to work safety protection

against officers charging money at automated teller machines (ATM)?, from the

discussion aims that workers can feel safe in the workplace. Safety work protection

problems often occur, because the company did not provide personal protective

equipment (PPE) to workers, the company is required to provide personal protective

equipment such as protective clothing (kevlar vest) and safety shoes. In addition to

providing personal protective equipment (PPE) company must also urge the driver

and the officer to conduct medical tests on a regular basis, and perform machine

maintenance vehicles. The Company strongly urges drivers and officers to comply

with traffic regulations at work.

Keyword : protection, safety, workers / laborers, work accident

Page 4: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Setiap pekerjaan memiliki risiko sesuai dengan apa yang dikerjakan,

misalnya petugas pengisian uang pada mesin anjungan tunai mandiri atau biasa

disingkat dengan ATM, para petugas memiliki risiko besar dan membutuhkan

perlindungan keselamatan kerja. Kasus yang pernah terjadi pada tanggal 6

Januari 2012 di Semarang, Jawa Tengah, terjadi perampokan mobil pengisi

yang mesin anjungan tunai mandiri (ATM), yang membawa uang sebesar Rp2,4

milliar. Polisi dan sopir ditodong dengan senjata api, kemudian pelaku kabur

membawa mobil pengisi uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Polisi dan

sopir melakukan pengejaran pada saat melakukan pengejaran tersebut, polisi

dan sopir jatuh dan mengakibatkan luka-luka1. Kasus lainnya yaitu pada tanggal

20 Februari 2014 terjadi perampokan pada saat petugas mengisikan uang pada

mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank BCA disebuah minimarket di Jalan

Mayor Ruslan, Palembang. Petugas / karyawan PT. Advantage SCM (Tri

Mulyadi) mengalami luka karena mempertahanankan casette yang dipeluknya,

namun 2 penjambret tersebut lebih kuat dan mereka menggunakan sepeda

bermotor, petugas pun terbanting lalu terseret.2

2 .http://news.detik.com/read/2012/01/06/200337/1809105/10/polisi-reka-ulang-perampokan-mobil-

pengisi-atm-di-semarang?n992204fksberita, detikNews, Polisi Reka Ulang Perampokan Mobil Pengisi

ATM di Semarang, hlm.1, 1 November 2014. 2 http://m.news.viva.co.id/news/read/483009-uang-rp115-juta-milik-bca-dijambret-saat-akan-diisi-ke-

atm, VivaNews, Uang Rp115 Juta Milik BCA Dijambret Saat Akan Diisi ke ATM, hlm.1, 25 Juli 2015.

Page 5: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

Dari contoh kasus diatas, menunjukkan ada risiko serta tanggung jawab

yang besar dan membutuhkan petugas membutuhkan perlindungan. Ketentuan

ini diatur dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang nomor 13 tahun 2013

tentang Ketenagakerjaan. Hal ini menjadi kewajiban perusahaan untuk

memberikan perlindungan tenaga kerja, seperti diatur dalam Pasal 35 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perlindungan bagi pekerja

pada pengisian uang di mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Diserahkannya

tugas pengisian uang tersebut kepada perusahaan outsourcing (vendor),

tanggung jawab terhadap pekerja tetap pada Bank atau beralih kepada

perusahaan outsourcing (vendor). Permasalahan tersebut dirasa penting

sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai tenaga kerja khususnya

perlindungan keselamatan kerja dengan judul “Perlindungan keselamatan kerja

bagi petugas pengisian uang pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) akibat

terjadi kecelakaan kerja.”

Page 6: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah perlindungan keselamatan kerja bagi petugas pengisian

uang pada anjungan tunai mandiri (ATM) akibat kecelakaan kerja?

3. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini

untuk mengetahui dan menganaisis perlindungan keselamatan kerja terhadap

pertugas pengisian uang pada anjungan tunai mandiri (ATM)

4. Metode Penelitian

Jenis penelitian hukum normatif, yaitu jenis penelitian yang berfokus

pada data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer yang meliputi norma

hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bahan hukum

sekunder yang meliputi pendapat hukum baik secara lisan maupun tulisan dari

para ahli atau pihak yang berwenang dan sumber-sumber lain yang mempunyai

hubungan dengan permasalahan yang ditulis.

Page 7: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

B. Tinjuan tentang Perjanjian Kerja

1. Pengertian Perjanjian Kerja

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 14 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, “perjanjian kerja adalah perjanjian antara

pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja,

hak, dan kewajiban para pihak”. Dengan adanya perjanjian kerja maka diantara

pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja akan terjadi hubungan

kerja. Seperti yang diatur dalam Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa “Hubungan Kerja adalah

hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja,

yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.

Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis ataupun lisan, perjanjian

kerja tertulis tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Dalam Pasal 54 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan diatur bahwa :

“Perjanjian yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat:

a. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;

b. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;

c. Jabatan atau jenis pekerjaan;

d. Tempat pekerjaan;

e. Besarnya upah dan cara pembayaran;

f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha

dan pekerja/buruh;

g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian baru;

h. Tempat dan tangggal perjanjian kerja dibuat; dan

i. Tanda tangan pra pihak dalam perjanjian”.

Page 8: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

2. Unsur-Unsur Perjanjian Kerja

Unsur-unsur perjanjian kerja diuraikan sebagai berikut :

a. Adanya Unsur Work atau Pekerjaan

b. Adanya Unsur Perintah (Command)

c. Adanya Upah (Upah)

3. Sahnya Suatu Perjanjian Kerja

Sahnya suatu perjanjian diatur di Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa,

“Perjanjian kerja dibuat atas dasar :

a. Kesepakatan kedua belah pihak;

b. Kemampuan atau kecapakan melakukan perbuatan hukum;

c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan

d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan

ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.”

4. Macam-Macam Perjanjian Kerja

Pasal 54 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 mengatur

bahwa perjanjian kerja tidak boleh bertentangan dengan peraturan perusahaan,

perjanjian kerja bersama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada

2 (dua) macam perjanjian kerja :

a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PWT)

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PWT) yaitu perjanjian kerja waktu

tertentu sebagai perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha

untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau pekerja

Page 9: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

tertentu. Perjanjian yang dibuat secara tertulis ini tidak dapat ditarik atau

dibatalkan dan diubah, tanpa persetujuan para pihak, namun perjanjian

tersebut dapat diperbaru atau diperpanjang.

b. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PWTT)

Perjanjian kerja waktu tidak tentu yaitu perjanjian kerja antara

pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang

bersifat tetap.

5. Berakhirnya perjanjian kerja

Berakhirnya perjanjian kerja berarti putusnya/berakhirnya hubungan

kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha. Pasal 61 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur :

(1) Perjanjian kerja berakhir apabila :

a. Pekerja meninggal dunia;

b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;

c. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan

lembaga penyesalan perselisihan hubungan industrial yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

d. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan

dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian

kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan

kerja.

C. Tinjauan tentang Perlindungan Keselamatan Kerja

1. Pengertian perlindungan keselamatan kerja

Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksud untuk menjamin hak-hak

dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa

Page 10: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

diskriminasi3. Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan bahwa

“Pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam

mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang

mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental

maupun fisik tenaga kerja.”

Pada ayat (1) tertulis “Pemberi kerja yang memerlukan tenaga kerja

dapat merekrut sendiri tenaga kerja yang dibutuhkan atau melalui pelaksanaan

penempatan tenaga kerja.” Pada Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 juga mengatakan bahwa

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan

atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja;

b. Moral dan kesusilaan; dan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai nilai agama.

Dalam hal kewajiban dan hak tenaga kerja selain diatur dalam Undang-

Undang tentang Ketenagakerjaan juga diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yaitu:

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai

pengawas atau ahli keselamatan kerja

b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan

c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan

kesehatan yang diwajibkan

d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat

keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan

e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat

keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri

yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus

3 Rachmat Trijono, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Edisi 1, Papas Sinar Sinanti, Depok

Timur, hlm. 53

Page 11: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang

masih dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tujuan keselamatan kerja

Tujuan keselamatan kerja telah diterapkan pemerintah sekaligus dalam

aturan K3 pada Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja. Selain dalam undang-undang tujuan adanya peraturan

keselamatan kerja yaitu:

1. Melindungi buruh dari resiko kecelakaan pada saat ia melakukan

pekerjaan.

2. Menjaga supaya orang-orang yang berada di sekitar tempat kerja

terjamin keselamatannya.

3. Menjaga supaya sumber produksi dipelihara dan dipergunakan

secara aman dan berdaya guna4.

3. Sarana keselamatan kerja pekerja

Sarana Keselamatan Kerja Pekerja yaitu Alat Perlindungan Diri. Hal ini

diatur dalam Pasal 12 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 bahwa

pekerja/buruh harus menggunakan alat perlindungan diri (APD) yang telah

disediakan oleh perusahaan secara cuma-cuma. Macam-macam alat

perlindungan diri (APD) :

1. Masker

2. Kacamata.

3. Sepatu pengaman

4. Sarung tangan

5. Topi pengaman (helmet)

6. Perlindungan telinga

7. Perlindungan paru-paru

4 https://artikelarunalshukum.wordpress.com/2013/07/23/apa-yang-dimaksud-dengan-keselamatan-

kerja/, Ardiansyahlbs, 15 november 2014, 10.42 WIB

Page 12: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

4. Petugas/tenaga kesehatan kerja

Menurut Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

mengatur Tenaga Kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan, Petugas/tenaga kesehatan yang terdiri dari penanggung jawab:

dokter pimpinan PKK, ahli K3 bertujuan untuk menyelamatan nyawa korban,

meringankan penderitaan korban, mencegah terjadinya penyakit akibat

kecelakaan kerja lebih parah.

D. Tinjauan tentang Kecelakaan Kerja

1. Pengertian kecelakaan kerja

Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) mengatur bahwa Kecelakaan kerja adalah

kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit

yang timbul karena hubungan kerja. Menurut M. Sulaksmono kecelakaan adalah

suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses

suatu aktivitas yang telah diatur5. Menurut Sumakmur kecelakaan kerja yaitu

suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan.6

Apabila seorang pekerja/buruh mengalami kecelakaan kerja pada saat

melakukam pekerjaan, maka pekerja/buruh yang mengalami kecelakaan akan

mendapatkan jaminan kecelakaan kerja dari perusahaan,

5 Anizar, 2009, Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri, Edisi Pertama, Graha Ilmu,

Yogyakarta, hlm.2 6 Cecep Dani Sucipto, 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Cetakan Pertama, Gosyen Publishing,

Yogyakarta, hlm. 76

Page 13: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

2. Faktor terjadinya kecelakaan kerja

Faktor kecelakaan kerja bisa terjadi karena faktor manusia (unsafe

action), faktor lingkungan (unsafe condition). Selain itu akar permasalahan

terjadinya kecelakaan kerja karena Contributing Causes, Contributing Causes

terdiri dari :

a. Safety manajemen system (Sistem Manajemen Keamanan)

b. Kondisi mental pekerja

c. Kondisi fisik pekerja

3. Dampak akibat kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja/buruh (korban), perusahaan,

masyarakat dan negara dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yaitu kerugian

akibat kecelakaan kerja yang menyangkut financial dan hal-hal pokok dalam

perusahaan dan Kerugian non ekonomi kerugian akibat kecelakaan kerja yang

dialami pekerja yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari pekerja, misalnya

Penderita korban dan keluarga, Hilangnya waktu kerja.

E. Tinjauan tentang Outsourcing

1. Pengertian outsourcing

Outsourcing adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari

suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa outsourcing).7

Pasal 64, jo. Pasal 65, jo. Pasal 66 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

mengatakan bahwa pemberi pekerjaan/pengguna jasa dapat menyerahkan

7 Sehat Damanik, 2006, Outsourcing & Perjanjian Kerja, Cetakan I, DSS Publishing, Jakarta, hlm.2.

Page 14: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya (pemborongan

pekerjaan/penyedia jasa).

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pekerja dapat di-outsourcing-kan

adalah,

a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama.

b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi

pekerjaan.

c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan.

d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung.

e. Harus perusahaan yang berbadan Hukum.

2. Perjanjian outsourcing

Hubungan antara perusahaan outsourcing (penyedia jasa pekerja)

dengan perusahaan pengguna jasa outsourcing (pemberi pekerjaan) diikat

melalui perjanjian tertulis. Hak atas mendapatkan upah, karena upah adalah

salah satu target pekerja/buruh dalam suatu pekerjaan.

3. Subyek dan obyek dalam outsourcing

Subyek hukum dalam outsourcing harus berbentuk “orang”. Dalam hal

hubungan kerja/outsourcing orang dapat diartikan sebagai pekerja dan

perusahaan (perusahaan berbentuk badan hukum).

Obyek hukum adalah “prestasi”. Dalam hubungan kerja/outsourcing

dapat diartikan sebagai “pekerjaan”, yaitu sesuatu yang dikerjakan dan

menghasilkan “barang” dan/atau “jasa”. Subyek outsourcing berbentuk

“orang” yaitu para pekerja atau tenaga kerja yang di-outsource-kan.

Page 15: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

4. Hubungan hukum dalam outsourcing

Outsourcing dapat dikatakan sebagai bisnis kemitraan dengan tujuan

mencapai keuntungan bersama, dan tidak terlepas dengan penerapan hukum.

Hubungan dalam outsourcing yaitu perusahaan penyedia akan menyediakan

tenaga kerja, dan perusahaan pemberi kerja akan memberikan pekerjaan pada

tenaga kerja yang disediakan oleh perusahaan penyedia tenaga kerja.

5. Berakhirnya outsourcing

Hubungan kerja tersebut akan berakhir apabila kontrak pekerjaan

tersebut telah berakhir. Dengan berakhirnya perjanjian kerja tersebut maka

hubungan kerja antara perusahaan dengan perusahaan outsourcing juga

berakhir.

F. Kajian terhadap Perlindungan Keselamatan Kerja bagi Petugas Pengisian

Uang Pada Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) akibat terjadi

kejahatan selama menjalankan pekerjaan.

1. Pengertian Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

“Authomatic Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adalah

salah satu model perilaku pemanfaatan teknologi informasi dalam

literature system informasi manajemen, karena ATM merupakan

mesin otomatis yang mempunyai kemampuan teknologi dalam

memfasilitasi transaksi, layanan yang tidak bertatap muka dengan

teller/customer service pada perusahaan bank.”8

2. Petugas pengisi uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM)

Petugas pengisi uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM) adalah

pekerja yang bertugas untuk mengantar uang di sejumlah mesin anjungan tunai

8 Johan Nawawi, AnalisisPerceived usefulness, perceived risk dan trust terhadap pemanfaatan ATM

bagi nasabah, Jurnal penelitian, hlm. 2.

Page 16: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

mandiri (ATM) yang di luar lingkungan bank. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Yakobus Galih Mahardika staf Cash Processing Center salah satu

perusahaan di DIY diketahui bahwa beberapa bank menyerahkan pekerjaan

pengisian uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM) pada perusahaan

outsourcing.

a. Kewajiban petugas pengisi uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM)

Berdasarkan narasumber Yakobus Galih Mahardika staf Cash

Processing Center salah satu perusahaan di DIY, bahwa ada beberapa

kewajiban petugas pengisian uang anjungan tunai mandiri (ATM) yang harus

dikerjakan, diantaranya :

1.) Mengisi uang pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM)

2.) Mengambil kartu yang tertelan

3.) Memperbaiki mesin anjungan tunai mandiri (ATM) (termasuk hari

libur nasional)

4.) Melakukan kunjungan harian

5.) Siap dipanggil sewaktu-waktu apabila terjadi keadaan darurat

b. Hak yang diperoleh petugas pengisian uang mesin anjungan tunai mandiri

(ATM)

Hak yang diperoleh petugas pengisi uang mesin anjungan tunai mandiri

(ATM) menurut Yakobus Galih Mahardika staf Cash Processing Center salah

satu perusahaan di DIY :

1.) Jam istirahat

Page 17: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

2.) Cuti

3.) Jaminan atau santunan

3. Jenis-jenis kecelakaan yang pernah dialami petugas outsourcing.

1.) Kecelakaan Ringan

Kecelakaan ringan yaitu kecelakaan yang terjadi tidak

mengakibatkan pekerja harus dirawat dengan serius.

2.) Kecelakaan Berat

Hasil wawancara dengan Yakobus Galih Mahardika staf Cash

Processing Center salah satu perusahaan di DIY, kecelakaan berat yaitu

kecelakaan yang mengakibatkan pekerja harus dirawat inap dan kehilangan

waktu kerja. Kecelakaan dengan kriteria berat yaitu Menjadi korban

kejahatan dan Tabrakan dengan kendaraan lain atau menabrak trotoar, dan

pohon yang berada disekitar jalan yang dilewati petugas

4. Perlindungan keselamatan kerja yang diberikan kepada petugas pengisian

uang pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Berkaitan dengan perlindungan terdapat beberapa upaya yang dilakukan

untuk menghindari kecelakaan kerja diantaranya, yaitu :

a. Upaya menghindari kecelakaan

Beberapa upaya untuk menghindari kecelakaan, diantaranya

1.) Kondisi tubuh petugas harus sehat.

2.) Berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi.

3.) Tidak boleh menyalakan radio dan musik dengan volume keras.

Page 18: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

4.) Melakukan perawatan berkala terhadap mobil pengisian uang

mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

5.) Memberikan batas kecepatan membawa/mengendarai mobil saat

bertugas.

6.) Diberi sanksi bagi petugas yang melanggar ketentuan

7.) Mengikutsertakan petugas pengisian uang mesin anjungan tunai

mandiri (ATM) dalam program badan penyelenggara jaminan

sosial (BPJS).

Menurut Rusnarida Staf Pengawasan Dinas Tenagakerja dan

Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk perlindungan keselamatan

kerja bagi para pekerja ada di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan. Perlindungan yang diberikan ada 4 macam :

a. Santunan kecelakaan kerja,

b. Santunan kematian,

c. Santunan jaminan hari tua, dan

d. Santunan jaminan pemeliharaan kesehatan.

Empat santunan tersebut hanya untuk petugas bukan polisi. Untuk

perlindungan keselamatan polisi, menurut Y. Aris Daryanto Staf Pemasaran

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Daerah Istimewa

Yogyakarta, bahwa polisi tidak termasuk dalam 4 santunan yang diberikan oleh

BPJS Ketenagakerjaan.

Page 19: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

b. Upaya menghindari menjadi korban kejahatan, yaitu :

1.) Pelatihan bela diri untuk para petugas pengisi uang mesin anjungan

tunai mandiri (ATM).

2.) Mengikutsertakan asuransi perlindungan diri selain dari badan

penyelenggara jaminan sosial (BPJS).

3.) Diberikan alat perlindungan diri (APD)

Pada pasal 3 ayat (1) PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Perlindungan

Diri (APD) bahwa, APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

a. Pelindung kepala

b. Pelindung mata dan muka

c. Pelindung telinga

d. Pelindung pernafasan berserta perlengkapannya

e. Pelindung tangan

f. Pelindung kaki

Dalam kenyataannya pengusaha tidak menyediakan alat perlindungan

diri (APD) berupa pakaian pelindung, yang berarti petugas tidak menggunakan

pakaian pelindung saat bekerja. Pakaian pelindung ini bermanfaat untuk

melindungi tubuh petugas pengisian uang anjungan tunai mandiri (ATM) dari

ancaman bahaya senjata tajam dan senjata api.

Page 20: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

G. Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh, dapat ditarik

kesimpulan bahwa perlindungan keselamatan kerja petugas pengisian uang

mesin anjungan tunai mandiri (ATM) hanya diberikan ketika terjadi kecelakaan

kerja atau disebut dengan upaya kuratif, tapi belum mengarah pada

tindakan/upaya preventif atau pencegahan terjadinya kecelakaan kerja,

misalnya, pemberian alat perlindungan diri (APD) seperti: baju pelindung

(Kevlar Vest), safety shoes, pelatihan bela diri, dan pemberian asuransi diluar

badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). Upaya preventif lainnya untuk

meminimalisir terjadinya risiko akibat kecelakaan kerja yaitu mematuhi

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan

umum, memantau kecepatan dan keberadaan kendaraan petugas pengisian uang

mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dengan GPS, dan melakukan tes

kesehatan secara berkala bagi sopir dan petugas pengisian uang mesin anjungan

tunai mandiri (ATM)

H. Saran

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diatas, maka saran ini

diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan petugasnya sendiri yaitu

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan seharusnya

tidak hanya memberikan santunan setelah kecelakaan tersebut terjadi atau

upaya kuratif, namun perlu diperhatikan pula upaya preventif/pencegahan

terjadinya kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh petugas pengisian uang

Page 21: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

mesin anjungan tunai mandiri (ATM), hal yang bisa dilakukan perusahaan

untuk melaksanakan upaya preventif yaitu menyediakan alat perlindungan diri

(APD) untuk petugas pengisian uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM)

untuk bertugas, seperti baju pelindung (kevlar vest) untuk melindungi tubuh

petugas dari ancaman bahaya senjata tajam dan senjata api serta safety shoes

untuk melindungi kaki dari casette yang berat, memberikan pelatihan bela diri

kepada petugas pengisian uang mesin anjungan tunai mandiri (ATM),

memasang GPS di kendaraan petugas pengisian uang mesin anjungan tunai

mandiri (ATM), untuk memudahkan pemantauan, untuk keamanan perusahaan

menganjurkan tes kesehatan secara berkala kepada petugas pengisian uang

mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Page 22: JURNAL PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI · PDF fileMulai dan jangka waktu berlakunya ... C. Tinjauan tentang Perlindungan ... c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Anizar, 2009, Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri, Edisi Pertama,

Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm.2

Cecep Dani Sucipto, 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Cetakan Pertama,

Gosyen Publishing, Yogyakarta, hlm. 76

Johan Nawawi, AnalisisPerceived usefulness, perceived risk dan trust terhadap

pemanfaatan ATM bagi nasabah, Jurnal penelitian, hlm. 2.

Rachmat Trijono, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Edisi 1, Papas Sinar

Sinanti, Depok Timur, hlm. 53

Sehat Damanik, 2006, Outsourcing & Perjanjian Kerja, Cetakan I, DSS Publishing,

Jakarta, hlm.2.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan umum

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

Undang nomor 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Perlindungan Diri (APD)

WEBSITE

http://news.detik.com/read/2012/01/06/200337/1809105/10/polisi-reka-ulang-

perampokan-mobil-pengisi-atm-di-semarang?n992204fksberita, detikNews, Polisi

Reka Ulang Perampokan Mobil Pengisi ATM di Semarang, hlm.1, 1 November 2014. 1 http://m.news.viva.co.id/news/read/483009-uang-rp115-juta-milik-bca-dijambret-saat-akan-diisi-ke-atm, VivaNews, Uang Rp115 Juta Milik BCA Dijambret Saat Akan Diisi ke ATM, hlm.1, 25 Juli 2015. https://artikelarunalshukum.wordpress.com/2013/07/23/apa-yang-dimaksud-dengan-

keselamatan-kerja/, Ardiansyahlbs, 15 november 2014, 10.42 WIB