jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1.pdf

Upload: ekapty-tyas-pradietha

Post on 07-Aug-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    1/78

    JURNAL PENDIDIKAN  Maret 2011, Volume 3 Nomor 1 

    Implementasi Metode Eksperimen Dan Diskusi Untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Mahasiswa Pada Mata Kuliah Struktur Hewan(Hal. 3)

     Arif Didik Kurniawan

    Penerapan Pembelajaran Elektronika I Berbasis Konflik KognitifMelalui Metode Percobaan, Demonstrasi, Ceramah, Dan Diskusi(Hal. 17)

     Erawan Kurniadi

    Perbaikan Kualitas Perkuliahan Analisis Real Melalui Lesson Study(Hal. 32)

     Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri

    Suwarni, Kuswahyuni

    Penggunaan Media Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Mahasiswa. (Hal. 41) Joko Widiyanto

    Upaya Peningkatan Keaktifan Mahasiswa Dalam Pembelajaran MelaluiMetode Presentasi Kelas (Hal. 47) Jeffry Handhika, Sardulo Gembong 

    Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study (Hal. 55)

     Muhammad Nur 

    Perbaikan Kulaitas Pembelajaran Kalkulus Melalui Lesson Study (Hal. 67) Sanusi

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    2/78

    PENGANTAR REDAKSI

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dankarunia-Nya Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun telah terbituntuk volume 3 no. 1. Berbagai penelitian yang mengkaji secaramendalam tentang pembelajaran MIPA telah banyak di kaji oleh

     berbagai peneliti pendidikan. Namun, implementasinya masih terasa belum sampai pada praktisi pendidikan. Untuk menyebarluaskan hasil-

    hasil penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan acuan pembelajaranterutama bagi dunia pendidikan, Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRIMadiun pada volume ini memuat tiga hasil penelitian tentang pendidikanfisika, dua penelitian tentang pendidikan matematika, dan penelitian

     pendidikan biologi.Sumbang saran berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya

    meningkatkan kualitas Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun, danakhirnya redaksi berharap semoga tulisan dalam edisi ini dapat

     bermanfaat bagi seluruh pembaca sehingga mampu menambahwawasan di bidang pendidikan

       Redaksi

    2  Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    3/78

    IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DANDISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

    KONSEP MAHASISWAPADA MATA KULIAH STRUKTUR HEWAN

    Oleh

    Arif Didik KurniawanProgram Studi Pendidikan Biologi

     FPMIPA IKIP PGRI Madiun

    ABSTRAK 

    Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Menentukan tujuan pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang

    efektif, 2) Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagisiswa, 3)  Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yangdisajikan para guru, 4)  Menentukan pelajaaran secara kolaboratif, 5)Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa, 6)   Mengembangkan

     pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan, 7) Melakukanrefleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan

     pandangan siswa dan koleganya.

    Pembelajaran dilaksanakan di IKIP PGRI MADIUN di semester

    ganjil pada mata kuliah struktur hewan. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini secara garis besarnya mencakup 3 (tiga) tahap kegiatanyaitu perencanaan ( planing ), implementasi (do) pembelajaran danobservasi serta refleksi (reflection).

    Hasil penelitian ini adalah: Pada plan I diperoleh hasil bahwa pada saat peleksanaa (Do) menggunakan metode diskusi presentasidengan indicator-indikator yang telah didiskusikan. Dari hasil Dodiadakan refleksi diperoleh hasil bahwa pada saat pembelajaran kurangmaksimal karena kurangnya keaktivan siswa pada saat

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 20113

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    4/78

    diskusi serta interaksi antara dosen dengan mahasiswa kurang terjalin.Pada Plan II, diperoleh hasil pada saat pelaksanaa menggunakan metodeeksperimen atau praktikum. Dari hasil pembelajaran diperoleh hasil

     bahwa pada saat proses pembelajaran keaktivan mahasiswa lebih muncultetapi juga maih terdapatmahasiswa yang kurang antusias dalam proses

     pembelajaran serta diskusi kurangmaksimal. Pada Plan ke III diperolehhasil metode yang digunakan adalah eksperimen dan diskusi. Dari hasil

     pelaksanaan diperoleh hasil bahwa aktivitas mahasiswa lebih muncul

    serta diskusi dan presentasinya lebih hidup tetapi masih ada mahasiswayang kurang antusis terhadap proses pembelajaran. Untuk Plan IVdiperoleh hasil bahwa metode yang digunakan adalah metode diskusi

     presentasi. Dari hasil pelaksanaan diperoleh hasil bahwa mahasiswatidak memperhatikan teman kelompok lain pada saat presentasi serta

     pada saat presentasi didominasi oleh salah satu anggota saja.

    Kata kunci : Eksperimen, Diskusi, Plan, Do, dan See

    PendahuluanMata kuliah Struktur hewan adalah salah satu bagian dari mata

    kuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam menambahi ataumengkompliti ilmu pengetahuannya dibidang Biologi. Dalammemperdalam mata kuliah struktur hewan ini, mahasiswa harusmempelajari berbagai sistem yang terdapat di dalam tubuh hewan

    (hewan vertebrata). Mata kuliah ini adalah salah satu mata kuliah yangmemiliki tingkat imajinatif yang tinggi menjadikan tingkat pemahamanmahasiswa terhadap mata kuliah ini semakin sulit. Peranan seorangdosen dalam memahamkan konsep kepada para mahasiswa terkaitdengan mata kuliah struktur hewan ini harus memiliki ide-ide kreatifdalam upaya menyampaikan materinya agar mudah dipahami paramahasiswa.

    Berdasarkan beberapa kenyataan tadi yang telah disebutkan

    memicu penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami mata kuliah

    4  Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    5/78

    ini. Menurut hasil survei wawancara dengan mahasiswa yang sudah pernah mengambil mata kuliah ini menyatakan bahwa hampir 70%mahasiswa menganggap mata kuliah ini yang paling sulit dalam

     pemahamanya. Beberapa materi yang terdapat dalam mata kuliah iniantara lain sistem pernafasan, sistem rangka, sistem pencernaanmakanan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem integumen dan lain-lain. Sikap pelajar terhadap Biologi terutama ditandai oleh tidak ada

     perhatian sampai penolakan mendalam. Selain itu, banyak juga siswa

    yang malas, kurang motivasi, kurang perhatian, kurang serius, kurangkerja keras dan masa bodoh dalam belajar sehingga tujuan pembelajarankurang berhasil.

    Selain itu, pada proses pembelajaran sehari-hari sering kita lihatdosen mengajar tidak sesuai dengan sifat-sifat materi, kurang kreatif,kurang variatif dan kurang memperhatikan kemampuan yang berbeda-

     beda yang dimiliki siswa. Kebanyakan guru dari mulai menyampaikanmateri pelajaran sampai berakhirnya pelajaran hanya berceramah sajatanpa memotivasi dan tidak meminta siswa untuk aktif dalam proses

     pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik dan terasamonoton.

    Proses belajar mengajar baik, dosen harus memiliki strategi-strategi agar siswa dapat belajar dengan efektif, efisien dan mengena

     pada tujuan pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan cara yangmasih konvensional yang masih sering digunakan guru dalammenyampaikan materi pelajaran, hal ini mengakibatkan keaktifan danketrampilan siswa cenderung terabaikan. Salah satu langkah yang harus

    ditempuh oleh guru adalah guru harus mampu menguasai teknik-teknik(metode mengajar) yang bervariasi.

    Metode mengajar merupakan cara-cara mengajar yang

    digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi dengan tujuan agar

    siswa dapat memahami materi dengan baik. Pemilihan metode yang

    tepat sesuai dengan materi pembelajaran dapat membantu siswa lebih

    mudah memahami suatu konsep. Oleh karena itu penentuan strategi,

    metode dan teknik pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan

    dengan karakteristik materi ajaran, karakteristik siswa, karakteristik

    5  Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    6/78

    guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah sertalingkungan sekitarnya.

    Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan, pembelajaran pada mata kuliah struktur hewan perlu dicoba melalui beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen dan diskusi.Dengan mencoba penerapan metode eksperimen dan disertai diskusikelompok maupun kelas diharapkan pengetahuan-pengetahuan itumuncul dari pikiran-pikiran mahasiswa sendiri dalam melibatkan

    aktivitasnya pada proses eksperimen dan diskusi.

    PembahasanPada dasarnya dalam pelaksanaan  Lesson study terdapat beberapa

    langkah yang harus ditempuh seorang tenaga pengajar. Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dankonsep Plan-Do-Check-Act  (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secararingkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study.

    1. Tahapan Perencanaan ( Plan)Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam

     Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengankegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapidalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, caramembelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana

     belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata

    yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya,secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala

     permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi  sebuah perencanaan yangbenar-benar sangat matang , yang didalamnya sanggup mengantisipasisegala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan

     pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampaidengan tahap akhir pembelajaran.

    6  Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    7/78

    2. Tahapan Pelaksanaan ( Do)Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1)

    kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorangguru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkanRPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atauobservasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas  Lesson Studyyang lainnya3. Tahapan Refleksi (Check)

    Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karenaupaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dariketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap

     pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksidilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta LessonStudy yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yangditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yangtelah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentaratau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yangdilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yangdirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.

    Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atausaran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan(bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikansaran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yangdiperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai

     pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan

     balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsungdalam diskusi.4. Tahapan Tindak Lanjut ( Act )

    Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru

    atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan

     proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.

    Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berhargayang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 167

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    8/78

    (check ) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindaksebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses

     pembelajaran ke arah lebih baik.Lesson study I

     Plan I Dalam pelaksanaan tahap pertama pelaksanaan pembelajaran LS

    yaitu perencanaan dimana guru atau dosen yang menjadi model besertateam berdiskusi membahas mengenai desain pembelajaran yang akan

    dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan Idiperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusikelompok, dimana pada masing-masing kelompok mempresentasikanhasil diskusinya melalui gambar yang telah dipersiapkan. Diakhir

     pembelajaran dosen mengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah perencanaan selesai Dosen model melaksanakan pembelajaran dengandiamati dosen lain atau observer.

     Do I Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh

     pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah. See I 

    Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapamasukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai

     berikut :Dosen Model

    1) Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifategois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena

    menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggotakelompoknya yang belum paham.

    2) Banyak mahasiswa yang belum siap dalam menghadapi pembelajaran dengan ditandai masih banyak mahasiswa yang tidakmembawa buku penunjang dan ada mahasiswa yang miskonsepsiterhadap materi yang dipelajari

    3) Beberapa kelompok belum sempurna dalam mempersiapkan materihari ini.

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 168

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    9/78

    Pengamat (Observer)1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi

     pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlumenyesuaikan diri

    2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masihkurang atau mahasisawa kurang aktif terhadap proses pembelajaran

    3) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap

     pembelajaran4) Masing-masing kelompok kurang memperhatikan kelompok lainya

    yang sedang presentasi didepan karena masing-masing sibukmempersiapkan post test

    5) Setiap kelompok kurang menguasai materinya dan belum mampuuntuk memberikan suatu kesimpulan

    6) Media sudah representative7) Mahasiswa sebagian sudah membawa buku pegangan atau buku

     paket

    Solusi dari observer1) Dalam pembelajaran selanjutnya mencari kelas yang mendukung2) Dalam pembelajaran tidak diberi post tes tapi diganti pemberian pre

    testKontrol dosen pada masing-masing mahasiswa untuk lebihdiperhatikan

     Lesson study II  Plan II 

    Dalam pelaksanaan tahap kedua pelaksanaan pembelajaran LS yaitu

    seperti di plan yang pertama yaitu dosen model bersama timnya

     berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yang akan

    dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan II

    diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada

    eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada masing-masing

    kelompok melakukan proses pembedahan dan mengamati organ-organ

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 169

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    10/78

    hewan serta masing-masing kelompok diberi LKS. Setelah selesai pengamatan, menggambar dan pembahasan LKS, perwakilan darianggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi LKSnya melaluigambar dari hasil pengamatan . Diakhir pembelajaran dosenmemberikan suatu penguatan dan merangkum hasil pembelajaran secara

     bersama-sama dengan mahasiswa. Setelah perencanaan selesai dosenmodel melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lain atauobserver  .

     Do II Implementasi RPP plan II dalam pembelajaran diobservasi oleh

     pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah. See II 

    Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do II) terdapat beberapamasukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai

     berikut :

    Dosen Model1) Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya

    komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antaramahasiswa dengan dosen.

    2) Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran dengan cara praktikum

    3) Masih terdapat mahasiswa yang tidak sepenuhnya mengikuti proses pembelajaran dengan bermain sendiri tanpa menghiraukan proses pembelajaran

    Pengamat (Observer)1) Aspek-aspek pembelajaran muncul pada diri mahasiswa2) Masih terdapat mahasiswa yang kurang antusias terhadap

     pembelajaran3) Pembelajaran menjadi lebih hidup, komunikasi antara individu

    dengan individu dan individu dengan dosen lebih terjalin4) Semua mahasiswa nampak belajar dengan baik saat menggunakan

    media langsung.

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1610

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    11/78

    5) Saat awal praktikum ketika ditayangkan video mahasiswa berkonsentrasi, tetapi ketika mulai membedah konsentrasimahasiswa menurun hanya beberapa mahasiswa yang nampak aktif.

    6) Konsentrasi mahasiswa mulai meningkat lagi ketika dosenmandatangi kelompok praktikum satu persatu.

    7) Sudah ada peningkatan pembelajaran dibandingkan pembelajaranminggu yang lalu.

    8) Perlu diadakan Pre test.

    9) Pembelajarannya sudah bagus, aktivitas mahasiswa sudahmengalami peningkatan.

    Solusi dari observer1) Pembelajaran untuk tetap dipertahankan2) Dosen harus berkeliling terus disetiap kelompok untuk mengecek

    hasil kerja mereka3) Perlu diadakan pretest sebelum praktek dimulai

     Lesson study III  Plan III 

    Dalam pelaksanaan tahap ketiga pelaksanaan pembelajaran LSyaitu seperti di plan yang pertama dan kedua yaitu dosen model bersamatimnya berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yangakan dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan planIII tidak jauh seperti plan II, diperoleh rancangan pembelajaran yangmenitik beratkan pada eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada

    masing-masing kelompok melakukan proses pembedahan, mengamatidan membahas LKS. Setelah selesai pengamatan dan menggambar,

     perwakilan dari anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusiLKSnya melalui gambar dari hasil pengamatan . Diakhir pembelajarandosen memberikan suatu penguatan dan merangkum hasil pembelajaransecara bersama-sama dengan mahasiswa. Setelah perencanaan selesaiDosen model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lainatau observer.

    11  Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    12/78

     Do III Implementasi RPP plan III dalam pembelajaran diobservasi oleh

     pengamat sebanyak 9 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah,dosen matematika dan observer ekternal dari UNY

     See II Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapa

    masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai

     berikut :Dosen model1. Pada tahap awal mahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap

     praktikum masih banyak mahasiswa yang kurang greget terhadapeksperimen yang dilakukan.

    2. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi jalannyaeksperimen.

    3. Presentasi sudah berjalan lumayan bagus.Pengamat (Observer)

    1) Dalam kelompok hanya 1-2 orang yang melakukan seksiologi.2) Mahasiswa bernama Indah Pertama tidak aktif tetapi kemudian

    menjadi aktif.3) Mahasiswa bernama Rina tidak aktif (kel. Katak).4) Rika Indriastutik menonjol di teman-temannya dan juga memberi

     penjelasan sama teman-temannya.5) Dosen mendatangi kelompok dan memberi penjelasan sangat

    membantu mahasiswa.6) Motivasi yang diberikan dosen sudah bagus.7) Peta meja praktikum kurang representatif.8) Ketika kelompok lain presentasi kelompok lima tidak

    memperhatikan.9) Kerja Tim kelompok sudah sangat bagus (2 membedah, 2

    mengambil alat, menulis laporan)10) Menggambarnya hanya dari laptop tidak sesuai preparat yang

    dibedah11) Pada awal mahasiswa tegang tetapi seiring berjalannya waktu mulai

    ada keaktifan.12) Ada satu mahasiswa tidak aktif dalam kelompok 3.

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1612

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    13/78

    13) Tetapi seiring berjalannya waktu konsentrasi mahasiswa mulaimenurun.

    14) Septian Aziz tidak ikut diskusi dengan teman-temannya tetapimalah bercanda dengan putut.

    15) Perlu adanya diskusi kelas setelah praktikum dilaksanakan yangdipimpin oleh dosen

    Solusi dari observer1) Dalam berdiskusi tidak harus diskusi kelompok dibuat diskusi kelas

     juga bisa2) Manajemen waktunya untuk lebih diperbaiki lagi3) Karena Laboratoriumnya kurang luas dengan jumlah mahasiswa

    yang sekian banyaknya lebih baiknya jumlah kelompk dikurangisehingga dosen dapat dengan leluasa berkeli;ling memantau padasetiap kelompok 

    4) Dalam waktu berdiskusi dosen memimpin dan memberikan waktuyang agak lama dalam berdiskusinya sehingga dapat terbahasdengan maksimal

     Lesson study IV  Plan IV 

    Dalam tahap ini sama dengan tahap plan yang lain dimana guruatau dosen yang menjadi model beserta team berdiskusi membahasmengenai desain pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat

     pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan IV diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusi kelompok, dimana pada masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

    melalui gambar yang telah dipersiapkan. Setelah setiap kelompokselesai mempresentasikan hasil dikusinya dosen memberikan penguatanterhadapa apa yang dipresentasikan sehingga mahasiswa yang lainmendapat penjelasan dari dosen. Diakhir pembelajaran dosenmengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah perencanaan selesaiDosen model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lainatau observer

     Do IV Implementasi RPP plan IV dalam pembelajaran diobservasi oleh

     pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah.

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1613

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    14/78

     See IV Dosen Model1) Mahasiswa kurang menguasai materi yang dipresentasikan2) Kurangnya penguasaan materi itu mengakibatkan didominasi oleh

    satu atau dua anggota kelompok 3) Media lebih mendukung dan representative sehingga dalam

    mempresentasikan agak lebih baik dan lancar 4) Mahasiswa mulai bosan dengan pembelajaran karena diadakan

    secara terus menerus dengan diobservasi oleh dosen lainPengamat (Observer)1) Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yang

    dilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan presentasi kelompok mereka sendiri.

    2) Sebaiknya tidak semua mahasiswa dalam kelompok ikut presentasi.Presentasi dilakukan oleh perwakilan kelompok dengan cara diundiagar semua anggota kelompok mempersiapkanya

    3) Diskusi kelompok yang belum berjalan dengan baik 4) Mahasiswa kurang memperhatikan presentasi yang dilakukan

    temannya, masing-masing kelompok hanya tahu tentang tema padakelompoknya.

    Solusi dari observer1) Dalam menentukan siapa yang presentasi sebaiknya di undi supaya

    semua anggota kelompok siap untuk mempresentasikannyasehingga tidak menggantungkan pada salah satu anggota saja

    2) Dosen harus selalu mengkontrol mahasiswa yang kurang

    memperhatikan proses pembelajaran sehingga mamputerminimalisir 

    Kesimpulan dan SaranBerdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan

    dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat

    egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena

    menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1614

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    15/78

    kelompoknya yang belum paham. Untuk itu kontrol dosen padamasing-masing mahasiswa untuk lebih diperhatikan

    2. Pada pembelajaran melalui eksperimen atau praktikum, ditahap awalmahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap praktikum masih

     banyak mahasiswa yang kurang greget terhadap eksperimen yangdilakukan. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi

     jalannya eksperimen serta kontrol dosen kurang maksimal karenaacsesibility kekelompok bagian belakang agak sulit. Disamping itu

    mengenai keaktivan siswa pada saat praktikum juga sudah baik.3. Dalam waktu berdiskusi dosen memimpin dan memberikan waktu

    yang agak lama dalam berdiskusinya sehingga dapat terbahas denganmaksimal dan timbul konflig kognitif diantara mahasiswa.

    4. Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yangdilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan

     presentasi kelompok mereka sendiri. Sebaiknya tidak semuamahasiswa dalam kelompok ikut presentasi. Presentasi dilakukanoleh perwakilan kelompok dengan cara diundi agar semua anggotakelompok mempersiapkanya. Mahasiswa kurang memperhatikan

     presentasi yang dilakukan temannya, masing-masing kelompokhanya tahu tentang tema pada kelompoknya sehingga kontrol dosenterhadap mahaiswa yang tidak presentasi dapat memperhatikanteman kelompok lain yang sedang presentasi.

    Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, penelitimemberikan bebrapa saran sebagai berikut :

    Para dosen dan penerapanya nanti adalah ke tenaga pengajar

    SMP maupun SMA dapat menggunakan Lesson study sebaagai carauntuk memperoleh suatu model dan metode yang tepat dalam proses

     pembelajarannya sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal

     Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1615

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    16/78

    DAFTAR PUSTAKA

    Catherine Lewis. 2004. Does Lesson Study Have a Future in theUnited States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm

     Lesson Study Research Group online:

    http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html

    Slamet Mulyana. 2007. "Lesson Study" (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat

    Wikipedia. 2007. Lesson Study. Online:http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study

    16  Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    17/78

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    18/78

    18

    dengan alokasi lebih dari 30 menit menyebabkan mahasiswa jenuh,solusinya adalah mengkombinasi kegiatan ceramah (10 menit) dengandiskusi (10 menit) secara bertahap.

    Kata kunci : konflik kognitif, percobaan, demonstrasi, ceramah,

    diskusi

    A. Pendahuluan

    Komponen elektronika memang sesuatu yang riil dan dapatdikenali dengan mudah, tetapi proses yang terjadi dalam komponen

    ketika digunakan dalam rangkaian merupakan sesuatu yang sangat

    abstrak. Kenyataan yang telah disebutkan memicu sulitnya mempelajari

    elektronika disamping teori dan kenyataan yang seringkali tidak sesuai.

    Membelajarkan elektronika secara mendasar terhadap mahasiswa

    memerlukan strategi jitu yang memang berbeda dengan yang lain.

    Penyebab lain yang tidak kalah penting dan ikut memperburuk

     proses pemahaman terhadap materi kuliah elektronika yaitu: 1)rendahnya penguasaan terhadap materi prasyarat misalnya rangkaian

    sederhana, dan bahan semikonduktor, 2) kesalahan konsep pada materi

     prasyarat, 2) tidak dikenalnya komponen-komponen elektronika oleh

    mayoritas mahasiswa, 3) rendahnya keterampilan dalam merangkai

    komponen elektronika, dan 4) rendahnya kemampuan menggunakan

    alat ukur listrik.Jika mahasiswa tidak paham materi prasyarat, maka akan sangat

    menyulitkan mahasiswa dalam menguasai materi yang diprasyarati.Ibaratnya: belajar berjalan tidak akan berhasil jika berdiri saja susah.Kesalahan konsep pada materi prasyarat akan memicu kesalahankonsep pada materi lanjutannya sehingga menjadi rantai salah konsepyang sulit untuk diputuskan. Untuk memutuskan rantai salah konsepdiperlukan strategi pembelajaran yang dapat menimbulkan konflikkognitif pada mahasiswa (Erawan K., 2008:5). Konflik kognitif akanmemaksa mahasiswa untuk berpikir dalam memilih ataumenentukan konsep yang paling benar. Untuk memicu munculnya

    konflik kognitif diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang

     Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    19/78

    diprediksi menimbulkan jawaban bermacam-macam sehingga akansegera diketahui letak kesalahan pemahamannya.

    Sebagian besar mahasiswa tidak mengenal komponen-komponen elektronika. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan dalammemasang komponen elektronika pada papan rangkai berdasarkangambar rangkaian yang diacu. Rendahnya kemampuan dalammenggunakan alat ukur listrik dan membaca hasil ukurnya ikutmenghambat proses belajar elektronika melalui kegiatan percobaan.

    Alternatif solusinya adalah dengan sesegera mungkin membiasakanmahasiswa untuk mengenal komponen elektronika, belajar merangkaikomponen elektronika, dan menggunakan alat ukur untuk keperluananalisis.

    Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan, pembelajaran pada mata kuliah elektronika perlu dicoba melalui beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen, percobaan,demonstrasi, dan ceramah disertai diskusi. Pembelajaran melaluieksperimen yang menuntut mahasiswa untuk dapat merumuskanmasalah, menyusun hipotesis, dan menguji hipotesis diprediksi cukupsulit untuk dilakukan karena kemungkinan besar mahasiswa kurangmenguasai materi prasyarat. Alternatif yang paling memungkinkanuntuk dipilih adalah pembelajaran melalui percobaan, demonstrasi, danceramah disertai diskusi dengan strategi khusus yang mampumenimbulkan konflik kognitif.

    Pelaksanaan pembelajaran diobservasi oleh 2 orang dosen pengamat (observer). Pengamatan diarahkan/difokuskan pada aktivitas

     belajar mahasiswa dan hasilnya digunakan sebagai acuan dalam refleksi.Hasil refleksi digunakan sebagai acuan perbaikan pembelajaran padamateri yang sama dan dimanifestasikan dalam perbaikan RPP.

    B. Pembahasan1. Penerapan Metode Percobaan dan Diskusi dalam Pembelajaran

    Diode Penyearah & Diode KhususIndikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa

    mempelajari materi diode penyearah dan diode khusus yaitu mahasiswadapat :

    19  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    20/78

    a. Melukiskan kurva karakteristik diode (V vs I) lengkap dalamforward & reverse bias berdasarkan hasil percobaan tentangkarakteristik diode dalam forward & reverse bias

     b. Menyajikan kalimat analisis terkait kemampuan diode dalammenghantarkan arus listrik saat diode diberi prategangan maju(forward bias), dan prategangan balik (reverse bias)

    c. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode zener d. Melakukan perhitungan matematis terhadap nilai V dan I

     berdasarkan konsep diode ideal, maupun konsep diode dalamkenyataan dengan memperhitungkan tegangan lutut (Vk), danhambatan limbak (rB)

    Perencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3orang dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode

     percobaan dan diskusi dalam pembelajaran diode penyearah & diodekhusus menghasilkan:a. Kesepakatan meliputi :1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan

    menggunakan metode percobaan dan diskusi. Peralatan dan bahan percobaan harus dipersiapkan sehingga layak dan sesuaidengan indikator yang ingin dicapai serta memenuhi jumlahkelompok.

    2) Karakter diode secara umum memiliki tegangan dadal cukup besar (>50 volt) sehingga sumber tegangan yang menghasilkannilai beda tegangan > 50 volt agak sulit diperoleh. Solusi:menggunakan piranti utama diode zener 6,2 volt dengan asumsi

    tegangan dadal tidak terlalu tinggi dan cukup mewakilikarakteristik diode dalam forward dan reverse bias. Selain itu,

     prinsip kerja diode zener sebagai regulator juga sekaligus dapatdipelajari.

    3) Sebelum masuk kegiatan inti yaitu percobaan dilanjutkandengan diskusi, dosen menyampaikan materi pengantar secarasingkat memanfaatkan media power point.

    4) Alokasi waktu untuk kegiatan inti yaitu percobaan olehmahasiswa dan diskusi kelas memperoleh proporsi lebih banyakkarena merupakan prioritas dalam pencapaian indikator.

    20  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    21/78

     b. Instrumen Pembelajaran meliputi:

    1) RPP dengan metode pembelajaran percobaan dan diskusi.

    2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, modul

     praktikum disertai soal pemahaman materi, checklist  afektif dan

     psikomotorik.Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat

    menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya (tabel 1).

    No. Temuan Permasalahan Solusi

    1. Pertanyaan-pertanyaan uji materi prasyarat sebagian tidak bisa dijawab

    oleh mahasiswa, sebagian lagi

    dijawab dengan ragu-ragu.Contoh nyata: beberapa mahasiswa

    masih mengalami kesulitan

    membedakan   forward bias   dan

    reverse biasPrediksi penyebab: a) kurang

    menguasai materi prasyarat, b) lupa,

    c) salah konsep

    Pemberian tugas dan pretest sehinggamahasiswa dipaksa secara halus

    untuk membaca buku agar dapat

    mengerjakan tugas dan pretest

    2. Mahasiswa mengalami kesulitandalam memasang komponen pada

     papan rangkai elektronika sehingga

    waktu untuk proses kegiatan

     percobaan sangat melebihi alokasiwaktu yang disediakan dan

    menghambat kegiatan pembelajaran

    selanjutnya. Ada kelompok yang

    dalam waktu sekitar 45 menit belum berhasil melakukan percobaan.

    Contoh kesalahan yang

    dilakukan oleh mahasiswa saatmemasang komponen dan

    menggunakan alat ukur:

    (a) (b)

    a. Rangkaian sebenarnya (Malvino, 2002)

     b. Rangkaian oleh mahasiswa

    1. Pemantauan pada kegiatan percobaan oleh dosen dengan

    memberikan tahap-tahap yang

     jelas secara instruksional

    mengenai kegiatan dan waktu subkegiatan percobaan meliputi:

    kapan dimulai, kapan selesai,

    kapan mengontrol ketepatan

    rangkaian, dan kapan mahasiswadiperbolehkan melanjutkan

    kegiatan

    2. Modul praktikum disampaikansebelum pelaksanaan untuk 

    dipelajari di rumah. Untuk 

    menjamin agar mahasiswa mau

    mempelajari modul, perlu

    diadakan  pretest .

    Tabel 1. Temuan permasalahan dalam pembelajaran diode penyearahdan diode khusus melalui metode percobaan dan diskusi beserta solusinya

    21  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    22/78

    3. Pada kegiatan inti yaitu percobaandan diskusi, hanya beberapa

    mahasiswa yang aktif dan yang lebihdominan mahasiswa laki-laki

     pembentukan kelompok diarahkanagar mahasiswa yang memiliki

    kemampuan lebih dapat membantutemannya yang kurang. Memberi

    reward   pada mahasiswa yang aktif untuk memotivasi mahasiswa aktif 

    dalam diskusi

    Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi :a) Memasukkan kegiatan pretest dalam kegiatan inti, b) Mendesain

    ulang alokasi waktu tiap sub kegiatan inti, c) Pada akhirkegiatan/penutup dosen memberikan tugas pada mahasiswa untukdikerjakan di rumah.2. Penerapan Metode Demonstrasi dan Diskusi dalam

    Pembelajaran Penerapan Diode

    Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswamempelajari materi penerapan diode yaitu mahasiswa dapat:a. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode sebagai

     penyearah setengah gelombang

     b. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode sebagai penyearah gelombang penuh

    c. Melukiskan bentuk gelombang keluaran penyearah setengahgelombang dan gelombang penuh sesuai dengan tampilanCathode Ray Osciloscope (CRO)

    d. Menggunakan persamaan-persamaan matematis pada penyearahsetengah gelombang dan gelombang penuh untukmenyelesaikan persoalan terkait

    e. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja penapis/filter pada penyearahPerencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3

    orang dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metodedemonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran penerapan diodemenghasilkan :a. Kesepakatan meliputi :

    1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakanmenggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sebelum

    demonstrasi dosen menjelaskan materi secara singkat

    22  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    23/78

      memanfaatkan media power point. Harus ada penjelasan nama peralatan dan bahan beserta fungsinya.

    2) Mahasiswa diberi kesempatan membaca materi pada buku diktat pada saat dosen mempersiapkan demonstrasi.

    3) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukanuntuk mengukur capaian indikator yang ingin dicapai dandiupayakan dapat menimbulkan konflik kognitif sehinggakegiatan diskusi kelas akan lebih hidup.

     b. Instrumen Pembelajaran meliputi:1) RPP dengan metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi.

    2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, pedoman

    demonstrasi, LKM, dan checklist  afektif.Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat

    menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya (tabel 2).

    No. Temuan Permasalahan Solusi

    1. Sebagian mahasiswa tidak membawa

     buku diktat, sehingga mahasiswa

    yang membawa buku harus berbagi

     buku untuk dibaca bersama sehingga

    konsentrasi dan fokus mahasiswa

    ketika membaca materi tidak 

    maksimal

    Mewajibkan mahasiswa untuk 

    membawa buku, memberi tugas

    mengerjakan soal agar mahasiswa

    secara otomatis membaca buku

    2. Pemberian waktu khusus pada

    mahasiswa untuk membaca buku saat pembelajaran ternyata tidak efektif 

    karena selain ada mahasiswa yang

    tidak membawa buku juga alokasi

    waktu menjadi banyak tersita

    Memberi tugas mengerjakan soal

    agar mahasiswa secara otomatismembaca buku. Walaupun diprediksi

    sebagian besar mahasiswa akan

    mencontek jawaban tugas temannya

    yang rajin, paling tidak ketika

    mencontek mereka juga ikut berpikir 

    tentang kebenaran jawaban yang

    diconteknya

    3. Demonstrasi kurang dapat diamati

    dengan jelas oleh mahasiswa yangduduk di deret belakang

    Menampilkan kegiatan demonstrasi

    alat oleh dosen model denganmenggunakan infocus, sehingga

    tampilan bisa jelas dari berbagaisudut tempat duduk mahasiswa

    Tabel 2. Temuan permasalahan dalam pembelajaran penerapan diode

    melalui metode demonstrasi dan diskusi beserta solusinya

    23  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    24/78

    4. Pada saat diskusi belum banyak 

    terjaring jawaban berbeda-beda pada

     persoalan yang sama

    Menambah alokasi waktu diskusi

    agar terjaring jawaban yang bisa jadi

     berbeda-beda pada pesoalan yang

    sama. Dengan demikian, mahasiswa

    akan mengalami konflik kognitif dan

     berpikir untuk memilih jawaban yang

     paling benar 

    Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi:

    a) Mengeliminasi pemberian waktu pada mahasiswa untuk membaca

     buku, b) Menambahkan peralatan LCD infocus pada alat demonstrasi, c)Menambah durasi waktu pada kegiatan presentasi dan diskusi, d) Pada

    akhir kegiatan/penutup dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk

    dikerjakan di rumah.

    3. Penerapan Metode Demonstrasi dan Diskusi dalam

    Pembelajaran Transistor DwikutubIndikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa

    mempelajari materi transistor dwikutub yaitu mahasiswa dapat:

    a. Menjelaskan struktur transistor dwikutub npn dan pnp. b. Menjelaskan sistem operasi transistor pada pemberian

     prategangan maju ( forward bias), prategangan balik (reversebias), dan prategangan maju-balik ( forward and reverse bias).

    c. Menyebutkan hubungan antara arus emiter, arus basis, dan aruskolektor.

    d. Menjelaskan pengertian parameter

    Perencanaan ( plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3 orangdosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metodedemonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran transistor dwikutubmenghasilkan:

    a. Kesepakatan meliputi

    1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan

    menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sebelum

    demonstrasi dosen menjelaskan materi secara singkat

    memanfaatkan media power point. Harus ada penjelasan nama

     peralatan dan bahan beserta fungsinya.

    ,, dan h .dc dc FE  e. Menurunkan persamaan hubungan antaradengan.dc dc

     

    24  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    25/78

    2) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan

    untuk mengukur capaian indikator yang ingin dicapai dan

    diupayakan dapat menimbulkan konflik kognitif sehingga

    kegiatan diskusi kelas akan lebih hidup.

    3) Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi ditambah menjadi 25

    menit agar dapat menjaring jawaban bermacam-macam pada

    soal yang sama sehingga muncul konflik kognitif pada

    mahasiswa.

     b. Instrumen Pembelajaran meliputi:

    1) RPP dengan metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi.

    2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, pedoman

    demonstrasi, LKM, dan checklist  afektif.Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh

     pengamat dosen rumpun mata kuliah.Proses pembelajaran berjalan sangat lancar dan baik, hanya

    sedikit kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam proses

     pembelajaran terkait dengan pemahaman awal mahasiswa. Refleksiyang dilakukan bersama dengan pengamat menghasilkan temuan

     permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya(tabel 3).

    No. Temuan Permasalahan Solusi

    1. Pemahaman beberapa mahasiswa pada

     penjelasan materi awal oleh dosenterhambat karena masih ada beberapa

    mahasiswa yang ternyata kurang

    memahami materi terdahulu. Contoh

    hasil uji pemahaman awal:

    Gb.2. Pemberian prategangan maju-

    balik (Malvino, 2002)

    Lebih sering menguji pemahaman

    mahasiswa dengan pertanyaanserupa

    Masih banyak mahasiswa yang sulitmembedakan forward bias danreverse bias dalam pemberian

     prategangan masing-masing pintransistor pada gambar rangkaian

    Tabel 3. Temuan permasalahan dalam pembelajaran transistor dwikutub melalui

    metode demonstrasi dan diskusi beserta solusinya

    25  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    26/78

    2.   Pemberian soal-soal pemahaman untuk mahasiswa sudah memenuhi kecukupan

    materi dan telah menimbulkan konflik 

    kognitif yang baik sehingga jalannya

    diskusi menjadi lebih hidup. Akan tetapi

    alokasi waktu (walaupun sudah

    ditambah menjadi 25 menit) yang

    diberikan pada kegiatan ini masih

    kurang memenuhi karena diperlukan

    sampel jawaban dari beberapa

    kelompok sampai ditemukan jawaban

    yang paling benar 

    Penambahan alokasi waktu

     presentasi dan diskusi menjadi

    sekitar 40 menit agar mahasiswa

    dapat berpikir lebih keras untuk 

    memilih dan menyepakati jawaban

    yang paling benar 

    Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi: a)

    Menambah durasi waktu pada kegiatan presentasi dan diskusi menjadi 40

    menit, b) Mengurangi alokasi waktu pada kegiatan: memberikan motivasi

    dan apersepsi, dan mengerjakan soal LKM.

    4. Penerapan Metode Ceramah dan Diskusi dalam Pembelajaran

    Transistor Common Emiter 

    Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswamempelajari materi transistor common emiter  yaitu mahasiswa dapat:a. Menerapkan dalil superposisi dalam rangkaian dengan sumber

    tegangan lebih dari satu. b. Menggambarkan rangkaian ekuivalen dc dan ac berdasarkan

     penggunaan coupling capasitors.c. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip penguat linier (linear

    amplifier ) sinyal ac menggunakan rangkaian transistor Common Emiter .

    d. Melakukan analisis matematis terhadap penguat Common Emiter

    terkait parameter impedans masukan, dan penguatanatau bati tegangan.

    e. Menjelaskan dengan kalimat sendiri bentuk dan karakter tegangankeluaran hasil penguatan pada penguat CE dibandingkan dengantegangan masukan.

    f. Menerapkan hasil analisis matematis pada penguat Common Emiter  untuk menyelesaikan persoalan terkait.

    Perencanaan ( plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3 orangdosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode

    dan h , fe

    26  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    27/78

    demonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran penerapan diode

    menghasilkan:

    a. Kesepakatan meliputi

    1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan

    menggunakan metode ceramah dan diskusi.

    2) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan

    untuk mengukur capaian indikator dan diupayakan dapat lebih

    menimbulkan konflik kognitif sehingga kegiatan diskusi kelas

    akan lebih hidup.

    3) Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi ditambah menjadi 40

    menit agar dapat menjaring jawaban bermacam-macam pada

    soal yang sama sehingga muncul konflik kognitif pada

    mahasiswa.

     b. Instrumen Pembelajaran meliputi:

    1) RPP dengan metode ceramah dan diskusi.

    2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, sajian materi

    dalam bentuk power point, LKM, dan checklist  afektif.Proses pembelajaran juga berjalan sangat lancar dan baik, hanya

    sedikit kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran terkait kegiatan mahasiswa saat memperhatikan penjelasan materi. Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamatmenghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses

     pembelajaran beserta solusinya (tabel 4).

    27  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    28/78

    No. Temuan Permasalahan Solusi

    1. Saat penyajian materi memasukisekitar menit ke -30, mahasiswa mulai

    tampak jenuh walaupun penjelasan

    disajikan det il dan rinci. Kondisi ini

    sebenarnya wajar dan secara umum

    sering terjadi. Namun demikian, jika

    tidak diatasi akan selalu terulang dalamsetiap pembelajaran melalui ceramah.

    Hal ini juga berdampak pada

    ketidakpahaman terhadap materi pada

    sebagian mahasiswa . Terbukti pada

    akhir pembelajaran (ketika dosen

    menyampaikan pertanyaan refleksi),

    ada mahasiswa yang tidak tahu

    komponen utama pada penguat CE

     padahal pembelajaran sudah

     berlangsung hampir 2 jam 

    Mengkombinasi kegiatan ceramah

    dengan diskusi memecahkan ma salah

    dengan proporsi waktu 10 menit

    ceramah dilanjutkan 10 menit diskusi

    memecahkan masalah. Tahap ini

    diulang beberapa kali dengan prinsip

    setiap tahap diupayakan agar dapatmemunculkan permasalahan baru 

    2. Pemberian soal-soal pemahaman untukmahasiswa sudah memenuhi

    kecukupan materi dan telah

    menimbulkan konflik kognitif yang

     baik sehingga jalannya diskusi menjadi

    lebih hidup

    Contoh konflik kognitif yang terjadi:

    Gb. 3.a. Tampilan DC murni dalam

    CRO 

    Gb. 3.a. Tampilan DC gel. penuh

    dalam CRO 

    Akibat terkecoh tampilan a, tampilan b

    dikatakan tegangan ac oleh mahasiswa

    Mengingat permasalahan pertama,

    maka kegiatan diskusi kelompok dapat

    ditiadakan dan diganti dengan diskusi

    kelas bertahap disela -sela kegiatan

    ceramah bertahap

    Tabel 4. Temuan permasalahan dalam pembelajaran transistor common emiter

    melalui metode ceramah dan diskusi beserta solusinya

    28  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    29/78

    3. Soal yang ditujukan untuk merefleksicapaian indikator ke 6 yaitu

    menerapkan hasil analisis matematis

     pada penguat Common Emiter  untuk

    menyelesaikan persoalan terkait

    semula diprediksi tidak banyak

    menimbulkan konflik kognitif. Setelah

    diterapkan pada mahasiswa, ternyata

    muncul jawaban beragam yang

    diprediksi disebabkan oleh rendahnya

     pemahaman beberapa mahasiswa padamateri rangkaian sederhana. Hal ini

    ditunjukkan oleh: a) beberapa

    mahasiswa perempuan yang ternyata

    tidak dapat menghitung resistor

     pengganti secara paralel, b) beberapa

    mahasiswa kesulitan membedakan

    rangkaian seri dan paralel pada

    rangkaian yang agak rumit, c) beberapa

    mahasiswa belum paham prinsip kerja

    transistor CE sebagai penguat linier  

    Memberikan refreshing  pemahaman

    terhadap materi rangkaian sederhana,

    dan memberi penekanan pemahaman

    terhadap prinsip kerja penguatan

    menggunakan transistor CE.

    Tindakan perbaikan terhadap RPP dilakukan dengan mengubah

    langkah pembelajaran inti dalam RPP menjadi kombinasi antara

    ceramah dengan diskusi secara bertahap yang masing masing tahap

    terdiri dari menjelaskan materi melalui ceramah selama 10 menit, dan

    diskusi memecahkan masalah selama 10 menit.

    29  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    30/78

    C. Kesimpulan dan Saran

    1. Kesimpulan

    a. Saat pembelajaran melalui percobaan, mahasiswa yang memiliki

     pemahaman dan keterampilan lebih baik dalam merangkai

    komponen dan menggunakan alat ukur membantu temannya

    yang kurang. Dosen menemukan bahwa sebagian besar

    mahasiswa ternyata tidak bisa mengguna alat ukur dengan baik

    walaupun mereka sudah pernah menggunakan alat tersebut pada

     praktikum fisika dasar II dan III (semester II dan III). Ternyata

     jeda waktu 1 tahun menyebabkan mahasiswa lupa penggunaan

    alat ukur, atau bahkan sebelumnya mahasiswa yang memang

    tidak dapat menggunakan alat ukur dengan benar.

     b. Pada pembelajaran melalui demonstrasi, penggunaan LCD

    infocus  sangat membantu mahasiswa untuk dapat mengamati

    demonstrasi dengan jelas walaupun dari jarak yang relatif jauh.

    Sebelum demonstrasi sebaiknya ada kegiatan mengenalkan

    nama peralatan yang digunakan beserta fungsinya.c. Pada pembelajaran diskusi, alokasi waktu yang lebih banyak

     pada kegiatan presentasi dan diskusi berhasil dimanfaatkan

    untuk memicu terjadinya konflik kognitif sehingga menuntut

    mahasiswa untuk berpikir agar dapat menentukan konsep yang

     paling benar.

    d. Pada pembelajaran ceramah, alokasi menjelaskan materi yang

    mengumpul dalam satu waktu selama kurang lebih 40 menit

    menyebabkan kejenuhan pada mahasiswa. Strategi alternatifnyaadalah mengkombinasi kegiatan ceramah dengan diskusi secara

     bertahap.

    2. Saran

    a. Pembelajaran melalui percobaan sebaiknya diawali dengan

    refreshing /penyegaran penggunaan dan cara pembacaan alat

    ukur, serta pretest .

     b. Pembelajaran demonstrasi sebaiknya menggunakan sarana

    tambahan yaitu infocus LCD  agar mahasiswa deret belakangdapat mengamati dengan jelas. 

    30  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    31/78

    c. Pembelajaran ceramah sebaiknya dikombinasi dengan diskusi

    dengan langkah pembelajaran inti: 1) Menjelaskan materi

    melalui ceramah I (10 menit), 2) Memberi permasalahan I dan

    diskusi memecahkan masalah I (10 menit), 3) Menjelaskan

    materi melalui ceramah II (10 menit), 4) Memberi permasalahan

    II dan diskusi memecahkan masalah II (10 menit). Tahapan

     berulang tersebut tentu saja harus dilakukan dengan

    memperhatikan ketersediaan waktu.

    d. Semua metode pembelajaran yang diterapkan sebaiknya

    dikemas berbasis konflik kognitif agar mahasiswa senantiasa

     berpikir untuk menentukan konsep yang paling tepat.

    PustakaErawan K. Mengurangi Miskonsepsi Dinamika Dengan Konflik Kognitif

     Melalui Metode Demonstrasi. Jurnal Pendidikan IKIP PGRIMadiun Vol.14, No.1 Juni 2008.

    Erawan K., Heri S., Farida H. Modul Percobaan untuk Mata Kuliah Elektronika I . Madiun 2010.

    Erawan K., Heri S., Farida H. Diktat Kuliah Elektronika I . Madiun2010.

    Albert Paul Malvino. Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor . Erlangga

    edisi keempat, Jakarta 2002.

    31  Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    32/78

    PERBAIKAN KUALITAS PERKULIAHAN ANALISIS REALMELALUI LESSON STUDY

    Oleh:Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret SIka Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni 

    Program Studi Pendidikan Matematika

     FPMIPA IKIP PGRI Madiun

    ABSTRAK 

    “Semua materi analisis real susah. Tidak ada materi yang mudah. Karena

    semua materi susah”. Sepertinya analisis real itu benar-benar susah. Persepsi

    awal mahasiswa seperti ini merupakan salah satu faktor penghambat proses

     belajar. Ketika ditanya mulai mana tidak pahamnya atau mendapatkan

    kesulitan? Beberapa mahasiswa diam dan beberapa menjawab “Dari awal”.Jika dicek kemampuan awalnya ternyata memang mereka pada lupa. Jika

    ditanya apakah tadi malam tidak belajar? Jawabannya “tidak karena sudah

    capek sampai rumah sudah malam” atau “sibuk mengerjakan tugas lain”.

    Pembelajaran terasa kurang optimal. Akibatnya, kualitas perkuliahan pun tidak

     baik. Melalui kolegalitas pada kegiatan  Lesson Study  ini diharapkan

     permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibahas untuk diatasi bersama

    sehingga kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.Kata kunci: Lesson Study

    A. PENDAHULUAN Lesson study  adalah suatu model pembinaan profesi pendidik

    melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas yang saling belajar   untuk  membangun masyarakat belajar. Pada kegiatan  Lesson Study,kolegalitas membicarakan praktik pembelajaran, saling mengobservasikelas pembelajaran, membuat gagasan bersama mengenai kelas, dan

    saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan kualitas

    32  Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    33/78

     pembelajaran. Fungsi perencanaan antara lain penyusunan skenario pembelajaran beserta perangkat dan panduan observasinya yang dapatdipahami sesama dosen, pelatihan pembelajaran dan langsungditerapkan di kelas, pengimbasan pengetahuan secara kolaboratif dari

     pakar atau sesama dosen, penerapan suatu hasil penelitian pembelajaranyang telah dilakukan, dan penyusunan awal proposal penelitian tindakankelas jika diperlukan.  Lesson Study  bukan suatu metode/model

     pembelajaran, tetapi merupakan suatu model pembinaan profesi

     pendidik dengan kebersamaan dan saling belajar di antara para pendidik.

    Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat perencanaan ( Plan) pembelajaran yang meliputi brieffing singkattentang rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh dosenmodel, menyiapkan lembar observasi, SAP, LKM, atau perangkat lainyang diperlukan, dan memastikan agar pada waktu pengamatan nantitidak keluar masuk kelas, karena akan mengganggu konsentrasimahasiswa.

    Pelaksanaan dan observasi ( Do dan See) meliputi seorang dosenmodel dan dosen lain sebagai observer. Observer mengambil tempatsedemikian hingga dapat leluasa mengamati jalannya proses

     pembelajaran tanpa mengganggu aktivitas dan konsentrasi mahasiswa.Observer tidak diperkenankan melakukan intervensi pada pembelajaran,seperti menegur dosen dan membantu atau bertanya kepada mahasiswa.Fokus observasi ditekankan pada aktivitas belajar mahasiswa, baiksecara individual maupun kelompok, sesuai dengan pokok

     permasalahan yang diambil. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan teknik pengelolaan kelasyang dilakukan dosen, teknik mengefektifkan pencapaian tujuan

     pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, dan upaya dosenmembuat mahasiswa kreatif. Dalam diskusi refleksi mempunyaitahapan: 1) refleksi penyaji/dosen model tentang strategi pembelajaranyang telah dilakukan; 2) tanggapan/usul/saran dari observer yangdifokuskan pada aktivitas pembelajaran mahasiswa sebagai hasilobservasi dan bukan didasarkan pada opini/teori; 3) tanggapan balik dari

    33  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    34/78

     penyaji/dosen model; dan 4) menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan/perencanaan pembelajaran pada putaran berikutnya. Melaluikolegalitas pada kegiatan  Lesson Study  diharapkan permasalahan-

     permasalahan yang ada pada pembelajaran analisis real dapat dibahas bersama dan kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.

    B. PELAKSANAANTerdapat empat putaran dalam pelaksanaan  Lesson Study 

    rumpun analisis real. Pada putaran pertama,  Plan dilaksanakan mulaitanggal 4 sampai 11 Oktober 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan

     pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2010. Putaran kedua,  Plan dilaksanakan mulai tangga 18 sampai 25 Oktober 2010 sedangkan  Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010. Pada

     putaran ketiga, Plan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 8 Nopember2010 sedangkan  Do  dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8

     Nopember 2010. Pada putaran keempat, Plan dilaksanakan tanggal 15sampai 22 Nopember 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan padahari Senin tanggal 22 Nopember 2010. Pada waktu Plan dilakukan: 1)Penyusunan RPP; 2) Penyusunan LKM; sampai 3) Mengatur tempatduduk mahasiswa. Sementara waktu  Do  dan See  meliputi: 1)Pelaksanaan pembelajaran; 2) Observasi pembelajaran; 3) Diskusitentang pembelajaran; dan 4) Refleksi untuk perbaikan.

    Materi pada putaran pertama adalah mendapatkan proseduruntuk membuktikan keterintegralan fungsi real. Metode Pembelajaranyang digunakan Picture and Picture. Hasil observasi menunjukkan: 1)

    Beberapa mahasiswa SMS-an; 2) Mahasiswa kurang termotivasi dankurang siap; 3) Dalam pengerjaan LKM ada mahasiswa yang tidak

     berpikir tapi hanya tengok kanan, tengok kiri, dan tidak berusaha untukmenjawab; dan 4) Ada mahasiswa yang hanya diam, melamun, dan tidakmengerjakan LKM yang diberikan dosen model. Untuk itu perludilakukan refleksi yang menghasilkan: 1) Keaktifan mahasiswa dapatditingkatkan dari pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehdosen model; 2) Pentingnya melihat ke semua mahasiswa dan

     pentingnya mengingatkan materi prasyarat; dan 3) Kurang persiapansebelum perkuliahan berlangsung, hal ini dikarenakan mahasiswa

    34  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    35/78

    tersebut sedang sibuk persiapan ujian PPL disekolah. Solusinya:menyarankan mahasiswa untuk pandai-pandai membagi waktu.

    Materi pada putaran menghitung integral riemaan atas danintegral riemaan bawah. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah(Problem Based Instruction) PBI. Hasil observasi menunjukkan: 1)Banyak mahasiswa yang mengami kesulitan mengerjakan; 2)Mahasiswa tidak memahami konsep awal seperti partisi, supremum,infimum, dan sigma; dan 3) Persiapan mahasiswa kurang. Hasil refleksi

    diperoleh: 1) Penjelasan hanya dengan menampilkan jawaban padalembar-lembar slide kurang optimal; 2) Soal-soal mungkin janganterlalu sulit apalagi dengan operasi-operasi penyelesaian yang terlalusulit ternyata dapat mengurangi motivasi belajar mahasiswa; 3) Perlu

     penjelasan dosen dengan menuliskannya dalam papan tulis; dan 4) Perlumemotivasi mahasiswa dengan memberikan suatu hadiah dansebagainya sehingga mahasiswa berani maju.

    Materi pada putaran ke tiga adalah membuktikanketidakterintegralan fungsi real sederhana. Metode Pembelajaran yangdigunakan PBI termodifikasi. Hasil observasi menunjukkan: 1) Masih

     banyak mahasiswa yang mengalami kesukaran karena konsepnya belumdikuasai dengan benar; 2) Pembelajaran sudah baik, hal ini terlihat padasaat dosen model bertanya tentang materi yang lalu mahasiswa bisamenjawab semua; 3) Sebagian besar mahasiswa sudah belajar, hal initerlihat dari jawaban-jawaban mahasiswa yang lebih baik dari yanglesson studi sebelumnya; dan 4) Mahasiswa sudah belajar dengan baik,hal ini terlihat pada saat pelajaran dimulai mahasiswa kelihatan antusias

    tentang materi yang disampaikan dosen model. Hasil refleksi diperoleh:1) Mahasiswa perlu mendapat dorongan untuk meningkatkan masa

     percaya diri misalkan memaksa mahasiswa untuk mau menjawabdengan memberikan hadiah; 2) Memberikan semangat kepadamahasiswa agar mengerjakan LKM dan usaha tersebut berhasil; 3)Membantu mengerjakan dengan mendekati masing-masing kelompok.Usaha tersebut berhasil; 4) Mahasiswa belum paham menghitungintegral Rieman. Solusinya: pada saat mahasiswa mengerjakan LKMdosen model sedikit mengarahkan tentang bagaimana menyelesaikanintegral Rieman; dan 5) Selalu memotivasi mahasiswa.

    35  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    36/78

    Materi pada putaran ketiga adalah membuktikan keterintegralanfungsi tangga (sebagai contoh keterintegralan fungsi diskontinu).Metode Pembelajaran yang digunakan PBI termodifikasi. Hasilobservasi dari tim menunjukkan: 1) Semua mahasiswa telah belajartentang topik pembelajaran hari ini, terbukti dari mereka sudah dapatmengikuti perkuliahan dengan baik; 2) Mahasiswa sudah belajar dengan

     baik; 3) Secara umum, pembelajaran sangat baik sekali. Buktinya tidakada mahasiswa yang bicara sendiri, ketika dosen mengingatkan materi

     prasyarat; 4) Pembelajaran sangat baik, terlihat dengan cara merekamengerjakan, meskipun dengan melihat catatan; 5) Pembelajaran baik,hal ini terlihat mahasiswa sangat aktif mengikuti perkuliahan dan padasaat dosen bertanya mahasiswa dapat menjawabnya. Sedangkan hasilobservasi observer luar menunjukkan: 1) Kelompok yang ada dipojokhanya bengong, yang depan hanya mencontoh punya temannya (Vivit,Yunita, Jumani, Rudi); 2) Hampir semua mahasiswa tidak mengertimateri baru tersebut dan bingung karena contohnya berbeda dengan soal;3) Semua mahasiswa telah mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi ada

     beberapa hal yang masih perlu dikaji antara lain: koopertif internkelompok belum maksimal. Mahasiswa cenderung membagimasalah/soal sesuai yang diberikan dosen. Mahasiswa A menganggapsoal No 1, mahasiswa B menganggap soal No. 2 dan mahasiswa Cmenganggap soal No. 3. Hal ini terjadi karena mungkin observer luarlebih teliti namun belum memahami karakterik mahasiswa danmodel/metode pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan.

     Namun, penilaian dan masukan tersebut memang perlu untuk

    dipertimbangkan.

    C. HASIL YANG DIPEROLEHBanyak hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan lesson study

    diantaranya: 1) Perbaikan kualitas perkuliahan analisis real; 2) Metode pembelajaran  Picture and Picture  termodifikasi untuk mendapatkan prosedur pembuktian keterintegralan fungsi real; 3) Metode pembelajaran ( Problem Based Instruction) PBI termodifikasi yangsesuai dengan karakteristik materi dan mahasiswa; dan 4) Perangkat

     pembelajaran yang memuat LKM untuk mahasiswa dan petunjuk

    36  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    37/78

     penggunaan untuk dosen disertai kunci jawabannya yaitu buku/moduluntuk metode Picture and Picture dan buku/modul untuk metode PBI.

    Berdasarkan pengalaman dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang sering ditemui pada proses pembelajaran analisisreal antara lain: 1) Kemampuan mahasiswa terhadap matakuliahkalkulus, aljabar, dan pengantar dasar matematika sebagai prasyaratanalisis real kurang memenuhi standar. Hal ini ditunjukkan dengankurangnya pemahaman konsep, kesalahan prosedur penyelesaian, dan

    kesulitan dalam penentuan strategi penyelesaian; 2) Kemampuananalisis dasar, menuliskan, membaca, menyampaikan, atau menjelaskanmasih kurang. Kompetensi-kompetensi ini harus dicapai mahasiswa dan

     perlu untuk ditingkatkan; dan 3) Perlunya pengembangan aspek afektifmahasiswa dalam pembelajaran seperti kreativitas dalam menyelesaikansoal, keterbukaan mahasiswa jika mengalami kesukaran, dan motivasi

     belajar mahasiswa. Dengan adanya kegiatan  Lesson Study ini tampakadanya perbaikan kualitas perkuliahan analisis real seperti: 1)Mahasiswa semakin terbuka yaitu berani bertanya jika mendapatkansuatu permasalahan; 2) Mahasiswa semakin percaya diri sehingga beranimaju kedepan untuk mempresentasikan karyanya; dan 3) Respon positifmahasiswa semakin baik untuk pembelajaran analisis real.

    Langkah-langkah metode pembalajaran  Picture and Picturemenurur Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah: 1) Gurumenyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2) Menyajikan materisebagai pengantar; 3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-g am b ar k eg i a t an b e r k a i t an d en g an m a te r i ; 4 ) Gu r u

    menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkangambar-gambar menjadi urutan yang logis; 5) Guru menanyakanalasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; 6) Dari alasan urutangambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengankompetensi yang ingin dicapai; dan 7) Kesimpulan/rangkuman. Denganadanya kegiatan Lesson Study diperoleh metode pembelajaran Pictureand Picture  termodifikasi yaitu: 1) Dosen memberi motivasi danmenyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2) Dosen memberikan

     pretes dan dilanjutkan dengan menyajikan materi sebagai pengantar; 3)Dosen meminta mahasiswa membentuk kelompok dimana masing-

    37  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    38/78

    masing kelompok beronggotakan 3 mahasiswa; 4) Dosen memberikangambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi pada masing-masingkelompok; 5) Dosen menunjuk mahasiswa secara untuk mengurutkangambar-gambar menjadi urutan yang logis; 6) Dosen menanyakanalasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut pada mahasiswa yang

     presentasi; 7) Dari alasan/urutan gambar tersebut dosen memulaimenanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingindicapai; 8) Kesimpulan/rangkuman.

    Langkah-langkah pemebalajaran metode pembelajaran PBImenurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah: 1) Gurumenjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan saranaatau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibatdalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih; 2) Guru membantusiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

     berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,dll.); 3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yangsesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Gurumembantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuaiseperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya;dan 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasiterhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.Selanjutnya dengan perubahan guru menjadi dosen, siswa menjadimahasiswa, perlunya mengingatkan kembali tentang materi yang telahdiperoleh pada pertemuan sebelumnya, dan mengingat karakteristik

    materi yang membutuhkan perhitungan-perhitungan yang mungkinagak lama digunakan media pembelajaran komputer untuk membantu

     proses pembelajaran maka diperoleh metode pemblajaran PBI sebagai berikut: 1) Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai danmenyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.Mengingatkan materi yang telah diperoleh. Memotivasi mahasiswauntuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2)Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikantugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkantopik, tugas, jadwal, dll.); 3) Dosen mendorong mahasiswa untuk

    38  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    39/78

    mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosen membantu siswa dalam merencanakanmenyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka

     berbagi tugas dengan temannya; dan 5) Dosen membantu mahasiswauntuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan

     proses-proses yang mereka gunakan dengan menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi bersama ternyata

     penggunaan media pembelajaran komputer saja kurang dan akan lebih baik jika ditulis tangan supaya mahasiswa dapat mengetahui prosesnya,dalam pembelajaran matematika sebaiknya papan tulis jangan sampaikosong, perlu memotivasi mahasiswa supaya bersediamempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan perlu jugamenyimpulkan apa yang telah dipelajari dan untuk tugas jika memang

     belum selesai dalam pengerjaannya. Oleh karena dikembangkan metode pembajaran PBI menjadi: 1) Dosen menjelaskan kompetensi yang ingindicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.Mengingatkan materi yang telah diperoleh. Memotivasi mahasiswauntuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2)Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikantugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkantopik, tugas, jadwal, dll.); 3 Dosen mendorong mahasiswa untukmengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan

     penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosen membantu siswa dalam merencanakan

    menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya; 5) Dosen meminta mahasiswamempresentasikan karyanya di depan kelas secara bergantian; 6) Dosenmembantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadapeksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan; dan 7)Dosen bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

     bersama. Hasil observasi menunjukkan bahwa metode sudah cukup baiksehingga diperoleh metode pembelajaran PBI termodifikasi yaitu: 1)Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkansarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Mengingatkan materi yang

    39  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    40/78

    telah diperoleh. Memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2) Dosen membantu mahasiswamendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungandengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.); 3)Dosen mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yangsesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosenmembantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai

    seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya;5) Dosen meminta mahasiswa pada kelompok pertama untukmempresentasikan karyanya di depan kelas; 6) Dosen memberi contoh

     penyelesaian dalam menyelesaikan permasalahan pertama; 7) Dosenmeminta mahasiswa-mahasiswa lain untuk mempresentasikan karyanyadi depan kelas secara bergantian; 8) Dosen membantu mahasiswa untukmelakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan

     proses-proses yang mereka gunakan; dan 9) Dosen bersama mahasiswamenyimpulkan materi yang telah dipelajari.

    D. KESIMPULANBeberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan

    kegiatan  Lesson Study ini adalah:1. Kolegalitas sesuai konsep pada  Lesson Study  dalam

     pembelajaran sangat membantu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

    2. Dalam kegiatan ini diperlukan kerjasama tim yang solid supaya

    dapat dampaknya dapat dirasakan.Oleh karena itu, akan lebih baik jika setiap matakuliah digunakan untukkegiatan  Lesson Study  supaya dapat diperoleh model atau metode

     beserta perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi,mahasiswa, dan dosennya.

    40  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    41/78

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Pendidikan Nasional (2008). Model-Model Pembelajaran yang Efektif : Surabaya

    41  Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    42/78

    PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.

    OlehJoko Widiyanto

    Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun

    ABSTRAK 

    Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satumateri yang sulit dipahami karena materi yang dipelajari adalah bagian didalam tubuh manusia yang tidak dapat dilihat langsung. Tidak semua materianatomi dan fisiologi manusia dapat dipelajari hanya dengan pembelajaransecara konvensional yaitu dengan ceramah, tetapi diperlukan suatu pembelajaran dengan eksperimen di laboratorium rill. Namun karenakurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran dengan menggunakan

    laboratorium riil maka solusi alternatif untuk memecahkan masalah di atasadalah dengan menggunakan media berbasis komputer.

    Penyajian dengan animasi komputer sangat efektif untukmenunjukkan hubungan antara objek, merangsang tindakan, mendisplayurutan langkah dalam suatu prosedur, memperjelas konsep yang sulit danmembuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit. Hasil penelitian ini adalahterjadinya peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua dikarenakan dosenmemberikan Sebelum dimulai proses pembelajaran mahasiswa diberitahumateri apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan beberapa referensi

    mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran, dosenmemberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa. Prestasi belajar meningkatdari nilai rta-rata awal 50, menajdi 57, kemudian meningkat lagi menjadi 63 pada siklus II. Persentase kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari45% menjadi 53%, dan 61% pada siklus II.

    Kata Kunci : Media berbasis komputer, prestasi belajar mahasiswa

    A. PENDAHULUANPembelajaran IPA khususnya Biologi menekankan pada

     pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah, maka pembelajaran

    41  Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    43/78

    yang paling sesuai adalah dengan metode demonstrasi atau eksperimen.Melalui metode demonstrasi atau eksperimen siswa secara langsungdapat mengalami proses proses IPA, mampu menumbuhkankemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah sertamengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.Banyaknya materi pelajaran biologi yang berkaitan langsung dengankehidupan sehari-hari dan lingkungan, namun dalam proses belajarmengajar guru dan siswa tidak mungkin menyampaikannya dengan

    obyek yang sebenarnya, dengan alasan pertimbangan biaya, resiko yangmungkin terjadi dan waktu yang tidak memungkinkan.

    Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satumateri yang sulit dipahami karena pertama yang dipelajari adalah bagiandi dalam tubuh manusia yang tidak dapat kita lihat langsung, sehinggamateri ini bersifat abstrak, yang kedua karena banyak istilah anatomiatau bahasa latin yang sebagian mahasiswa kesulitan untuk menghafal.Sehingga secara umum mahasiswa sulit untuk mempelajarinya yang

     berakibat rendahnya nilai prestasi yang dicapai mahasiswa.Tidak semua materi anatomi dan fisiologi manusia dapat kita

     pelajari hanya dengan pembelajaran secara konvensional yaitu denganceramah, tetapi diperlukan suatu pembelajaran dengan eksperimen dilaboratorium rill. Namun karena kurangnya sarana dan prasarana untuk

     pembelajaran dengan menggunakan laboratorium riil maka solusialternatif untuk memecahkan masalah di atas adalah denganmenggunakan media berbasis komputer. Penyajian dengan animasikomputer sangat efektif untuk menunjukkan hubungan antara objek,

    merangsang tindakan, mendisplay urutan langkah dalam suatu prosedur,memperjelas konsep yang sulit dan membuat konsep abstrak menjadilebih konkrit.

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untukmeningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Indikator ketercapaian dalam

     penelitian ini adalah rata-rata prestasi mahasiswa>60 dan persentasekemampuan bertanya mahasiswa 60%. Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas).PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektifterhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus

    43  Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46 

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    44/78

    sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaianterhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan(gambar a).

    Gambar a. Riset Aksi Model John Elliot

    B. PEMBAHASANHasil penelitian dipaparkan dalam dua siklus. Hasil siklus

     pertama adalah sebagai berikut:1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi

     pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang

     berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlumenyesuaikan diri.

    2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masihkurang.

    3) Mahasiswa tampak tidak siap dan tidak paham apa yang sedangdipelajari.

    4) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap pembelajaran.

    5) Rata-rata prestasi mahasiswa 53,00%.6) Persentase kemampuan bertanya mahasiswa 45,00%.

    44  Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46 

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    45/78

    Hasil siklus kedua adalah sebagai berikut :1) Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya

    komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antaramahasiswa dengan dosen.

    2) Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran3) Rata-rata prestasi belajar meningkat dari 57 menjadi 604) Persentase kemampuan bertanya meningkat dari 53% menajdi 60%

    Rata-rata prestasi belajar mahasiswa dan persentase kemampuan

     bertanya mahasiswa mengalami peningkatan (tabel 1.1)

    Tabel 1.1. Capaian rata-rata prestasi belajar dan kemampuan bertanya

    Peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua dikarenakandosen memberikan Sebelum dimulai proses pembelajaran mahasiswadiberitahu materi apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan

     beberapa referensi mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran dosen memberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa.Prestasi belajar meningkat dari nilai rta-rata awal 50, menajdi 57,kemudian meningkat lagi menjadi 63 pada siklus II. Presentasekemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari 45% menjadi 53%, dan

    61% pada siklus II.

    C. KesimpulanPenggunaan media berbasis komputer dapat meningkatkan

     prestasi belajar mahasiswa dari 50 menjadi 57 dan 63 pada siklus II.Persentase kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari 45%menjadi 53 dan 61% pada siklus II.

    Prestasi belajar     Nilai awal  Siklus 1 Siklus 2

    Rata-rata prestasi belajar   50  57 63

    Kemampuan bertanya

    Mahasiswa  45  53 61

    45  Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46 

     Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    46/78

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    47/78

    UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAMPEMBELAJARAN MELALUI METODE PRESENTASI

    KELAS

    Oleh : Jeffry Handhika, Sardulo Gembong

     Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah dasar umum(MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa fakultas non eksakta di IKIP PGRI

     MADIUN. IAD merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasardalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi. Pembahasan ini mencakup

     pengenalan IPA dan ruang lingkupnya, perkembangan teknologi dan dampaknya, serta

    hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia.Tujuan penelitian ini adalah untukmeningkatkan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran melalui metode presentasikelas. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode presentasi kelas diimplementasikan

     pada mahasiswa prodi PPkn semester 3 kelas A yang berjumlah 43 orang pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari6,97% menjadi 13,02% pada siklus I, 15,35% pada siklus II. Dengan diterapkannyametode presentasi kelas, ternyata dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar IAD

     secara kontinu. Berdasarkan data yang diperoleh dari data awal (base line), siklus Imaupun siklus II. Rata-rata hasil belajar ranah kognitif awal sebagai base line sebesar65, pada siklus I sebesar 66,05 dan pada sikus II sebesar 68,67. Peningkatan ini terjadikarena dosen memberikan himbauan kepada kelompok yang akan melakukan

     presentasi untuk mempelajari materi secara lebih mendalam, memilih moderator yangdapat mengtur jalannya proses diskusi dan memberikan contoh mengungkapkankembali pertanyaan yang tidak dapat dimengerti oleh penyaji.

    A. PendahuluanBelajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan darikehidupan sehari-hari yang melibatkan individu secara keseluruhan baikfisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan. “Belajar adalah suatu

     proses yang menitikberatkan proses pembangunan ingatan, retensi, pengolahan informasi dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitaslainnya” (Saekhan Muchith 2008). Informasi yang baru maupun yangtelah ada pada dirinya mengalami serangkaian proses yang dapatmenghasilkan informasi atau pengetahuan baru yang lebih valid

    kebenarannya.

    47  Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

  • 8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf

    48/78

    Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliahdasar umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa fakultasnon eksakta di IKIP PGRI MADIUN. IAD merupakan kumpulan

     pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang IlmuPengetahuan Alam (IPA) dan teknologi. Pembahasan ini mencakup

     pengenalan IPA dan ruang lingkupnya, perkembangan teknologi dandampaknya, serta hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia.Matakuliah ini membutuhkan lemampuan nalar dalam memahami

    subtansi masing-masing sub pokok bahasan. Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan proses pembelajaran adalah kurangnyakemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat, memberikansolusi dan kemampuan bertanya (keaktifan mahasiswa). Proses tanya-

     jawab dan pemberian masalah hanya dikuasai oleh mahasiswa yang aktifdan memiliki