jurnal pemberitaan calon gubernur dki di media …
TRANSCRIPT
JURNAL
PEMBERITAAN CALON GUBERNUR DKI DI MEDIA ONLINE
(Analisis Framing Pemberitaan Majunya Agus Harimurthi Yudhoyono
sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta di Media Online MediaIndonesia.com
dan Republika.co.id periode 22 September 2016 – 30 September 2016)
Disusun Oleh:
VANDIGA LUKSI ALMAHATMA
D0213100
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
2
PEMBERITAAN CALON GUBERNUR DKI DI MEDIA ONLINE
(Analisis Framing Pemberitaan Majunya Agus Harimurthi Yudhoyono
sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta di Media Online MediaIndonesia.com
dan Republika.co.id periode 22 September 2016 – 30 September 2016)
Vandiga Luksi Almahatma
Ign. Agung Satyawan
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Agus Harimurti Yudhoyono's decision to become Governor Candidate of
Jakarta immediately became the main focus in mass media since Agus Harimurti
Yudhoyono never showed his interest in politics and has reached a promising
career in the military. The news about Agus Yudhoyono immediately made
headlines in some media online.
This study used the framing analytical techniques of Entman to know how
these two online media in Indonesia, namely Mediaindonesia.com and
Republika.co.id . The concept consists of Entman four elements, namely: Define
Problems, Causes Diagnose, Make a moral judgement and Treatment
Recommendation.
As known to a lot of negative issues in the 2017 Jakarta Governor Election
Interesting to know Mediaindonesia.com reflecting the nationalist media and
Republika.co.id reflecting Islamic media in framing political news, Through this
research, it can be seen how Mediaindonesia.com and Republika.co.id construct
appropriate reporting with the vision and mission of each. In addition, it can be
seen also how the message framed messages from Agus Yudhoyono nomination at
the each Media to the public. The findings from this study highlight elements
Mediaidonesia.com over Diagnoses Causes and preach it in neutral. While the
findings of Republika.co.id. highlight Make a moral judgment elements more and
tend to be more positive to Agus Yudhoyono .
Keywords: Framing Analysis, Entmant, Jakarta, Governor Election, Agus
Yudhoyono.
3
Pendahuluan
Agus Harimurti Yudhoyono telah mengundurkan diri dari jabatan nya
sebagai Mayor TNI setelah Poros Cikeas menunjuk dirinya sebagai Calon
Gubernur penantang Ahok-Djarot dan Anies-Uno dalam Pemilihan Kepala
Daerah DKI Jakarta Periode 2017 - 2022. Dengan didampingi Silviana Murni,
keduanya diharapkan bisa menjadikan Jakarta untuk dikembalikan ke warga
bukan ke konglomerat.
Pengunduran diri Agus Harimurti Yudhoyono dari jabatan nya sebagai
Mayor TNI ini mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun
Petinggi partai. Banyak yang menyayangkan Mayor Agus lepas dari kedinasan
militernya karena mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Namun banyak juga yang mendukung keputusannya mengikuti jejak ayahnya ke
ranah politik.
Agus telah memantapkan keputusannya untuk maju dalam Pilkada DKI
karena ingin mengabdi untuk masyarakat Jakarta. Pemberitaan mengenai majunya
Agus Harimurthi Yudhoyono sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta langsung
menjadi sorotan utama media massa mengingat Agus Harimurthi Yudhoyono
tidak pernah menunjukan ketertarikannya di dunia politik dan telah mencapai
karir yang menjanjikan di TNI.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan internet, akses informasi saat ini
semakin dimudahkan. Salah satu dari kemajuan teknologi di bidang informasi
yakni media online. Media Online semakin menjadi pilihan dengan informasi
terkini yang sangat cepat dikarenakan adanya internet. Kejadian hari ini bisa
langsung publish di media online dan tersebar luas di media sosial. Sementara
media cetak baru akan memberitakan kejadian hari ini esok hari. Seperti
pemberitaan majunya Agus Harimurthi Yudhoyono sebagai Calon Gubernur DKI
Jakarta dapat diberitakan pada hari bahkan jam yang sama.
Media Online juga sama halnya dengan surat kabar yang merupakan
media dari komunikasi yang memuat berita-berita meliputi berita politik,
4
ekonomi, teknologi, kesehatan, olahraga dan opini namun dikemas dalam bentuk
elektronik. Pembuatan berita di media pada dasarnya merupakan penyusunan
realitas-realitas, sehingga media massa mempunyai peluang yang cukup besar
dalam mempengaruhi makna dan gambaran yang hasilnya dari realitas yang
dikonstruksikannya.
Berita merupakan realitas simbolik , realitas yang terdiri dari kata kata
yang kemudian terbentuk menjadi kalimat, tersusun secara sistematis dan
terstruktur (Mursito, 2013:81). Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang
tertentu dari wartawan. Dalam realitas tidak ada yang bersifat objektif, karena
realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu.
Adapun beberapa cara dalam meneliti konstruksi realitas dalam media
antara lain analisis wacana, semiotika, dan analisis framing. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan metode framing. Metode ini digunakan untuk
membedah cara-cara atau ideologi media ketika mengkonstruksi sebuah fakta,
dengan mencermati strategi selektif, penonjolan dan pengesampingan fakta ke
dalam berita agar lebih menarik, lebih tajam dan berarti untuk menggiring
interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
framing merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara
pandang seorang jurnalis saat menyeleksi dan menulis berita (Sobur, 2009 : 12).
Dalam penelitian ini peneliti berupaya menelaah tentang Pemberitaan
Majunya Agus Harimurthi Yudhoyono Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta di
media online Republika.co.id dan MediaIndonesia.com dengan analisis Framing.
Alasan Peneliti memilih Kedua Media Online dikarenakan pada saat Pilkada 2017
ini Negara Indonesia sangat menarik melihat Republika.co.id dan
MediaIndonesia.com yang memiliki visi misi yang berbeda satu sama lain dalam
memberitakan Majunya Agus Harimurthi Yudhoyono di Pilgub ditengah
banyaknya Isu negatif yang muncul dalam pilkada DKI Jakarta .
Isu-isu negatif ini tidak hanya muncul di dalam media sosial melainkan
juga muncul media online. Isu-isu negatif ini tentu dapat merugikan calon yang
5
ada. Namun juga dapat menguntungkan bagi calon lain. Media massa sebagai
mata dan telinga masyarakat haruslah bersikap netral dan obyektif terhadap
pemberitaan politik baik dalam kondisi apapun.
Peneliti ingin mengetahui dengan adanya isu-isu tersebut bagaimana
kecenderungan media online nasionalis dan media online islam dalam
memframing berita politik. Republika dipilih karena media online ini merupakan
media yang mempresentasikan media islam sedangkan Pemilihan
MediaIndonesia.com dikarenakan media ini mempresentasikan media nasionalis .
Peneliti memilih periode 22 September – 30 September 2016 karena pada
peiode 22 September merupakan sehari sebelum Agus Harimurthi Yudhoyono
secara resmi telah memantapkan diri untuk maju dalam pilgub DKI Jakarta.
Peneliti juga memilih periode 24 September – 30 September 2016 karena pada
tanggal tersebut pemberitaan mengenai Agus Yudhoyono sempat menjadi
headline di beberapa media dan merupakan seminggu setelah majunya Agus
menjadi Cagub DKI.
Mediaindonesia.com pada periode 22 September – 30 September 2016
telah memberitakan sebanyak 24 berita mengenai Agus Harimurthi Yudhoyono.
Namun peneliti mensortir berita tersebut menjadi 6 berita karena pada berita berita
tersebut memiliki kesamaan narasumber dan isi berita nya pun memiliki
kemiripan. Sementara itu Republika.co.id lebih aktif dalam memposting berita
mengenai Agus Harimurthi Yudhoyono dengan 75 berita. Namun peneliti
mensortir berita tersebut menjadi 9 berita karena dalam berita-berita tersebut
memiliki kesamaan narasumber dan berita nya pun hampir mirip.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang FRAMING PEMBERITAAN CALON GUBERNUR DKI DI MEDIA
ONLINE (Analisis Framing Pemberitaan Majunya Agus Harimurthi Yudhoyono
Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta di Media Online MediaIndonesia.com dan
Republika.co.id periode 22 September – 30 September 2016)
6
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana elemen framing Entman Define Problems pemberitaan
Majunya Agus Harimurti Yudhoyono Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta di
MediaIndonesia.com dan Republika.co.id periode 22 September 2016 – 30
September 2016?
2. Bagaimana elemen framing Entman Diagnose Causes pemberitaan
Majunya Agus Harimurti Yudhoyono Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta di
MediaIndonesia.com dan Republika.co.id periode 22 September 2016 – 30
September 2016?
3. Bagaimana elemen framing Entman Make a Moral Judgement
pemberitaan Majunya Agus Harimurti Yudhoyono Sebagai Calon Gubernur DKI
Jakarta di MediaIndonesia.com dan Republika.co.id periode 22 September 2016 –
30 September 2016?
4. Bagaimana elemen framing Entman Treatment Recommendation
pemberitaan Majunya Agus Harimurti Yudhoyono Sebagai Calon Gubernur DKI
Jakarta di MediaIndonesia.com dan Republika.co.id periode 22 September 2016 –
30 September 2016 ?
Telaah Pustaka
1. Komunikasi Politik
Meadow dalam (Cangara, 2009 : 35) mendefinisikan komunikasi politik sebagai:
“Political communication refers to any exchange of symbols or messages that to
asignificant extent have been shafed by or have congsequences for political
system.”
7
Faktor paling penting dalam komunikasi politik terletak pada isi pesan yang
bermuatan politik. Dan hal ini juga yang membedakannya dengan disiplin
komunikasi lainnya dalam studi ilmu komunikasi. Sebab politik, sama halnya
dengan komunikasi yakni sebuah proses.Isi pesan yang sarat dengan muatan nilai-
nilai politik ini kemudian juga turut memberi andil besar dalam menentukan arah
dari beragam tujuan komunikasi politik itu sendiri. Mulai dari sekadar
penyampaian informasi politik, pembentukan citra politik, pembentukan opini
publik, dan bisa pula untuk mengendalikan pendapat atau tuduhan lawan politik.
Tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan pesan politik yang disampaikan
komunikator politik. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka tujuan komunikasi
politik itu adakalanya sekadar penyampaian informasi politik, pembentukan citra
politik, pembentukan public opinion (pendapat umum) dan bisa pula menghandel
pendapat atau tuduhan lawan politik.Selanjutnya komunikasi politik bertujuan
menarik simpatik khalayak dalamrangka meningkatkan partisipasi politik saat
menjelang pemilihan umum ataupemilihan kepala daerah (Ardial, 2010: 44).
Dye dan Zeigler dalam (Mursito, 2013:25) mengemukakan adanya lima fungsi
politik media massa, yakni:
• Pemberitaan (Newsmaking) – media massa mengamati dan melaporkan.
• Interpretasi (interpretation) – menganalisis dan memberikan penilaian
terhadap kejadian-kejadian
• Sosialisasi (socialization) – media mengindoktrinasi khalayak sehubungan
dengan nilai-nilai yang berlaku.
• Persuasi (persuasion) – media berusaha mempengaruhi perilaku khalayak
seperti dalam masa kampanye Pemilu.
• Agenda Setting – media menentukan apa yang ditentukan berkenaan
dengan isu-isu penting, mendefinisikan masalah serta mengajukan saran
pemecahan masalah.
8
2. Berita
Berita merupakan realitas simbolik, realitas terdiri dari kata-kata yang kemudian
terbentuk menjadi kalimat yang tersusun secara sistematis dan terstruktur
(Mursito, 2013:81). Realitas simbolik media dikonstruksi dari fenomena.
Fenomena yang keberadaanya sama sama bisa dilihat dan dirasakan oleh mereka
yang hadir di tempat fenomena itu terjadi.
Dalam media massa umumnya ada dua format penulisan berita, yakni Straight
News dan Feature. Namun Saat ini berita Straight News juga dikembangkan
menjadi Soft News.(Mursito, 2013:84)
Tidak semua Peristiwa yang ada di masyarakat diberitakan oleh media. Dalam
Perkembangannya , kriteria dan syarat dimuatnya berita dalam media tidak hanya
mengandung unsur penting saja namun juga harus menarik. Berita harus menarik
agar minat baca masyarakat terhadap berita tersebut tinggi. Namun kriteria
penting dan menarik tersebut direduksi lagi menjadi berita yang bernilai atau
memiliki news value.
3. Konstruksi Realitas Media dalam Berita
Konstruksi sosial didefinisikan Berger dan Luckman sebagai pembentukan
pengetahuan yang diperoleh dari hasil penemuan sosial. Realitas sosial terbentuk
secara sosial, oleh karena itu pemahaman “realitas” dan “pengetahuan”
dipisahkan. Berger dan Luckman mengakui realitas objektif, dengan membatasi
realitas sebagai “kualitas” yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap
berada diluar kemauan kita sebab fenomena tersebut tidak bisa ditiadakan.
Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa fenomena adalah
nyata adanya dan memiliki karakteristik yang khusus dalam kehidupan seharihari.
(Sobur, 2009: 91).
Konstruksi realitas adalah pengaturan kata-kata membentuk frase, klausa,
atau kalimat yang bermakna untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu
kualitas atau keadaan aktual, benar, atau nyata. Fakta atau realitas sosial yang
9
didapat di lapangan, diolah dan dipersepsikan. Proses pembentukan persepsi
realitas tersebut melalui tahap seleksi, ada fakta yang ditangkap, ada fakta yang
tidak ditangkap. Keterbatasan dalam mempersepsi realitas ini bukan karena
keterbatasan manusia saja, namun juga karena fakta tersebut sengaja diseleksi
karena pertimbangan moral, etika ataupun politis. (Mursito, 2006:168).
Menurut perspektif ini tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial
media massa itu terjadi melalui: tahap menyiapkan materi konstruksi; tahap
sebaran kostruksi; tahap pembentukan konstruksi; tahap konfirmasi (Bungin,
2008: 188-189). Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi: Ada tiga hal penting dalam
tahapan ini yakni: keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan
semu kepada masyarakat, keberpihakan kepada kepentingan umum.
2. Tahap sebaran konstruksi: prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial
media massa adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara tepat
berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi
penting pula bagi pemirsa atau pembaca.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas. Pembentukan konstruksi
berlangsung melalui: (1) konstruksi realitas pembenaran; (2) kedua kesediaan
dikonstruksi oleh media massa; (3) sebagai pilihan konsumtif.
4. Tahap Konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa
maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya
untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi.
4. Media Online
Media internet/online memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan media cetak maupun dengan media elektronik. Pertama, pada media
online berita-berita yang disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa
menit dapat di-update. Peristiwa-peristiwa besar yang baru saja terjadi sudah
dapat diketahui dengan membaca media online, masyarakat tidak harus menunggu
10
esok hari lewat koran atau pekan depan lewat majalah. Faktor kecepatan inilah
yang tidak diperoleh lewat media cetak.
Kedua, dalam media online, sangat mudah untuk mengakses berita-berita
yang disajikan, tidak hanya dapat dilakukan lewat komputer atau laptop yang
dipasang internet, tetapi lewat ponsel atau handphone pun bisa, sehingga sangat
mudah dan praktis.
Ketiga, pembaca media online dapat memberikan tanggapan atau
komentar secara langsung terhadap berita-berita yang disukai atau tidak
disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan.
Pembaca dapat mengekspresikan pikiran dan uneg-unegnya. Jadi, pembaca tidak
perlu menulis surat pembaca yang pemuatannya bisa memakan waktu beberapa
hari. (Zaenuddin, 2011:7-9)
Setiap realita / peristiwa yang menarik perhatian publik akan menjadi
sorotan media. Masyarakat akan membuka media online dan melihat berita yang
sedang trend terjadi baru baru ini. Media memiliki pengaruh yang kuat dalam
membentuk kognisi masyarakat. Kekuatan media antara lain disebabkan oleh
proses pembingkaian (framing), teknik pengemasan fakta, penggambaran fakta,
pemilihan sudut pandang (angle), Penambahan atau pengurangan foto atau
gambar dan lain lain. (Mondry, 2008:9).
5. Analisis Framing
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan
dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas
menghasilkan bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah
dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang
disajikan secara menonjol oleh media
Entman menggunakan framing untuk menggambarkan proses seleksi dan
menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Penonjolan dalam hal ini
dapat didefinisikan agar membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna,
11
atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan
lebih diterima oleh khalayak, lebih terasa, dan tersimpan dalam memori bila
dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa. Penonjolan ini dapat dilakukan
dengan cara menempatkan satu aspek informasi lebih menonjol bila dibandingkan
yang lain, lebih mencolok, pengulangan informasi yang dipandang penting atau
dihubungkan dengan aspek budaya yang akrab di pikiran khalayak (Entman,
1993:53).
Perangkat framing untuk Robert N. Entman terdiri atas pendefinisian
masalah (define problems) dimana dalam bagian ini berusaha melihat bagaimana
suatu peristiwa atau isu dilihat sebagai masalah apa. Selain itu, elemen ini
merupakan master frame atau bingkai yang paling utama. Kedua adalah
memperkirakan masalah atau sumber masalah (diagnose causes). Bagian ini
berusaha menganalisis penyebab peristiwa atau isu. Hal apa yang dianggap
sebagai penyebab dari suatu masalah dan siapa (aktor) yang dianggap sebagai
penyebab masalah. Penyebab masalah di sini dapat berarti apa (what) namun juga
bisa berarti siapa (who).
Ketiga adalah membuat keputusan moral (make moral judgement) yaitu
nilai moral apa saja yang disajikan untuk menjelaskan masalah dan nilai moral
apa yang digunakan untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan.
Elemen ini adalah elemen framing yang digunakan untuk membenarkan atau
memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang telah dibuat. Ketika
masalah sudah didefinisikan, sumber masalah sudah ditentukan, maka
argumentasi yang kuat dibutuhkan untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan
yang dibutuhkan adalah sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.
Keempat adalah menekankan penyelesaian (suggest remedies) yaitu penyelesaian
yang ditawarkan untuk mengatasi masalah atau isu tersebut. Elemen ini digunakan
untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan (Entman, 1993: 52)
12
Metodologi Penelitian
Pendekatan yang dipakai peneliti adalah model Robert N Entman karena
konsep Entman dipraktikkan dalam studi kasus pemberitaan media dan digunakan
pula pada praktik jurnalistik untuk menonjolkan ataupun mengurangi fakta yang
ada.
Konsep Entman terdiri dari empat elemen yakni : Define Problems,
Diagnose Causes, Make a moral Judgement dan Treatment Recommendation.
terhadap peristiwa yang diwacanakan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan aspek tertentu dari sebuah
realitas yang dibingkai oleh surat kabar dan menjadi sebuah berita yang kemudian
menjadi realitas media dalam hal ini pemberitaan mengenai Pencalonan Agus
yang dilakukan partai Demokrat. Data primer diperoleh dari dokumen berupa
pemberitaan mengenai pencapresan Jokowi yang dimuat di media online
Mediaindonesia.com dan Republika.co.id, sedangkan data sekunder diperolehnya
dari penelitian dokumen atau kepustakaan.
Sajian data
Tabel 1.
Ringkasan Hasil Pemberitaan Agus Yudhoyono di Mediaindonesia.com
No. Judul
Berita
Define
Problem
Diagnose
Causes
Make
Moral
Judgement
Treatment
Recommendation
a. SBY
Ngotot
Usung
Agus
Cagub,
Poros
Cikeas-
Kertanegar
a Berpisah
Ketidaksep
akatan
poros
cikeas-
Kertanegar
a dalam
mengusung
Agus
Yudhoyono
sebagai
calon
gubernur.
Ngototnya
SBY untuk
mengusung
anaknya,
Agus
Harimurti
Yudhoyono
sebagai
calon
gubernur.
Perbedaan
merupakan
hal yang
wajar
dalam
politik.
Koalisi Cikeas dan
Kertanegara memang
harus berpisah.
b. SBY
Pernah
Muncul
Pernyataan
Larangan
SBY
Agar tetap
konsisten
Media Indonesia juga
menyarankan kepada
13
Larang
Perwira
TNI
Bercita-cita
Jadi
Gubernur
lama SBY
ditengah
majunya
AHY
menjadi
Cagub di
media
sosial.
terhadap
lulusan
akademi
TNI dan
Polri untuk
menjadi
Kepala
Daerah.
dengan cita
cita awal.
para lulusan Akmil
dan Akpol untuk tetap
berada di jalannya ,
tidak malah belok
menjadi Kepala
daerah.
c. Agus
Yudhoyono
Disebut
Tertantang
untuk
Menaklukk
an Jakarta
Agus rela
melepas
karier
militernya
demi
Pilgub
2017.
Agus
melepas
karir
militernya
karena
tertantang
menakluka
n Jakarta.
Berkarya
dimanapun
sama saja.
Agus tetap diusung
koalisi cikeas meski
harus meningalkan
karir militernya.
d. Mentok
karena sang
Putra
Mahkota
Negosiasi
poros
Cikeas dan
Kertanegar
a mentok.
SBY
kekeuh
mencalonk
an Putra
Mahkotany
a untuk
menjadi
Cagub.
Tak bisa
meratapi
keputusann
ya.
Media Indonesia
menyayangkan
keputusan Agus
meninggalkan dunia
militer dan juga
menyayangkan
keputusan SBY yang
keras kepala untuk
menyalonkan putranya
tersebut
e. Demokrat
Yakin Agus
Bisa
Menanding
i Ahok
Agus lawan
Sebanding
Ahok di
Pilkada
DKI.
Elektabilita
s Agus
terus
Meningkat.
Kader yang
membelot
akan
dikenai
sanksi.
Diserahkan kepada
ahlinya. Dewan
Pengawas dan semua
keputusan baik itu
pemberian sanksi
ataupun tidak
diberikan sanksi akan
diserahkan kepada
dewan pengawas
f. PKB
Tegaskan
Pilih Agus
bukan
untuk
Eksperimen
Agus untuk
DKI 1
bukan
eksperimen
.
Konsep
pembangun
an Agus
lebih baik
dari Ahok.
Ada
Banyak
tantangan
untuk
Agus-Silvy.
Media Indonesia
menyarankan kepada
Agus Yudhoyono
untuk membuat ciri
khasnya sendiri dan
memaparkan konsep
pembangunan dan
kepemimpinan
alternatif yang
membedakan dengan
Ahok
14
Tabel 2.
Ringkasan Hasil Pemberitaan Agus Yudhoyono di Republika.co.id
No. Judul
Berita
Define
Problem
Diagnose
Causes
Make Moral
Judgement
Treatment
Recommendation
a. Hanura
Sebut Agus
Harimurti
Investasi
Demokrat
Hanura
menilai
Agus bukan
ancaman
bagi Ahok.
Agus hanya
investasi
masa depan
Partai
Demokrat.
Kualitas
Pilkada
Jakarta lebih
Demokratis.
Warga jakarta yang
sudah diberikan pilihan
calon-calon yang
berkualitas dan
memiliki visi dan misi
masing masing agar
cerdas dalam memilih
Cagub.
b. Kombinasi
Militer-
Birokrat,
PPP Sebut
Agus-
Sylviana
Ideal
PPP yakin
bahwa
Agus-Silvy
merupakan
kombinasi
yang ideal
bagi warga
jakarta.
PPP yakin
karena
Agus dan
Silvy
memiliki
kemampua
n dan
prestasi.
Agus Silvy
mempresentas
ikan waga
Jakarta.
Republika
menyarankan kepada
warga untuk memilih
kandidat gubernur
yang mampu
mempresentasikan
warga Jakarta.
c. Marzuki
Alie: SBY
'Korbankan'
Agus
dengan
Perhitunga
n
SBY
'Korbankan'
Agus
dengan
Perhitunga
n.
SBY ahli
strategi dan
menggunak
an survei.
Pemanfaatan
peluang dan
momentum
yang ada.
Republika
menyarankan jika agus
kalah dalam Pilkada
kali ini pun tidak akan
menjadi masalah bagi
partai demokrat karena
agus dipersiapkan jadi
pemimpin masa depan
demokrat.
d. Koalisi
Kekeluarga
an Pecah di
Pilgub
DKI, Ini
Jawaban
PAN
Koalisi
kekeluarga
n pecah di
Pilgub
DKI.
Pandangan
dan strategi
yang
berbeda.
Agus Silvy
merupakan
Kuda Hitam
di Pilgub
DKI.
Koalisi kekeluargaan
ini harus berpisah
karena pendapat
masing masing partai
dalam hal ini koalisi
cikeas yang ngotot
mengusung Agus dan
koalisi kertanegara
yang memiliki calon
lain untuk didukung.
e. Panglima
TNI:
Sebenarnya
Agus
Yudhoyono
Dipersiapk
an Pimpin
Panglima
TNI
menyayang
kan
mundurnya
Agus dari
Militer.
Belum ada
yang
mampu
menyaingi
Agus di
militer.
Panglima TNI
Gatot yang
selalu berpikir
positif (positif
thinking)
terhadap
keputusan
Republika menilai
keputusan Agus untuk
mundur dari karier
militer ini malah
merupakan halpositif
karena mengikuti tren
tren di Negara-negara
15
TNI yang diambil
Mayor Agus
Yudhoyono.
maju.
f. Agus
Harimurti
Diprediksi
Jadi Kuda
Hitam di
Pilkada
DKI
Agus
diprediksi
jadi kuda
hitam di
Pilkada.
Banyak
gubernur
Muda yang
berhasil.
Republika
menyampaika
n pesan moral
kepada
pembaca
bahwa Tidak
boleh
meremehkan
seseorang
karena
usianya
Republika
menyarankan kepada
SBY untuk tetap
optimis dalam
mengusung agus di
Pilkada DKI
ini.Karena Agus bisa
menjadi kuda hitam
dalam dan
memenangkan Pilkada
kali ini.
g. Sosok SBY
Diyakini
Dongkrak
Elektabilita
s Agus-
Sylvi
SBY
mendongkr
ak
Popularitas
Agus
Yudhoyono
.
SBY
memiliki
kharisma
yang tinggi,
serta masih
banyak
masyarakat
maupun
elite politik
yang
percaya dan
loyal
dengan
keputusan
SBY.
Republika
menyampaika
n pesan moral
bahwa tidak
hanya SBY
yang
berpengaruh
atas pasangan
Agus-Silvy
melainkan
semua kader
yang ada di
poros cikeas
ini memiliki
pengaruh
yang besar
pula terhadap
pencalonan
Agus-Silvy di
Pilgub ini.
Agus-Silvy memang
sudah memiliki
kualitas dan nilai tawar
yang tinggi serta
dukungan dari sosok
SBY yang tidak lepas
mampu mendongkrak
elektabilitas pasangan
calon dari poros cikeas
ini.
h. Demokrat:
Agus
Yudhoyono
Lawan
Setimpal
Ahok
Agus
merupakan
Cagub yang
mampu
menandingi
Ahok.
Survei
menunjuka
n
Elektabilita
s Agus
Tinggi.
Republika
menyampaika
n pesan moral
bahwa harus
pandai
memanfaatka
n momentun
dan peluang
yang ada.
agar poros cikeas tetap
percaya diri karena
melihat survei yang
sekarang jauh lebih
besar dari calon
lainnya, yang
menunjukkan Agus
memiliki elektabilitas
tinggi.
i. PAN Yakin
Agus-
Sylviana
tak Sekadar
Berikan
Elemen
pendapat
Ketua
DPW PAN
DKI
Jakarta,
Eko
Agus
dinilai
sebagai
kejutan
dalam
pilgub
Masyarakat
haruslah
memilih
pemimpin
yang hatinya
bersih dan
Tindakan yang
direkomendasi dari
pemberitaan Republika
ini adalah agar partai
dalam hal ini poros
cikeas cikeas yakni
16
Kejutan Hendro
Purnomo
yang yakin
pasangan
calon
gubernur
Agus
Harimurti
Yudhoyono
dan
Sylviana
Murni
bukan
sekadar
memberika
n elemen
kejutan di
Pilkada
DKI
Jakarta.
Jakarta
karena usia
agus yang
masih
sangat
muda dan
belum
berpengala
man di
birokrasi
pemerintah
an.
mampu
mengemban
amanah.
Demokrat PKB, PAN
dan PPP mengajukan
kader yang benar dan
tim sukses yang solid
untuk mendukung
Agus-Sylvi agar tidak
dipandang sebelah
mata (hanya sebagai
kejutan semata).
Hasil Analisis Data
Framing MediaIndonesia
Dari Keenam Berita diatas, Media Indonesia lebih menonjolkan pada
elemen Diagnose Causes dimana pencalonan Agus Yudhoyono dalam pilgub ini
merupakan langkah cukup nekat dilakukan Partai Demokrat yang menjadi aktor
dibelakangnya yakni Ketum Partai Demokrat , Susilo Bambang Yudhoyono.
Media Indonesia cenderung melakukan berupaya bermain netral tidak
melakukan analisis dan ulasan yang tajam yang kemungkinan dapat menimbulkan
protes dari partai politik yang lain, hal ini terbukti dari dua pernyataan dari pihak
pro dan yang kontra terhadap pencalonan Agus Yudhoyono. Narasumber yang pro
terhadap pencalonan Agus Yudhoyono adalah Wasekjen PKB Daniel Johan
sedangkan narasumber yang kontra adalah Wakil Ketua Dewan Syuro PKS
Hidayat Nur Wahid.
17
Adanya dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa dalam
pemberitaannya, bersikap netral terhadap pencalonan Agus Yudhoyono. Media
Indonesia konsisten dengan ideologinya sebagai surat kabar yang pembacanya
dengan mengedepankan sisi kemanusiaan keterbukaan, meninggalkan
pengkotakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan serta tidak berada di
bawah pengaruh kepentingan pihak tertentu. Hal ini berdampak pada adanya sikap
yang berusaha netral dalam memunculkan berbagai wacana terkait dengan kasus
pencalonan Agus Yudhoyono.
Framing Republika.co.id
Dari kesembilan berita diatas, republika.co.id secara tersirat menonjolkan
elemen framing Make a moral Judgement. Republika tampak memberikan kesan
positif terhadap pencalonannya Agus Yudhoyono di pilgub DKI.
Pada dasarnya Republika sangat berhati-hati dalam merepresentasikan
berita pencalonan Agus Yudhoyono dalam pemberitaannya. Namun, bila diamati
secara garis besar pemberitaan Republika mengenai pencalonan Agus Yudhoyono
maka dapat dikatakan cenderung memposisikan pencalonan Agus Yudhoyono ke
hal-hal yang positif. Dalam pemberitaan tersebut Republika terlihat memberikan
dukungan terhadap pencalonan Agus Yudhoyono.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa karakteristik framing pemberitaan tentang Majunya Agus
Harimurthi Yudhoyono dalam Pilgub DKI di media online MediaIndonesia.com
dan Republika.co.id menggunakan analisis framing model entman dapat
dipaparkan sebagai berikut :
a. Define Problem, Pada Media Indonesia menunjukan Majunya Agus
Harimurthi Yudhoyono dalam Pilgub DKI merupakan keputusan yang
cukup nekat dilakukan partai Demokrat. Sedangkan pada Republika
18
menyatakan Majunya Agus Harimurthi Yudhoyono dalam Pilgub DKI
merupakan keputusan yang telah dipertimbangkan matang-matang oleh
Partai Demokrat.
b. Diagnose Causes, merupakan elemen framing untuk mengetahui siapa
aktor dari suatu peristiwa. Dalam framing pencalonan Agus Yudhoyono
ini Media Indonesia menyatakan bahwa aktor dari peristiwa ini adalah
mandat dari Ketua Umum Partai Demokrat yakni Susilo Bambang
Yudhoyono. Republika menyatakan hal yang sama dengan Media
Indonesia bahwa penyebab masalah pencalonan Agus Yudhoyono
adalah mandat dari Ketua Umum Partai Demokrat yakni Susilo
Bambang Yudhoyono
c. Make a Moral Judgement, digunakan untuk memberikan argumentasi
pada pendefinisian masalah dalam pencalonan Agus dalam Pilgub DKI.
Media Indonesia menekankan bahwa penilaian moral dalam pencalonan
Agus adalah tindakan yang harus diuji dan dibuktikan karena
kurangnya pengalaman Agus dalam birokrasi dan masih mudanya Agus
dibanding calon lain. Republika menekankan penilaian moral bahwa
berkaca pada banyaknya Gubernur muda yang berhasil serta masih
kuatnya pengaruh politik SBY dapat meningkatkan elektabilitas Agus
Yudhoyono dalam Pilgub DKI kali ini.
d. Treatment Recommendation merupakan penyelesaian yang dikehendaki
wartawan. Media Indonesia merekomendasikan bahwa Agus
Yudhoyono untuk membuat ciri khasnya sendiri dan memaparkan
konsep pembangunan dan kepemimpinan alternatif yang membedakan
dirinya dengan pasangan calon lain yakni Ahok dan Anis. Republika
merekomendasikan kepada Agus-Silvy agar tetap fokus dan optimis
dalam pilkada 2017 ini mengingat elektabilitas Agus-Silvy yang terus
meningkat sering berjalannya waktu, Republika menyarankan jika Agus
kalah dalam Pilkada kali ini pun tidak akan menjadi masalah bagi partai
demokrat karena agus dipersiapkan jadi pemimpin masa depan
demokrat.
19
Media Indonesia Cenderung lebih menekankan pada elemen framing
Diagnose Causes Sedangkan Republika lebih menekankan pada elemen Make a
Moral Judgement. Media Indonesia sesuai dengan visi misi nya memframing
pemberitaan Agus Yudhoyono secara netral, sementara itu republika memframing
pemberitaan Agus Yudhoyono lebih positif walau masih batas wajar dalam
sebuah pemberitaan.
Saran
Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya terbatas pada
analisis teks media saja dan hanya memfokuskan pada pembingkaian berita yang
dilakukan Mediaindonesia.com dan Republika.co.id pada periode awal
pencalonan saja. Untuk penelitian selanjutnya peneliti berharap agar dapat
mengaitkan penelitian yang ada saat ini dengan suasana pasca Pilkada DKI 2017.
Kedua media yaitu mediaindonesia.com dan republika.co.id diharapkan
dapat memberitakan suatu isu dengan obyektif dan tidak terlalu banyak
mengesampingkan fakta yang ada. Hal ini karena media online saat ini menjadi
sumber berita yang sangat mudah diakses oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
Alex, Sobur. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ardial. (2010). Komunikasi Politik. Jakarta: PT Indeks
Bungin, Burhan. (2008). Konstruksi sosial media massa. Jakarta: Kencana
Prenada.
Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Entman, Robert M. (1993). Framing: Toward Classification of a Fractured
Paradigm, Journal of Communication, Vol. 43 No. 4/1993. Diakses dari
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1460-
2466.1993.tb01304.x/abstract
Eriyanto. (2002). Analisis Framing:Konstruksi, Ideologi Dan Politik Media.
Yogyakarta: Media Group
HM, Zaenuddin. (2011). The Journalist: Buku Basic Wartawan Bacaan Wajib
Para Wartawan, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik, Jakarta: Prestasi
Pustaka.