profil gubernur dki jakarta

Upload: deni-firmansyah-setiawan

Post on 17-Jul-2015

561 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROFIL GUBERNUR DKI JAKARTANama : DR. Ing. H. Fauzi Bowo Tempat, tgl. Lahir : Jakarta, 10 April 1948 Agama : Islam Jabatan : Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nama Istri : Hj. Sri Hartati Nama Anak : Humar Ambiya Bowo, Esti Amanda Bowo, Dyah Namira Bowo Alamat : Jl. Taman Surapati No.7, Jakarta Pusat Pendidikan Formal : SD. St. Kanisius (1960) SLTP Kanisius (1963) SLTA Kanisius (1966) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (1967) Technische Univ. Braunschweig, Jerman (1976) Doktor Ingenieur, Univ. Kaiserlautern Jerman, Cum Laude (2000 )

PROFIL WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTANama Pangkat Tempat, Tgl. Lahir Lulus AKABRI Agama Istri Anak Alamat : Prijanto : Mayjen Purnawirawan TNI : Ngawi, 26 mei 1951 : 01 Desember 1975 : Islam : Widyastuti Endang S : Whisnu Putro dan Putri : Komplek KODAM, Jl. Otista III, Jakarta Timur.

Walikota Jakarta Utara

Nama Alamat Tel

: BAMBANG SOEGIONO, SE, MSi : Jl. Laksda Yos Sudarso 27-29 Tanjung Priok Jakarta Utara : 021 439 0581, 021 430 1124 Website : utara.jakarta.go.id

Walikota Jakarta Barat

Nama Alamat Tel

: IR. H. DJOKO RAMADHAN : Jl. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat : 021 582 1721 Website : barat.jakarta.go.id

Walikota Jakarta Timur

Nama Alamat Tel

: Drs. H. MURDHANI,M.Si : Jl. DR.Sumarno Pulo Gebang Jakarta Timur : 021 4870 2407, 021 4870 2150 Website : timur.jakarta.go.id

Walikota Jakarta Selatan

Nama Alamat Tel

: H. Syahrul Effendi, SH, MM : Jl. Prapanca Raya No.9 Blok P Keb. Baru Jakarta Selatan : 021 7278 6652/53Website : selatan.jakarta.go.id

Walikota Jakarta Pusat

Nama Alamat Tel

: DR.H.Saefullah, M.Pd : Jl.Tanah Abang I No.1 Jakarta Pusat : 021 344 7466 Website : pusat.jakarta.go.id

Wakil Walikota Jakarta Pusat H. Fatahillah, SH, MH, MM Wakil Walikota Jakarta Timur Drs. H. Murdhani, MH Wakil Walikota Jakarta Selatan Drs.H.Syamsudin Noor,M.Si Wakil Walikota Jakarta Utara Mangara Pardede Wakil Walikota Jakarta Barat

1. Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta Jl. Medan Merdeka Selatan 8-9 Blok F Lt 1 Telp: (+6221)3822255 Fax: (+6221)3822255 email: [email protected] | 2.

KARTU KELUARGA / KKKartu Keluarga wajib dimiliki oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang identitas Kepala Keluarga dan anggota keluarganya. Kartu keluarga dicetak rangkap 3 yang masing-masing dipegang oleh Kepala Keluarga, Ketua RT dan Kantor Kelurahan.

Perubahan DataSetiap terjadi perubahan data dalam Kartu Keluarga seperti karena terjadi peristiwa Kelahiran, Kematian, Kepindahan, dll, Kepala Keluarga wajib melaporkanke kelurahan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja. Setiap melaporkan perubahan ke Kantor Kelurahan, harus membawa 2 (dua) lembar Kartu Keluarga yaitu yang disimpan oleh Kepala Keluarga dan oleh Ketua RT. Dari hasil perlaporan tersebut akan diterbitkan Kartu Keluarga baru.

KepindahanApabila suatu keluarga pindah seluruhnya ke tempat lain, maka Kartu Keluarga yang disimpan di Kepala Keluarga dan di Ketua RT harus diserahkan kepada Lurah (dicabut). Di tempat tinggal yang baru, berdasarkan Surat Keterangan Pindah, Lurah akan memberi Kartu Keluarga yang baru.

Persyaratan Pembuatan KKUntuk membuat Kartu Keluarga harus melengkapi syarat-syarat berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Surat Pengantar dari Pengurus RT/RW Kartu Keluarga Lama Surat Nikah atau Akta Cerai bagi yang membuat KK karena perkawinan / perceraian Surat Keterangan Lahir / Akta Kelahiran Surat Pengangkatan Anak Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap bagi WNA Surat Keterangan Pelaporan Pendatang Baru (SKPPB) bagi pendatang dari luar DKI Jakarta Surat Keterangan Pindah bagi penduduk yang pindah antar kelurahan dalam wilayah DKI Jakarta

Perhatian

Kartu Keluarga (KK) adalah Dokumen milik Pemda Propinsi DKI Jakarta dan karena itu tidak boleh mencoret, merubah, mengganti, menambah isi data yang tercantum dalam Kartu Keluarga. Setiap terjadi perubahan karena Mutasi Data dan Mutasi Biodata, wajib dilaporkan kepada Lurah dan akan diterbitkan Kartu Keluarga (KK) yang baru Pendatang baru yang belum mendaftarkan diri atau belum berstatus penduduk DKI Jakarta, nama dan identitasnya tidak boleh dicantumkan dalan Kartu Keluarga.

KARTU TANDA PENDUDUK / KTPKartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi seseorang sebagai penduduk DKI Jakarta. Kartu ini wajib dimiliki oleh penduduk DKI Jakarta yang telah berusia 17 tahun dan atau telah menikah. Pembuatan KTP ilakukan selambat-lambatnya 14 hari sejak :

berusia 17 tahun Tanggal Pernikahan Menjadi Penduduk Jakarta

Penggantian KTP dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sejak berakhir masa berlakunya KTP.

Contoh Blangko KTP untuk WNI

Contoh Blangko KTP untuk WNA

Persyaratan Pembuatan KTP BaruUntuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru harus melengkapi syarat-syarat berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Surat Pengantar dari RT/RW Foto Copy Kartu Keluarga Pas Foto terbaru berukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar SKPPB bagi pendatang baru dari luar DKI Jakarta Foto copy Akta Kelahiran SKPPT bagi WNA Bukti Pembayaran Keterlambatan Pembuatan KTP

Persyaratan Perpanjangan KTPUntuk memperpanjang Kartu Tanda Penduduk yang sudah habis masa berlakunya harus melengkapi syaratsyarat berikut :

1. 2. 3. 4. 5.

KTP lama yang sudah habis masa berlakunya Fotocopy Kartu Keluarga Pas foto 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar Surat Keterangan lapor kehilangan KTP dari Kepolisian bagi yang kehilangan KTP Bukti Pembayaran Keterlambatan Perpanjangan KTP

Masa Berlaku KTPKTP berlaku untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali manula (berusia di atas 60 tahun), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP, sesuai dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan. KTP yang rusak, hilang atau berubah data, seperti perubahan alamat, kewarganegaraan, nama dan sebagainya harus diganti dengan KTP baru. Yang tidak wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk adalah anggota perwakilan negara asing, organisasi-organisasi internasional, corps diplomatik berserta anggota keluarganya dan penduduk sementara (pemegang KIM / KIM'S).

Prosedur PelayananTugas Kewajiban Penduduk : Datang ke kantor Kelurahan dengan membawa : 1. 2. 3. 4. 5. KTP lama Foto copy Kartu Keluarga dan aslinya Pas foto 2 lembar ukuran 2 x 3 cm Surat Pengantar dari RT / RW Surat Kuasa bagi penduduk yang tidak bisa mengambil sendiri dengan diketahui RT / RW

Tugas dan kewajiban Kepala Kelurahan : Bila data penduduk sudah benar : 1. 2. 3. 4. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan Mencocokkan KTP lama warga dengan KTP baru Menandatangani KTP dan menerima retribusinya Menyelesaikan proses administrasi lainnya lebih lanjut

Namun apabila datanya salah, KTP yang mengalami perubahan data agar dibuatkan Surat Mutasi Rubah.

Persyaratan Pembuatan KTP Baru Bagi Pendatang BaruSeseorang yang pindah ke Jakarta tidak langsung menjadi penduduk, tetapi harus menjadi Calon Penduduk, dikenakan retribusi sebesar Rp. 5000,00. Pelaporan Calon Penduduk tersebut dilaksanakan selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak tanggal surat keterangan pindah, dan jika melebihi batas waktu tersebut, selain dikenakan retribusi juga dikenakan denda sebesar Rp. 10.000,00. Syarat menjadi calon penduduk : 1. Surat Keterangan Pindah dari daerah asal ditandatangani oleh Camat; 2. Akta kelahiran;

3. SKCK dr daerah asal; 4. Surat Nikah / Akta Perkawinan; 5. Surat Keterangan Jaminan Bertempat Tinggal di DKI Jakarta, diperoleh di Kelurahan; 6. FC KTP/KK penjamin; 7. Surat Bukti Kewarganegaraan RI; 8. Pasport bagi WNI yg br dtg dr luar negeri; 9. Dokumen imigrasi, Izin Kerja Tenaga Asing, bagi WNA setelah 6 bulan menjadi calon penduduk baru dapat mengajukan KTP. syarat pembuatan KTP : 1 Surat Pengantar dari RT / RW ; 2 Kartu Keluarga ; 3 Akta Kelahiran ; 4 Pas foto ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar ; 5 Surat keterangan Pelaporan Pendatang Baru 6 Surat Keterangan Calon Penduduk. Sumber : Perda Prov DKI Jakarta No. 4 Tahun 2004

AKTE KELAHIRAN

Blangko Register Akta Kelahiran Persyaratan

Blangko Kutipan Akta Kelahiran

Untuk memperoleh Pelayanan Pelaporan Kelahiran harus memenuhi persyaratan berikut ini: * Surat Pengantar RT/RW

* Surat Keterangan kelahiran dari Rumah Sakit/Dokter/Bidan/Pilot/Nachkoda * Surat Tanda Bukti Perkawinan Orang Tua (Akta Perkawinan) * Fotocopy Kartu Keluarga / Kartu Tanda Penduduk Orang Tua yang dilegalisir Lurah * Surat Keterangan Tamu/KIPEM bagi yang bukan Penduduk Propinsi DKI Jakarta * Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) bagi Penduduk WNA * Surat KeteranganPendaftaran Penduduk Sementara (SKPPS) bagi Orang Asing Penduduk Sementara Pelayanan Penerbitan Akta Kelahiran Lokasi Pelayanan : Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Waktu Pelayanan : 1 hari kerja Tarif : Rp. 5.000 Akta Kelahiran adalah Akta Catatan Sipil hasil pencatatan peristiwa kelahiran seseorang. Blangko Kutipan Akta Kelahiran Persyaratan Sangat disarankan mengurus akta kelahiran sesegera mungkin setelah bayi dilahirkan. Adapun persyaratan untuk membuat akta kelahiran adalah sebagai berikut : * Surat Keterangan kelahiran dari Rumah Sakit / Dokter / Bidan / Pilot / Nakhoda * Surat Tanda Bukti Perkawinan Orang Tua * Surat Keterangan Kelahiran dari Lurah * Fotocopy Kartu Keluarga / Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir Lurah Jenis Akta Kelahiran Akta kelahiran digolongkan menurut jarak waktu pelaporan dengan kelahiran. Ada 3 jenis akta kelahiran, yaitu : * Akta Kelahiran UmumAkta kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran yang disampaikan dalam batas waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja bagi WNI dan 10 (sepuluh) hari kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi. * Akta Kelahiran IstimewaAkta Kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran yang telah melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari kerja bagi WNI dan 10 (sepuluh) hari kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi. * Akta Kelahiran Dispensasi Akta Kelahiran yang dibuat berdasarkan Program Pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi mereka yang lahir sampai dengan tanggal 31 Desember 1985 dan terlambat pendaftaran / pencatatan kelahirannya.

AKTE PERKAWINAN

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta melayani Pencatatan Perkawinan bagi mereka yang telah melangsungkan perkawinan menurut hukum dan tata cara agama selain agama Islam. Pencatatan Perkawinan didasarkan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, usia perkawinan adalah 19 tahun bagi Pria dan 16 tahun bagi Wanita. Jika Anda melangsungkan perkawinan dalam usia di bawah 21 tahun, maka Anda harus memperoleh ijin dari orang tua. Apabila Anda masih di bawah 19 tahun bagi Pria dan di bawah usia 16 tahun bagi Wanita, maka harus memperoleh Dispensasi dari Pengadilan Negeri.

Blangko Akta Perkawinan

Blangko Kutipan Akta Perkawinan

PersyaratanUntuk mendapatkan Pelayanan Pencatatan Perkawinan, harus melengkapi persyaratan berikut ini:

Surat Bukti Perkawinan Agama Akta Kelahiran Surat Keterangan dari Lurah Fotocopy KK/KTP yang dilegalisir oleh LURAH Pas Foto berdampingan ukuran 4 x 6 cm sebanyak 5 (lima) lembar 2 (dua) orang SAKSI yang telah berusia 21 tahun ke atas Akta Kelahiran Anak yang akan diakui/disahkan Akta Perceraian / Akta Kematian jika yang bersangkutan telah pernah kawin Ijin dari Komandan bagi Anggota TNI / Kepolisian Passport bagi WNA Surat Tanda Melapor Diri (STMD) dari Kepolisian bagi WNA Surat dari Kedutaan / Konsul / Perwakilan Negara Asing yang bersangkutan (bagi WNA) SKK dari Imigrasi (bagi WNA)

Waktu yang tepat untuk mencatatkan perkawinan

10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal Pendaftaran. Jika kurang dari 10 (sepuluh) hari kerja, harus dengan Dispensasi dari Camat yang harus ditandatangani Camat

Catatkan perkawinan Anda sebelum 1 (satu) bulan sejak Perkawinan menurut Agama dilangsungkan

Pemakaian RuanganDinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Kantor Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menyediakan ruangan untuk melangsungkan upacara perkawinan. Untuk memanfaatkan ruangan ini dikenakan biaya Rp. 25.000 untuk WNI, dan Rp. 50.000 untuk WNA

AKTE PERCERAIAN

Blangko Kutipan Akta Cerai

PersyaratanUntuk mendapatkan pelayanan ini harus memenuhi persyaratan berikut :

Penetapan Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi/Mahkamah Agung Akta Perkawinan Akta kelahiran Surat Keterangan dari Lurah Fotocopy Kartu Keluarga (KK) / Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilegalisir Lurah Paspor (bagi WNA) Surat Tanda Melapor Diri (STMD) dari Kepolisian (bagi WNA) SKK dari Imigrasi (bagi WNA) Surat dari Kedutaan/Konsul/Perwakilan Negara Asing (bagi WNA)

Website : http://www.kependudukancapil.go.id/index.php/produk-a-layanan/akta-perceraian

KEWARGANEGARAANCara Pemberian Kewarganegaraan Kepada Orang Asing Yang Berjasa Kepada Negara Republik Indonesia atau Dengan Alasan Kepentingan LainTata Cara Pemberian Kewarganegaraan Kepada Orang Asing Yang Berjasa Kepada Negara Republik Indonesia atau Dengan Alasan Kepentingan Lain Sesuai dengan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU No. 12 Tahun 2006), "Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Idonesia, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda".

Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia Bagi Anak AngkatTata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia Bagi Anak Angkat Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Tata Cara Kehilangan Kewarganegaraan Republik IndonesiaTata Cara Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia A. Kehilangan Kewarganegaraan R.I dengan Sendirinya Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Pasal 23 sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah R.I Nomor 2 Tahun 2007 Pasal 31 warga negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan kewarganegaraannya karena:

Tata Cara Pembatalan Kewarganegaraan Republik IndonesiaTata Cara Pembatalan Kewarganegaraan Republik Indonesia Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Pasal 28 "Setiap orang yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan keterangan yang kemudian dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang, dinyatakan batal kewarganegaraannya".

Cara Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik IndonesiaA. Kehilangan Kewarganegaraan Sebagaimana Dimaksud Pasal 23 Warga negara yang kehilangan Kewarganegaraan R.I sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007, Pasal 23 huruf a s/d huruf h dapat memperoleh kembali kewarganegaraan R.I dengan mengajukan permohonan kepada Presiden melalui Menteri. Tata cara pengajuan permohonan dilakukan sesuai dengan ketentuan "Tata Cara Pewarganegaraan".

Pernyataan Ingin Tetap Menjadi Warga Negara IndonesiaPernyataan Ingin Tetap Menjadi Warga Negara Indonesia Perempuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (1), atau laki-laki sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2006, jika ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada Menteri melalui Pejabat atau Perwakilan R.I yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang yang mengajukan pernyataan.

Tata Cara Pendaftaran, Pencatatan Untuk Memperoleh Fasilitas Sebagai Warga Negara Indonesia Yang Berkewarganegaraan GandaTata Cara Pendaftaran, Pencatatan Untuk Memperoleh Fasilitas Sebagai Warga Negara Indonesia Yang Berkewarganegaraan Ganda Anak yang berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang wajib didaftarkan oleh orang tua atau walinya pada kantor imigrasi atau Perwakilan R.I yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak. Kantor Imigrasi atau Perwakilan R.I mencatat dalam register dan mengeluarkan bukti pendaftaran untuk memperoleh fasilitas sebagai WNI yang berkewarganegaraan ganda. Tata Cara pendaftaran, Pencatatan, dan Pemberian Fasilitas sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor M.80HL.04.01 TAHUN 2007

Tata Cara Anak Yang Telah Berusia 18 Tahun Atau Sudah Kawin Yang Memperoleh Fasilitas Warga Negara Indonesia Berkewarganegaraan Ganda Untuk Memilih Kewarganegaraan R.ITata Cara Anak Yang Telah Berusia 18 Tahun Atau Sudah Kawin Yang Memperoleh Fasilitas Warga Negara Indonesia Berkewarganegaraan Ganda Untuk Memilih Kewarganegaraan R.I Anak yang memperoleh fasilitas WNI berkewarganegaraan ganda, paling lambat 3 (tiga) tahu setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya. Dalam hal anak memilih kewarganegaraan R.I. pernyataan disampaikan kepada Pejabat atau perwakilan R.I yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak. Pernyataan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas bermeterai cukup dan sekurang-kurangnya memuat : (a) nama lengkap anak; (b) tempat dan tanggal lahir; (c) jenis kelamin; (d) alamat tempat tinggal; (e) nama lengkap orang tua; (f) status perkawinan orang tua; (g) kewarganegaraan orang tua.

JUMLAH PENDUDUK DKI JAKARTA Grafik Jumlah Penduduk per Wilayah KotamadyaBulan : November 2011

Penyebaran Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tabel Jumlah Penduduk Provinsi DKI JakartaBulan : November 2011

WNI Wilayah LK Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur Kep. Seribu TOTAL 575.220 887.059 1.165.463 1.099.752 1.510.461 12.667 5.250.622 PR 547.754 828.479 1.094.143 1.035.078 1.415.161 12.261 4.932.876 Jumlah 1.122.974 1.715.538 2.259.606 2.134.830 2.925.622 24.928 10.183.498 LK 342 433 389 401 574 6 2.145

WNA Total PR 354 374 346 340 536 2 1.952 Jumlah 696 807 735 741 1.110 8 1.187.595 1.123670 1.716.345 2.260.341 2.135.571 2.926.732 24.936 10.187.595

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Statistik lain :

LAMBANG DKI JAKARTA

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (15271619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). Jakarta memiliki luas

sekitar 661,52 km (lautan: 6.977,5 km), dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa (2010).[2]

Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[5] merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.[6]

SejarahLihat pula: Sunda Kelapa, Kerajaan Sunda dan Sejarah Batavia

Peta Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1888

Nama Jakarta digunakan sejak masa penjajahan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda tahun 1905.[7] Nama ini dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari ), yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan", namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha". Bentuk lain ejaan nama kota ini telah sejak lama digunakan. Sejarawan Portugis Joo de Barros dalam Dcadas da sia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)".[8] Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah menyebut istilah wong Jaketra,[9] demikian pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten[10] dan Sajarah Banten (pupuh 45 dan 47)[11] sebagaimana diteliti Hoessein Djajadiningrat.[12] Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai koning van Jacatra (raja Jakarta).[13]

Sunda Kelapa (3971527)Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kalapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang disebut Sundapura. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempahrempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Jayakarta (15271619)Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, dimana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda disana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, walikota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan tragedi pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan". Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Banten yang menjadi sultan di Kesultanan Banten.

Batavia (16191942)

Pasukan Pangeran Jayakarta menyerahkan tawanan Belanda kepada Pangeran Jayakarta

Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten. Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok, dan pesisir Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman kolinialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, Pekojan, Kampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai. Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.[14] Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan. Tanggal 1 April 1905 di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja atau gemeente, yakni Gemeente Batavia dan Meester Cornelis. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Pada tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah wilayah Jakarta Raya.[15] Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.

Jakarta (1942Sekarang)

Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949. Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah walikota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Jakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh Sumarno.[16] Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas. Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-SalembaJatinegara. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan. Laju perkembangan penduduk ini pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai. Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban banyak etnis Tionghoa. Gedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. (Lihat Kerusuhan Mei 1998).

EkonomiSelain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Di samping Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, kantor-kantor pusat perusahaan nasional banyak berlokasi di Jakarta. Saat ini, lebih dari 70% uang negara, beredar di Jakarta.[17] Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan masyarakat kelas menengah cukup besar. Pada tahun 2009, 13% masyarakat Jakarta berpenghasilan di atas US$ 10.000. [18] Jumlah ini, menempatkan Jakarta sejajar dengan Singapura, Shanghai, Kuala Lumpur dan Mumbai.

Budaya dan BahasaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Suku Betawi

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Sukusuku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis. Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan yaitu Bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut. Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng, dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[19] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris. Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Melayu dialek Betawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum, mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa Sunda. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura, Bugis, Inggris dan Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia. Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang kadangkadang dicampur dengan bahasa asing. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnis. Bahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis Tionghoa.

Transportasi Dalam kota

Peta jalur Transjakarta

Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%). Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Rasuna Said, Jalan Satrio, dan Jalan Gatot Subroto. Kemacetan sering terjadi pada pagi dan sore hari, yakni di saat jam pergi dan pulang kantor. Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan sarana bus PPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Busbus ini melayani rute yang menghubungkan terminal-terminal dalam kota, antara lain Pulogadung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Lebak Bulus, Rawamangun, dan Kampung Melayu. Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota seperti Mikrolet dan KWK, dengan rute dari terminal ke lingkungan sekitar terminal. Selain itu ada pula ojek, bajaj, dan bemo untuk angkutan jarak pendek. Tidak seperti wilayah lainnya di Jakarta yang menggunakan sepeda motor, di kawasan Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek menggunakan sepeda ontel. Angkutan becak masih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Tangerang, dan Depok.

TransjakartaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Transjakarta

Bus Transjakarta (Busway).

Sejak tahun 2004, Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada sebelas koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu :

Koridor 1 Blok M - Stasiun Kota Koridor 2 Pulogadung - Harmoni

Koridor 3 Kalideres - Harmoni Koridor 4 Pulogadung - Dukuh Atas Koridor 5 Kampung Melayu - Ancol Koridor 6 Ragunan - Latuharhary - Dukuh Atas Koridor 7 Kampung Rambutan - Kampung Melayu Koridor 8 Lebak Bulus - Harmoni Koridor 9 Pinang Ranti - Pluit Koridor 10 Cililitan - Tanjung Priok Koridor 11 Kampung Melayu - Pulo Gebang

Kereta ListrikArtikel utama untuk bagian ini adalah: KRL Jabotabek

Kereta api Listrik (KRL) Jabotabek

Selain bus kota, angkutan kota, dan bus Transjakarta, sarana transportasi andalan masyarakat Jakarta adalah kereta rel listrik atau yang biasa dikenal dengan KRL Jabotabek. Kereta listrik ini beroperasi dari pagi hari hingga malam hari, melayani masyrakat penglaju yang bertempat tinggal di seputaran Jabodetabek. Ada beberapa jalur kereta rel listrik, yakni

Jalur Merah Jakarta Kota - Bogor, lewat Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok. Jalur Jingga Bogor - Jatinegara, lewat Gambir, Jakarta Kota, dan Pasar Senen. Jalur Biru Jakarta Kota - Bekasi, lewat Gambir, Manggarai, dan Jatinegara. Jalur Hijau Tanah Abang - Maja, lewat Kebayoran Lama dan Serpong. Jalur Coklat Duri - Tangerang, lewat Rawa Buaya. Jalur Ungu Jakarta Kota - Pelabuhan Tanjung Priok. Jalur Pengumpan.

Angkutan Sungai Jakarta /Waterway

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Angkutan Sungai Jakarta

Angkutan Sungai, atau lebih populer dengan sebutan Waterways, adalah sebuah sistem transportasi alterntif melalui sungai di Jakarta, Indonesia. Sistem transportasi ini diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada tanggal 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM). Dalam PTM disebutkan bahwa arah penataan sistem transportasi merupakan integrasi beberapa model transportasi yang meliputi Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Angkutan Sungai (Waterways).[1] Waterways mulai dioperasikan dan diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer oleh Gubernur Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Rute ini merupakan bagian dari perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer. Waterways merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta. Untuk mengawali Waterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot

Luar kotaUntuk ke kota-kota di Pulau Jawa, bisa dicapai dari Jakarta dengan jaringan jalan dan beberapa ruas jalan tol. Jalan tol terbaru adalah Jalan Tol Cipularang yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 2 - 3 jam. Selain itu juga tersedia layanan kereta api yang berangkat dari enam stasiun pemberangkatan di Jakarta. Untuk ke Pulau Sumatera, tersedia ruas jalan tol Jakarta-Merak yang kemudian dilanjutkan dengan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni. Untuk ke luar pulau dan luar negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan laut di Tanjung Priok dan dua bandar udara yaitu:

Bandara Soekarno Hatta Terminal 3

Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng Banten yang berfungsi sebagai pintu masuk utama ke Indonesia. Dari dan ke Bandara Soekarno Hatta, tersedia bus Damri yang mengantarkan penumpang dari dan ke Gambir, Rawamangun, Blok M, Pasar Minggu, Kampung Rambutan, Bogor, dan Bekasi, dll Bandara Halim Perdanakusuma yang banyak berfungsi untuk melayani penerbangan kenegaraan serta penerbangan jarak pendek.

Untuk mendukung laju mobilitas penduduk, Jakarta membangun sejumlah jalan tol yaitu Tol Dalam Kota, Tol Lingkar Luar, Tol Bandara, serta ruas tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor-Ciawi, dan Jakarta-Merak, yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya. Selain itu, juga sedang dibangun ruas tol dalam kota yang menghubungkan Bekasi Utara-Cawang-Kampung Melayu. Pemerintah juga berencana membangun Tol Lingkar Luar tahap kedua yang melingkar dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-Serpong-CinereCimanggis-Cibitung-Tanjung Priok. Pemerintah Daerah DKI Jakarta tengah mempersiapkan pembangunan kereta bawah tanah (subway) yang dananya diperoleh dari pinjaman lunak negara Jepang. Untuk lintasan kereta api, pemerintah sedang menyiapkan double-double track pada jalur lintasan kereta api Manggarai-Cikarang. Selain itu juga, saat ini sedang direncanakan untuk membangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng.

KependudukanTahun 1870 1875 1880 1883 1886 1890 1895 1901 1905 1918 1920 1925 1928 1930 Jumlah penduduk Tahun/Tanggal Jumlah penduduk 533.000 600.000 1.733.600 2.814.000 2.906.533 4.546.492 6.503.449 8.259.639 8.384.853 8.540.306 7.512.323 7.552.444 9.607.787

65.000 1940 99.100 1945 102.900 1950 97.000 1959 100.500 31 Oktober 1961 105.100 114.600 31 Oktober 1980 115.900 31 Oktober 1990 138.600 30 Juni 2000 234.700 1 Januari 2005 253.800 1 Januari 2006 290.400 Juni 2007 311.000 2010 435.184 24 September 1971

Jumlah penduduk Jakarta adalah 9.607.787 jiwa menurut data BPS hasil sensus penduduk 2010.[2] Namun pada siang hari, angka tersebut dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/Kabupaten yang paling banyak penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.693.896 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 21.082 jiwa.

AgamaAgama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam (84,4%), Kristen Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,2 %), dan Buddha (3,5 %)[20] Jumlah umat Buddha terlihat lebih banyak karena umat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980, dimana umat Islam berjumlah 84,4%; diikuti oleh Protestan (6,3%), Katolik (2,9%), Hindu dan Buddha (5,7%), serta Tidak beragama (0,3%)[21] Menurut Cribb, pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara relatif adalah 1,7%. Pada tahun 1980 dan 2005, sensus penduduk tidak mencatat agama yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.Tempat peribadatan Berbagai tempat peribadatan agama-agama dunia dapat dijumpai di Jakarta. Masjid dan mushala, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Gambir. Sejumlah masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng. Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuel yang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter, Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi.[rujukan?]

EtnisBerdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa yang terdiri dari orang Jawa sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%)[22] Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta, selalu berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih membentuk persentase terbesar di wilayah pinggiran seperti Cengkareng, Kebon Jeruk, Pasar Minggu, dan Pulo Gadung[23]

Orang Tionghoa telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman yang dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara, selain perumahan-perumahan baru di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Orang Tionghoa banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang.[24] Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berdagang, di antaranya perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota Jakarta. Masyarakat dari Indonesia Timur, terutama etnis Bugis, Makassar, dan Ambon, terkonsentrasi di wilayah Tanjung Priok. Di wilayah ini pula, masih banyak terdapat masyarakat keturunan Portugis, serta orang-orang yang berasal dari Luzon, Filipina.[23]Etnis di Jakarta pada tahun 1930, 1961, dan 2000 Etnis Jawa Betawi Sunda Tionghoa Batak Minangkabau Melayu Bugis Madura Banten Banjar Minahasa Lain-lain Tahun 1930 [25] 11,01% 36,19% 25,37% 14,67% 0,23% 0,60% 1,13% -0,05% --0,70% 10,05% Tahun 1961 [23] 25,4% * 22,9% 32,85% 10,1% 1,0% 2,1% 2,8% 0,6% --0,20 0,70 1,35% Tahun 2000 [26] 35,16% 27,65% 15,27% 5,53% 3,61% 3,18% 1,62% 0,59% 0,57 0,25 0,10 -6,47%

* Catatan: Termasuk Suku Madura di dalamnya

GeografiJakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten. Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.

IklimJakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan ratarata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40 C .[27]. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25-38 C (77100 F).[28][sembunyikan]Data iklim untuk Jakarta Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

Bulan Rata-rata tertinggi C (F) Rata-rata terendah C (F) Presipitasi mm (inches)Rata-rata hari berhujan

Jan29.9 (85.8) 24.2 (75.6)

Feb30.3 (86.5) 24.3 (75.7)

Okt Nov Des Tahun31,8 (89,2) 25,0 (77)

31.5 32.5 32.5 31.4 32.3 32.0 33.0 32.7 31.3 32.0 (88.7) (90.5) (90.5) (88.5) (90.1) (89.6) (91.4) (90.9) (88.3) (89.6) 25.2 25.1 25.4 24.8 25.1 24.9 25.5 25.5 24.9 24.9 (77.4) (77.2) (77.7) (76.6) (77.2) (76.8) (77.9) (77.9) (76.8) (76.8)

384.7 309.8 100.3 257.8 133.4 83.1 30.8 34.2 29.0 33.1 175.0 84.0 1.655,2 (15.146) (12.197) (3.949) (10.15) (5.252) (3.272) (1.213) (1.346) (1.142) (1.303) (6.89) (3.307) (65,165) 26 20 15 18 13 17 5 24 6 9 22 12 187

Sumber: World Meteorological Organisation [29]

Taman kotaJakarta memiliki banyak taman kota yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Taman Monas atau Taman Medan Merdeka merupakan taman terluas yang terletak di jantung Jakarta. Di tengah taman berdiri Monumen Nasional yang dibangun pada tahun 1963. Taman terbuka ini dibuat oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1870) dan selesai pada tahun 1910 dengan nama Koningsplein. Di taman ini terdapat beberapa ekor kijang dan 33 pohon yang melambangkan 33 provinsi di Indonesia.[30]

Taman Suropati terletak di kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Taman berbentuk oval dengan luas 16,322 m2 ini, dikelilingi oleh beberapa bangunan Belanda kuno. Di taman tersebut terdapat beberapa patung modern karya artis-artis ASEAN, yang memberikan sebutan lain bagi taman tersebut, yaitu "Taman persahabatan seniman ASEAN".[31] Taman Lapangan Banteng merupakan taman lain yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Luasnya sekitar 4,5 ha. Disini terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1970-an, taman ini digunakan sebagai terminal bus. Kemudian pada tahun 1993, taman ini kembali diubah menjadi ruang publik, tempat rekreasi, dan juga kadang-kadang sebagai tempat pertunjukan seni.[32]

LingkunganJakarta merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Pada tahun 2010, lima wilayah kota di Jakarta meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng dan Kebayoran Baru yang asri dan bersih. Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Pemukiman ini biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah pemukiman yang bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih nampak pemukiman kumuh yang belum teratur. Pemukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung Priok, Johar Baru, Pademangan, Sawah Besar, dan Tambora.

PemerintahanArtikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintahan DKI Jakarta

Peta DKI Jakarta tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.

Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi. Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri. DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:No. 1 2 3 4 5 6 Kabupaten/Kota administrasi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Kota Administrasi Jakarta Barat Kota Administrasi Jakarta Pusat Kota Administrasi Jakarta Selatan Kota Administrasi Jakarta Timur Kota Administrasi Jakarta Utara Ibu kota Pulau Pramuka Menteng Jatinegara Koja

No

Nama

Masa Jabatan

Keterangan

1 Suwiryo

1945-1947

Sebagai Walikota Jakarta

2 Daan Jahja

1948-1950

Sebagai Walikota Jakarta

3 Suwiryo

1950-1951

Sebagai Walikota Jakarta

4 Syamsurijal

1951-1953

Sebagai Walikota Jakarta

5 Sudiro

1953-1960

Sebagai Walikota Jakarta

6 Dr. Soemarno

1960-1964

Masa jabatan pertama

7 Henk Ngantung

1964-1965

Gubernur8 Dr. Soemarno 1965-1966 Masa jabatan kedua

Daftar gubernur yang pernah memerintah DKI Jakarta

No

Nama

Masa Jabatan

Keterangan

9 Ali Sadikin

1966-1977

10 Tjokropranolo

1977-1982

11 Soeprapto

1982-1987

12 Wiyogo Atmodarminto

1987-1992

13 Soerjadi Soedirdja

1992-1997

14

1997-2002

Masa jabatan pertama

Sutiyoso

15 Sutiyoso

2002-2007

Masa jabatan kedua

16 Fauzi Bowo

2007-2012

PerwakilanDKI Jakarta memiliki 21 perwakilan di DPR (dari tiga daerah pemilihan) dan empat orang untuk DPD. Keempat anggota DPD untuk periode 2009-2014 adalah H. Dani Anwar, Drs.H. A.M. Fatwa, H. Djan Faridz, dan Pardi.[33] Selain itu Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, DPRD Jakarta memperoleh total 94 kursi yang didominasi oleh Partai Demokrat (32 kursi), PKS (18 kursi) dan PDI-P (11 kursi).[34] Mayoritas dari anggota ini adalah wajah baru (70/94, sekitar 74%), dengan proporsi anggota perempuan 27/94 (meningkat dari periode sebelumnya, 11/56).[35]

Kedutaan besarLihat pula: Daftar kedutaan besar di Jakarta

Di Jakarta terdapat 77 kedutaan besar.

PendidikanLihat pula: Daftar perguruan tinggi swasta di Jakarta

DKI Jakarta menyediakan sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang sederhana. Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura dan Australia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbeda, seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu. Selain sekolah yang didirikan oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang dikembangkan oleh pihak swasta, seperti Al-Azhar, Muhammadiyah, BPK Penabur, Kolese Kanisius (Canisius College ; CC), Don Bosco, Tarakanita, Santa Ursula dan Marsudirini. DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas terkemuka, antara lain :

Universitas Indonesia Universitas Pelita Harapan

Universitas Negeri Jakarta Universitas Multimedia Nusantara Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Universitas Trisakti Universitas Atma Jaya Universitas Tarumanegara Universitas Gunadarma Universitas Bina Nusantara Universitas Budi Luhur Universitas Mercu Buana Universitas Indonusa Esa Unggul Sekolah Tinggi Teknik-PLN Universitas Al Azhar Indonesia Universitas Bunda Mulia

Pariwisata

Monumen Nasional yang berdiri di tengah Lapangan Merdeka

Wisata KeluargaJakarta mempunyai beberapa tempat pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara diantaranya adalah:

Taman Mini Indonesia Indah Pulau Seribu Kebun Binatang Ragunan Taman Impian Jaya Ancol, termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Seaworld Indonesia.

Wisata SejarahUntuk wisata sejarah, Jakarta juga memiliki beberapa museum yang dapat dikunjungi diantaranya Museum Gajah dan Museum Fatahillah. Selain itu Jakarta juga memiliki beberapa monumen yang memiliki nilai sejarah. Banyak dari monumen-monumen ini yang didirikan atau dibangun pada masa presiden Soekarno, antara lain Monumen Nasional dan Monumen Selamat Datang. Hal ini didasari tekad Sukarno pada saat itu yang ingin membuat kota Jakarta sebagai kota monumental.[36]

Wisata BelanjaDalam rangka menciptakan Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja, pemerintah mengadakan program "Enjoy Jakarta". Program ini diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja yang unggul, pemerintah saat ini sedang mengembangkan poros Casablanca-Satrio sebagai poros wisata belanja. Di poros ini, selain sudah ada pusat perbelanjaan Mal Ambassador, ITC Kuningan, dan Rasuna Epicentrum, nantinya juga hadir pusat perbelanjaan Ciputra World Jakarta, Kuningan City, dan Kota Casablanca.

Pusat perbelanjaanUntuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Daftar pusat perbelanjaan di Jakarta.

Sejak awal tahun 1910, Pemerintah DKI Jakarta gencar membangun pusat-pusat perbelanjaan modern, atau biasa yang dikenal dengan mal dan plaza. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan.[37] Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta memiliki luas yang cukup besar (lebih dari 100.000 m2). Di pusat-pusat perbelanjaan tersebut hadir berbagai waralaba internasional seperti Starbucks, Sogo, jaringan restoran siap saji McDonalds. Selain itu, perusahaan-perusahaan waralaba nasional juga memenuhi ruang pusat-pusat perbelanjaan tersebut, seperti Es Teler 77, J.Co dan Bakmie Gajah Mada. Beberapa pusat perbelanjaan tersebut diantaranya adalah :

Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat.

Jakarta Pusat

Grand Indonesia, merupakan salah satu mal terluas dan paling prestisius di Indonesia. Mal ini terbagi menjadi dua distrik, yaitu West Mall dan East Mall. Mal yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat ini, memiliki luas

250.000 m2, dan menjadi tempat bagi merek-merek papan atas, seperti Zara, Louis Vuitton, Marks & Spencer, Chanel, Burberry, Forever21, GAP, Gucci, Guess, Polo, dan Samuel & Kevin. Termasuk Toko Buku Gramedia. Di bagian bawah pusat perbelanjaan ini terdapat berbagai macam restoran yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Plaza Indonesia, terletak di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Dengan luas sekitar 42.540 m2, mall ini pernah menjadi tempat pertama berdirinya Sogo Department Store Indonesia, namun telah ditutup sejak tahun 2009. Di mall ini terdapat Debenhams Department Store, Louis Vuitton, Food Hall, dan Hard Rock Cafe. Mall ini terintergrasi dengan EX Plaza, Grand Hyatt Hotel Jakarta, The Plaza Office Tower, The Keraton Hyatt Residence, dan Kedutaan Besar Jepang. Plaza Senayan, merupakan mal besar di Jakarta yang terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini memiliki luas 130.500 m2. Di mall ini terdapat sejumlah department store kelas menengah keatas seperti Sogo Department Store dan Metro Department Store. Di mall ini juga terdapat toko buku yang terkenal di dunia, yakni Kinokuniya. Di bagian atrium mall ini terdapat sebuah jam raksasa buatan Seiko, Jepang. Jam ini terdiri dari 6 patung pemusik, setiap patung memainkan alat musik yang berbeda. Senayan City, terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini terletak berseberangan dengan Plaza Senayan dan berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Mall ini memiliki luas 68.000 m2. Di atas mall ini terdapat menara kantor stasiun televisi SCTV.

Jakarta Barat

Central Park Mall, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 167.000 m2. Desain mal ini meniru gaya unsur alam. Di mall ini terdapat sebuah food court yang asri, lalu terdapat Sogo Department Store, Carrefour, dan Central Park Furnishings. Mall ini terletak di kawasan Podomoro City yang dikembangkan oleh Agung Podomoro. Mal Taman Anggrek, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Dengan luas sekitar 130.000 m2, pusat perbelanjaan ini menyediakan lapangan ski indoor yang terbesar di Asia Tenggara. Mall Ciputra Jakarta, berada di lokasi yang sangat strategis, yakni berada di depan jalan tol dan diapit oleh 2 universitas tekenal. Mall ini terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 80.000 m2. Diatas mall ini terdapat Hotel Ciputra Jakarta. Di mall ini terdapat Matahari Department Store dan Hero Supermarket.

Jakarta Utara

Mal Artha Gading, merupakan salah satu mal yang paling unik di Jakarta. Konsep interior mall ini meniru gaya sejarah Jalur Sutera. Mall ini memiliki 7 buah atrium, yakni atrium Nusantara, China, India, Persia, Italia, Paris, dan Millenium. Mal ini memiliki luas 270.000 m2. Di mall ini terdapat Ace Hardware & Index, Diamond Supermarket, Electronic City, IT Center, Amazone, Artha XXI dan lain lain. Mal Kelapa Gading, terletak di Jalan Kelapa Gading Boulevard, Jakarta Utara. Dengan luas mencapai 147.000 m2, mal ini memiliki food court dan pusat mode terlengkap di Jakarta. Emporium Pluit Mall, terletak di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara. Dengan luas 61.243 m2, mall ini memiliki Sogo Department Store, Carrefour, dan anchor tenant lainnya. Mall ini dikembangkan oleh PT Pluit Propertindo.

Jakarta Selatan

Pondok Indah Mall, terletak di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mall ini terdiri dari 2 bangunan utama yakni Pondok Indah Mall I dan II. Pondok Indah Mall II adalah mall terlengkap untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta Selatan. Di mall II ini terdapat Sogo Department Store, Metro Department Store, dan banyak tenant besar lainnya.

Pacific Place Jakarta, terletak di kawasan SCBD. Di atas mall ini terdapat Ritz Carlton Hotel Pacific Place dan 2 menara Ritz Carlton Residence. Di mall ini terdapat M Pacific Place, Kidzania, Blitzmegaplex, Kem Chicks, dan tenant lainnya. Cilandak Town Square, terletak di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Mall ini terkenal sebagai pusat hiburan di Jakarta Selatan. Di mal ini terdapat banyak restoran, lounge, dan cafe.

Jakarta Timur

Cibubur Junction, terletak di Ciracas, Jakarta Timur. Mall ini memiliki luas 31.987 m2. Di mall ini terdapat Hypermart, Matahari Department Store, Cinema 21, Karisma Book Store, Timezone, dan anchor tenant lainnya.

Di samping pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional dan pusat perdagangan grosir antara lain: ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang yang menjadi pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, terdapat pula hypermarket yang menjadi tren belanja kalangan menengah di Jakarta antara lain: Carrefour, Hypermart, Giant, Ranch Market dan Lotte Mart. Untuk lingkup lingkungan lebih kecil tersedia pusat belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau seperti Indomaret dan Alfamart. Selain itu terdapat pula pasar tradisional seperti Pasar Baru, Pasar Minggu, Pasar Palmerah dan lain-lain. Di Jakarta terdapat pula beberapa pasar barang-barang yang unik dan antik seperti Jalan Surabaya dan Pasar Rawabening.

Pasar tradisionalJakarta memiliki nama-nama pasar sesuai dengan nama hari dalam sepekan. Namun dari nama-nama hari itu termasuk Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Rebo, dan Pasar Jumat, dan kini menjadi nama sebuah daerah. Sementara, Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, tidak terdengar lagi, konon karena terkalahkan oleh nama daerah. Nama pasar dikaitkan dengan nama hari karena dalam riwayatnya, aktivitas di pasar itu dilakukan pada hari tertentu. Misalnya, disebut Pasar Senen karena aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senin. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. Dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Yustinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730an. Pasar itu bernama Vincke Passer yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer merupakan pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah. Kemudian masuk pada abad ke-19 atau pada tahun 1801, pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah. Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni Pasar Koja, pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi Pasar Induk Kramat Jati. Kemudian pasar yang buka setiap hari Kamis adalah Mester Passer yang kini disebut Pasar Jatinegara. Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka di hari Jumat, sebut saja Pasar Lebakbulus, Pasar Klender, dan Pasar Cimanggis. Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah Pasar Tanah Abang. Sedangkan Pasar Minggu atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer buka pada hari Minggu. Perbedaan

pengoperasian pasar ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar. Sayangnya, kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar pun tak berlaku lagi, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar. Di zaman Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 inilah banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, seperti Pasar Baru dan Pasar Glodok. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.

Olahraga

Sejak masa Presiden Soekarno hingga saat ini, Jakarta sering menjadi tempat penyelenggaraan event-event olahraga berskala internasional, di antaranya pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962, Piala Asia pada tahun 2007 dan beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Sea Games. Mayoritas masyarakat Jakarta gemar berolahraga. Sepak bola merupakan cabang permainan yang banyak diminati masyarakat, di samping bulu tangkis, bola voli, dan bola basket. Jakarta memiliki beberapa klub sepak bola profesional. Diantaranya Persija Jakarta Pusat dan Persitara Jakarta Utara, yang saat ini ikut berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia. Tempat-tempat olahraga di Jakarta antara lain: Gelora Bung Karno Senayan di Jakarta Pusat; Stadion Lebak Bulus, GOR Bulungan, Lapangan Golf Pondok Indah, Lapangan Golf Matoa, dan GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan di Jakarta Selatan; Stadion Tugu, Stadion Kamal, Gedung Basket Kelapa Gading, Lapangan Golf Ancol, dan Sports Mall Kelapa Gading di Jakarta Utara; Stadion Bea Cukai Rawa Mangun, Lapangan Golf Rawa Mangun, Pacuan Kuda Pulo Mas, dan Gedung Senam DKI Radin Inten di Jakarta Timur

MediaJakarta menjadi lokasi kantor pusat hampir seluruh media nasional baik surat kabar, majalah, situs berita, radio, ataupun televisi.

Surat kabarBeberapa surat kabar yang terbit di Jakarta antara lain: Kompas, Harian Pelita, Suara Pembaruan, Indo Pos, Koran Jakarta, The Jakarta Post,Indonesia Shang Bao, Jurnal Nasional, Bisnis Indonesia, Investor Daily,

Seputar Indonesia, Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Pos Kota, Warta Kota, Rakyat Merdeka, Lampu Hijau, Non'stop.

TelevisiTVRI adalah stasiun televisi milik pemerintah yang berpusat di Jakarta. Selain TVRI beberapa stasiun televisi swasta lainnya juga berpusat di Jakarta: RCTI, SCTV, MNCTV, antv, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans7, tvOne, Global TV. Stasiun televisi lokal yang hanya mengudara di wilayah Jabodetabek antara lain: JakTV, O Channel, Spacetoon, Elshinta TV, DAAI TV, B Channel.Stasiun Televisi Frekuensi Siaran percobaan 1 Januari 2008 24 Agustus 2005 24 November 2006 1979 28 Oktober 2004 Siaran mengudara 1 November 2009 24 Agustus 2006 24 Agustus 2007 1982 Siaran berjaringan Siaran perusahaan

B-Channel

23 UHF

B-Channel Cakrawala Indosiar Karya Media DAAI Satellite Television TVRI Stasiun Pusat Jakarta

Midea Elang Mahkota Teknologi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Televisi Republik Indonesia Electronic City dan Mahaka Media Elang Mahkota Teknologi Spacetoon

Elshinta TV

35 UHF

DAAI TV

59 UHF

TVRI Jakarta

39 UHF

Jak tv

55 UHF

16 Maret 2005 City TV Network

O Channel

33 UHF

2 Agustus 2004 16 Juni 2005

Surya Citra Media Spacetoon International SINDOtv

Spacetoon Jakarta

27 UHF

8 Agustus 2004 21 Maret 2005 26 September 2011 9 September 2011

TV3

34 UHF

1 Januari 2007

Media Nusantara Citra

Kompas TV

28 UHF

13 Juli 2011

Harian Kompas

Kompas Gramedia

RadioJakarta memiliki berbagai stasiun radio yaitu, beberapa di antaranya:

Hard Rock 87.6 FM Mustang 88 FM ARH Global 88.4 FM i-Radio 89.6 FM Elshinta 90.00 FM Cosmopolitan 90.4 FM Radio Republik Indonesia Programma 1 91.20 FM Radio Sonora 92.00 FM PAS FM 92.40 FM Women Radio 94.30 FM U FM 94.7 FM 95.1 KISFM RAS 95.5 FM Radio A 96.7 FM Radio Dangdut Indonesia 97.1 FM Motion Radio Jakarta 97.5 FM Radio Sonora 92.0 FM FeMale Radio 97.9 FM Gen FM 98.7 FM Delta 99.1 FM JakFM 101.0 FM Trax 101.40 FM Prambors 102.20 FM Pop FM 103 Radio 104.2 MSTRI FM MSTRI 104.2 FM Sindo Radio 104.60 FM Ramako 105.8 Bens Radio 106.20 FM M Radio 106.6 FM Radio SSK 107.9 FM

Permasalahan

Banjir merupakan masalah berkepanjangan yang terus melanda Jakarta.

Permasalahan sosial

Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk di atas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stress, kriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidup individualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI.

Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)Tahun Eksodus Influks Perbedaan 231.528 204.830 190.356 200.000-250.000*

2002 2.643.273 2.874.801 2003 2.816.384 3.021.214 2004 2.213.812 2.404.168 2005 ?

Catatan: * perkiraanSumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

BanjirArtikel utama untuk bagian ini adalah: Banjir Kanal Jakarta

Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta. Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk pemukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial. Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.

[sunting] MakananJakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari seluruh dunia. Di wilayahwilayah yang banyak didiami oleh para ekspatriat asing, seperti di daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah,

dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit untuk menjumpai makanan-makanan khas asal Eropa, China, Jepang dan Korea. Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah. Di Jakarta, dan sepeti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang yang paling banyak dijumpai. Hampir di seluruh tempat di Jakarta, dengan mudah dijumpai rumah makan yang manyajikan masakan asal Minang ini. Jakarta juga memiliki makanan khasnya, yang paling terkenal adalah Kerak Telor, Soto Betawi, Kue Ape, Roti Buaya, Combro, Nasi uduk dan lain-lain. Selain itu di Jakarta juga bisa ditemukan makanan tradisional dari daerah misalnya makanan khas Jawa Timur, seperti Rawon, Rujak Cingur, dan Kupang Lontong.

[sunting] Kota kembarKota-kota yang memiliki hubungan kota kembar dengan Jakarta adalah:

Amsterdam di Belanda Beijing di Republik Rakyat Tiongkok Berlin di Jerman Hong Kong di Republik Rakyat Tiongkok Kuala Lumpur di Malaysia Las Vegas di Amerika Serikat London di Britania Raya

Metro Manila di Filipina New York City di Amerika Serikat Paris di Perancis Rotterdam di Belanda Seoul di Korea Selatan Shanghai di Republik Rakyat Tiongkok Sydney di Australia

Kota Singapura di Singapura Cina Taipei di Republik Cina Tianjin di Republik Rakyat Tiongkok Tokyo di Jepang Toronto di Kanada Washington, D.C. di Amerika Serikat