jurnal mataku

16
1. JUDUL Syarat – syarat judul yang baik : a) Bersifat Spesifik b) Efektif, judul tidak boleh terdiri lebih dari 12 kata untuk Bahasa Indonesia dan 10 kata untuk Bahasa Inggris. c) Singkat, Menurut Day (1993), judul yang baik adalah yang menggunakan kata-kata sesedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi paper. Namun, judul tidak boleh terlalu pendek sehingga menimbulkan cakupan penelitian yang terlalu luas yang menyebabkan pembaca bingung. d) Judul menarik e) Pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam sekali baca. Judul jurnal ini adalah : Management of Severe Allergic Conjunctivitis With Topical Cyclosporin A 0.05% Eyedrops Kritik terhadap judul jurnal tersebut : 1) Spesifik, singkat, dan menarik, karena pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam dua kali baca. 2) Kuang efektif dalam pemilihan judul karena dalam penulisannya yaitu lebih dari 10 kata. 2. NAMA PENULIS Syarat – syarat penulisan nama penulis jurnal : 1

Upload: ariezta-kautsar-rahman

Post on 24-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BF

TRANSCRIPT

1. JUDULSyarat syarat judul yang baik :a) Bersifat Spesifik b) Efektif, judul tidak boleh terdiri lebih dari 12 kata untuk Bahasa Indonesia dan 10 kata untuk Bahasa Inggris.c) Singkat, Menurut Day (1993), judul yang baik adalah yang menggunakan kata-kata sesedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi paper. Namun, judul tidak boleh terlalu pendek sehingga menimbulkan cakupan penelitian yang terlalu luas yang menyebabkan pembaca bingung.d) Judul menarik e) Pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam sekali baca.

Judul jurnal ini adalah :

Management of Severe Allergic Conjunctivitis WithTopical Cyclosporin A 0.05% Eyedrops

Kritik terhadap judul jurnal tersebut :1) Spesifik, singkat, dan menarik, karena pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam dua kali baca.2) Kuang efektif dalam pemilihan judul karena dalam penulisannya yaitu lebih dari 10 kata.

2. NAMA PENULISSyarat syarat penulisan nama penulis jurnal :a. Tanpa mencantumkan gelar akademikb. Jika penulis lebih dari 3 orang, yang dicantumkan hanya penulis utama, disertai dengan dkk ; nama penulis lain dimuat di catatan kaki atau catatan akhirc. Dicantumkan alamat dari penulis berupa email dari penelitid. Tercantum nama lembaga tempat peneliti bekerjae. Jika penulisan paper dalam tim, penulisan nama diurutkan sesuai kontibusi penulis. Penulis Utama : Penggagas, Pencetus Ide, Perencana & penanggung jawab utama kegiatan. Penulis kedua : Kontributor kedua, dst.

Penulis jurnal ini adalah :

Altan A. Ozcan, Cukurova University Medical Faculty, Departmentof Ophthalmology, 01330 Balcali, Adana, Turkey (e-mail: altanoz@cu. edu.tr).Kritik terhadap penulisan penulis jurnal :1) Sudah baik karena tidak mencantumkan gelar peneliti2) Sudah baik karena disertai lembaga, alamat peneliti dan alamat email

3. ABSTRAK Abstrak merupakan ringkasan suatu ringkasan yang mengandung semua informasi yang dibutuhkan oleh pembaca untuk menarik kesimpulan apa maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan, bagaimana metode/pelaksanaan penelitian yang dilakukan, apa hasil-hasil yang diperoleh dan apa signifikansi/nilai manfaat serta kesimpulan dari penelitian tersebut.Abstrak yang baik harus mencakup tentang permasalahan, objek penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode penelitian, hasil utama, serta kesimpulan yang dicapai.Selain judul, pembaca jurnal ilmiah umumnya hanya melihat abstrak dari paper-paper yang dipublikasi dan memilih hanya membaca secara utuh paper-paper yang paling menarik bagi mereka. Berdasarkan penelitian abstrak dibaca 10 sampai 500 kali lebih sering daripada papernya sendiri.Cara penulisannya : Tersusun tidak lebih dari 200 250 kata. Namun ada pula yang membatasi abstraknya tidak boleh lebih dari 300 kata. Karena itu untuk penulisan abstrak cermati ketentuan yang diminta redaksi. Ditulis dalam Bahasa Indonesia & Inggris. Diawali Bahasa Inggris jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam Bahasa Inggris, dan diawali Bahasa Indonesia jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam Bahasa Indonesia. Berdiri sendiri satu alinea (ada juga yang menentukan bisa lebih dari satu alinea). Untuk jenis paper hasil penelitian: Penulisan abtraknya tanpa tabel, tanpa rumus, tanpa gambar, dan tanpa acuan pustaka. Jadi tidak boleh mengutip pendapat orang lain, harus menggunakan data-data dan hasil penelitian serta argumen yang didapat dari penelitian sendiri. Untuk jenis paper hasil review : Penulisan abstraknya boleh mengutip hasil penelitian orang lain dari acuan pustaka/ sumber yang diacu. Di bawah abstrak terdapat kata kunci, paling sedikit terdiri dari tiga kata paling mewakili isi karya tulis. Demikian juga di bawah abstract ditulis paling sedikit tiga key words yang sesuai dengan kata kunci pada abstrak (Bahasa Indonesia). Kata kunci, tidak selalu terdiri 3 kata, ada juga yang menentukan kata kunci ditulis dalam 4-6 kata (tergantung redaksi, jadi perhatikan ketentuan yang diminta).

Pada jurnal ini abstraknya adalah :Purpose: To evaluate the efcacy of topical cyclosporin A 0.05% in the management of severe allergic conjunctivitis.Methods: Seven patients with severe allergic conjunctivitis who were not responding to topical steroids, antihistamines, and mast cell stabilizers were given topical cyclosporin A 0.05%. All patients had an active disease when they were included in the study. Signs and symptoms were recorded before and after treatment.Results: Seven patients, 6 boys and 1 girl, 614 years old, 6 with vernal keratoconjunctivitis and 1 with atopic keratoconjunctivitis, were enrolled in the study. Treatment with topical cyclosporin A 0.05% decreased the severity of symptoms and clinical signs sig- nicantly after 6 months (P , 0.05, Wilcoxon signed rank test). In addition, the need for steroids was reduced or even stopped. The patients experienced no side effects during the follow-up periods (mean, 14.0 6 2.1 months; range, 818 months). Conclusions: Topical cyclosporin A is an effective treatment in the management of severe allergic conjunctivitis with a benet as a steroid-sparing agent.Key Words: vernal keratoconjunctivitis, atopic keratoconjunctivitis, topical cyclosporin AKritik terhadap penulisan abstrak jurnal :1) Cara penulisan :a. Abstrak diatas sudah baik karena tersusun tidak lebih dari 200 250 kata.b. Sudah baik karena berdiri sendiri satu alinea.c. Penulisan abtraknya tanpa ada tabel, rumus, gambar, dan tanpa acuan pustaka. Tidak mengutip pendapat orang lain, menggunakan data-data dan hasil penelitian serta argumen yang didapat dari penelitian sendiri.d. Sudah baik karena dicantumkan 3 kata kunci

2) Isi Abstrak :Isi abstrak cukup baik karena sudah mencakup keseluruhan tentang permasalahan, metode dan hasil penelitian, dan kesimpulan. Abstrak pada jurnal penelitian ini juga mencantumkan tujuan penelitian

a. Tujuan :To evaluate the efcacy of topical cyclosporin A 0.05% in the management of severe allergic conjunctivitis..

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efikasi% topikal cyclosporin A 0,05 dalam pengelolaan konjungtivitis alergi yang parah

b. Metode:Seven patients with severe allergic conjunctivitis who were not responding to topical steroids, antihistamines, and mast cell stabilizers were given topical cyclosporin A 0.05%. All patients had an active disease when they were included in the study. Signs and symptoms were recorded before and after treatment.

Tujuh pasien dengan konjungtivitis alergi yang parah yang tidak ada respon terhadap pemberian steroid topikal, antihistamin, dan sel mast stabilisator diberi siklosporin topikal A% 0,05. Semua pasien memilikipenyakit aktif ketika mereka dilibatkan dalam penelitian ini. tanda dan Gejala dicatat sebelum dan setelah pengobatanc. Hasil : Seven patients, 6 boys and 1 girl, 614 years old, 6 with vernal keratoconjunctivitis and 1 with atopic keratoconjunctivitis, were enrolled in the study. Treatment with topical cyclosporin A 0.05% decreased the severity of symptoms and clinical signs sig- nicantly after 6 months (P , 0.05, Wilcoxon signed rank test). In addition, the need for steroids was reduced or even stopped. The patients experienced no side effects during the follow-up periods (mean, 14.0 6 2.1 months; range, 818 months).Tujuh pasien, 6 anak laki-laki dan 1 perempuan, 6-14 tahun, 6 dengan vernal keratoconjunctivitis dan 1 dengan keratoconjunctivitis atopik, yang terdaftar dalam penelitian ini. Pengobatan dengan cyclosporin A topikal 0,05% menurunkan keparahan gejala dan tanda klinis yang signifikan setelah 6 bulan (P, 0,05, Wilcoxon signed rank test). Selain itu, kebutuhan untuk steroid berkurang atau bahkan berhenti. Itu pasien tidak mengalami efek samping selama tindak lanjut periode (rata-rata, 14,0 6 2,1 bulan, kisaran, 8-18 bulan).

d. Kesimpulan :Topical cyclosporin A is an effective treatment in the management of severe allergic conjunctivitis with a benet as a steroid-sparing agent.topikal siklosporin A merupakan pengobatan yang efektif dalampengelolaan konjungtivitis alergi yang parah dengan manfaat sebagaisteroid-sparing agent.

4. INTRODUKSIBagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya permasalahan tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi jumlah katanya. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, tidak lebih dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas pustaka yang relevan pada pendahuluan.Pada jurnal ini introduksinya adalah :Vernal keratoconjunctivitis (VKC) is a chronic, potentially severe bilateral allergic inammation of the superior and limbal palpebral conjunctiva that affects children mainly in temperate areas, with exacerbations in spring and summer. Atopic keratoconjunctivitis (AKC) is a chronic disease that persists for many years, can cause conjunctival scarring, and is associated with a high rate of visual impairment.1,2 Both diseases may involve the cornea and can be sight threatening. Topical corticosteroids remain the mainstay of treatment, pro- ducing dramatic improvement in acute symptoms. However, prolonged use of steroids may result in many complications such as glaucoma, cataract, and secondary infections caused by local immunosuppression, in both VKC and AKC. 3 Be- sides, some patients may still have active disease despite treatment with topical steroids.Kritik terhadap introduksi pada jurnal ini :a) Permasalahan Atopic keratoconjunctivitis (AKC) is a chronic disease that persists for many years, can cause conjunctival scarring, and is associated with a high rate of visual impairment. diseases may involve the cornea and can be sight threatening. Topical corticosteroids remain the mainstay of treatment, pro- ducing dramatic improvement in acute symptoms. However, prolonged use of steroids may result in many complications, such as glaucoma, cataract, and secondary infections caused by local immunosuppression, in both VKC and AKC. Besides, some patients may still have active disease despite treatment with topical steroids. Pada jurnal tergambar permasalahan yang ingin dipecahkan oleh peneliti yaitu meneliti khasiat CSA topikal 0,05%, untuk pengobatan konjungtivitis alergi b) Hipotesis Pada jurnal ini tidak dijelaskan hipotesis penelitian yang digunakan.c) Tujuan To evaluate the efcacy of topical cyclosporin A 0.05% in the management of severe allergic conjunctivitis. Pada jurnal ini peneliti ingin melihat melihat efektivitas topikal cyclosporin A 0,05 dalam pengelolaan konjungtivitis alergi yang parah

5. PATIENTS AND METHODSPada jurnal ini, metode dan subjek penelitiannya adalah :MATERIALS AND METHODSSeven patients were enrolled in the study, and written informed consent was obtained from each patient before treatment. VKC was diagnosed when the patient exhibited symptoms and signs of itching, mucus discharge, papillae on the upper tarsal conjunctiva, and limbal changes. AKC was diagnosed on the basis of criteria outlined by Hogan7 : chronic conjunctivitis and progressive keratitis in association with atopic dermatitis and a hereditary allergic tendency. When they were enrolled in the study, all patients had anactive disease and had been treated at different centers with a variety of topical medications, such as topical steroids (dexamethasone or prednisolone), antihistamines, articial tears, and mast cell stabilizers, and in all patients, the condition remained refractory with progressive inammation. Their disease was chronic, with symptoms observed throughout the year.At the enrollment visit, all patients had anterior-segment photographs taken and underwent a complete ophthalmic examination, including recording of symptoms, determination of visual acuity, slit-lamp biomicroscopy, and indirect oph- thalmoscopy. At each visit, patients graded their symptoms by using the study questionnaire while 1 examiner graded their signs on a 4-point scale. Symptoms included itching, tearing, discomfort, mucus discharge, and photophobia. Signs included bulbar conjunctival hyperemia, upper tarsal conjunc- tival papillae, limbal hypertrophy, keratitis, corneal neo- vascularization, cicatrizing conjunctivitis, and blepharitis.

Kritik terhadap metode dan penentuan subjek penelitian pada jurnal ini :1. Desain : Desain jurnal sudah bagus pada penelitian ini dengan sudah dijelaskan metode penelitian yang digunakan. Jurnal penelitian terapi yang baik adalah yang menggunakan metode randomized clinical trial.

2. Populasi dan Sample Penelitian Sampel jurnal ini Masih kurang baik, karena subyek penelitian tidak diketahui secara demografi sosial dan secara klinis, sehingga tidak dapat membandingkan dengan situasi tempat pembaca berada.

3. Perlakuan Pada jurnal ini, perlakuan sudah dijelaskan dengan terperinci agar dapat direplikasi. Perlakuan tersedia dan dapat diterima penderita.

6. RESULT Adalah penjabaran dari hasil penelitian yang diperoleh dengan pembahasan yang dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap objek kajian yang sama sebelumnya.Berisi kesimpulan dan saran yang dikandung di dalam penulisan. Pada bagian ini ungkapkan esensi dan arti penting dari hasil penelitian tanpa mengulangi apa yang telah diungkapkan dalam bagian diskusi. Kesimpulan ini adalah kesimpulan menyeluruh hasil penelitian dan bukan kesimpulan dari bagian-bagian peneitian ataupun percobaan.

Pada jurnal ini, resultnya adalah :The group consisted of 6 boys and 1 girl, with a mean age of 14.0 6 2.1 years (range, 614 years). Six patients had VKC (3 palpebral, 3 mixed form), and 1 patient had AKC In 2 of the 6 patients with VKC, raised intraocular pressure (IOP) caused by prolonged use of steroids was noted (cases 3 and 4). The 4 other patients had severe palpebral and/or limbal forms of VKC (cases 1, 2, 5, and 6); in 1 patient, a deep shield ulcer with an opaque base in 1 eye was diagnosed (case 1). One patient with AKC had chronic conjunctivitis, chemosis, madarosis in both eyes, and an ulcer in his right eye (case 7; Fig. 1). At the time of enrollment, all patients were still symptomatic despite treatment with topical steroids (Table 2).Kritik terhadap result pada jurnal ini : Hasil penelitian disajikan dalam bentuk table dan gambar , sehingga pembaca mudah menginterpretasikan hasil.

7. DISCUSSIONPada jurnal ini, diskusinya adalah :Serious side effects and incomplete recovery of symp- toms with the use of steroids have led to studies into the efcacy of other therapeutic agents. Recently, a 2-week trial of topical mitomycin C 0.01%, 4 times daily, proved safe and effective in patients with severe, blinding VKC resistant to topical steroids. 8 In addition, multiple studies have consis- tently shown that topical CsA 2% is a benecial additive treatment in VKC and AKC, producing a reduced need for topical steroids 6,911There have been few studies of the commercially available topical CsA 0.05%a much lower concentration than the 2% preparation commonly used in severe allergic eye diseasein a novel emulsion (Restasis) in the treatment of allergic conjunctivitis. In their randomized, placebo-controlled study, Akpek et al2 showed that CsA 0.05% has a steroid- sparing effect and a benecial effect on symptoms and signs scores during treatment, without any side effects, in patientswith AKC. However, Daniell et al, 12 in their randomized, double-blind, placebo-controlled trial, failed to show a bene- cial effect in terms of nal clinical score with the addition of topical CsA 0.05% in patients with steroid-dependent allergiceye disease. However, they did nd that patients in the CsA- treated group showed signicantly greater improvement over time in lid margin thickening, inferior and superior conjunc- tival hyperemia, inferior conjunctiva papillae, and corneal tear-lm deciency.

Kritik terhadap diskusi pada jurnal ini : Diskusi kurang menarik karena pada jurnal ini tidak membahas perbandingan hasil penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh orang lain.

8. REFERENCESPada jurnal ini, referensinya adalah :1. Rubin ML, Milder B. Thefine art of prescribing glasses. Florida: Triad, 1979: 98.2. Hingorani M, Lightman S. Therapeutic options in ocular allergic disease.Drugs. 1995;50:208211.3. Akpek EK, Dart JK, Watson S, et al. A randomized trial of topical cyclosporine 0.05% in topical steroid-resistant atopic keratoconjonktivi-tis. Ophthalmology. 2004;111:476482.4. Bonini S, Bonini S, Lambiase A, et al. Vernal conjunctivitis revisited:a case series of 195 patients with long-term follow-up. Ophthalmology.2000;107:11571163.5. Friedlander MH. Ocular allergy. In: Middleton E Jr, ed. Allergy: Principles and Practice. St. Louis: Mosby; 1988:14691480.6. Whitcup SM, Chan CC, Luyo DA, et al. Topical cyclosporine inhibits mast cell-mediated conjunctivitis. Invest Ophthalmol Vis Sci. 1996;37: 26862693.7. Hingorani M, Moodaley L, Calder VL, et al. A randomized, placebo controlled trial of topical cyclosporin A in steroid-dependent atopic keratoconjunctivitis. Ophthalmology. 1998;105:17151720.8. Hogan MJ. Atopic keratoconjunctivitis. Trans Am Ophthalmol Soc. 1952; 50:265281.9. Akpek EK, Hasiripi H, Christen WG, et al. A randomized trial of low- dose topical mitomycin-C in the treatment of severe vernal keratocon- junctivitis. Ophthalmology. 2000;107:263269.10. Cetinkaya A, Akova YA, Dursun D, et al. Topical cyclosporin in the management of shield ulcers. Cornea. 2004;23:194200.11. Mendicute J, Aranzasti C, Eder F, et al. Topical cyclosprin A 2% in the treatment of vernal keratoconjonctivitis. Eye. 1997;11:7578.12. Tomida I, Schlote T, Brauning J, et al. Cyclosporin A 2% eyedrops in therapy of atopic and vernal keratoconjunctivitis. Ophthalmologe. 2002; 99:761767.13. Daniell M, Constantinou M, Vu HT, et al. Randomized controlled trial of topical ciclosporin A in steroid dependent allergic conjunctivitis. Br J Ophthalmol. 2006;90:461464.

Kritik terhadap diskusi pada jurnal ini : Literatur yang digunakan sudah tepat Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.

1