jurnal luxnos vol.1, no.1, edisi januari-juli 2016 · nabi yoel menyerukan tentang bencana alam...

20
Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Upload: lenga

Post on 02-Mar-2019

310 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

SUSUNAN PENGURUS JURNAL LUXNOS STT PELITA DUNIA

PEMBINA

Ketua STT PELITA DUNIA Yunus Selan, M.Th.

PENANGGUNG JAWAB

Adi Putra, M.Th.

MITRA BESTARI Dr. Djulius Th. Bilo, M.Th. (STT SETIA Jakarta)

Stenly Paparang, D.Th. (STT SETIA Jakarta) Decky H.Y. Nggadas, M.Th. (STT GRACIA Batam)

James A. Lola, M.Th. (STAKN Toraja)

EDITOR DAN PENYUNTING AHLI Adi Putra, M.Th.

KETUA DEWAN REDAKSI Dr. Kembong Mallisa, M.Th.

ANGGOTA DEWAN REDAKSI

Sri Dwi Harti, M.Th. Abraham Tefbana, M.Pd.K.

REDAKSI PELAKSANA Adi Putra, M.Th.

Alamat Redaksi :

JI. Kelapa Gading Selatan Blok AH 10 No. 24-26; Gading Serpong, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten 15810

Telp. 021-54203719 e-mail redaksi : [email protected]

mailto:[email protected]

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Mengapa ?

ata diartikan pelita. Berdasarkan kemunculannya dalam Alkitab, kata ini

digunakan atau dapat dipahami secara literal dan secara metafora. Dalam konteks

Perjanjian Lama, istilah pelita merupakan metafora yang digunakan secara umum

untuk menunjukkan: (1) kehidupan keturunan yang terpelihara (2 Sam. 21:17 - LXX); (2)

sumber bantuan ilahi (Ayb. 29: 3 - LXX), dan (3) Hukum (Mzm. 119:105 - LXX).

Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Yesus menggunakan kiasan dari sebuah realitas:

untuk memberikan cahayanya, pelita harus diletakkan di atas kaki dian. Pada Matius 5:15

tampaknya menegaskan tentang para murid harus memberikan kesaksian di depan

umum, meskipun referensi untuk pelayanan Yesus sendiri tidak dikecualikan. Dalam

Lukas 11:34, Yesus menyebut mata adalah pelita tubuh. Mata harus terbuka bersama

terang Injil supaya dapat berdampak baik kepada semua anggota tubuh yang lain.

Nasihat dalam Lukas 12:35 menyajikan pelita menyala sebagai simbol kesiapan. Pada

Lukas 15: 8, wanita yang kehilangan sepuluh koin memerlukan pelita untuk mencarinya.

Dalam Yohanes 5:35, Yesus menghormati Yohanes Pembaptis dengan menyebutnya

pelita yang menyala; meskipun dia tidak bisa disebut cahaya itu sendiri (lih. 1: 8), tetapi

ia telah memberikan kesaksian tentang itu. Wahyu 11: 4 menjelaskan dua saksi kaki dian

(pelita) (lih. Zak 4:. 2, 11), sedangkan ketujuh jemaat, tujuh kaki dian (pelita) yang terbuat

dari emas di 1: 12-13 dll (lih. Zak 4 dan Gunung 5.: 15), dan Anak Domba sendiri adalah

pelita kota surgawi di 21:23. Di Ibrani 9: 2 mengacu pada kaki dian (pelita) dalam Kemah

Suci, dan 2 Petrus 1:19 menyebut kata profetik tentang pelita yang bersinar di tempat

gelap hingga fajar menyingsing.

Melihat penggunaan kata dalam Alkitab, maka dapat kita mengerti bahwa

kata ini tidak hanya berarti pelita dalam pengertian harfiahnya. Akan tetapi secara

metafora juga dapat berarti Firman Tuhan, Kesaksian, dan hal-hal yang memiliki kaitan

dengan Penyataan Ilahi. Sehingga ketika nama dipilih untuk JURNAL SEKOLAH

TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA, maka diharapkan bahwa setiap tulisan yang

termuat di dalam jurnal ini dapat menjadi kesaksian atau kabar baik bagi dunia, menjadi

peringatan untuk tetap waspada terhadap pengajaran serta ajaran sesat, menjadi hukum

yang akan terus membimbing setiap pembaca untuk berjalan di jalan yang benar dan

menjadi pelita yang senantiasa memancarkan cahayanya di dalam kegelapan, baik

kegelapan rohani maupun kegelapan pengetahuan. Seperti yang tertulis dalam Lukas 12:

35, Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

Adi Putra

K

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

DAFTAR ISI

Susunan Pengurus i Mengapa Luxnos? ii Daftar Isi iii Artikel-artikel: Tafsiran Kitab Yoel Dr. Sri Dwi Harti, M.Th. 1-4 Tou.j avgge,louj dalam 1 Korintus 11:10 Decky H.Y. Nggadas, M.Th. 5-28 Peran Pendidikan Agama Kristen bagi Pertumbuhan Gereja Abraham Tefbana, M.Pd.K 20-59 Ecclesia via Contemplativa versus Ecclesia via Gratia Dr. Daud Anfons Pandie, M.Th. 60-75 Berbagai Sistem, Fungsi, Peranan dan Tanggung Jawab Keluarga Dr. Dyulius Thomas Bilo, M.Th. 76-93 Filsafat Trinitas Dr. Stenly R. Paparang, M.Th. 94-120 Dekatnya Kedatangan Kristus yang Kedua Adi Putra, M.Th. 121-133 Hubungan Antara Allah Manusia Tanah Berdasarkan Kejadian 2 : 4b-7 Yane Octavia Rismawati Wainarisi, M.Th (c). 135-149 Ulasan Buku 150-156 Para Kontributor 157-158 Aturan Penulisan 159-161

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

ULASAN INTERPRETATIF KITAB YOEL

Dr. Sri Dwi Harti, M.Th. A. Pendahuluan

itab Yol merupakan salah satu dari kumpulan kitab nabi-nabi kecil atau kedua

belas nabi dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama pada Alkitab Kristen. Kitab ini

berisi Firman Tuhan yang datang kepada nabi Yoel bin Petuel.1 Tema besar kitab

ini adalah: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan. Pemberitaan tentang Hari Tuhan

oleh nabi Yol bukanlah baru pertama kalinya diberitakan, oleh karena sebelumnya

sudah pernah diberitakan oleh nabi-nabi terdahulu, seperti: nabi Amos.2 Kitab Yoel

mendeskripsikan tentang bencana yang menimpa bangsa Israel dan ajakan nabi Yoel

kepada para imam dan seluruh umat untuk bertobat. Bencana alam merupakan

pendahuluan sebelum datangnya Hari Tuhan atau akhir zaman.3

Baik bahasa maupun pokok Kitab Nabi Yoel menarik sekali. Lukisannya mengenai

negeri yang ditimpa bencana serangan hama belalang dan penghimpunan terakhir dari

segala bangsa di lembah penghukuman kelak. Nama dan sejarah pribadi penulis. Penulis

disebut Yoel anak Petuel. Dalam bahasa Ibrani berarti Yahweh adalah Allah. Jadi seperti

nama Mikha nama ini mungkin menunjukkan pengakuan iman pihak orang tua si anak.

Waktu penulisan. Waktu yang sudah lama, selama pemerintahan Yoas di Yehuda kira-

kira 830 sM. Kemungkinan juga pasca pembuangan kira-kira 400 sM yaitu masa Persia.

Gaya penulisan Kitab Yoel adalah klasik, mirip gaya penulisan Kitab Amos dan

Mikha. Pengajaran bahwa Hari TUHAN akan datang adalah ajaran pokok kitab ini yaitu

hari dimana Tuhan menyatakan diri dalam penghancuran musuh-musuh-Nya dan

peninggian sahabat-sahabat-Nya.

B. Isi Pemberitaan Nabi Yoel

Tentang Bencana di Israel. Nabi Yoel menyerukan tentang bencana alam yang akan

menimpa Israel yaitu munculnya kawanan belalang yang memakan habis tumbuhan di

seluruh penjuru negeri. Akibatnya, terjadi kelaparan hebat yang mengancam

pelaksanaan ibadat korban (Yl. 1:2-5; 2:1-11). Disusul dengan datangnya musim kemarau

yang panjang sehingga membuat tanah kering dan mematikan kehidupan tumbuhan dan

hewan (Yl. 1:9-12; 16-20). Bagi nabi Yoel, semua bencana tersebut menandakan bahwa

umat dan bangsa-bangsa yang lain akan segera mendapatkan penghakiman dari

1 P.K Pilon. 2009. Tafsiran Alkitab: Kitab Yoel. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 2. 2 C.Groenen. 1992. Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius. Hlm 303. 3 W.S LaSor, Hubbard, F.W Bush. 2005. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK

Gunung Mulia. Hlm 354.

K

https://id.wikipedia.org/wiki/Nabi-nabi_kecilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab_Ibranihttps://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lamahttps://id.wikipedia.org/wiki/Alkitabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Yoelhttps://id.wikipedia.org/wiki/Yo%C3%ABlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Amoshttps://id.wikipedia.org/wiki/Israelhttp://alkitab.sabda.org/?Yoel+1%3A2-5%3B+2%3A1-11&version=tbhttp://alkitab.sabda.org/?Yoel+1%3A9-12%3B+16-20&version=tb

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Allah. Datangnya belalang dan bencana kekeringan menjadi pertanda akan kedatangan

hari Tuhan yang menakutkan seperti yang diberitakan oleh nabi Amos (Amos 5:18-20)

dan Zefanya (Zef. 1:7; 14-18).

Tentang Hari Tuhan. Kedatangan hari Tuhan ditandai dengan munculnya belalang

perusak yang mengancam kota Yerusalem dan tanah Yehuda. Ini membuktikan bahwa

umat belum menyadari kedatangan Hari Tuhan yang benar-benar akan terjadi sehingga

mereka diajak untuk berbalik kembali kepada Allah melalui pertobatan dengan

sungguh-sungguh. Walaupun pada bagian awal kitab ini digambarkan keadaan umat

dan seluruh kota berada di ambang kehancuran tetapi pada penjelasan tentang Hari

Tuhan menegaskan bahwa penghakiman akhir itu pun akan tiba juga. Orang-orang yang

beriman pada Tuhan tidak akan menerima penghukuman sedangkan mereka yang

melawan kehendak-Nya akan dihukum. Uniknya dalam kitab Yoel, sama sekali tidak

disebutkan tentang dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan umat. Dalam kitab ini

umat dipanggil untuk mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku

rendah hati selama menjalani hidup di dunia.

C. Deskripsi Interpretatif Yoel 1-3

1. Tanda Bahaya Tulah Belalang (1:1-2:11)

Kebinasaan yang sedang berlangsung (1:1-20).Tiuplah sangkakala di Sion, ada bahaya

besar mengancam pada saat itu juga, pada saat Yoel menulis kata-kata itu. Penyerbuan

besar yang amat menakutkan yang melanda seluruh negeri (2:2-11), bencana besar yang

mengancam yaitu penyerbuan belalang.

Anak belalang cepat menjadi besar dan maju bergerak menuju ke suatu arah yang

sama. Menghabiskan segala apa yang hijau yang mereka dapati di jalannya. Mereka

bergerak lebih lambat daripada api yang merembes tapi kerusakan yang diakibatkannya

tidak kurang hebatnya.

Ayat 1-10. Belalang pengerip, pindahan, pelompat, pelahap menggambarkan empat

dari delapan puluh atau Sembilan puluh jenis belalang di timur. Maju menyerang

merupakan istilah militer yang di gunakan untuk kedatangan musuh. Taringnya seperti

mengunyah kayu, kulit dan daun. Kurban sajian dan curahan berarti kurban sehari-hari.

Ayat 11-14. Sang nabi menggambarkan keadaan para petani serta tukang-tukang

kebun anggur. Petani malu melukiskan manusia, hasil bumi dan ladang-ladang sebagai

sedang meratap bersama-sama. Pohon ara adalah tanaman asli Asia Barat dan ama

banyak di Palestina. Himbauan untuk bertobat, lilitkanlah kain kabung oleh para imam

menambah khidmatnya peristiwa itu. Mengeluh dipakai untuk ratapan bagi orang mati.

Ayat 15-20. Kengerian Hari Tuhan, merupakan pembalasan untuk manusia yang

hidup dalam dosa. Ibrani Shadday dipakai sebagai nama Allah dengan acuan jelas kepada

Kuasa Ilahi (33 kali dipakai dalam Ayub). Didepan mata kita orang Yudea tak berdaya

https://id.wikipedia.org/wiki/Amoshttp://alkitab.sabda.org/?Amos+5%3A18-20&version=tbhttps://id.wikipedia.org/wiki/Zefanyahttp://alkitab.sabda.org/?Zefanya+1%3A7%3B+14-18&version=tbhttps://id.wikipedia.org/wiki/Yerusalemhttps://id.wikipedia.org/wiki/Yehudahttps://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Tuhan

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

mencegah kehancuran. Sukaria pertemuan agamawi dan penyajian hasil pertama

dipersembahkan di Bait Suci dengan sukacita. Tanah gembalaan dipadang gurun tanah

yang digarap tempat domba-domba makan rumput. Hawa panas dan kekeringan yang

menyertai wabah belalang.

Kebinasaan yang datang mengancam (2:1-11). Ayat 1-7. Bencana yang mengawali hari

penghakiman. Tiup sangkakala suatu pengumuman bahaya. Gemetar sudah waktu

untuk bangun dari sikap acuh tak acuh yang ceroboh. Hari gelap gulita, kelam kabut,

berawan, kelam pekat. Empat sinonim dipakai untuk penekanan menunjukkan

kegelapan yang amat pekat tak tembus oleh cahaya. Yoel mulai mengibaratkan

kumpulan ini dengan bala tentara yang diperlengkapi dengan baik. Mereka berlari

menyerang tidak membelok dari jalannya. Setiap regu tetap menyatu seperti resimen

tentara.

Ayat 8-11. Tombak dan alat-alat perang lain tidak dapat mengusir bala tentara

belalang. Seperti pencuri, pintu-pintu tertutup tetapi penyerbu itu menerobos melalui

jendela-jendela tanpa kaca. Siapakah dapat menahannya dibalik perusakan-perusakan

oleh belalang, gempa bumi dan badai terbayang Hari TUHAN yang mendatangkan

pasukan yang lebih tak terkalahkan. Pintu belas kasihan terbuka jika orang mau

berpaling kepada Allah dalam roh pertobatan yang sejati. TUHAN mengampuni.

2. Seruan Harapan Terakhir (2:12-27)

Seruan: Berbaliklah kepada-Ku (2:12-17). Ayat 12-14. Nasihat untuk bertobat.

Berbaliklah kepada-Ku, tinggalkan jalan pemberontakan yang kaupilih sendiri, berisi ide

tentang pertobatan dengan segenap hati. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaikanmu,

suatu tuntutan akan agama moral dan etika. Penyayang, pengasih dan berlimpah kasih

karunia. Ibrani hesed berarti kasih Allah kepada manusia, kasih manusia kepada

manusia dan kasih manusia kepada Allah.

Ayat 15-16. Perkumpulan raya. Awalnya dipanggil dalam kengerian dalam 1:14

dan 2:1. Ayat 17. Para imam, pelayan-pelayan Tuhan. Para penengah Allah dan bangsa

itu. Menangis dalam kesedihan dan penyesalan waktu mereka membimbing bangsa itu.

Janji: Aku akan mengirim kepadamu (2:18-27). Ayat 18-22. Berkat-berkat pada masa

depan yang dekat. Cemburu, belas kasihan, merupakan kecemburuan Allah didasarkan

pada perjanjian. Allah menunjukkan bahwa kasih-Nya sangat besar dan kekal. Yang

datang dari utara, kawanan belalang yang mengerikan itu akan diusir dan diserakkan di

padang guru, Laut Mati dan laut Mediterania.

Ayat 23-27. Bersukacita karena Tuhan, ditengah sorak-sorai sukacita mereka harus

ingat akan belas kasihan Allah. Pernyataan Aku ini, Tuhan adalah Allahmu. Setiap

pemimpin agama sejak zaman Musa menandaskan bahwa Tuhan adalah Allah Israel.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

3. Tambahan Akhir Zaman (2:28-3:21)

Keadaan akhir zaman (2:28-3:16). Ayat 28-32. Pencurahan Roh Ilahi. Semua manusia

akan bernubuat, mendapat penglihatan-penglihatan dan mujizat-mujizat. Darah warna

merah bulannya, asap yang berbentuk awan mengisi udara sebagai akibat ledakan-

ledakan gunung berapi. Api petir karena badai guruh sering menyertai gempa bumi.

Berseru kepada nama Tuhan bukan pengulangan kata-kata yang tanpa perasaan dan

bersifat serimonial tetapi dengan pemujaan yang rohani dan benar-benar dari hati.

Ayat 1-17. Penghakiman atas bangsa-bansa. Pembalasa atas kejahatan-kejahatan

yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi. Mengumpulkan segala bangsa. Duduk

menghakimi bukan untuk mendengarkan permohonan-permohonan tambahan,

melainkan untuk menjatuhkan hukuman. Yerusalem akan menjadi kudus dikhususkan

disucikan seluruhnya untuk Allah.

4. Kekudusan Sion kelak (3:17-21)

Ayat 17-19. Berkat yang mengikuti penghakiman. Sementara Yehuda sejahtera

kutukan kehancuran akan menimpa Edom dan Mesir karena kejahatan-kejahatan yang

mereka lakukan terhadap orang-orang Israel. Ayat 20-21. Tetap didiami. Ini ungkapan

puitis yang juga melambangkan kemakmuran yang bersinambungan. Demikianlah

cepatnya firman TUHAN dipenuhi atas negeri-negeri ini tapi Yehuda dan Yerusalem

tetap tinggal. Suatu bukti yang abadi tentang kesetiaan Allah. Dengan pernyataan yang

jaya ini TUHAN tetap diam di Sion.

D. Respons dan Konklusi

Saya sangat diberkati dengan sedikit tafsiran dari Kitab Yoel, TUHAN yang Maha

Kuasa menunjukkan kasih karunia dengan memberikan kesempatan kepada umat

manusia untuk bertobat dan menjanjikan hidup kekal kepada orang percaya. Sangat luar

biasa TUHAN kita, sehingga segala pujian hormat dan sembah hanya bagi TUHAN.

Terima kasih TUHAN membuat hamba-Nya berkomitmen untuk memberitakan Injil

Kristus kepada segala bangsa untuk kemuliaan nama-Nya. .

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

ULASAN BUKU

Hoekema, Anthony A. Diselamatkan Oleh Anugerah. Surabaya: Penerbit Momentum,

2010.

Berbicara tentang pokok keselamatan, maka dapat dipastikan bahwa hanya di

dalam kekristenan sebuah konsep yang berbeda bahkan unik. Mengapa? Oleh karena

mayoritas agama di dunia mempercayai bahwa keselamatan seseorang hanya

dimungkinkan melalui perbuatan baik manusia atau amal ibadah. Tentunya, hal ini tidak

sama dengan pandangan iman Kristen. Karena iman Kristen meyakini bahwa

keselamatan mutlak inisiatif Allah Tritunggal. Inisiatif yang dipahami berawal dari

pemilihan, pengutusan Yesus Kristus untuk mati di salib, dan pemateraian keselamatan

itu di dalam setiap hati orang pilihan oleh Roh Kudus. Apabila keselamatan merupakan

inisiatif Allah, maka keselamatan harus dipahami sebagai sebuah anugerah. Bahkan

manusia tidak memiliki kekuatan untuk menolak (irresistible grace) apabila keselamatan

tersebut dianugerahkan kepada-Nya. Itulah sebabnya setiap orang yang telah ditetapkan

untuk selamat, pasti akan selamat.

Dalam buku ini, Anthony A. Hoekema sebenarnya hendak mempertegas tentang

kehendak dan kedaulatan Allah dalam keselamatan manusia berdosa. Maksudnya,

semata-mata karena anugerah sajalah manusia dapat diselamatkan atau beroleh

keselamatan. Meskipun memang harus diakui bahwa posisi teologi yang ditawarkan

oleh Hoekema dalam buku ini adalah berdasarkan kekristenan Injili atau perspektif

Reformed atau Calvinis. Hoekema tidak membedakan pandangan Injili dengan

pandangan Reformed, meskipun pada penekanannya memiliki perbedaan pada

beberapa aspek, yakni:

1. Faktor utama yang menentukan siapa yang akan diselamatkan dari dosa bukanlah

keputusan orang yang bersangkutan, melainkan kedaulatan anugerah Allah

walaupun keputusan manusia itu memainkan peranan yang signifikan dalam proses

tersebut.

2. Penerapan keselamatan kepada umat Allah berakar di dalam ketetapan kekal (eternal

decree) Allah, di mana berdasarkan hal tersebut Ia telah memilih umat-Nya untuk

memperoleh hidup yang kekal, bukan berdasarkan kebaikan manusia itu, tetapi

semata-mata berdasarkan kerelaan kehendak-Nya.

3. Walaupun semua manusia yang telah mendengar berita Injil diundang untuk

menerima Kristus dan keselamatan-Nya, dan dengan sungguh-sungguh dipanggil

untuk menerimanya, tetapi anugerah Allah yang menyelamatkan dalam arti yang

sebenarnya tidak bersifat universal, tetapi partikuler (tertentu), yaitu dikaruniakan

hanya kepada kaum pilihan Allah (mereka yang telah dipilih-Nya di dalam Kristus

untuk beroleh keselamatan).

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

4. Karena itu, anugerah keselamatan Allah bersifat efektif dan tidak akan hilang. Akan

tetapi hal itu bukan berarti orang-orang percaya, jika dibiarkan bersandar pada

kemampuan mereka sendiri,tidak akan pernah menjauh dari Allah, tetapi apa yang

dimaksudkan adalah bahwa Allah tidak akan membiarkan kaum pilihan-Nya

kehilangan keselamatannya. Karena itu, jaminan rohani orang-orang percaya

tergantung terutama pada pegangan Allah terhadap mereka, dan bukannya atas

pegangan mereka pada Allah.

5. Walaupun penerapan keselamatan dalam diri umat Allah meliputi berbagai aspek

kehendak dan karya manusia selain regenerasi dalam pengertian sempit akan

tetapi penerapan ini terutama adalah karya Roh Kudus.

Dalam buku ini, Hoekema melihat dan menjelaskan doktrin keselamatan

berdasarkan perspektif biblika. Itulah sebabnya tidak terelakkan bahwa kita nantinya

akan diperhadapkan pada konsep yang paradoks. Bahkan Hoekema merasa seolah-olah

mustahil untuk menyelaraskan dua konsep yang paradoks ini. Akan tetapi kemudian dia

mengajak kita untuk meyakini bahwa kedua-duanya benar, oleh karena kedua-duanya

diajarkan dalam Alkitab. Alkitab mengajarkan mengenai kedaulatan Allah tentang

keselamatan. Namun di sisi yang lain, Alkitab juga dengan jelas mengajarkan mengenai

tanggung jawab manusia di dalamnya.

Bagi Hoekema, kedua konsep di atas benar. Bahkan menurutnya, apabila hendak

memahami Alkitab, kita harus menerima konsep paradoks ini, mempercayai bahwa apa

yang tidak dapat kita selaraskan dalam otak kita yang terbatas ini mendapatkan

keselarasannya di dalam pikiran Allah. Hoekema menambahkan,

Karenanya kita harus menegaskan baik kedaulatan Allah maupun tanggung jawab

manusia; baik anugerah Allah yang berdaulat maupun partisipasi aktif kita di

dalam proses keselamatan. Kita baru dapat dikatakan bersikap setia kepada ajaran

Alkitab jika kita dengan tegas berpegang kepada kedua sisi yang paradoks. Tetapi

karena Allah adalah Pencipta dan kita adalah ciptaan-Nya, maka Allah pasti lebih

utama. Karenanya kita harus mempertahankan bahwa faktor yang paling

menentukan di dalam proses keselamatan kita adalah anugerah Allah yang

berdaulat.

Itulah sebabnya dalam buku ini, Hoekema membahas tentang ordo keselamatan

tersebut secara gamblang, sistematis, biblis dan sangat baik. Diawali dengan menjelaskan

tentang ordo keselamatan itu sendiri. Dan kemudian secara berturut-turut membahasa

tentang: Peran Roh Kudus, Kesatuan dengan Kristus, Panggilan Injil, Panggilan Efektif,

Regenerasi, Konversi, Pertobatan, Iman, Pembenaran, Pengudusan, dan Ketekunan

Orang-orang Percaya Sejati.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Menurut Hoekema, panggilan efektif adalah panggilan Injil yang dijadikan efektif di

dalam hati dan kehidupan umat Allah bagi keselamatan mereka. Atau dapat

didefinisikan sebagai tindakan Allah yang berdaulat melalui Roh Kudus-Nya, di mana

Dia memampukan pendengar panggilan Injil untuk menanggapi panggilan-Nya dengan

pertobatan, iman, dan ketaatan.

Sedangkan regenerasi dipahami oleh Hoekema dalam tiga komentar berikut ini: (1)

Regenerasi merupakan perubahan yang terjadi secara seketika; (2) Regenerasi

merupakan perubahan supranatural; (3) Regenerasi merupakan perubahan yang radikal.

Pada poin yang ketiga dipahami dalam dua hal, yakni: (a) Regenerasi berarti pemberian

atau penanaman kehidupan rohani yang baru; (b) Regenerasi merupakan suatu

perubahan yang mempengaruhi keseluruhan pribadi.

Konversi mencakup sikap berbalik ganda: menjauhi dosa dan mengarahkan diri

kepada Allah dalam pelayanan. Di dalam pengertiannya yang paling penuh, konversi

seharusnya mencakup unsur-unsur berikut: (1) iluminasi pada pikiran, di mana dosa

dikenali dalam pengertian yang sesungguhnya, sebagai perilaku yang tidak dikenankan

oleh Allah; (2) penyesalan yang sungguh atas dosa, bukan sekadar kesedihan karena

akibat dosa yang pahit; (3) pengakuan yang rendah hati akan dosa, baik kepada Allah

maupun kepada sesama yang dilukai karena dosa kita; (4) membenci dosa, yang

mencakup keputusan yang tegas untuk meninggalkannya; (5) kembali kepada Allah

yang adalah Bapa yang penuh rahmat di dalam Kristus, dalam iman bahwa Dia dapat

dan akan mengampuni dosa; (6) sukacita yang penuh di dalam Allah melalui Kristus; (7)

kasih yang murni kepada Allah dan sesama beserta kesukaan di dalam di dalam

melayani Allah.

Pertobatan dapat didefinisikan sebagai tindakan yang secara sadar dilakukan oleh

seorang yang telah diregenerasikan untuk berbalik dari dosa kepada Allah di dalam

suatu perubahan kehidupan sepenuhnya, yang dinyatakan di dalam bentuk suatu cara

berpikir, merasa, dan berkehendak yang baru.

Iman adalah sarana yang dengannya kita diselamatkan, dan jalan menuju

pengharapan yang pasti. Sampai saat kebangkitan kita, kita dijaga oleh kuasa Allah

melalui iman. Paulus mengatakan, di dalam kehidupan Kristen satu-satunya hal yang

berharga adalah iman yang berkarya melalui kasih (Gal. 5:6). Lukas menggarisbawahi

arti penting dari iman dengan menggunakan satu kata untuk mendeskripsikan orang-

orang Kristen: orang-orang percaya (Kis.2:44).

Pembenaran harus dipahami dengan beberapa penjelasan berikut ini: (1)

Pembenaran mempresuposisikan adanya pengakuan atas realitas dari murka Allah; (2)

Pembenaran merupakan suatu tindakan deklaratif atau yudisial dari Allah dan bukan

merupakan suatu proses; (3) Pembenaran diterima hanya oleh iman, dan tidak pernah

merupakan pahala bagi perbuatan kita; (4) Pembenaran berakar dalam kesatuan dengan

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Kristus; (5) Pembenaran didasarkan kepada karya subtitusi Kristus bagi kita; (6)

Pembenaran meliputi pengimputasian kebenaran Kristus kepada kita; (7) Di dalam

pembenaran, kasih karunia dan keadilan Allah dinyatakan bersama-sama.

Pengudusan merupakan karya yang penuh anugerah diri Roh Kudus, yang

melibatkan tanggung jawab kita untuk berpartisipasi, yang dengannya Roh Kudus

melepaskan kita dari pencemaran dosa, perbarui keseluruhan natur kita menurut

gambar Allah, dan memampukan kita untuk menjalankan kehidupan yang diperkenan

oleh Allah.

Ketekunan Orang-orang Percaya Sejati adalah mereka yang memiliki iman sejati tidak

akan kehilangan iman itu secara total atau pada akhirnya. Orang-orang percaya sejati

bertekun bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena kasih setia Allah

yang tidak berubah.

Pokok-pokok inilah yang saya jumpai ketika membaca buku ini, dan kemudian

saya laporkan sebagai tugas wajib untuk mengikuti mata kuliah ini. Buku ini sangat

bagus karena memberikan kepada kita pemahaman yang biblis tentang doktrin

keselamatan.

Ridolf R. Manggoa

Pratt, Richard L., Dirancang Bagi Kemuliaan (Designed For Dignity). Surabaya: Momentum 2002. 235 halaman Richard L. Pratt adalah seorang Profesor Perjanjian Lama dari Reformed Theological Seminary di Orlando. Setelah membaca beberapa buku yang telah ditulis oleh Pratt, maka disimpulkan bahwa penulis sangat baik dalam memaparkan setiap narasi dalam Alkitab khususnya setiap narasi dalam Perjanjian Lama. Sehingga walaupun penulis adalah seorang akademisi akan tetapi setiap tulisannya, termasuk buku ini disajikan dengan bahasa yang relatif ringan serta dengan contoh-contoh yang praktis. Hal ini sangat jelas dijumpai dalam buku ini.

Pada bagian pertama buku ini, penulis menjelaskan tentang posisi kita dalam Kerajaan Allah. Menurutnya, manusia diciptakan untuk menjadi sarana utama yang melaluinya Kerajaan Allah akan dinyatakan di atas bumi. Manusia memiliki peran yang unik dalam menghadirkan Kerajaan Allah dan manusia juga telah ditetapkan untuk berbagi di dalam kemuliaan ini. Berdasarkan peran manusia untuk menghadirkan kemuliaan Allah di dunia ini, maka Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Menurutnya, kita adalah gambar Allah yang hina sekaligus yang mulia. Sebagai gambar Allah yang hina mengindikasikan bahwa manusia bukanlah Allah serta manusia hanyalah ciptaan yang memiliki keterbatasan. Namun manusia juga adalah ciptaan yang mulia, oleh karena manusia menjadi representatif pemerintahan Allah di bumi. Bahkan menurutnya, manusia merupakan simbol kehadiran Allah di bumi. Meskipun pada

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

akhirnya, itu dirusak oleh dosa. Sehingga membuat gambar itu rusak total dan tidak lagi dengan sempurna dapat mewakili Allah di dunia.

Dalam bagian kedua, penulis mendeskripsikan tugas manusia di bumi sebagai gambar dan rupa Allah. Menurutnya, manusia memiliki tugas ganda, yakni: berlipat ganda dan menguasai bumi. Berlipat ganda bukan hanya berkaitan dengan pelipat-gandaan secara fisik, meskipun hal ini juga merupakan panggilan kita yang mulia. Oleh karena pelipat-gandaan dalam hal ini juga menyangkut tentang pelipat-gandaan secara spiritual sehingga klimaksnya nanti adalah Amanat Agung. Sedangkan berkuasa berarti menguasai dunia demi kemuliaan Allah. Manusia harus memiliki relasi yang baik dengan alam sekitar, sesama, dan diri sendiri. Sehingga kemuliaan bagi Allah dapat terwujud melalui penaklukan bumi dengan kehadiran gambar-gambar Allah yang baik.

Bagian ketiga penulis mendeskripsikan tentang kejatuhan manusia yang merupakan gambar Allah ke dalam dosa. Menurut penulis, keputusan manusia untuk memberontak melawan Allah didahului oleh sebuah proses muslihat yang licik dari Iblis. Dan strategi Iblis adalah menyerang atau fokus kepada kebanggaan manusia. Namun meskipun manusia telah jatuh dalam dosa sama sekali tidak merubah manusia menjadi binatang. Manusia tetaplah menjadi gambar dan rupa Allah yang telah rusak. Sehingga gambar yang rusak inilah nantinya akan dikonstruksi ulang oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di salib.

Pada bagian keempat, penulis mendeskripsikan tentang situasi dunia pasca kejatuhan manusia dalam dosa. Kejahatan menjadi sebuah ancaman bagi bumi ini. Mengapa? Oleh karena seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa semua ciptaan Allah bertujuan untuk mempermuliakan-Nya. Namun sekarang hal itu tidak kelihatan lagi oleh karena kejahatan yang semakin merajalela di bumi. Dalam bab ini, penulis mengambil contoh dari kisah Nuh untuk menjelaskan bahwa sebenarnya Allah sudah memberikan banyak waktu kepada manusia untuk bertobat. Akan tetapi manusia tidak menggunakan kesempatan itu, sehingga Allah harus menghukum manusia karena dosa.

Bagian kelima penulis mendeskripsikan tentang pokok-pokok yang harus diperhatikan guna dapat kembali meraih tujuan hidup kita. Menurut penulis, dalam hal ini kita harus memperhatikan tiga pokok, yakni: (1) beriman kepada kuasa Allah yang sedang memimpin kita ke sana; (2) bersabar menantikan waktu Allah; dan (3) bertekun dengan setia kepada Tuhan. Untuk menjelaskan ketiga pokok di atas, maka penulis mengambil contoh dari kehidupan Abraham dalam pergumulan iman untuk meyakini dan menantikan realisasi janji Allah.

Bagian keenam penulis membawa kita untuk melihat situasi pada zaman Musa guna kita dapat menggali setiap berkat Tuhan yang ada di sana. Dahulu Tuhan mengutus Musa dan umat-Nya untuk berperang agar bisa merebut tanah perjanjian. Akan tetapi sekarang kita harus melakukan perang rohani dengan senjata Firman Allah, oleh karena dalam Firman Allah dapat ditemukan kekuatan dan keteguhan untuk menghadapi peperangan melawan Iblis. Semua ini harus kita lakukan guna membawa pemulihan gambar dan rupa Allah dalam diri manusia supaya dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Pada bagian ketujuh, penulis mendeskripsikan tentang gambar Allah yang telah jatuh dan rusak total, diberikan oleh Allah kemuliaan yang lebih tinggi. Hal ini tampak dengan jelas dalam kerajaan Daud. Penulis mendeskripsikan bahwa sama seperti Daud yang diliputi oleh kegirangan dan syukur yang luar biasa kepada Allah atas berkat-berkat-Nya yang melimpah, maka demikian juga kita yang telah memperoleh berkat yang luar biasa dalam Kristus harus lebih bersyukur lagi bahkan lebih dari pada syukur Daud. Oleh karena melalui kebangkitan Kristus, memungkinkan kita untuk mengecap mahkota kemuliaan bersama dengan Kristus.

Pada bagian kedelapan, penulis menjelaskan tentang dua efek dari berkat Allah. Di mana menurutnya, apabila berkat tersebut digunakan seturut dengan maksud dan rencana Allah maka hal itu akan berdampak positif bagi hidup kita. Namun apabila dipergunakan dengan tidak benar maka hal itu akan berdampak secara negatif kepada kita. Hal ini dijelaskan penulis berkaitan dengan Hukum Taurat. Hukum Taurat dapat menolong kita untuk mengenal dosa sehingga kita merasa perlu seorang juruselamat. Akan tetapi Hukum Taurat sendiri bukanlah juruselamat. Sehingga apabila kita sudah mengenal dosa melalui Hukum Taurat, maka kita menghindari dosa. Namun justru membuat kita semakin giat melakukannya. Bukankah hal ini menjadi lumrah dalam kehidupan gereja Tuhan?

Dalam bagian sembilan dan sepuluh, penulis mendeskripsikan tentang peran sentral dari Yesus Kristus sendiri dalam pemulihan gambar dan rupa Allah itu. Sehingga pemulihan yang utuh terhadap gambar dan rupa Allah dalam diri manusia tergantung pada upaya satu orang yang kepada-Nya kita menyandarkan segala harapan kita Yesus Kristus. Ia menjadi langkah terakhir menuju kemuliaan. Namun dalam menunggu kondisi tersebut, terlebih dahulu kita dipanggil untuk menderita bagi-Nya. Setiap orang percaya menanggung penderitaan dan kesukaran demi Kristus.

Kelebihan. Penulis mendeskripsikan buku ini dengan sangat sistematis, bahasa yang mudah dipahami, meskipun nilai akademis dan alkitabiahnya tetap tinggi. Sehingga menjadi kerugian besar bagi setiap orang Kristen yang tidak membaca buku ini. Oleh karena buku ini dapat menghantar kita mengerti siapakah kita?, apa yang seharusnya kita perbuat?, dan mengapa kita harus eksis di dunia ini?

Pekerjaan yang sulit adalah mencari kelemahan buku ini. Buku ini nyaris sempurna. Meskipun sudah dua kali selesai membaca habis buku ini, akan tetapi kelemahan isi nyaris tidak ada. Richard L. Pratt memang seorang ahli Perjanjian Lama yang extra ordinary.

Buku ini sangat bagus, serta pesan yang disampaikan sangat urgen, sehingga menurut saya buku ini dibaca semua kalangan orang percaya. Sangat disayangkan apabila dibaca oleh kelompok mahasiswa teologi saja. Oleh karena bahasanya pun sangat mudah dipahami.

Adi Putra

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

PARA KONTRIBUTOR:

1. Dr. Sri Dwi Harti, M.Th., menyelesaikan Studi Doktoral pada bidang Teologi di

Sekolah Tinggi Agama Kriten Apollos Manado (STAKAM). Sekarang menjabat

sebagai Puket III Bidang Kemahasiswaan dan Pelayanan di STT Pelita Dunia, dan

sebagai dosen tetap pada Program Studi Teologi.

2. Abraham Tefbana, M.Pd.K., menyelesaikan Studi Magister Pendidikan Agama

Kristen (M.Pd.K) pada STT IKAT tahun 2012. Sekarang menjabat sebagai Puket 1

Bidang Akademik STT Pelita Dunia dan dosen Tetap pada Program Studi PAK.

3. Adi Putra, M.Th., menyelesaikan Studi Magister Teologi (M.Th.) keahlian Biblika

Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta pada tahun

2014. Sekarang menjadi dosen tetap pada STT Pelita Dunia.

4. Deky Hidnas Yan Nggadas, M.Th., Meraih gelar Sarjana Teologi dari SETIA Jakarta

(2003); gelar Magister Divinitas dari STT Amanat Agung Jakarta (2008); dan gelar

Master of Theology in Theological and Biblical Studies dari Institut Injil Indonesia

Batu, Malang, setelah mempertahankan tesis berjudul: Dari Mesir ke Mesir:

Analisis terhadap Penggunaan Hosea 11:1 dalam Matius 2:15 dengan Pendekatan

Kristotelik (2013). Beliau adalah penulis buku-buku: Pengantar Praktis Studi Kitab-

kitab Injil (2011); Paradigma Eksegetis: Penting dan Harus (2013); dan Dari Mesir ke

Mesir: Telaah Kristotelik Hosea 11:1 dalam Matius 2:15 (2015). Saat ini beliau bekarja

sebagai dosen Biblika PB di Gracia Theological Seminary dan anggota Komisi

Pengajaran di GBI Mandarin Service. 5. Dr. Dyulius Thomas Bilo, M.Th., lahir 15 Maret 1975 di Tala, Mamuju-Sulawesi

Barat. Menyelesaikan studi Sarjana Teologi konsentrasi PAK pada tahun 2003 dan

Magister Teologia konsentrasi PAK tahun 2006 di Sekolah Tinggi Theologia Injili

Arastamar (SETIA) Jakarta dan Doktor Teologi konsentrasi PAK pada tahun 2011 di

Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang. Saat ini menjadi Dosen

Tetap di SETIA Jakarta. Ditabiskan menjadi Pendeta Sinode Gereja Kristen Setia

Indonesia (GKSI) Jakarta pada November 2013. Menikah dengan Lisna Novalia 8

Desember 2012 dan sekarang dikaruniai putra dan putri yang diberi nama Great

Heart dan Shine Heart Hephzibah Octaviani. 6. Stenly R. Paparang, D.Th., Ketua Departemen Literatur dan Media Arastamar

(DELIMA) STT Injili Arastamar Jakarta; Pendeta Sinode Gereja Kristen Setia

Indonesia (GKSI); Kepala Departemen Literatur dan Penerbitan BPS-GKSI periode

2011-2016; Ketua Tim Editor Jurnal Arastamar STT Injili Arastamar Jakarta; Sekretaris

Program Pascasarjana STT Injili Arastamar Jakarta; Dosen Tetap Pascasarjana STT

Injili Arastamar Jakarta; Menyelesaikan S-1 Teologi di STT Injili Arastamar Jakarta

tahun 2007; Menyelesaikan S-2 Teologi di STT Injili Arastamar Jakarta tahun 2012;

Menyelesaikan S-3 Teologi di STT Injili Arastamar Jakarta tahun 2015.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

7. Dr. Daud Alfons Pandie, M.Th. menyelesaikan S3 pada tahun 2011 di STAKN Sulawesi Utara. Saat ini menjabat sebagai Ketua STT Apolos Jakarta dan sekaligus menjadi dosen tamu di STT Pelita Dunia. Melayani di IECC gereja bagian mandiri dari Gereja Protestan di Indonesia (GPI AM).

8. Yane Octavia Rismawati Wainarisi, M.Th.(c), Asisten Dosen di STT Pelita Dunia. Sementara menyelesaikan studi Magister Teologi spesifikasi Perjanjian Lama di STT Cipanas.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

ATURAN PENULISAN

JURNAL LUXNOS STT PELITA DUNIA

A. Syarat Penulisan:

1. Penulis harus mengikuti format penulisan yang diberikan dari Tim Redaksi.

2. Untuk menjaga kualitas Jurnal, penulis harus mengikuti kaidah penulisan ilmiah:

sesuai antara judul dan isi tulisan; menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar serta mudah dipahami; menggunakan bahasa Inggris (bila ada) yang baik

dengan memperhatikan grammar dan spelling kata dengan cermat sebelum

memasukan tulisan ke meja redaksi.

3. Tulisan bukan duplikasi dan belum pernah dimuat atau dipublikasikan.

4. Referensi harus jelas (nama, tahun dan dicantumkan dalam daftar referensi) untuk

menghindari tuduhan plagiat (pencurian tulisan).

5. Redaksi Jurnal memiliki hak dan wewenang penuh untuk: mengoreksi;

mengembalikan untuk diperbaiki; dan menolak tulisan yang masuk meja redaksi

bila dirasa perlu. Penilaian akan dilakukan secara objektif.

6. Tulisan yang dikembalikan untuk diperbaiki kalau mau diterbitkan harus

diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan koreksi yang dilakukan oleh Redaksi.

7. Tulisan yang diterbitkan menjadi milik STT Pelita Dunia selaku penerbit Jurnal

Luxnos.

8. Tulisan dan gambar dibuat dalam hitam putih.

9. Tulisan yang dimasukkan untuk diseleksi oleh Redaksi dalam bentuk hard copy

dan bila tulisan terpilih untuk diterbitkan harus memberikan flashdisc yang berisi

tulisan tersebut.

10. Untuk dapat diterbitkan pada edisi terdekat, tulisan harus masuk paling lambat

dua bulan sebelumnya.

11. Penulis harus menuliskan biodata penulis secara singkat dan jelas.

B. Format Penulisan:

1. Judul (center, bold, Font 14, Book Antiqua, semua huruf capital)

2. Gunakan kertas A4 dengan margin sebagai berikut: Atas 2 cm dan Bawah 2 cm

Kiri 3 cm; dan Kanan 2 cm. Badan tulisan ditulis dalam satu kolom dan line spacing

adalah satu.

3. Penulis (center, Italic, Font 10, Book Antiqua, bukan huruf capital semua, dua spasi

di bawah judul).

4. Footnote menggunakan font Book Antiqua dengan ukuran 9.

5. Tulisan: maksimal 10 halaman per penulis dengan format dua kolom.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

6. Abstract (center, bold, font 10, Book Antiqua, tiga spasi di bawah penulis).

7. Abstract tulisan maksimum 100-250 kata (Justified, italic, font 10, Book Antiqua).

Untuk memenuhi aturan dari LIPI, abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu Inggris

dan Indonesia. Bila makalah ditulis dalam bahasa Indonesia, Abstract dalam

bahasa Inggris. Jika makalah dalam bahasa Inggris, Abstrac dalam bahasa

Indonesia.

8. Kata Kunci : Tulis kata kunci yang berhubungan dengan tulisan maksimum 5 kata

kunci (Justified, normal, font 10, Book Antiqua, tiga spasi dibawah abstract).

9. Isi Tulisan:

a. PENDAHULUAN (Semua judul Chapter/Bab ditulis dengan format seperti

ini, Justified, Bold, font 12, Book Antiqua, huruf kapital semua). Jumlah

Chapter/Bab disesuaikan dengan kebutuhan tulisan.

Isi tulisan ditulis dengan format Justified, normal, font 12, Book Antiqua, dan

dimulai satu spasi dibawah judul chapter/bab. Jika memungkinkan, judul

chapter/bab mempunyai urutan sebagai berikut:

1) Pendahuluan

2) Metode Penelitian

3) Isi

4) Pembahasan

5) Kesimpulan

a) Sub Chapter/Bab (Justified, Bold italic, font 12, Book Antiqua, dua spasi di

bawah akhir kalimat). Isi tulisan ditulis dengan format Justified, normal,

font 10, Book Antiqua, dan dimulai satu spasi di bawah judul sub

chapter/bab.

b) Sub Sub Chapter/Bab (Justified, italic, font 12, Book Antiqua, dua spasi di

bawah kalimat terkahir). Isi tulisan ditulis dengan format Justified,

normal, font 10, Book Antiqua, dan dimulai satu spasi dibawah judul

sub-sub chapter/bab.

b. GAMBAR DAN TABEL:

Jika Gambar atau Tabel cukup dalam format dua kolom, gambar atau tabel harus

diletakkan dekat dengan tulisan yang menjelaskan gambar atau tabel tersebut. Jika

gambar atau tabel yang akan ditampilkan cukup banyak, maka gambar atau tabel

sebaiknya diletakan di akhir tulisan secara terpisah. Keterangan gambar di letakan di

bawah gambar, sedangkan keterangan tabel diletakan di atas tabel.

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016

Jika gambar atau tabel tidak cukup dalam format dua kolom, gambar atau tabel

dapat dibuat dalam satu kolom dan diletakkan di bagian bawah halaman atau di bagian

atas halaman sehingga tidak mengganggu alur tulisan.

c. DAFTAR PUSTAKA / REFERENSI

1) Buku/Jurnal

Bardhan, P dan D. Mookeherjee, 2000. Capture and Government at Local and National Levels.

American Economic Review 90 (2): 135-139.

Booth, A, 2000. Survey of Recent Development. Buletin Kajian Ekonomi Indonesia, 35 (3): 3-39

Fabozzi, F., da I. Pollack, eds., 1987. The Handbook of Fixed Income Securities. 2d ed.

Homewood, IL: Dow Jones-Irwin.

Kahneman, D., P, Slovic, dan A. Tversky, eds., 1992, Judgment Under Uncertainty: Heuristic

and Biases. Cambridge, United Kingdom: Cambridge University Press.

2) Tulisan sebagai bagian dari sebuah buku (artikel dalam karya kolektif)

Damury, Y.R, 2003, Indonesias New Fiscal Relations: Issues and Problems in a More

Decentralized Fiscal System dalam: Legowo, T. A. dan M. Takahashi , Regional

autonomy and Socio-Economic Development in Indonesia-A Multidimentional Analysis

(Eds), Chiba, Japan: Institute of Developing Economies Japan External Trade

Organisation: 115-145

3) Majalah, media massa (koran)

Untuk majalah, koran, makalah tidak diterbitkan, disertasi/tesis/skripsi, makalah

seminar dan sebagainya, menyesuaikan dengan pedoman di atas.

4) Internet

Copykan alamat website secara lengkap di mana Anda mendapatkan karya acuan

tersebut untuk memudahkan penelusuran. Dan jangan lupa mencantumkan tanggal dan

waktu pengutipan.

http://akta.wordpress.com/2007/06/13/merealisasikan-agenda-mendaulatkan-islam-

dalam-masyarakat-majmuk/

http://akta.wordpress.com/2007/06/13/merealisasikan-agenda-mendaulatkan-islam-dalam-masyarakat-majmuk/http://akta.wordpress.com/2007/06/13/merealisasikan-agenda-mendaulatkan-islam-dalam-masyarakat-majmuk/

Jurnal Luxnos Vol.1, No.1, Edisi Januari-Juli 2016