jurnal konsinyasi.docx

45
Perlakuan Akuntansi Terhadap Penjualan Konsinyasi Arinda Pramesti (29211380) Ayu Nurul Ardhita (27211779) Dewi Lestari (21211959) Dharfan Aprianto (27211797) Dwi Anggraini (22211224) Gena Enka Lestari (23211028) Hapsari Wadayani (23211213) Khairiyah (28211538) Luthfi Yuliana (24211180) Novice Lebrie Sagilitany (25211246) Oktavia Rahmi (25211450) Rina Mardiani (26211221)

Upload: ulfah-khairrunnisa

Post on 27-Dec-2015

502 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL KONSINYASI.docx

Perlakuan Akuntansi Terhadap Penjualan Konsinyasi

Arinda Pramesti (29211380)

Ayu Nurul Ardhita (27211779)

Dewi Lestari (21211959)

Dharfan Aprianto (27211797)

Dwi Anggraini (22211224)

Gena Enka Lestari (23211028)

Hapsari Wadayani (23211213)

Khairiyah (28211538)

Luthfi Yuliana (24211180)

Novice Lebrie Sagilitany (25211246)

Oktavia Rahmi (25211450)

Rina Mardiani (26211221)

Ulfah Khairunnisa (27211216)

Page 2: JURNAL KONSINYASI.docx

ABSTRAK

Penjualan merupakan salah satu unsur penting dalam dunia usaha. Salah satu tujuan

yang tidak terpisahkan salah satunya adalah mendapatkan laba maksimal dari penjualan

dengan pengeluaran biaya yang minimal. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang sangat

efektif dalam dunia usaha. Strategi tersebut tentunya merupakan strategi yang baik serta

diharapkan dapat meminimalisir resiko usaha atau penjualan yang terjadi pada suatu

perusahaan. Konsinyasi dikenal sebagai strategi yang efektif dalam dunia usaha khususnya

dunia usaha dalam bidang perdagangan. Akuntansi menjadi alat yang sangat membantu dalam

pencatatan konsinyasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Dalam jurnal ini, pembahasan

yang diutamakan adalah cara suatu perusahaan atau pihak-pihak dalam mengimplementasikan

konsinyasi dalam pencatatan akuntansi. Terdapat dua metode pencatatan akuntansi untuk

konsinyasi, antara lain metode pencatatan terpisah dan metode pencatatan gabungan.

Keyword : Konsinyasi, Pencatatan akuntansi, Metode pencatatan terpisah, Metode

pencatatan gabungan

PENDAHULUAN

Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini membuat persaingan antar pelaku bisnis

semakin ketat. Untuk itu, para pelaku bisnis berusaha semaksimal mungkin menciptakan

inovasi terbaru agar lebih unggul dibandingkan dengan pelaku bisnis lainnya dan lebih baik dari

segi kualitasnya. Setiap perusahaan memiliki strategi dan sistem masing- masing dalam

menjalankan kegiatan manajemennya. Salah satu upaya yang dapat dijalankanya itu

aktivitas/strategi penjualan karena aktivitas penjualan memegang peranan yang sangat penting

dalam perusahaan.

Informasi keuangan suatu perusahaan sangat dibutuhkan oleh manajemen dari mulai proses

pembuatan perencanaan (planning) sampai dengan pengendalian (controlling) operasi

perusahaan. Hal itu dibutuhkan pula oleh pihak diluar perusahaan seperti investor, pemasok,

kreditor, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat untuk

pengembalian keputusan ekonomi. Maka dalam hal ini peran akuntansi sebagai sistem

Page 3: JURNAL KONSINYASI.docx

informasi keuangan menjadi semakin penting dalam kehidupan perekonomian, khususnya

dunia usaha.

Akuntansi keuangan adalah proses yang berakhir pada penyususnan laporan keuangan yang

berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan. Dalam menyusun laporan keuangan,

akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan, salah penafsiran dan

ketidaktepatan. Untuk meminimumkan bahaya ini, maka dibutuhkan Standar Akuntansi

Keuangan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, sering terjadi

dalam praktek akuntansi, suatu transaksi yang tidak tercakup atau belum diatur dalam Standar

Akuntansi Keuangan, sehingga untuk memecahkan masalah akuntansinya masih didasarkan

pada prinsip atau standar akuntansi yang dibuat sendiri oleh perusahaan yang

membutuhkannya. Salah satu transaksi tersebut adalah transaksi penjulan konsinyasi.

TINJAUAN TEORITIS

Definisi Penjualan

Penjualan adalah rangkaian transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun

kredit. Penjualan merupakan proses berpindah suatu hak atas barang atau jasa untuk

mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk membayar atau piutang.

(Mulyadi, 2001 di dalam Hendari dkk, 2009).

Dari definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan usaha

yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan tujuan untuk

memperoleh laba.

Menurut Marwan (2000 : 26) didalam Jamiyla dan Lestari, 2011), Faktorfaktor yang

memengaruhi kegiatan penjualan yaitu :

1. Kondisi dan kemampuan penjual

Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu

pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli

sebagai pihak kedua.

Page 4: JURNAL KONSINYASI.docx

2. Kondisi pasar Pasar

Sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat

pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.

3. Modal

Untuk memperlancar proses penjualan dibutuhkan adanya sarana serta usaha seperti :

alat transportasi, tempat peragaan baik didalam maupun diluar perusahaan, usaha

promosi dan sebagainya. Semua ini dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah

modal yang diperlukan untuk itu.

4. Kondisi organisasi perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri

(bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu dibidang penjualan

5. Faktor lain

Faktor lain seperti : periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah sering

mempengaruhi penjualan.

Definisi Penjualan Konsinyasi

Menurut Sugito (2001:66 didalam Jamiyla dan Lestari, 2011) penjualan konsinyasi adalah

pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen

penjualan. Sedangkan menurut Drebin (1998:158 didalam Jamiyla dan Lestari, 2011) penjualan

konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang

bertindak sebagai agen penjual secara hukum akan dinyatakan hak atas barang-barang ini tetap

berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak penjual.

Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa penjualan konsinyasi adalah penjualan yang

dilakukan dengan cara menitipkan barang dagangannya kepada pihak lain (consignee). Dimana

kepemilikan barang masih merupakan milik perusahaan yang menitipkan barang (consignor)

sampai barang tersebut dijual ke konsumen.

Page 5: JURNAL KONSINYASI.docx

Kegiatan dan Kerja Konsinyasi

Sebelum consignor dan consignee melakukan penjualan konsinyasi, mereka harus menyusun

kontrak perjanjian terlebih dahulu. Di dalam kontrak tersebut biasanya terdapat ketentuan-

ketentuan yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak. Menurut Allan R. Drebin, 1995:159-

160 di dalam skripsi Simamora, 2005) ketentuan-ketentuan tersebut yaitu:

1. Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak konsinyi kepada para pelanggan.

2. Beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi harus diganti oleh pihak konsinyor.

3. Komisi atau laba yang harus diberikan kepada pihak konsinyi.

4. Pemeliharaan dan penanganan persediaan barang konsinyasi dan hasil penjualan barang-

barang konsinyasi.

5. Pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi.

6. Laporan yang harus dikirimkan oleh pihak konsinyi.

Hak-hak pihak konsinyi yaitu:

1. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantan atas pengeluaran yang dibutuhkan

berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas

penjualan barang konsinyasi.

2. Pihak konsinyasi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual

dan pihak konsinyor terikat pada persyaratan pemberian garansi tersebut.

Kewajiban konsinyi/komisioner antara lain:

1. Pihak konsinyi harus melindungi barang –barang pihak pemilik.

2. Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang ditentukan.

3. Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagang lainnya.

4. Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan

barang konsinyasi.

Page 6: JURNAL KONSINYASI.docx

Akuntansi Konsinyasi

Menurut Sugito (2001:67 di dalam Jamiyla dan Lestari, 2011) perbedaan perlakuan akuntansi

konsinyasi dengan transaksi penjualan regular yaitu: (1) Barang-barang yang masih hak milik

konsinyor dan harus dilaporkan sebagai persediaan konsinyor boleh mengakui barang-barang

konsinyasi sebagai persediaannya. (2) Pendapatan diakui konsinyor pada saat barang-barang

konsinyasi dapat dijual pada pihak ketiga. (3) Pihak konsinyor sebagai pemilik tetap

bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-

barang konsinyasi. Sejak pengiriman barang sampai dengan saat komisioner berhasil menjual

barang kepada pihak ketiga. Kecuali jika ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua pihak

yang bersangkutan. (4) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban

menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterimanya.

Akuntansi Penjualan Konsinyasi Yang Telah Selesai

Menurut Allan R. Drebin, 1995:161 di dalam skripsi Simamora, 2005, Prosedur akuntansi yang

diikuti oleh konsinyi dan konsinyor tergantung pada 2 hal, yaitu:

1. Akuntansi Konsinyasi jika laba Penjualan Konsinyasi ditetapkan terpisah

Jika laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri maka konsinyi harus

menyelenggarakan perkiraan konsinyasi masuk untuk setiap perjanjian konsinyasi yang

diadakan. Perkiraan ini didebet untuk semua bebanyang harus ditutup oleh semua pihak

konsinyor dan dikredit untuk seluruh hasil penjualan barang konsinyasi. Komisi atau laba

penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukuan dari perkiraan konsinyasi masuk ke

perkiraan pendapatan tersendiri.

Jika pencatatan perkiraan serta laba atas penjualan konsinyasi dilakukan secara terpisah

dengan penjualan biasa, maka metode pencatatan persediaan ada 2 yaitu: (1) metode

perpetual dan (2) metode fisik.

Page 7: JURNAL KONSINYASI.docx

2. Akuntansi Konsinyasi jika laba Penjualan Konsinyasi tidak ditetapkan terpisah

Jika transaksi konsinyasi tidak ditetapkan terpisah dari transaksi penjualan biasa, maka

penjualan konsinyasi dibukukan dalam rekening “Hasil Penjualan” atau “Harga Pokok

Penjualan” harus segera dilakukan setiap konsinyi berhasil menjual barang-barang

konsinyasi tersebut dengan mendebet “Pembelian” sebesar jumlah yang harus dibayar atas

barang yang telah terjual, dengan rekening lawan (kredit) pada “Hutang kepada Konsinyor”.

Pencatatan persediaannya juga dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu: (1) metode

perpetual dan (2) metode fisik.

Akuntansi Penjualan Konsinyasi Yang Terjual Sebagian

Jika barang konsinyasi tidak terjual seluruhnya pada waktu pihak konsinyi dan konsinyor

menyusun Laporan Keuangan, maka laba yang direalisasi atas barang yang sudah terjual harus

dihitung. Diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat

pada produk yang belum terjual. Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum

terjual baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang sudah dibebankan

oleh konsinyi harus ditangguhkan pembebanannya dari pendaptan dalam periode yang

bersangkutan. Contohnya: biaya pengiriman, pengepakan, asuransi, dan ongkos angkut.

1. Akuntansi Konsinyasi jika Laba Penjualan Konsinyasi ditetapkan Terpisah

Pada dasarnya, metode pencatatan persediaan oleh konsinyi baik menggunakan metode

perpetual maupun fisik jika laba penjualan konsinyasi ditetapkan terpisah tidak akan

memengaruhi pencatatan persediaan seperti pada akuntansi penjualan konsinyasi yang

telah selesai. Perbedaannya terlihat pada perhitungan jumlah yang harus dicatat.

2. Akuntansi Konsinyasi jika Laba Penjualan Konsinyasi tidak ditetapkan terpisah

Dalam hal ini, pihak konsinyasi, mncatat jurnal yang sama dengan akuntansi penjualan

konsinyasi dimana seluruh barang konsinyasi terjual baik menggunakan perpetual atau fisik.

Perbedaannya terlihat pada perhitungan penjualan, komisi, dan pengiriman uang kas

kepada pihak konsinyor.

Page 8: JURNAL KONSINYASI.docx

PEMBAHASAN

Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Pengamanat (consignor)

Perlakuan akuntansi untuk barang konsinyasi milik pengamanat yang dititipkan kepada

komisoner yaitu :

a) Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner harus tetap dilaporkan sebagai

persediaan oleh pengamanat.

b) Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner bukan merupakan transaksi penjualan

sehingga pada saat pengiriman tersebut tidak boleh disertai adanya pendapatan.

c) Semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap menjadi tanggung

jawab pengamanat sejak barang dikirim sampai dijual kepada pihak ketiga.

Apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi

dipisahkan pencatatannya dari transaksi reguler. Laba atau pendapatan dari penjualan barang

konsinyasi pencatatannya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuatkan

rekening ”Konsinyasi Keluar”.

1. Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan

melakukan pencatatan sebagai berikut :

a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual,

perkiraan konsinyasi keluar di jurnal :

Konsinyasi keluar ................................. xxx

Persediaan barang dagang....................... xxx

b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka

perkiraan konsinyasi keluar di jurnal:

Konsinyasi keluar ................................ xxx

Pengiriman barang-barang konsinyasi ... xxx

2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga

pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan

lain-lain. Biasanya pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang

ditanggung oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan

laporan penjualan barang konsinyasi sebagai ”konsinyasi keluar.”

Page 9: JURNAL KONSINYASI.docx

Transaksi penjualan konsinyasi dengan metode tidak terpisah maka tidak dibuatkan

rekening ”konsinyasi keluar”

1. Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan

melakukan pencatatan sebagai berikut :

a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual,

jurnal oleh pengamanat adalah:

Persediaan barang konsinyasi..........................xxx

Persediaan barang dagang....................... xxx

b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka

perkiraan konsinyasi keluar di jurnal :

Persediaan barang konsinyasi........................ ..xxx

Pengiriman barang-barang konsinyasi ... xxx

2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga

pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan

lain-lain. Pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang ditanggung

oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan laporan

penjualan barang. Jurnal yang dibuat sama dengan transaksi penjualan biasa.

Contoh 1 :

PT SARMAG GENAP yang berkedudukan di Simatupang dengan spesifikasi usaha dibidang

perdagangan barang-barang elektronik. Melakukan kerjasama konsinyasi dengan PT Reguler

Elektronik khusus untuk penjualan pesawat TV dengan perjanjian sebagai berikut :

1) Harga jual TV Rp 500.000 per unit dan harga pokoknya adalah Rp 350.000 per unit.

2) Komisi untuk PT SARMAG GENAP adalah sebesar 15% dari hasil penjualan.

3) PT SARMAG GENAP memungut sewa atas barang konsinyasi sebesar Rp500 per unit.

4) Semua beban yang dikeluarkan PT SARMAG GENAP ditanggung oleh PT Reguler

Elektronik seperti ongkos angkut, kuli dll.

5) PT SARMAG GENAP menyerahkan uang muka sebesar 20% dari harga jual barang yang

dikirim.

Page 10: JURNAL KONSINYASI.docx

Adapun transaksi bulan Januari 2013:

1) Pengiriman dan penerimaan barang konsinyasi 100 unit.

2) Penerimaan dan pengiriman uang muka sebesar 20% dari harga jual.

3) PT Reguler Elektronik mengeluarkan ongkos angkut untuk pengiriman barang ke PT

SARMAG GENAP secara tunai sebesar Rp 60.000.

4) Pembayaran sewa atas barang-barang konsinyasi yang dikirim, diterima secara tunai

oleh PT SARMAG GENAP.

5) Penjualan barang konsinyasi selama bulan Januari 2013 yang terdiri atas:

Penjualan tunai = 80 unit dan penjualan kredit = 20 unit.

6) Pengeluaran buku kas PT SARMAG GENAP adalah :

Ongkos kuli masuk = Rp30.000

Ongkos kuli keluar = Rp20.000

Ongkos angkut = Rp75.000

7) Pencatatan komisi oleh PT SARMAG GENAP

8) Pengiriman dan penerimaan laporan penjualan barang konsinyasi serta pengiriman uang

setelah diperhitungkan uang muka.

Diminta:

Buat jurnal yang diperlukan untuk transaksi diatas pada buku pengamanat dengan metode :

1. Dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler, dan

2. Dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan

persediaan

a) Metode perpetual

b) Metode fisik

Page 11: JURNAL KONSINYASI.docx

Penyelesaian :

BUKU PENGAMANAT (PT Reguler Elektronik)

Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler.

a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

1 Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV

kepada PT SARMAG GENAP @ 350.000

Konsinyasi keluar Rp35.000

Persediaan BD Rp35.000

Memorandum

2 Penerimaan uang muka 20% dari

harga .jual barang yang dikirim

Kas Rp10.000

Uang muka komisioner Rp10.000

Kas Rp10.000

Uang muka komisioner Rp10.000

3 Mencatat pengeluaran ongkos angkut

Konsinyasi Keluar Rp 60

Kas Rp60

Ongkos angkut masuk Rp60

Kas Rp60

4 Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit

@ Rp 500

Konsinyasi Keluar Rp50

Kas Rp50

Beban sewa Rp50

Kas Rp50

5 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

6 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

7 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

8 Mencatat laporan penjualan barang

konsinyasi dan penerimaan uang

Kas Rp 32.375

Uang muka komisioner 10.000

Konsinyasi keluar 7.625

Konsinyasi keluar Rp50.000

Kas Rp 32.375

Uang muka komisioner 10.000

Beban kuli 50

Ongkos angkut keluar 75

Beban komisi 7.500

Page 12: JURNAL KONSINYASI.docx

Penjualan Rp50.000

9 Mencatat laba penjualan konsinyasi

Konsinyasi keluar Rp7.265

Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265

Mencatat HPP barangkonsinyasi

HPP Rp 35.000

Persediaan BD Rp35.000

HPP Rp 60

Ongkos angkut masuk Rp60

b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

1 Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV

kepada PT SARMAG GENAP @ 350

Konsinyasi keluar Rp35.000

Pengiriman barang-barang

konsinyasi Rp35.000

Memorandum

2 Penerimaan uang muka 20% dari h.jual

barang yang dikirim

Kas Rp10.000

Uang muka komisioner Rp10.000

Kas Rp10.000

Uang muka komisioner Rp10.000

3 Mencatat pengeluaran ongkos angkut

Konsinyasi Keluar Rp 60

Kas Rp 60

Ongkos angkut masuk Rp 60

Kas Rp 60

4 Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit

@ Rp 500

Konsinyasi Keluar Rp 50

Kas Rp 50

Beban sewa Rp 50

Kas Rp 50

5 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

6 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

7 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

8 Mencatat laporan penjualan barang

Page 13: JURNAL KONSINYASI.docx

konsinyasi dan penerimaan uang

Kas Rp 32.375

Uang muka komisioner 10.000

Konsinyasi keluar 7.625

Konsinyasi keluar Rp50.000

Kas Rp32.375

Uang muka komisioner 10.000

Beban kuli 50

Ongkos angkut keluar 75

Beban komisi 7.500

Penjualan Rp50.000

Mencatat laba penjualan konsinyasi

Konsinyasi keluar Rp7.265

Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265

Mencatat HPP barangkonsinyasi

HPP Rp35.000

Persediaan BD Rp35.000

10 Menutup saldo rek pengiriman barang-

barang konsinyasi ke rek laba rugi

Pengiriman barang-barang

Konsinyasi Rp 35.000

Rugi laba Rp 35.000

HPP Rp 60

Ongkos angkut masuk Rp 60

Perkiraan konsinyasi keluar

Debit:

Pengiriman barang Rp35.000.000

Ongkos angkut masuk 60.000

Sewa gudang komisoner 50.000

Ongkos kuli masuk/keluar dan angkut (PT SARMAG GENAP) 125.000

Komisi (PT SARMAG GENAP) 7.500.000

Rp42.735.000

Kredit:

Hasil penjualan (PT SARMAG GENAP) Rp50.000.000

Laba Konsinyasi Rp 7.265.000

Page 14: JURNAL KONSINYASI.docx

Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi

pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan dan

biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan

reguler. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup

penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan dan

biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan

data penjualan regular, seperti contoh berikut :

PT REGULER ELEKTRONIK

Laporan Laba rugi

Januari 2013

Penjualan

Konsinyasi

Penjualan

Reguler

Jumlah

Hasil penjualan 50.000.000 75.000.000 125.000.000

Harga pokok penjualan 35.060.000 50.250.000 85.310.000

Laba kotor penjualan 14.940.000 24.750.000 39.690.000

Biaya Usaha :

Biaya Penjualan 7.675.000 8.250.000 15.925.000

Biaya administrasi & umum - 5.000.000 5.000.000

Juml biaya usaha 7.675.000 13.250.000 20.925.000

Laba Usaha 7.265.000 11.500.000 18.765.000

Cara lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi dalam laporan laba rugi

juga dapat dilakukan dengan cara laba rugi konsinyasi ditambahkan atau dikurangkan dari laba

kotor penjualan reguler, tanpa menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang bersangkutan,

seperti contoh dibawah ini.

PT REGULER ELEKTRONIK

Laporan Laba rugi

Page 15: JURNAL KONSINYASI.docx

Januari 2013

Hasil penjualan Rp 75.000.000

Harga pokok penjualan 50.250.000

Laba kotor 24.750.000

Laba penjualan konsinyasi 7.265.000

32.015.000

Biaya usaha :

Biaya penjualan Rp 8.250.000

Biaya administrasi & umum 5.000.000

13.250.000

Laba usaha 18.765.000

Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Komisioner (consignee)

Prosedur akuntansi yang perlu dilakukan oleh komisioner tergantung pada metode yang

dipilih untuk diterapkan apakah transaksi penjualan konsinyasi dan laba rugi penjualan akan

dicatat secara terpisah dari penjualan reguler atau transaksi konsinyasi dicatat tidak terpisah

dari penjualan reguler (metode gabungan).

Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan reguler, maka

komisioner harus membentuk rekening ”konsinyasi masuk” atau ”consigment in”. Perlakuan

akuntansi untuk metode terpisah adalah :

1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku

memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan.

2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan

pengamanat dicatat di dalam perkiraan Konsinyasi masuk (consignment in).

Jika pencatatan transaksi serta laba rugi atas penjualan konsinyasi dilakukan dengan

metode tidak terpisah (gabungan) dengan penjualan biasa, maka perlakuan akuntansinya

adalah:

1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku

memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan.

Page 16: JURNAL KONSINYASI.docx

2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan

pengamanat dicatat di dalam perkiraan Utang kepada pengamanat.

Contoh 2 :

Berdasarkan data-data pada soal contoh 1 diatas, diminta :

1. Buatlah laporan penjualan yang dibuat oleh PT SARMAG GENAP kepada PT Reguler

Elektronik.

2. Lakukan pencatatan jurnal pada buku pihak komisioner dengan metode dicatat secara

terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler.

Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan

a) Metode perpetual

b) Metode fisik

Penyelesaian :

BUKU KOMISIONER (PT SARMAG GENAP)

1. Laporan penjualan

LAPORAN PENJUALAN

Periode 1 Januari s/d

Nama barang : TV

Jumlah : 100 unit

Pengamanat : PT Reguler Elektronik

Komisoner : PT SARMAG GENAP

No................

Tgl.............

BARANG KONSINYASI

31 Januari 2013

Keterangan Jumlah (Rp)

Penjualan 100 unit @ Rp500.000 50.000.000

Page 17: JURNAL KONSINYASI.docx

Beban:

- Kuli masuk, keluar

dan O. Angkut Rp 125.000

- Komisi 15% Rp 7.500.000

Pengiriman uang (uang

muka).................................

Saldo yang belum

dibayar.......................................

(7.625.000)

42.375.000

10.000.000

32.375.000

Catatan: Saldo barang konsinyasi: NIHIL

2. Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan

reguler.

a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

1 Memorandum

(Menerima 100 unit TV dari PT Reguler

Elektronik)

Memorandum

2 Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp10.000

(Mencatat pengeluaran uang muka 20%

dari 100 unit)

Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp10.000

(Mencatat pengeluaran uang muka 20%

dari 100 unit)

3 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

4 Kas Rp50

Pendapatan sewa Rp50

(Mencatat penerimaan sewa gudang dari

pengamanat)

Kas Rp50

Pendapatan sewa Rp50

(Mencatat penerimaan sewa gudang dari

pengamanat)

5 Kas Rp40.000

Piutang usaha Rp10.000

Persediaan BD Rp42.500

Utang PT Reguler Rp42.500

Page 18: JURNAL KONSINYASI.docx

Konsinyasi masuk Rp50.000

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500

dan kredit 20 unit @ Rp500)

(Mencatat pembelian barang komisi dari

PT Reguler dikurangi komisi Rp50.000 –

(15% x Rp50.000)

Kas Rp40.000

Piutang usaha Rp10.000

Penjualan Rp50.000

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500

dan kredit 20 unit @ Rp500)

HPP Rp 42.500

Persediaan BD Rp42.500

(Mencatat HPP barang konsinyasi)

6 Konsinyasi masuk Rp125

Kas Rp125

(Mencatat beban atas barang komisi)

Utang PT Reguler Rp125

Kas Rp125

(Mencatat beban atas barang komisi)

7 Konsinyasi masuk Rp7.500

Pendapatan komisi konsiyasi Rp7.500

(Mencatat komisi 15% x Rp50.000)

Tidak ada jurnal

8 Konsinyasi masuk Rp42.375

Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp32.375

Utang PT Reguler Rp 42.375

Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp32.375

(Mencatat laporan penjualan barang dan

pengeluaran uang)

b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Page 19: JURNAL KONSINYASI.docx

1 Memorandum

(Menerima 100 unit lemari besi dari PT

Reguler Elektronik)

Memorandum

(Menerima 100 unit TV dari PT Reguler

Elektronik)

2 Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp10.000

(Mencatat pengeluaran uang muka 20%

dari 100 unit)

Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp10.000

(Mencatat pengeluaran uang muka 20%

dari 100 unit)

3 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

4 Kas Rp50

Pendapatan sewa Rp50

(Mencatat penerimaan sewa gudang dari

pengamanat)

Kas Rp 50

Pendapatan sewa Rp50

(Mencatat penerimaan sewa gudang dari

pengamanat)

5 Kas Rp40.000

Piutang usaha Rp10.000

Konsinyasi masuk Rp50.000

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500

dan kredit 20 unit @ Rp500)

Persediaan BD Rp42.500

Utang PT Reguler Rp42.500

(Mencatat pembelian barang komisi dari

PT Reguler dikurangi komisi Rp50.000 –

(15% x Rp50.000)

Kas Rp40.000

Piutang usaha RP10.000

Penjualan Rp50.000

(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500

dan kredit 20 unit @ Rp500)

HPP Rp42.500

Persediaan BD Rp42.500

(Mencatat HPP barang konsinyasi)

6 Konsinyasi masuk Rp125 Utang PT Reguler Rp125

Page 20: JURNAL KONSINYASI.docx

Kas Rp125

(Mencatat beban atas barang komisi)

Kas Rp125

(Mencatat beban atas barang komisi)

7 Konsinyasi masuk Rp7.500

Pendapatan komisi konsiyasi Rp7.500

(Mencatat komisi 15% x Rp50.000)

Tidak ada jurnal

8 Konsinyasi masuk Rp 42.375

Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp32.375

Utang PT Reguler Rp42.375

Uang muka pengamanat Rp10.000

Kas Rp32.375

(Mencatat laporan penjualan barang dan

pengeluaran uang)

UANG MUKA DARI KOMISIONER

Perjanjian konsinyasi memungkinkan persyaratan akan adanya uang muka yang harus

dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi yag diterimanya. Apabila hal ini terjadi

maka perlakuan terhadap uang muka tersebut adalah :

1. Bagi Pengamanat, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai ”uang muka dari

komisioner. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak boleh dikredit

pada rekening ”konsinyasi keluar”. Uang muka ini oleh pengamanat harus disajikan pada

neraca sebagai hutang sampai dengan perhitungan penyelesaian atas barang-barang

yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner.

Jurnal :

Kas Rp xxx

Uang muka komisioner Rp xxx

2. Bagi komisioner, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah menerima

barang dicatat pada rekening ”uang muka pengamanat”

Jurnal :

Uang muka pengamanat Rp xxx

Kas Rp xxx

RETUR PENJUALAN KONSINYASI

Page 21: JURNAL KONSINYASI.docx

Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh

pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana beban-beban (ongkos angkut dan

lain-lain) oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan.

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat, maka rekening

”konsinyasi keluar” harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan.

Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut,

biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali) harus dibebankan kepada

pendapatan untuk periode yang bersangkutan.

Biaya-biaya yang telah terjadi tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang –

barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak

memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi

sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika

biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan

(reparasi) harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.

MASALAH AKUNTANSI UNTUK PERJANJIAN PENJUALAN KONSINYASI YANG BELUM SELESAI

Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui periode akuntansi

akhir periode akuntansi dimana belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh

komisioner maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan

terikat pada produk yang belum terjual (inventoriable cost).

Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum terjual baik yang berasal dari

pihak pengamanat sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh komisioner harus ditangguhkan

pembebanannya dari pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Contoh biaya

tersebut adalah biaya pengiriman, biaya pengepakan, biaya asuransi dan ongkos angkut. Biaya-

biaya itu harus dialokasikan kepada seluruh unit produk yang dikirim kepada komisioner.

Adanya penyesuaian terhadap inventoriable cost ini penting dalam penentuan laba rugi

periodiknya. Dengan demikian laba rugi periodik tersebut akan mencerminkan pendapatan-

pendapatan dengan seluruh biaya-biaya yang bersangkutan.

Page 22: JURNAL KONSINYASI.docx

Contoh 3 :

SMAK furniture adalah produsen meubel dan alat-alat rumah tangga yang menjual

produknya sebagian atas dasar perjanjian konsinyasi. Perjanjian penjualan konsinyasi dengan

BETA Hypermart isinya sebagai berikut :

1. Harga jual lemari Rp 1.000.000 per unit dengan harga pokok Rp 400.000

2. Komisi untuk BETA sebesar 15% dari hasil penjualan dan BETA memungut sewa atas

barang konsinyasi sebesar Rp 50.000 per unit.

3. Semua beban yang dikeluarkan BETA ditanggung oleh SMAK seperti ongkos angkut dll.

Transaksi penjualan konsinyasi dengan BETA Hypermart yang berlangsung pada bulan

Desember 2009 adalah sebagai berikut :

1. Tgl 2 Desember, SMAK furniture mengirimkan lemari sebanyak 10 unit kepada BETA,

ongkos angkut yang dikeluarkan oleh SMAK sebesar Rp 275.000

2. Tgl 31 Desember, diterima dari BETA laporan penjualan atas 4 unit lemari beserta

pembayaran barang konsinyasi yang terjual.

Hypermart ”Beta”

Jl. Kenangan 15

Makassar

No. BK-25

Tgl 31 Desember 2013

LAPORAN PENJUALAN

BARANG KONSINYASI

Periode 1 sd 31 Desember 2013

Nama barang : Lemari

Jumlah : 10 unit

Penjualan untuk

SMAK FURNITURE

Jl. Damai No.1, Makassar

Penjualan :

- Lemari 4 unit Rp 4.000.000

Page 23: JURNAL KONSINYASI.docx

Biaya-biaya :

- Ongkos angkut Rp 75.000

- Beban sewa Rp 200.000

- Komisi penjualan Rp 600.000

Rp 875.000

Diserahkan uang sebesar Rp 3.125.000

Saldo barang konsinyasi : 6 unit lemari

Diminta :

1. Lakukan analisis barang konsinyasi yang terjual sebagian

2. Buatlah Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat

secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan

reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan

a) Metode perpetual

b) Metode fisik

Penyelesaian :

1. Analisis barang yang terjual sebagian

Keterangan Total Beban

(Rp)

Terjual 4 unit

(Rp)

Belum terjual 6

unit (Rp)

Pihak Pengamanat:

HPP

Ongkos angkut

Pihak Komisioner:

Ongkos angkut

Beban sewa

Komisi

4.000.000

275.000

75.000

500.000

600.000

1.600.000

110.000

75.000

200.000

600.000

2.400.000

165.000

-

300.000

-

5.450.000 2.585.000 2.865.000

Page 24: JURNAL KONSINYASI.docx

Penjualan 4.000.000

Laba Penjualan Konsinyasi 1.415.000

2. Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat secara

terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler

BUKU PENGAMANAT – SMAK FURNITURE

a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

1 Pengiriman lemari 10 unit kepada Beta

Hypermart

Konsinyasi keluar Rp 4.000.000

Persediaan BD Rp 4.000.000

Memorandum

2 Pengeluaran ongkos angkut pengiriman

Konsinyasi keluar Rp 275.000

Kas Rp 275.000

Ongkos angkut Rp 275.000

Kas Rp 275.000

3 Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan

penerimaan uang

Kas Rp 3.125.000

Konsinyasi keluar 875.000

Konsinyasi keluar Rp 4.000.000

Kas Rp 3.125.000

Ongkos angkut 75.000

Beban sewa 200.000

Beban komisi 600.000

Penjualan Rp 4.000.000

4 Mencatat laba konsinyasi

Konsinyasi keluar Rp 1.415.000

Laba konsinyasi Rp 1.415.000

Mencatat HPP barang konsinyasi

HPP Rp 1.675.000

Persediaan BD Rp 1.675.000

b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

Page 25: JURNAL KONSINYASI.docx

1 Pengiriman lemari 10 unit kepada BETA

Hypermart Memorandum

Memorandum

2 Pengeluaran ongkos angkut pengiriman

Konsinyasi keluar Rp 275.000

Kas Rp 275.000

Ongkos angkut Rp 275.000

Kas Rp 275.000

3 Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan

penerimaan uang

Kas Rp 3.325.000

Konsinyasi keluar 675.000

Konsinyasi keluar Rp 4.000.000

Kas Rp 3.325.000

Ongkos angkut 75.000

Beban sewa 150.000

Beban komisi 450.000

Penjualan Rp 4.000.000

4 Mencatat laba konsinyasi

Konsinyasi keluar Rp 1.415.000

Laba konsinyasi Rp 1.415.000

Mencatat persediaan barang konsinyasi

yang terjual

Persediaan BD Rp 2.400.000

Ikh L/R Rp 2.400.000

5 Tidak ada ayat jurnal Mencatat beban yang menjadi beban

periode berikutnya

Biaya dibayar dimuka Rp 465.000

Ongkos angkut Rp 165.000

Beban sewa 300.000

BUKU KOMISIONER – BETA HYPERMART

a) Metode perpetual (dalam ribuan rupiah)

Page 26: JURNAL KONSINYASI.docx

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

1 Menerima barang konsinyasi berupa lemari

10 unit dari SMAK Furniture

Memorandum

Memorandum

2 Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000

Kas Rp 4.000.000

Konsinyasi masuk Rp 4.000.000

Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan

kompensasi komisi 15% dari penjualan

Kas Rp 4.000.000

Penjualan Rp 4.000.000

HPP Rp 3.400.000

Persediaan BD Rp 3.400.000

Persediaan BD Rp 3.400.000

Utang – SMAK Furniture 3.400.000

(mencatat pembelian barang konsinyasi)

3 Mencatat pembayaran beban

Konsinyasi masuk Rp 275.000

Kas Rp 275.000

Mencatat beban atas barang komisi

(ongkos angkut)

Utang – SMAK furniture Rp 275.000

Kas Rp 275.000

4 Mencatat komisi 15%

Konsinyasi masuk Rp 600.000

Pendapatan komisi Rp 600.000

Mencatat pendapatan sewa barang

konsinyasi

Utang – SMAK furniture Rp 200.000

Pendapatan sewa Rp200.000

5 Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi

Konsinyasi masuk Rp 3.125.000

Kas Rp 3.125.000

Mencatat pembayaran kepada Gaya

furniture

Utang – SMAK furniture Rp 3.125.000

Kas Rp 3.125.000

b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)

Page 27: JURNAL KONSINYASI.docx

Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)

1 Menerima barang konsinyasi berupa lemari

10 unit dari SMAK Furniture

Memorandum

Memorandum

2 Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000

Kas Rp 4.000.000

Konsinyasi masuk Rp 4.000.000

Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan

kompensasi komisi 15% dari penjualan

Kas Rp 4.000.000

Penjualan Rp 4.000.000

Pembelian Rp 3.400.000

Utang – SMAK Furniture Rp 3.400.000

(mencatat pembelian barang konsinyasi

dikurangi komisi 15%)

3 Mencatat pembayaran beban

Konsinyasi masuk Rp 275.000

Kas Rp 75.000

Mencatat beban atas barang komisi

(sewa dan ongkos angkut)

Utang – SMAK furniture Rp 275.000

Kas Rp 275.000

4 Mencatat komisi 15%

Konsinyasi masuk Rp 600.000

Pendapatan komisi Rp 600.000

Mencatat pendapatan sewa barang

konsinyasi

Utang – SMAK furniture Rp 200.000

Pendapatan sewa Rp 200.000

5 Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi

Konsinyasi masuk Rp 3.125.000

Kas Rp 3.125.000

Mencatat pembayaran kepada SMAK

furniture

Utang – SMAK furniture Rp 3.125.000

Kas Rp 3.125.000

KESIMPULAN

Page 28: JURNAL KONSINYASI.docx

Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang

dagangannya kepada pihak lain (consignee). Dimana kepemilikan barang masih merupakan

milik perusahaan yang menitipkan barang (consignor) sampai barang tersebut dijual ke

konsumen. Sebelum consignor dan consignee melakukan penjualan konsinyasi, mereka harus

menyusun kontrak perjanjian terlebih dahulu yang berisi ketentuan-ketentuan.

Pada prosedur akuntansi penjualan konsinyasi terdapat berbagai perlakuan akuntansi

untuk barang konsinyasi, adapun perlakuannya adalah apabila transaksi penjualan konsinyasi

dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi

regular. Laba atau pendapatan dari penjualan barang konsinyasi pencatatanya juga dipisahkan.

Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuat rekening “Konsinyasi keluar”.

Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi

pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan, dan

biaya – biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan

regular. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup

penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan, dan

biaya – biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan

data penjualan regular.

Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner (Consignee) dapat dibuat

dengan dua cara, antara lain secara terpisah dari penjualan regular atau dibuat secara metode

gabungan (mengabung pencatatan dengan penjualan reguler). Pada metode terpisah barang

yang diterima tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial. Semua beban yang

bersangkut-paut dengan barang akan ditanggung oleh pengamanat barang pada perkiraan

“konsinyasi masuk”. Pada metode gabungan, barang yang diterima oleh komisioner tidak

dijurnal juga tetapi hanya dicatat pada buku memorial, dan semua beban ditanggung oleh

pengamanat barang dicatat pada perkiraan “utang kepada pengamanat”.

Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan regular, maka

komisioner harus membentuk rekening “Konsinyasi masuk” atau “consignment in”. Jika metode

yang dipilih adalah metode terpisah, barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal

melainkan hanya dicatat pada buku memorial. Beban yang berhubungan dengan barang

Page 29: JURNAL KONSINYASI.docx

konsinyasi adalah tanggungan pengamanat dicatat didalam rekening “konsinyasi masuk”. Jika

metode gabungan yang dipilih maka barang yang diterima oleh komisioner tetap tidak dijurnal

hanya akan dicatat pada buku memorial. Sedangkan pencatatan beban yang ditanggung oleh

pengamanat akan dicatat didalam rekening “utang kepada pengamanat”.

Konsinyasi biasanya memiliki syarat adanya uang muka yang harus dibayar oleh “si pihak

yang dititipkan barang” atau komisioner. Perlakuan akuntansi untuk uang muka tersebut bagi

pengamanat adalah, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai “uang muka dari komisiner”

tidak dikredit pada rekening “konsinyasi keluar”. Sedangkan perlakuan untuk uang muka

akuntansi bagi komisioner adalah, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah

menerima barang dicatat pada rekening “uang muka pengamanat”.

Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh

pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana beban-beban (ongkos angkut dan

lain-lain) oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan. Perlakuan

akuntansi bagi barang-barang yang dikembalikan oleh komisioner akan dicatat oleh

pengamanat pada rekening kredit ”konsinyasi keluar”. Sedangkan segala beban yang

dikeluarkan selama penjualan barang bersangkutan harus dibebankan kepada pendapatan. Jika

pengembalian barang dikarenakan barang tersebut rusak maka kerusakan tersebut (penurunan

nilai barang) harus diakui sebagai kerugian. Jika barang rusak akan diperbaiki setelah itu dapat

dijual kembali maka biaya perbaikan harus diakui sebagai beban atau biaya pada periode

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Jamiyla dan Evi Lestari. “Analisis Penerapan Akuntansi Konsinyasi”. 2011.

Hendari dkk. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan”. 2009.

Maria, Simamora. “Analisa Penerapan Akuntansi Konsinyasi Studi Kasus pada PT.Nusa Bakti Pratama Medan”. Skripsi Universitas Sumatera Utara. 2005.