Download - JURNAL KONSINYASI.docx
Perlakuan Akuntansi Terhadap Penjualan Konsinyasi
Arinda Pramesti (29211380)
Ayu Nurul Ardhita (27211779)
Dewi Lestari (21211959)
Dharfan Aprianto (27211797)
Dwi Anggraini (22211224)
Gena Enka Lestari (23211028)
Hapsari Wadayani (23211213)
Khairiyah (28211538)
Luthfi Yuliana (24211180)
Novice Lebrie Sagilitany (25211246)
Oktavia Rahmi (25211450)
Rina Mardiani (26211221)
Ulfah Khairunnisa (27211216)
ABSTRAK
Penjualan merupakan salah satu unsur penting dalam dunia usaha. Salah satu tujuan
yang tidak terpisahkan salah satunya adalah mendapatkan laba maksimal dari penjualan
dengan pengeluaran biaya yang minimal. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang sangat
efektif dalam dunia usaha. Strategi tersebut tentunya merupakan strategi yang baik serta
diharapkan dapat meminimalisir resiko usaha atau penjualan yang terjadi pada suatu
perusahaan. Konsinyasi dikenal sebagai strategi yang efektif dalam dunia usaha khususnya
dunia usaha dalam bidang perdagangan. Akuntansi menjadi alat yang sangat membantu dalam
pencatatan konsinyasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Dalam jurnal ini, pembahasan
yang diutamakan adalah cara suatu perusahaan atau pihak-pihak dalam mengimplementasikan
konsinyasi dalam pencatatan akuntansi. Terdapat dua metode pencatatan akuntansi untuk
konsinyasi, antara lain metode pencatatan terpisah dan metode pencatatan gabungan.
Keyword : Konsinyasi, Pencatatan akuntansi, Metode pencatatan terpisah, Metode
pencatatan gabungan
PENDAHULUAN
Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini membuat persaingan antar pelaku bisnis
semakin ketat. Untuk itu, para pelaku bisnis berusaha semaksimal mungkin menciptakan
inovasi terbaru agar lebih unggul dibandingkan dengan pelaku bisnis lainnya dan lebih baik dari
segi kualitasnya. Setiap perusahaan memiliki strategi dan sistem masing- masing dalam
menjalankan kegiatan manajemennya. Salah satu upaya yang dapat dijalankanya itu
aktivitas/strategi penjualan karena aktivitas penjualan memegang peranan yang sangat penting
dalam perusahaan.
Informasi keuangan suatu perusahaan sangat dibutuhkan oleh manajemen dari mulai proses
pembuatan perencanaan (planning) sampai dengan pengendalian (controlling) operasi
perusahaan. Hal itu dibutuhkan pula oleh pihak diluar perusahaan seperti investor, pemasok,
kreditor, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat untuk
pengembalian keputusan ekonomi. Maka dalam hal ini peran akuntansi sebagai sistem
informasi keuangan menjadi semakin penting dalam kehidupan perekonomian, khususnya
dunia usaha.
Akuntansi keuangan adalah proses yang berakhir pada penyususnan laporan keuangan yang
berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan. Dalam menyusun laporan keuangan,
akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan, salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimumkan bahaya ini, maka dibutuhkan Standar Akuntansi
Keuangan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, sering terjadi
dalam praktek akuntansi, suatu transaksi yang tidak tercakup atau belum diatur dalam Standar
Akuntansi Keuangan, sehingga untuk memecahkan masalah akuntansinya masih didasarkan
pada prinsip atau standar akuntansi yang dibuat sendiri oleh perusahaan yang
membutuhkannya. Salah satu transaksi tersebut adalah transaksi penjulan konsinyasi.
TINJAUAN TEORITIS
Definisi Penjualan
Penjualan adalah rangkaian transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun
kredit. Penjualan merupakan proses berpindah suatu hak atas barang atau jasa untuk
mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk membayar atau piutang.
(Mulyadi, 2001 di dalam Hendari dkk, 2009).
Dari definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan usaha
yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan tujuan untuk
memperoleh laba.
Menurut Marwan (2000 : 26) didalam Jamiyla dan Lestari, 2011), Faktorfaktor yang
memengaruhi kegiatan penjualan yaitu :
1. Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu
pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli
sebagai pihak kedua.
2. Kondisi pasar Pasar
Sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat
pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
3. Modal
Untuk memperlancar proses penjualan dibutuhkan adanya sarana serta usaha seperti :
alat transportasi, tempat peragaan baik didalam maupun diluar perusahaan, usaha
promosi dan sebagainya. Semua ini dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah
modal yang diperlukan untuk itu.
4. Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri
(bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu dibidang penjualan
5. Faktor lain
Faktor lain seperti : periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah sering
mempengaruhi penjualan.
Definisi Penjualan Konsinyasi
Menurut Sugito (2001:66 didalam Jamiyla dan Lestari, 2011) penjualan konsinyasi adalah
pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen
penjualan. Sedangkan menurut Drebin (1998:158 didalam Jamiyla dan Lestari, 2011) penjualan
konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang
bertindak sebagai agen penjual secara hukum akan dinyatakan hak atas barang-barang ini tetap
berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak penjual.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa penjualan konsinyasi adalah penjualan yang
dilakukan dengan cara menitipkan barang dagangannya kepada pihak lain (consignee). Dimana
kepemilikan barang masih merupakan milik perusahaan yang menitipkan barang (consignor)
sampai barang tersebut dijual ke konsumen.
Kegiatan dan Kerja Konsinyasi
Sebelum consignor dan consignee melakukan penjualan konsinyasi, mereka harus menyusun
kontrak perjanjian terlebih dahulu. Di dalam kontrak tersebut biasanya terdapat ketentuan-
ketentuan yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak. Menurut Allan R. Drebin, 1995:159-
160 di dalam skripsi Simamora, 2005) ketentuan-ketentuan tersebut yaitu:
1. Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak konsinyi kepada para pelanggan.
2. Beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi harus diganti oleh pihak konsinyor.
3. Komisi atau laba yang harus diberikan kepada pihak konsinyi.
4. Pemeliharaan dan penanganan persediaan barang konsinyasi dan hasil penjualan barang-
barang konsinyasi.
5. Pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi.
6. Laporan yang harus dikirimkan oleh pihak konsinyi.
Hak-hak pihak konsinyi yaitu:
1. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantan atas pengeluaran yang dibutuhkan
berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas
penjualan barang konsinyasi.
2. Pihak konsinyasi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual
dan pihak konsinyor terikat pada persyaratan pemberian garansi tersebut.
Kewajiban konsinyi/komisioner antara lain:
1. Pihak konsinyi harus melindungi barang –barang pihak pemilik.
2. Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang ditentukan.
3. Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagang lainnya.
4. Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan
barang konsinyasi.
Akuntansi Konsinyasi
Menurut Sugito (2001:67 di dalam Jamiyla dan Lestari, 2011) perbedaan perlakuan akuntansi
konsinyasi dengan transaksi penjualan regular yaitu: (1) Barang-barang yang masih hak milik
konsinyor dan harus dilaporkan sebagai persediaan konsinyor boleh mengakui barang-barang
konsinyasi sebagai persediaannya. (2) Pendapatan diakui konsinyor pada saat barang-barang
konsinyasi dapat dijual pada pihak ketiga. (3) Pihak konsinyor sebagai pemilik tetap
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-
barang konsinyasi. Sejak pengiriman barang sampai dengan saat komisioner berhasil menjual
barang kepada pihak ketiga. Kecuali jika ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua pihak
yang bersangkutan. (4) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban
menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterimanya.
Akuntansi Penjualan Konsinyasi Yang Telah Selesai
Menurut Allan R. Drebin, 1995:161 di dalam skripsi Simamora, 2005, Prosedur akuntansi yang
diikuti oleh konsinyi dan konsinyor tergantung pada 2 hal, yaitu:
1. Akuntansi Konsinyasi jika laba Penjualan Konsinyasi ditetapkan terpisah
Jika laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri maka konsinyi harus
menyelenggarakan perkiraan konsinyasi masuk untuk setiap perjanjian konsinyasi yang
diadakan. Perkiraan ini didebet untuk semua bebanyang harus ditutup oleh semua pihak
konsinyor dan dikredit untuk seluruh hasil penjualan barang konsinyasi. Komisi atau laba
penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukuan dari perkiraan konsinyasi masuk ke
perkiraan pendapatan tersendiri.
Jika pencatatan perkiraan serta laba atas penjualan konsinyasi dilakukan secara terpisah
dengan penjualan biasa, maka metode pencatatan persediaan ada 2 yaitu: (1) metode
perpetual dan (2) metode fisik.
2. Akuntansi Konsinyasi jika laba Penjualan Konsinyasi tidak ditetapkan terpisah
Jika transaksi konsinyasi tidak ditetapkan terpisah dari transaksi penjualan biasa, maka
penjualan konsinyasi dibukukan dalam rekening “Hasil Penjualan” atau “Harga Pokok
Penjualan” harus segera dilakukan setiap konsinyi berhasil menjual barang-barang
konsinyasi tersebut dengan mendebet “Pembelian” sebesar jumlah yang harus dibayar atas
barang yang telah terjual, dengan rekening lawan (kredit) pada “Hutang kepada Konsinyor”.
Pencatatan persediaannya juga dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu: (1) metode
perpetual dan (2) metode fisik.
Akuntansi Penjualan Konsinyasi Yang Terjual Sebagian
Jika barang konsinyasi tidak terjual seluruhnya pada waktu pihak konsinyi dan konsinyor
menyusun Laporan Keuangan, maka laba yang direalisasi atas barang yang sudah terjual harus
dihitung. Diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat
pada produk yang belum terjual. Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum
terjual baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang sudah dibebankan
oleh konsinyi harus ditangguhkan pembebanannya dari pendaptan dalam periode yang
bersangkutan. Contohnya: biaya pengiriman, pengepakan, asuransi, dan ongkos angkut.
1. Akuntansi Konsinyasi jika Laba Penjualan Konsinyasi ditetapkan Terpisah
Pada dasarnya, metode pencatatan persediaan oleh konsinyi baik menggunakan metode
perpetual maupun fisik jika laba penjualan konsinyasi ditetapkan terpisah tidak akan
memengaruhi pencatatan persediaan seperti pada akuntansi penjualan konsinyasi yang
telah selesai. Perbedaannya terlihat pada perhitungan jumlah yang harus dicatat.
2. Akuntansi Konsinyasi jika Laba Penjualan Konsinyasi tidak ditetapkan terpisah
Dalam hal ini, pihak konsinyasi, mncatat jurnal yang sama dengan akuntansi penjualan
konsinyasi dimana seluruh barang konsinyasi terjual baik menggunakan perpetual atau fisik.
Perbedaannya terlihat pada perhitungan penjualan, komisi, dan pengiriman uang kas
kepada pihak konsinyor.
PEMBAHASAN
Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Pengamanat (consignor)
Perlakuan akuntansi untuk barang konsinyasi milik pengamanat yang dititipkan kepada
komisoner yaitu :
a) Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner harus tetap dilaporkan sebagai
persediaan oleh pengamanat.
b) Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner bukan merupakan transaksi penjualan
sehingga pada saat pengiriman tersebut tidak boleh disertai adanya pendapatan.
c) Semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap menjadi tanggung
jawab pengamanat sejak barang dikirim sampai dijual kepada pihak ketiga.
Apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi
dipisahkan pencatatannya dari transaksi reguler. Laba atau pendapatan dari penjualan barang
konsinyasi pencatatannya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuatkan
rekening ”Konsinyasi Keluar”.
1. Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan
melakukan pencatatan sebagai berikut :
a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual,
perkiraan konsinyasi keluar di jurnal :
Konsinyasi keluar ................................. xxx
Persediaan barang dagang....................... xxx
b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka
perkiraan konsinyasi keluar di jurnal:
Konsinyasi keluar ................................ xxx
Pengiriman barang-barang konsinyasi ... xxx
2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga
pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan
lain-lain. Biasanya pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang
ditanggung oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan
laporan penjualan barang konsinyasi sebagai ”konsinyasi keluar.”
Transaksi penjualan konsinyasi dengan metode tidak terpisah maka tidak dibuatkan
rekening ”konsinyasi keluar”
1. Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan
melakukan pencatatan sebagai berikut :
a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual,
jurnal oleh pengamanat adalah:
Persediaan barang konsinyasi..........................xxx
Persediaan barang dagang....................... xxx
b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka
perkiraan konsinyasi keluar di jurnal :
Persediaan barang konsinyasi........................ ..xxx
Pengiriman barang-barang konsinyasi ... xxx
2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga
pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan
lain-lain. Pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang ditanggung
oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan laporan
penjualan barang. Jurnal yang dibuat sama dengan transaksi penjualan biasa.
Contoh 1 :
PT SARMAG GENAP yang berkedudukan di Simatupang dengan spesifikasi usaha dibidang
perdagangan barang-barang elektronik. Melakukan kerjasama konsinyasi dengan PT Reguler
Elektronik khusus untuk penjualan pesawat TV dengan perjanjian sebagai berikut :
1) Harga jual TV Rp 500.000 per unit dan harga pokoknya adalah Rp 350.000 per unit.
2) Komisi untuk PT SARMAG GENAP adalah sebesar 15% dari hasil penjualan.
3) PT SARMAG GENAP memungut sewa atas barang konsinyasi sebesar Rp500 per unit.
4) Semua beban yang dikeluarkan PT SARMAG GENAP ditanggung oleh PT Reguler
Elektronik seperti ongkos angkut, kuli dll.
5) PT SARMAG GENAP menyerahkan uang muka sebesar 20% dari harga jual barang yang
dikirim.
Adapun transaksi bulan Januari 2013:
1) Pengiriman dan penerimaan barang konsinyasi 100 unit.
2) Penerimaan dan pengiriman uang muka sebesar 20% dari harga jual.
3) PT Reguler Elektronik mengeluarkan ongkos angkut untuk pengiriman barang ke PT
SARMAG GENAP secara tunai sebesar Rp 60.000.
4) Pembayaran sewa atas barang-barang konsinyasi yang dikirim, diterima secara tunai
oleh PT SARMAG GENAP.
5) Penjualan barang konsinyasi selama bulan Januari 2013 yang terdiri atas:
Penjualan tunai = 80 unit dan penjualan kredit = 20 unit.
6) Pengeluaran buku kas PT SARMAG GENAP adalah :
Ongkos kuli masuk = Rp30.000
Ongkos kuli keluar = Rp20.000
Ongkos angkut = Rp75.000
7) Pencatatan komisi oleh PT SARMAG GENAP
8) Pengiriman dan penerimaan laporan penjualan barang konsinyasi serta pengiriman uang
setelah diperhitungkan uang muka.
Diminta:
Buat jurnal yang diperlukan untuk transaksi diatas pada buku pengamanat dengan metode :
1. Dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler, dan
2. Dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan
persediaan
a) Metode perpetual
b) Metode fisik
Penyelesaian :
BUKU PENGAMANAT (PT Reguler Elektronik)
Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler.
a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV
kepada PT SARMAG GENAP @ 350.000
Konsinyasi keluar Rp35.000
Persediaan BD Rp35.000
Memorandum
2 Penerimaan uang muka 20% dari
harga .jual barang yang dikirim
Kas Rp10.000
Uang muka komisioner Rp10.000
Kas Rp10.000
Uang muka komisioner Rp10.000
3 Mencatat pengeluaran ongkos angkut
Konsinyasi Keluar Rp 60
Kas Rp60
Ongkos angkut masuk Rp60
Kas Rp60
4 Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit
@ Rp 500
Konsinyasi Keluar Rp50
Kas Rp50
Beban sewa Rp50
Kas Rp50
5 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
6 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
7 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
8 Mencatat laporan penjualan barang
konsinyasi dan penerimaan uang
Kas Rp 32.375
Uang muka komisioner 10.000
Konsinyasi keluar 7.625
Konsinyasi keluar Rp50.000
Kas Rp 32.375
Uang muka komisioner 10.000
Beban kuli 50
Ongkos angkut keluar 75
Beban komisi 7.500
Penjualan Rp50.000
9 Mencatat laba penjualan konsinyasi
Konsinyasi keluar Rp7.265
Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265
Mencatat HPP barangkonsinyasi
HPP Rp 35.000
Persediaan BD Rp35.000
HPP Rp 60
Ongkos angkut masuk Rp60
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV
kepada PT SARMAG GENAP @ 350
Konsinyasi keluar Rp35.000
Pengiriman barang-barang
konsinyasi Rp35.000
Memorandum
2 Penerimaan uang muka 20% dari h.jual
barang yang dikirim
Kas Rp10.000
Uang muka komisioner Rp10.000
Kas Rp10.000
Uang muka komisioner Rp10.000
3 Mencatat pengeluaran ongkos angkut
Konsinyasi Keluar Rp 60
Kas Rp 60
Ongkos angkut masuk Rp 60
Kas Rp 60
4 Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit
@ Rp 500
Konsinyasi Keluar Rp 50
Kas Rp 50
Beban sewa Rp 50
Kas Rp 50
5 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
6 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
7 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
8 Mencatat laporan penjualan barang
konsinyasi dan penerimaan uang
Kas Rp 32.375
Uang muka komisioner 10.000
Konsinyasi keluar 7.625
Konsinyasi keluar Rp50.000
Kas Rp32.375
Uang muka komisioner 10.000
Beban kuli 50
Ongkos angkut keluar 75
Beban komisi 7.500
Penjualan Rp50.000
Mencatat laba penjualan konsinyasi
Konsinyasi keluar Rp7.265
Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265
Mencatat HPP barangkonsinyasi
HPP Rp35.000
Persediaan BD Rp35.000
10 Menutup saldo rek pengiriman barang-
barang konsinyasi ke rek laba rugi
Pengiriman barang-barang
Konsinyasi Rp 35.000
Rugi laba Rp 35.000
HPP Rp 60
Ongkos angkut masuk Rp 60
Perkiraan konsinyasi keluar
Debit:
Pengiriman barang Rp35.000.000
Ongkos angkut masuk 60.000
Sewa gudang komisoner 50.000
Ongkos kuli masuk/keluar dan angkut (PT SARMAG GENAP) 125.000
Komisi (PT SARMAG GENAP) 7.500.000
Rp42.735.000
Kredit:
Hasil penjualan (PT SARMAG GENAP) Rp50.000.000
Laba Konsinyasi Rp 7.265.000
Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi
pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan dan
biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan
reguler. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup
penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan dan
biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan
data penjualan regular, seperti contoh berikut :
PT REGULER ELEKTRONIK
Laporan Laba rugi
Januari 2013
Penjualan
Konsinyasi
Penjualan
Reguler
Jumlah
Hasil penjualan 50.000.000 75.000.000 125.000.000
Harga pokok penjualan 35.060.000 50.250.000 85.310.000
Laba kotor penjualan 14.940.000 24.750.000 39.690.000
Biaya Usaha :
Biaya Penjualan 7.675.000 8.250.000 15.925.000
Biaya administrasi & umum - 5.000.000 5.000.000
Juml biaya usaha 7.675.000 13.250.000 20.925.000
Laba Usaha 7.265.000 11.500.000 18.765.000
Cara lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi dalam laporan laba rugi
juga dapat dilakukan dengan cara laba rugi konsinyasi ditambahkan atau dikurangkan dari laba
kotor penjualan reguler, tanpa menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang bersangkutan,
seperti contoh dibawah ini.
PT REGULER ELEKTRONIK
Laporan Laba rugi
Januari 2013
Hasil penjualan Rp 75.000.000
Harga pokok penjualan 50.250.000
Laba kotor 24.750.000
Laba penjualan konsinyasi 7.265.000
32.015.000
Biaya usaha :
Biaya penjualan Rp 8.250.000
Biaya administrasi & umum 5.000.000
13.250.000
Laba usaha 18.765.000
Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Komisioner (consignee)
Prosedur akuntansi yang perlu dilakukan oleh komisioner tergantung pada metode yang
dipilih untuk diterapkan apakah transaksi penjualan konsinyasi dan laba rugi penjualan akan
dicatat secara terpisah dari penjualan reguler atau transaksi konsinyasi dicatat tidak terpisah
dari penjualan reguler (metode gabungan).
Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan reguler, maka
komisioner harus membentuk rekening ”konsinyasi masuk” atau ”consigment in”. Perlakuan
akuntansi untuk metode terpisah adalah :
1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku
memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan.
2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan
pengamanat dicatat di dalam perkiraan Konsinyasi masuk (consignment in).
Jika pencatatan transaksi serta laba rugi atas penjualan konsinyasi dilakukan dengan
metode tidak terpisah (gabungan) dengan penjualan biasa, maka perlakuan akuntansinya
adalah:
1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku
memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan.
2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan
pengamanat dicatat di dalam perkiraan Utang kepada pengamanat.
Contoh 2 :
Berdasarkan data-data pada soal contoh 1 diatas, diminta :
1. Buatlah laporan penjualan yang dibuat oleh PT SARMAG GENAP kepada PT Reguler
Elektronik.
2. Lakukan pencatatan jurnal pada buku pihak komisioner dengan metode dicatat secara
terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler.
Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan
a) Metode perpetual
b) Metode fisik
Penyelesaian :
BUKU KOMISIONER (PT SARMAG GENAP)
1. Laporan penjualan
LAPORAN PENJUALAN
Periode 1 Januari s/d
Nama barang : TV
Jumlah : 100 unit
Pengamanat : PT Reguler Elektronik
Komisoner : PT SARMAG GENAP
No................
Tgl.............
BARANG KONSINYASI
31 Januari 2013
Keterangan Jumlah (Rp)
Penjualan 100 unit @ Rp500.000 50.000.000
Beban:
- Kuli masuk, keluar
dan O. Angkut Rp 125.000
- Komisi 15% Rp 7.500.000
Pengiriman uang (uang
muka).................................
Saldo yang belum
dibayar.......................................
(7.625.000)
42.375.000
10.000.000
32.375.000
Catatan: Saldo barang konsinyasi: NIHIL
2. Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan
reguler.
a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Memorandum
(Menerima 100 unit TV dari PT Reguler
Elektronik)
Memorandum
2 Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp10.000
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
dari 100 unit)
Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp10.000
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
dari 100 unit)
3 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
4 Kas Rp50
Pendapatan sewa Rp50
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
pengamanat)
Kas Rp50
Pendapatan sewa Rp50
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
pengamanat)
5 Kas Rp40.000
Piutang usaha Rp10.000
Persediaan BD Rp42.500
Utang PT Reguler Rp42.500
Konsinyasi masuk Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500
dan kredit 20 unit @ Rp500)
(Mencatat pembelian barang komisi dari
PT Reguler dikurangi komisi Rp50.000 –
(15% x Rp50.000)
Kas Rp40.000
Piutang usaha Rp10.000
Penjualan Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500
dan kredit 20 unit @ Rp500)
HPP Rp 42.500
Persediaan BD Rp42.500
(Mencatat HPP barang konsinyasi)
6 Konsinyasi masuk Rp125
Kas Rp125
(Mencatat beban atas barang komisi)
Utang PT Reguler Rp125
Kas Rp125
(Mencatat beban atas barang komisi)
7 Konsinyasi masuk Rp7.500
Pendapatan komisi konsiyasi Rp7.500
(Mencatat komisi 15% x Rp50.000)
Tidak ada jurnal
8 Konsinyasi masuk Rp42.375
Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp32.375
Utang PT Reguler Rp 42.375
Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp32.375
(Mencatat laporan penjualan barang dan
pengeluaran uang)
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Memorandum
(Menerima 100 unit lemari besi dari PT
Reguler Elektronik)
Memorandum
(Menerima 100 unit TV dari PT Reguler
Elektronik)
2 Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp10.000
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
dari 100 unit)
Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp10.000
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
dari 100 unit)
3 Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
4 Kas Rp50
Pendapatan sewa Rp50
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
pengamanat)
Kas Rp 50
Pendapatan sewa Rp50
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
pengamanat)
5 Kas Rp40.000
Piutang usaha Rp10.000
Konsinyasi masuk Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500
dan kredit 20 unit @ Rp500)
Persediaan BD Rp42.500
Utang PT Reguler Rp42.500
(Mencatat pembelian barang komisi dari
PT Reguler dikurangi komisi Rp50.000 –
(15% x Rp50.000)
Kas Rp40.000
Piutang usaha RP10.000
Penjualan Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500
dan kredit 20 unit @ Rp500)
HPP Rp42.500
Persediaan BD Rp42.500
(Mencatat HPP barang konsinyasi)
6 Konsinyasi masuk Rp125 Utang PT Reguler Rp125
Kas Rp125
(Mencatat beban atas barang komisi)
Kas Rp125
(Mencatat beban atas barang komisi)
7 Konsinyasi masuk Rp7.500
Pendapatan komisi konsiyasi Rp7.500
(Mencatat komisi 15% x Rp50.000)
Tidak ada jurnal
8 Konsinyasi masuk Rp 42.375
Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp32.375
Utang PT Reguler Rp42.375
Uang muka pengamanat Rp10.000
Kas Rp32.375
(Mencatat laporan penjualan barang dan
pengeluaran uang)
UANG MUKA DARI KOMISIONER
Perjanjian konsinyasi memungkinkan persyaratan akan adanya uang muka yang harus
dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi yag diterimanya. Apabila hal ini terjadi
maka perlakuan terhadap uang muka tersebut adalah :
1. Bagi Pengamanat, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai ”uang muka dari
komisioner. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak boleh dikredit
pada rekening ”konsinyasi keluar”. Uang muka ini oleh pengamanat harus disajikan pada
neraca sebagai hutang sampai dengan perhitungan penyelesaian atas barang-barang
yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner.
Jurnal :
Kas Rp xxx
Uang muka komisioner Rp xxx
2. Bagi komisioner, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah menerima
barang dicatat pada rekening ”uang muka pengamanat”
Jurnal :
Uang muka pengamanat Rp xxx
Kas Rp xxx
RETUR PENJUALAN KONSINYASI
Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh
pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana beban-beban (ongkos angkut dan
lain-lain) oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan.
Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat, maka rekening
”konsinyasi keluar” harus dikredit dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut,
biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali) harus dibebankan kepada
pendapatan untuk periode yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang telah terjadi tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang –
barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak
memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi
sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika
biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan
(reparasi) harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.
MASALAH AKUNTANSI UNTUK PERJANJIAN PENJUALAN KONSINYASI YANG BELUM SELESAI
Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui periode akuntansi
akhir periode akuntansi dimana belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh
komisioner maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan
terikat pada produk yang belum terjual (inventoriable cost).
Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum terjual baik yang berasal dari
pihak pengamanat sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh komisioner harus ditangguhkan
pembebanannya dari pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Contoh biaya
tersebut adalah biaya pengiriman, biaya pengepakan, biaya asuransi dan ongkos angkut. Biaya-
biaya itu harus dialokasikan kepada seluruh unit produk yang dikirim kepada komisioner.
Adanya penyesuaian terhadap inventoriable cost ini penting dalam penentuan laba rugi
periodiknya. Dengan demikian laba rugi periodik tersebut akan mencerminkan pendapatan-
pendapatan dengan seluruh biaya-biaya yang bersangkutan.
Contoh 3 :
SMAK furniture adalah produsen meubel dan alat-alat rumah tangga yang menjual
produknya sebagian atas dasar perjanjian konsinyasi. Perjanjian penjualan konsinyasi dengan
BETA Hypermart isinya sebagai berikut :
1. Harga jual lemari Rp 1.000.000 per unit dengan harga pokok Rp 400.000
2. Komisi untuk BETA sebesar 15% dari hasil penjualan dan BETA memungut sewa atas
barang konsinyasi sebesar Rp 50.000 per unit.
3. Semua beban yang dikeluarkan BETA ditanggung oleh SMAK seperti ongkos angkut dll.
Transaksi penjualan konsinyasi dengan BETA Hypermart yang berlangsung pada bulan
Desember 2009 adalah sebagai berikut :
1. Tgl 2 Desember, SMAK furniture mengirimkan lemari sebanyak 10 unit kepada BETA,
ongkos angkut yang dikeluarkan oleh SMAK sebesar Rp 275.000
2. Tgl 31 Desember, diterima dari BETA laporan penjualan atas 4 unit lemari beserta
pembayaran barang konsinyasi yang terjual.
Hypermart ”Beta”
Jl. Kenangan 15
Makassar
No. BK-25
Tgl 31 Desember 2013
LAPORAN PENJUALAN
BARANG KONSINYASI
Periode 1 sd 31 Desember 2013
Nama barang : Lemari
Jumlah : 10 unit
Penjualan untuk
SMAK FURNITURE
Jl. Damai No.1, Makassar
Penjualan :
- Lemari 4 unit Rp 4.000.000
Biaya-biaya :
- Ongkos angkut Rp 75.000
- Beban sewa Rp 200.000
- Komisi penjualan Rp 600.000
Rp 875.000
Diserahkan uang sebesar Rp 3.125.000
Saldo barang konsinyasi : 6 unit lemari
Diminta :
1. Lakukan analisis barang konsinyasi yang terjual sebagian
2. Buatlah Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat
secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan
reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan
a) Metode perpetual
b) Metode fisik
Penyelesaian :
1. Analisis barang yang terjual sebagian
Keterangan Total Beban
(Rp)
Terjual 4 unit
(Rp)
Belum terjual 6
unit (Rp)
Pihak Pengamanat:
HPP
Ongkos angkut
Pihak Komisioner:
Ongkos angkut
Beban sewa
Komisi
4.000.000
275.000
75.000
500.000
600.000
1.600.000
110.000
75.000
200.000
600.000
2.400.000
165.000
-
300.000
-
5.450.000 2.585.000 2.865.000
Penjualan 4.000.000
Laba Penjualan Konsinyasi 1.415.000
2. Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat secara
terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler
BUKU PENGAMANAT – SMAK FURNITURE
a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Pengiriman lemari 10 unit kepada Beta
Hypermart
Konsinyasi keluar Rp 4.000.000
Persediaan BD Rp 4.000.000
Memorandum
2 Pengeluaran ongkos angkut pengiriman
Konsinyasi keluar Rp 275.000
Kas Rp 275.000
Ongkos angkut Rp 275.000
Kas Rp 275.000
3 Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan
penerimaan uang
Kas Rp 3.125.000
Konsinyasi keluar 875.000
Konsinyasi keluar Rp 4.000.000
Kas Rp 3.125.000
Ongkos angkut 75.000
Beban sewa 200.000
Beban komisi 600.000
Penjualan Rp 4.000.000
4 Mencatat laba konsinyasi
Konsinyasi keluar Rp 1.415.000
Laba konsinyasi Rp 1.415.000
Mencatat HPP barang konsinyasi
HPP Rp 1.675.000
Persediaan BD Rp 1.675.000
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Pengiriman lemari 10 unit kepada BETA
Hypermart Memorandum
Memorandum
2 Pengeluaran ongkos angkut pengiriman
Konsinyasi keluar Rp 275.000
Kas Rp 275.000
Ongkos angkut Rp 275.000
Kas Rp 275.000
3 Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan
penerimaan uang
Kas Rp 3.325.000
Konsinyasi keluar 675.000
Konsinyasi keluar Rp 4.000.000
Kas Rp 3.325.000
Ongkos angkut 75.000
Beban sewa 150.000
Beban komisi 450.000
Penjualan Rp 4.000.000
4 Mencatat laba konsinyasi
Konsinyasi keluar Rp 1.415.000
Laba konsinyasi Rp 1.415.000
Mencatat persediaan barang konsinyasi
yang terjual
Persediaan BD Rp 2.400.000
Ikh L/R Rp 2.400.000
5 Tidak ada ayat jurnal Mencatat beban yang menjadi beban
periode berikutnya
Biaya dibayar dimuka Rp 465.000
Ongkos angkut Rp 165.000
Beban sewa 300.000
BUKU KOMISIONER – BETA HYPERMART
a) Metode perpetual (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Menerima barang konsinyasi berupa lemari
10 unit dari SMAK Furniture
Memorandum
Memorandum
2 Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000
Kas Rp 4.000.000
Konsinyasi masuk Rp 4.000.000
Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan
kompensasi komisi 15% dari penjualan
Kas Rp 4.000.000
Penjualan Rp 4.000.000
HPP Rp 3.400.000
Persediaan BD Rp 3.400.000
Persediaan BD Rp 3.400.000
Utang – SMAK Furniture 3.400.000
(mencatat pembelian barang konsinyasi)
3 Mencatat pembayaran beban
Konsinyasi masuk Rp 275.000
Kas Rp 275.000
Mencatat beban atas barang komisi
(ongkos angkut)
Utang – SMAK furniture Rp 275.000
Kas Rp 275.000
4 Mencatat komisi 15%
Konsinyasi masuk Rp 600.000
Pendapatan komisi Rp 600.000
Mencatat pendapatan sewa barang
konsinyasi
Utang – SMAK furniture Rp 200.000
Pendapatan sewa Rp200.000
5 Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi
Konsinyasi masuk Rp 3.125.000
Kas Rp 3.125.000
Mencatat pembayaran kepada Gaya
furniture
Utang – SMAK furniture Rp 3.125.000
Kas Rp 3.125.000
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah)
Dicatat terpisah Dicatat tidak terpisah (gabungan)
1 Menerima barang konsinyasi berupa lemari
10 unit dari SMAK Furniture
Memorandum
Memorandum
2 Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000
Kas Rp 4.000.000
Konsinyasi masuk Rp 4.000.000
Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan
kompensasi komisi 15% dari penjualan
Kas Rp 4.000.000
Penjualan Rp 4.000.000
Pembelian Rp 3.400.000
Utang – SMAK Furniture Rp 3.400.000
(mencatat pembelian barang konsinyasi
dikurangi komisi 15%)
3 Mencatat pembayaran beban
Konsinyasi masuk Rp 275.000
Kas Rp 75.000
Mencatat beban atas barang komisi
(sewa dan ongkos angkut)
Utang – SMAK furniture Rp 275.000
Kas Rp 275.000
4 Mencatat komisi 15%
Konsinyasi masuk Rp 600.000
Pendapatan komisi Rp 600.000
Mencatat pendapatan sewa barang
konsinyasi
Utang – SMAK furniture Rp 200.000
Pendapatan sewa Rp 200.000
5 Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi
Konsinyasi masuk Rp 3.125.000
Kas Rp 3.125.000
Mencatat pembayaran kepada SMAK
furniture
Utang – SMAK furniture Rp 3.125.000
Kas Rp 3.125.000
KESIMPULAN
Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang
dagangannya kepada pihak lain (consignee). Dimana kepemilikan barang masih merupakan
milik perusahaan yang menitipkan barang (consignor) sampai barang tersebut dijual ke
konsumen. Sebelum consignor dan consignee melakukan penjualan konsinyasi, mereka harus
menyusun kontrak perjanjian terlebih dahulu yang berisi ketentuan-ketentuan.
Pada prosedur akuntansi penjualan konsinyasi terdapat berbagai perlakuan akuntansi
untuk barang konsinyasi, adapun perlakuannya adalah apabila transaksi penjualan konsinyasi
dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi
regular. Laba atau pendapatan dari penjualan barang konsinyasi pencatatanya juga dipisahkan.
Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuat rekening “Konsinyasi keluar”.
Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi
pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan, dan
biaya – biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan
regular. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup
penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan, dan
biaya – biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan
data penjualan regular.
Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner (Consignee) dapat dibuat
dengan dua cara, antara lain secara terpisah dari penjualan regular atau dibuat secara metode
gabungan (mengabung pencatatan dengan penjualan reguler). Pada metode terpisah barang
yang diterima tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial. Semua beban yang
bersangkut-paut dengan barang akan ditanggung oleh pengamanat barang pada perkiraan
“konsinyasi masuk”. Pada metode gabungan, barang yang diterima oleh komisioner tidak
dijurnal juga tetapi hanya dicatat pada buku memorial, dan semua beban ditanggung oleh
pengamanat barang dicatat pada perkiraan “utang kepada pengamanat”.
Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan regular, maka
komisioner harus membentuk rekening “Konsinyasi masuk” atau “consignment in”. Jika metode
yang dipilih adalah metode terpisah, barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal
melainkan hanya dicatat pada buku memorial. Beban yang berhubungan dengan barang
konsinyasi adalah tanggungan pengamanat dicatat didalam rekening “konsinyasi masuk”. Jika
metode gabungan yang dipilih maka barang yang diterima oleh komisioner tetap tidak dijurnal
hanya akan dicatat pada buku memorial. Sedangkan pencatatan beban yang ditanggung oleh
pengamanat akan dicatat didalam rekening “utang kepada pengamanat”.
Konsinyasi biasanya memiliki syarat adanya uang muka yang harus dibayar oleh “si pihak
yang dititipkan barang” atau komisioner. Perlakuan akuntansi untuk uang muka tersebut bagi
pengamanat adalah, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai “uang muka dari komisiner”
tidak dikredit pada rekening “konsinyasi keluar”. Sedangkan perlakuan untuk uang muka
akuntansi bagi komisioner adalah, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah
menerima barang dicatat pada rekening “uang muka pengamanat”.
Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh
pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana beban-beban (ongkos angkut dan
lain-lain) oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan. Perlakuan
akuntansi bagi barang-barang yang dikembalikan oleh komisioner akan dicatat oleh
pengamanat pada rekening kredit ”konsinyasi keluar”. Sedangkan segala beban yang
dikeluarkan selama penjualan barang bersangkutan harus dibebankan kepada pendapatan. Jika
pengembalian barang dikarenakan barang tersebut rusak maka kerusakan tersebut (penurunan
nilai barang) harus diakui sebagai kerugian. Jika barang rusak akan diperbaiki setelah itu dapat
dijual kembali maka biaya perbaikan harus diakui sebagai beban atau biaya pada periode
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jamiyla dan Evi Lestari. “Analisis Penerapan Akuntansi Konsinyasi”. 2011.
Hendari dkk. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan”. 2009.
Maria, Simamora. “Analisa Penerapan Akuntansi Konsinyasi Studi Kasus pada PT.Nusa Bakti Pratama Medan”. Skripsi Universitas Sumatera Utara. 2005.