jurnal kimia fisika kekentalan dan tenaga pengaktifan
TRANSCRIPT
Jurnal Kimia Fisika Kekentalan dan Tenaga Pengaktifan Aliran
Filed under: kimia kimia — Tinggalkan Komentar
28 April 2012
E:\Jurnal Kimia Fisika Kekentalan dan Tenaga Pengaktifan Aliran catatan
aldehida.htm
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai sifat kental dan koefisien kekentalan yang berbeda-
beda. Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukan kedalamnya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Misalnya, apabila
kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut
mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai
didasar zat cair. Hambatan-hambatan itulah yang kita namakan sebagai
kekentalan (viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan
terjadinya perubahan terhadap kecepatan batu.
Praktikum kali ini mengamati akibat perubahan kecepatan zat cair dengan
menggunakan dua metode yaitu metode Ostwald dan metode Hoppler, dari
perubahan inilah dapat ditentukan angka kental relatif suatu zat cair, dan tenaga
pengaktifan zat cait tarsebut.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
MSDS Air
Air merupakan zat yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
keadaan standart. Memiliki nama IUPAC Dihydrogen monoxide, Oxidane dan
memiliki rumus molekul H2O. Sifat fisik dan sifat kimia air diantaranya adalah
massa molar 18.01528(33) g mol-1, densitas 1000 kg m-3, liquid (4 °C), 917 kg
m-3, titik leleh 0 °C, 32 °F (273.15 K), titik didih 100 °C, 212 °F (373.15 K),
bentuk molekul hexagonal, viskositas 0.001 Pa s at 20 °C, momen dipol 1.85 D,
dan kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan.
MSDS Aseton
Aseton tau nama sistematisnyapropanon memiliki rumus molekul CH3COCH3.
Sifat fisik dan sifat kimia aseton diantaranya adalah massa molar 58,08 g/mol,
berat molekul 60.1 g/mol, densitas 0,79 g/cm³, titik leleh −94,9 °C (178,2 K),
titik didih 56,53 °C (329,4 K), viskositas 0,32 cP pada 20 °C, bentuk molekul
trigonal planar pada C = O, momen dipol 2,91 D, penampilan cairan tidak
berwarna, dan kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan.
MSDS Alkohol
Alkohol berupa liquid memiliki bau harum menyerupai bau dari campuran
aseton dan etanol. Alkohol memiliki sifat fisik dan sifat kimia diantaranya pH
1% dalam air, titik didih 82.5°C (180.5°F), titik leleh -88.5°C (-127.3°F), suhu
kritis 235°C (455°F), tekanan uap 4.4 kPa (@ 20°C), kepadatan uap 2,07 (Udara
= 1), dan kelarutannya mudah larut didalam air, metanol dietil eter, n-octanol,
aseton, larut dalam larutan garam, dan larut dalam benzena.
2.2 Landasan Teori
Kekentalan adalah suatu sifat sistem yang erat hubungannya dengan proses
aliran. Dua lapisan zat alir (zalir) masing – masing mempunyai luas A, jarak
kedua lapisan dy bergerak dengan arah yang sama dan mempunyai selisih
kecepatan dv, kekentalan η didefinisikan sebagai berikut :
dimana, F adalah gaya gesek yang bersifat melawan aliran. Tanda negatip
menunjukkan bahwa arah gaya gesek berlawanan dengan arah kecepatan nisbi
dv (Tim Penyusun, 2011).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang
melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang
paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Viskositas ini
juga di sebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir
melalui pipa per satuan waktu adalah :
dimana :
η = viskositas cairan
V = total volume cairan
t = waktu yanf bibutuhkan untuk mengalir
P = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa
( Bird, 1993).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,
hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas
cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan
tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairann naik dengan
naiknya tekanan (Sukardjo, 1997).
Kekentalan mempunyai hubungan dengan sifat sistem yang lain, misalnya
temperatur. Pengaruh temperatur terhadap kekentalan zat cair
persamaannya sebagai berikut :
dimana a dan E adalah tetapan, sehingga
E adalahtenaga pengaktifan aliran, yang harganya dapat ditentukan dengan cara
membuat grafik ln hlawan 1/T. Ada berbagai cara untuk menentukan kekentalan
zat cair. Adapun prinsip cara yang digunakan adalah berdasarkan hukum
Stokes, yaitu “Gaya gesek yang bersifat menahan gerakan bola di dalam
medium adalah 6phrv, dengan r dan v adalah jejari dan kecepatan bola” (Tim
Penyusun, 2011).
Viskometer ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Percobaan sebenarnya, sejumlah
tertentu cairan ( misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viskmeter ) dipipet
ke dalam viskometer. Cairan kemudian di isap melalui labu pengukur dari
viskometer sampai perrmukaan cairan lebih tinggi dari pada batas ”a”. Cairan
kemudian dibiarkan turun. Permukaan cairan turun melewati batas ”a”,
stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati batas ”b”, stopwatch
dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara ”a”
dan ”b” dapat ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekan antra kedua
ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.
Berdasarkan Hukum Haagen Poisseuille adalah : dimana
maka didapatkan persamaan :
dimana :
P = tekanan hidrostatis
r = jejari kapiler
t = waktu alir zat cair sebanyak volume (v) dengan beda tinggi (h)
L = Panjang kapiler
( Ir. Respati, 1981).
Viskositas ini yang di ukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setnggi tertentu. Suatu benda karena andanya
gravitasi akan jatuh melaui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya)
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitas sama dengan frictional
resistance medium. Besarnya frictional resistance untuk benda berbentuk bola
dapat dihitung dengan menggunakan hukum stokes sebagai berikut :
dimana :
= frictional resistance
r = jari-jari
η = viskositas
v = kecepatan
(m – mo)g
Pada kesetimbangan, gaya ke bawah (m – mo)g sama dengan frictional
resistance sehingga :
dimana :
m = massa bola
m0 = massa cair yang di pindahkan logam
g = konstanta gravutasi
η = viskositas
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung
gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Bird, 1993).
BAB 3. METODLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Vikosimeter ostwaltz
Piknometer berthermometer 1
Corong gelas
Gelas
3.1.2 Bahan
Air
Aseton
Alkohol
Zat X
3.2 Prosedur Percobaan
1. Cara Ostwald
a. Tentukan rapat zat cair dengan piknometer
b. Alat dibrsihkan betul -betul dengan asam pencuci dan dikeringkan dengan
pompa
c. Isi dengan air secukupnya, air dinaikkan lebih tinggi dari tanda paling atas,
saat itu stopwatch dihidupkan. Demikiari pula setelah tanda paling bawah
Stopwatch dimatikan, sehingga waktu alir dapat ditentukan. Ulangi 3 kali untuk
zat lain, yaitu :alcohol, Aseton dan X
2. Cara Hoppler
a. . Tentukan rapat bola (lihat kotak) dan rapat zat cair dengan piknometer.
b. Masukkan bola ke dalam tabung miring yang telah diisi aquades. Setelah
tanda paling atas, hidupkan Stopwatch setelah melewati tanda paling bawah,
Stopwatch dimatikan sehingga waktu jatuh dapat ditentukan. Ulangi 3 kali.
c. Tabung dibalik,, lakukan seperti percobaan 2b.
d. Percobaan b sampai dengan c dilakukan untuk zat cair lain yaitu : Air,
Alkohol, Aseton, dan zat X
Catatan :
Tabel harga kekentalan air pada berbagai suhu
t° h Poise t° h Poise t° h Poise
25
26
27
28
29
0,8937
0,8737
0,8545
0,8360
0,8100
31
32
33
34
35
0,7840
0,7679
0,7523
0.7371
0,7225
36
37
38
39
40
0,7085
0,6947
0,6814
0,6685
0,6540