jurnal kesmas 1

14
7/23/2019 jurnal kesmas 1 http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 1/14 87 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Terhadap PERDA Provinsi Nomor 08 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Semesta di Kabupaten Gorontalo) Marten Nusi Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang e-mail: [email protected] Abstract: Policy Implementation of Public Health Insurance (Study on Provincial Local Regulation No. 08 of 2012 On the Implementation of Universal Health Insurance Program in the Gorontalo). JAMKESTA Programis is a program of local government that is oriented to improving quality of life through the provision of health insurance guide. This study aims to describe and analyze the implementation of the Universal Health Insurance Program in GorontaloRegency, as well as what are the supporting and inhibiting factors in the implementation of the Universal Health Insurance Programin Gorontalo Regency. The method used in this study is qualitative research with the data collecting technique are interviews, observation and documentation. Analysis of the data use disinteractive model analysis. The results showed that the implementation of JAMKESTA program in Gorontalo Regency there are some things that still be a problem in the field which hinder the achievement of the program objectives, both in terms of the program socialization, finance capitation, and service procedures are not clear in the technical implementation. Keywords: policy implementation, health insurance program service Abstrak: Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Studi Terhadap PERDA Provinsi Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Semesta di Kabupaten Gorontalo).Program JAMKESTA merupakan program pemerintah daerah yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam bentuk pemberian Jaminan Kesehatan Gratis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengalisis implementasi  program Jaminan Kesehatan Semesta di Kabupaten Gorontalo, serta faktor apakah yang menjadi  pendukung dan penghambat implementasi program Jaminan Kesehatan Semesta di Kabupaten Gorontalo. Adapun Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program Jamkesta di Kabupaten Gorontalo masih terdapat beberapa hal yang menjadi  permasalahan dilapangan yang mengabat pencapaian tujuan program, baik dalam hal sosialisasi  program, pembiayaan kapitasi, serta prosedur pelayanan yang tidak jelas secara teknis pelaksanaan. Kata kunci: implementasi kebijakan, layanan program jaminan kesehatan PENDAHULUAN Sejak tahun 2004 pemerintah telah mengesahkan undang-undang No 40 Tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial yang didalamnya mengatur tentang pemenuhan akan jaminan kesehatan masyarakat. Didalam rangka mewujudkan amanah undang-undang tersebut, maka pemerintah melaksanakan berbagai program Jaminan Kesehatan yang dapat memberikan layanan kesehatan gratis bagi setiap warga negara. Berbagai program tersebut diantaranya Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Asuransi Kesehatan 87 

Upload: lia-diana-ridwan

Post on 18-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 1/14

87

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

(Studi Terhadap PERDA Provinsi Nomor 08 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Semesta

di Kabupaten Gorontalo)

Marten Nusi

Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang

e-mail: [email protected]

Abstract: Policy Implementation of Public Health Insurance (Study on Provincial Local

Regulation No. 08 of 2012 On the Implementation of Universal Health Insurance Program inthe Gorontalo). JAMKESTA Programis is a program of local government that is oriented to

improving quality of life through the provision of health insurance guide. This study aims to describeand analyze the implementation of the Universal Health Insurance Program in GorontaloRegency, aswell as what are the supporting and inhibiting factors in the implementation of the Universal Health

Insurance Programin Gorontalo Regency. The method used in this study is qualitative research withthe data collecting technique are interviews, observation and documentation. Analysis of the data usedisinteractive model analysis. The results showed that the implementation of JAMKESTA program in

Gorontalo Regency there are some things that still be a problem in the field which hinder theachievement of the program objectives, both in terms of the program socialization, finance capitation,and service procedures are not clear in the technical implementation.

Keywords: policy implementation, health insurance program service

Abstrak: Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Studi Terhadap PERDA

Provinsi Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan KesehatanSemesta di Kabupaten Gorontalo).Program JAMKESTA merupakan program pemerintah daerah

yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam bentuk pemberian JaminanKesehatan Gratis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengalisis implementasi program Jaminan Kesehatan Semesta di Kabupaten Gorontalo, serta faktor apakah yang menjadi

 pendukung dan penghambat implementasi program Jaminan Kesehatan Semesta di KabupatenGorontalo. Adapun Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitiankualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis

data yang digunakan adalah analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwaimplementasi program Jamkesta di Kabupaten Gorontalo masih terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan dilapangan yang mengabat pencapaian tujuan program, baik dalam hal sosialisasi

 program, pembiayaan kapitasi, serta prosedur pelayanan yang tidak jelas secara teknis pelaksanaan.

Kata kunci: implementasi kebijakan, layanan program jaminan kesehatan

PENDAHULUAN

Sejak tahun 2004 pemerintah telah

mengesahkan undang-undang No 40 Tahun

2004 tentang sistem Jaminan Sosial yang

didalamnya mengatur tentang pemenuhan

akan jaminan kesehatan masyarakat.

Didalam rangka mewujudkan amanah

undang-undang tersebut, maka pemerintah

melaksanakan berbagai program Jaminan

Kesehatan yang dapat memberikan layanan

kesehatan gratis bagi setiap warga negara.

Berbagai program tersebut diantaranya

Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS), Asuransi Kesehatan

87 

Page 2: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 2/14

88

(ASKES), serta berbagai program Jaminan

Kesehatan lainnya. Tanggung jawab akan

 pemberiaan Jaminan Kesehatan kepada

masyarakat tidak hanya menjadi kewajiban

Pemerintah Pusat saja, namun juga telah

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah,

hal ini sebagaimana tertuang didalam

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, pasal 22H yang

menyatakan bahwa: “Pemerintah Daerah

 berkewajiban untuk menyelenggarakan

sistem Jaminan Sosial” yang didalamnya

telah mencakup sistem Jaminan Kesehatan.

Pemerintah Provinsi Gorontalo adalah

satu diantara pemerintah daerah yang telah

menyelenggarakan sistem Jaminan

Kesehatan kepada masyarakat. Melalui

 program Jaminan Kesehatan Semesta

(JAMKESTA), pemerintah daerah Provinsi

Gorontalo berupaya mewujudkan konsep

 pemerataan layanan kesehatan bagi seluruh

lapisan masyarakat di wilayah Provinsi

Gorontalo.

Program Jaminan kesehatan Semesta

(JAMKESTA) yang digagas oleh Gubernur

Gorontalo tersebut merupakan inovasi, serta

komitmen pemerintah daerah dalam

memberikan jaminan pemeliharaan

kesehatan masyarakat secara komprehensif

yang meliputi tindakan promotif, preventif,

kuratif dan Rehabilitatif bagi seluruh

 penduduk di Gorontalo yang dibiayai oleh

sharing anggaran Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota, dengan melibatkan pihak

PT. Askes sebagai pengelola anggaran

unttuk pembayaran biaya kapitasi, dengan

maksud memberikan pelayanan kesehatan

yang sama bagi setiap masyarakat, serta

untuk menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan kesehatan bagi seluruh

masyarakat.

Satu diantara Kabupaten/ Kota di

Provinsi Gorontalo yang melaksanakan

 program Jamkesta adalah Pemerintah Daerah

Kabupaten Gorontalo. Daerah ini sejak

 program di gulirkan telah melaksanakan

 program JAMKESTA, baik dari aspek

 pendataan peserta, maupun layanan

kesehatan. Seiring dengan perjalanannya

 pelaksanaan program Jamkesta di Kabupaten

Gorontalo, banyak menimbulkan

 permasalahan yang menjadi kendala dalam

 pencapaian tujuan program. Beberapa

 permasalahan tersebut, yaitu: kurangnya

 pemahaman masyarakat akan program

Jamkesta, hal ini berimplikasi pada adanya

masyarakat yang tidak terdaftar sebagai

 peserta Jamkesta dan terdapat kebingungan

dari masyarakat dalam memperoleh layanan

kesehatan, khususnya berkaitan dengan

 prosedur layanan program. Permasalahan

lainnya adalah kurangnya tenaga kesehatan,

yaitu dokter di beberapa Puskesmas,

koordinasi diantara aktor yang tidak berjalan

 baik, serta tidak adanya dukungan dana dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo,

yang menyebabkan terbatasnya jumlah

 peserta Jamkesta. Dilihat dari konteks

Page 3: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 3/14

89

implementasi kebijakan, sebagaimana

Edaward III (dikutip dari Widodo, 2012)

keberhasilan pelaksanaan program dapat

dilihat dari empat variabel, yaitu: (1).

Komunikasi, (2). Sumberdaya, (3). Disposisi,

Dan yang ke (4). Struktur Birokrasi.

Variabel-variabel tersebut diatas memiliki

sub variabel penjelas sebagai indikator

 pencapaian suatu impmentasi kebijakan.

Berbagai variabel diatas dapat dilihat sebagai

dimensi yang bisa mewujudkan keberhasilan

 program Jamkesta, ketika hal tersebut

menjadi fokus perhatian pelaksana program,

sehingga tujuan dari program dapat tercapai

sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan

uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan, serta menganalisis

hal yang berkaitan dengan Implementasi

Program Jaminan Kesehatan Smesta di

Kabupaten Gorontalo, yang dilihat dari

 beberapa aspek, yaitu: Sosialasi program,

Prosedur Pelayanan, serta Kondisi Sumber

Daya dalam pelaksanaan program Jamkesta.

Hal berikut yang juga menjadi tujuan adalah

untuk mendeskripsikan Apakah faktor yang

menjadi pendukung dan penghambat

implementsai program Jamkesta di

Kabupaten Gorontalo.

TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan memiliki

kedudukan yang sangat crucial dalam proses

kebijakan publik. Bersifat crucial, karena

 bagaimanapun baiknya suatu kebijakan kalau

tidak dipersiapkan dan direncanakan secara

 baik dalam implementasinya, maka tujuan

kebijakan tidak akan bisa diwujudkan

(Widodo, 2012). Pembuatan kebijakan juga

telah diantisipasi untuk dapat

diimplementasikan.

Impementasi kebijakan berarti usaha

mewujudkan secara aktual alternatif yang

telah diplih untuk memecahkan masalah

(Islamy, 2007). Hal ini mencakup segala

kegiatan baik yang dilakukan oleh

 pemerintah mapun oleh pihak swasta (secara

individual atau kelompok) yang diarahkan

untuk mencapai tujuan (memecahkan

masalah) yang telah ditetapkan.

Edward III (dikutip oleh Widodo, 2012)

menawarkan empat faktor atau variabel

yang dapat mempengaruhi keberhasilan

suatu kebijakan, yaitu:

1)  Komunikasi, bahwa keputusan kebijakan

dan peraturan implementasi harus

ditransmisikan kepada setiap personil

dan sasaran kebijakan secara tepat.

2)  Sumber Daya, ketersediaan sumber daya

dalam implementasi kebijakan

mempunyai peranan penting, tanpa

dukungan sumber daya, maka pelaksana

kebijakan tidak akan dapat

melaksanakan kebijakan.. Untuk

mengukur keberhasilan implementasi

kebijakan dengan variabel sumber daya,

maka sumber daya yang dimaksud, yaitu

Page 4: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 4/14

90

Sumber daya manusia, anggaran, serta

sarana dan prasarana.

3) 

 Disposisi, Keberhasilan implementasi

kebijakan juga sangat dipengaruhi oleh

sikap para pelaksana program. Sikap

 pelaksana ini menyangkut kemauan,

keinginan, serta kecenderungan aktor

dalam melaksanakan kebijakan. Dengan

dua variabel penting, yaitu:

 pengangkatan birokrasi dan insentif. 

4)  Struktur Birokrasi, Kebijakan yang

kompleks menuntut adanya kerjasama

 banyak orang, ketika struktur birokrasi

tidak kondusif pada kebijakan yang

tersedia, maka hal ini akan menghambat

 jalannya kebijakan. 

Kebijakan Jamkesta di Gorontalo

Program Jamkesta lahir untuk menjamin

keterjangkauan terhadap pelayanan

kesehatan bagi seluruh penduduk di wilayah

Provinsi Gorontalo. Untuk memperkuat

kebijakan tersebut, Gubernur atas

 persetujuan DPRD Provinsi mengeluarkan

satu peraturan daerah (PERDA) No. 8 Tahun

2012 tentang penyelenggaraan Program

Jaminan Kesehatan Semesta. Pada pasal 1

ayat 10 perda tersebut disebutkan bahwa:

“program jaminan kesehatan semesta yang

selanjutnya disingkat Jamkesta adalah upaya

 pemeliharaan kesehatan masyarakat yang

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

dasar pada Puskesmas beserta jaringannya

dan pelayanan kesehatan rujukan pada kelas

III Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang

tidak dipungut biaya” (PERDA No. 8 tahun

2012). Dengan konsep sharing anggran

antara pemerintah provinsi dan pemerintah

Kabupaten/Kota program ini dan melibatkan

 pihak ketiga, yaitu PT. ASKES Cabang

Gorontalo selaku Badan Penyelenggara

Jaminan Kesehatan, maka diharapkan

 program ini akan mampu memberikan

 jaminan pemeliharaan kesehatan kepada

masyarakat secara komprehensif yang

meliputi Promotif, Preventif, Kuratif, dan

Rehabilitatif yang mencakup seluruh

 penduduk yang ada diwilayah Gorontalo

(Pasal 3 Perda No. 8 tahun 2012 tentang

Jamkesta).

METODE PENELITIAN

Merujuk pada permasalahan yangdiangkat dalam fokus permasalahan

 penelitian ini, maka metode penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan maskud untuk mendiskripsikan dan

menganalisa hasil temuan penelitian berupa

kejadian yang ditemukan dilapangan dalam

 bentuk uraian-uraian dan bukan dalam

 bentuk angka. Metode pengumpulan data

yang digunakan dengan teknik Wawancara,

Observasi dan Dokumentasi. Penggunaan

metode tersebut diharapkan akan dapat

menghimpun data-data yang diperlukan, baik

data primer, maupun sekunder. Analisis data

yang digunakan adalah analisis data

interaktif model Miles dan Humberman

Page 5: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 5/14

91

(1999) yang meliputi: Reduksi data,

Penyajian Data dan verivasi/kesimpulan

yang kesemuanya dilakukan selama proses

 penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Program Jaminan

Kesehatan Semesta di Kabupaten

Gorontalo

1) 

Sosialisasi Program

Salah satu proses yang dilakukan dalam

implementasi program Jaminan Kesehatan

Semesta di Gorontalo adalah tahapan

sosialisasi. Proses Sosialisasi dalam

 pelaksanaan program Jaminan Kesehatan

Semesta di Gorontalo pada umumnya dan

lebih khusus di Kabupaten Gorontalo

 berdasarkan temuan penelitian telah

dilakukan dengan berbagai macam cara dan

melibatkan berbagai aktor pelaksana

dilapangan. Baik itu Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo, PT. Askes sebagai

 penyelenggara program, serta Dinas

Kesehatan Kabupaten Gorontalo beserta

 jajarannya ditingkat bawah. Bentuik

sosialisasi tersebut dilakukan melalui medialokal di Gorontalo, yaitu Radio RRI

Gorontalo yang dipublikasikan pada pukul

06.00 pagi setiap hari selama sebulan dengan

durasi waktu yang hanya 2 menit yang

kontennya berisi tentang himbauan kepada

masyarakat untuk dapat mendaftarkan diri ke

PT. Askes Gorontalo dengan membawa

syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Kurangnya intensitas waktu sosialisasi, serta

konten yang disampaikan hanya bersifat

umum membuat masyarakat tidak memliki

 pemahaman secara konprehensif mengenai

 program Jamkesta. Temuan penelitian

menyebutkan bahwa terdapat masyarakat

yang tidak masuk sebagai peserta Jamkesta

diakibatkan tidak memperoleh infromasi

mengenai Jamkesta, selain itu terdapat juga

masyarakat sebagai peserta Jamkesta yang

tidak memahami bagaimana prosedur

 pelayanan yang harus ditempuh. Bentuk

sosialisasi lainya adalah lewat pertemuan-

 pertemuan formal lintas sektor di tingkat

Kecamatan yang diadakan oleh Puskesmas.

 Namun berdasarkan temuan yang didapat,

 bahwa pertemuan tersebut tidak hanya

membahas isu Jamkesta saja, tetapi program

kesehatan secara umum yang ada di

Kecamatan tertentu. Sehingga penyampaian

tentang program Jamkesta tidak begitu

optimal dilakukan.

Persepsi masyarakat sebagai peserta

Jamkesta yang tidak memliki infomasi

seutuhnya mengenai hak penggunaan kartu

Jamkesta, serta prosedur layanan kesehatan,

telah membuat kebingungan sendiri bagi

masyarakat. Salah satu yang bisa dilihat

adalah banyaknya peserta Jamkesta yang

langsung datang ke Rumah Sakit tanpa

membawa surat rujukan dari rumah sakit,

 padahal aturannya setiap pasien harus

melakukan pemeriksaan dulu di Puskesmas,

setelah itu ketika didiagnosis perlu

Page 6: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 6/14

92

mendapatkan perawatan lanjutan di Rumah

Sakit, barulah diberikan surat rujukan.

Implikasi diatas merupakan salah satu dari

sekian dampak yang timbul akibat dari

sosialisasi atau transmisi infomasi yang tidak

 jelas ke masyarakat. Kedudukan sosialisasi

atau dalam pendapatnya edrward III

dikatakan sebagai transmisi merupakan

 bentuk komunikasi yang membutuhkan

kejelasan, dimana untuk mencegah

munculnya kesalahan pemahaman pada

sasaran program, maka bentuk komunikasi

harus di perbaiki. . (Edward III, dikutip oleh

Widodo, 2012).

Persepsi yang utuh akan konsep dari

kebijakan tidak hanya dituntut kepada

masyarakat, namun lebih dari itu aktor

 pelaksana kebijakan program Jamkesta juga

harus memahami secara jelas mengenai

 program. Baik itu tenaga administrasi,

maupun tenaga dokter yang ada disetiap

tingkatan layanan kesehatan. Dari temuan

 penelitian menunjukan bahwa terdapat

adanya tenaga dokter yang masih

memberikan resep obat diluar kententuan,

yang pada akhirnya membuat masyarakat

harus mengeluarkan biaya untuk membeli

obat, padahal sesungguhnya segala hal yang

menyangkut tentang pengobatan pasien

Jamkesta telah ditanggung sepenuhnya oleh

didalam program tersebut. Hal ini tentu

sangat merugikan masyarakat, khusunya bagi

masyarakat miskin. Konsistensi dan

ketegasan terhadap ketentuan program dari

 pelaksana kebijakan haruslah ditunjukan

dalam setiap proses implementasi program,

 baik yang menyangkut prosedur pelayanan

kesehatan, maupun yang menyangkut hak-

hak lainnya yang melekat pada setiap

 pemegang kartu Jamkesta. . Edward III

(dikutip oleh Widodo, 2012, h. 104)

menegaskan bahwa keberhasilan

implementasi kebijakan bukan hanya

ditentukan oleh sejauh mana para pelaku

kebijakan mengetahui apa yang harus

dilakukan dan mampu melakukannya, tetapi

 juga ditentukan oleh kemauan para pelaku

kebijakan tadi memiliki disposisi yang kuat

terhadap kebijakan yang sedang

diimplementasikan.

2) Prosedur Pelayanan

a.  Prosedur Kepesertaan

Implementasi program Jaminan

Kesehatan Semesta secara umum memliki

alur untuk kepesertaan. Prosedur yang

dimaksud dalam kepesertaan ini adalah hal

yang berkaitan dengan proses pendaftaran

diri masyarakat untuk memperoleh kartu

JAMKESTA.

Proses implementasi program Jamkesta

di Provinsi Gorontalo, lebih khusus di

Kabupaten Gorontalo telah diatur sesuai

sistem kerja, atau standar pelaksanaan.

Standar pelaksanaan program tersebut

 berdasarkan temuan penelitian berkaitan

dengan dua hal. Salah satunya adalah

Prosedur kepesertaan yang memuat tentang

aturan main yang harus dilalui oleh setiap

Page 7: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 7/14

93

masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai

 peserta Jamkesta. Berdasarkan temuan

 penelitin bahwa untuk prosedur kepesertaan,

masyarakat sebagai calon peserta Jamkesta

di arahkan untuk melakukan pendaftaran ke

Kantor PT. Askes Gorontalo. Dengan

membawa syarat-syarat yang telah

ditetapkan, berupa KTP dan Kartu Keluarga

(KK) maka masyarakat sudah bisa

mendapatkan kartu Jamkesta. Secara

normatif layanan kepesertaan ini dapat

dikatakan sudah cukup baik. Artinya bahwa,

sebelum masyarakat mendapatkan layanan

kesehatan gratis melalui program

 pemerintah, maka terlebih dahulu

masyarakat melewati proses pendaftaran

yang dengan itu akan mempermudah

 pendataan peserta yang belum memliki

Jaminan Kesehatan apapun dari pemerintah.

Secara faktual implementasi prosedur

 pelaksanaan ini terhambat dengan kurangnya

kejelasan akan ketentuan yang harus di

 penuhi oleh masyarakat untuk di daftar

sebagai peserta. Terdapat sebagian

masyarakat yang datang mendaftar tidak

mengetahui syarat-syarat apa yang harus

 bawa pada saat pendaftaran. Sehingga

masyarakat menjadi bingung dan harus

kembali pulang untuk melengkapi ketentuan

kepesertaan. Padahal sebagaian dari

masyarakat tersebut adalah orang yang

datang jauh dari pelosok Kabupaten

Gorontalo dan Kabupaten Lainnya yang

akses transportasinya cukup jauh. Kejelasan

informasi yang disampaikan kepada

masyarkat tentang teknis pelaskanaan

 program sudah selayaknya di pamahi dengan

 baik oleh aktor pelaksana. Kesyukaran dan

ketidak jelasan tekniks pelaksanaan pada

akhirnya dapat menghambat pelaksanaan

 program. Mazmainan dan Sabtier (dikutip

oleh Nugroho, 2011) menyebutkan bahwa

mudah-tidaknya masalah yang dilaksanakan

salah satunya dikendalikan oleh teknis

 pelaksanaan. Dari sisnilah maka perlu

adanya konitmen yang kuat dari pelaksana

 program untuk dapat mempermudah akses

masyarakat yang datang mendaftarkan diri,

dengan memberikan kejelasan prosedur

kepesertaan melalui intensitas transformasi

informasi, serta regulasi turunan sebagai

alternatif bagi masyarakat yang datang dari

Kabupaten jauh.

Pelaksanaan prosedur kepesertaan dalam

temuan penelitian juga terhambat oleh

kurangnya tenaga staf yang melayani calon

 peserta. Dimana sejak dibukanya program

Jamkesta, dengan banyaknya masyarakat

yang datang mendaftarkan diri, hal ini

menyebabkan antrian yang cukup panjang

dan memakan waktu yang cukup lama.

Keterbatasan tenaga staf dalam pelayanan

 peserta Jamkesta ini perlu mendapat

 perhatian dari PT. Askes dengan jalan

menambah personil dengan kualifikasi

tertentu, melalui sistem perekrutan yang

secara internal di PT. Askes. sehingga ketika

stafnya mendukung secara kuantitas dan

Page 8: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 8/14

94

kualitas, maka pelaksanaan pelayanan

 prosedur kepesertaan akan dapat

menguntungkan masyarakat sebagai sasaran

 program dan tujuan programpun bisa

tercapai. Dukungan staf (sumber daya

manusia) dalam implementasi kebijakan

sangatlah diperlukan dalam pencapaian

tujuan dari kebijakan. (Van Metter dan Van

Horn dikutip oleh Nugroho, 2012).

b. Prosedur Pelayanan Kesehatan

Setelah masyarakat terdaftar sebagai

 peserta dan mendapatkan kartu JAMKESTA,

maka hak sebagai peserta untuk

mendapatkan layanan kesehatan telah

melakat padanya dan bisa menggunakan hak-

hak tersebut untuk berobat di tempat-tempat

 pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh PT.

Askes (Persero) Gorontalo, baik itu ditingkat

 puskesmas, maupun rumah sakit umum

daerah.

Prosedur pelayanan kesehatan program

Jaminan Kesehatan Semesta (JAMKESTA)

memiliki model sistem berjenjang, yang di

awali dari pelayanan tingkat pertama, dalam

hal ini puskesmas dan jaringannya,

kemudian atas rujukan tingkat pertama bisa

melakukan pengobatan di layanan tingkat

lanjut atau Rumah Sakit. Dari temuan

 penelitian, pada dasarkanya tidak terdapat

kendala teknis pelayanan kesehatan kepada

setiap peserta Jamkesta. Karena sistem yang

 berlaku di Jamkesta pada prinsipnya sama

dengan sistem layanan kesehatan dalam

 program Jaminan Kesehatan lainnya.

Sehingga secara teknis para peugas di

 berbagai tingkatan layanan kesehatan sudah

terbiasa dengan sistem layanan tersebut.

 Namun hal yang menjadi kendala adalah

 pada tataran tingkat pemahaman masyarakat

akan sistem berjenjang. Dimana banyak

diantara masyarakat yang tidak mengikuti

 proses berjenjang dalam pengobatan.

Ketidakpahaman masyarakat akan

sistem layanan kesehatan, menyebabkan

 banyaknya masyarakat yang melakukan

 pengobatan dengan mendatangi langsung

Rumah Sakit, dengan harapan mendpatkan

 pelayanan langsung dari dokter spesialis,

 padahal sesunggungnya mereka harus

melawati Puskesmas terlebih dahulu untk

dilakukan pemeriksaan awal. Disinilah

dibutuhkan upaya=upaya yang jalas dan

terarah untuk dapat memberikan pemahaman

yang baik kepada masyarakat terhadap

sistem layanan kesehatan program Jamkesta.

3) Sumber Daya

a. 

Sarana Kesehatan

Salah satu sumber daya yang

mendukung pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Semesta di Kabupaten Gorontalo

adalah tersedianya sarana kesehatan yang

memedai yang dapat mempermudah

masyarakat untuk mendapatkan layanan

kesehatan. Sebagaimana temuan penelitian

menunjukan bahwa, sarana kesehatan di

Kabupaten Gorontalo tersebar di semua

tingkatan, baik pada tingkat Kecamatan,

maupun pada tingkat Desa/Kelurahan.

Page 9: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 9/14

95

Jumlah sarana kesehatan sesuai dengan data

temuan diantaranya terdiri atas: 1 (satu) buah

Rumah Sakit Umum yaitu RSUD. Dr. M.M.

Dunda, 20 Puskesmas yang terbagi dalam 5

Puskesmas Perawatan dan 15 Puskesmas

 Non Perawatan, dengan 67 Puskesmas

Pembantu (PUSTU), 28 Puskesmas Keliling

(Pusling), 55 Poskesdes, 420 Posyandu, 1

Gudang Farmasi, 18 Apotik, 6 Toko Obat.

Keberadaan sarana kesehatan yang

sampai ke tingkat Kelurahan/Desa, baik Pos

Kesehatan Desa, maupun Puskesmas

Pembantu telah memberikan gambaran

 bahwa fokus pengembangan sarana

kesehatan dari Pemerintah Daerah

Kabupaten Gorontalo menjadi salah satu

faktor pendukung dalam implementasi

 program Jamkesta. Hal ini sejalan dengan

 pendapat Edward III (dikutip oleh winarno,

2012) yang mengemukakan 4 (empat) faktor

utama dalam implementasi kebijakan, salah

satunya adalah adanya sarana yang memadai

yang dapat menunjakan kelancaran

implementasi kebijakan, karena ketersediaan

sarana ini akan dapat memberikan kepuasan

 pada masyarakat selaku sasaran program.

Adanya sarana kesehatan tersebut perlu

ditunjang dengan fasilitas kesehatan yang

memadai, misalnya saja alat-alat kesehatan,

tempat tidur pasien, serta kelengkapan alat

medis lainnya, serta tenaga dokter yang

dapat memperlancar pelayanan kesehatan

 pada masyarakat. Karena dari hasil

 pengamatan peneliti, ditemukan adanya

 beberapa Puskesmas tidak memiliki tenaga

dokter, sehingga memunculkan kekecewaan

dari masyarakat yang akan berobat. Selain

itu terlihat juga di beberapa Pos Kesehatan

Desa atau Puskesmas Pembantu tidak

tersedia tenaga kesehatan, seperti perawat

 pada jam-jam yang membutuhkan pelayanan.

Disadari bahwa dukungan sumber daya

 berupa sarana kesehatan tidak akan

 berfungsi, kalau tidak didukung oleh sumber

daya lainnya, seperti doketr, amupun

 perawat. Karena instrumen utama dalam

 pelayanan kesehatan pada masyarakat adalah

 bagaimana masyarakat mendapatkan

kepuasan dalam berobat melalui tenaga

dokter secara langsung.

b. Anggaran

Prinsip pembiayaan Impelemtasi

 program Jaminan Kesehatan Semesta

(Jamkesta) di Gorontalo pada dasaranya

merupakan tanggung jawab bersama antara

 pemerintah Provinsi Gorontalo dengan

Pemrintah Daerah Kabupaten/Kota.

Komitmen bersama dalam pembiayaan

tersebut dituangkan dalam perjanjian

kesepakatan bersama antar Gubernur dan

suluruh Bupati/Walikota. Pembiayaan

 bersama tersebut telah dibagi sesuai dengan

kemampuan APBD masing-masing daerah.

Tujuan pertanggung jawaban bersama dalam

 pembiayaan ini sebenarnya lebih kepada

 bentuk pemahaman bahwa program bidang

kesehatan dalam rangka meningkatkan

kualitas hidup masyarakat adalah menjadi

Page 10: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 10/14

96

tanggung jawab bersama pemerintah daerah

sesuai dengan amanat undang-undang.

Berdasarkan hasil temuan penelitian

menunjukan bahwa dari seluruh

Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo,

hanya Kabupaten Gorontalo yang tidak

menganggarkan untuk pembiayaan program

Jamkesta. Pembiayaan hanya di sediakan

oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan

 porsi anggaran tersebesar untuk Kabupaten

Gorontalo dibandingkan Kabupaten/Kota

lainnya. Untuk tahun 2013 anggaran untuk

Kabupaten Gorontalo telah mencapai

14.532.430.000 dengan jumlah peserta

sebanyak 132.113 jiwa. Besaran dana yang

diberikan oleh Pemerintah Provinsi

Gorontalo tersebut telah sebanding dengan

 jumlah penduduk yang di Kabupaten

Gorontalo yang lebuh banyak bila

dibandingkan dengan yang lainnya.

Berdasarkan pernyataan dari informan yang

 peneliti wawancarai terungkap bahwa salah

satu alasan mengapa tidak dianggarakan

karena jumlah masyarakat miskinnya sudah

terkafer dengan program Jamkesmas. Fakta

 berbeda yang peneliti temukan dengan apa

yang diungkapkan oleh informan diatas,

dimana terdapat banyak masyarakat miskin

yang belum dikafer dalam program Jaminan

Kesehatan apapun oleh pemerintah.

Sesungguhya dampak dari tidak tersedianya

anggaran dari Pemerintah Daerah Kabupaten

Gorontalo dalam kesimpulan peneliti adalah

tidak terpenuhinya tujuan konsep

 pemerintaan kesehatan dari program

Jamkesta. Masih banyak masyarakat yang

tidak terkafer menunjukan bahwa

argumentasi yang dibangun oleh Dinas

Kesehatan sangat tidak tepat bila

dibandingkan dengan fakta temuan

dilapangan. Kedudukan sumber daya

anggaran dalam implementasi kebijakan

merupakan salah satu variabel penentu

keberhasilan program, sehingga perlu adanya

kemampuan dari unsur birokrasi dalam

menyediakan dan memanfaatkan sumber

daya tersebut dengan baik. (Van Metter dan

Van Horn dikutip oleh Nugroho, 2012).

Sesungguhnya besaran anggaran yang

diberikan oleh Pemerintah Provinsi

Gorontalo kalau dilihat dengan kebutuhan

masyarakat Kabupaten Gorontalo yang

 belum memliki Jaminan Kesehatan terhitung

masih kurang, artinya perlu ada dukungan

dana dari Pemerintah daerah Kabupaten

Gorontalo terhadap pembiayaan pelaksanaan

 program. Hal ini mengingat jumlah

masyarakatnya yang banyak dan tidak

terkafer dalam Jaminan Kesehatan apapun.

Disatu sisi pemerintah Kabupaten Gorontalo

tidak memiliki program Jaminan Kesehatan

gratis lainnya, selain Jamkesmas yang nota

 bene program Pemeirntah Pusat. Kekuatan

anggaran atau dana tidak dapat disangkal

sebagai salah satu faktor penentu dalam

 program pelayanan apapun. Dalam program-

 program regulatif, dana juga diperlukan

untuk menggaji atau menyewa tenaga

Page 11: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 11/14

97

 pesonalia agar bisa berkerja dengan baik.

Sabatier dan Mazmanian (dikutip oleh

Wahab, 2012).

Keteresediaan dana yang cukup untuk

 pembiayaan program Jamkesta akan bisa

memberikan dampak pada pencapain tujuan

implementasi program. Wiwik Sulandari

(2010) dalam penelitiannya mengungkapkan

 bahwa faktor sumber daya, khususnya

anggaran sangat mempengaruhi keberhasilan

suatu kebijakan. Sehingga peningkatan

supply anggaran dari pemerintah mutlak

dilakukan oleh pemerintah.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Pelaksanaan Program Jamkesta di

Kabupaten Gorontalo

1) 

Faktor Pendukung

a.  Adanya Dukungan Anggaran dari

Pemerintah Provinsi Gorontalo

Sebagai program unggulan dari

Gubernur Gorontalo dalam rangka

mensejahterakan masyarakat di bidang

kesehatan. Maka anggaran yang

dogelontorkan untuk bidang ini terhitung

cukup besar dibandingkan program

 pembangunan di bidang lainnya. Khusus

untuk Kabupaten Gorontalo, dengan

mempertimbangkan potensi daerah, baik dari

sisi jumlah penduduk, letak geografis, serta

 potensi lainnya mendapat kucuran anggaran

yang besar bila dibandingkang dengan

Kabupaten/Kota lainnya. Besaran anggaran

yang diberikan tersebut tentu bisa

memberikan jaminan pelayanan gratis bagi

masyarakat di Kabupaten Gorontalo dengan

 jumlah penduduk terbanyak dari semua

Kabupaten/Kota. Hal ini terlihat dari jumlah

 peserta di tahun 2013 sebanyak 132.113 jiwa

dari anggaran sebesar 14.532.430.000.

Besaran anggaran yang ada di

 peruntukan untuk membiayai layanan

kesehatan yang diberikan pada semua

tingkatakan layanan kesehatan di Kabupaten

Gorontalo sebagai kompensasi dari layanan

kesehatan, dana tersebut telah menyangkut

keseluruhan pengobatan bagi setiap pasien.

Baik dalam berupa pemeriksaan dokter di

Puskesmas, sampai ke poli spesial di Rumah

Sakit Pemerintah Daerah, tindakan opersi,

 persalinan, obat-obatan dan layanan lainnya

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

 pedoman penyelenggaraan Jamkesta.

Ketiadaan dukungan dana dari

Pemerintah Kabupaten Gorontalo berdampak

 pada terbatasnya jumlah peserta Jamkesta.

Dimana dari hasil temuan peneltian

menunjukan bahwa masih banyak

masyarakat di Kabupaten Gorontalo yang

 belum mendapatkan program Jaminan

Kesehatan Semesta, padahal dalam kategori

kelayanan, masyarakat-masyarakat tersebut

layak untuk mendapatkan jaminan kesehatan

gratis. Dapat diakui pada dasarnya bahwa

 program Jaminan Kesehatan Semesta

(Jamkesta) merupakan program yang sangat

menuntut keterlibatan dari semua pihak yang

ada dalam lingkup wilayah Provinsi

Page 12: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 12/14

98

Gorontalo. Sehingganya telah diatur secara

 jelas dalam Perda Provinsi No. 8 Tahun

2012, menyebutkan bahwa “pembiayaan

 peserta Jamkesta dilaksanakan bersama

antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota”. Pembiayaan menjadi salah

satu bentuk tanggungan jawab bersama

antara Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota Gorontalo. Pelaksanaan

suatu kebijakan dapat di pahami tidak hanya

dibebankan pada salah satu pihak saja

sebagai pelaksana, namun juga perlu

keterlibatan pihak lain yang secara struktur

 birokrasi memeliki tanggung jawab bersama.

Menurut Islamy (2009) kebijakan negara

adalah bersifat self-executing, tetapi yang

 paling banyak adalah non self-executing

artinya kebijakan negara perlu diwujudkan

dan dilaksanakan oleh berbagai pihak

sehingga akan nampak efeknya.

b. 

Tersedianya Sarana Kesehatan

Faktor pendukung selanjutnya yang

dinilai sebagai bagian yang mendukung

 pelaksanaan program Jamkesta di Kabupaten

Gorontalo adalah sarana kesehatan. Pada

semua tingkat Kecamatan telah ada sarana

kesehatan Puskesmas, dengan kategori

standar yang hanya melayani rawat jalan dan

kategori Global yang dapat melayani rawat

 jalan dan rawat inap. Serta sarana kesehatan

lain di tingkat Desa/Kelurahan, yaitu Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes), maupun

Puskesmas Pembantu (Pustu). Serta Rumah

Sakit milik Pemerintah Daerah dan sarana

 penudung lainnya.

Adanya sarana kesehatan ini sangat

membantu masyarakat di Kabupaten

Gorontalo untuk memenuhi kebutuhan

kesehatan. Akses layanan kesehatan yang

semakin terjangkau dapat memberikan

kemudahan bagi masyarakat sekitar,

sehingga tidak perlu lagi harus pergi ke

Rumah Sakit yang jaraknya cukup jauh dari

 bebera Desa untuk berobat, bila penyakitnya

 bisa ditangani di tingkat Puskesmas, maupun

Pos Kesehatan Desa/Puskesmas Pembantu.

Perhatian pemerintah dalam

menyediakan layanan kesehatan kepada

seluruh masyarakat telah menjadi suatu

kewajiban yang di atur dalam undang-

undang 1945 pasal 34 ayat 2 yang

menyatakan bahwa: “…negara bertanggung

 jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum

yang layak…”. Sehingga ketersediaan

sarana kesehatan yang cukup memadai

tersebut oleh pemerintah Daerah Kabupaten

Gorontalo harus didukung oleh tenaga

kesehatan, baik dokter dan perawat, serta

ketersediaan sarana pendukung lainnya yang

dapat memperlancar dan memberikan

kemudahan pelayanan pada pasien.

2) Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung, terdapat juga

faktor penghambat dalam implementasi

 program Jamkesta di Kabupaten Gorontalo

yang teridentifikasi dari hasil penelitian.

Page 13: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 13/14

99

Berdasarkan temuan lapangan yang

diperolaeh dari hasil wawancara dan

dokumen terdapat beberapa hal yang menjadi

kendala pelaksanaan program Jamkesta di

Kabupaten Gorontalo. Kendala- tersebut

yaitu: Kurangnya Sosialisasi Tentang

Program Jamkesta. Hal ini didasarkan pada

temuan penelitin yang dilakukan melalui

wawancara dengan beberapa informan.

Adanya masyarakat yang tidak masuk

sebagai peserta, serta tidak memahami

 prosedur program dilihat sebagai implikasi

dari tidak maksimalnya sosialisasi yang

dilakukan. Selama proses yang dilakukan

tidak memperhatiakn aspek-aspek yang

dapat mendukung proses sosialisi, baik yang

menyangkaut transmisi infomasi kepada

masyarakat sebagai penerima dampak

kebijakan secara komprehensif, maupun

aspek kejelasan dan konsistensi mengenai

konsep program Jamkesta. Edward III

(dikutip oleh Agustino, 2008) telah membagi

salah satu variabel kedalam sub varibale

 pendukung dari kelancaran informasi

 program. Variabel Komonikasi menurut

Edaward III adalah varibel yang krusial

dalam implementasi didalamnya terdapat sub

variabel yang bersifat sistemik, baik berupa

Transmisi, Kejelasan, Serta Konsistensi dari

konsep yang di komunikasi dengan sasaran

kebijakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa hal yang telah

dijelaskan sebelumnya dalam pembahasan

 penelitian, maka secara umum dapat

disimpulkan bahwa implementasi program

Jaminan Kesehatan Semesta di Kabupaten

Gorontalo sejak digulirkan telah berjalan

cukup baik. Artinya, hal-hal yang

menyangkut sosialisasi program yang

dilakukan dengan berbagai bentuk, prosedur

 pelayanan yang dibagi pada dua hal, yaitukepesertaan dan prosedur pelayanan, serta

kondisi sumber daya yang dilihat dari dua

aspek, yaitu sarana kesehatan dan anggaran

telah dilaksanakan, sekalipun beberapa hal-

hal yang tersebut masih menjadi kendala

yang berdampak pada kurang berhasilnya

capaian dari tujuan program. Konsep

 pemerataan dan keadilan yang menjadi

orientasi program belum dapat terpenuhi

seutuhnya, denagan demikian, maka

masyarakat hanya bisa berharap kepada

 pemerintah akan adanya perbaikan dari

implementasi program Jamkesta kedepan,

 baik secara sistem, maupun kondisi sumber

daya yang ada.

Program Jamkesta di Gorontalo

merupakan program baru inisiatif

Pemerintah Provinsi Gorontalo, sehingga hal

tersebut menarik perhatian peneliti untuk

didalami dalam sebuah penelitian.

Bergulirnya program pemerintah pusat

tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Page 14: jurnal kesmas 1

7/23/2019 jurnal kesmas 1

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-kesmas-1 14/14

100

dibawah naungan BPJS, maka secara

otomatis program Jamkesta telah berakhir

dan dileburkan ke dalam sistim JKN. Untuk

itu ke depan diperlukan penelitian lanjutan

yang dapat melihat secara mendalam

mengenai konsep JKN dan pelaksanaanya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 2012.  Analisis

Kebijakan: Dari Formulasi ke

Penyusunan Model-Model Implementasi

Kebijakan Publik . PT. Bumi Aksara.

Jakarta.

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan

Publik . Edisi Kedua. Alfabeta. Bandung

Islamy, Irfan. 2009. Kebijakan Publik .

Universitas Terbuka. Jakarta.

Miles, B. Matthew & Huberman A. Michael.

1992.  Analisis Data Kualitatif .Terjemahan oleh Rohidi, Tjetjep

Rohendi. Edisi Pertama. Universitas

Indonesia. Jakarta.

 Nugroho, R. 2012. Public Policy: Dinamika

Kebijakan, Analisis Kebijakan,

Manajemen Kebijakan. Edisi Revisi

ketiga. Media Komputindo. Jakarta

Pemerintah Provinsi Gorontalo, t.t.Peraturan

 Daerah Provinsi Gorontalo No. 8 Tahun

2012 tentang Penyelenggaraan Program

 Jaminan Kesehatan Semesta. Gorontalo

Pemerintah Kabupaten Gorontalo, 2012.

Profil Dinas Kesehatan. Limboto,

Gorontalo

Pemerintah Provinsi Gorontalo, 2012.

Panduan Penyelenggaraan Jamkesta.

DINKES. Gorontalo

Wiwik, Sulandari. 2010. Implementasi

Kebijakan Peningkatan Derajat

Kesehatan Masyarakat. Tesis. FIA

Universitas Brawijaya. Malang.

Widodo, Joko. 2012.  Analisis Kebijakan

Publik: Konsep dan Aplikasi Proses

Kebijakan Publik . Malang: Bayu Media

Publishing.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik:

Teori, Proses, dan Studi Kasus. CAPS.

Yogyakarta

Yeni Pujowati, 2009. Tesis: Implementasi

Kebijakan Peningkatan Pelayanan

Kesehatan. FIA. UB. Malang