jurnal kerja praktek pt. pupuk sriwidjaj
DESCRIPTION
jmchgjzkvxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxTRANSCRIPT
JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK
ANALISA PERFORMA POMPA SENTRIFUGAL W-GA 603
PADA PLANT UREA P-II PT.PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
Hengki PranataJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia, 55183
Intisari
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada
tanggal 24 Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Pusri memulai operasional
usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Produk utama yang dihasilkan oleh PT PUSRI adalah pupuk
kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi atau yang biasa disebut Pupuk Urea. Proses produksi pupuk urea membutuhkan
waktu yang panjang serta didukung oleh peralatan teknologi terkini. Pompa sentrifugal W-GA 603 pada plant urea P-II merupakan salah
satu komponen pendukung utama guna memperlancar proses produksi. Setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui bahwa adanya
penurunan performa pada kinerja pompa sentrifugal W-GA 603. Menurut data spesifikasi pabrik, efisiensi performa pompa diketahui
sebesar 91.9 % dengan head total 15 m. Namun pada perhitungan aktual yang penyusun lakukan pada tanggal 26 februari 2015 diketahui
bahwa efisiensi performa pompa sebesar 67.43 % dengan head total 11 m. Penurunan performa ini dapat disebabkan berbagai faktor,
seperti : vibrasi, keausan dan kebocoran komponen. Dengan dilakukan perbaikan dan pengecekan secara berkala pada komponen-
komponen pompa, maka akan meningkatkan performa pompa sentrifugal W-GA 603 serta mengantisipasi terjadinya kerusakan yang
mengakibatkan terhambatnya proses produksi.
Keywords: Pupuk urea, Pompa Sentrifugal, Efisiensi Performa Pompa.
1. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, mahasiswa diharapkan dapat
memadukan kemampuan teoritis (yaitu melalui kegiatan
perkuliahan) dan kemampuan aplikatif (yaitu melalui
kegiatan praktikum dan kerja praktek di lapangan). Hal ini
dimaksudkan sebagai proses pembelajaran bagi
mahasiswa, terlebih persiapan untuk menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan salah satu
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi
pupuk yang menggunakan bahan baku gas alam, yang
memiiki berbagai macam area kerja, salah satunya adalah
bidang kerja “Mechanical Engineering” yang Penyusun
pandang sebagai sebuah lokasi kerja praktek yang sesuai.
Sebagai perusahaan yang telah berdiri cukup lama, tentu
masalah-masalah yang terjadi di dalamnya menjadi lebih
bervariasi.
Maka dalam laporan kerja praktek ini penyusun akan
membahas tentang “Analisa Performa Pompa Sentrifugal
W-GA 603 B Pada Plant Urea P-II. PT. PUPUK
SRIWIDJAJA PALEMBANG”.
2. Tujuan
a. Mengetahui Profil Perusahaan PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang
b. Mengetahui prinsip kerja Pompa Sentrifugal W-
GA 603
c. Menganalisa efisiensi performa pompa
Sentrifugal W-GA 603.
3. Batasasn Masalah
a. Penjelasan umum profil PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang
b. Analisa efisiensi performa pompa Sentrifugal W-
GA 603
[1]
4. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
Rencana pendirian pabrik pupuk urea tercantum
dalam repelita 1956-1960 dan pelaksanaannya diserahkan
pada biro perencanaan Negara tahun 1957. Perusahaan
yang dikenal dengan sebutan PT. PUSRI ini juga
merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Pembangunannya diawali dengan didirikannya Perusahaan
Pupuk pada tanggal 24 Desember 1959. Sriwidjaja diambil
sebagai nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah
kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera
Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga
daratan Cina, pada abad ke tujuh Masehi.
Gambar 1. Kantor Pusat PT Pupuk Sriwijaya Palembang
PT Pupuk Sriwidjaja ditunjuk oleh pemerintah
menjadi perusahaan induk (holding company) PT. Pupuk
Sriwidjaja (Persero), berdasarkan PP No.28/1997. Sejak
Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya
yang ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di
PT Mega Eltra kepada PUSRI, melalui Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP nomor 34
tahun 1998, maka PUSRI, yang berkedudukan di
Palembang, Sumatera Selatan, menjadi Induk Perusahaan
(Operating Holding) dengan membawahi 6 (enam) anak
perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan
langsung yaitu PT. Rekayasa Industri, masing-masing
perusahaan bergerak dalam bidang usaha :
PT. Petrokimia Gresik yang berkedudukan di
Gresik, Jawa Timur. Memproduksi dan
memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18,
Phonska, DAP, NPK, ZK, dan industri kimia
lainnya serta Pupuk Organik.
PT. Pupuk Kujang, yang berkedudukan di
Cikampek, Jawa Barat. Memproduksi dan
memasarkan pupuk urea dan industri kimia
lainnya.
PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan
di Bontang, Kalimantan Timur. Memproduksi dan
memasarkan pupuk urea dan industri kimia
lainnya.
PT. Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di
Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam.
Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan
industri kimia lainnya.
PT. Rekayasa Industri, yang berkedudukan di
Jakarta, Bergerak dalam penyediaan Jasa
Engineering, Procurement & Construction (EPC)
guna membangun industri gas & minyak bumi,
pupuk, kimia dan petrokimia, pertambangan,
pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-
hydro, diesel).
PT. Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta
dengan bidang usaha utamanya adalah
Perdagangan Umum.
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari
PT Pupuk Indonesia (Persero) (saat itu masih bernama PT.
Pupuk Sriwidjaja (Persero)) kepada PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan
kewajiban PT Pupuk Indonesia (Persero) kepada PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang didalan
RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif
1 Januari 2011. Spin Off ini tertuang dalam Perubahan
Anggaran Dasar PT Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui
Akte Notaris Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12
November 2010 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU-
57993.AH.01.01 tahun 2010.
5. Sistem Manajemen dan Struktur Organisasi
Perusahaan
Dengan berkembangnya peranan dan tanggung jawab
perusahaan, maka saat ini kondisi organisasi di lingkungan
PT. PUSRI Palembang semakin berkembang sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Untuk mencapai efisiensi yang tinggi,
diperlukan struktur organisasi yang baik yang akan
menentukan kelancaran aktivitas perusahaan sehari – hari
[2]
untuk memperoleh laba yang maksimal, sehingga dapat
berproduksi secara kontinyu dan berkembang dengan baik.
PT. PUSRI Palembang berbentuk BUMN yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah selaku
pemegang saham menjadi dewan komisaris yang diwakili
oleh :
a. Departemen Pertanian
b. Departemen Keuangan
c. Departemen Perindustrian
d. Departemen Pertambangan dan Energi
PT. PUSRI Palembang mengikuti sistem organisasi
garis dan staf dengan bentuk perusahaan perseroan
terbatas. Dewan komisaris bertindak sebagai pengawas
semua kegiatan dan menetapkan kebijakan umum yang
harus dilaksanakan. Untuk tugas operasional PT. PUSRI
Palembang dipimpin dewan direksi sebagai mandataris
dewan komisaris yang terdiri dari lima direktur yaitu :
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
3. Direktur Komersil
4. Direktur Teknik dan Pengembangan
5. Direktur SDM dan Umum
Organisasi PT. PUSRI Palembang dipimpin oleh
seorang Direktur Utama dan dibantu oleh empat orang
direksi. Direktur Utama membawahi Kepala Satuan
Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan. Direktur
Produksi membawahi General Manager Operasi dan
General Manager Pemeliharaan. Direktur Komersil
membawahi General Manager Keuangan dan General
Manager Pemasaran. Direktur Teknik & Pengembangan
membawahi General Manager Jasa Teknik &
Perekayasaan, General Manager Perencanaan &
Pengembangan Usaha, dan General Manager Perkapalan.
Dan terakhir Direktur SDM & Umum membawahi General
Manager SDM dan General Manager Umum.
6. Deskripsi Proses
Bahan baku pembuatan urea adalah amoniak dan CO2
sehingga selain memiliki pabrik untuk memproduksi urea,
P.T PUSRI juga memiliki pabrik untuk menghasilkan
amoniak dan CO2. Amoniak dapat disintesis dari nitrogen
dan gas hidrogen sedangkan CO2 dapat dihasilkan dari
proses steam reforming
7. Proses Pembuatan Amoniak
Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas alam dan
udara. Berikut adalah tahapan-tahapan untuk dapat
memproduksi amoniak :
a. Pemurnian Gas Umpan (Feed Treating)
Pada proses ini, gas alam yang digunakan
dilewatkan kedalam beberapa sistem pemroses untuk
menghilangkan kandungan-kandungan yang tidak
diinginkan didalam gas alam tersebut. Kandungan
yang tidak diinginkan itu diantaranya adalah sulfur
organik dan an-organik, karbondioksida, hidrokarbon
berat dan air.
Tindakan perlakuan terhadap gas alam yang bertujuan
untuk menghilangkan kandungan-kandungan yang
tidak diinginkan , diawali dengan penghilangan
kandungan sulfur an-organik. Kandungan sulfur an-
organik ini dapat dihilangkan dengan bantuan sponge
iron sebagai reaktan pengikat. Perlakuan berikutnya
dilanjutkan dengan menghilangkan kandungan air
menggunakan larutan glycol sebagai pelucut dan
penyerapan CO2 menggunakan larutan benfiled.
Pemisahan gas umpan dari kandungan hidrokarbon
berat dilakukan di dalam separator sedangkan
penghilangan sulfur organik dilakukan dalam dua unit
proses, pertama pengubahan sulfur organik menjadi
sulfur an-organik dalam unit proses hydrotreating
dengan bantuan katalis Co-Mo dan proses kedua
adalah pengikatan sulfur organik oleh ZnO.
b. Proses Reforming
Gas alam yang telah mengalami perlakuan awal,
akan direaksikan lebih lanjut dengan kukus di dalam
reformer. Pereaksian dilakukan dalam temperatur
tinggi (780 – 820 oC ) dan tekanan tinggi 37.19
kg/cm2. Reformer yang digunakan terdiri dari dua
unit. Unit pertama disebut primary reformer dimana
pada unit ini kukus diumpankan sehingga bereaksi
dengan gas alam untuk membentuk CO,CO2 dan H2.
Unit kedua disebut secondary reformer dimana pada
unit ini diumpankan udara untuk mendapatkan N2
yang akan digunakan sebagai bahan baku amoniak.
Unit Secondary reformer juga berfungsi untuk
menghasilkan panas yang kemudian digunakan untuk
memproduksi kukus pada waste heat boiler.
[3]
c. Absorpsi CO2
Gas sintesis yang akan diumpankan ke dalam unit
ammonia converter terlebih dahulu harus dipisahkan
dari kandungan CO2
yang terdapat di dalamnya.
Pemisahan ini diperlukan karena kadar CO2
yang
tinggi dalam gas sintesis dapat merusak kinerja
katalis yang terdapat dalam ammonia converter.
d. Sintesis Amoniak
Sebelum masuk ke ammonia converter, gas umpan
terlebih dahulu dipanaskan dan dikompresi hingga
memiliki kondisi proses sebagaimana di dalam
reaktor. Gas-gas tersebut kemudian masuk ke dalam
loop gas umpan. Tujuan dari loop gas ini untuk
meningkatkan perolehan ammonia murni. Pada loop
gas umpan terjadi peristiwa kompresi, flashing dan
pendinginan untuk mendapatkan kembali amoniak di
unit pemisah sekunder.
e. Pemisahan dan Pemurnian Produk
Pemisahan dan pemurnian dilakukan dalam unit
pemisah secondary dan primary. Gas hasil sintesis dan
gas amoniak dari amoniak converter secara bersama-
sama akan dikompresi dan kemudian akan saling
campur. Gas campuran ini akan didinginkan sehingga
kandungan ammoniak yang terkandung di dalamnya
dapat dipisahkan di dalam secondary separator.
Pemisahan terjadi karena pendinginan hingga dibawah
titik embun amoniak sehingga gas amoniak tersebut
mencair dan memisah dari campuran gas sintesisnya.
Pemisahan berikutnya terjadi pada unit pemisah
primary dimana pada unit ini cairan amoniak dari unit
pemisah secondary dan cairan amoniak hasil
pemisahan pada purge gas separator akan dipisahkan
lebih lanjut dari gas-gas inertnya sehingga diperoleh
cairan amoniak yang lebih murni.
8. Proses Pembuatan Urea
Bahan baku dari pembuatan urea adalah
karbondioksida dan ammonia. Tahap-tahap dari produksi
urea adalah sebagai berikut:
a. Sintesa Urea
Pereaksian urea dari bahan bakunya
dilakukan dalam fasa cair. Umpan berupa
amoniak cair, gas CO2 dan larutan karbamat hasil
recycle proses terdahulu dimasukkan ke dalam
reaktor sedangkan kondisi operasi dijaga pada
temperatur 190– 200oC serta tekanan 200
kg/cm2. Produk hasil reaktor merupakan
campuran yang terdiri atas urea, ammonium
karbamat, biuret, air, dan kelebihan ammonia.
b. Tahap Dekomposisi
Pada tahap ini ammonium karbamat yang
terdapat di keluaran reaktor dikondisikan kembali
sehingga terdekomposisi menjadi ammonia dan
CO2. Proses dekomposisi dilakukan di dalam 3
unit terpisah yaitu high pressure decomposer
(HPD), low pressure decomposer (LPD) dan Gas
Separator (GS). Larutan hasil reaktor masuk ke
dalam HPD yang memiliki tekanan 17 kg/cm2
dan mengalami proses flashing sehingga sebagian
amoniak dan karbamat menguap kemudian
larutan produk reaktor mendapat pemanasan dari
steam reboiler sehingga temperatur larutan naik
dan terjadi dekomposisi dari karbamat. Larutan
keluaran dari HPD kemudian menuju LPD untuk
dekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi
dilakukan dengan memanaskan larutan
menggunakan larutan keluaran HPD dan kukus
bertekanan. Larutan urea yang sudah mulai pekat
keluar dari LPD kemudian menuju Gas Separator
yang akan memisahkan gas-gas inertnya.
Pemisahan dilakukan dengan dua tahap yaitu
flashing dan pengontakan dengan udara yang
sedikit mengandung amoniak dan uap air.
c. Tahap Pengkristalan dan Pembutiran
Larutan urea pekat yang telah keluar dari Gas
Separator akan menuju ke unit crystallizer dan
vakum crystallizer untuk membentuk butiran-
butiran kristal. Kristal urea yang terbentuk ini
kemudian dipisahkan dari larutan induknya
menggunakan pemisah sentrifugal. Setelah
melalui pemisah sentrifugal, kristal urea
dikeringkan dengan media pemanas udara dan
[4]
yang kemudian dikirim ke siklon. Langkah
berikutnya adalah pelelehan kristal urea didalam
melter. Pemanas yang digunakan pada melter ini
adalah kukus bertekanan sedang. Lelehan urea ini
kemudian ditampung didalam head tank dan
dilewatkan ke dalam acoustic granulator sebagai
wadah untuk membentuk butiran urea standar.
Udara dihembuskan dari bawah untuk membantu
pembentukan butiran urea.
9. Pengertian Pompa
Pompa merupakan salah satu jenis mesin fluida yang
berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke
tempat yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan
membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)
dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain,
pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
sumber tenaga penggerak (motor) menjadi tenaga kinetis
(kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.
Pada prinsipnya pompa mengkonversi energi mekanik
dari suatu penggerak menjadi energi aliran pada fluida
yang melaluinya. Dengan demikian pompa menaikan
energi fluida tersebut yang kemudian dapat digunakan
untuk mengalirkan ke suatu tempat yang lebih tinggi dan
mengatasi tahanan hidrolik dari pipa isap dan tekan, serta
mempercepat aliran. Dari sudut pandang energi, pompa
merupakan kebalikan dari motor atau mesin hidrolik
dimana energi fluida diubah menjadi kerja mekanis.
Gambar 2. Instalasi Pompa
10. Klasifikasi Pompa
Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi
(perubahan bentuk energi) pada cairan pompa dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Pompa Pemindah Positif (Positive
displacement pump)
Adalah pompa dengan ruang kerja yang
secara periodik berubah- ubah dari besar ke kecil
atau sebaliknya selama pompa bekerja. Energi
yang diberikan kepada cairan yang dipompakan
ialah energi potensial, sehingga cairan berpindah
secara volume per volume.
Yang termasuk Positive displacement pump
adalah:
Pompa gerak translasi bolak-balik
(reciprocating pump)
Misalnya: pompa torak, pompa plunger,
dan pompa membran / diafragma.
Gambar 3. Pompa Torak
Pompa gerak berputar (rotary pump)
Misalnya: pompa roda gigi, pompa lube,
pompa ulir dan pompa vane.
Gambar 4. Pompa Roda Gigi Dan Pompa Ulir
b. Pompa Pemindah Non Positif (non positive
displacement pump)
Adalah pompa dengan ruang kerja yang
tidak berubah-ubah saat pompa bekerja. Energi
yang diberikan pada cairan yang dipompakan
[5]
adalah energi kecepatan, sehingga cairan yang
berpindah karena adanya perubahan energi
kecepatan yang kemudian diubah lagi menjadi
energi mekanis dalam rumah itu sendiri.
Yang termasuk pompa pemindah non positif
adalah:
Pompa sentrifugal
Jenisnya : Radial flow, mixed flow, dan
axial flow
Pompa Jet
Jenisnya : Turbin-impeler
Dari Uraian di atas dapat digambarkan klasifikasi
pompa sebagai berikut :
Gambar 5. Klasifikasi Pompa
11. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler yang
berfungsi mengangkat zat cair dari tempat yang lebih
rendah ketempat yang lebih tinggi. Impeler dipasang pada
poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak,
biasanya motor listrik atau motor bakar.
Poros pompa akan berputar apabila pengeraknya
berputar. Karena poros pompa berputar impeler dengan
sudu-sudu impeler berputar zat cair yang ada didalamnya
akan ikut berputar sehingga tekanan dan kecepatanya naik
dan terlempar dari tengah pompa ke saluran yang
berbentuk volut atau spiral dan disalurkan keluar melalui
nosel.
Gambar 6. Proses Pemompaan
Jadi fungsi impeler pompa adalah merubah energi
mekanik yaitu putaran impeler menjadi energi fluida (zat
cair). Jadi, zat cair yang masuk pompa akan mengalami
pertambahan energi Pertambahan energi pada zat cair
mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan
dan head potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head
tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga bisa
didefinisikan sebagai selisih head total (energi persatuan
berat ) pada sisi isap pompa dengan sisi keluar pompa.
Pada gambar di bawah aliran air didalam pompa akan ikut
berputar karena gaya sentrifugal dari impeler yang
berputar.
Gambar7. Penampang Impeler & perubahan energy
pompa
12. Pompa Sentrifugal W-GA 203
Guna mensirkulasikan fluida pada cooling tower ke
seksi pembutiran/pengkristalan maka diperlukan suatu
pompa yang bertekanan tinggi. Pompa yang dimaksud
adalah pompa sentrifugal W-GA 603 B yang termasuk dari
jenis Single Stage Centrifugal Pump, dapat dilihat pada
gambar 8.
Gambar 8. Pompa Sentrifugal W-GA 603
13. Data Spesifikasi Keluaran Pabrik
a. Spesifikasi Pompa
Manufaktur : EBARA MFG CO.I
[6]
Type : 14”CEGT
Item No : W-GA 603 B
Turbine Drive : 1
Liqiuid : Cooling Water
Pumping Temp : 40℃
Spec. Gravity : 1.0
Vapor Press : 0.075 kg/cm2
Viscosity : 0.65 cp
Capacity : 200 m3/𝐻 Press Discharge : 1.2 kg/cm2
Press Suction : -0.3 kg/cm2
Total Head : 15 m
NPSH Head : 5.8 m
b. Spesifikasi Turbin Pengerak
Manufaktur : EBARA MFG CO.
I
Type : By RH-68
Rated Output : 80 Kw
Rpm : 4250
Inlet Steam : 42 kg/cm2 400 ℃
Exhaust : 7 kg/cm2
14. Perhitungan Spesifikasi
Head Total Pompa (H)
H = Pd−Ps
ρg
= (1.2−(−0.3 ) ) x 105
1000 X 9.81 = 15 M
Daya Fluida (pf ¿
Pf = H x Q x
ρ x g
= 15 x 0.05 x 1000 x 9.81
= 7357.5 Kw
Efisiensi Performa Pompa (ɳ p
)
ɳ p = P f
p
x 100 %
= 7357.5
80 x 100 %
= 91.9 %
15. Perhitungan Data Aktual
Berdasarkan data yang diambil pada tanggal 26
Februari 2015, maka dapat diketahui bahwa:
Press Discharge : 0.93 kg/cm2
Press Suction : -0.15 kg/cm2
Head Total Pompa (H)
H = Pd−Ps
ρg
= (0.93− (−0.15 ) ) x 105
1000 X 9.81
= 11 M
Daya Fluida
Pf
= H x Q x ρ
x g
= 11 x 0.05 x 1000 x 9.81
= 5395 Kw
Efisiensi Performa Pompa (ɳ p
)
ɳ p
= P f
p
x 100 %
= 4905
80 x 100 %
= 67.43 %
16. Analisa Perhitungan
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapat
hasil head total Pompa Sentrifugal W-GA 603 B pada data
yang diambil dari spesifikasi pabrik yaitu 15 m dengan
efisiensi sebesar 91.9%. Sedangkan pada perhitungan
aktual sesuai data yang ambil pada 26 Februari 2015 head
total Pompa Sentrifugal W-GA 603 B dapat diketahui
sebesar 11 m dan efisiensi pompa sebesar 67.43 %. Dapat
kita lihat terjadi penurunan performa pompa yang mungkin
disebabkan vibrasi, kebocoran dan keausan pada
komponen, serta factor- factor lainnya. Dengan
dilakukannya perbaikan pada komponen-komponen pompa
serta clearance pompa, maka akan meningkatkan performa
[7]
dari Pompa Sentrifugal W-GA 603 B itu sendiri.
Gambar
9. Keausan pada komponen Pompa
(Shaft Sleeve)
Gambar 10. Proses Overhaul Pompa Sentrifugal
W-GA 603 Plant Urea P-II
17. Kesimpulan
Tabel 1. Data comparasi perhitungan pompa
Pompa Mengalami penurunan performa
setelah lama digunakan, hal ini disebabkan
keausan, kebocoran komponen serta
beberapa faktor lainnya, namun performa
tersebut dapat di maksimalkan kembali
dengan dilakukannya overhaul.
18. Saran
Kerapihan dan kebersihan pada saat overhaul
untuk dapat diperhatikan.
Perbaikan kembali pada manual book
komponen yang telah banyak rusak hingga
tak terbaca, agar memudahkan untuk
menganalisa data serta spesifikasi.
Referensi
Sularso. 1987. Pompa dan Kompresor (pemeliharaan,
pemakaian dan pemeliharaan). Jakarta: pradya paramita.
Pratama, Aditya V., 2014, Laporan Kerja Praktek :
Maintenance dan performance Pompa 140-P-17 A/B Area
delayed coking unit. Jurusan Teknik Mesin UMY,
Yogyakarta
Ebara MFG. CO. I. 1973. Manual Book (pumping system)
Aditama, Surya. 2014. Profil, Proses ammonia dan urea
PT. Pusri. Palembang: Humas PT Pusri
[8]
No Parameter Perhitungan Spesifikasi Perhitungan Aktual (26/02/2015) Satuan1 Tekanan Masuk -0.3 -0.152 Tekanan Keluar 1.2 0.933 SG 1 14 Head Total 15 11 m5 Kapasitas 200 2006 Efisiensi Pompa 91.90% 67.43%7 NPSH 5.8 ( r ) 8.041 ( a)8 Putaran Pompa 1500 1500 Rpm9 Kecepatan Aliran 0.55 0.55 m/s10 Jenis Aliran 300892.30 (Turbulen) 300892.30 (Turbulen)11 Daya Fluida 7357.5 5395 Kw
ܭ� Ȁ��� ଶ
ܭ� Ȁ��� ଶ
� ଷȀ����
[9]