jurnal informasi sejarah dan kekuasaan dalam pandangan nietzsche

15
SEJARAH DAN KEKUASAAN DALAM PANDANGAN NIETZSCHE 1 Taat Wulandari 2 Abstrak Sejarah seringkali mendapat predikat sebagai bidang ilmu yang kurang mempunyai makna penting bagi kehidupan. Padahal dengan mempelajari sejarah, mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya dapat dijadikan sebagai pedoman bagi manusia untuk berbuat di masa yang akan datang. Sejarah selalu berkaitan dengan kekuasaan. Siapa yang kuat maka dialah yang membuat sejarah. Sehingga sejarah sulit sekali mencapai tingkat obyektivitasnya. Sementara kasus dimana sejarah sering ditulis sesuai kemauan siapa yang berkuasa banyak sekali contohnya. Tujuan penulisan artikel ini adalah menggali kemudian memperkenalkan makna sejarah dan kekuasaan dari hasil pemikiran yang disodorkan oleh seorang filsuf Jerman, yaitu Nietzsche. Pendahuluan Banyak anggapan bahwa pemikiran Nietzsche yang dahsyat dan menjulang adalah kompensasi dari kenyataan dirinya yang berfisik lemah, tidak berdaya, dan sakit-sakitan, untuk kemudian ia divonis gila. Bahkan ada pula yang mengatakan serta menilai karya-karyanya sebagai ungkapan dan letupan kegilaannya. Memang benar bahwa Nietzsche seringkali berada dalam perawatan rumah sakit jiwa, akan tetapi anggapan-anggpan itu akan berubah apabila kita mengetahui riwayat hidup serta perkembangan pemikirannya. 1 Artikel Dimuat dalam Jurnal Informasi. No. 1 Tahun XXXIII, 2007. ISSn 0126-1650 2 Staf pengajar pada jurusan pendidikan sejarah fakultas ilmu sosial UNY

Upload: raden-bimo-delta-force

Post on 20-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

SEJARAH DAN KEKUASAAN DALAM PANDANGAN NIETZSCHE1

Taat Wulandari2

Abstrak

Sejarah seringkali mendapat predikat sebagai bidang ilmu yang kurang

mempunyai makna penting bagi kehidupan. Padahal dengan mempelajari sejarah,

mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya dapat

dijadikan sebagai pedoman bagi manusia untuk berbuat di masa yang akan datang.

Sejarah selalu berkaitan dengan kekuasaan. Siapa yang kuat maka dialah yang

membuat sejarah. Sehingga sejarah sulit sekali mencapai tingkat obyektivitasnya.

Sementara kasus dimana sejarah sering ditulis sesuai kemauan siapa yang berkuasa

banyak sekali contohnya. Tujuan penulisan artikel ini adalah menggali kemudian

memperkenalkan makna sejarah dan kekuasaan dari hasil pemikiran yang

disodorkan oleh seorang filsuf Jerman, yaitu Nietzsche.

Pendahuluan

Banyak anggapan bahwa pemikiran Nietzsche yang dahsyat dan menjulang

adalah kompensasi dari kenyataan dirinya yang berfisik lemah, tidak berdaya, dan

sakit-sakitan, untuk kemudian ia divonis gila. Bahkan ada pula yang mengatakan

serta menilai karya-karyanya sebagai ungkapan dan letupan kegilaannya. Memang

benar bahwa Nietzsche seringkali berada dalam perawatan rumah sakit jiwa, akan

tetapi anggapan-anggpan itu akan berubah apabila kita mengetahui riwayat hidup

serta perkembangan pemikirannya.

1 Artikel Dimuat dalam Jurnal Informasi. No. 1 Tahun XXXIII, 2007. ISSn 0126-1650 2 Staf pengajar pada jurusan pendidikan sejarah fakultas ilmu sosial UNY

Page 2: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

Nietzsche lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 di Rocken, Propinsi Saxony,

Prusia, dari sebuah keluarga Protestan. Ayahnya Ludwig Nietzsche adalah seorang

pendeta dan kakeknya seorang guru besar teologi., maka dapat dimengerti tentu saja

Nietzsche dididik secara religius dan penuh disiplin moral dan agama.3

Perkembangan pemikiran Nietzsche dapat digolongkan ke dalam tiga periode.

Periode pertama, Nietzsche lebih menitikberatkan pemikirannya dalam bidang seni

dan musik, pada waktu itu ia menganut suatu pandangan dunia yang pesimistis.

Periode kedua ia memutuskan hubungan dengan Richard Wagner. Ia mulai bersikap

kritis terhadap metafisika dan kesenian serta menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

Periode ketiga ia lebih kelihatan agresif, relatif, dan pragmatis.

Sepanjang periode kehidupan Nietzsche tersebut banyak sekali buku-buku yang

dihasilkannya. Ironisnya justru pada periode akhir kehidupannya ia sangat produktif

menghasilkan karya. Tema kegunaan dan kerugian sejarah bagi kehidupan terdapat

dalam bukunya Unzeitgemase Betrachtungen bagian yang kedua.4

A. Konsep Nietzsche tentang Sejarah

Dalam pandangan Nietzsche manusia adalah makhluk yang mempunyai

kesadaran terhadap dirinya sendiri. Ia sadar bahwa ia hidup dan pasti akan mati.

Kesadaran inilah yang membedakan manusia dengan binatang.

3 Chairul Arifin, Kehendak Untuk Berkuasa Friedrich Nietzsche, Jakarta: Erlangga, 1986,

hlm. 2. 4 St. Sunardi, Nietzsche, Yogyakarta: LkiS, 1996, hlm. 18.

Page 3: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

Karena menusia memiliki kesadaran terhadap dirinya sendiri itulah

sebabnya manusia tidak saja memperhatikan hidup, tetapi apakah hidupnya baik

atau buruk. Hidup bukanlah segala-galanya yang terjadi kepada manusia,

kehidupan adalah sesuatu yang melibatkan manusia di dalamnya dengan

berdasar kepada nilai-nilai yang harus diikuti oleh manusia. Eksistensi manusia

di sini dipandang sebagai suatu tugas. Nietzsche mengartikan eksistensi manusia

sebagai suatu tugas. Ia menyebutnya sebagai tugas hidup.

Pada pembahasan ini menjelaskan hubungan antara hidup dan

pengetahuan sejarah. Pencarian pengetahuan dan kebenaran merupakan bagian

dari tugas eksistensi, dengan menerima nilai-nilai yang kemudian disatukan ke

dalam tugas yang merupakan bagiannya. Tetapi bagaimana jika berbagai

pengetahuan, beberapa kebenaran, harus dibuktikan? Lalu bagaimana, dengan

menerima pengetahuan , maka akan dihadapkan dengan dua alternatif: tahu

tentang kebenaran dan mati atau hidup dan meninggalkan kesalahan? Menurut

Nietzsche maka akan menghadapi dua alternatif ini.

Tetapi apabila diberi pilihan untuk memilih antara hidup dan

pengetahuan, Nietzsche berpendapat bahwa tidak ada yang harus dipilih. Karena

jika ada pengetahuan yang dihancurkan maka hidup akan hancur dengan

sendirinya, karena pengetahuan merupakan syarat bagi hidup. Mungkin yang

harus dilakukan adalah hidup menurut keadaan aslinya, sesuai dengan kebenaran,

sehingga apabila kemudian mati tidak meninggalkan dosa akan kesalahan-

Page 4: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

kesalahan selama hidupnya, dan sejarah juga tidak akan tercemar dengan

kepalsuan-kepalsuan.

Abad ke-19 telah menemukan sejarah dan seluruh penelitian yang

terjadi kemudian. Penemuan ini tidak hanya sekedar menemukan serangkaian

fakta tentang masa lalu melainkan penemuan dari manusia sejarah, manusia,

tidak sama dengan binatang, manusia adalah makhluk yang memiliki sejarah.

Sejarah adalah rekaman dari hasil dirinya sendiri, yaitu kegiatan makhluk

bersejarah dalam menemukan kembali masa lalu ke masa kini untuk

mengantisipasi masa yang akan datang.5 Dengan ketidakhadiran penuh dalam

kegiatan ini manusia akan mengecewakan umatnya, dengan mengatakan bahwa

sejarah adalah perlu. Menurut Nietzsche, sejarah sangat perlu, tetapi kalau

dipraktekkan maka akan mematikan.6 Oleh karena itu apakah perlu mempelajari

sejarah bagi hidup?.

Dalam Die Geburt der Tragodie (Lahirnya Tragedi) Nietzsche

menekankan kengerian-kengerian sejarah sebagai tantangan yang menyudutkan

orang lemah, sehingga ia berusaha menolak hidup. Hal ini juga nampak dari

pernyataannya dalam bukunya On the Advantage and Disadvantage of History

for Life , Nietzsche mengatakan bahwa sejarah hanya ditulis oleh orang-orang

yang kuat dan berpengalaman,7 sehingga jika tidak mempunyai pengalaman yang

5 Friedrich Nietzsche, On The Advantage and Disadvantage Of History for Life, Hackett Publishing Company, Inc. Indianapolis, Cambridge, 1980, hlm. 1. 6 Ibid., hlm. 2. 7 Ibid., hlm. 38.

Page 5: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

tertinggi dan terbesar dari yang lainnya maka tidak tahu bagaimana untuk

menginterpretasikan sesuatu yang tinggi dan besar di masa lalu. Dapat dikatakan

hanya orang yang membangun masa depan yang akan tahu masa kini. Bagi orang

yang kuat, tantangan ini mendorongnya untuk menciptakan keindahan.8

Nietzsche mengemukakan bahwa sejarah berguna sejauh memasukkan

orang ke dalam keputusan yang mendalam, sehingga orang kuat dan sehat

melawan penderitaan dengan menciptakan keindahan. Secara singkat, dengan

mempelajari sejarah dapat mendorong orang untuk mengafirmasi sekaligus

menolak hidup.

Pemikiran Nietzsche tentang sejarah merupakan reaksi terhadap

zamannya. Pada waktu itu, orang sangat mengagungkan kesadaran sejarah atau

kesadaran terus menerus akan masa lampau. Dalam pandangan Nietzsche bahwa

pengetahuan tentang sejarah telah dijadikan idolisasi dan dijadikan substitusi

kebudayaan yang dihayati. Faktor lain yang mendorong Nietzcshe dalam hal ini

adalah teori evolusi Darwin, yang menyangkal adanya perbedaan mendasar

antara manusia dan binatang.

Untuk memahami pemikiran Nietzsche tentang sejarah, ada tiga kunci

yang diajukannya, yakni historis, ahistoris, dan supra-historis. Dua konsep yang

pertama yaitu historis dan ahistoris pembahasannya didasarkan pada masalah

kebahagiaan dan penderitaan.

8 St. Sunardi, op. cit., hlm. 18.

Page 6: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

Menurut Nietzsche mempelajari sejarah lebih cenderung membuat orang

tidak bahagia. Pikiran manusia hanya akan dipenuhi dengan bayang-bayang

peristiwa yang telah terjadi. Baginya, baik yang historis maupun yang ahistoris

sama-sama diperlukan untuk kebahagiaan. Keduanya sama-sama diperlukan

untuk kesehatan bagi individu, suatu masyarakat, dan suatu kebudayaan.9 Oleh

karena itu, belajarlah bagaimana melupakan pada saat yang tepat dan mengingat

pada saat yang tepat juga.

Kalau orang hanya bersifat historis, hanya mau mengingat apa saja yang

terjadi di masa lampau, maka orang tersebut akan terjerumus ke dalam

ketidakberdayaan untuk hidup. Ketidakmampuan melupakan ini dapat

memenjarakan orang dalam situasi yang membuatnya tidak mampu untuk

mengambil keputusan dan ia tidak akan menjadi kreatif. Sebaliknya, orang yang

tidak mempunyai kesadaran akan masa lampau juga tidak normal. Cicero

mengatakan bahwa orang yang tidak ingat akan masa lampau akan seperti anak

kecil. Akibat yang ditimbulkannya adalah: ia tidak akan dapat mengatur dirinya

sendiri, merusak kesempatan-kesempatan untuk hidup terus, juga akan adanya

kebudayaan tanpa tradisi.

Nietzsche menunjukkan bahwa pada masa hidupnya, situasi zamannya

sudah didominasi oleh penyelidikan-penyelidikan historis. Bahkan ia menangkap

9 Nietzsche, op. cit., hlm. 10.

Page 7: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

adanya hipertropi akan makna sejarah pada zamannya.10 Konsepnya yang lebih

penting adalah supra-historis.

Dalam pandangan Nietzsche manusia historis mempunyai keyakinan

dan harapan akan masa depan. Namun tidak demikian halnya dengan manusia-

manusia supra-historis. Manusia ini memandang keselamatan dan kebahagiaan

dalam proses. Baginya, dunia dipenuhi dan disempurnakan pada setiap saat dan

dengan demikian tujuan dapat dicapai setiap saat.

Nietzsche juga mengatakan bahwa nilai moral itu tidak bersifat supra-

historis. Sebaliknya, nilai seni tampak sebagai nilai yang tidak tergantung pada

perubahan sejarah.11 Hal ini dapat dilihat dari keindahan kebudayaan Yunani

yang masih dapat dirasakan sampai sekarang. Dengan demikian menunjukkan

bahwa nilai seni itu tidak berada di bawah perubahan, melainkan melampaui

sejarah.12

Pengertian tentang sejarah ini sangat penting untuk memahami

perkembangan pemikiran Nietzsche yang lain. Seperti gagasannya tentang

nihilisme. Nietzsche melihat nihilisme muncul akibat kecenderungan orang

memutlakkan nilai-nilai moral yang berkembang dalam sejarah, sehingga

Nietzsche menghendaki agar proses nihilisme ini dipercepat.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sejarah pasti dibutuhkan.

Sejarah sangat diperlukan untuk hidup dan bertindak, bukan untuk menghindari

10 Sunardi, op. cit., hlm. 19. 11 Ibid., hlm. 20.

Page 8: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

kepuasan diri dari hidup dan berbuat, atau bahkan untuk menutupi hidup yang

egois dan pengecut.

Sejauh sejarah melayani hidup maka hidup juga akan melayaninya,

tetapi ada semacam kesepakatan dalam melakukan sejarah dan jika dihapuskan

maka akan terjadi kemunduran hidup, suatu fenomena yang sekarang sama

perlunya dan mungkin menyakitkan untuk membawa kepada kesadaran melalui

beberapa norma yang lebih longgar pada masa kita.

B. Analisis Pemikiran Nietzsche Tentang Kekuasaan Terhadap Sejarah Masa

Depan

Pengaruh Nietzsche memang cukup besar di kalangan filsuf-filsuf Barat

yang muncul kemudian. Pemikirannya yang waktu itu banyak diacuhkan oleh

hampir semua orang, tidak dapat yang memperkirakan bahwa akhirnya ia

termasuk filsuf yang paling berpengaruh atas kehidupan intelektual para pemikir

abad ke duapuluh.

Tulisan-tulisan Nietzsche telah banyak diterbitkan ke dalam berbagai

bahasa. Tulisannya banyak berjasa dalam bidang psikologi, walaupun ia tidak

pernah tampil dan menonjol sebagai ahli psikologi. Tulisan Nietzsche juga

banyak dikagumi sebagai karya sastra yang sangat bermutu dan memikat, dengan

kata-katanya yang dahsyat.

12 Ibid.

Page 9: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

Dalam kaitannya dengan penulisan skripsi ini, pemikiran Nietzsche

yang lahir kira-kira pada abad ke-19, ternyata masih memiliki implikasi dengan

perkembangan sejarah pada abad berikutnya. Bagaimanapun juga pemikiran

Nietzsche ini dapat dijadikan titik balik dalam melihat situasi dunia saat ini.

Seperti diketahui bahwa inti dari seluruh ajaran Nietzsche adalah

kehendak untuk berkuasa, the will to power. Tidak bisa dipungkiri bahwa zaman

modern di mana kita hidup sekarang ini, ditandai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang super canggih. Kemajuan suatu bangsa memang

diukur dengan kenyataan tersebut. Negara yang kuat adalah negara yang

memiliki teknologi canggih. Perkembangan pesat itu pula yang telah mengangkat

harkat dan martabat hidup manusia, tetapi bukanlah tanpa efek samping dan

implikasi yang menggerogoti seluruh aspek kehidupan kita.

Persaingan di antara negara-negara besar di dunia dalam mendapatkan

kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya telah membuat kita membelalakkan

mata, karena persaingan itu ternyata telah menguasai seluruh segi kehidupan

manusia di zaman ini. Demikian juga dengan negara-negara yang sedang

berkembang, manifestasi dari kekuasaan lebih dominan, memegang peranan, dan

kiranya perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh.

Sejarah hanya dimiliki oleh manusia dan manusia adalah makhluk yang

dapat membuat hidup ini baik atau buruk, dunia ini mau hancur atau damai,

manusialah yang dapat menentukan dunia ini mau dijadikan apa dan mau ke

mana? Kajian-kajian terhadap pemikiran-pemikiran Nietzsche ini memang masih

Page 10: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

sedikit di negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, tetapi tidak demikian halnya

dengan di Barat. Di mana tulisan-tulisan Nietzsche sangat banyak dikaji oleh

para pemikir di Barat. Namun pada hakekatnya setiap orang, seluruh masyarakat,

dan semua bangsa di dunia menunjukkan tingkah laku yang diilhami oleh

pemikiran Nietzsche yang paling mendasar, yaitu “kehendak untuk berkuasa”.

Lalu apa hubungannya pemikiran Nietzsche tersebut dengan sejarah di

masa yang akan datang? Hubungan ini tidak bisa lepas dari eksistensi manusia

sebagai makhluk sosial, yang hidup bersama-sama dengan orang lain. Dalam

pemikiran Nietzsche, kekuasaan dianggap sebagai sesuatu hal yang sangat

penting kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia. Hal ini karena

kekuasaan dipandang sebagai kemampuan manusia untuk merealisasikan segala

kehendaknya.

Dengan demikian manusia harus mampu untuk mendapatkan kekuasaan

yang sebesar-besarnya, dan di dalam setiap kehidupan bermasyarakat di

manapun manusia itu berada, bagi Nietzsche kekuasaan adalah mutlak

diperlukan bagi setiap manusia agar ia dapat melangsungkan atau melaksanakan

kehidupannya dengan baik di dunia.

Paham kekuasaan inilah yang menunjukkan relevansinya dalam abad

ke-20 ini dan abad-abad berikutnya. Jika paham ini sudah meracuni setiap

pikiran orang yang berpandangan sempit maka sejarah dunia ini akan diwarnai

dengan segala bentuk eksploitasi terhadap mereka yang lemah. Seperti apa yang

dilihat dalam dunia sekarang ini, selalu terdapat dua bentuk kekuasaan yang

Page 11: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

saling bertentangan dan bersaing dengan tidak henti-hentinya, yaitu dua bentuk

negara adikuasa. Dengan hancurnya satu negara adikuasa sehingga untuk saat ini

tinggal satu negara adikuasa, yang semakin bertindak sebagai “polisi dunia”.

Keadaan ini bertambah luas perbedaannya dengan adanya pembedaan di segala

hal, yaitu adanya blok Barat dan blok Timur.

Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah diketemukan atau

dicapai manusia, pada kenyataannya selalu diciptakan dan dilaksanakan untuk

memperbesar kekuasaannya terhadap negara, membuat negara lain untuk tunduk

dan taat kepadanya. Makin maju teknologi pembangunan dunia makin maju pula

teknologi pemusnahannya.

Situasi atau iklim dunia yang penuh dengan ketegangan, kekerasan, dan

permusuhan kini menjadi sajian sehari-hari dalam mass media. Dalam layar

televisi hampir setiap hari membentangkan panorama dengan adegan-adegan

perang dan pemusnahan, koran-koran atau majalah-majalah memuat gambar-

gambar yang menampilkan akibat-akibat penggunaan kekuasaan dalam sengketa

antara bangsa-bangsa di dunia yang tak pernah kunjung padam.

Hal tersebut mengakibatkan dampak sendiri-sendiri bagi setiap manusia.

Manusia yang pesimistis terhadap situasi dunianya yang penuh dengan

kekerasan, akan menganggap bahwa tidak ada jalan lain atau alternatif lain

kecuali membiarkan saja segala proses berjalan sampai mencapai titik kejenuhan

sendiri. Tetapi bagi mereka yang optimis akan tanggap terhadap keadaan dan

berpikir bagaimana menciptakan situasi atau keadaan yang memungkinkan

Page 12: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

tersalurnya dorongan kehendak untuk berkuasa itu menjelma sebagai suatu

kreativitas.

Terlebih lagi mereka yang banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran

Nietzsche yang menjadikan kekuasaan sebagai modal utama bagi hidup manusia,

akan semakin menggunakan kekuasaan untuk menindas mereka yang lemah.

Nietzsche menganggap bahwa dalam hidup ini yang kuatlah yang akan menang,

dan kebajikan utama dalam kehidupan adalah kekuatan, maka dapat diduga apa

yang akan terjadi di masa depan apabila asas yang demikian dikembangkan dan

dilaksanakan dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan bahkan dijadikan asas

dasar suatu negara.

Kalau melihat perkembangan persenjataan di dunia sekarang ini, akan

semakin jelas kelihatan bahwa jika manusia benar-benar diserahkan kepada

dirinya, dan perang merupakan pilihan atau suatu fenomena yang wajar serta

merupakan satu-satunya keharusan mutlak dalam mengatasi segala permasalahan

yang timbul antar bangsa, maka dapat dibayangkan bagaimana nasib serta

eksistensi manusia serta kelangsungan hidupnya. Kemungkinan terbesar adalah

kehancuran yang telah menunggu seluruh umat manusia ini. Apa yang terjadi di

dunia dewasa ini ialah bahwa banyak orang-orang biasa yang tidak sempat

berpikir mengapa penggunaan kekuasaan yang merajalela seolah-olah menjadi

selera dunia yang maju.

Memang kekuasaan merupakan sebab manusia hidup tidak tenang.

Selama masih ada manusia hidup bersama dengan manusia lain, maka di situ

Page 13: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

pula akan timbul suatu pertentangan dan perbedaan pendapat. Segala sesuatunya

terpulang kepada manusia itu sendiri. Tinggal bagaimana itikad manusianya itu

sendiri dalam mengartikan dan menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Jika

Nietzsche justru menghilangkan norma-norma yang lebih tinggi, seperti tuhan,

agar manusia dapat mencipta dan bertindak untuk mewujudkan tujuan hidupnya,

kiranya ajaran ini yang perlu ditelaah sungguh-sungguh bagi mereka yang

mengkaji ajaran-ajarannya. Andaikata manusia dapat sampai kepada tujuannya

dengan perantaraan kekuasaannya saja, maka tentu Tuhan tidak perlu

menurunkan ajaran dan bimbingan kepada serentetan rasul dan nabi untuk

kepentingan umat manusia. Kepercayaan kepada Tuhan, dalam bermacam-

macam bentuknya, telah mendapat tempat yang sangat penting dalam kehidupan

manusia.

Penutup

“Certainly we need history. But our need for history is quite different from that of the spoiled idler in the garden of knowledge, even if he in his refinement looks down on our rude and graceless requirements and needs. That is, we require history for life

and action, not for the smug avoiding of life and action, or even to whitewash a selfish life and cowardly, bad acts. Only so far as history serves life will we serve it,

but there is degree of doing gistory and an estimation of it which brings with it a withering and degenerating of life, a phenomenon which is now as necessary as it

may be painful to bring to consciousness through some remarkable symptom of our age.

Dari ungkapan Nietzsche seperti dikutip di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa sejarah sangat diperlukan untuk mengambil setiap tindakan

dalam kehidupan ini, tentu saja dengan bercermin dari nilai-nilai bijak dari

Page 14: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche

peristiwa-peristiwa masa lampau. Pengalaman itu bisa untuk pelajaran setiap

individu siapa pun dirinya dan apa pun kedudukannya. Apalagi bagi mereka yang

menduduki posisi pengambil kebijakan, pemimpin negara misalnya. Tetapi

sepertinya tidak ada seorang pemimpin yang mampu bercerrmin dari sejarah.

Kebanyakan dari mereka justru menggunakan kekuasaannya untuk menodai

sejarah.

Sebenarnya, ajaran Nietzsche tentang paham kekuasaan ini dapat

dijadikan faktor pendorong bagi manusia untuk dapat mewujudkan cita-citanya

menjadi orang yang memiliki kekuatan. Tetapi semua itu harus dilakukan dalam

bingkai norma-norma agama, bukan justru sebaliknya, dengan meniadakan

norma-norma yang tertinggi, norma agama. Sehingga orang yang telah berkuasa

menggunakan kekuasaan dan kekuatan itu untuk menciptakan kehidupan yang

lebih baik, bukan dijadikan senjata untuk menindas mereka yang lemah, karena

bila kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang, maka sejarah kehidupan

manusia akan terus dipenuhi dengan penderitaan dan tangisan mereka yang tidak

memiliki kekuasaan. Apabila orang kuat-lah yang berhak untuk berkuasa, maka

tidak mustahil sejarah akan bersifat subyektif selama-lamanya. Sejarah akan

selalu digunakan untuk kepentingan penguasa. Akibatnya, segala sesuatunya

juga akan bersifat subyektif dan hal ini tidak pantas untuk dibanggakan.

Page 15: JURNAL INFORMASI Sejarah Dan Kekuasaan Dalam Pandangan Nietzsche