jurnal ilmiah satya negara...

11
i

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

i

Page 2: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19

JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas yaitu FakultasTeknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di UniversitasSatya Negara Indonesia (USNI). Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau mitra bestari. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia merupakan peningkatandariJurnal USNI sebelumnya.

AlamatPenerbit / Redaksi LembagaPenelitiandanPengabdianpadaMasyarakat (LPPM)

UniversitasSatya Negara Indonesia Jl. ArteriPondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara

Jakarta Selatan 12240 – Indonesia Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963

Homepage : http://www.usni.ac.id E-mail : [email protected]

FrekuensiTerbit

2 kali setahun :Junidan Desember

Page 3: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

iii

Vol. 7 No. 2 Desember2014 ISSN : 1979-5246

JURNAL ILMIAH

SATYA NEGARA INDONESIA

Pelindung

Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd

(Rektor)

PenanggungJawab

Dr. YusrianiSaptaDewi, MSi

(Ketua LPPM)

Penasehat

Prof. Dr. Ir. Supriyono EkoWardoyo, M.Aq

DewanRedaksi

Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D

Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng

Dr. Ir. Mustahal, M.Sc

Dr. YusrianiSaptaDewi, M.Si

Dr. Ir. UripRahmani, M.Si

Dr. Meifida Ilyas, SE, M.Si

Ir. Nunung Nurhayati, M.Si

MitraBestari

Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)

Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI)

Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (BalaiRiset DKP)

Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)

PenyuntingPelaksana

Istiqomah Sumadikarta, ST. M.Kom

Supriadi, ST.

Page 4: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19

DAFTAR ISI

Game Simulasi Perilaku Hewan Gajah Berbasis Konsep Agent Cerdas. 1-12 Zulkifli

Deskripsi Kejadian Diare Pada Balita Di KampungRawaAren Wilayah KerjaPuskesmasAren

Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota BekasiPropinsiJawa Barat Tahun 2014 13-19

Warsono dan Yusriani Sapta Dewi

Manajemen Stratejik Pada Pesantrendan Madrasah 20-28

Satiri

LiterasiIklan, HindariPerilaku Konsumtif Remaja(KajianKomunikasi Massa-Literasi Media) 29-35

Sandra Olifia

ReklamasiPengolahanLimbahDetergenDenganMenggunakanSistemPenyaringanBioball

Dan KarbonAktif 36-44

Nurhayati dan Fakly Yohardin

Pengaruh Faktor-Faktor KualitasPelayananTerhadapKepuasanPasienRawatInapRumah

Sakit Premier BintaroTangerang Selatan 45-54 Aprizal dan Lucy Nancy Simatupang

PemanfaatanAlgoritmaLuhnUntukUjiValidasiKartuKredit 55-58 FaizalZuli

AnalisisSemiotikaIklan IPhone 4S di KatalogIBox 59-65

Bertha Komala Sinambela dan Yoyon Syachromi

Perancangan Sistem Digital Fax Management PadaBagianIklanHarianKompas 66-71 SuyarsodanAgungPriambodo

Rancangan Aplikasi Evaluasi Kinerja Karyawan Dengan Penerapan Algoritma K-Mean 72-79 WachyuHari Haji dan Muhammad Rizky

Page 5: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

13

DESKRIPSI KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KAMPUNG RAWA AREN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS AREN JAYA

KECAMATAN BEKASI TIMUR KOTA BEKASI

PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Warsono dan Yusriani Sapta Dewi

Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Satya Negara Indonesia

[email protected]

Abstrak

Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari

tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada

balita wilayah kerja puskesmas Aren jaya Kota Bekasi Timur. Perilaku hidup bersih dan sehat itu sendiri

meliputi, memberi ASI eklusif kepada bayi, mencuci dan merebus peralatan makan, tidak memberi makanan

instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan kuku bayi, dan membersihkan

pekarangan rumah dari kotoran baik itu dari daun-daun pepohonan ataupun dari kotoran hewan. Metode

penelitian yang digunakan yaitu rancangan Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek Penelitian

ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya yang mempunyai balita dan

pernah mengalami kejadian diare pada periode Januari – April 2014. Dengan sampel sebanyak 60 responden

dengan uji statistic menggunakan uji Koefisien Koerlasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada balita yaitu sebesar 41% dalam artian sebesar 59%

dipengaruhi oleh factor lain seperti factor sanitasi, sosial, ekonomi dan budaya.

Kata kunci : Kejadian diare, balita dan perilaku hidup bersih masyarakat

Abstact

Diarrheal disease is still a major problem in society that are difficult to overcome. From year to year, diarrhea

remains one of the diseases that cause mortality and malnutrition in children. The purpose of this study was to

determine the relationship between people's behavior with the incidence of diarrhea in children under five work

areas aren health center glorious East Bekasi. Clean and healthy living behavior itself covers, exclusive

breastfeeding to the baby, wash and boil tableware, do not give instant baby food, health check every month,

clean the baby's nails, and cleaning the yard of dirt either from the leaves of the trees or from animal waste. The

research method used is observational design with cross sectional approach. The research subject is a housewife

who lives in Puskesmas Aren Jaya and toddlers who have never experienced the incidence of diarrhea in the

period January to April 2014 with a sample of 60 respondents with statistical tests using Cooefisien correlations

test. The results showed that there is a relationship between people's behavior with the incidence of diarrhea in

children under five by 41% in terms of 59% is influenced by other factors such as sanitation factors, social,

economic

Keywords: The incidence of diarrhea, toddlers and hygienic behavior of society

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Diare sampai saat ini masih menjadi masalah

utama kesehatan masyarakat yang sulit untuk

ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap

menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan

mortalitas dan malnutrisi pada anak (World Helath

Organization (WHO, 2009). Di Negara

berkembang anak-anak balita mengalami rata-rata

3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa

tempat kejadian lebih dari 9 kali kejadian diare per

tahun atau hampir 15-20% waktu hidup dihabiskan

untuk diare (Soebagyo, 2008). Penyakit diare

adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi

hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan

bisa menyerang seluruh kelompok usia baik laki-

laki maupun perempuan, tetapi penyakit diare

Page 6: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19

dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka

kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi

dan balita. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak

ditangani secara serius karena tubuh terutama

balita bila terjadi diare sangat mudah terkena

dehidrasi (Depkes RI, 2010).

Di Negara berkembang termasuk Indonesia

anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per

tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian

sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian

(Depkes RI, 2010). Angka kesakitan diare di

Indonesia dari tahun ketahun cenderung

meningkat, pada tahun 2006 jumlah kasus diare

sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah

kematian 277 (CFR 2,52%). Secara keseluruhan

diperkirakan angka kejadian diare pada balita

berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian

sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita

(Depkes RI, 2006).

Banyak faktor yang secara langsung maupun

tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong

terjadinya diare, terdiri dari faktor agent penjamu,

lingkungan dan perilaku. Faktor perilaku

masyarakat yang kurang menjaga kebersihan

menjadi faktor dominan, sementara faktor

lingkungan yang paling dominan yaitu kondisi

lingkungan yang tidak mendukung kesehatan

masyarakat diantaranya sarana pembuangan

sampah. Apabila faktor lingkungan tidak sehat

karena tercemar bakteri penyebab diare serta

berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak

sehat pula, maka penularan diare dengan mudah

dapat terjadi (Depkes RI, 2005).

B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara perilaku hidup

bersih dengan kejadian diare pada balita di

Wilayah kerja Puskesmas Kampung Rawa Aren?

C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara perilaku

masyarakat terhadap kejadian penyakit

diare pada balita di Kampung Rawa Aren

Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya

Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi

Tahun 2014.

2. Mengetahui gambaran perilaku

masyarakat di Kampung Rawa Aren

Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya

Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi

Tahun 2014.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Hidup Bersih

Perilaku hidup bersih adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan

suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok

dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan perilaku melalui pendekatan pimpinan

(advocacy), bina suasana (social support), dan

pemberdayaan masyarakat (empowerment).

Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi

masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan cara-

cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

Ada lima hal utama dalam membiasakan

hidup bersih dan sehat pada kehidupan sehari-hari

di antaranya 1)mencuci tangan yang benar pada

saat sebelum makan atau minum, sebelum

menyiapkan atau memegang makanan, setelah

buang air 2) penggunaan jamban yang sehat untuk

keperluan buang air besar; 3) memanfaatkan air

bersih yang sehat dapat mencegah penularan; 4)

pengolahan makanan atau minum yang bersih dan

sehat, termasuk pemberian air susu ibu dapat

mencegah penularan penyakit; 5) Penanganan

sampah yang sehat dapat mencegah penyebaran

penyakit dan pencemaran lingkungan (Ananto,

2006)

B. Kejadian Diare

Diare adalah penyakit yang ditandai

bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari

biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan

konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa

darah atau lendir (Suraatmaja, 2007). Menurut

WHO (2008), diare didefinisikan sebagai berak

cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam.

Berdasarkan waktu serangannya terbagi menjadi

dua, yaitu diare akut (< 2 minggu) dan diare kronik

(≥ 2 minggu) (Widoyono, 2008). Diare disebabkan

oleh bakteri yang tertelan, utamanya dari kotoran

manusia (tinja). Ini terjadi karena pembuangan

tinja yang tidak aman, kebersihan yang kurang dan

kurangnya persediaan air minum yang bersih untuk

anak-anak yang sudah tidak diberi ASI. Anak-anak

yang diberi ASI eksklusif pada enam bulan

pertama dan mendapat imunisasi pada waktunya

lebih jarang yang terkena diare.

Risiko terbesar diare adalah dehidrasi.

Jika terjadi dehidrasi, seorang dapat kehilangan

lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama,

yaitu natrium dan kalium yang berada didalamnya.

Keduanya sangat penting untuk proses fisiologis

normal. Kehilangan dua elektrolit utama ini dapat

menyebabkan bayi/ balita rewel atau terjadi

Page 7: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

15

gangguan irama jantung maupun pendarahan otak.

Kondisi dehidrasi lebih berat pada balita dan anak

daripada orang dewasa. Sedangkan klasifikasi

dehidrasi menurut WHO (1985) dibagi dalam 3

tahapan yaitu : 1) Dehidrasi ringan, yakni apabila

cairan tubuh yang hilang sebesar 3-5% dan tidak

ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya

pada anak yaitu bibir kering, terlihat agak lesu,

haus dan agak rewel; 2). Dehidrasi sedang, apabila

cairan tubuh yang hilang sebesar 6-10% tandanya

ditemukan dua atau lebih gejala seperti gelisah,

kehausan, mata cekung dan kulit keriput; 3).

Dehidrasi berat, apabila cairan tubuh yang hilang

lebih dari 10% ditandai dengan buang air terus

menerus dan cair, muntah secara terus menerus,

kesadaran menurun, dan kadang-kadang disertai

kejang-kejang dan panas.

Menurut Widoyono (2008) diare dapat

disebabkan oleh a). Virus: Rotavirus. b). Bakteri:

Escherichia coli, Shigella sp dan Vibrio

cholerae.c). Parasit: Entamoeba histolytica,

Giardia lamblia dan Cryptosporidium. d).

makanan (makanan yang tercemar, basi, beracun,

terlalu banyak lemak, sayuran mentah dan kurang

matang). e).Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan

protein. f).Alergi: makanan, susu sapi. g)

Imunodefisiensi. Penyakit diare sebagian besar

disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri.

Penularan penyakit diare melalui jalur fekal oral

yang terjadi karena a). Melalui air yang sudah

tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar

selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau

tercemar pada saat disimpan di rumah. b). Melalui

tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi,

mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar.

Penyebaran kuman yang menyebabkan

diare biasanya menyebar melalui makanan atau

minuman yang tercemar tinja dan atau kontak

langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku

yang dapat menyebabkan penyebaran kuman

enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare,

antara lain tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu)

secara penuh 4 sampai 6 bulan pada pertama

kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan

makanan masak pada suhu kamar, menggunakan

air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan

dengan sabun sesudah buang air besar atau sesudah

membuang tinja anak atau sebelum makan atau

menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan

benar.

Faktor yang dapat meningkatkan

penyakit dan lamanya diare antara lain tidak

memberikan ASI sampai dua tahun, kurang gizi,

campak, immunodefisiensi, dan secara

proporsional diare lebih banyak terjadi pada

golongan balita. Penyakit diare juga merupakan

salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua

faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan

pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan

berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila

factor lingkungan tidak sehat karena tercemar

kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku

yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan

minuman, maka dapat menimbulkan kejadian

diare.

Akibat penularan penyakit diare

berdasarkan orang (umur) sekitar 80% kematian

diare tersebut terjadi pada anak di bawah usia 2

tahun. Data Tahun 2004 menunjukkan bahwa dari

sekitar 125 juta anak usia 0-11 bulan, dan 450 juta

anak usia 1-4 tahun yang tinggal di Negara

berkembang, total episode diare pada balita sekitar

1,4 milyar kali per tahun. Dari jumlah tersebut total

episode diare pada bayi usia di bawah 0-11 bulan

sebanyak 475 juta dan anak usia 1-4 tahun sekitar

925 juta kali per tahun (Amiruddin, 2007).

Cara pencegahan diare yang benar dan

efektiv untuk balita di antaranya adalah a).

Meningkatkan penggunaan ASI (Air Susu Ibu)

karena Asi merupakan makanan paling baik utnuk

bayi karena terdiri atas komponen zat makanan

tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang

untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi

selain itu sifat ASI steril dibandingkan dengan susu

formula atau cairan lain, yang harus disiapkan

dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi

dalam botol yang kotor, menghindarkan anak dari

bakteri atau organism lain yang akan menyebabkan

diare. b). Memperbaiki makanan pendamping ASI

c). Pemberian Imunisasi campak karena diare

sering timbul menyertai campak sehingga

pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah

diare. Oleh karena itu pemberiana imunisasi

campak harus segera dilakukan sebelum anak

berumur 9 bulan d).Penggunaan jamban yang benar

e). Pembuangan kotoran yang tepat termasuk tinja

anak-anak dan bayi yang benar. Banyak orang

yang beranggapan bahwa tinja bayi tidak

berbahaya, hal ini tidak benar karena tinja bayi

juga dapat menularkan penyakit pada anak-anak

dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang dengan

benar f). Mencuci tangan; Kebiasaan yang

berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

penting dalam penularan kuman diare adalah

mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,

terutama setelah buang air besar, sesudah

membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makan

mempunyai dampak positif dalam penurunan

kejadian diare. Banyak penyakit, terutama diare

dapat dicegah bila terbiasa menjaga kebersihan dan

Page 8: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19

kesehatan lingkungan diantaranya buang air besar

di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air

sesudah buang air besar, membersihkan tinja anak,

membuang sampah di tempat yang benar dan

mempersiapkan makanan dan minuman anak balita

dengan baik dan benar, anak-anak sering

memasukkan tangan kedalam mulutnya, jadi

penting untuk sering mambasuh tangan anak

terutama sesudah mereka bermain di tempat yang

kotor atau bersama binatang.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dalam

bentuk survey yang bersifat observasional

dengan metode pendekatan cross-sectional,

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan

pengamatan sesaat atau dalam suatu periode

waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya

dilakukan satu kali pengamatan selama

penelitian

B. Populasi dan Sampling

Subjek penelitian ini adalah rumah tangga

yang di dalamnya terdapat balita dan pernah

menderita diare di wilayah kerja Puskesmas

Aren Jaya Kota Bekasi.

Sampling dalam penelitian ini ditentukan

secara Purposive random sampling yaitu :

1. Ibu rumah tangga yang mempunyai

anak balita dan pernah menderita

diare.

2. Merupakan rumah yang berdomisili

(tinggal menetap) dan memiliki

rumah di wilayah kerja Puskesmas

Aren Jaya Kota Bekasi.

3. Bersedia menjadi subjek penelitian

atau menjadi responden.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada sebagian

rumah yang mempunyai balita dan pernah

menderita diare di wilayah kerja Puskesmas

Aren Jaya Kota Bekasi pada bulan Januari s.d

Februari 2014.

D. Sampel

1. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan Multistage Random

Sampling yang berarti pemilihan daerah

khusus dan sampelnya harus rumah

tangga yang didalamnya ada balita yang

pernah mengalami kejadian diare

(http://en.wikipedia.org/wiki/Multistage_s

ampling).

2. Jumlah sampel 60 ibu rumah tangga

E. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel,

yaitu:

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

perilaku masyarakat yang bisa

menyebabkan terjadinya diare pada Balita.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah kejadian diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kota

Bekasi.

F. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara perilaku pemberian

ASI eklusif dengan kejadian diare

Pemberian ASI yang dianjurkan adalah

ASI eklusif selama 6 bulan yang diartikan

bahwa bayi hanya mendapatkan ASI saja

tanpa tambahan makanan dan minuman

lain termasuk air putih (Matondang, dkk,

2008). Idealnya bayi yang diberi ASI

eklusif tidak terkena diare karena ASI

merupakan makanan alami yang ideal

bagi bayi dan sesuai dengan kondisi

system pencernaan bayi yang belum

teratur sehingga tidak menyebabkan alergi

pada bayi.

ASI mengandung sebagian besar air

sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi

yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi

mendapat tambahan air walaupun berada

di tempat yang mempunyai suhu udara

panas (Hendarto dan Pringgadini, 2008)

2. Hubungan antara perilaku mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun

dengan kejadian diare

Mencuci tangan dengan menggunakan

sabun adalah salah satu tindakan sanitasi

dengan membersihkan tangan dan jari-

jemari menggunakan air bersih dan sabun

untuk menjadi bersih, selain itu juga salah

satu upaya untuk pencegahan penyakit

diare. Hal ini dilakukan karena tangan

seringkali menjadi agen yang membawa

kuman dan menyebabkan pathogen

berpindah dari satu orang ke orang lain,

baik dengan kontak langsung maupun

kontak tidak langsung (dengan media

langsung seperti handunk dan peralatan

makan).

Page 9: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

17

3. Hubungan antara perilaku tersedianya

tempat sampah dengan kejadian diare

Menurut definisi WHO, sampah adalah

sesuatu yang digunakan, tidak dipakai,

tidak disenangi, atau sesuatu yang

dibuang yang berasal dari kegiatan

manusia dan tidak terjadi dengan

sendirinya (Chandra, 2007). Pengelolaan

sampah yang tidak baik adalah satu

penyebab terjadinya penyakit diare.

Vektor penyakit yang hinggap di

permukaan sampah terbuka akan

membawa bibit penyakit jika kemudian

hinggap pada sumber makanan.

4. Hubungan perilaku masyarakat

membersihkan pekarangan rumah dari

kotoran hewan dengan kejadian diare.

Kebersihan adalah upaya manusia untuk

memelihara diri dan lingkungan dari

segala yang kotor. Kebersihan lingkungan

dimulai dari menjaga kebersihan halaman

sendiri baik itu dari kotoran daun-daunan

maupun dari kotoran hewan seperti ayam,

kucing liar dan anjing. Terciptanya

pekarangan yang kumuh memudahkan

vektor penyakit bersarang dan

menyebabkan berbagai penyakit seperti

diare, penyakit kulit, kolera dan lain

sebagainya jika kontak dengan sumber

pangan.

5. Hubungan antara perilaku masyarakat

dalam kebersihan balita dengan

kejadian diare.

Beberapa penyebab diare pada balita

antara lain:

a.Tidak melakukan pemberian ASI

Eklusif, b).Bayi / balita bermain ditempat

yang kotor / peralatan mainnya kotor,

c).Proses mencuci peralatan bayi/ balita

tidak baik, d).Kuku bayi/ balita yang kotor

atau jarang dibersihkan, e).Tidak

membuang air besar di WC, f).Pakaian

yang dipakai balita kotor

G. Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup

bersih masyarakat dengan kejadian diare

digunakan rumus Koefisien Korelasi Product

Moment

𝒓𝒙𝒚

=𝐧∑𝐱𝐲 − (∑𝐱). (∑𝐲)

√{𝐧∑𝐱𝟐 − (∑𝐱)𝟐}{𝐧∑𝐲𝟐 − (∑𝐲)2}

∑x = Perilaku Masyarakat

∑y = Kejadian diare

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur, 35

% berumur rata-rata antara 20-35 tahun. 51 %

tidak bekerja di kantor. Anak balita (bawah

lima tahun) yang diamati, 49 % berumur antara

6 bulan sampai 1 tahun 6 bulan. Jenis kelamin

balita, 52 % berjenis kelamin perempuan dan

48 % berjenis kelamin laki-laki.

B. Deskripsi Perilaku.

1. Pemberian ASI eklusif pada balita

diketahui bahwa responden memberi ASI

Eklusif pada bayi sebanyak 52% dan

disusul kemudian sebanyak 30% yaitu

kadang-kadang dan sebanyak 18% tidak

memberi ASI Eklusif pada bayi.

2. Perilaku Mencuci dan Merebus Peralatan

Makan balita

diketahui bahwa responden mencuci dan

merebus peralatan balita sebanyak 52%

kadang-kadang disusul kemudian

sebanyak 25% tidak mencuci dan merebus

peralatan balita dan 25% mencuci dan

merebus peralatan makan balita.

3. Pemberian makanan instan

diketahui responden yang memberi

makanan instan kepada balita yaitu

sebanyak 38%, kemudian tidak memberi

makanan instan kepada balita yaitu

sebanyak 51% dan kadang-kadang

memberi makanan instan yaitu sebanyak

11%.

4. Perilaku tentang kebiasaan mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan

diketahui bahwa paling banyak responden

mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan yaitu sebanyak 90% dan disusul

kemudian kadang-kadang mencuci tangan

yaitu sebanyak 10%.

5. Pemeriksaan kesehatan balita ke

Puskesmas

Page 10: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19

diketahui bahwa responden kadang-

kadang melakukan pemeriksaan balita

yaitu 52% disusul kemudian 28% yaitu

melakukan pemeriksaan kesehatan balita

dan sebanyak 20% tidak melakukan

pemeriksaan kesehatan balita.

6. Kebiasaan Ibu dan balita membersihkan

kuku

diketahui bahwa paling banyak responden

melakukan kebiasaan membersihkan kuku

yaitu kadang-kadang atau 74%, disusul

kemudian 26% melakukan kebiasaan

membersihkan kuku.

7. Kepemilikan tempat sampah

diketahui bahwa responden 100%

memiliki tempat sampah.

8. Pekarangan yang sering dikotori hewan

ternak

diketahui bahwa pekarangan paling

banyak dikotori hewan ternak yaitu 61%

dan pekarangan tidak dikotori hewan

ternak sebanyak 39%.

9. Kebiasaan membersihkan pekarangan

rumah

diketahui bahwa sebanyak 87% responden

melakukan kebiasaan membersihkan

pekarangan rumah, dan sebanyak 13%

responden tidak melakukan kebiasaan

membersihkan pekarangan rumah.

10. Jarak rumah dengan tempat pembuangan

sampah sementara

diketahui bahwa responden yang memiliki

jarak rumah dengan pembuangan sampah

sementara lebih dari 10 meter yaitu

sebanyak 85% dan yang kurang dari 10

meter sebanyak 15%.

C. Hubungan antara perilaku masyarakat

dengan kejadian diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Rawa Aren

Kecamatan Bekasi Tahun 2014

Pengujian secara statistik antara variabel

perilaku hidup bersih masyarakat dengan

kejadian diare pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Aren Jaya Kecamatan Bekasi

Timur pada tahun 2014 menghasilkan koefisien

kolerasi (r) sebesar – 0,63786. Artinya semakin

baik perilaku masyarakat dalam kebersihan

peorangan maupun balita maka semakin kecil

risiko akan terjadinya penyakit diare. Pengaruh

perilaku masyarakat hidup bersih terhadap

kejadian diare dinyatakan dengan R

(Determinasi) sama (R) 0,41 atau sebesar 41 %.

Artinya pengaruh lain sebesar 59% adalah

pengaruh parameter lain yang dapat

mempengaruhi kejadian diare tetapi dalam

penelitian ini tidak ikut diteliti misal faktor

sanitasi, social, ekonomi, budaya dan lain-lain.

KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara perilaku hidup bersih

dengan kejadian diare pada balita.

2. Besarnya pengaruh perilaku hidup bersih

dengan kejadian diare yaitu 41%

SARAN

1. Diharapkan bagi instansi kesehatan

puskesmas untuk dapat mengupayakan

peningkatan program penyehatan

lingkungan permukiman.

2. Diharapkan kepada rseponden

meningkatkan tindakan pencegahan

terjadinya diare dengan menjaga kebersihan

lingkungan dan kebersihan balita.

3. Mengadakan penelitian lebih lanjut

mengenai permasalah yang sama, namun

dengan variabel yang lain dalam hubungan

kejadian diare pada balita, seperti sanitasi

lingkungan, sarana air bersih dan faktor

budaya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Amiruddin R.2007. Current Issue

Kematian Anak (Penyakit Diare),

Makassar :Universitas Hasanuddin,

2. Anonim. 1985. World Health

Organization, The Management of

Diarrhea and Used of Oral

Rehidration Therapy, Genewa.

3. Anonim. 2002. Pedoman

Pemberantasan Penyakit Diare.

Jakarta: Dep. Kes R.I Wijoyo Yosef ,

Diare Pahami Penyakit dan Obatnya.

Yogyakarta, Mei 2013

4. Chandra, Budiman. 2007. Pengantar

Kesehatan Lingkungan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

5. Hendarto, A & Pringgadini, K,. 2008.

Bedah ASI. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI

6. Matondang,C.S., Munatsir,Z.,

Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi

Air Susu Ibu. In: Akib A.A.P.,

Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku

Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI,. pp:

189-202

Page 11: JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIAportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2330/1/Yusriani-kopertis.pdf · instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan

19

7. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi

Kesehatan dan Ilmu Prilaku . Jakarta :

Rineka Cipta.

8. http://www.slideshare.net/irenesusilo

18/booklet-phbs-rumah-tangga (09

Mei 2014)

9. Soebagyo,B. 2008. Diare Akut Pada

Anak. Surakarta : Universitas Sebelas

Maret Press

10. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis

Epidemiologi, Penularan,

Pencegahan Dan Pemberantasannya,

Surabaya : Erlangga.