jurnal ilmiah perlindungan hukum bagi masyarakat …€¦ · kerugian dalam pengadaan tanah yang...
TRANSCRIPT
JURNAL ILMIAH
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TERHADAP GANTI
KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PELEBARAN
JALAN (Studi di Kelurahan Jempong Baru)
OLEH :
FIQHURROZAK RAHMAN
D1A 010 189
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2016
Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TERHADAP GANTI
KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PELEBARAN
JALAN (Studi di Kelurahan Jempong Baru)
OLEH :
FIQHURROZAK RAHMAN
D1A 010 189
Menyetujui,
Mataram, Januari 2016
Pembimbing Pertama,
Dr. Djumardin, SH., M.Hum. NIP. 196308091988031001
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TERHADAP GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PELEBARAN JALAN
(Studi di Kelurahan Jempong Baru) FIQHURROZAK RAHMAN
D1A010189 FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pemberian ganti kerugian dalam pengadaan tanah yang terjadi di kelurahan jempong baru dan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap ganti kerugian dalam pengadaan tanah untuk pelebaran jalan. Metode penelitian yang digunakan adalah empiris. Hasil penelitian sebagai berikut : 1. Sebelum proses pemberian ganti kerugian dilakukan konsultasi publik terlebih dahulu suatu proses komunikasi atau musyawarah pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan. 2. Perlindungan hukum bagi masyarakat kelurahan jempong baru sudah cukup terlindungi ini dapat dilihat dari tidak adanya masyarakat yang merasa keberatan dengan bentuk dan besarnya ganti kerugian dan dari sosial ekonomi mereka tidak ada yang berubah.
Kata kunci : ganti kerugian, perlindungan, pengadaan tanah.
LEGAL PROTECTION FOR THE COMMUNITY TO COMPENSATION IN THE LAND ACQUISITION FOR ROAD WIDENING
( Study In The Kelurahan Jempong Baru)
ABSTRACT
The purpose of this study to determine the process of granting compensation in land acquisition that occurred in the village of new jempong and legal protection for the public against the compensation in land acquisition for road widening. The method used is empirical. Results of the study as follows: 1. Before the process of granting compensation prior public consultation carried out a process of communication or consultation of stakeholders in order to reach an understanding and agreement. 2. Legal protection for a new village community already protected jempong can be seen from the absence of the people who objected to the presence of land acquisition activities.
Keywords: compensation, protection, land acquisition.
i
I. PENDAHULUAN
Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan
memberikan ganti kerugian kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah,
bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Pelaksanaan
pengadaan tanah merupakan persoalan yang kompleks karena terdapat berbagai
tahapan dan proses yang harus dilalui serta adanya kepentingan pihak-pihak yang
saling bertentangan. Persoalan peralihan tanah milik masyarakat untuk keperluan
pembangunan guna kepentingan umum menjadi suatu persoalan yang cukup
rumit. Kebutuhan tanah baik oleh pemerintah atau masyarakat yang terus
bertambah tanpa diikuti dengan pertambahan luas lahan menjadi masalah yang
krusial. Masalah timbul karena adanya berbagai bentrokan kepentingan. Disatu
sisi pemerintah memerlukan lahan untuk pembangunan fisik, disisi lain
masyarakat membutuhkan lahan untuk pemukiman maupun segala sumber mata
pencaharian. Perlu diadakan pendekatan yang dapat diterima dan dimengerti
masyarakat serta ditanamkan pengertian terhadap masyarakat mengenai fungsi
sosial yang terdapat pada setiap hak atas tanah sebagaimana yang tertuang dalam
pasal 6 Undang-Undang Pokok Agraria. Ketentuan pasal tersebut menjelaskan
bahwa semua hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang tidak boleh semata-
mata digunakan untuk kepentingan pribadinya, namun juga penggunaan tanah
tersebut harus memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat dan Negara.
Kegiatan pengadaan tanah tersebut tentu saja melibatkan warga yang
pemilik hak atas tanahnya sehingga dalam hal ini kepastian hukum dan
perlindungan hak warga harus didapatkannya. Dalam rangka mewujudkan
ii
maksud, tujuan, dan sasaran terhadap pelaksanaan pengadaan tanah tersebut,
terutama dalam upaya membela, melindungi bahkan meningkatkan kesejahteraan
kehidupan masyarakat terutama kepada warga masyarakat yang terkena dampak
dalam pengadaan tanah untuk pelebaran jalan, maka penuyusun tertarik untuk
menulis skripsi tentang: Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Terhadap Ganti
Kerugian Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pelebaran Jalan (Studi di Kelurahan
Jempong Baru).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: (1). Bagaimana
proses pemberian ganti kerugian dalam hal pelebaran jalan untuk kepentingan
umum di Kelurahan Jempong Baru? (2). Bagaimana perlindungan hukum bagi
masyarakat terhadap ganti kerugian dalam hal pelebaran jalan di Kelurahan
Jempong Baru?
Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui proses
pemberian ganti kerugian dan bentuk ganti kerugian yang diberikan Pemerintah
Provinsi NTB terhadap masyarakat yang hak atas tanah yang terkena
pembangunan pengadaan tanah untuk pelebaran jalan.
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara
lain: (1). Manfaat Akademis; yang di harapkan dari penelitian ini yaitu untuk
dapat memberikan masukan dan dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu
hukum, khususnya dalam bidang hukum agrarian. (2) Manfaat Teoritis;
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, dalam ilmu
pengetahuan tentang ilmu hukum khususnya dibidang Agraria. (3). Manfaat
Praktis; hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
iii
masyarakat maupun pemerintah, khususnya aparatur pemerintah pada jajaran
badan pertanahan nasional dalam hal pengadaan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah empiris dengan
pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan sosiologis. Sumber dan jenis
data dalam penelitian ini terdiri diri data primer (data lapangan) dan data sekunder
(data kepustakaan) terdiri dari peraturan perundang-undangan, teori-teori,
pendapat para ahli hukum (doktrin), buku, serta jurnal hukum.
Pengumpulan data primer (data lapangan) dilakukan dengan cara
wawancara atau tanya jawab langsung dengan pihak terkait dan untuk data
sekunder (data kepustakaan) dilakukan dengan cara studi dokumen. Analisa data
dilakukan secara sistematis, dengan metode kualitatif.
iv
II. PEMBAHASAN
Bagaimana proses pemberian ganti kerugian dalam hal pelebaran jalan
untuk kepentingan umum di Kelurahan Jempong Baru.
Penyelenggaraan Tanah Untuk Kepentingan Umum berdasarkan Undang-
Undang No.2 Tahun 2012 salah satu upaya pembangunan dalam rangka
pembangunan nasional yang diselenggarakan pemerintah, dalam kegiatan
pembangunan nasional pembangunan untuk kepentingan umum ini harus terus
diupayakan pelaksanaannya seiring dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk yang disertai dengan semakin meningkatnya kemakmuran
masyarakat. Kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum adalah suatu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat namun dengan dasar kepentingan umum. Kegiatan pengadaan
tanah untuk pelebaran jalan yang terjadi di Kelurahan Jempong salah satu
contohnya. Namun tentunya dalam hal ini terdapat tanah warga yang
digunakan untuk keperluan kegiatan pelebaran jalan. Dalam kegiatan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum khususnya
pelebaran jalan yang terjadi di Kelurahan Jempong Baru dilakukan suatu
proses atau tahapan sebelum masyarakat menerima ganti kerugian dan setelah
menerima ganti kerugian: (1) Perencanaan Pengadaan Tanah; Perencanaan
pengadaan tanah untuk Kepentingan umum didasarkan atas Rencana Tata
Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja
Pemerintah Instansi yang bersangkutan. Perencanaan yang dilakukan dalam
v
pengadaan tanah untuk pelebaran jalan yang terjadi pada kota Mataram
tepatnya di daerah kelurahan jempong baru Dinas Pekerjaan Umum (PU)
selaku intansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan penetapan
lokasi pembangunan atau rencana kegiatan Ke Gubernur melalui Kepala
Kantor Pertanahan Kota dengan melampirkan studi kelayakan dan data
lainnya. 1 (2) Persiapan Pengadaan Tanah; a) Pemberitahuan Rencana
Pembangunan, Pemberitahuan rencana pembangunan disampaikan kepada
masyarakat pada rencana lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, baik
langsung maupun tidak langsung. b) Pendataan awal lokasi rencana
pembangunan, Pendataan awal lokasi rencana pembangunan meliputi kegiatan
pengumpulan data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah.
Pendataan awal dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak pemberitahuan rencana pembangunan. Hasil pendataan awal lokasi
rencana pembangunan digunakan sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi
publik rencana pembangunan. c) Konsultasi publik rencana pembangunan,
Konsultasi publik adalah proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar
pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan
dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum. (3) Pelaksanaan Pengadaan Tanah; Berdasarkan penetapan lokasi
pembangunan untuk kepentingan umum, Instansi yang memerlukan tanah
mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah kepada Lembaga Pertanahan.
1 Hasil wawancara dengan Kepala bagian Perencanaan Dinas Pekerjasn Umum Ibu Ni Made Yuyun Cahyadi
vi
Pelaksanaan pengadaan tanah meliputi: a) Inventarisasi dan identifikasi
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, Hasil
inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah wajib diumumkan di kantor desa atau kelurahan, kantor
kecamatan, dan tempat pengadaan tanah dilakukan dalam waktu paling lama
14 (empat belas) hari kerja yang dilakukan secara bertahap, parsial, atau
keseluruhan. Pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi meliputi subjek
hak, luas, letak, dan peta bidang tanah objek pengadaan tanah. b) Penilaian
ganti kerugian, penilaian ganti kerugian ditentukan pada aspirasi masyarakat
yang kemudian dimusyawarahkan dengan tim penilai ganti kerugian yang
pada saat itu masyarakat menginginkan 1 m2 tanah diberi ganti kerugian
dengan harga Rp 900.000 serta bangunan 1 m2 diberi ganti kerugian sebesar
Rp. 1.100.000 namun setelah di musyawarahkan oleh tim penilai yang
dilakukan sebanyak empat kali oleh masyarakat yang berhak atas ganti
kerugian akhirnya menimbulkan kata sepakat dengan harga tanah 1 m2
sebesar Rp 700.000 sedangkan bangunan Rp 900.000. 2 c) Musyawarah
penetapan ganti kerugian, musyawarah pemberian ganti kerugian antara
pemerintah dan tim penilai dilakukan sebanyak empat kali hingga
menimbulkan kata sepakat bertempat di MASJID JAMI’ AL-IJTIHAD.3 d)
Pemberian ganti kerugian, Pemberian ganti kerugian atas objek pengadaan
tanah diberikan setelah terjadinya kesepakatan bentuk dan besarnya ganti
kerugian kemudian langsung diberikan kepada pihak yang berhak melalui
2 Hasil wawancara dengan bapak H.Munakif selaku kepala lingkungan 3 Hasil wawancara dengan Bapak Mujmal, S.IP , Sekertaris Kelurahan Jempong Baru
vii
dalam hal ini masyarakat yang terkena dampak pengadaan tanah. Transaksi
dilakukan melalui rekening Bank NTB yang terlebih dahulu dibuat oleh
pemerintah yang kemudian masyarakat menerimanya. Setelah masyarakat
menerima rekening baru pemerintah menteransfer jumlah uang ganti kerugian
hal ini dilakukan untuk mengindari hal yang tidak diinginkan.4 e) Pelepasan
tanah Instansi, setelah menerima ganti kerugian masyarakat harus melepaskan
hak atas tanahnya kepada instansi yang memerlukan. (3) Penyerahan Hasil
Pengadaan Tanah; Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil pengadaan tanah
kepada Instansi yang memerlukan tanah setelah: a) Pemberian ganti kerugian
kepada pihak yang berhak dan pelepasan hak dilaksanakan. b) Pemberian
ganti kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri.
Bagaimana perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap ganti
kerugian dalam hal pelebaran jalan di Kelurahan Jempong Baru.
Pengertian perlindungan adalah upaya bentuk pelayanan yang di berikan oleh
hukum kepada subjek hukum serta hal-hal yang menjadi objek yang
dilindungi.5 Sementara itu, hukum dapat dikaji dari norma yang tercantum
dalam undang-undang dan hukum yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat. Sehingga teori yang dapat didefinisikan tentang teori
perlindungan hukum adalah teori yang mengkaji dan menganalisis tentang
wujud atau bentuk atau tujuan perlindungan, subjek hukum yang dilindungi
4 Hasil wawancara dengan Bapak Dicky Atmajaya selaku panitia pengadaan tanah Badan Pertahanahan nasional Kota Mataram
5 Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani. Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi, PT. Grafindo Persada Jakarta. 2013. hlm. 262.
viii
serta objek perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada subjeknya. 6
Perlindungan hukum adalah suatu perindungan yang diberikan terhadap
subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif
maupun bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan
kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,
yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,
kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Dalam Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi manusia, menyatakan menjamin
perlindungan hukum bagi warga masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, hal
ini tertuang dalam pasal 17 yang menyatakan bahwa:
“Setiap orang, tanpa deskriminasi , berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun adminitrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara menjamin pemeriksaan yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.”
Dari pernyataan Pasal 17 tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu
keadilan adalah milik siapapun yang menginginkan keadilan dan yang merasa
tidak mendapat keadilan bias memperoleh keadilan dengan mengajukan
permohonan, pengaduan maupun gugatan kepada instansi yang berwenang
atas masalah yang tengah dihadapinya. Berkenaan dengan hal tersebut jika
dikaitkan dengan pengadaan tanah dalam pemberian ganti kerugian yang
dilaksanakan di daerah kelurahan jempong baru banyak warga masyarakat
yang hak atas tanahnya diambil karena terkena dampak pengadaan tanah untuk
6 Ibid. hlm. 263.
ix
pelebaran jalan tetapi masyarakat merasa telah menerima keadilan yang sudah
dirasakan oleh masyarakat dengan menerima ganti kerugian yang cukup layak
sesuai dengan apa yang diputuskan dalam musyawarah penialian ganti
kerugian.
Perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dilindungi oleh Undang-
undang Dasar yang dinyatakan dalam Pasal 28 huruf h ayat 4, bahwa setiap
orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil secara sewenang-wenang dan harus diimbangi dengan ganti kerugian.
Ganti kerugian tersebut selain pembayaran dengan nilai uang juga harus dapat
memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tinkgat kehidupan sosial
ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah, sehingga menghasilkan suatu
ganti kerugian yang seimbang. Dari pernyataan Undang-Undang Dasar
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan hak atas tanah
masyarakat harus diimbangi dengan ganti kerugian yang selayak-layaknya dan
seadil-adilnya bukan hanya ganti kerugian pemerintah juga harus menjamin
kelangsungan hidup yang lebih baik dari tinkgat kehidupan sosial ekonomi di
kemudian harinya. Berkenaan dengan hal tersebut jika dikaitkan dengan
pengadaan tanah yang dilakukan di daerah kelurahan jempong baru dari hasil
penelitian, dapat dilihat bahwa: (1) Pemberian ganti kerugian yang diberikan
pemerintah oleh masyarakat dalam pengadaan tanah untuk pelebaran jalan
yang terjadi di kelurahan jempong baru telah dilakukan dengan adil,
masyarakat menerima apa yang menjadi hak nya dalam pemberian ganti
kerugian dari hasil musyawarah yang telah disepakati bersama. (2) Dilihat dari
x
segi sosial ekonomi setelah adanya kegiatan pengadaan tanah untuk pelebaran
jalan ini masyarakat dapat merasakan perubahan yang cukup meningkat hal ini
dikarenakan setelah adanya pengadaan tanah penataan jalan menjadi rapi dan
luas sehingga lahan masyarakat berdekatan dengan jalan. Masyarakat
memanfaatkan dengan cukup baik hal tersebut dengan membangun usaha
seperti usaha fotocopy, rental internet, minimarket, rumah makan, bengkel dan
lain sebagainya. Usaha ini dilakukan masyarakat karena berdekatan dengan
kampus IAIN Mataram sehingga masyarakat menyadari dapat memanfaatkan
hal tersebut. (3) Dari hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang
tanahnya terkena dampak pengadaan tanah menyatakan bahwa masyarakat
cukup senang setelah adanya pelebaran jalan ini dari segi pemberian ganti
kerugian hingga dari segi sosial ekonomi. setelah selesai nya kegiatan
pengadaan tanah masyarakat tidak merasa ada sesuatu yang kehilangan dari
imbas kegiatan pengadaan tanah.
xi
III. PENUTUP
Kesimpulan
(a) penilaian ganti kerugian mengikuti apa yang menjadi aspirasi masyarakat.
Musyawarah dilakukan sebanyak empat kali sehingga menimbulkan kata
sepakat dalam bentuk dan besarnya ganti kerugian. Jika telah menimulkan
kata sepakat baru masyarakat menerima ganti kerugian yang disertai
penyerahan hak atas tanah kepada instansi yang memerlukan. Berkenaan
dengan hal ini peran Undang-Undang No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebgai landasan
kegiatan penagadaan tanah yang terjadi di kelurahan jempong baru belum
dilakukan secara maksimal. (b) Dalam perlindungan hukum bagi masyarakat
terhadap ganti kerugian dalam pengadaan tanah untuk pelebaran jalan yang terjadi di
daerah Kelurahan Jempong Baru sudah terlindungi bagi masyarakat setelah
mendapatkan apa yang menjadi haknya dengan menerima ganti kerugian yang layak
bukan hanya ganti kerugian masyarakat juga merasakan perbuhan sosial ekonomi
yang cukup baik setelah adanya kegiatan pengadaan tanah.
Saran
Diharapkan dengan adanya pemberian ganti kerugian yang layak dan adil
masyarakat bisa melepaskan hak atas tanahnya kepada intansi yang
memerlukan demi kepentingan umum. Pemerintah dalam hal ini juga harus
memberikan motivasi kepada masyarakat yang mendapatkan uang sebagai
ganti kerugian untuk mempergunakan uangnya dengan semaksimal mungkin
dan bisa sekaligus membukakan masyarakat sebagai peluang kerja atau modal
usaha untuk keberlangsungan hidup. Dengan cara memberikan ganti kerugian.
xii
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
HS Salim, Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi, PT. Grafindo Persada Jakarta, 2013.
Lubis Muhammad Yamin, Abdul Rahim Lubis, Pencabutan
Hak,Pembebasan, dan Pengadaan Tanah, cet.1, CV. Mandar Maju, Bandung, 2011.
Harsono Boedi, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-
Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan Jakarta 2007
PERATURAN
Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
SUMBER LAIN Hasil wawancara dengan Bapak Dicky Atmajaya selaku panitia pengadaan
nasional Kota Mataram Pada hari Jumat 18 September 2015.
Hasil wawancara dengan Kepala bagian Perencanaan Dinas Pekerjasn Umum Ibu Ni Made Yuyun Cahyadi, Pada hari senin 21 September 2015
Hasil wawancara dengan bapak H.Munakif selaku kepala lingkungan jempong pada hari 10 November 2015
Hasil wawancara dengan Bapak Mujmal, S.IP , Sekertaris Kelurahan Jempong Baru Pada hari 5 November 2015