jurnal hubungan peran orangtua dengan peningkatan kemampuan belajar anak tunarahita

8
HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMAMPUAN BELAJAR ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KASIH ANGELIA KOTA BITUNG Juliati L. Sikteubun 1 , Amatus Y. Ismanto 2 , Rommi Mongdong 3 1. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon 2. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon 3. Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Anak tunagrahia memiliki inelektual di bawah rata-rata dan selalu diikuti dengan keerbelakangan dalam keerdasan, sehingga peran orangtua dalam bimbingan belajar anak tunagrahita sangat penting dengan tujuan agar anak mampu memahami dan melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah dianalisanya hubungan peran orangtua dengan kemampuan belajar anak tunagrahita di sekolah luar biasa kasih Angelia Kota Bitung. Metode peneliian adalah menggunakan desain cross sectional dilakukan pada orangtua yang mempunyai anak tunagrahita yang berjumlah sebanyak 30 orang orangtua, dengan instrument penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi sedangkan analisa data menggunakan uji Pearson Corelation . Hasil peneliian menunjukan bahwa peran orang tua yang baik didapat kemampuan anak Tunagrahita yang paling banyak adalah pada kategori baik 18 orang (60,0%), kurang baik 5 orang (16,7%). Peran orangtua pada kategori kurang didapat kemamuan belajar anak yang kurang baik sebanyak 6 orang. Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Corelasi didapat nilai signifikan sebesar 0,001 dengan koerfisien korelasi sebesar 0,562 yang bermakna bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel berdasarkan nilai porbabilitas yang lebih kecil dari α=0,05. Sehingga disarankan kepada orangtua agar meningkatkan peran pembelajaran di rumah untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Kata Kunci : Peran orangtua, Kemampuan Belajar Anak Tunagrahita.

Upload: frans-rumthe

Post on 16-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

DIKUS

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMAMPUAN BELAJAR ANAKTUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KASIH ANGELIA

    KOTA BITUNG

    Juliati L. Sikteubun1, Amatus Y. Ismanto2, Rommi Mongdong 3

    1. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon2. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

    3. Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

    ABSTRAK

    Anak tunagrahia memiliki inelektual di bawah rata-rata dan selalu diikuti dengankeerbelakangan dalam keerdasan, sehingga peran orangtua dalam bimbingan belajaranak tunagrahita sangat penting dengan tujuan agar anak mampu memahami danmelakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalahdianalisanya hubungan peran orangtua dengan kemampuan belajar anak tunagrahita disekolah luar biasa kasih Angelia Kota Bitung. Metode peneliian adalah menggunakandesain cross sectional dilakukan pada orangtua yang mempunyai anak tunagrahita yangberjumlah sebanyak 30 orang orangtua, dengan instrument penelitian menggunakankuesioner dan lembar observasi sedangkan analisa data menggunakan uji PearsonCorelation . Hasil peneliian menunjukan bahwa peran orang tua yang baik didapatkemampuan anak Tunagrahita yang paling banyak adalah pada kategori baik 18 orang(60,0%), kurang baik 5 orang (16,7%). Peran orangtua pada kategori kurang didapatkemamuan belajar anak yang kurang baik sebanyak 6 orang. Berdasarkan hasil ujistatistik Pearson Corelasi didapat nilai signifikan sebesar 0,001 dengan koerfisienkorelasi sebesar 0,562 yang bermakna bahwa terdapat hubungan yang signifikan antarakedua variabel berdasarkan nilai porbabilitas yang lebih kecil dari =0,05. Sehinggadisarankan kepada orangtua agar meningkatkan peran pembelajaran di rumah untukmeningkatkan kemampuan belajar anak.

    Kata Kunci : Peran orangtua, Kemampuan Belajar Anak Tunagrahita.

  • PENDAHULUANTunagrahita adalah istilah

    yang digunakan untuk menyebutanak yang mempunyai kemampuanintelektual di bawah rata-rata(Somantri, 2006). Anak tunagrahitamerupakan salah satu anakberkebutuhan khusus yang berhakmendapatkan pendidikan khsususdan pelayanan yang bersifatkhusus, seperti pelayanan medik,pendidikan khusus maupun latihan-latihan tertentu yang bertujuan untukmengurangi keterbatasan danketergantungan akibat kelainan yangdiderita, serta menumbuhkankemandirian hidup dalambermasyarakat (Direktorat Bina AnakKemenkes RI, 2010).

    Keberadaan anakberkebutuhan khusus termasukpenyandang cacat secara nasionalmaupun sebarannya pada masing-masing provinsi belum memiliki datayang pasti.Menurut WHO jumlahanak berkebutuhan khusus diIndonesia adalah sekitar 7% daritotal jumlah anak usia 0-18 tahunatau sebesar 6.230.000 pada tahun2007. Menurut data SensusNasional Biro Pusat Statistik tahun2003 jumlah penyandang cacat diIndonesia sebesar 0,7% dari jumlahpenduduk sebesar 211.428.572 atausebanyak 1.480.000 jiwa. Darijumlah tersebut 24,45% atau361.860 diantaranya adalah anak-anak usia 0-18 tahun dan 21,42%atau 317.016 anak merupakan anakcacat usia sekolah (5-18 tahun).Sekitar 66.610 anak usia sekolahpenyandang cacat (14,4% dariseluruh anak penyandang cacat) initerdaftar di Sekolah Luar Biasa(Direktorat Bina Anak Kemenkes RI,2010) .

    Kemampuan Intelektual dibawah rata-rata pada anaktunagrahita selalu diikuti denganketerbelakangan dalam kecerdasanserta mengalami kesulitan dalambelajar termasuk juga kesulitandalam membaca sehingga

    diperlukan penanganan yaknidengan mengajarkan berbagaiketrampilan yang dibutuhkan (Pieter,2011). Selain kecerdasan terdapatFaktor lain yang turut mendukungterjadinya kegagalan dalampenguasaan prasayarat membaca.Beberapa studi melaporkan bahwapenguasaan kesadaran linguistikdan kesadaran persepsi merupakanprasayarat yang memiliki hubungankuat terhadap kemampuanmembaca seseorang(Angganugraha, 2011).

    Pada umumnya anakTunagrahita memiliki kemampuanyang kurang dalam hal mengingat(memory) yang merupakan suatukesulitan kronis yang didugabersumber dari neurologis (syaraf),sehingga dapat disimpulkan bahwakemampuan membaca anakTunagrahita dipengaruhi oleh AspekPersepsi dan Aspek Memory yangmerupakan proses mental yangterletak di otak. Persepsi diperlukandalam belajar utuk menganalisisinformasi yang diterima. Misalnya,seorang anak diperlihatkan bentuk/h/ dan /n/ atau angka /6/ dengan /9/.Anak yang persepsi penglihatannyabaik, akan dapat membedakannya.Sedangkan anak yang mengalamiganguan persepsi akan sangat sulituntuk menemukan karakter yangmembedakan kedua bentuktersebut. Mengingat (memory)adalah kemampuan untukmenyimpan informasi danpengalaman yang pernah dipelajaripada masa lalu dan dapatdimunculkan kembali jika diperlukan.Kemampuan mengingat inimempunyai dua tingkatan yaituingatan jangka pendek (short termmemory) dan ingatan jangkapanjang (long term memory).Mengingat sesuatu, baik yang dilihatmaupun yang didengar dalam tempoyang sangat singkat, disebut ingatanjangka pendek (short term memory).Belajar sangat erat hubungannya

  • dengan ingatan jangka pendek.Anak yang mengalami kesulitandalam ingatan jangka pendek akansangat sulit untuk menyimpan(Shinta, 2012).

    Peran orangtua dalambimbingan belajar anak tunagrahitasangat penting dengan tujuan agaranak mampu memahami danmelakukan penyesuaian denganlingkungannya. Hasil penelitianUlfatusholiat (2008) terhadap peranorangtua pada anak menunjukanbahwa bentuk penyesuaian diri anaktunagrahita di antaranya yaitu inginmandiri, memiliki keinginan samadengan orangnormal, interaksisosial, memiliki kontrol diri, sertapercaya diri. Penyebabanaktunagrahita adalah karena sakitcampak dan kesulitan ekonomikeluarga subjek, sehingga anakmereka terlambat untukmendapatkan pengobatan yangakhirnya menyebabkan tunagrahita.Faktor-faktor yang menjadipenyebab penyesuaian diri padaanak tunagrahita yaitu faktor fisikdan psikologis serta faktorlingkungan, yaitu adanya perhatiandari lingkungan, seperti anggotakeluarga dan tetangga sekitartempat tinggal subjek. Dalam upayapenyesuaian dirinya, anaktunagrahita membutuhkan peranorangtua yang baik, yaitu yangmemberikan dukungan danpengasuhan yang tepat. Peranorangtua meliputi dukungan materi,

    dukungan perhatian, penerimaanorangtua, nasehat dan pengasuhan.

    Survey awal peneliti tentangkemampuan belajar anak tunagrahita di Yayasan MercusuarSekolah Luar Kasih Angelia Bitungpada 3 orang anak tunagrahitadidapatkan bahwa 1 anak dengannilai berdasarkan hasil penilaian(Raport) menunjukan nilai yangtinggi di atas batas kelulusan,sedangkan 2 siswa lainnyamenunjukan nilai yang sesuaidengan standar kelulusan. Darigambaran nilai ini maka dapatdisimpulkan bahwa kemampuanbelajar anak tunagrahita berbedasatu dengan yang lainnya denganfaktor pengecualian adalah IQ,beberapa faktor yang berhubungansecara langsung adalah peran orangtua. Hal ini dibuktikan dengan hasilpenelitian Lubis (2012), menyatakanbahwa Peran guru dan orang tuadalam mengembangkan minat danbakat anak tunagrahita adalah gurumembantu siswa di sekolah dalammembimbing, mengarahkan sertamelatih siswa. Orang tuamelanjutkan peran dari guru disekolah yaitu memperhatikanperkembangan minat dan bakatanak tunagrahita di rumah sehinggakesimpulan penelitian ini adalah.

    Tujuan penelitian ini adalahdianalisanya hubungan peranorangtua dengan kemampuanbelajar anak tunagrahita di SekolahLuar Biasa (SLB) Kasih Angelia KotaBitung.

    METODE PENELITIANDesain peneliian menggunakandesain cross sectional denganpopulasi adalah orangtua yangmempunyai anak tungrahita denganjumlah sampel sebanyak 30orangtua yang dipilih dengan

    menggunakan teknik samplingpurposive sampling. Instrumenpenelitian menggunakan kuesionerdan lembar observasi, sedangkananalisa data menggunakan ujiPearson Correlation.

  • HASIL PENELITIAN1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

    Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di SLB KasihAngelia Kota Bitung, Tahun 2015

    Jenis Kelamin Jumlah Responden(n)

    Prosentase(%)

    Laki-Laki 8 26.7Perempuan 22 73,3

    Total 30 100.0

    Berdasarkan tabel diatasditemukan jenis kelamin yang palingbanyak adalah Perempuan yaitusebanyak 22 orang (73.3%),

    kemudian diikuti dengan jeniskelamin Laki-laki yaitu sebanyak 8orang (26.7%).

    .2. Umur

    Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan umur di SLBKasih Angelia Kota Bitung, Tahun 2015

    Umur Jumlah Responden(n) Prosentase (%)

    26-36 Thn 1 3.337-46 Thn 8 26.747-56 Thn 14 46.757-65 Thn 7 23.3

    Total 30 100.0

    Dari tabel di atas didapatkanjumlah responden yang terbanyakadalah rata-rata umur 47 sampaidengan 56 tahun sebanyak 14orang (46.7%) kemudian diikutidengan rata-rata umur 37 sampaidengan 46 tahun sebanyak 8 orang

    (26.7%) kemudian diikuti denganrata-rata umur 57 sampai dengan 65tahun sebanyak 7 orang (23.3%)sendangkan responden yang palingsedikit adalah rata-rata umur 26sampai dengan 36 tahun yaitu 1orang (3.3%).

    3. PendidikanTabel 3 Distribusi Responden berdasarkan pendidikan di SLB Kasih

    Angelia Kota Bitung, Tahun 2015

    PendidikanOrang tua

    Jumlah Responden(n)

    Prosentase(%)

    SD 7 23.3SMP 12 40.0SMA 9 30.0DIII/S1 2 6.7

    Total 30 100.0

    Dari tabel diatas didapatkanjumlah responden terbanyak padatingkat pendidikan SMP sebanyak

    12 orang (40.0%) dan respondenyang paling sedikit pada tingkat

  • pendidikan DIII/S1 sebanyak 2 orang (6.7%).

    ANALISA UNIVARIAT1. Distribusi Peran Orangtua

    Tabel 4 Distribusi peran orangtua anak tunagrahita di SLB Kasih AngeliaKota Bitung, Tahun 2015

    Peran Orang Tua Responden(n)

    Prosentase(%)

    Kurang 7 23.3Baik 23 76.7

    Total 30 100.0

    Dari tabel diatas menunjukanbahwa peran orang tua terhadapanak tungrahita yang aling banyakadalah engan pada kategori baik

    yaitu sebanyak 23 orang (76.7%)pada kategori baik dan diikutidengan 7 responden (23.3%) padakategori kurang.

    2. Kemampuan Belajar AnakTabel 5 Distribusi kemampuan belajar anak Tunagrahita di SLB

    Kasih Angelia Kota Bitung, Tahun 2015Kemampuan Belajar

    Anak Responden (n) Prosentase (%)

    Kurang Baik 11 36.7Baik 19 63.3

    Total 30 100.0

    Dari tabel diatas didapatkanresponden tebanyak padakemampuan belajar anak sebanyak

    19 anak (63.3%) pada kategori baikdan diikuti dengan 11 responden(36.7%) pada kategori kurang.

    ANALISA BIVARIATTabel 6 Tabulasi silang Peran Orangtua dengan kemampuan belajar anak

    Tunagraita di SLB Kasih Angelia Kota Bitung, Tahun 2015

    PeranOrangtua

    Kemamuan Belajar AnakTunagrahita Total %

    Baik % KurangBaik %

    Baik 18 60,0 5 16,7 23 76,7

    Kurang 1 3,3 6 20,0 7 23,3

    TOTAL 19 63,3 11 36,7 30 100

    Koefisien Korelasi (r) = 0,562

    Signifikan (p) = 0,001

  • Dari hasil tabulasi silang diatasmenunjukan bahwa peran orang tuayang baik dari total 23 orang (76,7%)didapat kemampuan anakTunagrahita yang paling banyakadalah pada kategori baik sebanyak18 orang (60,0%) dan kurang baiksebanyak 5 orang (16,7%),sedangkan peran orangtua padakategori kurang dari total 7 orang(23,3%) didapat kemamuan belajaranak yang kurang baik sebanyak 6orang dan hanya 1 orang (3,3%)pada kategori baik. Berdasarkan

    hasil uji statistik Pearson Corelasididapat nilai signifikan sebesar 0,001dengan koerfisien korelasi sebesar0,562 yang bermakna bahwaterdapat hubungan yang signifikanantara kedua variabel berdasarkannilai porbabilitas yang lebih kecil dari=0,05 dengan tingkat hubunganyang kuat, maka Ho ditolak atauterdapat hubungan antara peranorangtua dengan kemampuanbelajar anak tunagrahita di SLBkasih Angelia Kota Bitung.

    PEMBAHASANHubungan peran orangtua dengankemampuan belajar anaktunagrahita di SLB Kasih AngeliaKota Bitung.

    Dari hasil penelitian terhadap 30orang orantua yang memliki anaktunagrahita didapatkan bahwakarakteristik umur yang palingbanyak adalah orangtua dengankategori umur 47 sampai dengan 65tahun, dengan peran orangtua yangpaling banyak adalah pada kategoriperan yang baik (76,7%).

    Berdasarkan hasil uji statistikPearson Corelasi didapat nilaisignifikan sebesar 0,001 dengankoerfisien korelasi sebesar 0,562yang bermakna bahwa terdapathubungan yang signifikan antarakedua variabel berdasarkan nilaiporbabilitas yang lebih kecil dari=0,05 dengan tingkat hubunganyang kuat, maka Ho ditolak atauterdapat hubungan antara peranorangtua dengan kemampuanbelajar anak tunagrahita di SLBkasih Angelia Kota Bitung.

    Hasil penelitian ini didukungdengan hasil penelitian menurutUlfatusholiat (2008) terhadap peranorangtua pada anak menunjukanbahwa bentuk penyesuaian diri anaktunagrahita di antaranya yaitu inginmandiri, memiliki keinginan samadengan orangnormal, interaksisosial, memiliki kontrol diri, sertapercaya diri. Penyebab

    anaktunagrahita adalah karena sakitcampak dan kesulitan ekonomikeluarga subjek, sehingga anakmereka terlambat untukmendapatkan pengobatan yangakhirnya menyebabkan tunagrahita.Faktor-faktor yang menjadipenyebab penyesuaian diri padaanak tunagrahita yaitu faktor fisikdan psikologis serta faktorlingkungan, yaitu adanya perhatiandari lingkungan, seperti anggotakeluarga dan tetangga sekitartempat tinggal subjek. Dalam upayapenyesuaian dirinya, anaktunagrahita membutuhkan peranorangtua yang baik, yaitu yangmemberikan dukungan danpengasuhan yang tepat. Peranorangtua meliputi dukungan materi,dukungan perhatian, penerimaanorangtua, nasehat dan pengasuhan.

    Terdapat hubungan antarakedua vairabel atau peran orangtuadengan kemampuan belajar anaktunagrahita disebabkan karenaadanya interkasi dan bimbinganyang baik yang diebrikan oleorangtua dalam keluarga dalammemotivasi anak untuk belajar.Sebab anak tunagrahita padaumumnya memliki kemampuanbelajar yang sangat kurang olehsebab itu diperlukan adanyastimulus dari keluarga untuk dapatmengajak anak untuk mau belajar.Dari hasil penelitian ditemukan

  • bahwa sebagian orangtuamengatakan bahwa kebiasaan anakadalah tidak suka untuk belajar jikatidak ada tugas pekerjaan rumahyang diberikan oleh guru darisekolah, walaupun orangitua sudaberusaha untuk memotivasi anakagar belajar sang anak tetap tidakmau megikuti kegiatan belajar dirumah oleh orantua, oleh karena ituselain peran orangtua diperlukanjuga dukungan dari pihak sekolahyaitu guru dalam meningkatkankemampuan belajar anak baik disekolah maupun di rumah.

    Asumsi ini didukung denganteori menurut Shinta (2012) danPeieter (2011) bahwa kemampuanIntelektual di bawah rata-rata terjadipada anak tunagrahita selalu diikutidengan keterbelakangan dalamkecerdasan serta mengalamikesulitan dalam belajar. Padaumumnya anak Tunagrahita memiliki

    kemampuan yang kurang dalam halmengingat (memory) yangmerupakan suatu kesulitan kronisyang diduga bersumber darineurologis (syaraf), sehingga dapatdisimpulkan bahwa kemampuanmembaca anak Tunagrahitadipengaruhi oleh Aspek Persepsidan Aspek Memory yang merupakanproses mental yang terletak di otak.Persepsi diperlukan dalam belajarutuk menganalisis informasi yangditerima. Misalnya, seorang anakdiperlihatkan bentuk /h/ dan /n/ atauangka /6/ dengan /9/. Anak yangpersepsi penglihatannya baik, akandapat membedakannya. Peranorangtua dalam bimbingan belajaranak tunagrahita sangat pentingdengan tujuan agar anak mampumemahami dan melakukanpenyesuaian dengan lingkungannyasehingga mampu meningkatkankemampuan anak di sekolah.

    KESIMPULAN1. Diidentifikasi peran orangtua

    yang mempunyai anaktunagrahita di Sekolah Luar Biasa(SLB) Kasih Angelia Kota Bitungyaitu peran baik bagi anaktunagrahita

    2. Diidentifikasi kemampuan belajaranak tunagrahita di Sekolah Luar

    Biasa (SLB) Kasih Angelia KotaBitung yaitu kemamuan belajaranak yang baik

    3. Terdapat hubungan peranorangtua dengan bimbinganbelajar anak tunagrahita dengannilai siginifikan sebersar 0,000