jurnal fresnel
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
1/10
HUKUM PEMANTULAN FRESNEL
Ririn YulianingtiasJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember
06 Juni 2016
ABSTRAK
Intensitas merupakan banyaknya energi foton dalam suatu luasan tertentu per satuan
waktu. Sifat intensitas cahaya berhubungan dengan sifat polarisasi gelombang.
Eksperimen ini dilakukan dengan pendekatan hukum pemantulan Fresnel untuk
mengidentifikasi sifat polarisasi cahaya. Eksperimen dilakukan dengan sudut awal
sampai dengan perlakuan tegak lurus dan paralel bidang datar baik padamedium gelas maupun akrilik. Sehingga akan diperoleh data terhadap sudut .Grafik yang terbentuk berupa kurva U namun tidak smooth. Sudut Brewster terbentuk
pada saat baik pada bidang gelas ataupun akrilik. Indeks bias gelas lebihbesar daripada indeks bias akrilik yaitu 1,5 dan 1,47. Karena nilai indeks biasnya
berbeda maka diperlukan adanya kalibrasi sebelum memulai eksperimen agar data
yang diperoleh akurat.
Kata kunci : Hukum Pemantulan Fresnel, Intensitas, Sudur Brewster
1. Pendahuluan
Polarisasi merupakan proses
pembatasan gelombang vektor yang
membentuk suatu gelombang
transversal sehingga menjadi satu arah.
Polarisasi hanya terjadi pada
gelombang transversal saja.Gelombang transversal mempunyai
arah rambat yang tegak lurus dengan
bidang rambatnya. Apabila suatu
gelombang memiliki sifat bahwa gerak
medium dalam bidang tegak lurus arah
rambat pada suatu garis lurus dapat
dikatakan bahwa gelombang tersebut
terpolarisasi linier (Krane,1992).
Menurut Giancolli (2001), cahaya
terpolarisasi dapat diperoleh dari
cahaya tak terpolarisasi dengan cara
pemantulan. Jika seberkas cahayamenuju ke bidang batas antara dua
medium maka sebagian cahaya akan
dipantulkan. Sudut datang yang
menghasilkan sinar pantul terpolarisasi
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/26/2019 Jurnal Fresnel
2/10
sempurna disebut sudut polarisasi atau
sudut Brewster, .
(1)
Sudut Brewster bergantung pada
indeks bias bahan dari kedua sisi
permukaan pemantul. Jika bidang
datang dari udara ( ) menuju kebahan dengan indeks bias n ( ),maka persamaan (1) dapat dituliskan
menjadi :
(2)
Ketika gelombang dari tipe apapun
mengenai sebuah penghalang datar
(cermin), gelombang gelombang
baru dibangkitkan dan bergerak
menjauhi cermin. Fenomena ini
disebut dengan pemantulan.
Pemantulan terjadi pada bidang batas
antara dua medium berbeda sepertisebuah permukaan udara kaca. Pada
pemantulan cahaya berlaku hukum
pemantulan:
a) Sinar datang, garis normal dan sinar
pantul terletak pada satu titik bidang
datar;
b) Sudut datang sama dengan sudut
pantul (Katz, 2003).
Gambar 1.1 Komponen gelombang EM ketika datang
pada bidang batas.
(Sumber : Giancoli, 2001).
Berdasarkan gambar diatas dengan
sudut datang . Polariser akan
mentransmisikan komponen E sejajarbidang datang. Dengan memutar
polariser 90 dapat dipilih komponen
E yang tegak lurus bidang datang.
Dimana Bidang datang merupakan
bidang yang dilalui sinar datang dan
garis normal permukaan. Suatu
pengecualian bahwa pada sinar datang
yang tegak lurus semua arah polarisasi
dipantulkan dengan arah sama. Pada
sudut datang tertentu yang dikenalsebagai sudut polarisasi
p , tidak ada
cahaya yang dipantulkan
(Giancolli,2001).
Menurut Hecht dalam Tjia (1994)
menyatakan bahwa, dalam hukum
konservasi cahaya, dinyatakan bahwa
jika berkas cahaya mengenai bidang
batas suatu material, maka cahaya
tersebut akan mengalami transmisi,
refleksi, dan absorpsi. Hubungan
reflektansi (R) dan transmisi (T)
adalah:
R + T = 1 atau R = 1T (3)
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
3/10
Pemantulan fresnel sangat berarti
dalam semua sistem optik yang
memiliki indeks bias yang berbeda.Jumlah cahaya yang dipantulkan
bervariasi tergantung pada seberapa
besar perubahan indeks bias dan
komponen polarisasi cahaya.
Perumusan dari pemantulan fresnel
adalah:
(4)
Dengan adalah indeks bias mediumpertama, adalah indeks biasmedium kedua dan R adalah
reflektansi. Reflektansi dapat pula
diartikan sebagai perbandingan antara
intensitas sinar pantul () terhadapintensitas sinar datang (), sehinggaperumusan untuk reflektansi dapat
dituliskan dalam bentuk :
(5)
Praktikum hukum pemantulan
Fresnel ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh jenis bidang batas dan posisi
analizer terhadap nilai reflektansi yang
diperoleh serta arah polarisasi cahaya
pantul. Aplikasi dari hukum
pemantulan Fresnel ini dapat dilihat
pada kacamata UV. Dimana ketika
panjang gelombang sinar UV yang
lebih besar daripada sinar matahari
dieliminasi oleh kisi (polarizer) yang
terdapat pada kacamata. Sehingga
hanya cahaya matahari yang mampu
menembus medium kaca
(Bahrudin,2006).
2. Metode Percobaan
Praktikum hukum pemantulan
Fresnel dilakukan dengan merangkai
alat dan bahan sebagaimana pada
gambar dibawah
Gambar 2.1 Skema Praktikum Hukum Pemantulan Fresnel
(Sumber: Tim Penyusun Buku Panduan Praktikum
Eksperimen Fisika II, 2016).
Pada ekperimen hukum
pemantulan Fresnel peralatan yang
digunakan adalah sumber cahaya laserHeNe, Anguler translator yang
berfungsi sebagai tempat perubahan
sudut analyzer, 3 buah holder yang
berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan analyzer,gelas dan akrilik.
Layar pengamatan digunakan untuk
mengamati cahaya terusan. Bidang
gelas dan juga bidang akrilik yang
digunakan sebagai medium. Analyzer
yang berfungsi sebagai penyaringgelombang cahaya sehingga
mempunyai arah, fotometer yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya
intensitas. Semua peralatan tersebut
diletakkan pada meja optic.
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
4/10
Langkah-langkah kerja yang
akan dilakukan dalam praktikum
pemantulan hukum Fresnel ini adalah :a. Cahaya Datang Tegak Lurus Bidang
Datar
b. Cahaya Datang Sejajar Bidang
Datar
1. Peralatan disusun seperti gambar 3.1
2. Sumber cahaya biasa diletakkan
pada ujung bangku optik, bidang gelasdiletakkan pada holder dan diletakkan
gabungan tersebut di atas translator
anguler
3. Layar diletakkan pada holder dandiamati berkas cahaya terusan lalu
diamati berkas cahaya terusan dengan
menggunakan fotometer.
4. Polarizer diletakkan (sebagai
analyzer) di depan fotometer dan diaturagar sumbu 0
o
vertikal (tegak lurus
bidang datang)
5. Diatur posisi translator anguler
sehingga berkas cahaya datang dangaris normal membentuk sudut
minimum dan dicacat intensitas cahaya
pantul.
6. Sudut translator anguler diubah
sebesar 5o
dari sudut minimum yang
sudah ditentukan sebelumnya. Dicatat
intensitas cahaya pantulnya
7. Sudut translator diubah (naikkan)
sudut datangnya dan catat irsampai
posisi sudut 90
0
(diamati cahayadatang io).
1. Polarisator diputar (analiser di
depan fotometer) pada sudut 900
.
Pada keadaan ini cahaya yangditransmisikan oleh analiser paralel
2. Dilakukan langkah seperti pada
percobaan cahaya tegak lurus
bidang datang no.4,5,6 dan 7.
3. Dilakukan langkah yang sama
dari langkah pada percobaan cahaya
tegak lurus dan paralel bidang
datan untuk medium akrilik
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
5/10
Metode analisis yang digunakan
dalam praktikum hukum fresnel ini
adalah sebagai berikut :a. Tabel Pengamatan
Intensitas
()
(R ukur)2
15
20
25
--
90
b. Ralat
(sejajar)
saar
(udara) (
)(sejajar dan tegak
lurus)
c. Grafik
Gambar 2.2 Grafik Hubungan Sudut
Datang Terhadap Intensitas
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari
eksperimen hukum pemantulan
Fresnel ini adalah :
3.1.1 Tabel
Tabel 3.1 Hasil pengamatan saat sinar
datang sejajar bidang datar pada
medium gelas
Intensitas(I)
15 14,4 15,6 0,1 0,923
20 12,6 15,6 0,1 0,808
25 10,2 15,6 0,1 0,654
30 9,6 15,6 0,1 0,615
35 7,8 15,6 0,1 0,5
40 6,6 15,6 0,1 0,423
45 4,8 15,6 0,1 0,308
50 3,6 15,6 0,1 0,231
55 0,6 15,6 0,1 0,038
60 4,2 15,6 0,1 0,269
65 6 15,6 0,1 0,385
70 8,4 15,6 0,1 0,538
75 10,4 15,6 0,1 0,667
80 13,2 15,6 0,1 0,846
85 14,4 15,6 0,1 0,923
90 15,6 15,6 0,1 1
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
6/10
Tabel 3.2 Hasil pengamatan saat sinar
tegak lurus bidang datar pada medium
gelas Intensitas
(I)
15 3,6 21,3 0,1 0,169
20 4,8 21,3 0,1 0,225
25 5,4 21,3 0,1 0,254
30 6,3 21,3 0,1 0,296
35 7,8 21,3 0,1 0,366
40 10,2 21,3 0,1 0,479
45 11,4 21,3 0,1 0,535
50 12 21,3 0,1 0,563
55 12,6 21,3 0,1 0,592
60 13,8 21,3 0,1 0,648
65 15 21,3 0,1 0,70470 16,2 21,3 0,1 0,761
75 17,4 21,3 0,1 0,817
80 18 21,3 0,1 0,845
85 19,6 21,3 0,1 0,920
90 21,3 21,3 0,1 1
Tabel 3.3 Hasil pengamatan saat sinar
sejajar bidang datar pada medium
akrilik
Intensitas(I)
15 16,2 19,6 0,1 0,827
20 13,2 19,6 0,1 0,673
25 12 19,6 0,1 0,612
30 10,5 19,6 0,1 0,536
35 7,8 19,6 0,1 0,398
40 5,4 19,6 0,1 0,276
45 3 19,6 0,1 0,153
50 1,8 19,6 0,1 0,092
55 1,2 19,6 0,1 0,061
60 3,4 19,6 0,1 0,173
65 7,2 19,6 0,1 0,367
70 9,8 19,6 0,1 0,5
75 10,4 19,6 0,1 0,531
80 16,6 19,6 0,1 0,847
85 19,2 19,6 0,1 0,980
90 19,6 19,6 0,1 1
Tabel 3.4 Hasil pengamatan saat sinar
tegak lurus bidang datar pada medium
akrilik Intensitas
(I)
15 6,3 25,8 0,1 0,244
20 9 25,8 0,1 0,349
25 10,8 25,8 0,1 0,419
30 12 25,8 0,1 0,465
35 13,2 25,8 0,1 0,512
40 14,4 25,8 0,1 0,558
45 15,3 25,8 0,1 0,593
50 16,8 25,8 0,1 0,651
55 18,3 25,8 0,1 0,709
60 19,8 25,8 0,1 0,767
65 21,3 25,8 0,1 0,82670 22,8 25,8 0,1 0,884
75 24 25,8 0,1 0,930
80 24,6 25,8 0,1 0,953
85 25,2 25,8 0,1 0,977
90 25,8 25,8 0,1 1
3.1.2 Grafik
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Sudut Terhadap
Intensitas (I/I0) Saat Sejajar Bidang Datang
Pada Medium Gelas
y = 0,0015x + 0,4933
R = 0,0153
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0 20 40 60 80 100
I/I0
teta
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
7/10
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Sudut Terhadap
Intensitas (I/I0) Saat Tegak Lurus Bidang
Datang Pada Medium Gelas
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Sudut Terhadap
Intensitas (I/I0) Saat Sejajar Bidang Datang
Pada Medium Akrilik
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Sudut Terhadap
Intensitas (I/I0) Saat Tegak Lurus Bidang
Datang Pada Medium Akrilik
3.2 Pembahasan
Ekperimen hukum pemantulan
Fresnel dilakukan untuk menentukanreflektansi pada bidang gelas dan
akrilik sebagai bidang pantul.
Eksperimen dilakukan melalui dua
percobaan variasi cahaya yang
dilakukan dengan mengubah sudut
pada bidang gelas atau akrilik
sehingga cahayanya dapat divariasi
menjadi dua bagian yaitu cahaya yang
tegak lurus terhadap bidang datang dan
cahaya yang sejajar terhadap bidang
datang. Hasil yang didapatkan berupa
grafik hubungan antara perubahan
sudut dengan intensitas relative ( )yang dapat digunakan untuk
menentukan sudut Brewster dari
bidang gelas atau akrilik. Sudut
Brewster ini dapat digunakan untuk
mencari nilai indeks bias dari bidang
gelas atau akrilik. Jika nilai indeks bias
dari bidang gelas atau akrilik sudah
diketahui maka nilai reflektansi pada
bidang gelas dan akrilik dapat
diketahui juga.
Berdasarkan data yang
diperoleh, didapatkan grafik hubungan
sudut datang dengan intensitas
relative
(
) yang cenderung
memberikan pola nilai maksimum dan
minimum tertentu. Pola tersebut dapat
terlihat pada gambar 3.1 sampai 3.4.
pada grafik hubungan sudut datang terhadap intensitas ( )pada saat sinar
y = 0,0109x + 0,0028
R = 0,993
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0 20 40 60 80 100
I/I0
teta
y = 0,003x + 0,3422R = 0,0553
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0 20 40 60 80 100
I/I0
teta
y = 0,01x + 0,1509R = 0,9884
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
0 20 40 60 80 100
I/I0
teta
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
8/10
datang sejajar dengan bidang datar
baik pada medium gelas ataupun
akrilik diperoleh grafik berupa kurvaU namun tidak smooth dan
mempunyai nilai intensitas yang
mendekati 0. Kondisi tersebut
mendefinisikan sebuah besaran yang
disebut sudut Brewster. Kondisi ini
menyatakan bahwa seluruh cahaya
pantul terpolarisasi, dengan kata lain
tidak ada komponen cahaya pantul
yang sejajar bidang datang. Pada sinar
sejajar bidang datar, saat sudut
intensitasnya semakinmengecil dan mendekati 0 pada sudut
dan intensitasnya bernilai besarsaat diatas sudut sampai . Jadi,baik pada medium gelas ataupun
akrilik, saat sinar datang sejajar
dengan bidang datang maka intensitas
yang diperoleh akan semakin mengecil
sampai mendekati sudut Brewster dansemakin naik kembali saat menjauhi
sudut brewster. Sedangkan pada
gambar 3.2 dan 3.4 grafik hubungan
sudut datang terhadap intensitas ( )pada saat sinar datang tegak lurus pada
bidang datar baik pada medium gelas
ataupun akrilik, grafik yang diperoleh
sama yaitu linear keatas. Hal tersebut
menunjukkan bahwa saat sinar tegaklurus dengan bidang, semakin besar
sudut datangnya maka nilai intensitas
yang terbaca oleh fotometer akan
semakin besar pula. Pada posisi cahaya
tegak lurus bidang datang, intensitas
cahaya pantul lebih besar
dibandingkan saat sejajar karena ketika
suatu cahaya terpolarisasi pada suduttertentu, maka intensitas pada sudut
tersebut adalah paling tinggi
dibandingkan intensitas pada sudut
lainnya. Hal ini mengindikasikan
bahwa cahaya hasil pemantulan
terpolarisasi tegak lurus terhadap
bidang datang dan arah gelombang
dengan medan listriknya adalah
sejajar. Sehingga pada posisi tegak
lurus tidak didapatkan sudut Brewster
atau ( )tidak sama dengan 0.
Sudut Brewster yang diperoleh
pada kedua medium gelas dan akrilik
adalah sama yaitu sebesar . Namunsudut Brewster ini hanya didapatkan
saat posisi cahaya datang sejajar
terhadap bidang datang. Jadi, pada saat
sudutnya nilai intensitas yangdihasilkan akan sama dengan atau
mendekati nol. Karena sudut Brewster
merupakan sudut yang menyebabkan
intensitas cahaya pantul nol atau
mendekati nol. Dan adanya sudut
Brewster ini mengindikasikan sifat
polarisasi hukum Fresnel yaitu
polarisasi yang dimunculkan akibat
adanya pembiasan atau reflektansi dan
transmisivitas gelombang.
Hal yang membedakan dari
kedua medium ini saat berada pada
perlakuan yang sama yaitu nilai
intensitas yang diperoleh pada gelas
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
9/10
jauh lebih besar daripada nilai
intensitas yang diperoleh dari medium
akrilik. Hal tersebut dipengaruhi olehnilai indeks bias gelas yang lebih besar
daripada indeks bias akrilik. Dengan
indeks bias gelas adalah 1,5 dan akrilik
sebesar 1,47. Perbedaan indeks bias
tersebut mengakibatkan nilai
reflektansi yang didapatkan berbeda
dimana nilai reflektansi untuk medium
akrilik lebih besar daripada nilai
reflektansi pada medium gelas.
Berdasarkan hasil eksperimen
hukum pemantulan Fresnel, dapat
diketahui bahwa jenis bidang batas dan
posisi analizer berpengaruh terhadap
nilai reflektansi, nilai reflektansi pada
tiap bidang batas terus meningkat saat
tegak lurus terhadap bidang datang
(analizer 00), maka dapat ditentukan
bahwa arah polarisasi cahaya pantul
adalah tegak lurus terhadap bidag
datang.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan hasil eksperimen hukum
pemantulan Fresnel adalah sebagai
berikut :
1. Grafik hubungan antara sudut
datang terhadap intensitas ( )padasaat cahaya sejajar bidang datang yaitu
berupa kurva U namun tidak smooth.
Sedangkan grafik yang diperoleh pada
kondisi cahaya datang tegak lurus
bidang datang adalah garis linear
keatas.
2. Sudut Brewster terbentuk pada
kondisi cahaya datang sejajar bidang
datang yaitu pada sudut baik padamedium akrilik maupun gelas.
3. Nilai indeks gelas lebih besar
daripada nilai indeks bias akrilik yaitu
sebesar 1,5 dengan 1,47. Sehingga
menyebabkan nilai reflektansi untukmedium akrilik lebih besar daripada
gelas.
4.2 Saran
Saran yang diberikan untuk
praktikum pemantulan hukum Fresnel
ini yaitu praktikan harus memahami
terlebih dahulu apa yang akan
dilakukan saat praktikum dan data apa
saja yang harus diamati. Selain itu,praktikan juga harus lebih teliti dan
berhati-hati dalam mengoperasikan
alat agar data yang diperoleh akurat.
Karena ketidakakuratan data yang
diperoleh menyebabkan hasil
pembahasan akan berbeda dengan teori
yang ada.
-
7/26/2019 Jurnal Fresnel
10/10
Daftar Pustaka
Bahrudin. 2006. Kamus Fisika Plus.
Bandung : Epsilon Grup.Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid II
Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Katz, M. 2003. Introduction To
Geometrical Optics. USA:
Wrold Scientific Pub Co Inc.
Tim Penyusun Buku Panduan
Praktikum Eksperimen Fisika II.
2016. Buku Panduan Praktikum
Eksperimen Fisika II. Jember :
Laboratorium Fisika Modern dan
Optoelektronika Jurusan Fisika
Fakultas MIPA, Universitas
Jember.
Tjia,M.O. 1994. Gelombang. Solo :
Dabara Publisher.