jurnal emasain vol iv, nomor 2, september tahun 2015

Upload: anonymous-t4lnuzt

Post on 02-Mar-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    1/112

    VOLUME lI, NOMOR 2, MARET TAHUN 2013 ISSN 2302-2124

    YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN (YPLP) PERGURUAN TINGGI

    INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI

    Alamat: Jalan Seroja Tonja Denpasar Utara tlp: (0361) 431434

    Alamat Web: ikippgribali.ac.id

    INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN,

    Jurusan/PS Bimbingan dan Konseling

    FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA SENI,

    Jurusan/PS: Pend. Bhs. Indonesia dan Daerah Bali,

    Pend. Sendratasik dan Pend. Seni Rupa.

    FAKULTAS PENDDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL,

    Jurusan/PS: Pend. Ekonomi, dan Pend. Sejarah.

    FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DA N KESEHATAN,Jurusan/Prodi: Pend. Olah Raga dan Kesehatan

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)

    Jurusan/PS: Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi

    Alamat: Jln Akasia No 16 Tanjung Bungkak Denpasar Timur tlp . (0361) 265693

    e-mail: [email protected]

    JURNALEDUKASI

    MATEMATIKAdanSAINS

    VOLUMEIV,NOMOR2,SEPTEMBER

    TAHUN2015

    ISSN2302-2124

    VOLUME IV, NOMOR 2, SEPTEMBER TAHUN 2015 ISSN 2302-2124

    EmasainsJURNAL EDUKASI

    MATEMATIKA dan SAINS Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVIdan Motivasi Berprestasi.

    Model PembelajaranAir(Auditory, Intellectualy, Repetition) terhadap Hasil Belajar

    dengan Mengontrol Bakat Skolastik.

    Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Tugas Meringkas.

    Model Pembelajaran SAVI Berlandaskan Tri Kaya Parisudhaterhadap Prestasi dan

    Keaktifan Belajar.

    Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil

    Belajar Ditinjau DariAdversity Quotient.

    Pengaruh Limbah Rumah Potong Hewan (Rumen Sapi) terhadap Pertumbuhan

    Vegetatif Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.).

    Uji Fitokimia Ekstrak Daun Rambutan Rapiah Kering (Nephelium Lappaceum L.).

    Daya Antagonisme Trichoderma sp. Lokal Terhadap Jamur Patogen Penyebab

    Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Tomat

    (Lycopersicum esculentum Mill.).

    Perbandingan Nilai Fungsi Informasi Butir Maksimum Ditinjau dari Bentuk Tes dan

    Metode Estimasi Parameter.

    Musik Klasik dalam Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan

    Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Koneksi.

    Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran

    Berbasis Masalah.

    Bentuk Tes Dalam Pembelajaran Matematika

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALIJln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur

    Telp. (0361) 265693 Email: [email protected]

    JEms

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    2/112

    iJurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    MATEMATIKA dan SAINS

    JURNAL EDUKASI

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI

    Jln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur

    Telp. (0361) 265693 Email: [email protected]

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    3/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124ii

    Dicetak Oleh:

    PT. Percetakan Bali, Jl. Gajah Mada I/1 Denpasar 80112, Telephone (0361) 234723, 235221

    NPWP: 01.126.360.5-904.000, Tanggal Regestrasi DKP: 1 July 2006

    Emasainsjurnal edukasi matematika dan sainsEmasains, Jurnal Edukasi Matematika dan Sains terbit dua kali dalam setahun (Maret dan September),

    Berbahasa Indonesia maupun Inggris. Sebagai media komunikasi ilmiah dengan kajian masalah pendidikan,

    pendidikan matematika, sains dan lingkungan hidup. Memuat tulisan yang berasal dari hasil penelitian,

    kajian teoretis dan aplikasi teori.

    Penasehat

    Dr. I Made Suarta, SH., M. Hum

    Penanggungjawab

    Dra. Ni Nyoman Parmithi, MM

    Ketua Redaksi

    Drs. I Nengah Suka Widana, M.Si

    Sekretaris Redaksi

    Dra. I Gusti Ayu Rai, M.Si.; I Wayan Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd

    Redaksi Ahli

    Prof.Dr. I Wayan Suparta, M.S (UNUD).

    Prof. Dr. Putu Budiadnyana, M.Si (Undiksha Singaraja).

    Dr. Bayu Aji (LIPI-Kebun Raya Eka Karya Bali).

    Dr. Ir. I G.N. Alit Wirya Susanta, M.Agr. (UNUD).

    Drs. I Wayan Budiyasa, M.Si. (IKIP PGRI Bali).

    Drs. I Dewa Putu Juwana, M.Pd. (IKIP PGRI Bali).

    Redaksi PelaksanaDrs. Made Surat, M.Pd.; Drs I Wayan Sudiarsa, M.Si.;

    Drs. I Made Subrata; M.Si; I Wayan Widana, S.Pd., M.Pd.

    Drs. I Wayan Suanda, SP. , M.Si.; Edy Hermawan, S.Pd., S.Kom.,

    I Gusti Agung Gede Wiadnyana, S.Pd., M.Pd.

    Bendahara

    . Putri Sumaryani, SP., NM.MA.

    Distribusi

    I Putu Sukerteyasa, S.Pd., M.Pd; Gustut Ariana, S.Pd.

    Pembantu Pelaksana Tata Usaha

    Sri Utami, S.Pd.; Ni G.A.Nyoman Sri Ernawati.

    Alamat Redaksi

    Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Bali

    Jln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur

    Telp. (0361) 265693 Email: [email protected]

    JEms

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    4/112

    iiiJurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    Emasainsjurnal edukasi matematika dan sainsDAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA JURNAL EMASAINS ii

    DAFTAR ISI iii

    Pengaruh Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVI Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil

    Belajar Biologi.

    I Nengah Suka Widana dan Ni Kadek Yogi Antari Putri .. 99-109

    Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Air (Auditory, Intellectualy, Repetition) Terhadap

    Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Bakat Skolastik Peserta Didik.

    Ni Ketut Erawati danNi Putu Sintya Lestari... 110-116

    Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Tugas Meringkas Terhadap Hasil Belajar

    Ni Nyoman Parmithi dan I Dewa Ayu Raka Prasindra. 117-122

    Implementasi Model Pembelajaran SAVI Berlandaskan Tri Kaya Parisudha terhadap Prestasi

    Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Kelas VIIIb SMP Negeri 1 Kubutambahan

    I G A N TrisnaJayantika... 123-129

    Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadap Hasil

    Belajar Matematika Ditinjau dariAdversity Quotient.

    Ni Wayan Sunita 130-137

    Pengaruh Limbah Rumah Potong Hewan (Rumen Sapi) Sebagai Pupuk Cair Terhadap

    Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.).

    N Putri Sumaryani dan Sang Ayu Putu Eka Rismayanti. 138-148

    Uji Fitokimia Ekstrak Daun Rambutan Rapiah Kering (Nephelium lappaceum L.).

    A.A.Istri Mirah Dharmadewi. 149-154

    Daya Antagonisme Trichodermasp. Lokal Terhadap Jamur Patogen Penyebab Penyakit RebahKecambah (Sclerotium rolfsii Sacc.) Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).

    I Wayan Suanda dan Ni Wayan Ratnadi.. 155-162

    Perbandingan Nilai Fungsi Informasi Butir Maksimum Ditinjau dari Bentuk Tes dan Metode

    Estimasi Parameter.

    I Wayan Widana 163-176

    Penggunaan Musik Klasik dalam Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan

    Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Koneksi Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika.

    I Made Surat. 177-188

    Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Negeri 4 Denpasar Melalui Penerapan

    Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

    I Ketut Putra Ardana 189-196

    Bentuk Tes Dalam Pembelajaran Matematika

    I Wayan Eka Mahendra 197-203

    PEDOMAN PENULISAN EMASAINS

    JEms

    dan I Gusti Ayu Rai

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    5/112

    99Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI TIPESAVIDAN MOTIVASI

    BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

    I Nengah Suka Widana dan Ni Kadek Yogi Antari Putri

    Dosen Jurusan/Prodi. Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali.

    e-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    Effect of Self Learning Model Type SAVI and Achievement Motivation for Learning

    Outcomes Biology.

    This study aims to determine the differences in the biology of learning outcomes between

    groups of learners who are taught by the independent learning model SAVI types and groups of

    learners who are taught by conventional learning models, and to determine whether there is an

    interaction between independent learning model types SAVI and achievement motivation on

    learning outcomes biology class learners X SMA Dharma Praja Badung school year 2013/2014.

    This study aims to determine the differences in the biology of learning outcomes between groupsof learners who are taught by the independent learning model SAVI types and groups of learners

    who are taught by conventional learning models, and to determine whether there is an

    interaction between independent learning model types SAVI and achievement motivation on

    learning outcomes biology class learners school year 2013/2014. Type of research is quasi-

    experimental research. Population in the form of all students in class X SMA Dharma Praja

    Badung academic year 2013/2014, distributed in 5 classes. Simple random sampling with the

    lottery. Samples determined as 2 classes of class X2 as an experimental group and class X1 as

    the control group, which numbered 84 people. In the data collection methods of documentation,

    questionnaire and test methods. Before the data analysis, test requirements that normality test

    and homogeneity test. Then analysis the data with the formula Anava two lanes. The resultshowed that the value FA-coun> F-table or 8.19> 3.96 and FAB-coun

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    6/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124100

    menjadi warga negara yang demokratis dan

    bertanggung jawab. Permasalahan utama

    proses pembelajaran saat ini, masih rendahnya

    daya serap. Berdasarkan hasil observasi

    proses pembelajaran melalui wawancara

    pada guru bidang studi Biologi kelas XSMA Dharma Praja Badung tahun pelajaran

    2013/2014, mempertegas adanya perma-

    salahan tersebut. Bahwa hasil belajar yang

    dicapai belum optimal, sebab guru dalam

    menyajikan materi pembelajaran masih

    menggunakan model yang kurang mampu

    membangkitkan minat belajar. Dalam proses

    pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan

    sehingga peserta didik merasa bosan, situasi

    belajar kurang kondusif dan tidakmenyenangkan. Proses pembelajaran dikata-

    kan berhasil jika tujuan pembelajarandapat

    dicapai, yaitu hasil belajar peserta didik yang

    maksimal. Hasil belajar yang dimaksudkan

    adalah semua efek yang dapat dijadikan

    indikator tentang nilai dari penggunaan

    strategi pembelajaran di bawah kondisi yang

    berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat

    diklasifikasikan menjadi tiga yaitu keefektifan,

    efisiensi, dan daya tarik (Degeng, 1989).Meier (2004) mengemukakan sistem

    pembelajaran yang melibatkan kelima indera

    dan emosi dalam proses belajar, cara yang

    belajar alami dikenal dengan model SAVI,

    yaitu somatis, auditori, visual, intelektual.

    Model Pembelajaran SAVIdilaksanakan dalam

    siklus pembelajaran 4 tahap, yaitu tahap

    persiapan, penyampaian, pelatihan dan

    penampilan hasil. Dengan mengkaji konsep

    dan penerapan pembelajaran mandiri tipeSAVI dan mencobanya dalam berbagai situasi

    kemudian diobservasi akibatnya secara

    sistematis diharapkan agar peserta didik dapat

    menyerap dan menguasai setiap materi atau

    komponen yang ditugaskan pendidik,

    mendorongnya untuk berkembang secara

    mandiri, kreatif, aktif, inovatif melalui

    penemuan dan proses berpikirnya dengan

    melibatkan panca indera. Keberhasilan proses

    pembelajaran tidak terlepas dari motivasi

    berprestasi. Motif untuk berhasil dalam

    melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motif

    untuk memperoleh kesempurnaan disebut

    motif berprestasi. Motif berprestasi bersifat

    dipelajari, sehingga dapat diperbaiki dan

    dikembangkan melalui proses belajar.Seseorang yang motif berprestasinya tinggi

    cenderung untuk berusaha menyelesaikan

    tugas secara tuntas, tanpa menunda-nunda

    pekerjaan.

    Berdasarkan latar belakang tersebut,

    maka dilakukan penelitian tentang pengaruh

    model pembelajaran mandiri tipe SAVI dan

    motivasi berprestasi terhadap hasil belajar

    biologi peserta didik kelas X SMA Dharma

    Praja Badung Tahun Pelajaran 2013/2014,dengan mengkaji permasalahan berikut, (1)

    apakah ada perbedaan hasil belajar biologi

    antara yang dalam pembelajaranya meng-

    gunakan model pembelajaran mandiri tipe

    SAVI dan model pembelajaran konvensional?

    (2) Apakah ada interaksi antara model

    pembelajaran dan motivasi berprestasi

    terhadap hasil belajar biologi? Tujuan yang

    ingin dicapai adalah (1) untuk mengetahui

    perbedaan hasil belajar biologi antara yangdalam pembelajarannya menggunakan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI dan model

    pembelajaran konvensional. (2) Untuk

    mengetahui interaksi antara model pembe-

    lajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil

    belajar biologi.

    Burhanuddin (2004), bahwa belajar

    bukan semata-mata mengumpulkan atau

    menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam

    bentuk informasi/materi pelajaran, lebih dariitu, belajar adalah suatu proses perubahan

    perilaku, yaitu berubah dari tidak tahu menjadi

    tahu, dari tidak 2oma menjadi 2oma, dari tidak

    terampil menjadi terampil, dari tidak 2 oma

    bersikap menjadi 2 oma bersikap tertentu.

    Joyce & Weil (1980) bahwa model

    pembelajaran adalah suatu rencana atau pola

    yang dapat digunakan untuk membentuk

    kurikulum (rencana pembelajaran jangka

    panjang), merancang bahan-bahan pembe-

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    7/112

    101Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    lajaran, dan membimbing pembelajaran di

    kelas atau yang lain. Ciri-ciri model

    pembelajaran, (a) berdasarkan teori

    pendidikan dan teori belajar dari para ahli

    tertentu. (b) Mempunyai misi atau tujuan

    pendidikan tertentu. (c) Dapat dijadikanpedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

    mengajar di kelas. (d) Memiliki bagian-bagian

    model yang dinamakan: (1) urutan langkah-

    langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya

    prinsip-prinsip reaksi; (3) 3omati 3omati; dan

    (4) 3 omati pendukung. Keempat bagian

    tersebut merupakan pedoman praktis bila guru

    akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

    (e) Memiliki dampak sebagai akibat terapan

    model pembelajaran. Dampak tersebutmeliputi (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil

    belajar yang dapat diukur. (2) Dampak

    pengiring, yaitu yaitu hasil belajar jangka

    panjang. (f) Membuat persiapan mengajar

    dengan pedoman model pembelajaran yang

    dipilihnya. Bobbi De Porter, dkk. (2005)

    dalam bukunya Quantum Learning,

    mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang

    dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut

    adalah modalitas visual, modalitas auditoral,dan modalitas kinistetik ( 3 omatic). Belajar

    visual belajar melalui apa yang mereka lihat,

    Belajar auditorial belajar melalui apa yang

    mereka dengar, dan Belajar kinestetik belajar

    lewat gerak dan sentuhan. Model pem-

    belajaran Somatis Auditori Visual dan

    Intelektual (SAVI), dari Meier (2004),

    menekankan (1) 3 omatic, melibatkan indra

    peraba, kinestesis, praktis melibatkan fisik dan

    menggunakan tubuh sewaktu belajar secaraberkala, berdasarkan hasil penelitian

    neurologis ditemukan bahwa pikiran tersebut

    ada di seluruh tubuh. (2) Auditori, dalam

    merancang pelajaran yang menarik bagi

    saluran auditori yang kuat dalam diri

    pembelajar, maka dengan cara mendorong

    pebelajar untuk mengungkapkan dengan suara.

    Filosofinya, jika kita mau belajar lebih banyak

    tentang apa saja, bicaralah tanpa henti, dengan

    berdialog, penyampaian informasi dan

    lainnya. (3) Visual, ketajaman penglihatan

    setiap orang itu kuat, disebabkan oleh pikiran

    manusia lebih merupakan prosesor citra dari

    prosesor kata. Citra karena konkret mudah

    untuk diingat dan kata adalah abstrak sehingga

    sulit untuk disimpan. Di dalam otak terdapatlebih banyak perangkat untuk memproses

    informasi visual daripada semua indra yang

    lain. Pembelajar visual belajar paling baik jika

    dapat melihat contoh dari dunia nyata,

    diagram, peta gagasan, ikon, gambar dan

    gambaran dari segala macam hal ketika

    sedang belajar. (4) Intelektual adalah bagian

    diri yang merenung, mencipta, memecahkan

    masalah dan membangun makna. Intelektual

    adalah pencipta makna dalam pikiran, saranayang digunakan manusia untuk berpikir,

    meyatukan pengalaman, menciptakan jaringan

    saraf baru dan belajar. Warta (2010)

    menguatkan, bahwa SAVI merupakan model

    pembelajaran yang menekankan memanfa-

    atkan semua alat indera yang dimiliki oleh

    peserta didik. Dari konsep tersebut, bahwa

    pembelajaran SAVI merupakan model

    pembelajaran yang menggabungkan gerak

    fisik dengan aktivitas intelektual danpenggunaan semua indera dalam

    pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran

    konvensional yang juga disebut model

    tradisional, karena sejak dulu telah digunakan

    sebagai alat komunikasi lisan antara guru

    dengan anak didik dalam proses belajar

    (Djamarah, 2000). Dalam proses belajar

    mengajar, pembelajaran konvensional ditandai

    dengan ceramah yang diiringi dengan

    penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.Motivasi mengandung nilai-nilai

    berikut, (1) motivasi menentukan tingkat

    berhasil atau gagalnya kegiatan belajar. (2)

    Motivasi merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari prinsip-prinsip pembelajaran,

    artinya motivasi merupakan salah satu faktor

    yang menentukan berlangsungnya pembe-

    lajaran efektif. Istilah motivasi berasal dari

    kata motif yang diartikan sebagai kekuatan

    yang terdapat dalam individu, yang

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    8/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124102

    menyebabkan individu tersebut bertindak atau

    berbuat. Dari sudut sumber yang

    menimbulkannya, motif dibedakan menjadi

    dua macam yaitu motif intrinsik dan motif

    ekstrinsik. Motif untuk berhasil dalam

    melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motifuntuk memperoleh kesempurnaan disebut

    motif berprestasi (Uno, 2006). Motif

    berprestasi adalah motif yang dipelajari,

    sehingga motif itu dapat diperbaiki dan

    dikembangkan melalui proses belajar.

    Heckhausen dalam Djaali (2000) bahwa

    motivasi berprestasi adalah dorongan yang

    terdapat pada diri peserta didik sehingga selalu

    berusaha untuk meningkatkan atau

    memelihara kemampuan setinggi mungkindalam semua aktivitas dengan menggunakan

    standar keunggulan. Sejalan dengan ini,

    Johnson dalam Nasrum (1998)

    mengemukakan peserta didik yang

    mempunyai motivasi berprestasi tinggi

    memiliki peluang untuk mencapai

    keberhasilan yang tinggi dan mempunyai

    sikap yang positif terhadap tujuan yang akan

    dicapai, serta tidak banyak memikirkan

    kegagalan, cenderung untuk berusaha

    menyelesaikan tugas secara tuntas, tanpa

    menunda-nunda. Winardi (2004) mengemu-

    kakan orang yang memiliki motivasi

    berprestasi tinggi memiliki tiga ciri yaitu (1)

    memiliki prefensi untuk mengerjakan tugas

    dengan derajat kesulitan moderat, (2)

    menyukai situasi-situasi dimana kinerja

    mereka timbul karena upaya-upaya mereka

    sendiri dan bukan karena faktor-faktor lain,

    seperti kemujuran, dan (3) menginginkan lebih

    banyak umpan balik tentang keberhasilan dan

    kegagalan. Pendapat lainnya dikemukakan

    oleh Nasrun (1998) bahwa, orang yang

    memiliki motivasi berprestasi tinggi akan

    berusaha sekuat tenaga untuk dapat mencapai

    prestasi yang tinggi. Manifestasi dari motivasi

    berprestasi akan terlihat pada ciri-ciri

    berperilaku (1) mengambil tanggung jawab

    pribadi atas perbuatannya; (2) mencari umpan

    balik tentang perbuatannya; (3) memilih resiko

    yang moderat atau sedang dalam perbuatanya;

    dan (4) berusaha melakukan sesuatu dengan

    cara-cara baru dan kreatif (Helianti, 2004).

    Suarni (2004) merangkum secara terperinci

    ciri-ciri individu yang mempunyai motivasiberprestasi tinggi, yaitu: (1) kemauan keras

    untuk berusaha mencapai keberhasilan, (2)

    berorientasi pada keberhasilan, (3) inovasi dan

    kreatif, (4) bertanggung jawab, dan (5)

    mengantisipsi kegagalan. Hasil penelitian

    Kumala Dewi (2013) tentang pengaruh

    pendekatan SAVI terhadap hasil belajar IPA

    Kelas IV SD di Gugus III Kecamatan

    Jembrana Kabupaten Jembrana, bahwa hasil

    belajar IPA menjadi meningkat. Berdasarkanpada masalah dan kajian teoritis, maka

    diajukan hipotesis, yaitu (1) terdapat

    perbedaan hasil belajar biologi antara peserta

    didik yang dalam pembelajaranya meng-

    gunakan model pembelajaran mandiri tipe

    SAVI dan model pembelajaran konvensional.

    (2) Terdapat interaksi antara model pem-

    belajaran mandiri dan motivasi berprestasi

    terhadap hasil belajar.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah

    eksperimen semu, tidak memungkinkan

    mengontrol atau memanipulasi variabel

    (Winartha, 2006). Supardi (2007) bahwa

    penelitian eksperimen adalah kegiatan

    penelitian yang bertujuan untuk menilai

    pengaruh suatu perlakuan pendidikan terhadap

    tingkah laku peserta didik atau menguji

    hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh

    tindakan itu dibandingkan dengan tindakan

    lain. Dalam penelitian ini sengaja dibuat

    situasi mengajar dengan masing-masing kelas

    memperoleh perlakuan berbeda, yaitu

    menggunakan model pembelajaran konven-

    sional, model pembelajaran mandiri tipe SAVI

    dan motivasi berprestasi. Rancangan

    eksperimen yang digunakan adalah analisis

    faktorial 2x2.

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    9/112

    103Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    A

    B

    A1 A2

    B1 A1 B1 A2B1

    B2 A1B2 A2B2Gambar 1. Rancangan Eksperimen(Sumber: Koyan, 2012).

    Keterangan:

    A1 (Kelompok peserta didik yang diajarkandengan model pembelajaran mandiri tipe

    SAVI). (A2) Kelompok peserta didik yangdiajarkan dengan model pembelajaran kon-

    vensional. (B1) Kelompok peserta didik yangmemiliki motivasi berprestasi tinggi.; (B2)

    Kelompok peserta didik yang memiliki moti-vasi berprestasi rendah. (A1B1) Kelompok

    peserta didik yang diajarkan dengan modelpembelajaran mandiri tipe SAVI dan memi-

    liki motivasi berprestasi tinggi. (A2B1) Kelom-pok peserta didik yang diajarkan dengan

    model pembelajaran konvensional dan memi-liki motivasi berprestasi tinggi. (A1B2) Kelom-

    pok peserta didik yang diajarkan denganmodel pembelajaran mandiri tipe SAVI dan

    memiliki motivasi berprestasi rendah. (A2B2)

    Kelompok peserta didik yang diajarkandengan model pembelajaran kon-vensionaldan memiliki motivasi berprestasi rendah.

    Populasi penelitian meliputi wilayahgeneralisasi yang terdiri atas obyek dan

    subyek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu, ditetapkan peneliti untuk

    dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono,2009). Populasi dalam penelitian ini berupa

    seluruh peserta didik kelas X SMA Dharma

    Praja Badung Tahun Pelajaran 2013/2014,terdistribusi dalam 5 kelas yaitu X1, X2, X3,X4, X5, dengan jumlah total 231 peserta didik

    (Sumber: Arsip SMA Dharma Praja Badung,2013). Sampel dipilih 2 kelas, secara acak

    dengan undian. Hadi (2000) bahwa variabelmerupakan gejala yang bervariasi, ada dua

    jenis variabel yang digunakan yaitu variabelbebas (model pembelajaran mandiri tipe SAVI

    dan motivasi berprestasi) dan variabel terikat(hasil belajar biologi).

    Data penelitian berupa hasil belajar

    Biologi dan skor motivasi berprestasi. Teknikdokumentasi untuk mendapatkan data jumlah

    kelas, nama peserta didik dan capaian hasilbelajar sebelumnya, sebagai pelengkap.

    Sedangkan data hasil belajar dikumpulkansetelah perlakuan berupa penerapan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI. Instrumenyang digunakan adalah tes hasil belajar biologi

    (tes uraian), dalam penyusunannya didahuluidengan pembuatan kisi-kisi tes. Tes uraian

    berjumlah 5 item, dalam pemberian skormenggunakan rubrik sebagai pedoman

    penilaian, dengan ketentuan:, perolehan skor20 (jika mampu menyebutkan jawaban benar

    dan uraian benar), 15 (menyebutkan jawabanbenar tetapi uraian jawaban kurang

    sempurna/sudah menuliskan setengah jawab-

    an secara benar), 10 (menyebutkan jawabanbenar tetapi uaraian jawaban salah/menyebutkan jawaban benar tanpa uraian), 5

    (menyebutkan dan menguraikan jawabantetapi keduanya salah) dan 0 (tidak

    menuliskan uraian/ jawaban sama sekali).Sedangkan data motivasi berprestasi

    dikumpulkan dengan instrumen kuesioner.Instrumen tersebut terdiri atas 35 item

    menggunakan skala Likert, dengan skor

    minimal 1 (satu) dan maksimal 5 (lima) untuksetiap item. Penyusunan kisi-kisi instrumenmengacu pada Suarni (2004) dengan

    indikator-indikator (ciri-ciri orang yangmempunyai motivasi berprestasi tinggi), yaitu

    (1) kemauan keras untuk berusaha mencapaikeberhasilan, (2) berorientasi pada

    keberhasilan, (3) inovasi dan kreatif, (4)bertanggung jawab, dan (5) mengantisipsi

    kegagalan. Pertanyaan dalam kuesioner terdiriatas pernyataan positif da negatif, dengan tipe

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    10/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124104

    tertutup, dimana setiap item pernyataandisediakan jawaban menggunakan kategori

    selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK),jarang (JR), tidak pernah (TP). Masing-masing

    kategori diberi skor yang menunjukan interval

    kontribusi sebagai berikut: SL = 5, SR = 4,KK = 3, JR = 2, TP = 1. Data yang terkumpuldisusun dalam bentuk skor berskala interval

    dengan pengkategorian variabel, sehinggadiperoleh formulasi, sangat tinggi (skor 5),

    tinggi (skor 4), sedang (skor 3), rendah (skor2), rendah sekali (skor 1).

    HASIL DAN PEMBAHASANData yang terkumpul ditabulasi sesuai

    keperluan analisis yang tercantum dalamrancangan penelitian. Penelitian ini adalahpenelitian eksperimen semu menggunakan

    rancangan analisis faktorial 2x2. Deskripsidata disajikan dalam enam kelompok data,

    yaitu 1) Peserta didik yang diajarkan denganmodel pembelajaran mandiri tipe SAVI, 2)

    Peserta didik yang diajarkan dengan modelpembelajaran konvensional, 3) Peserta didik

    yang diajarkan dengan model pembelajaranmandiri tipe SAVI dan memiliki motivasi

    berprestasi tinggi, 4) Peserta didik yangdiajarkan dengan model pembelajaran konven-

    sional dan memiliki motivasi berprestasitinggi, 5) Peserta didik yang diajarkan dengan

    model pembelajaran mandiri tipe SAVI danmemiliki motivasi berprestasi rendah, 6)

    Peserta didik yang diajarkan dengan modelpembelajaran konvensional dan memiliki

    motivasi berprestasi rendah. Ketentuan dalamanalisis varian dua jalur dengan rancangan

    faktorial 2x2 yaitu, (1) Jika FA> F tabel, secara

    signifikan menolak H0 dan menerima H1,artinya terdapat perbedaan hasil belajar biologiantara peserta didik yang dalam pembelajara-

    nya menggunakan model pembelajaran man-diri tipe SAVI dengan model pembelajaran

    konvensional. (2) Jika FAB > F tabel , artinyaterdapat interaksi antara model pembelajaran

    mandiri tipe SAVI dan motivasi berprestasi.Apabila ada interaksi yang signifikan antara

    model pembelajaran mandiri tipe SAVI dan

    motivasi berprestasi, maka dilakukan ujisimple effect dengan uji t-Sceheffe (jika nsama atau tidak sama), jika tidak ada interaksi

    maka uji t-Scheffe tidak dilakukan.Data hasil belajar yang diajar dengan

    model pembelajaran mandiri tipe SAVI, padarentang skor teoritik 0-100 dan rentang skor

    empirik antara 55 sampai 90; n = 42; rata-ratasebesar 71,5 dan simpangan baku sebesar

    8,856. Sedangkan data hasil belajar yangdiajar dengan model pembelajaran konven-

    sional, rentang skor teoritik 0-100 dan rentangskor empirik antara 50 sampai 85 dengan

    n=42, diperoleh rata-rata sebesar 67,357 dansimpangan baku sebesar 7,977, selengkapnya

    disajikan pada tabel 1 berikut.

    Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar A1 dan A2.

    NoModel Pembelajaran mandiri tipe SAVI Model pembelajaran konvensional

    Kelas

    Interval

    Frek. Batas

    Kelas

    (%) Kelas

    Interval

    Frek. Batas

    Kelas

    (%)

    1 55-60 6 54,5 14,29 50-55 3 49,5 7,14

    2 61-66 7 60,5 16,67 56-61 7 55,5 16,67

    3 67-72 8 66,5 19,05 62-67 11 61,5 26,19

    4 73-78 12 72,5 28,57 68-73 12 67,5 28,57

    5 79-84 6 78,5 14,29 74-79 6 73,5 14,29

    6 85-90 3 84,5 7,14 80-85 3 79,5 7,14

    Jumlah 100 Jumlah 100

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    11/112

    105Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    Berdasarkan tabel tersebut, frekuensiterbanyak skor hasil belajar, dengan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI terletaksekitar interval rata-rata frekuensi 12

    (28,57%). Sedangkan frekuensi terbanyak skor

    hasil belajar dengan model pembelajarankonvensional terletak sekitar interval rata-rata

    frekuensi sebesar 12 (28,57%).

    Data hasil belajar biologi yang diajardengan model pembelajaran mandiri tipe SAVI

    dan memiliki motivasi berprestasi tinggi,rentang skor teoritik 0-100 dan skor empirik

    antara 55-90 dengan n =21, diperoleh rata-rata

    sebesar 74,93 dan simpangan baku 8,674. Datahasil belajar biologi yang diajar dengan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVIdan memilikimotivasi berprestasi rendah, dengan rentang

    skor teoritik 0-100 dan rentang skor empirik

    antara 60-85 dengan n =21, diperoleh rata-ratasebesar 70,761 dan simpangan baku sebesar

    6,123. Distribusi frekuensi skor hasil belajar

    biologi yang diajar dengan modelpembelajaran mandiri tipe SAVI dan memilki

    motivasi berprestasi rendah. Data disajikanpada tabel 2 berikut.

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar A1B1dan A1B2.

    NoA1B1 A1B2

    Kelas

    Interval Frek.

    Batas

    Kelas (%)

    Kelas

    Interval Frek.

    Batas

    Kelas (%)

    1 55-60 2 54.5 9.52 60-64 3 59.5 14.29

    2 61-66 2 60.5 9.52 65-69 5 64.5 23.81

    3 67-72 2 66.5 9.52 70-74 6 69.5 28.57

    4 73-78 7 72.5 33.33 75-79 4 74.5 19.05

    5 79-84 6 78.5 28.57 80-84 2 79.5 9.52

    6 85-90 2 84.5 9.52 85-89 1 84.5 4.76

    Jumlah 21 100 Jumlah 21 100

    Berdasarkan tabel tersebut, bahwa

    frekuensi terbanyak untuk skor hasil belajar

    biologi peserta didik yang diajar dengan

    model pembelajaran mandiri tipe SAVI dan

    memiliki motivasi berprestasi tinggi terletaksekitar interval rata-rata frekuensi sebesar 7

    (33,33%). Sedangkan frekuensi terbanyakuntuk skor hasil belajar biologi peserta didik

    peserta didik yang diajar dengan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVIdan memilikimotivasi berprestasi rendah terletak sekitarinterval rata-rata frekuensi sebesar 6 (28,57%).

    Data yang hasil belajar biologi pesertadidik yang diajar dengan model pembelajaran

    konvensional dan memiliki motivasi

    berprestasi tinggi, dengan rentang skor teoritik

    0-100 dan rentang skor empirik 50-85 dengan

    n =21, diperoleh rata-rata sebesar 69,357 dan

    simpangan baku sebesar 8,4. Sedangkan Datahasil belajar biologi peserta didik yang diajar

    dengan model pembelajaran konvensionaldanmemiliki motivasi berprestasi rendah, dengan

    rentang skor teoritik 0-100 dan rentang skor

    empirik antara 55-80 dengan n =21, diperolehrata-rata sebesar 68,19 dan simpangan bakusebesar 6,5 disajikan pada tabel 3 berikut.

    Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar A2B1dan A2B2

    NoA2B1 A2B2

    Kelas

    Interval Frek.

    Batas

    Kelas (%)

    Kelas

    Interval Frek.

    Batas

    Kelas (%)

    1 50-55 1 49.5 4.76 55-59 2 54.5 9.52

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    12/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124106

    2 56-61 3 55.5 14.29 60-64 4 59.5 19.05

    3 62-67 5 61.5 23.81 65-69 6 64.5 28.57

    4 68-73 4 67.5 19.05 70-74 6 69.5 28.57

    5 74-79 6 73.5 28.57 75-79 2 74.5 9.52

    6 80-85 2 79.5 9.52 80-84 1 79.5 4.76

    Jumlah 21 100 Jumlah 21 100

    Berdasarkan tabel tersebut bahwa frekuensi

    terbanyak untuk skor hasil belajar biologi

    peserta didik peserta didik yang diajar dengan

    model pembelajaran konvensional danmemiliki motivasi berprestasi tinggi terletak

    sekitar interval rata-rata frekuensi sebesar 6(28,57%). Sedangkan frekuensi terbanyak

    untuk skor hasil belajar biologi peserta didik

    yang diajar dengan model pembelajarankonvensional dan memiliki motivasi berpres-tasi rendah terletak sekitar interval rata-ratafrekuensi sebesar 6 (28,57%).

    Pengujian hipotesis menggunakan

    analisis varian dua jalur (2x2) maka dilakukan

    uji persyarat yaitu uji normalitas dan uji

    homogenitas varians. Pengujian dilakukan

    untuk setiap data pada setiap sel, yakni 1)

    Peserta didik yang diajarkan dengan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI, 2) Peserta

    didik yang diajarkan dengan model

    pembelajaran konvensional, 3) Peserta didikyang diajarkan dengan model pembelajaran

    mandiri tipe SAVI dan memiliki motivasiberprestasi tinggi, 4) Peserta didik yang

    diajarkan dengan model pembelajaran

    konvensional dan memiliki motivasi berpres-tasi tinggi, 5) Peserta didik yang diajarkandengan model pembelajaran mandiri tipe SAVIdan memiliki motivasi berprestasi rendah, 6)

    Peserta didik yang diajarkan dengan model

    pembelajaran konvensional dan memiliki

    motivasi berprestasi rendah. Hasil-hasil

    penghitungan uji normalitas (Chi-kuadrat)

    secara keseluruhan disajikan pada tabel 4.

    Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Hasil Belajar Biologi pada semua kelompok.Kelompok n X2hitung X

    2tabel Kesimpulan

    A1 42 3,382 11,070 Normal

    A2 42 0,835 11,070 Normal

    A1B1 21 4,286 9,488 Normal

    A1B2 21 2,921 9,488 Normal

    A2B1 21 1,448 9,488 Normal

    A2B2 21 4,655 9,488 Normal

    Berdasarkan Tabel 4 tersebut,

    diperoleh gambaran bahwa harga X

    2

    hitung

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    13/112

    107Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    Adapun hasil dari penghitungan diperoleh

    harga X2

    hitung = 4,14 sedangkan X2

    tabel= 7,81,

    sehingga X2

    hitung < X2

    tabel, ini berarti keempat

    kelompok data memiliki varians homogensehingga layak banding. Dalam uji hipotesis

    maka diajukan hipotesis nol sebagai berikut,(1) tidak ada perbedaan hasil belajar biologi

    antara peserta didik yang dalam

    pembelajaranya menggunakan model pem-

    belajaran mandiri tipe SAVI dan model

    pembelajaran konvensional. (2) Tidak ada

    pengaruh interaksi antara model pembelajarandan motivasi berprestasi peserta didik terhadap

    hasil belajarnya. Berdasarkan penghitungandalam mencari nilai Anava (Fhitung) diperoleh

    hasil yang disajikan pada tabel 6.

    Tabel 6. Tabel ringkasan Analisis ANAVA AB

    Sumber

    Varasi

    JK db RJK Fh FtabelSignifikansi 5%

    Interprestasi

    AB

    Inter AB

    Dalam

    430386

    30

    4185

    11

    1

    80

    430386

    30

    52,31

    8,19 **)4,85 **)

    0,26*)

    --

    3,963,96

    3,96

    --

    SignifikanSignifikan

    Non signifikan

    Total 5031 83

    Keterangan :

    *) = non signifikan **) = signifikanInterpretasi hasil pengujian hipotesis I.

    Berdasarkan hasil penghitungan yangdisajikan pada tabel 6 diperoleh hal-hal

    sebagai berikut, FAhitung= 8,19 sedangkan Ftabeldengan db1= 1, db2= 80 dan taraf signifikansi

    5% sebesar 3,96. Ini menunjukan FAhitung >

    Ftabel berarti H0 yang diajukan ditolak danmenerima H1. Sedangkan pengujian hipotesisII, FABhitung= 0,26 sedangkan Ftabel dengan db1=

    1, db2= 80 dan taraf signifikansi 5% sebesar3,96. Ini menunjukan FABhitung < Ftabel berarti

    H0 yang diajukan diterima dan menolak H1berarti tidak ada pengaruh interaksi antara

    model pembelajaran dan motivasi berprestasipeserta didik terhadap hasil belajar Biologi.

    Oleh karena hal tersebut, maka tidakdilakukan ujisimple effect(uji t- Sceheffe).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil uji hipotesis I

    diperoleh temuan bahwa ada perbedaan hasil

    belajar biologi antara peserta didik yang

    dalam pembelajaranya menggunakan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI dan model

    pembelajaran konvensional pada peserta didik

    kelas X SMA Dharma Praja Badung. Selain

    dari hasil uji hipotesis I perbedaan hasil

    belajar biologi dapat dilihat pada rata-rata skorhasil belajar biologi peserta didik yang

    diajarkan dengan model pembelajaran mandiritipe SAVI = 71,5 dan rata-rata skor hasil

    belajar biologi peserta didik yang diajarkan

    dengan model pembelajaran konvensional =67,357. Secara keseluruhan, hasil belajarpeserta didik yang diajarkan dengan model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI lebih baikdaripada peserta didik yang diajarkan dengan

    model pembelajaran konvensional. Dari hasiluji hipotesis dan rata-rata skor hasil belajar

    Biologi tersebut mengisyaratkan bahwa modelpembelajaran mandiri tipe SAVI lebih unggul

    dalam meningkatkan hasil belajar biologidaripada model pembelajaran konvensional.

    Hal ini disebabkan karena dalam modelpembelajaran ini melibatkan peserta didik

    secara aktif dalam mengembangkan kecer-

    dasan terpadu secara menyeluruh melalui

    penggabungan kegiatan fisik dengan aktivitas

    intelektual, sehingga mendorong peserta didik

    berkembang secara mandiri, kreatif, aktif,

    inovatif melalui penemuan dan proses

    berpikirnya dengan melibatkan panca indera.

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    14/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124108

    Berdasarkan uraian tersebut, tampaknya hasil

    penelitian yang diperoleh sudah sesuai dengan

    teori yang ada. Dengan demikian hasil

    penelitian yang diperoleh melengkapi

    penemuan bahwa model pembelajaran mandiri

    tipe SAVI lebih efektif dalam meningkatkanhasil belajar biologi peserta didik daripada

    model pembelajaran konvensional.

    Hasil uji hipotesis II, berdasarkan nilai

    F yang diperoleh, secara signifikan menerima

    hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat

    pengaruh interaksi antara penerapan model

    pembelajaran dan motivasi berprestasi peserta

    didik terhadap hasil belajar biologi pada

    peserta didik kelas X SMA Dharma Praja

    Badung. Hal ini disebabkan keterbatasanwaktu dan tenaga pada saat penelitian dan cara

    belajar peserta didik di rumah yang tidak dapat

    dipantau sehingga mempengaruhi motivasi

    berprestasi yang dimiliki peserta didik.

    Dikarenakan FAB (hitung) tidak signifikan, maka

    tidak terdapat pengaruh interaksi antara

    penerapan model pembelajaran dan motivasi

    belajar peserta didik terhadap hasil belajar

    biologi.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Simpulan yang diperoleh dalam

    penelitian ini, bahwa (1) terdapat perbedaan

    hasil belajar biologi antara peserta didik yang

    menggunakan model pembelajaran mandiri

    tipe SAVI dan model pembelajaran

    konvensional pada peserta didik kelas X SMA

    Dharma Praja Badung tahun pelajaran

    2013/2014. (2) Tidak terdapat interaksi antaramodel pembelajaran dan motivasi berprestasi

    dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar

    biologi pada peserta didik kelas X SMA

    Dharma Praja Badung tahun pelajaran

    2013/2014.

    Berdasarkan temuan tersebut, dapat

    disimpulkan bahwa model pembelajaran

    mandiri tipe SAVI dan motivasi berprestasi

    berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi,

    namun tidak ada interaksi antara model

    pembelajaran mandiri tipe SAVI dan motivasi

    berprestasi terhadap hasil belajar biologi

    peserta didik kelas X SMA Dharma Praja

    Badung tahun pelajaran 2013/2014.

    SaranBerdasarkan dari simpulan yang

    diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-

    saran sebagai berikut, (1) bagi guru biologi,

    disarankan dalam proses pembelajaran biologi

    diharapkan model pembelajaran mandiri tipe

    SAVI dapat digunakan sebagai salah satu

    alternatif untuk melaksanakan kegiatan

    pembelajaran. Selain hal tersebut agar selalu

    memberikan kesempatan kepada peserta didik

    untuk mengembangkan kecerdasan terpadunyasecara menyeluruh melalui penggabungan

    kegiatan fisik dengan aktivitas intelektual

    yang dimilikinya seoptimal mungkin untuk

    meningkatkan kemapuan berfikir peserta

    didik. (2) Karena penelitian ini dilaksanakan

    terbatas pada peserta didik kelas X SMA

    Dharma Praja tahun pelajaran 2013/2014,

    maka disarankan kepada peneliti yang lain

    untuk mengadakan penelitian lanjutan dalam

    ruang lingkup yang lebih luas.

    DAFTAR RUJUKANArikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu

    Pendekata.n Praktik. Jakarta: Rineka

    Cipta.

    DePorte, Bobbi. 2005. Quantum Teaching:

    Mempraktikkan Quantum Learning di

    Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki.

    Diterjemahkan oleh Ary Nilandari.

    Bandung: Kaifa.Hamzah, B.Uno.2006. Teori Motivasi &

    Pengukurannya Analisis di Bidang

    Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Haryono, Agung. 2001. Pembelajaran

    Mandiri. SEAMOLEC.

    Herdian.2009. Model Pembelajaran

    SAVI.[Online]http://herdy07.wordpress

    .com/2009/04/22/model-pembelajaran-

    SAVi. [11November 2011].

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    15/112

    109Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan

    Teknik Analisis Data

    Kuantitatif.Singaraja: Universitas

    Pendidikan Ganesha Press.

    Meier, Dave. 2004. The accelerated learning

    handbook: panduan kreatif dan efektif

    merancang program pendidikan dan

    pelatihan. Bandung: MMU (Mizan

    media utama).

    Panen, P. & Sekarwinahyu. 1997. Belajar

    Mandiri dalam mengajar di Perguruan

    Tinggi. Program Applied Approach.

    Bagian 2. Jakarta: PAU-PPAI,

    Universitas Terbuka.

    Riduwan.2008. Dasar-dasar Statistika.

    Bandung : Alfabeta.

    Rusman.2012. Model-model Pembelajaran.

    Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif

    Kualitatif dan R & D. Bandung:

    Alfabeta.

    Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode

    dalam Model Pembelajaran. Jakarta:

    Referensi (GP Press Group).

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    16/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124110

    PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANAIR(AUDITORY,

    INTELLECTUALY, REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    DENGAN MENGONTROL BAKAT SKOLASTIK PESERTA DIDIK

    Ni Ketut Erawati dan Ni Putu Sintya LestariDosen Jurusan/Prodi. Pendidikan Matematika FPMIPA (IKIP) PGRI Bali

    e-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    Effect of The Application of AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) Learning Model to

    Mathematics Learning Outcomes with Control of StudentsScholastic Aptitude.

    Good learning is learning that maximizes the activity of learners. The more active aperson in learning, the better the results obtained. One of the things that can be pursued to

    enhance the activity of students in a class by selecting the appropriate learning models,especially in learning mathematics. One model of learning that maximizes the activities of

    learners are AIR (Auditory, Intellectualy, repetition) learning model. In addition to learningmodels, talent learners can also affect learning outcomes. One of the special talents of a person

    is the scholastic aptitude.This study aims to determine the effect of the application of AIR learning model for

    mathematics learning outcomes by controlling the scholastic aptitude of students in eighth gradeSMP Negeri 8 Denpasar in lessons 2014/2015.

    This study was classified as quasi-experimental research design Nonequivalent studyposttest only control group design. The population in this study consisted of 10 classes with a

    number of 418 people. Samples taken were two classes, namely class VIII.C and VIII.D with atotal of 86 people. The sampling technique is done by simple random sampling where

    randomized is a class by lottery. Data collected by the test method. The instruments used incollecting the data is the scholastic aptitude test and mathematics achievement test. The analysis

    used in this study is t-test and analysis of covariance one lane (Anacova).Based on the analysis we concluded that (1) There is the effect of the application of AIR

    learning model for mathematics learning outcomes of students of class VIII SMP Negeri 8Denpasar school year 2014/2015. (2) There is the effect of the application of learning models

    AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) for mathematics learning outcomes of students afterscholastic aptitude controlled variable in class VIII SMP Negeri 8 Denpasar school year

    2014/2015.

    Keyword:AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) learning model, scholastic aptitude, learningoutcomes.

    PENDAHULUANPendidikan merupakan salah satu aspek

    kehidupan yang memiliki peran sangat pentingdalam usaha membina dan membentuk

    manusia yang berkualitas (Mustagfiri, 2013).Melalui pendidikan diharapkan Negara

    Indonesia dapat mengejar ketinggalan dalambidang sains dan teknologi agar mampu

    bersaing dengan negara yang lebih maju.Selama ini pemerintah selalu berusaha untuk

    meningkatkan mutu pendidikan, tetapi hasilyang dicapai masih belum memuaskan karena

    langkah-langkah yang diterapkan di lapangankurang maksimal. Adapun langkah-langkah

    tersebut berkaitan dengan proses yang terjadi

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    17/112

    111Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    secara langsung di dalam kelas, khususnya di

    sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

    Pembelajaran yang terjadi di kelas

    sebenarnya telah banyak berubah sesuai

    perubahan kurikulum. Namun, kenyataannya

    masih terdapat beberapa sekolah ataupunbeberapa guru yang menerapkan cara lama

    karena situasi dan kondisi di sekolah tersebut.

    Secara khusus adalah pembelajaran matem-

    atika. Pelajaran yang tidak disukai oleh

    sebagian peserta didik yang tidak suka

    menghitung, karena matematika identik

    dengan menghitung angka. Sifat yang identik

    ini memaksa guru untuk lebih banyak

    memberi penjelasan di depan kelas, karena

    memerlukan contoh-contoh dalam penerapan-nya. Kesulitannya adalah tidak semua peserta

    didik dapat menerapkan rumus matematika

    secara langsung dalam memecahkan masalah.

    Hal ini mengakibatkan keaktifan peserta didik

    tidak merata di kelas yang akhirnya ber-

    dampak pada hasil belajarnya.

    Seperti pengamatan awal yang dilakukan

    di SMP Negeri 8 Denpasar, rata-rata nilai hasil

    belajar matematika peserta didik mencapai

    50,75 dan ketuntasan klasikal 50%. Hal initentunya perlu diperbaiki sehingga hasil yang

    diperoleh dapat meningkat. Salah satu faktor

    yang teramati yang menjadi penyebab dari

    permasalahan tersebut adalah dari model

    pembelajaran yang diterapkan. Adapun model

    pembelajaran yang diterapkan oleh guru

    umumnya masih bersifat konvensional dimana

    keaktifan guru lebih besar dibanding peserta

    didik saat di dalam kelas. Hal ini cenderung

    menjadikan suasana belajar menjadi monotondan kurang menyenangkan. Agar tercipta

    pembelajaran yang efektif, perlu adanya

    terobosan-terobosan baru dalam memilih

    model pembelajaran yang tepat. Salah satu

    model pembelajaran yang dapat meningkatkan

    aktivitas peserta didik adalah model pembe-

    lajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repeti-

    tion).

    AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

    merupakan salah satu model pembelajaran

    kontruktivisme (Fatmawati, 2014). AIR

    merupakan salah satu model pembelajaran

    yang cocok diterapkan pada mata pelajaran

    matematika.Auditorybermakna bahwa belajar

    haruslah dengan mendengarkan, menyimak,

    berbicara, presentasi, argumentasi, mengemu-kakan pendapat dan menanggapi.Intellectualy

    bermakna bahwa belajar haruslah mengguna-

    kan kemampuan berpikir dengan konsentrasi

    dan berlatih menggunakannya melalui ber-

    nalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemu-

    kan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan

    masalah dan menerapkan. Sedangkan Repe-

    tition adalah pengulangan/latihan yang dilaku-

    kan melalui pemberian tugas dan kuis.

    Kelebihan dari model pembelajaran ini adalahpeserta didik dengan kemampuan matematika

    yang rendah akan mampu merespons pem-

    belajaran dengan caranya sendiri, sedangkan

    kekurangannya memerlukan waktu yang lebih

    banyak dibandingkan dengan model pembe-

    lajaran konvensional(Widiastuti,2014).

    Keberhasilan dalam pembelajaran tidak

    terlepas dari faktor diri sendiri maupun

    lingkungan. Faktor yang berasal dari luar diri

    peserta didik berupa model pembelajaran,sarana dan prasarana, guru, status ekonomi,

    lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan

    lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor dari

    dalam diri peserta didik berupa kecerdasan,

    minat, motivasi dan bakat. Bakat adalah

    kemampuan dasar seseorang untuk belajar

    dengan waktu yang relatif singkat disbanding-

    kan dengan orang lain. Salah satu jenis bakat

    khusus yang dimiliki seseorang adalah bakat

    skolastik.Bakat skolastik merupakan bakat atau

    kemampuan seseorang dalam bidang

    keilmuan. Bakat skolastik biasanya diukur

    melalui tes yang biasa disebut dengan tes

    bakat skolastik. Tes bakat skolastik ini

    mengujikan empat bidang kemampuan, yaitu

    kemampuan verbal atau bahasa, kemampuan

    di bidang angka, kemampuan di bidang logika,

    dan kemampuan di bidang gambar (Farman,

    2010). Jadi bakat skolastik mencerminkan

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    18/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124112

    bakat dominan seseorang. Jika dikaitkan

    dengan matematika, maka semua bidang

    dalam bakat skolastik memiliki peranan dalam

    memecahkan suatu permasalahan. Sehingga

    bakat skolastik berpengaruh terhadap hasil

    belajar matematika seseorang.Oleh karena itu penerapan model

    pembelajaran AIR sebagai upaya alternatif

    untuk memperbaiki proses dan hasil belajar

    matematika dipandang perlu untuk mengontrol

    bakat skolastik peserta didik sehingga

    kesimpulan yang diperoleh tidak bias. Ber-

    dasarkan penjelasan tersebut, maka penulis

    tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

    judul: Pengaruh Penerapan Model Pembe-

    lajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repe-tition) Terhadap Hasil Belajar Matematika

    dengan Mengontrol Bakat Skolastik Peserta

    Didik.

    Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui (1) Pengaruh penerapan model

    pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

    Repetition) terhadap hasil belajar matematika

    peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8

    Denpasar tahun pelajaran 2014/2015. (2)

    Pengaruh penerapan model pembelajaranAIR(Auditory, Intellectualy, Repetition) terhadap

    hasil belajar matematika peserta didik setelah

    diadakan pengendalian terhadap bakat

    skolastik pada kelas VIII SMP Negeri 8

    Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.

    METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk penelitian eksperimen

    semu (quasi experiment) karena kelompok

    kontrol tidak dapat sepenuhnya untukmengontrol variabel-variabel luar yang mem-

    pengaruhi pelaksanaan eksperimen dan gejala

    yang diselidiki ditimbulkan secara sengaja.

    Desain penelitian yang digunakan adalah

    Nonequivalent Posttest Only Control Group

    Design, karena hanya membandingkan data

    hasil post test dalam analisis data. Dalam

    penelitian ini peneliti menggunakan dua

    kelompok sampel, yaitu kelompok perlakuan

    (kelompok eksperimen) dan kelompok kontrol

    yang disebut sebagai kelompok pembanding

    yang dipilih secara random.

    Populasi di dalam penelitian ini adalah

    seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8

    Denpasar yang terdiri dari 10 kelas, dengan

    total 418 orang. Mengingat banyaknya popu-lasi, maka untuk menentukan anggota sampel

    dalam penelitian ini menggunakan teknik

    random yaitusimple random samplingdimana

    pengacakan dilakukan terhadap kelas yang ada

    dengan cara undian. Berdasarkan hasil random

    diperoleh dua kelas yaitu kelas VIII.C sebagai

    kelas eksperimen dan kelas VIII.D sebagai

    kelas kontrol. Total sampel penelitian ber-

    jumlah 86 orang.

    Penelitian ini menggunakan tigavariabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat,

    dan kovariabel. Dalam penelitian ini yang

    menjadi variabel bebas adalah model pembe-

    lajaran yang dipilah menjadi model pembe-

    lajaran AIR dan konvensional, variabel terikat

    adalah hasil belajar matematika peserta didik

    sedangkan sebagai kovariabel adalah bakat

    skolastik.

    Tahapan penelitian terdiri dari tiga

    tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan danpengakhiran. Penjabaran hal-hal yang dilaku-

    kan pada setiap tahap adalah sebagai berikut.

    (1) Tahap persiapan yaitu menyiapkan ijin

    penelitian, menyiapkan materi pembelajaran

    yang digunakan, menyiapkan rancangan

    pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun

    instrumen penilaian berupa tes hasil belajar

    dan tes bakat skolastik, serta menguji validitas

    dan reliabilitas instrumen. (2) Tahap

    pelaksanaan dilakukan pembelajaran AIRpada kelas eksperimen dan pembelajaran

    konvensional pada kelas kontrol serta

    pemberian tes bakat skolastik pada kelas

    sampel. (3) Tahap pengakhiran/evaluasi

    dilakukan pemberikan post-test pada akhir

    penelitian pada kedua kelompok dengan soal

    yang sama dan dilakukan satu kali.

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian

    ini adalah data tentang bakat skolastik dan

    data hasil belajar matematika. Adapun metode

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    19/112

    113Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    pengumpulan data yang digunakan adalahmetode tes yaitu tes uraian untukpost tesdan

    tes pilihan ganda untuk bakat skolastik,metode observasi yaitu observasi sebelum

    penelitian untuk memperoleh data awal dan

    saat penelitian, dan metode dokumentasi untukmengumpulkan data mengenai populasi dandokumentasi saat pelaksanaan penelitian.

    Sebelum instrumen digunakan, telah diujivaliditas dan reliabilitasnya. Analisis datadalam penelitian ini menggunakan uji-t dananacova.. Sebelum dilakukan uji hipotesis,

    terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaituuji normalitas, uji homogenitas dan uji

    linieritas.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Data yang dikumpulkan dalampenelitian ini adalah data bakat skolastik danhasil belajar peserta didik. Data tersebut

    dikumpulkan dari kelompok eksperimen dankelompok kontrol yang disajikan pada Tabel 1berikut ini.

    Tabel 1. Distribusi Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

    Data Bakat Skolastik Hasil Belajar

    StatistikKelompok

    EksperimenKelompok

    KontrolKelompok

    EksperimenKelompok

    Kontrol

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Mean 75,43 69,07 70,69 63,35

    Modus 77 65 75 45

    Median 75 71 70 60

    Maksimum 90 90 90 85

    Minimum 58 48 48 35

    Panjang Kelas 6 7 7 9

    Banyak Kelas 6 7 7 6

    Standar Deviasi 8,72 10,83 9,81 12,11

    Varians 76,072 117,209 96,263 146,661

    Sebelum dilakukan uji hipotesis, berikutini dipaparkan hasil uji prasyarat analisis.

    1. Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk meya-

    kinkan bahwa uji statistik yang digunakan

    dalam pengujian hipotesis benar-benar bisadilakukan. Jika data tidak berdistribusi normal,maka pengujian hipotesis tidak bisa dilakukan.

    Pada penelitian ini uji normalitas mengguna-kan rumus Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas

    disajikan dalam tabel 2.

    Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas

    No.Kelompok

    Sampel

    Jumlah

    SampelX

    2hitung X

    2tabel Kesimpulan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. X11 43 2,7603 11,070 Normal

    2. X12 43 7,0745 11,070 Normal

    3. X21 43 7,7977 11,070 Normal

    4. X22 43 2,5391 11,070 Normal

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    20/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124114

    2. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk

    mengetahui bahwa perbedaan yang terjadi

    benar-benar disebabkan oleh perbedaan antar

    kelompok bukan perbedaan di dalam

    kelompok. Menghitung homogenitas datadilakukan dengan menggunakan uji F.

    Berdasarkan hasil uji homogenitas data bakat

    skolastik peserta didik diperolehFhitung sebesar

    1,1712 dan nilai Ftabel pada taraf signifikansi

    5% dengan dbpembilang= 40 dan dbpenyebut = 42

    adalah 1,68. Jadi Fhitung < Ftabel maka varian

    kedua kelompok data bakat skolastik

    homogen. Sementara itu, hasil uji homogenitas

    data hasil belajar matematika peserta didik

    diperoleh Fhitung sebesar 1,2114 dan nilai Ftabelpada taraf signifikansi 5% dengan dbpembilang=

    40 dan dbpenyebut = 42 adalah 1,68. JadiFhitung ttabel sehingga Ho ditolak dan menerima

    Ha. Jadi ada pengaruh penerapan model

    pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

    Repetition) terhadap hasil belajar matematika

    peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8

    Denpasar tahun pelajaran 2014/2015. Hasil

    perhitungan terhadap nilai rata-rata menunjuk-

    kan rata-rata hasil belajar matematika pesertadidik kelompok eksperimen adalah 70,69,

    sedangkan rata-rata hasil belajar matematika

    peserta didik kelompok kontrol adalah 59,91.

    Perbedaan nilai rata-rata ini menunjukkan

    bahwa hasil belajar matematika peserta didik

    yang mengikuti model pembelajaran AIR

    (Auditory, Intellectualy, Repetition) lebih baik

    dari hasil belajar matematika peserta didik

    yang mengikuti metode pembelajaran

    konvensional. Kemudian uji statistic jugamenyimpulkan adanya pengaruh model

    pembelajaran AIR, hal ini, membuktikan

    bahwa model pembelajaran mempengaruhi

    hasil belajar matematika itu sendiri.

    Penerapan model pembelajaranAIR(Auditory,

    Intellectualy, Repetition) dapat menumbuhkan

    rasa keingintahuan dalam diri peserta didik.

    Selain itu peserta didik juga merasa lebih

    rileks dan nyaman dalam menyelesaikan

    permasalahan, karena dapat saling berdiskusi

    dan bertukar pikiran dengan teman sejawat.

    Dengan merasa rileks dan tidak merasa

    terbebani, pembelajaran yang diberikan akan

    mudah diserap dan diterima oleh peserta didik.

    Menurut Fatmawati (2014) AIR (Auditory,

    Intellectualy, Repetition) merupakan salah satu

    model pembelajaran yang mengutamakan

    aktivitas peserta didik seperti melatih pen-

    dengaran dan keberanian untuk mengungkap-

    kan pendapat, melatih peserta didik untuk

    memecahkan masalah secara kreatif, dan

    melatih peserta didik untuk mengingat

    kembali materi yang telah dipelajari.

    Hipotesis kedua pada penelitian ini

    dianalisis dengan analisis kovarian satu jalur

    pada taraf signifikansi 5%. Rekapitulasi

    perhitungan analisis dapat dilihat pada Tabel 3

    berikut ini.

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    21/112

    115Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Kovarian Satu Jalur Kelompok Eksperimen dan

    Kontrol

    Sumber Jkres db RK Fe F Interpretasi

    Antar 731,90 1 731,90

    5,096

    3,96

    (5%) SignifikanDalam 11919,68 83 143,61

    Total 12651,58 84

    Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa nilaiFhitungsebesar 5,096 sedangkan nilai Ftabel. Karena

    Fhitung >Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima

    Ha. Hal ini berarti ada pengaruh penerapan

    model pembelajaran AIR (Auditory,

    Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajarmatematika peserta didik setelah variabel

    bakat skolastik dikendalikan pada kelas VIII

    SMP Negeri 8 Denpasar tahun pelajaran

    2014/2015.

    Hal ini disebabkan karena model

    pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

    Repetition) memiliki beberapa keunggulan.

    Keunggulan tersebut diantaranya : (1) peserta

    didik memiliki kesempatan lebih banyak

    dalam pembelajaran dengan mengemukakanidenya, (2) peserta didik dengan kemampuan

    matematika rendah dapat merespon perma-

    salahan dengan cara mereka sendiri, (3)

    pelajaran yang diberikan oleh guru menjadi

    mudah diterima dan dimengerti oleh peserta

    didik. Bakat skolastik memiliki peranan yang

    penting dalam pembelajaran khususnya

    pembelajaran matematika, karena terdapat

    soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan

    numerik serta penalaran logika. Perananpenting bakat skolastik ini tidak mengurangi

    peranan penerapan model pembelajaran AIR

    (Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam

    proses pembelajaran.

    SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil analisis data dan

    pembahasan yang telah dipaparkan, maka

    dapat diperoleh kesimpulan dalam penelitian

    ini sebagai berikut. (1) Ada pengaruh

    penerapan model pembelajaranAIR(Auditory,Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar

    matematika peserta didik kelas VIII SMP

    Negeri 8 Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.

    (2) Ada pengaruh penerapan model

    pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,Repetition) terhadap hasil belajar matematika

    peserta didik setelah variabel bakat skolastik

    dikendalikan pada kelas VIII SMP Negeri 8

    Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.

    Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh

    dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan

    saran-saran sebagai berikut. (1) Diharapkan

    guru matematika khususnya guru matematika

    dapat menjadikan model pembelajaran AIR

    sebagai salah satu alternatif dalam upayameningkatkan hasil belajar peserta didik. (2)

    Kepada pembaca yang berminat dengan model

    pembelajaran AIR diharapkan dapat melan-

    jutkan penelitian ini dengan ruang lingkup

    yang lebih luas sehingga penelitian ini dapat

    lebih meyakinkan.

    DAFTAR RUJUKAN

    Farman, Adi. 2010. Tes Bakat Skolastik.

    Diakses pada tanggal 20 November2014.

    Fatmawati, Anisa. 2014. Penerapan

    Pendekatan Auditory, Intellectualy,

    Repetition (AIR) Pada Materi

    Pertidaksamaan di Kelas X-C SMAN 1

    Kauman Tulungagung. Universitas

    Negeri Surabaya. Jurnal Ilmiah

    Pendidikan Matematika. Vol : 3 No : 2.

    Diakses pada tanggal 28 Februari 2015.

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    22/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124116

    Mustagfiri, Rezza, Sunarko, Muh. Sholeh.

    2013. Komparasi Model Pembelajaran

    AIR dan Ekspositori Terhadap

    Kemampuan Pemecahan Masalah

    Materi Lingkungan. Universitas Negeri

    Semarang : JurnalEdu Geography Vol :

    2 No:1.

    http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/e

    dugeo/article/view/2209/2026 Diakses

    pada tanggal 30 Agustus 2014.

    Widiastuti, A.A Pt Yuni, Suniasih, Ni Wayan,

    Kristiantari, M.G. Rini. 2014. Pengaruh

    Model Auditory Intellectualy Repetition

    Berbantuan Tape Recorder Terhadap

    Keterampilan Berbicara. Universitas

    Pendidikan Ganesha Singaraja : Jurnal

    Mimbar Jurusan PGSD Vol : 2 No : 1.

    http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/

    JJPGSD/article/viewFile/2223/1922

    Diakses pada tanggal 29 Aguatus 2014.

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    23/112

    117Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN TUGAS

    MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR

    Ni Nyoman Parmithi dan I Dewa Ayu Raka Prasindra

    Jurusan/Prodi. Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali

    e-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    Implementation Inquiry Learning Model Aided Learning Outcomes of the Task

    Summarizing.

    The aim of research to determine the effect of the application of duty-assisted inquirylearning model summarizes the results of students learning biology class the second semester

    X SMAN 1 Sukawati school year 2013/2014. The problem studied is the effect of theimplementation of inquiry learning model summarizing the results of the task aided learning

    biology. Type of research is quasi-experimental research, because the control variableinvolved can not fully control the results of research and sample acquisition through

    randomization class rather than individuals. The population consists of 9 classes, the numberof 351 learners. The research sample was randomly assigned by lottery to class technique to

    get two classes (80 students). Data learning outcomes obtained using the test method, such asa description test of 10 questions. Hypothesis testing using t-test technique, based on the

    analysis of data obtained thitung ttable 5.241 and 2.000 with 5% significance test and 78degrees of freedom, so t count> t table. This means that H0 is rejected and Ha accepted. So

    there is the effect of the application of duty-assisted inquiry learning model summarizes theresults of students learning biology class the second semester X SMAN 1 Sukawati school

    year 2013/2014.

    Keywords: Inquiry Learning Model, Task Summarizing.

    PENDAHULUANPendidikan sangat berperan dalam

    pengembangan generasi, serta sebagai upaya

    menyiapkannya agar kelak mampu berperan

    di masyarakat, sehingga diperlukan kualitas

    pendidikan yang memadai sedangkan mutu

    pendidikan di Indonesia diketahui masih

    rendah. Biologi sebagai bagian Sains yang

    mempelajari tentang kehidupan, berperan

    penting dalam membentuk pola berpikir,

    agar peserta didik lebih berkualitas maupunpenerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Observasi pendahuluan di SMA Negeri 1

    Sukawati menunjukan bahwa model

    pembelajaran yang diterapkan dalam

    pembelajaran biologi cendrung menoton

    (kurang variatif). Sebagian besar pem-

    belajaran menggunakan metode ceramah,

    akibatnya peserta didik kurang berminat

    mengikuti pelajaran, bosan dan tidak tertarik.

    Model pembelajaran inkuiri secara teoritik

    dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan

    model ceramah (konvensional) yang ber-

    sandarkan pada teori pembelajaran kognitif.

    Keunggulan model pembelajaran inkuiri

    dapat melibatkan aktivitas seluruh peserta

    didik tanpa harus ada perbedaan status.

    Aktivitas belajar dirancang sedemikian

    sehingga memungkinkan peserta didik dapat

    belajar lebih santai, dapat menumbuhkan

    tanggung jawab, kerja sama, dan rasa per-

    caya diri, sehingga nantinya dapat mening-

    katkan hasil belajar. Dalam penelitian ini,dikaji penerapan model pembelajaran inkuiri

    dibantu dengan pemberian tugas meringkas

    materi pelajaran. Tugas meringkas berman-

    faat membantu meningkatkan pemahaman

    peserta didik, dan membentuk karakter

    bertanggung jawab pada tugas. Berdasarkan

    paparan tersebut, sangat menarik dilakukan

    penelitian untuk mengkaji pengaruh penerap-

    an model pembelajaran inkuiri berbantuan

    tugas meringkas terhadap hasil belajar biologi,

    dengan melakukan penelitian pada peserta didik

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    24/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124118

    kelas X semester II SMA Negeri 1 Sukawati

    tahun pelajaran 2013/2014. Masalah yang

    dikaji yaitu Apakah ada pengaruh penerapan

    model pembelajaran inkuiri berbantuan tugas

    meringkas terhadap hasil belajar biologi.

    Mata pelajaran biologi dikembangkan

    melalui berpikir analitis, induktif, dan

    deduktif untuk memecahkan masalah yang

    berkaitan dengan peristiwa alam kehidupan.

    Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif

    dan kuantitatif menggunakan pemahaman

    matematika, fisika, kimia, dan pengetahuan

    pendukung lainnya. Dalam hubungannya

    dengan pendidikan karakter, mata pelajaran

    biologi juga telah ditetapkan oleh standar

    nasional pendidikan (SNP) (Depdiknas,

    2008). Pada kesempatan ini sub bagianpelajaran yang diambil adalah materi

    ekosistem. Ekosistem merupakan sistem

    ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal

    balik antara makhluk hidup dengan ling-

    kungannya yang tak terpisahkan (Fatih,

    2012). Pembelajaran inkuiri merupakan

    kegiatan pembelajaran yang melibatkan

    secara maksimal seluruh kemampuan peserta

    didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu

    (benda, manusia atau peristiwa) secara

    sistematis, kritis, logis, analitis sehinggamereka dapat merumuskan sendiri pene-

    muannya dengan penuh percaya diri.

    Pembelajaran inkuiri menekankan proses

    mencari dan menemukan. Peran peserta didik

    dalam pembelajaran, mencari dan menemu-

    kan sendiri materi pelajaran sedangkan guru

    berperan sebagai fasilitator dan pembimbing

    dalam belajar. Proses berfikir itu sendiri

    biasanya dilakukan melalui tanya jawab

    antara guru dan peserta didik. Joyce dalam

    Gulo (2005) mengemukakan syarat bagitimbulnya kegiatan inkuiri, yaitu (1) aspek

    sosial di dalam kelas dan suasana bebas-

    terbuka dan permisif yang mengundang

    peserta didik berdiskusi; (2) berfokus pada

    hipotesis yang diuji kebenarannya; dan (3)

    penggunaan fakta sebagai evidensi dan di

    dalam proses pembelajaran dibicarakan

    validitas dan reliabilitas tentang fakta

    sebagaimana lazimnya dalam pengujian

    hipotesis. Pemberian tugas adalah cara yang

    diberikan oleh guru untuk merangsang anak

    didik aktif belajar melaksanakan latihan-

    latihan agar hasil belajar lebih baik. Untuk

    lebih memantapkan pengusaan materi yang

    disampaikan, maka diberikan tugas, misal-

    nya membuat simpulan (generalisasi) dari

    hasil penyampaian ataupun pekerjaan rumah.

    Djuharni dalam Syafruddin (2013) ringkasandiartikan sebagai suatu hasil merangkum

    atau meringkas suatu tulisan atau

    pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih

    singkat dengan perbandingan secara propor-

    sional antara bagian yang dirangkum dengan

    rangkumannya. Merangkum atau meringkas

    suatu bacaan bertujuan untuk menguji

    kemampuan penulis pemula dalam menemu-

    kan pokok-pokok permasalahan sebuah

    tulisan, kemudian menyusun kembali dalamsebuah tulisan yang lebih ringkas.

    Pembelajaran konvensional dimak-

    sudkan sebagai bentuk pembelajaran yang

    selama ini dilakukan secara biasa oleh guru

    dalam proses pembelajaran. Karakteristik

    dalam prosesnya didominasi dengan metode

    ceramah. Sinarno dalam Suryosubroto

    (2009) yang dimaksud ceramah sebagai

    metode mengajar ialah penerangan dan

    penuturan secara lisan oleh guru terhadap

    kelasnya. Selama ceramah, guru dapatmenggunakan alat bantu seperti gambar-

    gambar bagan, agar uraiannya lebih jelas.

    Tetapi metode utama dalam hubungan guru

    dengan peserta didik adalah berbicara.

    Sedangkan peranan peserta didik adalah

    mendengarkan dengan teliti dan mencatat

    yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh

    guru. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar peserta didik

    meliputi faktor internal dan faktor eksternal,

    yaitu faktor yang timbul dari dalam diriindividu itu sendiri, meliputi kecerdasan,

    bakat, minat dan motivasi. Faktor Eksternal

    adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

    hasil belajar yang sifatnya di luar diri,

    meliputi lingkungan keluarga, keadaan

    sekolah dan lingkungan masyarakat (Arifin,

    1991). Berdasarkan masalah dan kajian

    teoritik tersebut dapat dirumuskan dugaan

    (hipotesis) bahwa ada pengaruh penerapan

    model pembelajaran inkuiri dengan

    berbantuan tugas meringkas terhadap hasil

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    25/112

    119Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124

    belajar biologi peserta didik kelas X SMA

    Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran

    20013/20014.

    METODE PENELITIANJenis penelitian yang dilakukan adalah

    eksperimen semu, karena yang diacak adalah

    kelas dan kelompok kontrol tidak dapat

    berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

    variabel-variabel luar yang mempengaruhi

    pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010).Adapun Desain Penelitian yang digunakan

    yaitu Nonequivalent Posttest Only ControlGroup Design. Desain tersebut menunjuk-

    kan terdapat dua kelompok sampel yaitu

    kelompok eksperimen dan kontrol.

    Kelompok eksperimen diberikan perlakuanberupa penerapan model pembelajaran

    inkuiri dengan berbantuan tugas meringkas.

    Pengaruh yang ditimbulkan diukur melalui

    pemberian post-test. Sedangkan kelompok

    kontrol tidak diberikan perlakuan seperti

    kelompok eksperimen, namun dibelajarkan

    dengan metode konvensional, didominasi

    metode ceramah. Mengacu pada Arikunto

    (2006) bahwa populasi adalah keseluruhan

    individu menjadi subjek penelitian, dalam

    penelitian ini berupa seluruh kelas X SMANegeri 1 Sukawati tahun pelajaran

    2013/2014, yang terdiri dari 9 kelas dengan

    jumlah 351 orang. Sampel adalah bagian dari

    populasi yang dipandang sebagai wakil

    populasi. Dalam penelitian digunakan 2 kelas

    sebagai sampel dengan random sampling. Untuk

    menentukan kelompok kontrol dan kelompok

    eksperimen dilakukan pengundian. Langkah

    yang ditempuh yaitu persiapan, pelaksanaan

    dan pengakhiran eksperimen. Hal yang perlu

    dipersiapkan meliputi (a) melakukanobservasi di SMA N 1 Sukawati. (b)

    Menyiapkan perangkat pembelajaran, meli-

    puti media pembelajaran, RPP dan LKS. (c)

    Menetapkan materi pelajaran yang diajarkan.

    (d) Menyiapkan soal tes sebagai alat

    evaluasi. Dalam melakukan pembelajaran di

    kelas/kelompok eksperimen maupun ke kelas

    kontrol dilakukan oleh guru mata pelajaran

    biologi didampingi peneliti sesuai jadwal

    yang telah ditentukan.

    Langkah-langkah pembelajaran kelom-

    pok eksperimen, yaitu (1) Pendahuluan

    dengan melakukan (a) Apersepsi (menyam-

    paikan tujuan pembelajaran); (b) memotivasi

    peserta didik dengan mengajukan pertanya-

    an-pertanyaan sehubungan dengan materi

    pelajaran. (2) Kegiatan Inti, yaitu (a)

    Eksplorasi (membagi kelas menjadi 8

    kelompok @ 5 siswa; selanjutnya menugas-

    kan anggota kelompok untuk membaca,

    mencermati, mengkaji materi yang menjadi

    tugasnya dan memecahkan masalah-masalah

    yang terdapat pada materi tersebut. (b)

    Elaborasi (menugaskan wakil kelompok

    mempresentasikan hasil penelitiannya ter-

    hadap materi kelompok; menugaskan semua

    peserta didik untuk meringkas presentasisemua kelompok. (c) Memberikan penguatan

    pada presentasi tiap-tiap kelompok; member-

    kan hadiah (reward) pada kelompok yang

    presentasinya terbaik. (3) Kegiatan Akhir (a)

    membimbing peserta didik menuju pada

    simpulan; (b) tindak lanjut berupa pemberian

    tugas rumah. Sedangkan pada kelompok

    kontrol adalah pembelajaran konvensional

    dengan langkah-langkah pendahuluan

    hampir serupa dengan kelompok eksperimen,

    hanya pada kegiatan inti berupa, (a)Eksplorasi (menjelaskan materi pelajaran;

    dilanjutkan latihan soal). (b) Elaborasi

    (membimbing mengerjakan soal; membahas

    soal-soal latihan). (c) Konfirmasi (mengajak

    peserta didik merangkum materi pelajaran).

    Sedangkan Tahap akhir berupa tindak lanjut

    dengan memberikan tugas rumah. Pada tahap

    evaluasi, yaitu memberikan posttest pada

    kelompok eksperimen dan kontrol, dilakukan

    hanya sekali setelah perlakuan dengan

    instrument/soal yang sama. Instrumen yangdigunakan untuk mengumpulkan data,

    berupa tes hasil belajar ranah kognitif,

    berupa tes uraian. Pertanyaan dalam tes ber-

    pedoman pada indikator dalam kisi-kisi

    instrumen yang dijabarkan dalam beberapa

    butir soal dan penyusunan butir-butir soal

    didasarkan atas kisi-kisi yang telah disesuai-

    kan dengan landasan teori yang telah dikaji

    dan dikembangkan. Sebelum instrumen

    digunakan, dilakukan uji coba tes kepada

    sekelompok peserta didik. Uji coba

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    26/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124120

    dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan

    reabilitas dari instrumen tersebut sesuai

    dengan mekanisme. Uji coba dilakukandengan memberikan tes kepada kelas yang

    bukan sampel penelitian, yaitu kelompoklain yang masih satu populasi. Uji validitas

    soal digunakan korelasi Pearson ProductMoment dengan angka kasar merujuk pada

    Sugiyono (2013). Hasil perhitungan validitas

    soal untuk variabel hasil belajar biologi

    menunjukan bahwa keseluruhan soal valid

    dari 10 soal yang diberikan. Uji reliabilitas

    soal merupakan ukuran yang menyatakantingkat kekonsistenan suatu soal tes. Untuk

    mengukur tingkat kekonsistenan soal ini

    digunakan perhitungan Alpha Crombach

    mengacu pada Suherman (2003) dan

    Sugiyono (2013). Dari hasil analisis butir

    soal, diperoleh r11 = 0,998. Jika

    dibandingkan dengan nilai Product Moment

    dari n = 40 dengan taraf signifikansi 5%,maka rtabel = 0,316. Terbukti bahwa r11> rtabel.Jadi disimpulkan bahwa semua data yang

    dianalisis dengan metode Alpha Crombach

    adalah reliabel, maka dapat dikatakan soal

    tersebut telah realiabel. Data hasil belajar

    biologi yang merupakan data kuantitatif,dianalisis menggunakan analisis statistik

    parametrik (t-tes). Persyaratan analisis datayang harus dipenuhi adalah 1) uji normalitas

    dan 2) uji homogenitas. Uji normalitas untuknilai hasil belajar biologi peserta didik

    digunakan analisis Chi Kuadrat dan Uji

    homogenitas menggunakan uji varians,

    mengacu pada Sugiyono (2013). Diperoleh

    Chi-Square (X2) = 3,01 Sedangkan untuk

    taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan

    (dk) = k -1= 6 1 = 5, diperoleh X2

    tabel =

    11,070, karena X2tabel > X

    2hit maka Ho

    diterima (data distribusi normal). Uji

    normalitas data untuk kelompok kontrol,diperoleh Chi-Square (X

    2) = 1,47. Sedangkan

    untuk taraf signifikansi 5% dan derajatkebebasan (dk) = k -1= 6 1 = 5, diperoleh

    X2tabel = 11,070, karena X

    2tabel > X

    2hit maka

    Ho diterima (data distribusi normal). Jadi

    baik data kelompok kontrol maupun

    kelompok eksperimen telah tersebar secara

    normal. Uji homogenitas data menggunakanuji varian (F), diperoleh Fhitung= 1,08, dengan

    derajat kebebasan (dk) untuk uji

    homogenitas adalah dkpembilang = 40 -1 =39

    dan dkpenyebut = 40 1=39. Dengan taraf

    signifikasi 5% maka diperoleh Ftabel = 1,69.

    Dengan demikian diperoleh nilai Fhitung ttabel,berarti

    hipotesis alternatif (Ha) diterima dan

    hipotesis nol (H0) ditolak. Ini berarti ada

    pengaruh penerapan model pembelajaran

    inkuiri dengan berbantuan tugas meringkas

    terhadap hasil belajar biologi peserta didik

    kelas X semester II SMA Negeri 1 Sukawati.

    Berdasarkan hasil analisis data di atas

    diperoleh thitung = 5,241, sedangkan t tabelsebesar 2,000 dengan uji signifikansi 5% dan

    derajat kebebasan 78. dengan demikian thitung

    yang diperoleh lebih besar dari t tabel.Berdasarkan hal tersebut maka dapat

    diinterpretasikan bahwa hipotesis nol (Ho)

    yang diajukan ditolak dan menerima

    hipotesis alternatif (Ha). Oleh karena itu,dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh

    penerapan model pembelajaran inkuiri

    dengan berbantuan tugas meringkas terhadap

    hasil belajar biologi peserta didik kelas X

    semester II SMA Negeri 1 Sukawati.

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil analisis data dengan

    t-test dimana thitung= 5,241 dan ttabel= 2,000

    diperoleh bahwa penerapan model pem-

    belajaran inkuiri dengan berbantuan tugasmeringkas berpengaruh positif terhadap hasil

    belajar biologi peserta didik kelas X semester

    II SMA Negeri 1 Sukawati. Temuan tersebut

    diperkuat dengan pencapaian rata-rata nilai

    tes untuk kelompok eksperimen 69,98

    sedangkan kelompok kontrol 57,9. Dari

    analisis t-test diperoleh nilai thitung =5,241

    sedangkan ttabel = 2,000 sehingga thitung > ttabel,

    ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal

    ini berarti ada pengaruh penerapan model

    pembelajaran inkuiri dengan berbantuantugas meringkas terhadap hasil belajar

    biologi peserta didik kelas X semester II

    SMA Negeri 1 Sukawati.

    Pada saat pembelajaran peserta didik

    diberikan materi secara bertahap melalui

    beberapa proses dari mengungkap konsepsi

    awal peserta didik. Konsepsi awal dalam

    pembelajaran terutama dalam pembelajaran

    biologi merupakan hal yang sangat penting

    karena membantu peserta didik dalam proses

    pembelajaran selanjutnya. Model inkuiri

    merupakan kegiatan pembelajaran yang me-

    libatkan secara maksimal seluruh kemam-

    puan peserta didik untuk mencari dan

    menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis,

    logis, dan analitis. Di dalam penerapan

    metode ini dibantu dengan pemberian tugas

    meringkas. Pemberian tugas meringkas

    kepada peserta didik bertujuan membantu

    meningkatkan pemahaman peserta didik dan

    juga dapat membentuk karakter peserta didik

    bertanggung jawab pada hasil tugas yang

    telah dikerjakan.

    Berdasarkan uraian tersebut, secara

    rasional penerapan model pembelajaran in-

    kuiri dapat meningkatkan aktivitas, interaksi

    dan motivasi peserta didik dimana semuanya

    itu adalah faktor-faktor yang sangatmempengaruhi hasil belajar peserta didik

    baik internal maupun eksternal. Hal ini

    sejalan dengan kajian teoritis yang telah di-

    uraikan pada bab II.

    Dilihat dari hasil penelitian yang

    dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar

    yang diperoleh peserta didik pada penerapan

    pembelajaran inkuiri hasilnya lebih baik

    dibandingkan dengan hasil belajar yang

    diperoleh peserta didik pada penerapan

    metode ceramah biasa (konvensional), sehi-ngga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

    biologi menggunakan penerapan model

    pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

    hasil belajar biologi peserta didik kelas X

    semester II SMA Negeri 1 Sukawati Tahun

    Pelajaran 2013/2014.

    SIMPULAN DAN SARAN

    SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan hasil

    analisis data serta hasil pembahasan, makadapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

    penerapan model pembelajaran inkuiri

    dengan berbantuan tugas meringkas terhadap

    hasil belajar biologi peserta didik kelas X

    semester II SMA Negeri 1 Sukawati tahun

    pelajaran 2013/2014.

    SaranBerdasarkan simpulan yang diperoleh

    dalam penelitian ini, maka dapat dikemuka-

    kan saran-saran sebagai berikut:

  • 7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015

    28/112

    Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124122

    1. Bagi guru biologi, dapat menggunakanmodel pembelajaran inkuiri dengan

    berbantuan tugas meringkas sebagaisalah satu alternatif dalam memilih

    model pembelajaran yang akan diguna-

    kan di dalam proses pembelajaran.2. Karena penelitian ini dilaksanakan

    terbatas pada peserta didik kelas X

    semester II SMA Negeri 1 Sukawatitahun pelajaran 2013/2014, maka disa-

    rankan kepada peneliti yang menaruh

    perhatian terhadap pendidikan untuk

    mengadakan penelitian lanjutan dalamruang lingkup yang lebih luas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ani. 2013. Cara Meringkas Yang Baik.http://anissistem. blogspot.

    com/2013/01/ cara-meringkas-yang-

    baik.html. Diunduh pada tanggal 27

    januari 2014.Ard. 2013. Cerdasnet.

    http://cerdasnet.blogspot.com/2013/01/kelebihan-dan-kelemahan-dari-

    metode.html. Diunduh pada tanggal15 mei 2014.

    Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional.Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Arikunto. S. 2006. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

    Rhineka Cipta.Arikunto. S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi

    Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia

    Lengkap. Surabaya: Appolo.

    Depdiknas. 2008. Permendiknas Nomor 22

    Tentang Standar Isi. Jakarta:Direktorat Pembinaan SMA.

    Fatih-io.biz. 2012. Definisi & PngertianEkosistem. http://fatih-

    io.biz.blogspot.com/2012/06/definisi&pengertian-ekosistem.html.

    Diunduh pada tanggal 15 mei 2014.Jumrida Husni. 2013. Metode ceramah.

    http://jumridahusni.blogspot.com/2013/

    06/ metode-ceramah.html. Diunduhpada tanggal 20 Desember 2013.

    Mahmuddin. 2013 hakikat pembelajaran

    biologi. http://mahmuddin.wordpress. com /2013/06/10/ hakikat-

    pembelajaran- biologi di-sekolah.

    Diunduh tanggal 21 Pebruari 2014.

    Paul Eggen. 2012.Strategi dan Modelpembelajaran.Jakarta: Indeks.

    Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta. Rineka Cipta

    Sadirman A. M. 2007. Interaksi danMotivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

    Raja Grafindo Persada.

    Suryosubroto. 2009. Proses Belajar

    Mengajar di Sekolah.Jakarta: RinekaCipta.

    Sugiyono. 2010.Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

    Sugiyono. 2013. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif, dan R&. Bandung:Alfabeta.

    Syafruddin. 201