jurnal biotik, issn: 2337-9812, vol. 2, no. 1, ed. april

15
[38] JENIS JAMUR KAYU MAKROSKOPIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues) Hasanuddin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis jamur makroskopis yang terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Kecamatan Blangjerango Gayo Lues. Metode yang digunakan observasi dan jelajah yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Luas daerah penelitian adalah 5 Ha yang dibagi menjadi 5 stasiun dan pada masing-masing stasiun dibuat 10 transek sehingga jumlah transek 50 dengan panjang 100 m, lebar kiri dan kanan 20 m. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh 28 spesies jamur terdiri dari 18 genus yaitu Ganoderma, Grifola, Hexagonia, Hirchioporus, Pycnoporus, Tremella, Auricularia, Collybia, Coriolus, Hypholoma, Pleurotus, Phylloporus, Marasmius , Clavaria, Clitocybe, Crepidotus, Rigidoporus, Tremidis, Coriolus, Lactarius, Mycena, Clitocybe, Clitocybula, Pluteus, Pleurotus. Anggota genus yang paling banyak ditemukan adalah genus ganoderma 3 spesies. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa jamur makroskopis tersebut layak digunakan sebagai media pembelajaran biologi di sekolah. Kata Kunci: Identifikasi, Jamur Makroskopis dan Media Pembelajaran biologi. ABSTRACT This research was conducted to investigate the species of wood macroscopic fungi in National Park of Gunung Leuser, Blangjerango Gayo Lues. The methods used were direct observation and survey. The area of research was 5 Ha, divided into 5 stations with 10 transect stations for each. So, the number of transects were 50 transect stations with the length of 100 m, the width of the left and right was 20 m. The data were analyzed by descriptive analysis. The result showed that there were 28 species from 18 genera, namely Ganoderma, Grifola, Hexagonia, Hirchioporus, Pycnoporus, Tremella, Auricularia, Collybia, Coriolus, Hypholoma, Pleurotus, Phylloporus, Marasmius, Clavaria, Clitocybe, Crepidotus, Rigidoporus, Tremidis, Coriolus, Lactarius, Mycena, Clitocybe, Clitocybula, Pluteus, Pleurotus. The most common genera found in the location was 3 species from Ganoderma. It can be concluded that the wood macroscopic fungi in National Park of Gunung Leuser, Blangjerango Gayo Lues is suitable to be used for media in learning biology at school. Keywords: Macroscopic Fungi, Biology Learning and Media. PENDAHULUAN umber daya alam hayati Indonesia yang berupa tumbuhan, hewan, dan jasad renik sangat beraneka ragam, jika dibandingkan dengan daerah-daerah tropik lainnya terutama yang terletak di kawasan Amerika Afrika. Keaneka ragaman flora Indonesia tercermin pada kekayaan hutan tropiknya, baik yang terdapat di dataran rendah maupun di dataran tinggi yang menutupi ± 63 % luas daratan Indonesia. Di hutan-hutan inilah sebagaian besar dijumpai tumbuhan yang merambat, berbentuk perdu, pohon dengan berbagai ukuran maupun organisme lain seperti ganggang, lumut dan jamur [1]. Tempat tumbuh jamur di hutan berbeda, ada yang tumbuh pada kayu lapuk, tanah dan seresah. Jamur kayu adalah jamur yang menempel pada pohon kayu yang mengalami proses pelapukan, namun beberapa jenis jamur kayu ada yang tumbuh pada batang yang masih hidup, yaitu menempel pada lapisan luar batang [2]. Peranan jamur kayu di hutan di antaranya adalah sebagai pengurai, bahan makanan, dan obat-obatan. Sebagai pengurai, jamur mampu menguraikan bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, dan senyawa pati dengan bantuan enzim. Jamur menguraikan bahan organik menjadi senyawa yang diserap dan digunakan Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal. 1-76

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

[38]

JENIS JAMUR KAYU MAKROSKOPIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI(Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues)

HasanuddinProgram Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis jamur makroskopis yang terdapat di kawasan TamanNasional Gunung Leuser Kecamatan Blangjerango Gayo Lues. Metode yang digunakan observasi danjelajah yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Luas daerah penelitian adalah 5Ha yang dibagi menjadi 5 stasiun dan pada masing-masing stasiun dibuat 10 transek sehingga jumlahtransek 50 dengan panjang 100 m, lebar kiri dan kanan 20 m. Analisis data dilakukan secaradeskriptif. Hasil penelitian diperoleh 28 spesies jamur terdiri dari 18 genus yaitu Ganoderma, Grifola,Hexagonia, Hirchioporus, Pycnoporus, Tremella, Auricularia, Collybia, Coriolus, Hypholoma,Pleurotus, Phylloporus, Marasmius , Clavaria, Clitocybe, Crepidotus, Rigidoporus, Tremidis,Coriolus, Lactarius, Mycena, Clitocybe, Clitocybula, Pluteus, Pleurotus. Anggota genus yang palingbanyak ditemukan adalah genus ganoderma 3 spesies. Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa jamurmakroskopis tersebut layak digunakan sebagai media pembelajaran biologi di sekolah.

Kata Kunci: Identifikasi, Jamur Makroskopis dan Media Pembelajaran biologi.

ABSTRACT

This research was conducted to investigate the species of wood macroscopic fungi in National Park ofGunung Leuser, Blangjerango Gayo Lues. The methods used were direct observation and survey. Thearea of research was 5 Ha, divided into 5 stations with 10 transect stations for each. So, the number oftransects were 50 transect stations with the length of 100 m, the width of the left and right was 20 m.The data were analyzed by descriptive analysis. The result showed that there were 28 species from 18genera, namely Ganoderma, Grifola, Hexagonia, Hirchioporus, Pycnoporus, Tremella, Auricularia,Collybia, Coriolus, Hypholoma, Pleurotus, Phylloporus, Marasmius, Clavaria, Clitocybe, Crepidotus,Rigidoporus, Tremidis, Coriolus, Lactarius, Mycena, Clitocybe, Clitocybula, Pluteus, Pleurotus. Themost common genera found in the location was 3 species from Ganoderma. It can be concluded thatthe wood macroscopic fungi in National Park of Gunung Leuser, Blangjerango Gayo Lues is suitableto be used for media in learning biology at school.

Keywords: Macroscopic Fungi, Biology Learning and Media.

PENDAHULUANumber daya alam hayati Indonesia yangberupa tumbuhan, hewan, dan jasad reniksangat beraneka ragam, jika dibandingkan

dengan daerah-daerah tropik lainnya terutamayang terletak di kawasan Amerika Afrika.Keaneka ragaman flora Indonesia tercermin padakekayaan hutan tropiknya, baik yang terdapat didataran rendah maupun di dataran tinggi yangmenutupi ± 63 % luas daratan Indonesia. Dihutan-hutan inilah sebagaian besar dijumpaitumbuhan yang merambat, berbentuk perdu,pohon dengan berbagai ukuran maupunorganisme lain seperti ganggang, lumut danjamur [1].

Tempat tumbuh jamur di hutan berbeda,ada yang tumbuh pada kayu lapuk, tanah danseresah. Jamur kayu adalah jamur yang menempelpada pohon kayu yang mengalami prosespelapukan, namun beberapa jenis jamur kayu adayang tumbuh pada batang yang masih hidup, yaitumenempel pada lapisan luar batang [2]. Perananjamur kayu di hutan di antaranya adalah sebagaipengurai, bahan makanan, dan obat-obatan.Sebagai pengurai, jamur mampu menguraikanbahan organik seperti selulosa, hemiselulosa,lignin, protein, dan senyawa pati dengan bantuanenzim. Jamur menguraikan bahan organikmenjadi senyawa yang diserap dan digunakan

Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal. 1-76

Page 2: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[39]

untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Beberapa jenis jamur kayu dapat dijadikansebagai bahan makanan karena mempunyai rasayang enak serta nilai gizi yang tinggi, sedangkansebagai obat-obatan jamur menghasilkanantibiotik tertentu yang berkasiat untukpencegahan penyakit seperti tumor dankanker [3].

Kecamatan Blangjerango merupakan salahsatu kecamatan yang terdapat di Kabupaten GayoLues dengan luas 516,38 Ha. Sebagian besarkecamatan Blangjerango merupakan KawasanEkosistem Leuser yang masih alami dan terdiridari hutan, rawa-rawa dan lahan gambut.Kawasan ini memiliki tingkat keanekaragamanflora dan fauna yang sangat banyak dan terkayadi asia Tenggara. diantaranya yaitu berbagai jenisjamur.

Berdasarkan observasi awal di kawasanTaman Nasional Gunung Leuser khususnya diKecamatan Blangjerango ada dijumpai jamurkayu. Jamur (fungi) adalah nama regnum darisekelompok besar makhluk hidup eukariotikheterotrof yang mencerna makanannya di luartubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Oleh sebab itu, jamur merupakankelompok organisme yang tidak lagi termasukdalam Kingdom Plantae, melainkan membentukdunia jamur atau Regnum Fungi. Jamurmempunyai peranan penting dalam ekosistem,jamur merupakan dekomposer (pengurai) danmenjadi penyeimbang keanekaragaman jenishutan.

Pada pembelajaran Biologi di sekolah,jamur merupakan salah satu konsep yangdiajarkan, sehingga dapat dijadikan sebagai mediapembelajaran. Media adalah berbagai jeniskomponen dalam lingkungan siswa yang dapatmerangsangnya untuk belajar. Tugas guru yangcukup penting adalah menciptakan kondisi yangmemungkinkan siswanya dapat mengetahui danmenguasai ilmu pengetahuan dengan baik.Seorang guru perlu menyadari bahwa proseskomunikasi tidak selalu dapat berjalan denganlancar, bahkan proses komunikasi dapatmenimbulkan kebingungan, salah pengertian ataubahkan salah konsep. Oleh karena itu untukmenghindari dan mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi, makaperlu media pembelajaran. Fungsi media adalahsebagai alat bantu untuk dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, penggunanya harus didukung olehketetapan guru dalam memilih media yang akandipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajarmengajar. Benda tersebut tidak harus dihadirkandiruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsungke objek. Berdasarkan hal tersebut, makadilakukan penelitian dengan tujuan mengetahuijenis-jenis jamur kayu makroskopis di KawasanTaman Nasional Gunung Leuser (TNGL)Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Luessebagai media pembelajaran biologi.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah melakukan pengamatan langsung terhadapobjek ke lokasi penelitian, yaitu di kawasanTaman Nasional Gunung Leuser KecamatanBlangjerango Kabupaten Gayo Lues. Luas tempatpenelitian ini adalah 5 Ha, dengan rincian; 1 Hadaerah Aliran Sungai (DAS), 1 Ha daerah Datar, 1Ha daerah Berbukit, 1 Ha daerah Pegunungan, 1Ha hutan Sekunder. Masing-masing tempattersebut dinyatakan dalam bentuk stasiun. Setiapstasiun dibuat 10 transek sepanjang 100 m. Alatyang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat tulis, GPS, peta lokasi penelitian dan peta plotpenelitian, pisau, parang, kantong plastik, pinset,sarung tangan, alat ukur berupa meteran, kompas,kamera foto, lup, lux meter, termometer udara,termometer tanah, higrometer, dan tali rapia.Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol70%, kertas label, dan akuades.

Data yang diperoleh didata langsung dandifoto. Data tersebut kemudian kemudiandianalisis secara deskriptif yaitu mendeskrisikanciri jamur kayu yang ada dilokasi penelitian dandilengkapi dengan gambar-gambar.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian yang telah dilakukan,

ditemukan 28 jenis jamur kayu makroskopisberdasarkan 5 lokasi penelitian (plot) yaituDaerah Aliaran Sungai (DAS), daerah dataran,daerah hutan sekunder,rkan daerah perbukitan,dan daerah dataran tinggi, disajikan pada Tabel.

Data Tabel 1 menunjukkan bahwa, kawasanhutan sekunder ditemukan paling banyak jenisjamur makroskopis. Hal ini diduga disebabkanoleh adanya perbedaan keadaan lingkungan. Padadaerah hutan sekunder habitatnya sudahmengalami perubahan dan banyak pohon-pohon

Page 3: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[40]

yang tumbang, sehingga menjadi mediapertumbuhan jamur. Menurut Vickery disitasioleh Wusmara (1991), lingkungan daerah yangsedang mengalami tahapan klimaks akibat suksesimemiliki kondisi yang berbeda dengan daerahtertutup dalam hal tumbuhan pionir, tanah,

temperatur, kelembapan udara, intensitas cahaya,dan kecepatan angin yang kesemuanyaberpengaruh terhadap kondisi vegetasi.

Pada daerah hutan sekunder yang tertutuplingkungannya lebih lembab, serta teduh olehnaungan pohon-pohon yang tumbuh di daerah ini.

Tabel 1. Hasil Penelitian Berdasarkan Plot PengamatanPlot Genus Spesies

Daerah Aliran Sungai(A)

Ganoderma 1. Ganoderma applanatumGanoderma 2. Ganoderma lucidumGrifola 3. Grifola frondosaHexagonia 4. Hexagonia tenuisHirchioporus 5. Hirchioporus abietinusHypholoma 6. Hypholoma sublateritiumMycena 7. Mycena hiemalisPleurotus 8. Pleurotus ostreatusPycnoporus 9. Pycnoporus sanguinesTremella 10. Tremella fuciformis

Hutan Sekunder(B)

Auricularia 11. Auricularia auricularCollybia 12. Collybia aureaCoriolus 13. Coriolus pubescensGanoderma 14. Ganoderma applanatumGanoderma 15. Ganoderma lucidumGanoderma 16. Ganoderma spGrifola 17. Grifola frondosaHexagonia 18. Hexagonia tenuisHypholoma 19. Hypholoma sublateritiumPleurotus 20. Pleurotus ostreatusPhylloporus 21. Phylloporus rhodoxanthusPycnoporus 22. Pycnoporus sanguinesMarasmius 23. Marasmius androsaceusMycena 24. Mycena hiemalisClavaria 25. Clavaria zippellii

Dataran(C)

Collybia 26 Collybia aureaCoriolus 27. Coriolus pubescensGanoderma 28. Ganoderma applanatumGanoderma 29. Ganoderma lucidumGanoderma 30. Ganoderma spHirchioporus 31. Hirchioporus abietinusHypholoma 32. Hypholoma sublateritiumClitocybe 33. Clitocybe dicolorCrepidotus 34. Crepidotus fusisporus var. rameusRigidoporus 35. Rigidoporus microporusTremidis 36. Tremidis spPluteus 37. Pluteus boudieri

Perbukitan(D)

Clitocybe 38. Clitocybe decembrisClitocybula 39. Clitocybula lacerateCoriolus 40. Coriolus versicolorGanoderma 41. Ganoderma spHirchioporus 42. Hirchioporus abietinusLactarius 43. Lactarius gerardii var. subrubescensMycena 44. Mycena hiemalisClavaria 45. Clavaria zippellii

Dataran Tinggi(E)

Clitocybula 46. Clitocybula lacerateCoriolus 47. Coriolus versicolorPluteus 48. Pluteus depauperatusPleurotus 49. Pleurotus pulmonarius

Sumber: Data Primer (Hasil penelitian)

Page 4: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[41]

Akibat intensitas cahaya matahari sedikit sekalimasuk. Pada saat hujan, air ditahan oleh akar-akartumbuhan serta kanopi yang lebar menyebabkanudara disekitar daerah ini menjadi lebih dinginkarena uap air tidak terlepas secara bebas,sehingga bertambah kelembaban dantemperaturnya menjadi rendah. Menurut Joachimdan Daldjoeni (1987). Pada hutan-hutan lebat,sinar matahari langsung tertahan oleh pucuk-pucuk pohon, sehingga hampir tidak ada sinarmatahari yang langsung sampai ketanah,akibatnya suhu tanah tidak bertambah (tinggi).Daerah demikian penguapan air secara praktishanya dilakukan oleh pohon saja, sehinggapermukaan tanah akan tetap lembap, kebanyakanjamur tumbuh antara 0oC sampai 35oC, tetapitemperatur optimum untuk pertumbuhan jamuradalah 20-30oC.

Persebaran yang tinggi dapat jugadisebabkan oleh pemencaran alatperkembangbiakannya, yaitu spora. Penyebaranspora jamur terutama dibantu oleh angin. MenurutPolunin (1990), spora itu sangat kecil dan mudahsekali diterbangkan oleh angin, spora mampubertahan terhadap suhu rendah dan kekeringanyang dapat memperpanjang hidupnya, jikaditerbangkan oleh angin dalam jarak yang palingjauhpun masih tetap hidup dan mampuberkecambah bila jatuh atau melekat pada kondisiyang cocok [2].

Jenis jamur kayu yang ditemukan tersebarberdasarkan plot yang telah ditentukan. Padadaerah aliran sungai ditemukan 6 jenis jamur,pada daerah hutan sekunder ditemukan 9 jenisjamur, pada daerah dataran ditemukan 6 jenisjamur, pada daerah perbukitan terdapat 4 jenisjamur, dan pada daerah dataran tinggi terdapat 3jenis jamur.

Jenis jamur yang tumbuh di daerah aliransungai antara lain Ganoderma lucidum, Grifolafrondosa, Hexagonia tenuis, Pycnoporussanguines, dan Tremella fuciformis. Sedangkanjamur kayu yang tumbuh di daerah hutansekunder adalah Auricularia auricular, Collybiaaurea, Coriolus pubescens, Hypholomasublateritium, Pleurotus ostreatus, Phylloporusrhodoxanthus, Polyporus brittonii, Marasmiusandrosaceus, Clavaria zippellii. Jamur kayu yangterdapat di daerah dataran yaitu Clitocybe dicolor,Crepidotus fusisporus var. rameus, Ganodermaapplanatum, Rigidoporus microporus, Tremidis

sp, dan Pluteus boudieri. Jamur kayu ang terdapatdi daerah perbukitan adalah Coriolus versicolor,Lactarius gerardii var. subrubescens, Mycenahiemalis, dan Clitocybe decembris. Sedangkanjamur kayu yang terdapat di daerah pegununganadalah Clitocybula lacerate, Pluteusdepauperatus, dan Pleurotus pulmonarius.

Berdasarkan hasil tersebut, dapatdisimpulkan bahwa daerah hutan sekundermerupakan daerah yang banyak ditumbuhi jamur.Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yangsangat mendukung yaitu pH tanah 5,4, suhu 220C,kelembapan 70%, kecerahan 520x10, danketinggian 1800 mdpl. Jamur sangat cocok hidupdi daerah yang teduh, sejuk, dan lembab sepertiyang terdapat pada hutan sekunder karena hutansekunder merupakan habitat jamur dengantemperatur 30 oC.

Daerah dataran tinggi merupakan daerahyang sedikit ditumbuhi jamur hal ini dikarenakanpada daerah pegunungan telah mencapaiketinggian >3000 mdpl sehingga lingkungannyakurang mendukung untuk pertumbuhan jamur,adapun pH-nya yaitu 4,8, suhu 130C, kelembaban70%, dan kecerahan 80x10. Kondisi lingkunganpada dataran tinggi kurang cocok untuk habitatjamur kayu sehingga tidak banyak jenis yangditemukan. Hal ini disebabkan kurangnya airsehingga beberapa jenis jamur tidak dapat hidup.Jamur dapat tumbuh baik di daerah beriklimdingin maupun panas dengan suhu optimumantara 20-280C. Beberapa faktor lainnya adalahkebutuhan sinar matahari tidak langsung,kelembaban udara, suhu dan sirkulasi udara.Jamur akan tumbuh dan berkembang dengan baikpada suhu 160C, kelembapan 97% serta pHoptimum antara 5-7,5”.

Jamur memiliki banyak manfaat dalamkehidupan seperti untuk makanan yang bergizitinggi, untuk kesehatan, dan bahan obat-obatan.Jamur yang berguna untuk kesehatan sepertiGanoderma, Grifola, Tremella, Coriolus, danPleurotus. Sedangkan jamur yang dapat dimakanantara lain Hexagonia, Auricularia, Collybia,Phylloporus, Mycena, Clitocybula, dan Pleurotus.Selain memiliki manfaat yang dapat dimakan,beberapa jenis jamur juga bersifat racun, sepertiHypholoma, Pleurotus, Marasmius, Clavaria,Clitocybe, Crepidotus, Clitocybula, Collybia,Mycena, Tremidis, dan Pluteus. Adapula jamuryang merugikan seperti Rigidoporus, jamur ini

Page 5: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[42]

menyebabkan kematian pada tumbuhan lainseperti kina, pinus, dan karet.

Deskripsi Jenis Jamur yang DitemukanGanoderma lucidum

Pada lokasi penelitian ditemukan jamurGanoderma dengan species Ganoderma lucidum.Jamur ini dikenal dengan nama jamur merah, olehkarena itu warna jamur ini merah dan mengkilat.Bentuk jamur ini seperti kipas dengan diameterantara 5-8 sentimeter. Tubuh buahnya kerasdengan permukaan yang tidak rata danpinggirannya bergelombang. Jamur ini memilikibatang yang kokoh untuk hidup di batang kayuyang keras dan lembab.

Gambar 1. Ganoderma lucidum

Jamur Ganoderma mudah ditemui dilingkungan kita, Ganoderma biasanya tumbuhpada batang kayu yang masih hidup ataupun yangsudah mati. Banyak orang tidak menyadari bahwasebenarnya Ganoderma memerlukan lingkunganyang panas dan lembab, yaitu dengan suhu antara26-27 derajat Celsius untuk tumbuh. Oleh karenaitu, banyak jamur Ganoderma yang tumbuh liar dihutan. Jamur ini memiliki sifat rasa pedas, pahit,dan hangat. Mengonsumsi jamur ini memilikiefek bersifat melindungi organ tubuh,membangun, mengobati, dan berdampak positifterhadap penyembuhan organ tubuh yangsakit [4].

Grifola frondosaBentuk Grifola frondosa, keriting dan

berongga-rongga, semakin tua usianya, semakinbesar jalinan rongganya dan semakin keras pulatubuh buahnya. Jamur ini tumbuh di batang kayuyang tua yang lembab dan cenderung basah.Warnanya sangat bervariasi mulai dari putih,krem kecoklatan, hingga coklat tua.

Jamur Grifola atau yang dalam BahasaJepang disebut Maitake, merupakan jamur yangselalu tumbuh di tempat yang sama untuk kurun

Gambar 2. Grifola frondosa

waktu beberapa tahun berturut-turut. Jamur initumbuh berkelompok-kelompok hingga menjadibesar.

Besar tubuhnya bisa mencapai 60centimeter. Jamur ini berwarna coklat keabu-abuan, permukaannya mengeriting serta luas.Pertumbuhan jamur ini berongga, terdapat satusampai tiga rongga per milimeternya. Susunantubuh buah yang berongga-rongga tersebutmemiliki struktur bercabang-cabang sehinggaterlihat seperti jamur yang sudah tua. Penelitianmenunjukkan bahwa mengonsumsi sangat baik,karena jamur Grifola memiliki kemampuanmengatur tekanan darah, glukosa, insulin,kolesterol, dan menurunkan berat badan.

Hexagonia tenuisJamur ini tumbuh melekat pada batang kayu

yang sudah mulai tua dan lapuk serta ditumbuhioleh tumbuhan lain. Bentuk jamur ini sepertikerang dengan diameter sekitar 4 centimeter.Jamur ini berwarna putih susu dan memilikilingkaran tahunan yang berlapis-lapis. Tubuhbuah dan spora cetaknya berwarna putih. Dalamkeadaan kering, jamur ini akan berkerut danberwarna kecoklatan, namun apabila kondisikembali stabil dan lembab, warnanya akankembali menjadi krem keputih-putihan dan segar.Jamur ini tidak berasa dan tidak berbau.

Gambar 3. Hexagonia tenuis

Jamur Hexagonia memiliki lingkarantahunan yang menunjukkan usianya. Bentuknya

Page 6: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[43]

hampir bulat seperti kerang dan agakmembungkuk ketika dalam keadaan kemarau.Pori-pori permukaannya berwarna putih susu,kebiru-biruan, hingga keabu-abuan. Jamur inisering ditemui pada kayu yang masih hidup,kemudian jamur ini menyebabkan kayu tersebutmenjadi lapuk dan mati. Beberapa species jamurHexagonia dapat dikonsumsi, namun ada jugayang tidak karena mengadung racun [5].

Hirchioporus abietinusPada lokasi penelitian ditemukan jamur

dengan Hirchioporus dengan speciesHirchioporus abietinus. Jamur ini mempunyaitubuh buah tipe aplanate. Bentuknya sepertilingkaran yang hampir sempurna, warnanyacoklat kehitaman, pinggirannya bergelombang,kasar dan bergaris melingkar berwarna putih,lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan dantumbuh menempel pada kayu keras danmempunyai diameter 9-10 sentimeter.

Gambar 4. Hirchioporus abietinus

Pycnoporus sanguinesPada penelitian ditemukan jamur

Pycnoporus dalam species Pycnoporussanguineus. Warnanya kuning kemerah-merahanbercampur jingga, mempunyai tubuh buah yangduduk atau tidak memiliki batang, bentuknyahampir seperti lingkaran yang sempurna denganpermukaan yang agak rata dan pinggirannyamengeriting. Daging buahnya agak keras, makinke tepi daging buahnya makin tipis, sertapermukaannya mengkilat. Diameter tubuhnyaberkisar antara 4-5 cm dan tumbuh pada batangkayu hidup yang lembab.

Jamur Pycnoporus merupakan jamurberacun, sehingga tidak dapat dimakan. Jamur inimemiliki warna yang mencolok seperti kuningkemerah-merahan hingga merah tua membuatnyamudah diidentifikasi.

Biasanya jamur ini hidup di kayu-kayu yanglapuk dan lembab. Bentuk jamur ini hampir

Gambar 5. Pycnoporus sanguineus

membentuk lingkaran dengan permukaan yanglicin dan pinggiran yang tipis dan keriting. Dagingbuahnya tebal, agak keras, serta permukaannyamengkilat [6].

Tremella fuciformisJamur Tremella dikenal dengan nama jamur

kuping putih. Tremella adalah salah satu Speciesdengan tubuh buah seperti berbentuk rumbai-rumbai, bergerigi, dan tidak beraturan. Warnanyaada yang krem, ada yang putih dan ada juga yangbening seperti agar-agar. Jamur ini tumbuhdengan menempelkan tubuh buahnya dipermukaan kayu yang sudah lapuk dari pohonyang berdaun lebar.

Bentuknya seperti helaian daun yangterpisah dari batangnya dengan panjang 3-4sentimeter. Jamur ini berwarna putih kekuning-kuningan dengan pinggiran berumbai keriting.Tubuh buahnya langsung menempel pada batangkayu yang lembab, tanpa batang. Jamur initermasuk jamur yang lunak, permukaannya tidaklicin tetapi juga tidak kasar, tapi agak bergetahkarena mengandung zat seperti jeli.

Gambar. 6. Tremella fuciformis

Jamur ini dapat dimakan, salah satunyaadalah sebagai bahan baku agar-agar, apabilasudah dikeringkan jamur ini menjadi sangatmengkerut, maka harus direndam terlebih dahuludi dalam air sebelum diolah menjadi bahanmakanan. Jamur lebih banyak dijual dalam bentukkering dan sering digunakan untuk membuat

Page 7: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[44]

hidangan pencuci mulut. Jamur kuping putih initidak memiliki rasa, namun jamur ini dikonsumsikarena teksturnya yang kenyal seperti jeli danbermanfaat bagi kesehatan.

Auricularia auriculaPada lokasi penelitian ditemukan jamur

Auricularia dengan species Auricularia auricula.Jamur tersebut memiliki tubuh buah duduk ataulangsung menempel seperti telinga pada batangkayu, warnanya krem keputih-putihan. Jamur inidalam kondisi basah mirip seperti agar-agar,sedangkan bila dikeringkan menjadi kerupangmengkerut kecil dan apabila direndam beberapasaat air panas akan mekar kembali.

Gambar 7. Auricularia auricula

Jamur Auricularia sering juga disebutdengan jamur kuping karena bentuknya yangseperti telinga. Jamur ini tumbuh liar ditempat-tempat yang lembab, terutama pada batang kayuyang basah dan lapuk. Bentuknya seperti jelidengan warna putih, kuning, ungu, kecoklatan,atau warna hitam. Tekstur penyusun tubuhnyakenyal, dan paling sering ditemukan pohon tuayang sudah mati, tetapi juga yang hidup padapohon yang masih hidup. Banyak jenis Speciesjamur ini dapat dikonsumsi karena mengandunggizi tinggi dan rasanya yang lezat, selain itu jamurini juga sering digunakan sebagai bahan obattradisional karena diketahui mempunyai sifatantikoagulan yang baik untuk kesehatan [7].

Collybia aureaJamur ini berwarna kuning dengan tudung

berbentuk cembung dan memiliki titik pusat padatudungnya. Permukaan jamur ini mengkilatseperti dilapisi lilin dan pinggirannya rata danlicin. Jamur ini memiliki batang berbentuksilinder berwarna kuning kecoklatan. Jamur initidak berbau.

Jamur Collybia biasanya memiliki sporacetak dengan warna yang mencolok seperti

Gambar 8. Collybia aurea

kekuning-kuningan, merah, dan kuning kemerah-merahan. Jamur ini memiliki tudung berbentukklok dan memiliki batang untuk menopangtudungnya. Jamur ini sering ditemukan hidupberkelompok-kelompok pada kayu yang hidupdan kayu yang membusuk. Jamur jenis ini dapatdimakan tetapi ada juga yang beracun. Sporanyaberlapis putih, ellipsoid, halus, dan inamyloid.

Cariolus pubescensTubuh buahnya berbentuk aplanate dengan

warna bervariasi yaitu kuning, coklat, coklat tua,dan pinggirnya berwarna putih. Mempunyai garismelingkar seperti lingkaran tahunan,permukaannya licin dan kering. Mempunyaidiameter 10-11 sentimeter. Permukaan jamur inilicin dan halus serta tipis. Jamur ini tumbuh padadaha kayu yang tandus.

Gambar 8. Coriolus pubescens

Jamur Coriolus biasanya membentukkelompok besar, tumpang tindih satu sama lain,namun ada juga yang tumbuh individual di batangkayu. Permukaan Coriolus halus seperti beledudan ada juga yang licin. Warnanya sangatbervariasi, hitam kehijauan, biru keabu-abuan,abu-abu kecoklatan atau kuning kecoklatan,berpadu dengan krim keputihan. Rasa dan bautidak istimewa. Tubuh buah berbentuk bundartajam, putih, lampu kekuning-kuningan ataucoklat. Sporanya berwarna kekuning-kuningandan ellipsoid. Habitat pada daun kayu dan hidupsepanjang tahun [8].

Page 8: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[45]

Hypholoma sublateritiumPada lokasi penelitian ditemukan jamur

Hypholoma dengan species Hypholomasublateritium. Jamur ini hidup dalam kelompokbesar yang saling tumpang tindih dan bertingkat-tingkat pada batang kayu tua. Warnanya kuningkecoklatan dengan tudung bulat cembung danmemiliki batang yang relatif pendek terhadaptubuhnya. Permukaannya licin seperti beludru danmengandung minyak sehingga membuatnyatampak mengkilat.

Gambar 10. Hypholoma sublateritium

Jamur ini merupakan jamur yang mudahdikenali karena warnanya yang mencolok sepertimerah bata. Jamur ini tumbuh di sekitar tunas-tunas kayu yang lembab. Jamur jenis ini memangtidak mengandung racun, namun digolongkan kedalam jamur yang tidak dapat dimakan karenarasanya yang pahit dan bau yang tidak sedap.Jamur ini berkembang secara berkelompok-kelompok dalam jumlah yang besar. Tudungnyakira-kira berukuran 4-10 cm, berbentuk cembungdan kadang-kadang hampir rata. Permukaannyaberminyak, halus, kering atau basah. Daging buahberwarna putih kekuning-kuningan, sedangkanmenuju ke dasar batangnya warna menjadicokelat kemerahan. Batangnya pucat keabu-abuan, seiring dengan perubahan usia, batangnyamenjadi ungu keabu-abuan, dan tumbuhberdekatan satu sama lain. Jamur ini dapatdikonsumsi dan bercita rasa pedas [9].

Pleurotus ostreatusTubuh buahnya memiliki batang yang

berada di pinggir (pleurotus) dan bentuknyaseperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tirammempunyai nama binomial yaitu Pleurotusostreatus. Jamur ini berwarna putih denganpermukaan yang halus dan pinggirannya yanghampir rata dan agak bertekuk ke dalam. Jamurini hidup di kayu yang hidup.

Gambar 11. Pleurotus ostreatus

Jamur Pleurotus adalah jamur pangandengan tudung berbentuk setengah lingkaranmirip cangkang tiram dengan bagian tengah agakcekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuhbuah mempunyai bermacam-macam warna, darihitam, abu-abu, coklat, hingga putih denganpermukaan yang hampir licin dengan diameter 5-10 sentimeter. Tepi tudung Pleurotus mulus, tetapisedikit berlekuk ke dalam. Miselium berwarnaputih dan bisa tumbuh dengan cepat. Di alambebas, jamur tiram bisa dijumpai hampirsepanjang tahun di hutan pegunungan daerahyang sejuk. Tubuh buahnya terlihat salingbertumpuk dipermukaan batang pohon yangsudah melapuk atau batang yang sudah ditebang.Jamur liar di alam bebas dilarang keras untukdimakan kalau tidak dapat dibedakan ciri-cirijamur beracun dengan jamur liar yang bisadikonsumsi. Berbagai jenis jamur juga memilikirasa yang tidak enak, walaupun tidak beracun danbisa dimakan [10].

Phylloporus rhodoxanthusJamur ini dijumpai dalam dua atau tiga

kelompok yang membentuk rak-rak. Tubuhbuahya berwarna kuning kemerahan dan bergaris-garis lateral pada bagian atasnya. Pada sisi bawahdapat dilihat pori-pori yang khas dari genusPolyporus yang menghasilkan spora cetakberwarna putih.

Gambar 12. Phylloporus rhodoxanthus

Page 9: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[46]

Jamur dengan genus Phylloporus berbentukcembung, warnanya terang coklat kemerah-merahan atau kuning zaitun. Permukaanya keringdan layu seperti beledu. Tudung jamur ini luas,tebal, dan sering bercabang serta terdapat pori dibatangnya. Daging buah berwarna kusamkekuning-kuningan dan berbau tidak sedap,namun termasuk jamur yang dapat dimakankarena mengandung gizi yang cukup baik. Jamurini berperan penting pada ekosistem tanah, tetapiada juga yang bersifat parasit pada tumbuhan. Baujamur ini menyerupai semangka sehinggabermanfaat sebagai pembuat asense semangka[11].

Ganoderma sp.Jamur ini berbentuk setengah lingkaran dan

memiliki lingkaran tahunan. Warnanya bervariasi,mulai dari merah, putih, krem, hingga merahkecoklatan. Jamur ini bertubuh buah tipis, namunagak keras dengan permukaan yang kasar.Ganoderma sp tumbuh pada kayu yang lembab.

Gambar 13. Ganoderma sp.

Jamur Ganoderma mudah ditemui dilingkungan kita, Ganoderma biasanya tumbuhpada batang kayu yang masih hidup ataupun yangsudah mati. Banyak orang tidak menyadari bahwasebenarnya Ganoderma memerlukan lingkunganyang panas dan lembab, yaitu dengan suhu antara26-27 0C. Jamur ini memiliki sifat rasa pedas,pahit, dan hangat. Mengonsumsi jamur inimemiliki efek bersifat melindungi organ tubuh,membangun, mengobati, dan berdampak positifterhadap penyembuhan organ tubuh yang sakit[4].

Marasmius androsaceusPada lokasi penelitian ditemukan jamur

Marasmius dengan species Marasmiusandrosaceus. Jamur tersebut memiliki batangpanjang dan kecil, memiliki daging buah yangtipis berbentuk lingkaran, berwarna coklat tua,

coklat muda, dan putih, serta pinggirannya yangtidak rata. Jamur ini hidup di batang kayu yangtelah mati dan lembab.

Gambar 14. Marasmius androsaceus

Nama Marasmius berasal dari bahasaYunani, yaitu Marasmos, yang berartipengeringan keluar, artinya jamur ini dalamkeadaan tertentu dapat mengering, tetapikemudian dapat kembali lembab apabilalingkungan kembali stabil. Jamur Marasmiusumumnya berbatang panjang dan bertudung kecil.Bentuknya ada yang cembung dan ada pula yangberbentuk rata dengan permukaan berkerut,berwarna merah muda putih, krem kecoklatan,dan memiliki bagian puncak yang dapatdibedakan warnanya. Batangnya berwarna hitam,berambut rambut, kaku dan agak keras.Dagingnya ada yang tipis dan ada juga yang tebalsesuai dengan tudungnya dengan spora cetakberwarna putih. Biasanya jamur ini ditemui padaranting dan daun mati dengan mengaitkanmyceliumnya. Jamur jenis ini termasuk jamuryang tidak dapat dimakan karena mengandungracun.

Clavaria zippelliiPada lokasi penelitian ditemukan jamur

Clavaria dengan species Clavaria zippelli. JenisSpecies ini memiliki tubuh buah duduk,menempel pada batang kayu yang ditumbuhinya.Bentuknya bercabang-cabang dan berongga-rongga hingga banyak dan berlapis-lapismenyerupai karang. Tubuh buahnya berwarnadasar putih dan berbintik-bintik. Beberapa SpeciesClavaria bersifat racun dan tidak dapatdikonsumsi.

Jamur Clavaria biasanya disebut jamurkarang karena bentuknya yang keriting danbertumpuk seperti karang. Menurut para ahli,pada umumnya semua jamur tergolong dalamgenus Clavaria sebelum keluar split, namun

Page 10: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[47]

Gambar 15. Clavaria zippellii

setelah tumbuh split, jamur akan membentuksuatu tubuh buah dan batang tertentu yang identikdengan suatu genus. Tampilan Clavaria identikdengan warna cerah seperti kuning dan putih, danbiasanya Clavaria dewasa tumbuh di hutan. Jamurjenis ini ada yang bersifat saprofit padapembusukan kayu, ada yang bersifat apifit, danada juga yang bersifat parasit.

Clitocybe dicolorPada lokasi penelitian ditemukan Clitocybe

dengan species Clitocybe discolor. Jamur iniberbentuk bulat kecil dengan diameter 1-2sentimeter dan bertudung seperti payung danmemiliki batang. Warna tudungnya putih danmemiliki titik puncak berwarna krem kecoklatan.Permukaannya bersegmen-segmen dan kasardengan pinggiran yang halus merata. Jamur initumbuh di ranting kayu yang kecil dan hanyaditemukan dalam kelompok kecil.

Gambar 16. Clitocybe dicolor

Jamur Clitocybe bentuknya ada yangcembung, ada yang datar datar, dan ada juga yangsedikit tertekan ke pusatnya. Permukaannya agaksedikit ketat dan apik. Warnamya putih pucat danagak keabu-abuan. Jamur ini memiliki batangberbentuk silinder tapi kadang-kadang agaksedikit kurus. Jamur ini hidup dalam peti atauhumus dari kayu keras tapi kadang-kadangtumbuh pada ranting kayu yang kecil. Jamur inimemiliki aroma yang tidak sedap dan tergolongke dalam jamur yang tidak dapat dikonsumsi [12].

Crepidotus fusisporus var. rameusPada penelitian ditemukan Crepidotus

dengan species Crepidotus fusisporus var.rameus. Bentuknya kecil dengan permukaan licin,lembut, dan halus, garis-garisnya berwarna putihkecoklatan dan batangnya belum sempurna. Padasaat muda, batangnya berwarna putih bersih, danketika membesar, batangnya semakin tua danberwarna kecoklatan. Jika dilihat pada malam harijamur tersebut mengeluarkan cahaya. Jamur iniditemukan pada batang kayu keras yang sudahpatah khususnya pada bagian yang telahmembusuk.

Gambar 17. Crepidotus fusisporus var. rameus

Jamur Crepidotus merupakan jamur kecilyang biasanya hanya berukuran 0,5– 2 sentimeter.Tudung awalnya berwarna putih danpermukaannya licin, namun seiring denganbertambahnya usia, tudung semakin berwarnakrem kecoklatan dan semakin kasar dan kering.Tubuh buahnya kecil dan berwarna putih bersih.Jamur ini memiliki batang yang kurus danpanjang sesuai besar kecilnya tudung. Semakinbesar tudung yang ditopang, semakin besar pulabatangnya. Jamur ini tergolom ke dalam jamuryang tidak dapat dikonsumsi.

Ganoderma applanatumTubuh buahnya berbentuk hampir lingkaran

seperti kipas, himenephore merupakan bulu-bulu(pori) yang jika dilihat dari luar berupa lubang-lubang. Sisi dalam lubang-lubang itu dilapisihimenium. Jamur ini dapat berumur beberapatahun dengan membentuk lingkaran-lingkarantahunan. Tiap-tiap lingkaran tahunan memilikivariasi warna mulai dari putih, krem, putih susu,hingga coklat muda, namun lapisan bawahnyahanya berwarna putih saja.

Jenis jamur Ganoderma identik denganbentuknya yang besar dan keras. Ketika masihmuda, jamur jenis ini berwarna putih, namun

Page 11: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[48]

Gambar 18. Ganoderma applanatum

semakin tua warna akan semakin merah dankecoklatan. Jamur ini hidup di pohon dan dapatmenyebabkan kerusakan dan kematian padabeberapa jenis pohon yang ditumbuhinya. Tetapijamur ini juga bermanfaat, yaitu sebagai mediauntuk lukisan. Bila permukaannya digosok, makaakan terjadi perubahan dari terang ke gelap danterlihat garis bayangan.

Rigidoporus microporusJamur ini dikenal dengan nama jamur akar

putih. Warna jamur ini bervariasi, mulai dari ungukuning, merah, krem, dan putih. Pinggirannyaagak bergerigi serta permukaannya tidak halusdan agak bergerigi.

Gambar 19. Rigidoporus microporus

Jamur Rigidoporus tergolong jamur yangmengganggu tanaman, seperti tanaman karet,kina, dan pinus. Apabila telah terserang jamur ini,maka tanaman tersebut akan mati. Rigidoporusmempunyai tubuh buah berbentuk aplanate,warna berpariasi yaitu coklat, coklat tua, putih,pinggirnya tidak merata (bergerigi), bentukpermukaannya setengah lingkaran, dan tumbuhpada batang kayu hidup.

Tremidis sp.Jamur ini memiliki bentuk aplanate.

Warnanya bervariasi, putih, krem, dan kecoklatan.Pinggirannya menipis, bergerigi, dan tidak rata.Jamur ini memiliki tubuh buah yang agak keras

Gambar 20. Tremidis sp.

tetapi tipis. Jamur ini di temukan tumbuh padabatang kayu yang sudah tua dan mulai lapuk.

Jamur Tremidis memiliki bentuk yanghampir serupa dengan Ganoderma. Warnanyayang bervariasi dan bentuknya yang aplanathampir tidak dapat dibedakan dengan Ganoderma,namun jamur Tremidis memiliki diameter yanglebih kecil. Selain itu, beberapa species Tremidistidak dapat dikonsumsi dan hidup pada kayu yangsudah tua atau bahkan yang mulai lapuk dan mati.

Pluteus boudieriJamur ini hidup dalam kelompok kecil pada

batang kayu yang keras terutama pada bagianyang kulit kayunya mengelupas. Bentuknyasangat cembung seperti payung yang menutupibagian batangnya, permukaannya halus danmemiliki puncak yang menonjol. Warnanya kremkeputih-putihan dengan permukaan halus danberminyak dengan spora cetak berwarna putihkemerah-merahan. Jamur ini mengeluarkan getahyang berbau tidak sedap dan merupakan jenisjamur yang tidak dapat dikonsumsi.

Gambar 21. Pluteus boudieri

Jamur Pluteus merupakan jamur yang hidupdi daerah tertentu. Berbentuknya cembung,bahkan hampir seperti topi dengan diameterantara 3-5 sentimeter. Jamur ini ada yangmemiliki batang, panjang batangnya bisamencapai 2-10 sentimeter. Bentuk batangnyasilinder, permukaannya kasar untuk mengikat

Page 12: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[49]

fibrils concolor longitudinal dengan kuat.Tudungnya berwarna putih seragam, kadang-kadang pada ujung hingga kedalam permukaantubuh buahnya berwarna merah muda. Dagingbuahnya sedikit keras dan berwarna keputihan.Rasa dan baunya tidak enak dan termasuk dalamkelompok jamur yang tidak dapat dikonsumsi.

Coriolus versicolorJamur ini hidup di batang kayu yang keras

dan tua serta kering. Bentuknya seperti kipasdengan pinggirannya yang tidak rata tersusunhampir berjajar. Diameter tubuh berkisar antara 2-5 centimeter. Warnanya sangat bervariasi danberlapis-lapis, mulai dari coklat, bitu, ungu,hingga krem.

Gambar 22. Coriolus versicolor

Jamur Coriolus berbentuk tebal, keras, danbiasanya dijumpai dalam kelompok besar dantumpang tindih berjenjang atau berbentuk rak-rakmendatar. Permukaannya halus seperti beledu danwarnanya sangat bervariasi, seperti hitam-hijau,biru-abu-abu, abu-abu-coklat, dan lain-lain.Daging buahnya keras dan kasar serta berwarnaputih. Rasa dan baunya tidak enak. Jamur inibiasanya ditemui pada batang kayu. Jamur inibermanfaat sebagai bahan dasar obat-obatan,salah satunya yaitu sebagai penguat sistemkekebalan tubuh manusia. Polisakarida yangditemukan di mycelium jamur ini, apabiladifermentasikan akan menghasilkan peningkatanzat antigen yang berguna bagi pengidap kanker.Selain itu, Coriolus juga digunakan untukmengobati tumor, infeksi virus di hati, termasukhepatitis B dan hepatitis kronis, dan digunakansebagai pencegahan dan kuratif untuk kanker hati[13].

Lactarius gerardii var. subrubescenssubrubescens. Bentuknya cembung dengan

titik kecil di tengah, kering seperti beledu.Semakin tua, permukaannya akan semakin lunak

dengan garis berkerut dan permukaannya kuning-kecoklatan. Panjang batangnya bisa mencapai 3-8sentimeter. Daging buah dan spora cetaknyaberwarna putih dan tipis. Baunya tidak istimewadan hampir tidak berasa. Bentuknya yang bulatmenghubungkan garis-garis yang terdapat padatudung ke sisi diseberangnya.

Gambar 23. Lactarius gerardii var. subrubescens

Lactarius berasal dari kata Lac (getah),sehingga jamur ini sering disebut tudungbergetah, karena akan memancarkan cairan getahjika tubuhnya rusak. Genus Lactarius termasukjamur yang mudah dikenali. Untukmengidentifikasi mana dari sekitar 400 speciesyang termasuk spesimen Lactarius, umumnyadilihat dari bentuk tudung, apakah gundul, licinatau seperti beledu atau berbulu kasar di pinggir,terutama pada individu muda, atau dapat jugadilihat dari warnanya yaitu putih, krem, jingga,atau kuning muda, dan jarak antara satu tudungdengan tudung yang lainnya. Jamur ini hanyatumbuh satu individu saja [14].

Mycena hiemalisJamur ini tumbuh berkelompok-kelompok

dalam jumlah yang cukup besar pada tunggulkayu yang lembab. Warnanya putih dan memilikibatang dengan panjang 0,5–2 sentimeter.Tudungnya bergaris-garis lateral yang tersusunapik dan berpusat pada puncak tudungnya.Permukaannya kesat dan memancarkan getah.

Gambar 24. Mycena hiemalis

Page 13: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[50]

Jamur Mycena merupakan salah satu jamuryang identik dengan bentuknya yang kecil.Mycena hidup berkelompok-kelompok padatunggul-tunggul kayu yang lembab. Spora cetakberwarna putih, abu-abu, atau coklat, bentuknyaseperti kerucut atau klok tutup, yang tipis danberbatang lunak, insang biasanya memilikicystidia. Beberapa species memancarkan getahdan bau ketika batangnya rusak. Beberapa speciesMycena diketahui dapat dimakan, namun ada jugayang mengandung bahan-bahan beracun, tetapikebanyakan jenis Mycena tidak dikenal karenaterlalu kecil untuk diidentifikasi.

Clitocybe decembrisDaging buahnya berwarna keabu-abuan dan

spora cetaknya berwarna putih. Jamur ini tumbuhpada tunggul kayu sehingga mudah dijangkau.Permukaannya halus seperti beledu danmengeluarkan aroma yang tidak sedap. Padaumumnya tumbuh dan berkembang dalamkelompok-kelompok kecil yang terdiri daribeberapa individu saja.

Gambar 25. Clitocybe decembris

Jamur ini bentuknya datar dan agakmelengkung. Permukaannya berwarna krem dankecoklatan pada pusatnya. Batangnya berbentuksilinder dan berwarna keputih-putihan bercampurabu-abu dan semakin pucat coklat keabu-abuandibagian menuju tudungnya. Daging buahnyatipis dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap.Jamur ini biasanya dijumpai pada dahan kayuyang kecil-kecil. Jamur jenis ini merupakan jamuryang berbahaya apabila dikonsumsi karena dapatmenyebabkan gagal bernafas dan seranganjantung [15].

Clitocybula lacerataWarna pada permukaannya yaitu coklat dan

tubuh buah bagian bawah tudungnya berwarnaputih. Jamur ini ditemukan tumbuh berkelompok-

kelompok pada batang kayu yang telah mati.Jamur ini sangat lunak serta mengeluarkan getahdan memiliki batang yang berwarna kremkecoklat-coklatan. Permukaannya licin danmengkilat dan berbau tak sedap.

Gambar 26. Clitocybula lacerate

Jamur Clitocybula merupakan jamur yangsulit untuk diidentifikasi, namun jamur inimemiliki karakteristik tertentu yangmenbedakannya dengan jamur yang lain sehinggadengan pasti dapat ditentukan speciesnya. Jamurini tumbuh sangat lebat dalam kelompok-kelompok yang besar. Sporanya halus dantudungnya berwarna abu-abu kecoklatan. Jamurini dapat ditemukan di pohon-pohon kayu mati,daun, atau sampah organik. Bentuk Clitocybulaseperti jamur pada umumnya, yaitu kecil danrapuh untuk ukuran sedang, dan agak keras untukyang berukuran besar. Jamur ini ada yang dapatdimakan, ada pula yang tidak. Jamur inimemancarkan getah yang lengket dan berbaukurang sedap.

Pluteus depauperatusJamur ini berbentuk lingkaran cembung

dengan warna merah kecoklatan. Pinggirannyahalus, rata, dan tak bergerigi, serta permukaannyahalus seperti beludru. Jamur ini memiliki kulityang agak liat dan mengkilat. Jamur Pluteus iniditemukan hanya satu individu saja, tidakberkelompok. Jamur ini ditemukan pada dahan-dahan kayu yang menjalar di atas tanah.

Gambar 27. Pluteus depauperatus

Page 14: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Jenis Jamur Kayu Makroskopis sebagai Media Pembelajaran Biologi

[51]

Jamur Pluteus biasanya tumbuh dalamlingkungan yang terisolasi, tetapi kadang-kadangindividu ini tumbuh dalam kelompok-kelompokkecil yang muncul pada tanah mengandungbanyak kayu-kayu yang menjalar. Jumlah speciesjamur ini tidak banyak sehingga jarang ditemui.Bentuk jamur ini biasanya cembung dengandiameter antara 3-5 sentimeter. Permukaannyahalus dan di berminyak dengan warna bermacam-macan yaitu keputih-putihan, kuning langsat,keabu-abuan, merah pekat, coklat, dan putihkemerah-merahan pada sisi tepiannya. Jamur initumbuh pada cabang batang kayu, terutama padapuing-puing kayu mati, dan juga dapat hidup padaserbuk gergaji.

Pleurotus pulmonariusJamur ini berdiameter 2-10 cm, tumbuh

membentuk rak-rak dalam kelompok kecil. Warnatubuh buahnya krem keputih-putihan denganpermukaan agak cekung dan bergelombang, sporacetaknya berwarna putih. Jamur ini tumbuh padabatang kayu yang keras dan tua.

Gambar 28. Pleurotus pulmonarius

Jamur Pleurotus ini tumbuh danberkembang berkelompok-kelompok yangmembentuk rak pada batang kayu yang keras.Berbentuk ada yang agak cembung, tetapi adajuga yang bentuknya rata atau sedikit cekung.Bentuk tubuh buahnya agak gemuk dan segarketika muda, permukaanya cukup halus, danberwarna keputih-putihan, krem pucat, atau putihsusu. Pada jamur muda, permukaannya mengkilatdan berminyak serta berombak. Jamur ini tidakmemiliki batang, namun ada juga yang berbatangnamun batangnya belum sempurna denganpanjang batang hanya berkisar antara 1-1,5 cm.Jamur ini memiliki aroma yang khas dantermasuk dalam golongan jamur yang dapatdikonsumsi. Selain itu, jamur ini juga bergunadalam bidang obat-obatan yaitu sebagai bahan

dasar serum glukosa, obat untuk meningkatkanantibodi, serta vitamin yang baik bagi kulit [16].

Jamur sebagai Media PembelajaranMedia pembelajaran merupakan bagian tak

terpisahkan dari pembelajaran di sekolah.Pemanfaatan media pembelajaran merupakanupaya kreatif dan sistematis untuk menciptakanpengalaman yang dapat membelajarkan siswa,sehinggga pada akhirnya sekolah mampumenghasilkan lulusan yang berkualitas.Pemanfaatan media pembelajaran yang optimalperlu didasarkan pada kebermaknaan dan nilaitambah yang dapat diberikan kepada siswamelalui suatu pengalaman belajar yangmenggunakan media pembelajaran. Mediapembelajaran dapat membantu guru untukmemfasilitasi proses belajar siswa. Mediapembelajaran juga dapat membantu guru untukmempermudah proses belajar, memperjelas materipembelajaran dengan beragam contoh yangkonkret melalui media, memfasilitasi interaksidengan siswa, dan memberi kesempatan praktekkepada siswa. Diharapkan, dengan segalakemudahan yang dijanjikan sebagai karakteristikintrinsik dari media pembelajaran, pemanfaatanmedia pembelajaran dapat membantu peningkatankualitas pembelajaran di sekolah.

Kurikulum 2013 bertujuan menghadirkanproses pembelajaran yang inovatif, kreatif, danintegratif, sehingga diharapkan guru dan siswamenjadi ujung tombak dalam meraih prestasibelajar yang lebih baik. Salah satu strategi untukmencapai tujuan tersebut adalah bagaimana gurudapat merancang pembelajaran yang berbasislaboratorium alam, misalnya denganmemanfaatkan hutan dan kawasan pelesatarianyang ada di wilayahnya sebagai sumber belajar,termasuk kawasan Blang Jerango EkosistemLeuser. Kawasan tersebut layak dijadikan sebagailaboratorium alam dalam mempelajari materijamur di sekolah.

KESIMPULANDari hasil penelitian yang telah dilakukan

terhadap jenis jamur kayu dikawasan TamanNasional Gunung Leuser KecamatanBlangjerango Kabupaten Gayo Lues, dapatdisimpulkan: 1) Jenis Jamur kayu yang ditemukandi Kawasan Taman Nasional Gunung LeuserKecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues

Page 15: Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April

Hasanuddin

[52]

berjumlah 26 genus dengan 28 jenis. 2) Banyaksedikitnya jumlah jenis Jamur kayu yangditemukan di lokasi penelitian dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan yang cocok untuk habitatJamur kayu.

DAFTAR PUSTAKA[1] Sastrapradja, S, 1997. Sumber Daya Hayati

Indonesia, Lembaga Nasional-LIPI, PT.Bina Kencana, Bogor.

[2] Polonin, N, 1990. Pengantar GeografiTumbuhan dan Beberapa Ilmu serumpun,Diterjemahkan Oleh GembongTjitrosopomo dari Introduction To PlantGeografi and Same Related Science,Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

[3] Dickinson,C. dan J. Lucas, 1983. TheEncycloopedia Of Mushroom, CrescentBooks, New York.

[4] Parjimo, H dan Soenanto, Hardi. 2008.Jamur Ling Zhi; Raja Herbal, SeribuKhasiat. Jakarta: AgroMedia Pustaka,(Online), http://translate.google.co.id/wiki/Ganoderma_lucidum diakses tanggal 8Januari 2009.

[5] Anonim. 2005. Hexagonia tenuis. Artikel,(Online), http://www.bcrc.firdi.org.tw/fungi//Hexagonia-tenuis dikases tanggal 13November 2008.

[6] ______ 2000. Pycnoporus Mushrooms.Artikel, (Online), http://www.pycnoporus.edu/pages/hawaiian/ Agaricales diaksestanggal 21 Desember 2008.

[7] ______ 2003. Airucularia for Life. Artikel,(Online), http://translate.google.co.id/translate//wikipedia.org/Auricularia diak-ses tanggal 21 Desember 2008.

[8] ______ 2005. Coriolus puberscans. Artikel,(Online), http://translate.google.co.id/translate/rogersmushrooms diakses tang-gal 8 Januai 2009.

[9] Kuo, M. 2003. Hypholoma sublateritium,(Online), http://www.mushroomexpert.com/ hypholoma_sublateritium.html diak-ses tanggal 13 November 2008.

[10] Chilton. 2000. Growing Gourmet andMedicinal Mushrooms (Third Edition),(Online),http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_tiram diakses tanggal 25 September2008.

[11] Kuo, M. 2005. Phylloporus rhodoxanthus:The "gilled bolete", (Online), http://www.mushroomexpert.com/phylloporus_rhodoxanthus diakses tanggal 13 November2008.

[12] Diaz, James H. 2005. Syndromic diagnosisand management of confirmed mushroompoisonings: Critical Care Medicine,(Online), http://translate.google.co.id/translate//American-Mushrooms/Clitocybe diakses tanggal 8 Januari 2009.

[13] Coles, Toth B. 2005. Lack of Prevention ofLarge Intestinal Cancer by VPS, anextract of Coriolus versicolor Mushroom,(Online), http://translate.google.co.id/docroot/ETO/content/Coriolous_Versicolordiakses tanggal 25 September 2008.

[14] Kuo, M. 2004. Lactarius gerardii, (Online),http://www.mushroomexpert.com/ lactarius_gerardii diakses tanggal 21 Desember2008.

[15] Mallaret MP, dkk. 2001. Erythromelalgiaand Mushroom Poisoning, (Online),http://translate.google.co.id/wikipedia/mushrooms diakses tanggal 21 Desember2008.

[16] Kuo, M. 2005. Pleurotus pulmonarius: TheSummer Phoenix Oyster, (Online),http://www.mushroomexpert.com/pleurotus_pulmonarius diakses tanggal 13November 2008.