jurnal biokimia

14
Anatomi bunga Posted by riri widariyanto × 20.15 ANATOMI BUNGA Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Berbagai pendapat mengemukakan bahwa organ-organ bunga berasal langsung dari daun lebar. Akan tetapi dalam pengertian umum yang diterima pada saat ini bahwa daun dan batang merupakan unit tunggal yang diistilahkan sebagai pucuk dan dapat kita lihat perkembangan dari bunga yang paralel dengan perkembangan vegetative bukanlah berasal dari keduanya. Struktur dan Bagian Bunga 1. Struktur Bunga Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu merupakan ruas batang yang di akhiri dengan tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepala dan sejumlah helai daun mahkota atau petala. Keseluruhan sepala dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petala disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama disebut perhiasan bunga atau periantium. Jika periantium tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, maka setiap helainya disebut tepala. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpela (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut androesium dan keseluruhan karpela disebut ginoesium. 2. Bagian Bunga a. Bagian Steril Terdiri dari sepala dan petala. Stuktur sepala dan petala seperti struktur daun. Apabila bagian dalamnya berwarna atau ber hijau, sepala mirip helaian daun, sedangkan apabila berwarna selain hijau, jelas berbeda dengan petala. Dinding antiklin pada kebanyakan bunga terlipat atau berombak. Dinding luar sel epidermis biasanya mempunyai papilla yang membuat petala tampak mengkilap. Banyak papilla terdapat pada epidermis abaksial dan tidak berkembang pada dasar petala. Stomata,apabila ada, jarang dan tidak berfungsi. Trikoma sering kali ada pada sepala dan petala. Seringkali ruang antar sel di tutupi oleh kutikula. Ketebalan kutikula beragam pada tumbuhan yang berbeda. Bermacam pigmen ditemukan dalam sel epidermis sepala dan petala. Petala, pada umumnya mempunyai struktur dalam yang mirip dengan helaian daun, yaitu tulang daun dan mesofilnya berkembang lebih baik, memiliki jaringan palisade, epidermis tidak mempunyai papilla, dan memiliki banyak stomata. Sepala dan petala dapat berlekatan membentuk suatu tutup atau operculum yang dapat terbuka sekelilingnya. Sepala dan

Upload: misran-muhsin

Post on 29-Nov-2015

340 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Biokimia

Anatomi bungaPosted by riri widariyanto × 20.15

ANATOMI BUNGABunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Berbagai pendapat

mengemukakan bahwa organ-organ bunga berasal langsung dari daun lebar. Akan tetapi dalam pengertian

umum yang diterima pada saat ini bahwa daun dan batang merupakan unit tunggal yang diistilahkan

sebagai pucuk dan dapat kita lihat perkembangan dari bunga yang paralel dengan perkembangan

vegetative bukanlah berasal dari keduanya.

Struktur dan Bagian Bunga

1. Struktur Bunga

Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertil yang melekat pada

sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu merupakan ruas batang yang di akhiri dengan

tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepala

dan sejumlah helai daun mahkota atau petala. Keseluruhan sepala dalam bunga disebut kaliks, dan

keseluruhan petala disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama disebut perhiasan bunga atau

periantium. Jika periantium tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, maka setiap helainya disebut tepala.

Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpela

(megasporofil). Keseluruhan stamen disebut androesium dan keseluruhan karpela disebut ginoesium. 

2. Bagian Bunga

a. Bagian Steril

Terdiri dari sepala dan petala. Stuktur sepala dan petala seperti struktur daun. Apabila bagian

dalamnya berwarna atau ber hijau, sepala mirip helaian daun, sedangkan apabila berwarna selain hijau,

jelas berbeda dengan petala. Dinding antiklin pada kebanyakan bunga terlipat atau berombak. Dinding luar

sel epidermis biasanya mempunyai papilla yang membuat petala tampak mengkilap. Banyak papilla

terdapat pada epidermis abaksial dan tidak berkembang pada dasar petala. Stomata,apabila ada, jarang dan

tidak berfungsi. Trikoma sering kali ada pada sepala dan petala. Seringkali ruang antar sel di tutupi oleh

kutikula. Ketebalan kutikula beragam pada tumbuhan yang berbeda.

Bermacam pigmen ditemukan dalam sel epidermis sepala dan petala. Petala, pada umumnya

mempunyai struktur dalam yang mirip dengan helaian daun, yaitu tulang daun dan mesofilnya berkembang

lebih baik, memiliki jaringan palisade, epidermis tidak mempunyai papilla, dan memiliki banyak stomata.

Sepala dan petala dapat berlekatan membentuk suatu tutup atau operculum yang dapat terbuka

sekelilingnya. Sepala dan petala dapat membentuk dua operkulum yang tepisah, atau mungkin berlekatan,

dan membentuk operkulum biasa.

b. Bagian Reproduktif

1. Stamen (Benang sari)

Stamen atau benang sari terdiri atas filamen atau tangkai sari dan anthera (kotak sari) di bagian

distalnya. Anthera terdiri atas dua ruangan (lobus) yang menempel dan bersambungan dengan lanjutan

filamen. Setiap lobus berisi serbuk sari. Epidermis filamen mempunyai kutikula dan pada spesies tertentu

mempunyai trikoma. Filamen terdiri atas parenkim dengan vakuola yang berkembang baik dan ruang

antarsel kecil. Sering kali dalam cairan sel terdapat pigmen. Ukuran dan bentuk luar stamen Angiospermae

sangat besar. Anther umumnya berisi 4 kantong sari (mikrosporangia) yang berpasangan dalam 2 lobus. Di

Page 2: Jurnal Biokimia

antara kedua lobus terdapat jaringan steril, yaitu konektivum.

Pada tiap daerah terdapat sederetan pemula hipodermis yang membelah periklin membentuk dua lapisan:

Lapisan dalam pemula ini merupakan sel sporogen primer yang membelah mitosis membentuk sel

induk serbuk sari atau mikrosporofit. Setiap sel induk serbuk sari membelah meiosis membentuk tetrad

butir serbuk sari, yaitu 4 mikrospora haploid. Lapisan luar pemula merupakan sel parietal primer, yang

dinding kantong serbuk sari dan bagian besar tapetum berkembang sebagai hasil pembelahan sel antiklin

dan periklin. Tapetum membantu dalam penyaluran makanan saat perkembangan sel induk serbuk sari dan

butir serbuk sari.

Tapetum dibedakan menjadi dua tipe: Tapetum kelenjar atau tapetum sekretori: apabila sel masih

tetap dalam posisi aslinya, kemudian hancur, isinya diserap oleh sel induk serbuk dan butir serbuk yang

berkembang. Tapetum ameboid: apabila protoplas dan sel tapetum mengadakan pemantakan di antara sel

induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang, mereka saling berlekatan membentuk tapetum peri

plasmodium.Lapisan paling luar dari sel parietal disebut endotesium. Pembukaan kantong sari dilakukan

oleh lapisan ini.

Mekanisme pembukaan kantong sari:

Diawali pada saat atau selama antera endotesium kehilangan air. Oleh karena isi air sel

menurun/berkurang, dinding sel mati karena respirasi terhenti. Karena semua sel endotesium kehilangan

air pada waktu yang hampir sama dan semua dinding luar melipat dan mengerut, endotesium mengecil

sehingga antera terbuka.

2. Karpela (bakal buah)

Menurut teori telome, tumbuhan yang paling primitif seluruhnya dibangun dari sistem telome.

Telome adalah bagian palinh akhir dari sumbu yang bercabang-cabang dikotomi yang menyangga

sporangium (disebut telome fertil) atau tidak menyangga sporangium (disebut telome steril).

Menurut Wilson (1942), karpela seperti stamen, berkembang dari telome fertil, yaitu telome yang

membawa sporangium berlekatan membentuk organ seperti daun yang membawa ovulum pada bagian

tepinya.

Ada beberapa teori tentang asal usul karpela:

         Teori gonofil oleh Melville (1961) mengatakan bahwa ovarium terdiri atas daun steril dan cabang

pembawa ovulum yang biasanya epifil daun. Setiap daun bersama dengan cabang fertile dianggap sebagai

suatu unit yang disebut gonofil sebagai pengganti karpela.

         Teori/konsep sui generis, yaitu stamen dan karpela tidak homolog dengan daun. Menurut Meeuse (1966),

bunga Angiospermae dapat ditafsirkan berdasarkan konsep umum yang diasumsikan bahwa ovulum lahir

pada sumbu atau homolognya dan tidak pada homolog daun.

Evolusi dari ginoesium Angiospermae juga melibatkan perlekatan antara dua atau lebuih karpela

bunga tunggal. Perlekatan ini terjadi dengan berbagai cara. Bagian tepi dari kapela berlekatan pada

reseptakulum atau berlekatan satu dengan yang lain sepanjang bgian ventral atau lateralnya. Kasus

terakhir, karpela tetap terbuka membentuk unilokula. Perlekatan bagian tepi dan karpela terjadi di tengah

ovarium, dan dibentuk sejumlah lokula dan karpela yang sama banyaknya.

Carr (1961), membedakan tiga tipe ginoesium, yaitu:

Page 3: Jurnal Biokimia

         Apokarpi: setiap karpela mempunyai stilus tunggal Pseudo-sinkarpi: ginoesiumnya merupakan karpela

yang berlekatan membentuk struktur tunggal, tetapi jalur buluh serbuk sari secara fungsional seperti

apokarpi.

         Eu-sinkarpi: buluh serbuk dari semua bagian stigma dapat mencapai ovulum dari semua karpela,bahkan

dalam ovarium multilokula.

Histology Karpela

Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkim dan pembuluh yang ditutupi oleh epidermis yang

ada kutikulanya. Stigma dan stilus mempunyai struktur khusus dan sifat fisiologi yang dapat membuat

butir serbuk sari berkecambah pada stigma dan buluh serbuk sari mengadakan pemantakan ke ovulum.

Protoderm stigma menjadi epidermis berkelenjar dengan sel kaya protoplasma. Epidermis biasanya

mempunyai papilla dan dilapisi kutikula. Pada kebanyakan tumbuhan, sel epidermis stigma berkembang

menjadi rambut pendek yang banyak atau berkembang memanjang membentuk serabut yang bercabang,

misalnya pada Gramineae atau tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin.

Antara jaringan stigma dan ovarium terdapat jaringan khusus, tempat pemantakan butir serbuk sari yang

berkecambah. Jaringan ini member makanan pada buluh serbuk sari untuk tumbuh selama melalui stilus ke

ovarium. Jaringan ini oleh Arber (1937) disebut jaringan trasnmiting (pemindah).          

Sebagian besar Angiospermae mempunyai stilus padat dan jaringan pemindah merupakan untaian

sel memanjang yang kaya sitoplasma. Sel ini menunjukkan dinding samping yang tebal dan dinding

mendatar yang relatif tipis. Dinding samping tebal terdiri atas beberapa lapisan sebagai berikut:

Lapisan paling dalam tersusun atas senyawa pectin dan hemiselulosa. Di sebelah luarnya terdapat

lapisan yang tampak lebih gelap, lebih tipis, dan kaya hemiselulosa. Di sebelah luarnya terdapat dinding

tebal dengan tekstur yang longgar, menunjukkan cincin terpusat dari bahan serabut, relatif miskin

hemiselulosa tetapi kaya pectin, serta berisi selulosa dan polisakarida nonselulosa.

Lamela tengah tebal, terutama terdiri atas senyawa pectin. Lamella tengah dan lapisan dinding paling luar

berisi protein. Pada dinding terluar terdapat massa gelembung kecil. Buluh serbuk sari tumbuh melalui

lapisan dinding paling luar.

Megasporogenesis

Ada sel tumbuhan yang mempunyai beberapa sel induk megaspore di dalam ovulum tunggal,

tetapi biasanya hanya sebuah sel induk yang berkembang dalam tiap nukleus. Sel ini dapat dibedakan dari

sel tetangganya karena ukuran sel, ukuran inti, dan kepadatan sitoplasmanya. Sel hypodermis pertama kali

membelah menjadi sel parietal, bagian luar bisanya lebih kecil, dan sebuah sel di dalam yang lebih besar

merupakan sel sporogen primer. Selanjutnya, sel tersebut berkembang menjadi sel induk megaspora, dan

sel parietal membelah membentuk sejumlah sel sehingga sel induk megaspora ditekan ke dalam.

Gametofit jantan

Gametofit jantan masak terdiri atas tiga sel yang dihasilkan dari dua kali pembelahan mitosis yang

terjadi di dalam butir serbuk sari. Pada pembelahan mitosis pertama, nuselus butir serbuk sari (mikrospora)

muda mengambil tempat di dekat dinding. Pembelahan pertama menghasilkan dua sel, yaitu sel vegetatif

dan sel generatif. Sel generatif muda mempunyai sebuah kalosa atau dinding selulosa. Selanjutnya, sel

generatif terpisah dari dinding butir serbuk sari dan kehilangan dinding kalosanya, dikelilingi oleh

sitoplasma sel vegetatif, kemudian menjadi oval atau berbentuk lensa.

Pada tahap ini, butir serbuk sari gugur dari anteradan sel generative membelah sekali untuk membentuk

Page 4: Jurnal Biokimia

dua gamet jantan sebelum pembukaan antera. Lamella bagian dalam dinding buluh serbuk sari terdiri atas

kalosa dan selulosa. Protoplas hanya terdapat pada bagian distal pembuluh dan terpisah dari bagian

proksimal oleh pembentukan sumbat kalosa yang dibentuk dari waktu ke waktu oleh protoplas.

Gametofit betina

Megaspora yang hidup akan membesar dan mengalami tiga kali pembelahan mitosis berurutan, sehingga

kantong embrio berisi gametofit betina dengan 8 inti membesar. 

Pembuahan ganda

Pada angiospermae terjadi pembuahan ganda, yaitu terjadi dua macam peleburan: peleburan gamet jantan

dengan sel telur yang menghasilkan zigot yang akan tumbuh mennjadi embrio dan peleburan gamet jantan

yang lain dengan inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm.

Perkembangan Anatomi Bunga

1. Pembentukan Endosperm dan Embrio

Endosperm adalah cadangan makanan untuk embrio. Embrio adalah calon tumbuhan muda. Proses

pembentukan endosperm dan embrio meliputi proses fertilisasi atau pembuahan yang dapat terjadi setelah

proses polinasi atau penyerbukan. Polinasi adalah peristiwa menempelnya butir serbuk sari di atas kepala

putik. Polinasi tidak selalu di ikuti dengan proses fertilisasi.

Fertilisasi dapat terjadi jika: (a) butir serbuk sari dan kepala putik berasal dari jenis yang sama, dan (b)

butir serbuk sari dan kepala putik sama-sama dalam keadaan masak, siap untuk fertisasi.

2. Pembuahan

Butir serbuk sari berkecambah menghasilkan buluh serbuk sari pada stigma. Di dalam buluh

serbuk terdapat dua gamet jantan yang menembus stilus dan mencapai ovulum. Pada kebanyakan

tumbuhan, buluh serbuk sari memantak ke dalam ovulum melalui mikropil. Pada beberapa tumbuhan

buluh serbuk sari memantak melalui khalaza, dan disebut khalazogami. Sifat ini terjadi pada Casurina dan

spesies dari Pistacia. Setelah masuk ke dalam ovulum , butir serbuk sari memantak ke dalam kantong

embrio melalui sinergid.

Dengan adanya pemantakan buluh serbuk sari, biasanya satu dari sinergid rusak. Selanjutnya

ujung buluh serbuk sari robek dan dua gamet jantan bersama dengan sel vegetatif masuk ke dalam

sitoplasma kantong embrio. Satu dari gamet jantan melebur dengan sel telur. Gamet jantan yang kedua

melebur dengan inti sekunder. Pembuahan seperti ini disebut fertilisasi ganda. Hasil peleburan gamet

jantan dengan sel telur adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Hasil peleburan gamet

jantan dengan inti sekunder akan membentuk endosperm.

3. Perkembangan Embrio

Setelah fertilisasi, zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot mengalami dorman selama periode tertentu. Pada saat

yang sama, vokuola besar yang terdapat dalam telur menghilang dan sitoplasma menjadi homogen. Zigot

kemudian membelah setelah pembelaha inti endo.

ANATOMI BUAHBuah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan

lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka

rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai

pemencar biji tumbuhan.

Page 5: Jurnal Biokimia

Perkembangan Buah

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah

berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal

biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni

berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di

kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang

berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana

terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam

dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan

berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan

sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal

biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi

berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan

keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal),

benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga

buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada

sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan

jumlah bakal biji yang terbuahi.

Kulit buah ada yang dua lapis dan ada yang tiga lapis. Kulit buah yang terdiri dari 2

lapis meliputi eksokarpium dan endokarpium sedang yang tiga lapis meliputi eksokarpium,

mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium berbatasan dengan kulit biji. Eksokarpium

umumnya satu lapis sel, mesokarpium terdiri dari beberapa lapis sel, sedang endokarpium

dapat satu lapis atau lebih. Buah tertentu memiliki endokarpium yang terdiri dari sel batu.

Daging buah yang kita makan sehari-hari sebenarnya mesokarpium.

Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah

tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan

bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut

berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah,

maka buah itu lalu disebut buah semu.

Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu,

dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:

Buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji

atau lebih.

Buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-

masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah

yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).

         Buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari

banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.

Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah ada yang berdaging dan ada yang kering. Buah berdaging jika memiliki dinding

buah tebal dan mengandung air, buah demikian disebut dengan buah buni. Buah kering ada

Page 6: Jurnal Biokimia

yang kulit buahnya terpisah dengan kulit bijinya atau bersatu dengan kulit bijinya. Buah yang

kulit bijinya bersatu dengan kulit buahnya dinamakan akenium.

Pemencaran Biji

Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji.

Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau proses pecahnya

buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.

         Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-

bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya,

menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang

menghasilkan energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya

namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana

dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup

jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput

dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.

Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae)

memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu

(Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang

amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.

Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara

menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait

atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan binatang

lainnya.

Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes),

pulutan (Urena) dan lain-lain.

         Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang

efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.

Tidak mengherankan jikaDipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentuk buah samara,

menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan

di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah

keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek

merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya

yang halus dan mudah diterbangkan angin.

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki

sayap atau alat melayang yang lain.

Biji-biji bersayap ini misalnya

adalahbiji bayur (Pterospermum), mahoni(Swietenia), atau tusam (Pinus).Biji kapas 

(Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama

angin.

         Pemencaran oleh air (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung

(seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya

Page 7: Jurnal Biokimia

adalah jaringan sabut pada

buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia)atau putat (Barringtonia).

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya

(vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan

menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur

atau air di bawahnya. Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan

seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa

arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan

tumbuh menjadi pohon.

         Pemencaran sendiri

Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui berbagai

mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan padaperistiwa

higroskopi atau turgesensi. 

Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di saat masak kehilangan

kadar airnya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-

tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya

adalah buah para (Hevea), yang sering terdengar ‘meletus’ di kala hari panas. Demikian

pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga

beberapa puluhmeter jauhnya. Buah pacar air (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan

sering digunakan anak-anak untuk bermain.

ANATOMI BIJIBiji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji

merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat

perkembangbiakan yang utama. Karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji

berkembang dari bakal biji. Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. 

Biji yang terlihat sempurna tentunya mempunyai bagian – bagian tertentu. Namun dalam biji dikotil dan

monokotil jumlah dan bagian – bagian tersebut tidak selalu sama.

Dalam proses perkembangbiakan biasanya biji mengalami proses yang dinamakan

perkecambahan. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya

tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman

mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.

Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.

1.Pengertian Biji

Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu

baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh

pembuahan.

Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak.

Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat

bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.

2.Bagian – Bagian Biji

a.Kulit Biji (Testa)

Page 8: Jurnal Biokimia

Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi

selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan

kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan

diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu. Pada kulit biji beberapa tumbuhan dapat dijumpai

suatu lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang – ruang

interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Lapisan

testa terdiri dari :

Sarkotesta        : Lapisan terluar

Sklerotesta       : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras

Endotesta         : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging

Ada bagian – bagian yang sering menyertai permukaan biji, yang pada masing – masing biji

mempunyai bagian yang berbeda. Bagian – bagian itu adalah:

         Sayap (Ala)

Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.

         Bulu (Coma)

Merupakan penonjolan sel – sel kulit luar biji yang berupa rambut – rambut halus.

         Salut Biji (Arillus)

Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.

         Salut Biji Semu (Arillodium)

Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).

         Pusar Biji (Hilus)

Merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar.

         Liang Biji (Microphyle)

Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang

ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula.

         Berkas – Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza)

Merupakan tempat pertemuan antara intergumen dengan nukleus.

         Tulang Biji (Raphe)

Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.

Pada biji – biji tertentu ada lapisan luar yang menjadi berlendir apabila terkena air. Lendir

merupakan bagian berpektin pada lapisan dinding selnya yang akan mengembung bila terkena air dan akan

memperlihatkan tekstur bergaris – garis. Lamela tengah tidak cukup elastik untuk menampung

pembengkakan sehingga menjadi robek dan lapisan dinding luar yang berkutin tertutup kutikula, terangkat

dan pecah – pecah. Dibawah epidermis terdapat 1 atau 2 lapisan sel. Dibawah lapisan sel – sel tersebut ada

lapisan sel – sel sklerenkim memanjang yang bernoktah. Sklerenkim ini letaknya sejajar tegak lurus

terhadap sel – sel parenkim. Sel parenkim ini mengandung banyak pati yang diserap oleh jaringan lain

selama perkembangan biji itu.

b.Cadangan Makanan

Page 9: Jurnal Biokimia

Cadangan makanan merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit

maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada Cadangan makanan disebut biji eskalbumin.

Cadangan makanan berfungsi sebagai jaringan penyimpan.

Cadangan makanan memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan dalam

perkembangannya. Cadangan makanan bersel kecil berwarna putih agak kelabu, berdinding tipis,

mengandung butir aleuron dan tetes minyak serta bahan cadangan tersimpan di dalam selnya.

Perkembangan cadangan makanan umunya dimulai sebelum perkembangan embrio. Cadangan makanan

berkembang dari pembelahan mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet

jantan dengan 2 inti kutub atau dengan inti sekunder.

Cadangan makanan tersebut kaya akan zat – zat makanan, yang disediakan bagi embrio yang

sedang berkembang. Pada sebagian besar monokotil, cadangan makanan memupuk zat – zat makanan yang

digunakan oleh biji setelah perkecambahan yang biasa disebut dengan endosperm. Pada banyak dikotil,

cadangan makanan diangkut ke Cotyledon (keping biji) sebelum biji itu menyelesaikan perkembangannya

dan sebagai akibatnya biji dewasa ini tidak mengandung endosperma. 

Jaringan cadangan makanan pada biji yang bertumbuh dapat terjadi dari sel – sel berdinding tipis dengan

vakuola besar – besar yang mengandung substansi cadangan.

Cadangan makanan mempunyai 2 tipe dinding sel, yaitu :

Dinding tipis : cadangan makanannya disimpan didalam selnya

Dinding tebal : cadangan makanannya disimpan didindingnya

c.Embrio

Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet jantan dan betina pada suatu

proses tumbuhan. Embrio merupakan sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya mempunyai

kloroplas dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan

persediaan makanan. Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru terdiri dari :

         Radikula (akar lembaga atau calon akar)

Dikotil : berkembang menjadi akar tunggang

Monokotil : berkembang menjadi akar serabut

         Cotyledon (daun lembaga)

Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah

         Cauliculus (batang lembaga)

Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)

Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum)

3.Struktur Anatomi Biji

Keterangan struktur anatomi biji, yaitu :

a.Kulit biji          : terletak di bagian luar biji dan melapisi seluruh bagian biji.

b.Hipokotil         : bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat pada kotiledon.

c.Radikula          : bagian terminal (ujung).

d.Epikotil           : bagian atas pangkal.

e.Plumula           : bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang daun.

f.Kotiledon        : bagian cadangan makanan

4.Perkecambahan

Page 10: Jurnal Biokimia

Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan

berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi.

Imbibisi merupakan penyerapan air oleh biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang,

memecahkan kulit biji, dan memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut

melanjutkan pertumbuhannya. Munculnya plantula (tumbuhan kecil) dari dalam biji merupakan hasil

pertumbuhan dan perkembangan embrio.

Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3 jaringan meristem primer, yaitu :

a.Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis

b.Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar

diantara stele dan epidermis

c.Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xylem

Tahapan dan perkembangan

a.Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak

b.Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok

c.Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi

d.Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

e.Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki  kekhususan dalam bentuk dan fungsi

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a.Perkecambahan Epigeal

Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat keatas tanah. Ruas batang di bawah

daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil

dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya. Sedang

kotiledon akan layu dan rontok karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.

Contohnya pada perkecambahan kacang hijau dan kacang tanah.

b.Perkecambahan Hypogeal

Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di bawah. Tumbuhnya epikotil

memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan

kotiledon tertinggal di dalam tanah. Contohnya pada perkecambahan kacang kapri dan jagung.

Urutan proses perkecambahan:

a.Masuknya air kedalam biji atau imbibisi

b.Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam

kotiledon / endosperm

c.Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan

embrio.

d.Embrio tumbuh dan berkembang

Page 11: Jurnal Biokimia

Bagian – bagian perkecambahan :

a.Radikula

Adalah bakal calon akar yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya untuk menyokong dan

menyuplai bahan – bahan makanan untuk di proses pada bagian tanaman lainnya.

b.Kotiledon

Adalah daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah. Fungsinya untuk menyimpan cadangan

makanan dan asimilasi.

c.Cauliculus

Adalah bakal calon batang yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman

yang akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang.

Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon

Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon

d.Testa

Adalah bagian yang melindungi bagian dalam biji