jurnal ageng
DESCRIPTION
persediaanTRANSCRIPT
1
TUGAS KHUSUS
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CLAY UNTUK
PRODUKSI KERAMIK MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC
ORDER QUANTITY (EOQ)
DI PT. WHCI
Adrianus Ageng Anggono
Jurusan Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Atma Jaya – Jakarta
e-mail : [email protected]
Abstrak
PT. White Horse Ceramic Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keramik
dengan menggunakan bahan baku Clay. Sama seperti perusahaan-perusahaan lain, dalam menjalankan
usahanya PT.WHCI menginginkan agar mendapatkan keuntungan dari seluruh proses dengan berusaha
mengeluarkan biaya produksi seminimal mungkin. Untuk mencapai keuntungan yang diharapkan
perusahaan, kualitas produk keramik yang dihasilkan PT.WHCI menjadi kunci agar menjadi produk
yangberkualitas dan terpercaya bagi konsumen.
Dalam suatu proses produksi, ketersediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting agar
proses produksi dapat terus berjalan. Maka dari itu, sistem persediaan perusahaan harus berjalan dengan
optimal sehingga proses produksi perusahaan dapat berjalan lancar, dan mampu mengurangi biaya yang
harus dikeluarkan pihak perusahaan dan juga mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi
kekurangan bahan baku (stockout) atau kelebihan bahan baku.
PT. WHCI dirasakan masih kurang optimal dalam menjalankan sistem pengendalian persediaan yang
mereka miliki. Pada proses pengadaan bahan baku, PT. WHCI melakukan pemesanan setiap bulannya dan
hal tersebut membuat biaya penyimpanan persedian PT.WHCI membengkak, Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, bahwa apabila menerapkan sistem persediaan bahan baku yang kurang optimal bisa
memungkinkan terjadinya kondisi kekurangan bahan baku (stockout) atau kelebihan baku baku, yang jelas
akan mengganggu proses produksi perusahaan dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk bisa mengajukan usulan perbaikan pada sistem
pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) serta
mengetahui total biaya persediaan yang optimal saat menggunakan metode Economic Order Quantity
(EOQ). Penelitian ini hanya dilakukan untuk bahan baku Clay proses produksi keramik di PT. WHCI
Keyword: EOQ, Safety Stock, Reorder Point.
1. PENDAHULUAN
Menurut Schroeder (1997),
manajemen persediaan berada di antara
fungsi manajemen operasi yang terpenting
sebab persediaan membutuhkan modal
yang sangat besar dan mempengaruhi
pengiriman barang kepada pelanggan.
Tersedianya persediaan sangat penting
karena mempengaruhi proses produksi
pada perusahaan, ketersediaan bahan baku
membuat proses produksi dapat terus
berlangsung sehingga perusahaan dapat
tetap produktif dan sebaliknya apabila
bahan baku tidak tersedia maka proses
produksi akan terganggu dan bahkan dapat
berhenti total dan berakibat kerugian bagi
perusahaan karena tidak dapat memenuhi
permintaan dari konsumen.
2
Pada dasarnya semua perusahaan
mengadakan perencanaan dan pengedalian
bahan baku dengan tujuan pokok menekan
biaya dan untuk memaksimalkan laba dari
perusahaan. Dalam perencanaan dan peng-
endalian bahan baku terdapat masalah
utama, yaitu menyelenggarakan persedian
bahan baku yang tepat agar kegiatan
produksi tidak terganggu dan biaya yang
dikeluarkan untuk biaya bahan baku tidak
berlebihan. Masalah tersebut berpengaruh
terhadap penentuan (1) berapa kuantitas
yang akan dibeli dalam periode tertentu?
(2)berapa jumlah kuantitas yang harus
dibeli atau dipesan dalam 1 kali
pemesanan bahan baku? (3) berapa
frekuensi pemesanan bahan baku yang
harus dilakukan dalam 1 periode? (4)
kapan pemesanan bahan baku harus
dilakukan? (5) berapa jumlah minimum
safety stock ?
PT. WHCI adalah perusahaan yang
bergerak dibidang industry manufaktur
yang memproduksi keramik. Dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
PT.WHCI melakukan pemesanan setiap
bulan, dengan biaya pemesanan perbulan
berkisar Rp 200.000.000. Perusahaan
merasa sistem pengadaan bahan baku
kurang efisien karena tidak diperhi-
tungkan dengan menggunakan metode
tertentu sehingga perencanaan bahan baku
tidak teratur dan hanya mengandalkan
pengalamanproduksi PT.WHCI sehingga
menyebabkan persediaan pun tidak teratur
terkadang kelebihan persediaan dan ter-
kadang persediaan tepat, dan perusahaan
merasa butuh melakukan perbaikan sistem
pengadaan bahan baku yang lebih efisien,
sehingga dapat mengurangi biaya pe-
mesanan dan biaya perawatan bahan baku
yang selama ini dirasa cukup besar bagi
perusahaan. Sehingga dianggap perlu mel-
akukan penelitian mengenai pengendalian
bahan baku clay dengan menggunakan
metode Economic Orded Quantity (EOQ)
pada perusahaan PT.WHCI.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah tahapan-
tahapan yang dilakukan didalam
penelitian. Metodologi penelitian menjadi
acuan bagi peneliti untuk melakukan
tahapan-tahapan penelitian, karena meto-
dologi penelitian berisi tentang alur pe-
nelitian dari pendahuluan hingga kesim-
pulan dari penelitian yang sedang dilaku-
kan. Langkah-langkah dari metodologi
penelitian dapat dilihat pada berikut ini :
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian adalah tahap awal
dari penelitian, pada tahap awal ini
peneliti menentukan topik penelitian
sesuai dengan realita yang terjadi
dilapangan. Langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap persiapan
penelitian berupa studi lapangan dan
wawancara
2. Pendahuluan
Pendahuluan dilakukan setelah peneliti
mendapat data-data dari hasil studi
lapangan yang sudah dilakukan,
pendahuluan dibuat untuk menjelaskan
latar belakang, perumusan masalah,
tujuan pene-litian, batasan penelitian
dan asumsi-asumsi yang digunakan
pada penelitian.
3. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka memuat uraian
sistematis tentang informasi hasil-hasil
penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang relevan
dengan penelitian yang akan
dilakukan. Bagian ini memuat
kelebihan dan kelemahan yang
mungkin ada pada penelitian terdahulu
yang dapat dijadikan argumen bahwa
penelitian yang akan dikerjakan ini
3
bersifat menyempurnakan atau
mengem-bangkan penelitian terdahulu.
4. Pengumpulan Data
Sesuai namanya, pengumpulan data
adalah bagaimana peneliti menda-
patkan data-data yang relevan dan
berguna untuk menyelesaikan
permasalahan penelitian. Pada pen-
elitian ini, peneliti mengumpulkan data
dengan cara wawancara secara non-
formal pada manager produksi dan
juga para pekerja pada PT.WHCI dan
juga menggunakan data historis dari
perusahaan
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan metode EOQ, karena
EOQ merupakan suatu metode yang
digunakan untuk meng-optimalkan
pembelian bahan baku yang dapat
menekan biaya-biaya persediaan
sehingga efisiensi per-sediaan bahan
dalam perusahaan dapat berjalan
dengan baik se-hingga metode EOQ
dirasa cocok untuk memecahkan
permasalahan yang ada di PT.WHCI
6. Analisis
Analisis adalah tahap yang dilakukan
setelah pengolahan data selesai
dilakukan dan telah mendapat output
dari pengolahan data. Penelitian ini
menggunakan metode EOQ maka akan
menghasilkan beberapa output antara
lain, jumlah pembelian bahan baku
clay PT.WHCI, total biaya persedian
clay PT.WHCI, jumlah safety stock
yang dibutuhkan PT.WHCI, titik
reorder point PT.WHCI, ke empat
output tersebutlah yang nantinya akan
dianalisis dan dibandingkan dengan
hasil perhitungan kebijakan perusahaan
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran berisi
pernyataan yang pernah dianalisis
/dibahas pada bagian sebelumnya,
bukan pernyataan yang sama sekali
baru dan tidak pernah dibahas pada
bagian sebelumnya, serta merupa-kan
jawaban atas permasalahan yang
dirumuskan dan juga masukan dari
peneliti kepada perusahaan sesuai
dengan hasil penelitian
Flowchart metodologi penelitian dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Indentifikasi
Masalah
Latar Belakang
Masalah
Tujuan Penelitian
Perumusan
Masalah
Studi Lapangan
Batasan Masalah
PENDAHULUAN
PERSIAPAN
PENELITIAN
Asumsi Masalah
Pengendalian
Persedian
Safety Stock
Metode EOQ
Reorder Point
TINJAUAN
PUSTAKA
Total Inventory Cost
PENGUMPULAN
DATAData Permintaan
Biaya Pemesanan
Biaya Penyimpanan
PENGOLAHAN
DATA
Perhitungan
Metode EOQ
Perhitungan Kebijakan
Perusahaan
ANALISIS DAN
EVALUASI
Analisis hasil
Penelitian
Evaluasi hasil
Penelitian
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian
Saran kepada
PT.WHCI
Gambar 2.1 Flowchart Metodologi
Penelitian
3. STUDI KEPUSTAKAAN
3.1. PENGENDALIAN
PERSEDIAAN
Menurut Harjanto (2008, h.237) Sistem
pengendalian persediaan dapat
didefinisikan sebagai serangkaian
kebijakan pengendalian untuk menentukan
tingkat persediaan yang harus dijaga,
kapan pemesanan untuk menambah
persediaan harus dilakukan dan berapa
pesanan yang harus diadakan
4
3.2 METODE EOQ DASAR
Freddy Rangkuti (2004)
menyatakan bahwa metode EOQ
merupakan metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah pembelian bahan
mentah pada setiap kali pesan dengan
biaya yang paling rendah. Hal tersebut
juga didukung oleh Herlina (2007) yang
menyatakan bahwa metode EOQ adalah
metode untuk menentukan berapa jumlah
pesanan yang paling ekonomis untuk satu
kali pesan. Dalam bukunya, Don R.
Hansen, Maryanne M. Mowen (2001)
menjelaskan hubungan EOQ sebagai
metode manajemen persediaan tradisional
dengan biaya persediaan yang terkait
didalamnya. Dikatakan bahwa jika
persediaan bahan baku yang ada dalam
perusahaan merupakan bahan baku yang
dibeli dari luar dan bukan diproduksi atau
dari dalam perusahaan, maka biaya yang
terkait dengan persediaan diketahui
sebagai biaya pemesanan (ordering costs)
dan biaya penyimpanan (carrying costs).
Biaya pemesanan (ordering costs)
merupakan biaya-biaya penempatan dan
penerimaan pesanan. Contohnya adalah
biaya memproses pesanan (biaya klerikan
dan dokumen-dokumen), asuransi untuk
pengiriman dengan kapal laut, dan biaya-
biaya bongkar muatan. Biaya pe-
nyimpanan (carrying costs) merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk men-
yimpan persediaan. Termasuk didalamnya
adalah asuransi, pajak persediaan,
keusangan, dan biaya kesempatan dari
dana-dana yang tersimpan dalam per-
sediaan, biaya-biaya penanganan per-
sediaan, dan biaya gudang
Model persediaan yang dianggap
ideal apabila Q adalah jumlah pembelian
dan ketika pesanan diterima jumlah
persediaan sama dengan Q. Jika tingkat
penggunaan tetap, persediaan akan habis
dalam waktu tenggang waktu pemesanan
kembali (reorder point) harus dilakukan.
Model ini diarahkan untuk men-
emukan jumlah pesanan yang memenuhi
total biaya persediaan minimal dengan
mempertimbangkan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan, sehingga diharapkan
tidak ada kekurangan persediaan. Metode
ini dapat digunakan baik untuk barang
yang dibeli maupun untuk barang yang
diproduksi sendiri. Model ini dapat
digunakan dengan beberapa asumsi, yaitu:
1. Permintaan diketahui tetap dan bebas
2. Lead Time antara pemesanan dan
penerimaan pesanan diketahui dan
konstan
3. Penerimaan persediaan bersifat
seketika dan lengkap
4. Discount (potongan harga) karena
kuantitas tidak dimungkinkan
5. Biaya variabel yang ada hanyalah
biaya pengaturan atau pemesanan
(biaya set up) dan biaya menahan atau
menyimpan persediaan dari waktu ke
waktu (biaya penyimpanan atau
penggudangan)
Kosongnya persediaan dapat dihin-
dari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan
pada waktu yang tepat.
4. PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
4.1. PENGUMPULAN DATA
Data-data yang dibutuhkan pada
penelitian ini adalah data historis jumlah
permintaan produk jadi keramik yang telah
Dipacking dalam dus, biaya pemesanan
bahab baku clay dan juga biaya
penyimpanannya, data-data tersebut
nantinya akan diolah menggunakan
metode EOQ yang bertujuan untuk
memberikan perhitungan yang optimal dan
efisien untuk masalah persedian PT.WHCI
5
4.2. PENGOLAHAN DATA
Biaya penyimpan persediaan Clay
yang diterapkan diperusahaan adalah
sebesar Rp 5,-/kg
Jumlah Pesanan yang Ekonomis
Berikut ini adalah perhitungan EOQ
(Economic Orded Quantity) periode tahun
2014 untuk PT. White Horse Ceramic
Indonesia :
𝑄∗2014 = √
2𝑆𝐷
𝐻
= √2 𝑥 1.500.000 𝑥 24078120
5
= 3.800.904 𝑘𝑔
Keterangan :
S = Biaya 1kali pemesanan
D = Total Permintaan (kg)
H = Biaya Penyimpanan/kg
Q* = Jumlah pemesanan dengan metode
EOQ
Jadi jumlah pemesanan yang ekonomis
untuk pemesanan bahan baku clay
sebanyak 3.800.904 kg
Frekuensi Pembelian
𝐷 𝑄⁄ =24.078.120 𝑘𝑔
3.800.904 𝑘𝑔= 6.3 ≈ 6 kali
Keterangan :
D = Total Permintaan (kg)
Q = Jumlah Pemesanan (kg)
Jadi jumlah frekuensi pemesanan yang
ekonomis untuk pemesanan bahan baku
clay sebanyak 6 kali dalam 1 tahun.
Persediaan Pengaman (Safety stock)
Seperti yang sudah disebutkan se-
belumnya, demi mencegah terjadinya
kondisi kekurangan jumlah persediaan
bahan baku, maka pihak PT. White Horse
Ceramic Indonesia sebelumnya sudah
menentukan untuk mempersiapkan safety
stock sebesar 5 % dari rata-rata permintaan
bahan baku yang terjadi.
Pada periode 2014, rata-rata jumlah
permintaan untuk bahan baku clay adalah
2.006.510 kg maka didapat hasil
perhitungan safety stock adalah 5% x
2.006.510 kg = 100325,5 ≈ 100.326 kg
Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Penenentuan batas titik pemesanan
merupakan total dari permintaan bahan
selama lead time ditambahkan dengan
persedian pengamanan yang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
R = 𝑑. 𝐿
R = 2.006.510 kg x 1
R = 2.006.510 kg
Keterangan :
𝑑= permntaan rata-rata
L = Lead time
Jadi batas titik pemesanan kembali bahan
baku clay dilakukan apabila sisa bahan
baku clay digudang sebesar 2.006.510 kg
Persediaan Maksimal (Maximum
Inventory)
Maximum inventory diperlukan untuk
menghindari jumlah persediaan yang
6
berlebihan di gudang, sehingga tidak
menimbukan biaya yang lebih besar untuk
penyimpanan persediaan tersebut. Berikut
adalah perhitungan persediaan maksimal
dengan menggunakan metode EOQ :
Maximum inventoy periode tahun 2014 =
safety stock + Q*
Maximum inventoy periode tahun 2014 =
100.326 kg + 3.800.904 𝑘𝑔 = 3901229,6
≈ 3901230 kg
Persediaan maksimal perusahaan
dengan menggunakan metode EOQ pada
periode 2014 adalah sebesar 3901230 kg
Biaya Total Persediaan (Total
Inventory Cost)
Biaya total persediaan bahan baku Clay
untuk periode 2014 menggunakan metode
EOQ adalah sebagai berikut:
TC = D. C + S𝐷
𝑄∗+ H
𝑄∗
2
TC = (24.078.120 𝑥 100) + (1.500.000 x
(24.078.120 / 3.800.904)) + (5 x
(3.800.904/2))
TC = (2407812000) + (9502260) +
(9502260)
TC = Rp 2.426.816.521
Keterangan :
D = Total Permintaan (kg)
C = Harga bahan baku/kg
S = Biaya 1kali pemesanan
H = Biaya Penyimpanan/kg
Q*= Jumlah pesanan dengan metode EOQ
Berdaarkan penghitungan dengan Metode
EOQ diperoleh total cost sebesar Rp
2.426.816.521.- dengan melakukan
pemesanan sebanyak 6 kali dalam satu
tahun
Waktu (Bulan)
Kuantitas (kg)
Bulan 2 Bulan 4 Bulan 6 Bulan 8 Bulan 10 Bulan 12
3.800.904 kg
2.006.510 kg Titik Reorder Point
Safety Stock
Jumlah Pemesanan Metode EOQ
1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 minggu
100.326 kg
Gambar 4.1 Kurva Metode EOQ
Berdasarkan perhitungan perusahaan total
cost periode 2014 sebesar Rp
2.544.702.600,00 dan pemesanan
dilakukan sebanyak 12 kali
Tabel 15.7 Rekapitulasi
Perbandingan Aktual dan Usulan
F Biaya Pemesanan Total Biaya
Aktual 12 Rp 18.000.000 Rp 2.544.702.600,00
Usulan 6 Rp 9.000.000 Rp 2.426.816.521,00
5. ANALISA DAN EVALUASI
Dan setelah dilakukan penelitian dan
pengolahan data didapat hasil bahwa
perhitungan perusahaan dalam pengadaan
bahan baku clay pada periode 2014,
pemesanan dilakukan sebanyak 12 kali
dalam 1 tahun dengan total biaya
pemesanan sebesar Rp 18.000.000,00
dengan total biaya pengadaan bahan baku
sebesar Rp 2.544.702.600,00 sedangkan,
hasil perhitungan pengadaan bahan baku
dengan menggunakan metode EOQ,
pemesanan dilakukan sebanyak 6 kali
dalam 1 tahun dengan total biaya
pemesanan sebesar Rp 9.000.000,00
dengan total biaya pengadaan bahan baku
sebesar Rp 2.426.816.521,00 dapat dilihat
bahwa penerapan metode EOQ dalam
perhitungan pengadaan bahan baku clay
lebih menguntungkan karena pemesanan
hanya dilakukan 6 kali dalam setahun,
pemesanan kembali dilakukan perusahaan
apabila bahan baku yang berada digudang
sudah berkurang menjadi 2.006.510 kg
Dengan menggunakan metode EOQ juga
dapat dilihat jumlah pemesanan yang
ekonomis bagi perusahaan PT.WHCI
7
adalah sebanyak 3.800.904 kg dengan
safety stock bahan baku sebesar 100.326
kg hal ini membuat perusahaan PT.WHCI
tidak akan mengalami kekurangan bahan
baku tetapi juga tidak mengalami
kelebihan bahan baku sehingga proses
produksi keramik di PT.WHCI dapat terus
belangsung tanpa adanya hambatan dari
kekurangan bahan baku clay.
Dan penghematan dapat dilihat dari total
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
pengadaan bahan baku clay, hasil dari
perhitungan total biaya dengan
menggunakan metode EOQ perusahaan
dapat mengoptimalkan total biaya
pengadaan bahan baku sebesar Rp
117.886.079,00 sehingga perusahaan dapat
berhemat ataupun dapat mengalokasikan
penghematan biaya tersebut untuk segala
macam kebutuhan dari perusahaan
PT.WHCI.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari perumusan
masalah dan tujuan dari penelitian
ini, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode
EOQ, jumlah pembelian optimal
yang ekonomis yang harus
dilakukan PT.WHCI adalah
sebanyak 3.800.904 kg
2. Total biaya persediaan bahan baku
yang harus dikeluarkan perusahaan
PT. White Horse Ceramic
Indonesia berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan
metode EOQ sebesar Rp
2.426.816.521,00 dan nominal
tersebut lebih kecil apabila
dibandingkan dengan perhitungan
biaya persediaan bahan baku yang
dilakukan perusahaan yaitu sebesar
Rp 2.544.702.600,00
3. Jumlah safety stock yang
dibuthkan PT.White Horse
Ceramic Indonesia dengan
menggunakan metode EOQ adalah
sebanyak 100.326 kg
4. Pemesanan kembali atau reorder
point bahan baku clay dilakukan
perusahaan apabila bahan baku
yang berada digudang sudah
digunakan dan tersisa sebanyak
2.006.510 kg
6.2 SARAN
1. Penerapan metode EOQ pada
PT.WHCI dapat dipertimbangkan
karena terbukti dapat
mengoptimalkan persediaan dan
dapat menghemat total biaya
pengadaan bahan baku yang
digunakan PT.WHCI
2. PT.WHCI harus tetap
memperhatikan biaya-biaya
pengeluaran untuk persediaan
bahan baku walaupun dengan
nominal yang sangat kecil, seperti
biaya pemeliharaan, walaupun
biaya pemeliharaan sangat kecil
tetapi biaya tersebut tetaplah biaya
yang apabila tidak diperhatikan
dapat membengkak dan
memperkecil provit perusahaan
7. DAFTAR PUSTAKA
1 [1] Assauri, Soyjan. (2008)
Manajemen Produksi dan Operasi.
Jakarta: LPFEUI.
2 Hariastuti, Ni Luh Putu. (2013)
Analisis Pengendalian Persediaan
Bahan Baku dengan Metode EOQ
Guna Mencapai Tingkat Persediaan
8
Optimal Surabaya : Institut
Teknologi Aditama Surabaya
3 Harjanto, Eddy (2008) Manajemen
Operasi, Edisi ke-3, Grasindo,
Jakarta.
4 Hansen Don R, Maryanne M.
Mowen (2001) Akuntansi
Manajemen, Edisi Kedua,
terjemahan : A. Hermawan,
Penerbit Erlangga, Jakarta
5 Indroprasto, Suryani Erma (2012)
Analisis Pengendalian Persedian
Produk dengan Metode EOQ
Menggunakan Algoritma Genetika
untuk Mengefisiensikan Biaya
Persediaan. Surabaya : Jurnal
Teknik ITS Vol 1, September
2012.
6 Kasmir. (2010). Pengantar
Manajemen Keuangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
7 Mathis, Robert. L & Jackson John.
H (2001) Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jilid 1, Salemba Empat,
Jakarta
8 Nasution, A. H., & Prasetyawan, Y
(2008) Perencanaan dan
Pengendalian Produksi Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
9 Prawirosentono, Suyadi (2001)
Manajemen Operasional Analisis
dan Studi Kasus, Jakarta: Bumi
Aksara
10 Rangkuti, Freddy (2004)
Manajemen Persediaan: Aplikasi di
Bidang Bisnis, Grafindo Persada,
Jakarta.
11 Rosnani Ginting(2007) Sistem
Produksi, Yogyakarta: Graha Ilmu
12 Sakkung Carien, Sinuraya Candra
(2011) Perbandingan Metode EOQ
dan JIT terhadap Efesiensi Biaya
Persediaan dan Kinerja Non-
Keuangan (Studi Kasus pada PT.
Indoto Tirta Mulia), Bandung :
Akurat Jurnal Ilmiah No.5 Tahun
ke 2, Mei-Agustus 2011.
13 Sutatnnto, Aftoni , Pamungkas
Wahyu (2012) Analisis
Pengendalian Bahan Baku
Menggunakan Metode EOQ (Studi
Kasus pada PT. Misaja Mitra
.Co.LTD) Yogyakarta : Universitas
Ahmad Dahlan
14 Syamsuddin (2009) Management
Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
15 Tarigan Eva, Rosmaini Elly,
Sebayang Djakaria (2013) Analisis
Persediaan Bahan Baku Sayur
Olahan pada PT. AAA, Sumatra
Utara : Saintia Matematika,
Volume 1, No. 4, 2013
L-1