jurnal ageng

9
1 TUGAS KHUSUS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CLAY UNTUK PRODUKSI KERAMIK MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT. WHCI Adrianus Ageng Anggono Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta e-mail : [email protected] Abstrak PT. White Horse Ceramic Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keramik dengan menggunakan bahan baku Clay. Sama seperti perusahaan-perusahaan lain, dalam menjalankan usahanya PT.WHCI menginginkan agar mendapatkan keuntungan dari seluruh proses dengan berusaha mengeluarkan biaya produksi seminimal mungkin. Untuk mencapai keuntungan yang diharapkan perusahaan, kualitas produk keramik yang dihasilkan PT.WHCI menjadi kunci agar menjadi produk yangberkualitas dan terpercaya bagi konsumen. Dalam suatu proses produksi, ketersediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting agar proses produksi dapat terus berjalan. Maka dari itu, sistem persediaan perusahaan harus berjalan dengan optimal sehingga proses produksi perusahaan dapat berjalan lancar, dan mampu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pihak perusahaan dan juga mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi kekurangan bahan baku (stockout) atau kelebihan bahan baku. PT. WHCI dirasakan masih kurang optimal dalam menjalankan sistem pengendalian persediaan yang mereka miliki. Pada proses pengadaan bahan baku, PT. WHCI melakukan pemesanan setiap bulannya dan hal tersebut membuat biaya penyimpanan persedian PT.WHCI membengkak, Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa apabila menerapkan sistem persediaan bahan baku yang kurang optimal bisa memungkinkan terjadinya kondisi kekurangan bahan baku (stockout) atau kelebihan baku baku, yang jelas akan mengganggu proses produksi perusahaan dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk bisa mengajukan usulan perbaikan pada sistem pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) serta mengetahui total biaya persediaan yang optimal saat menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Penelitian ini hanya dilakukan untuk bahan baku Clay proses produksi keramik di PT. WHCI Keyword: EOQ, Safety Stock, Reorder Point. 1. PENDAHULUAN Menurut Schroeder (1997), manajemen persediaan berada di antara fungsi manajemen operasi yang terpenting sebab persediaan membutuhkan modal yang sangat besar dan mempengaruhi pengiriman barang kepada pelanggan. Tersedianya persediaan sangat penting karena mempengaruhi proses produksi pada perusahaan, ketersediaan bahan baku membuat proses produksi dapat terus berlangsung sehingga perusahaan dapat tetap produktif dan sebaliknya apabila bahan baku tidak tersedia maka proses produksi akan terganggu dan bahkan dapat berhenti total dan berakibat kerugian bagi perusahaan karena tidak dapat memenuhi permintaan dari konsumen.

Upload: ghea

Post on 14-Jul-2016

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

persediaan

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal ageng

1

TUGAS KHUSUS

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CLAY UNTUK

PRODUKSI KERAMIK MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC

ORDER QUANTITY (EOQ)

DI PT. WHCI

Adrianus Ageng Anggono

Jurusan Teknik Industri – Fakultas Teknik

Universitas Katolik Atma Jaya – Jakarta

e-mail : [email protected]

Abstrak

PT. White Horse Ceramic Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keramik

dengan menggunakan bahan baku Clay. Sama seperti perusahaan-perusahaan lain, dalam menjalankan

usahanya PT.WHCI menginginkan agar mendapatkan keuntungan dari seluruh proses dengan berusaha

mengeluarkan biaya produksi seminimal mungkin. Untuk mencapai keuntungan yang diharapkan

perusahaan, kualitas produk keramik yang dihasilkan PT.WHCI menjadi kunci agar menjadi produk

yangberkualitas dan terpercaya bagi konsumen.

Dalam suatu proses produksi, ketersediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting agar

proses produksi dapat terus berjalan. Maka dari itu, sistem persediaan perusahaan harus berjalan dengan

optimal sehingga proses produksi perusahaan dapat berjalan lancar, dan mampu mengurangi biaya yang

harus dikeluarkan pihak perusahaan dan juga mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi

kekurangan bahan baku (stockout) atau kelebihan bahan baku.

PT. WHCI dirasakan masih kurang optimal dalam menjalankan sistem pengendalian persediaan yang

mereka miliki. Pada proses pengadaan bahan baku, PT. WHCI melakukan pemesanan setiap bulannya dan

hal tersebut membuat biaya penyimpanan persedian PT.WHCI membengkak, Seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya, bahwa apabila menerapkan sistem persediaan bahan baku yang kurang optimal bisa

memungkinkan terjadinya kondisi kekurangan bahan baku (stockout) atau kelebihan baku baku, yang jelas

akan mengganggu proses produksi perusahaan dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk bisa mengajukan usulan perbaikan pada sistem

pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) serta

mengetahui total biaya persediaan yang optimal saat menggunakan metode Economic Order Quantity

(EOQ). Penelitian ini hanya dilakukan untuk bahan baku Clay proses produksi keramik di PT. WHCI

Keyword: EOQ, Safety Stock, Reorder Point.

1. PENDAHULUAN

Menurut Schroeder (1997),

manajemen persediaan berada di antara

fungsi manajemen operasi yang terpenting

sebab persediaan membutuhkan modal

yang sangat besar dan mempengaruhi

pengiriman barang kepada pelanggan.

Tersedianya persediaan sangat penting

karena mempengaruhi proses produksi

pada perusahaan, ketersediaan bahan baku

membuat proses produksi dapat terus

berlangsung sehingga perusahaan dapat

tetap produktif dan sebaliknya apabila

bahan baku tidak tersedia maka proses

produksi akan terganggu dan bahkan dapat

berhenti total dan berakibat kerugian bagi

perusahaan karena tidak dapat memenuhi

permintaan dari konsumen.

Page 2: Jurnal ageng

2

Pada dasarnya semua perusahaan

mengadakan perencanaan dan pengedalian

bahan baku dengan tujuan pokok menekan

biaya dan untuk memaksimalkan laba dari

perusahaan. Dalam perencanaan dan peng-

endalian bahan baku terdapat masalah

utama, yaitu menyelenggarakan persedian

bahan baku yang tepat agar kegiatan

produksi tidak terganggu dan biaya yang

dikeluarkan untuk biaya bahan baku tidak

berlebihan. Masalah tersebut berpengaruh

terhadap penentuan (1) berapa kuantitas

yang akan dibeli dalam periode tertentu?

(2)berapa jumlah kuantitas yang harus

dibeli atau dipesan dalam 1 kali

pemesanan bahan baku? (3) berapa

frekuensi pemesanan bahan baku yang

harus dilakukan dalam 1 periode? (4)

kapan pemesanan bahan baku harus

dilakukan? (5) berapa jumlah minimum

safety stock ?

PT. WHCI adalah perusahaan yang

bergerak dibidang industry manufaktur

yang memproduksi keramik. Dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

PT.WHCI melakukan pemesanan setiap

bulan, dengan biaya pemesanan perbulan

berkisar Rp 200.000.000. Perusahaan

merasa sistem pengadaan bahan baku

kurang efisien karena tidak diperhi-

tungkan dengan menggunakan metode

tertentu sehingga perencanaan bahan baku

tidak teratur dan hanya mengandalkan

pengalamanproduksi PT.WHCI sehingga

menyebabkan persediaan pun tidak teratur

terkadang kelebihan persediaan dan ter-

kadang persediaan tepat, dan perusahaan

merasa butuh melakukan perbaikan sistem

pengadaan bahan baku yang lebih efisien,

sehingga dapat mengurangi biaya pe-

mesanan dan biaya perawatan bahan baku

yang selama ini dirasa cukup besar bagi

perusahaan. Sehingga dianggap perlu mel-

akukan penelitian mengenai pengendalian

bahan baku clay dengan menggunakan

metode Economic Orded Quantity (EOQ)

pada perusahaan PT.WHCI.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah tahapan-

tahapan yang dilakukan didalam

penelitian. Metodologi penelitian menjadi

acuan bagi peneliti untuk melakukan

tahapan-tahapan penelitian, karena meto-

dologi penelitian berisi tentang alur pe-

nelitian dari pendahuluan hingga kesim-

pulan dari penelitian yang sedang dilaku-

kan. Langkah-langkah dari metodologi

penelitian dapat dilihat pada berikut ini :

1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian adalah tahap awal

dari penelitian, pada tahap awal ini

peneliti menentukan topik penelitian

sesuai dengan realita yang terjadi

dilapangan. Langkah-langkah yang

dilakukan pada tahap persiapan

penelitian berupa studi lapangan dan

wawancara

2. Pendahuluan

Pendahuluan dilakukan setelah peneliti

mendapat data-data dari hasil studi

lapangan yang sudah dilakukan,

pendahuluan dibuat untuk menjelaskan

latar belakang, perumusan masalah,

tujuan pene-litian, batasan penelitian

dan asumsi-asumsi yang digunakan

pada penelitian.

3. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka memuat uraian

sistematis tentang informasi hasil-hasil

penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang relevan

dengan penelitian yang akan

dilakukan. Bagian ini memuat

kelebihan dan kelemahan yang

mungkin ada pada penelitian terdahulu

yang dapat dijadikan argumen bahwa

penelitian yang akan dikerjakan ini

Page 3: Jurnal ageng

3

bersifat menyempurnakan atau

mengem-bangkan penelitian terdahulu.

4. Pengumpulan Data

Sesuai namanya, pengumpulan data

adalah bagaimana peneliti menda-

patkan data-data yang relevan dan

berguna untuk menyelesaikan

permasalahan penelitian. Pada pen-

elitian ini, peneliti mengumpulkan data

dengan cara wawancara secara non-

formal pada manager produksi dan

juga para pekerja pada PT.WHCI dan

juga menggunakan data historis dari

perusahaan

5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan metode EOQ, karena

EOQ merupakan suatu metode yang

digunakan untuk meng-optimalkan

pembelian bahan baku yang dapat

menekan biaya-biaya persediaan

sehingga efisiensi per-sediaan bahan

dalam perusahaan dapat berjalan

dengan baik se-hingga metode EOQ

dirasa cocok untuk memecahkan

permasalahan yang ada di PT.WHCI

6. Analisis

Analisis adalah tahap yang dilakukan

setelah pengolahan data selesai

dilakukan dan telah mendapat output

dari pengolahan data. Penelitian ini

menggunakan metode EOQ maka akan

menghasilkan beberapa output antara

lain, jumlah pembelian bahan baku

clay PT.WHCI, total biaya persedian

clay PT.WHCI, jumlah safety stock

yang dibutuhkan PT.WHCI, titik

reorder point PT.WHCI, ke empat

output tersebutlah yang nantinya akan

dianalisis dan dibandingkan dengan

hasil perhitungan kebijakan perusahaan

7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran berisi

pernyataan yang pernah dianalisis

/dibahas pada bagian sebelumnya,

bukan pernyataan yang sama sekali

baru dan tidak pernah dibahas pada

bagian sebelumnya, serta merupa-kan

jawaban atas permasalahan yang

dirumuskan dan juga masukan dari

peneliti kepada perusahaan sesuai

dengan hasil penelitian

Flowchart metodologi penelitian dapat

dilihat pada gambar berikut ini :

Indentifikasi

Masalah

Latar Belakang

Masalah

Tujuan Penelitian

Perumusan

Masalah

Studi Lapangan

Batasan Masalah

PENDAHULUAN

PERSIAPAN

PENELITIAN

Asumsi Masalah

Pengendalian

Persedian

Safety Stock

Metode EOQ

Reorder Point

TINJAUAN

PUSTAKA

Total Inventory Cost

PENGUMPULAN

DATAData Permintaan

Biaya Pemesanan

Biaya Penyimpanan

PENGOLAHAN

DATA

Perhitungan

Metode EOQ

Perhitungan Kebijakan

Perusahaan

ANALISIS DAN

EVALUASI

Analisis hasil

Penelitian

Evaluasi hasil

Penelitian

KESIMPULAN

DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian

Saran kepada

PT.WHCI

Gambar 2.1 Flowchart Metodologi

Penelitian

3. STUDI KEPUSTAKAAN

3.1. PENGENDALIAN

PERSEDIAAN

Menurut Harjanto (2008, h.237) Sistem

pengendalian persediaan dapat

didefinisikan sebagai serangkaian

kebijakan pengendalian untuk menentukan

tingkat persediaan yang harus dijaga,

kapan pemesanan untuk menambah

persediaan harus dilakukan dan berapa

pesanan yang harus diadakan

Page 4: Jurnal ageng

4

3.2 METODE EOQ DASAR

Freddy Rangkuti (2004)

menyatakan bahwa metode EOQ

merupakan metode yang digunakan untuk

menentukan jumlah pembelian bahan

mentah pada setiap kali pesan dengan

biaya yang paling rendah. Hal tersebut

juga didukung oleh Herlina (2007) yang

menyatakan bahwa metode EOQ adalah

metode untuk menentukan berapa jumlah

pesanan yang paling ekonomis untuk satu

kali pesan. Dalam bukunya, Don R.

Hansen, Maryanne M. Mowen (2001)

menjelaskan hubungan EOQ sebagai

metode manajemen persediaan tradisional

dengan biaya persediaan yang terkait

didalamnya. Dikatakan bahwa jika

persediaan bahan baku yang ada dalam

perusahaan merupakan bahan baku yang

dibeli dari luar dan bukan diproduksi atau

dari dalam perusahaan, maka biaya yang

terkait dengan persediaan diketahui

sebagai biaya pemesanan (ordering costs)

dan biaya penyimpanan (carrying costs).

Biaya pemesanan (ordering costs)

merupakan biaya-biaya penempatan dan

penerimaan pesanan. Contohnya adalah

biaya memproses pesanan (biaya klerikan

dan dokumen-dokumen), asuransi untuk

pengiriman dengan kapal laut, dan biaya-

biaya bongkar muatan. Biaya pe-

nyimpanan (carrying costs) merupakan

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk men-

yimpan persediaan. Termasuk didalamnya

adalah asuransi, pajak persediaan,

keusangan, dan biaya kesempatan dari

dana-dana yang tersimpan dalam per-

sediaan, biaya-biaya penanganan per-

sediaan, dan biaya gudang

Model persediaan yang dianggap

ideal apabila Q adalah jumlah pembelian

dan ketika pesanan diterima jumlah

persediaan sama dengan Q. Jika tingkat

penggunaan tetap, persediaan akan habis

dalam waktu tenggang waktu pemesanan

kembali (reorder point) harus dilakukan.

Model ini diarahkan untuk men-

emukan jumlah pesanan yang memenuhi

total biaya persediaan minimal dengan

mempertimbangkan biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan, sehingga diharapkan

tidak ada kekurangan persediaan. Metode

ini dapat digunakan baik untuk barang

yang dibeli maupun untuk barang yang

diproduksi sendiri. Model ini dapat

digunakan dengan beberapa asumsi, yaitu:

1. Permintaan diketahui tetap dan bebas

2. Lead Time antara pemesanan dan

penerimaan pesanan diketahui dan

konstan

3. Penerimaan persediaan bersifat

seketika dan lengkap

4. Discount (potongan harga) karena

kuantitas tidak dimungkinkan

5. Biaya variabel yang ada hanyalah

biaya pengaturan atau pemesanan

(biaya set up) dan biaya menahan atau

menyimpan persediaan dari waktu ke

waktu (biaya penyimpanan atau

penggudangan)

Kosongnya persediaan dapat dihin-

dari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan

pada waktu yang tepat.

4. PENGUMPULAN DAN

PENGOLAHAN DATA

4.1. PENGUMPULAN DATA

Data-data yang dibutuhkan pada

penelitian ini adalah data historis jumlah

permintaan produk jadi keramik yang telah

Dipacking dalam dus, biaya pemesanan

bahab baku clay dan juga biaya

penyimpanannya, data-data tersebut

nantinya akan diolah menggunakan

metode EOQ yang bertujuan untuk

memberikan perhitungan yang optimal dan

efisien untuk masalah persedian PT.WHCI

Page 5: Jurnal ageng

5

4.2. PENGOLAHAN DATA

Biaya penyimpan persediaan Clay

yang diterapkan diperusahaan adalah

sebesar Rp 5,-/kg

Jumlah Pesanan yang Ekonomis

Berikut ini adalah perhitungan EOQ

(Economic Orded Quantity) periode tahun

2014 untuk PT. White Horse Ceramic

Indonesia :

𝑄∗2014 = √

2𝑆𝐷

𝐻

= √2 𝑥 1.500.000 𝑥 24078120

5

= 3.800.904 𝑘𝑔

Keterangan :

S = Biaya 1kali pemesanan

D = Total Permintaan (kg)

H = Biaya Penyimpanan/kg

Q* = Jumlah pemesanan dengan metode

EOQ

Jadi jumlah pemesanan yang ekonomis

untuk pemesanan bahan baku clay

sebanyak 3.800.904 kg

Frekuensi Pembelian

𝐷 𝑄⁄ =24.078.120 𝑘𝑔

3.800.904 𝑘𝑔= 6.3 ≈ 6 kali

Keterangan :

D = Total Permintaan (kg)

Q = Jumlah Pemesanan (kg)

Jadi jumlah frekuensi pemesanan yang

ekonomis untuk pemesanan bahan baku

clay sebanyak 6 kali dalam 1 tahun.

Persediaan Pengaman (Safety stock)

Seperti yang sudah disebutkan se-

belumnya, demi mencegah terjadinya

kondisi kekurangan jumlah persediaan

bahan baku, maka pihak PT. White Horse

Ceramic Indonesia sebelumnya sudah

menentukan untuk mempersiapkan safety

stock sebesar 5 % dari rata-rata permintaan

bahan baku yang terjadi.

Pada periode 2014, rata-rata jumlah

permintaan untuk bahan baku clay adalah

2.006.510 kg maka didapat hasil

perhitungan safety stock adalah 5% x

2.006.510 kg = 100325,5 ≈ 100.326 kg

Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Penenentuan batas titik pemesanan

merupakan total dari permintaan bahan

selama lead time ditambahkan dengan

persedian pengamanan yang dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

R = 𝑑. 𝐿

R = 2.006.510 kg x 1

R = 2.006.510 kg

Keterangan :

𝑑= permntaan rata-rata

L = Lead time

Jadi batas titik pemesanan kembali bahan

baku clay dilakukan apabila sisa bahan

baku clay digudang sebesar 2.006.510 kg

Persediaan Maksimal (Maximum

Inventory)

Maximum inventory diperlukan untuk

menghindari jumlah persediaan yang

Page 6: Jurnal ageng

6

berlebihan di gudang, sehingga tidak

menimbukan biaya yang lebih besar untuk

penyimpanan persediaan tersebut. Berikut

adalah perhitungan persediaan maksimal

dengan menggunakan metode EOQ :

Maximum inventoy periode tahun 2014 =

safety stock + Q*

Maximum inventoy periode tahun 2014 =

100.326 kg + 3.800.904 𝑘𝑔 = 3901229,6

≈ 3901230 kg

Persediaan maksimal perusahaan

dengan menggunakan metode EOQ pada

periode 2014 adalah sebesar 3901230 kg

Biaya Total Persediaan (Total

Inventory Cost)

Biaya total persediaan bahan baku Clay

untuk periode 2014 menggunakan metode

EOQ adalah sebagai berikut:

TC = D. C + S𝐷

𝑄∗+ H

𝑄∗

2

TC = (24.078.120 𝑥 100) + (1.500.000 x

(24.078.120 / 3.800.904)) + (5 x

(3.800.904/2))

TC = (2407812000) + (9502260) +

(9502260)

TC = Rp 2.426.816.521

Keterangan :

D = Total Permintaan (kg)

C = Harga bahan baku/kg

S = Biaya 1kali pemesanan

H = Biaya Penyimpanan/kg

Q*= Jumlah pesanan dengan metode EOQ

Berdaarkan penghitungan dengan Metode

EOQ diperoleh total cost sebesar Rp

2.426.816.521.- dengan melakukan

pemesanan sebanyak 6 kali dalam satu

tahun

Waktu (Bulan)

Kuantitas (kg)

Bulan 2 Bulan 4 Bulan 6 Bulan 8 Bulan 10 Bulan 12

3.800.904 kg

2.006.510 kg Titik Reorder Point

Safety Stock

Jumlah Pemesanan Metode EOQ

1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 minggu 1 minggu

100.326 kg

Gambar 4.1 Kurva Metode EOQ

Berdasarkan perhitungan perusahaan total

cost periode 2014 sebesar Rp

2.544.702.600,00 dan pemesanan

dilakukan sebanyak 12 kali

Tabel 15.7 Rekapitulasi

Perbandingan Aktual dan Usulan

F Biaya Pemesanan Total Biaya

Aktual 12 Rp 18.000.000 Rp 2.544.702.600,00

Usulan 6 Rp 9.000.000 Rp 2.426.816.521,00

5. ANALISA DAN EVALUASI

Dan setelah dilakukan penelitian dan

pengolahan data didapat hasil bahwa

perhitungan perusahaan dalam pengadaan

bahan baku clay pada periode 2014,

pemesanan dilakukan sebanyak 12 kali

dalam 1 tahun dengan total biaya

pemesanan sebesar Rp 18.000.000,00

dengan total biaya pengadaan bahan baku

sebesar Rp 2.544.702.600,00 sedangkan,

hasil perhitungan pengadaan bahan baku

dengan menggunakan metode EOQ,

pemesanan dilakukan sebanyak 6 kali

dalam 1 tahun dengan total biaya

pemesanan sebesar Rp 9.000.000,00

dengan total biaya pengadaan bahan baku

sebesar Rp 2.426.816.521,00 dapat dilihat

bahwa penerapan metode EOQ dalam

perhitungan pengadaan bahan baku clay

lebih menguntungkan karena pemesanan

hanya dilakukan 6 kali dalam setahun,

pemesanan kembali dilakukan perusahaan

apabila bahan baku yang berada digudang

sudah berkurang menjadi 2.006.510 kg

Dengan menggunakan metode EOQ juga

dapat dilihat jumlah pemesanan yang

ekonomis bagi perusahaan PT.WHCI

Page 7: Jurnal ageng

7

adalah sebanyak 3.800.904 kg dengan

safety stock bahan baku sebesar 100.326

kg hal ini membuat perusahaan PT.WHCI

tidak akan mengalami kekurangan bahan

baku tetapi juga tidak mengalami

kelebihan bahan baku sehingga proses

produksi keramik di PT.WHCI dapat terus

belangsung tanpa adanya hambatan dari

kekurangan bahan baku clay.

Dan penghematan dapat dilihat dari total

biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

pengadaan bahan baku clay, hasil dari

perhitungan total biaya dengan

menggunakan metode EOQ perusahaan

dapat mengoptimalkan total biaya

pengadaan bahan baku sebesar Rp

117.886.079,00 sehingga perusahaan dapat

berhemat ataupun dapat mengalokasikan

penghematan biaya tersebut untuk segala

macam kebutuhan dari perusahaan

PT.WHCI.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari perumusan

masalah dan tujuan dari penelitian

ini, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan metode

EOQ, jumlah pembelian optimal

yang ekonomis yang harus

dilakukan PT.WHCI adalah

sebanyak 3.800.904 kg

2. Total biaya persediaan bahan baku

yang harus dikeluarkan perusahaan

PT. White Horse Ceramic

Indonesia berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan

metode EOQ sebesar Rp

2.426.816.521,00 dan nominal

tersebut lebih kecil apabila

dibandingkan dengan perhitungan

biaya persediaan bahan baku yang

dilakukan perusahaan yaitu sebesar

Rp 2.544.702.600,00

3. Jumlah safety stock yang

dibuthkan PT.White Horse

Ceramic Indonesia dengan

menggunakan metode EOQ adalah

sebanyak 100.326 kg

4. Pemesanan kembali atau reorder

point bahan baku clay dilakukan

perusahaan apabila bahan baku

yang berada digudang sudah

digunakan dan tersisa sebanyak

2.006.510 kg

6.2 SARAN

1. Penerapan metode EOQ pada

PT.WHCI dapat dipertimbangkan

karena terbukti dapat

mengoptimalkan persediaan dan

dapat menghemat total biaya

pengadaan bahan baku yang

digunakan PT.WHCI

2. PT.WHCI harus tetap

memperhatikan biaya-biaya

pengeluaran untuk persediaan

bahan baku walaupun dengan

nominal yang sangat kecil, seperti

biaya pemeliharaan, walaupun

biaya pemeliharaan sangat kecil

tetapi biaya tersebut tetaplah biaya

yang apabila tidak diperhatikan

dapat membengkak dan

memperkecil provit perusahaan

7. DAFTAR PUSTAKA

1 [1] Assauri, Soyjan. (2008)

Manajemen Produksi dan Operasi.

Jakarta: LPFEUI.

2 Hariastuti, Ni Luh Putu. (2013)

Analisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku dengan Metode EOQ

Guna Mencapai Tingkat Persediaan

Page 8: Jurnal ageng

8

Optimal Surabaya : Institut

Teknologi Aditama Surabaya

3 Harjanto, Eddy (2008) Manajemen

Operasi, Edisi ke-3, Grasindo,

Jakarta.

4 Hansen Don R, Maryanne M.

Mowen (2001) Akuntansi

Manajemen, Edisi Kedua,

terjemahan : A. Hermawan,

Penerbit Erlangga, Jakarta

5 Indroprasto, Suryani Erma (2012)

Analisis Pengendalian Persedian

Produk dengan Metode EOQ

Menggunakan Algoritma Genetika

untuk Mengefisiensikan Biaya

Persediaan. Surabaya : Jurnal

Teknik ITS Vol 1, September

2012.

6 Kasmir. (2010). Pengantar

Manajemen Keuangan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

7 Mathis, Robert. L & Jackson John.

H (2001) Manajemen Sumber Daya

Manusia, Jilid 1, Salemba Empat,

Jakarta

8 Nasution, A. H., & Prasetyawan, Y

(2008) Perencanaan dan

Pengendalian Produksi Edisi

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

9 Prawirosentono, Suyadi (2001)

Manajemen Operasional Analisis

dan Studi Kasus, Jakarta: Bumi

Aksara

10 Rangkuti, Freddy (2004)

Manajemen Persediaan: Aplikasi di

Bidang Bisnis, Grafindo Persada,

Jakarta.

11 Rosnani Ginting(2007) Sistem

Produksi, Yogyakarta: Graha Ilmu

12 Sakkung Carien, Sinuraya Candra

(2011) Perbandingan Metode EOQ

dan JIT terhadap Efesiensi Biaya

Persediaan dan Kinerja Non-

Keuangan (Studi Kasus pada PT.

Indoto Tirta Mulia), Bandung :

Akurat Jurnal Ilmiah No.5 Tahun

ke 2, Mei-Agustus 2011.

13 Sutatnnto, Aftoni , Pamungkas

Wahyu (2012) Analisis

Pengendalian Bahan Baku

Menggunakan Metode EOQ (Studi

Kasus pada PT. Misaja Mitra

.Co.LTD) Yogyakarta : Universitas

Ahmad Dahlan

14 Syamsuddin (2009) Management

Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

15 Tarigan Eva, Rosmaini Elly,

Sebayang Djakaria (2013) Analisis

Persediaan Bahan Baku Sayur

Olahan pada PT. AAA, Sumatra

Utara : Saintia Matematika,

Volume 1, No. 4, 2013

Page 9: Jurnal ageng

L-1