teks kyai ageng gribig sebuah tinjauan semiotik …

25
TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: DHUTA KRISNA MURTI 1611100016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN 2020

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

DHUTA KRISNA MURTI

1611100016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

2020

Page 2: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …
Page 3: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …
Page 4: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …
Page 5: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

v

MOTTO

Ketika kamu sedang bermalas-malasan, ingatlah ribuan pesaingmu sedang

berusaha keras untuk megalahkanmu.

(Fildza Hasnamudia)

Jangan hanya bermimpi. Tapi, tetapkan tujuan kamu.

Mimpi adalah kemungkinan yang mustahil, tetapi tujuan itu nyata.

(Penulis)

Page 6: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

vi

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua tercinta papah Supriyono, M.Pd., dan mamah Sri Hartami

yang memberikan motivasi dan doa restu sampai selesainya studi ini.

2. Saudaraku tercinta Citra Ayu Mukti dan Fena Chefriyana, Amd.Keb.,

yang selalu memberikan tauladan yang baik pada adiknya.

3. Keponakanku tersayang Bara Nugraheni yang selalu menjadi penghibur

dengan tingkah lakunya yang lucu.

4. Dr. D. B. Putut Setiyadi, M.Hum., dan Drs. Danang Susena, M.Hum.,

selaku dosen pembimbing, yang selalu sabar membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

5. Teman-teman PBSI seperjuangan yang selalu memberikan hiburan dan

dorongan.

6. Karyawan dan staf Perpustakaan Universitas Widya Dharma Klaten yang

selalu sabar membantu melengkapi referensi.

7. Almameter kebanggaan Universitas Widya Dharma Klaten.

Page 7: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Teks Kyai Ageng Gribig Sebuah Tinjauan

Semiotik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Widya Dharma Klaten.

Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Triyono, M.Pd., selaku Rektor Universitas Widya

Dharma Klaten.

2. Bapak Dr. H. Ronggo Warsito, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.

3. Bapak Wisnu Nugroho Aji, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Widya Dharma

Klaten.

4. Bapak Dr. D. B. Putut Setiyadi, M.Hum., selaku dosen pembimbing I

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik.

Page 8: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

viii

5. Bapak Drs. Danang Susena, M.Hum., selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik.

6. Karyawan dan staf Perpustakaan Pusat Universitas Widya Dharma

Klaten yang selalu membantu melengkapi sumber referensi.

7. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari

pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

khususnya bagi keluarga besar Universitas Widya Dharma Klaten.

Klaten, 30 Juni 2020

Penulis

Page 9: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN .................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

ABSTRAK ........................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….....……. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ……………………………………………………...... 5

E. Tujuan Penelitian ...……………………………………………………… 6

F. Manfaat Penelitian …...………………………………………………….. 6

G. Penegasan Judul ………………………………………………………..... 7

H. Sistematika Penulisan ………………………………………………..….. 7

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………….………………... 9

A. Pengertian Karya Sastra ............................................................................. 9

B. Pengertian Folklor .................................................................................... 11

Page 10: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

x

C. Pengertian Legenda ................................................................................. 14

D. Pengertian Semiotik ……………………………………………………. 16

1. Pembacaan Heuristik ……..………………………………………... 18

2. Pembacaan Hermeneutik ……..……………………………………. 19

E. Pengertian Nilai Kearifan Lokal …...…………………………………... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………...…….. 24

A. Metodologi Penelitian .............................................................................. 24

B. Objek Penelitian ....................................................................................... 25

C. Data Penelitian ......................................................................................... 25

D. Sumber Data…………………………………………………….………. 26

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 26

F. Teknik Analisis Data……………………………………………………. 27

BAB IV ANALISIS ……………………………...…………….………………. 29

A. Pembacaan Heuristik dalam teks Kyai Ageng Gribig .............................. 29

B. Pembacaan Hermeneutik dalam teks Kyai Ageng Gribig ........................ 40

C. Analisis Nilai Kearifan Lokal .................................................................. 47

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN IMPLEMENTASI ……………………... 56

A. Simpulan .................................................................................................. 56

B. Saran ......................................................................................................... 57

C. Implementasi ............................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60

LAMPIRAN ......................................................................................................... 61

Page 11: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Cover Buku Kyai Ageng Gribig ........................................................................... 62

Identitas buku dan Sinopsis Kyai Ageng Gribig .................................................. 63

Page 12: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

xii

ABSTRAK

Dhuta Krisna Murti. 1611100016. Teks Kyai Ageng Gribig Sebuah Tinjauan

Semiotik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Widya Dharma Klaten. Pembimbing I Dr. D. B. Putut Setiyadi,

M.Hum., Pembimbing II Drs. Danang Susena, M.Hum.

Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui deskripsi dari

pembacaan heuristik, hermeneutik, dan nilai kearifan lokal terhadap tanda budaya

teks Kyai Ageng Gribig.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik

baca, teknik catat, dan teknik pustaka. Objek penelitian ini yaitu teks Kyai Ageng

Gribig. Data dalam penelitian ini berupa kata dan kalimat-kalimat dalam teks

Kyai Ageng Gribig. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teks

Kyai Ageng Gribig.

Berdasarkan kajian semiotik dan nilai kearifan lokal terhadap tanda

budaya dalam teks Kyai Ageng Gribig, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dari pembacaan heuristik dapat disimpulkan teks Kyai Ageng Gribig memiliki arti

seorang ulama yang mengumpulkan masyarakat untuk mengajarkan agama Islam.

Dalam proses analisis, sebelum memaknai teks Kyai Ageng Gribig ditemukan

creating, displacing, dan distorting pada kata-kata adzan, timur, dan tumbal.

Selain itu ditemukan pula matriks pada teks Kyai Ageng Gribig berupa sebuah

pernyataan atau kalimat “Jangan sampai hukuman itu jatuh kepada orang yang

tidak bersalah”. Dari pembacaan hermeneutik teks Kyai Ageng Gribig dapat di

maknai bahwa seorang ulama yang mencari fakta pada jalan kebenaran. Secara

semiosis ditandai dengan judul Kyai Ageng Gribig. Nilai-nilai kearifan lokal yang

terkandung dalam teks Kyai Ageng Gribig sebagai nilai moral diantaranya adalah

nilai pendidikan, nilai tolong menolong, nilai kehati-hatian, nilai bersyukur, nilai

kerukunan, nilai religi, dan nilai sosial budaya. Dari ketujuh nilai kearifan lokal

yang telah ditemukan dapat digunakan sebagai pengajaran bagi peserta didik dan

masyarakat luas.

Kata Kunci: Teks Kyai Ageng Gribig, Semiotik, Nilai Kearifan Lokal

Page 13: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra adalah hasil angan-angan atau ide dan buah pemikiran manusia

yang direfleksikan menjadi sebuah imajinasi yang nantinya dituangkan

menjadi suatu karya sastra, baik dalam bentuk lisan maupun tulis (naskah),

melalui kata lain sastra merupakan karya seni. Sastra merupakan bagian

dari budaya, karena kebudayaan juga merupakan hasil dari perasaan, ide

dan buah pemikiran manusia, maka sastra merupakan karya seni dari hasil

kreatifitas manusia. Sastra adalah suatu aktivitas kreatif, berbentuk karya

seni (Wellek & Warren, 1989: 3).

Sastra lisan yaitu sastra yang berkembang dalam masyarakat

menggunakan media bahasa dan disebarkan secara turun temurun.

Menurut William R. Bascom (dalam Danandjaja: 19) di setiap daerah

memiliki cerita lisan yang sampai hari ini masih hidup. Cerita itu memiliki

fungsi sebagai sistem proyeksi yakni sebagai alat pencerminan angan-

angan suatu kolektif, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan

lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidik anak, dan alat

pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu

dipatuhi anggota kolektifnya. Sastra lisan bertahan secara tradisional dan

bersifat tetap dengan waktu yang cukup lama. Penelitian terhadap sastra

Page 14: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

2

lisan biasanya tidak terbatas pada cerita saja tetapi juga mengenai adat-

istiadat, kebudayaan, dialek-dialek, dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat desa karena sastra lisan termasuk folklor.

Di Indonesia istilah folklor belum lama dikenal orang dan cabang ilmu

pengetahuan yang masih baru. Folklor merupakan sebagian kebudayaan

suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun, di

antara kolektif apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik

dalam bentuk lisan maupun yang disertai dengan gerak isyarat atau alat

pembantu pengingat (Danandjaja, 1984: 2).

Kebudayaan dan karya sastra memiliki hubungan yang saling

terkait. Karya sastra merupakan hasil budaya, sehingga ada suatu pendapat

yang menyatakan bahwa untuk menyadari kebudayaan dalam masyarakat

maka harus dipahami melewati karya sastranya (Ratna, 2011:174).

Cerita rakyat merupakan salah satu warisan tradisi leluhur sebagai

upaya untuk memberikan pesan moral yang sangat tinggi nilainya.

Biasanya cerita rakyat di suatu tempat mempunyai hubungan yang kental

dengan masyarakatnya. Hal itu disebabkan karena karya sastra produk dari

masyarakat atau karya kolektif yang biasanya bercerita tentang

pemiliknya. Corak suatu daerah dicerminkan dalam cerita rakyat atau

cerita lisan. Salah satu cerita rakyat yang berkembang di wilayah Jatinom,

Kabupaten Klaten yaitu cerita asal-usul nama Kyai Ageng Gribig.

Page 15: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

3

Suatu karya sastra mempunyai identitas khas tersendiri untuk

membedakan antara karya sastra satu dengan karya sastra yang lainnya.

Hal itu membuat pembaca tertarik untuk membaca karya sastra tersebut,

termasuk cerita rakyat. Menurut Danandjaja (1984: 3) karya sastra lisan

memiliki ciri khas diantaranya adalah penyebaran dan pewarisannya

biasanya secara turun temurun, bersifat tradisional, bersifat kolektif,

bersifat anonim yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi,

bersifat pralogis yaitu memiliki logika sendiri yang tidak sesuai dengan

logika umum, dan pada umumnya bersifat apa adanya atau polos. Teks

folklor merupakan fenomena budaya yang lahir dari sebuah kolektif

budaya. Fenomena budaya teks folklor ditandai dengan pemilihan kata-

kata.

Teks Kyai Ageng Gribig banyak menggunakan diksi-diksi kata

yang menunjukkan fenomena budaya. Salah satu contohnya Yaqowiyu.

Dalam konteks kesusastraan terutama untuk mencari kata Yaqowiyu harus

dianalisis secara tataran bahasa dan dianalisis dengan menggunakan

tataran sastra untuk mencari signifikansinya, karena teks Kyai Ageng

Gribig adalah tanda budaya. Teks Kyai Ageng Gribig merupakan tanda

budaya maka pendekatan yang digunakan untuk menganalisisnya adalah

pendeketan semiotik. Oleh karena itu, pemaknaan terhadap teks Kyai

Ageng Gribig dilakukan dengan pendekatan semiotik yaitu pendekatan

dengan analisis sistem tanda. Menurut Riffatere (dalam Susena 2015: 7)

pendekatan semiotik dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah

Page 16: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

4

pembacaan heuristik disebut sebagai tataran pertama dalam memahami

teks karya sastra. Tahap kedua adalah pembacaan hermeneutik pembacaan

ini dilakukan untuk memahami signifikansi (makna) karya sastra yaitu

makna yang sesungguhnya yang muncul dari bahasa semiotik karya sastra.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul “Teks

Kyai Ageng Gribig Sebuah Tinjauan Semiotik”. Adapun alasannya adalah

beberapa pertimbangan yang mendorong penulis tertarik pada teks sastra

tulisKyai Ageng Gribig sebagai bahan penelitian. Pertama, teks sastra lisan

Kyai Ageng Gribig belum diteliti oleh peneliti lain. Kedua, di dalam teks

sastra lisan Kyai Ageng Gribig terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang

dapat bermanfaat untuk menanamkan nilai pendidikan pada masyarakat.

Kandungan teks yang berupa kearifan lokal menjadi alasan utama

mengapa peneliti tertarik menganalisis teks Kyai Ageng Gribig. Alasannya

bahwa kearifan lokal merupakan pewarisan kandungan tradisi dengan cara

turun-temurun yang didapatkan dari tradisi lisan serta budaya dan dapat

dimanfaatkan untuk mengatur kehidupan dalam cakupan berbagai bidang

(Inriani, 2017: 168). Kearifan lokal yang terkandung dalam sastra lisan

juga bermanfaat untuk penanaman pendidikan berkarakter. Pendidikan

karakter merupakan usaha untuk mendidik peserta didik agar dapat

menentukan keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi

yang positif pada lingkungannya (Warsito, 2017: 24).

Page 17: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan di atas, maka

dapat diklasifikasikan beberapa masalah, di antaranya adalah:

1. Pembacaan heuristik terhadap teks Kyai Ageng Gribig dengan

menggunakan konvensi bahasa.

2. Pembacaan hermeneutik terhadap teks Kyai Ageng Gribig untuk

mencari makna atau signifikansi dengan konvensi sastra

3. Nilai kearifan lokal dalam teks Kyai Ageng Gribig.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti

memberikan batasan masalah dan fokus pada kajian semiotik dan nilai

kearifan lokal terhadap teks Kyai Ageng Gribig berdasarkan teori semiotik

Riffaterre.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan

masalah dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana pembacaan heuristik atau konvensi bahasa terhadap tanda

budaya dalam teks Kyai Ageng Gribig?

Page 18: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

6

2. Bagaimana pembacaan hermeneutik atau konvensi sastra terhadap

tanda budaya dalam teks Kyai Ageng Gribig?

3. Bagaimana nilai kearifan lokal dalam cerita teks Kyai Ageng Gribig?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pembacaan heuristik secara referensial teks Kyai

Ageng Gribig.

2. Mendiskripsikan pemaknaan hermeneutik terhadap tanda budaya teks

Kyai Ageng Gribig.

3. Mendeskripsikan nilai kearifan lokal teks Kyai Ageng Gribig yang

dapat digunakan untuk menanamkan nilai pendidikan masyarakat.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi bagi peneliti lain yang juga berminat meneliti sastra dalam

bidang sastra lisan dengan menggunakan pendekatan serupa.

Page 19: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

7

2. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjembatani pemaknaan

dan pemahaman pembaca dalam bidang kesusastraan, khususnya

penelitian semiotik terhadap sastra lisan.

G. Penegasan Judul

Agar tidak terjadi salah paham mengenai judul, maka peneliti

memberikan penjelasan antara lain:

1. Teks Kyai Ageng Gribig

Teks Kyai Ageng Gribig merupakan salah satu cerita rakyat

yang berupa legenda berasal dari Kecamatan Jatinom Kabupaten

Klaten.

2. Semiotik

Semiotik (kadang-kadang juga dipakai istilah semiologi) adalah

ilmu yang sistematik untuk mempelajari tanda-tanda dan lambang-

lambang (semion, bahasa Yunani = tanda), sistem-sistem lambang dan

proses-proses perlambangan. Dengan demikian ilmu kebahasaan dapat

dinamakan ilmu semiotik (Luxembrug, 1984:44).

Page 20: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

8

H. Sistematika Penulisan

Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman mengenai isi dari

penelitian ini, maka peneliti memberikan sistematika penulisan.

Sistematika dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

BAB I. Pendahuluan berisi Latar Belakang, Identifikasi Masalah,

Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Penegasan Judul, dan Sistematika Penulisan.

BAB II. Landasan Teori berisi Pengertian Karya Sastra, Pengertian

Folklor, Pengertian Legenda, Pengertian Semiotik dan Pengertian Nilai

Kearifan Lokal.

BAB III. Metodologi Penelitian, berisi Metodologi Penelitian, Objek

Penelitian, Data Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan

Teknik Analisis Data.

BAB IV. Pembahasan, Analisis Heuristik, Analisis Hermeneutik, dan Nilai

Kearifan Lokal dalam Cerita Kyai Ageng Gribig.

BAB V. Penutup, berisi Kesimpulan, Saran, dan Implementasi.

Page 21: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

55

BAB V

SIMPULAN, SARAN, DAN IMPLEMENTASI

A. Simpulan

Dari hasil pembacaan heuristik dapat disimpulkan bahwa teks Kyai

Ageng Gribig memiliki arti seseorang yang mempertahankan kekuasaannya

dalam mempertahankan keutuhan kerajaan untuk menyebarkan agama Islam.

Dari pembacaan hermeneutik teks Kyai Ageng Gribig dapat dimaknai

bahwa seorang ulama yang membuktikan adanya jalan kebenaran. Secara

semiosis ditandai dengan judul Kyai Ageng Gribig. Dalam proses analisis,

sebelumnya memaknai teks Kyai Ageng Gribig ditemukan creating,

displacing, dan distorting pada kata kyai, syeh, adzan, ramuan, tumbal, dan

pasar malam. Selain itu ditemukan matriks teks Kyai Ageng Gribig berupa

“Jangan sampai hukuman itu jatuh kepada orang yang tidak bersalah.”

Selain analisis semiosis peneliti juga menemukan nilai kearifan lokal.

Nilai kearifan lokal dalam teks Kyai Ageng Gribig terdapat nilai yang

beragam, tetapi banyak ditujukan kepada nilai-nilai moral. Nilai-nilai kearifan

lokal yang terdapat dalam teks Kyai Ageng Gribig antara lain adalah nilai

pendidikan, nilai tolong menolong, nilai kehati-hatian, nilai bersyukur, nilai

kerukunan, nilai religi, dan nilai sosial budaya.

Page 22: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

56

B. Saran

Penelitian ini jauh dari kata sempurna, perlu tindak lanjut yang lebih

mendalam. Penulis berharap adanya tindak lanjut dari peneliti lain untuk

melakukan penelitian lanjutan mengungkapkan makna semiotik lain dari teks

ini. Teks Kyai Ageng Gribig ini masih memiliki potensi untuk diteliti secara

semiotik. Penulis juga berharap penelitian ini menjadi sumber wawasan dalam

memahami karya sastra khususnya teks Kyai Ageng Gribig. Penelitian ini juga

dapat memberikan motivasi dan masukkan dalam meneliti karya sastra lain

sehingga dapat memunculkan penelitian-penelitian baru khususnya bagi

peneliti lainnya.

C. Implementasi

Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Pengamalan syariat agama (Islam) berdasarkan hasil penelitian

menjadi dasar dan bahan untuk pengajaran di sekolah atau pengajaran bagi

masyarakat banyak. Menyebar apem maknanya Allah menyebar ampunan.

Oleh karena itu, permohonan ampunan kepada Allah kapanpun dan di

manapun. Ajaran semacam ini harus ditanamkan kepada masyarakat

semenjak usia dini. Di dunia pendidikan ajaran ini harus disampaikan pada

peserta didik. Dalam dunia pendidikan banyak tanda semiosis yang

merupakan gejala budaya yang harus dijelaskan maknanya pada para

peserta didik. Contohnya kata guru secara heuristik pendidik sedangkan

Page 23: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

57

secara signifikansinya guru adalah digugu lan ditiru (filosofi Jawa)

menjadi teladan sesuai dengan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara,

bahwa guru itu ing ngarso sung tulodo (bahwa guru harus di depan dan

diteladani). Kata buku secara heuristik kumpulan kertas yang ada

tulisannya dan dapat dibaca. Secara hermeneutik buku adalah jendela

dunia. Sementara itu nilai-nilai yang lain seperti nilai pendidikan, nilai

tolong menolong, nilai kehati-hatian, nilai bersyukur, nilai kerukunan,

nilai religi, dan nilai sosial budaya, dapat menjadi bahan ajar dan dapat

menjadi bahan pengajian bagi masyarakat. Utamanya nilai-nilai itu harus

diaplikasikan dalam kehidupan dan harus dilakukan dengan keteladanan.

Page 24: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

58

DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Pusaka Utama Grafiti.

Daniah. 2016. “Kearifan Lokal (Lokal Wisdom) Sebagai Basis Pendidikan

Karakter”. Jurnal Pendidikan. Vol.5 No.2 (2016).

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada Press.

Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University

Press

Fauziah, Windy Putri, Soedjijono. 2018. “Nilai Kearifan Lokal dan Budaya dalam

Legenda Prigen”. Jurnal Insprirasi Pendidikan. 8 (1), 84-93, 2018.

Inriani, Kethy. 2017. “Nilai Kearifan Lokal Dalam Legenda Cerita Rakyat

Muntok: Sebuah Kajian Pendidikan Karakter”, in Seminar Bahasa dan

Sastra, 2017, pp. 167-177.

Ismawati, Esti dan Warsito. 2019. Kearifan Lokal Jawa dalam Wedhatama.

Yogyakarta: Gambang Buku Budaya.

Luxemburg, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Bahasa Indonesia

oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia

Nurgiantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Palmer, Richard E. 2003. Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi

(Diterjemahkan oleh Musnur Henry dan Damanhuri Muhammad).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Page 25: TEKS KYAI AGENG GRIBIG SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIK …

59

Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Bebebrapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rafiek. 2010. Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik. Bandung: PT Refika

Aditama.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

__________________. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rudito, Bambang, Danang Susena dan Wasana. 2009. Folklor Transmisi Nilai

Budaya. Jakarta: Indonesia Center Sustainable Development.

Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Susena, Danang. 2015. Hikayat Sultan Ibrahim Ibn Adham. Padang: SURI Surau

Institute for Conservation.

Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: PT Remaja

________. 1991. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:

Pustaka Jaya.

Warsito, Ronggo, Sri Anitah Wiryawan, Mulyoto, Asrowi dan Isnaini Nurrahmah.

2017. Pendidikan Karakter. Klaten: UNWIDHA Press.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (diterjemahkan oleh

Melani Budianta). Jakarta: PT Gramedia.