jurnal acne

Upload: sabrinabressy

Post on 15-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Laporan Kasus

    J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 4, April 2011

    Terapi Akne Vulgaris Berat denganAzitromisin Dosis Denyut

    Satya Wydya Yenny, Wahyu Lestari

    SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Dr M Djamil/Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

    Abstrak: Akne vulgaris merupakan penyakit self limited (sembuh sendiri) pada unit pilosebaseusterutama terjadi pada orang dewasa. Kebanyakan kasus berupa lesi pleomorfik berupa komedo,papul, pustul, nodus dan dapat terjadi gejala sisa berupa pitted scar atau skar hipertrofik.Terapi antibiotik pada akne vulgaris diberikan setiap hari dalam jangka waktu yang lamasehingga diperlukan kepatuhan yang tinggi dari pasien. Azitromisin merupakan antibiotikalternatif yang ditoleransi dengan baik, efektif untuk terapi akne dan diberikan secara dosisdenyut. Dilaporkan satu kasus akne vulgaris berat pada wanita usia 27 tahun. Diagnosisditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Status dermatologikus ditemukankomedo, papul eritem, pustul dan nodul. Terapi yang diberikan adalah azitromisin (dosis denyut),pada hari pertama 500 mg sekali sehari, pada hari kedua sampai hari kelima 250 mg/hr (sekalisehari) dan diulang setiap bulannya sampai 4 bulan. Dengan pemberian dosis denyut azitromisinselama 4 bulan memberikan hasil yang memuaskan.Kata kunci : akne vulgaris berat, azitromisin

    168

  • J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 4, April 2011 169

    Terapi Akne Vulgaris Berat dengan Azitromisin Dosis Denyut

    Treatment with Pulse Doses Azitromycin on Severe Acne Vulgaris

    Satya Wydya Yenny, Wahyu Lestari

    Department of Dermatology and Venereology, Dr. M Djamil Hospital/Faculty of Medicine, University of Andalas, Padang

    Abstract: Acne vulgaris is a self-limited disorder of the pilosebaceous unit that is seen primarily inadolescents. Most cases of acne present with pleomorphic variety of lesions, consisting of come-dones, papules, pustules, nodules and the sequelae can be lifelong, with pitted or hypertrophicscar formation. The antibiotic treatment in acne vulgaris needs long time periods nevertheless,requires high patients compliance. Azithromycin is alternative antibiotic that can be well toler-ance, effective and can be used to treat acne vulgaris in pulse dose. Azithromycin with pulse doseregimen is one of alternative treatment for acne treatment. We reported a case of severe acnevulgaris in women, 27 years old. Diagnosis was based on anamnesis, physical examinationconsist of comedo, erythematous papules, pustules and nodule. Patient received 500 mg ofazytromycin once daily per oral, in the first day 250 mg of azitromycin once daily per oral, for the2nd-5th day repeated monthly until four months. A pulse dose of azithromycin for 4 months, wouldgive satisfactory result.Key words: severe acne vulgaris, azitromycyn

    PendahuluanAkne vulgaris merupakan penyakit self limited (sembuh

    sendiri) pada unit pilosebaseus terutama terjadi pada orangdewasa yang ditandai dengan adanya lesi pleomorfik sepertikomedo, papul, pustul, nodus, kista, dan jaringan parut; baikyang hipertrofik maupun yang hipotrofik dengan predileksidi wajah, dada, punggung, dan bahu.1,2

    Patogenesis akne vulgaris terdiri dari empat faktor yangsaling memengaruhi, yaitu hiperkeratinisasi folikuler,kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes, peningkatanproduksi sebum, dan inflamasi.1 Berbagai macam terapisistemik seperti antibiotik telah digunakan untuk pengobatanakne vulgaris dengan tujuan menurunkan jumlah P. acnesdan sebagai anti inflamasi. Secara in vitro, P. acnes sangatsensitif terhadap beberapa antibiotik dari golongan yangberbeda, termasuk makrolida, tetrasiklin, penisilin, klinda-misin, sefalosporin, trimetoprin, dan sulfonamid.2

    Azitromisin merupakan antibakterial yang mengandungnitrogen dan merupakan derivat metal dari eritromisin denganmekanisme kerja dan penggunaan yang mirip denganeritromisin. Waktu paruh dan aktivitas azitromisin lama karenaitu azitromisin tidak membutuhkan dosis harian.3,4 Efeksamping azitromisin adalah gangguan gastrointestinal (3%),sakit kepala (1-2%), peningkatan enzim liver (

  • Terapi Akne Vulgaris Berat dengan Azitromisin Dosis Denyut

    J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 4, April 2011170

    dan bedak padat yang ada di pasaran. Terdapat adanyariwayat keluarga yang berjerawat.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan semua tanda vitaldalam batas normal. Pemeriksaan status dermatologisditemukan komedo, papul eritema, pustul dan nodus yangmultipel, dan skar akne pada wajah (dahi, kedua pipi, hidungdan dagu). Berdasarkan derajat keparahan akne, diagnosispada pasien ini adalah akne vulgaris derajat berat. Pasiendiberi terapi azitromisin 1x500 mg pada hari pertama laludilanjutkan dengan azitromisin 1x250 mg pada hari keduasampai hari kelima, diulangi setiap bulan selama 4 bulan.

    Pada kunjungan pertama (10 Agustus 2009) dankunjungan kedua (15 September 2009) pasca pengobatan,hanya terdapat sedikit perbaikan. Pada dahi, kedua pipi dandagu masih ditemukan komedo, papul eritem, pustul dannodus yang multipel serta skar akne pada wajah. Padakunjungan ketiga (15 Oktober 2009), terdapat adanyaperbaikan yaitu pada dahi, kedua pipi dan dagu ditemukanpapul eritem, komedo serta skar akne, namun tidak ditemukanlagi multipel nodul dan pustul.

    Pada kunjungan keempat (10 Desember 2009), terdapatadanya perbaikan yang bermakna. Pada dahi, kedua pipi,dan dagu sudah tidak ditemukan pustul dan nodul lagi.

    DiskusiDiagnosis akne vulgaris pada pasien ini ditegakkan

    berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamne-sis didapatkan predisposisi pada pasien ini adalah peng-gunaan bermacam-macam bahan kosmetik yang ada dipasaran, kebersihan wajah yang kurang dan tipe kulitberminyak serta pengobatan jerawat yang tidak teraturmenyebabkan muncul dan bertambah beratnya jerawat pada

    Kunjungan Pertama

    Kunjungan Keempat

    pasien ini. Pada pemeriksaan status dermatologikusditemukan komedo, papul eritem, pustul dan nodus yangmultipel, skar akne pada wajah (dahi, hidung, kedua pipi dandagu). Berdasarkan kriteria diagnosis akne vulgaris, di-temukannya multipel nodul, pustul, papul eritem dan komedo,menunjukkan golongan derajat akne vulgaris berat.

    Patogenesis akne vulgaris adalah multifaktorial, namun4 proses patogenesis utamanya adalah hiperproliferasi folikelepidermal, produksi sebum yang berlebihan, inflamasi danaktivitas dari Propionebacterium acne. Berdasarkan itu makapenatalaksanaan akne vulgaris harus dilakukan secaramenyeluruh berdasarkan patogenesis tersebut. 1

    Antibiotik spektrum luas banyak digunakan dalampengobatan akne vulgaris inflamatori. Pada Akne vulgarisinflamatori dapat ditemukan papul eritem, pustul, nodul dankista sedangkan akne vulgaris non inflamatori hanya terdiridari komedo. Antibiotik sistemik diberikan pada akne derajatsedang sampai dengan berat, pada pasien akne vulgaris yanggagal atau tidak respon terhadap pemberian antibiotik topikal,dan pada pasien dengan akne vulgaris luas yang mengenaipermukaan tubuh selain wajah.1 Antibiotik sistemik pada aknevulgaris bekerja sebagai antibakteri, antiinflamasi, danimunomodulator. Antibiotik ini terbukti dapat menghambatlipase bakteri dan menurunkan produksi asam lemak bebas.Terapi antibiotik yang efektif dapat mengurangi populasiP.acnes sebesar

  • Terapi Akne Vulgaris Berat dengan Azitromisin Dosis Denyut

    J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 4, April 2011 171

    reversibel pada 23 S ribosom RNA di dalam sub unit 50S.Terdapat penambahan nitrogen yang mensubstitusi metalpada rantai C-9a. Adanya penambahan ini menyebabkanazitromisin mampu melawan bakteri gram positif, gram negatifdan bakteri anaerob. Obat ini memiliki kemampuan untukberada di dalam jaringan 4-8 kali lebih besar dibandingkaneritromisin, kemampuan melawan bakteri anaerob termasukP.acnes, dan memiliki waktu paruh yang lama sehingga dapatdigunakan dengan dosis denyut (pulse dose).6,7

    Terdapat banyak protokol dalam pemberian azitromisinuntuk terapi akne. Beberapa penelitian telah dilakukan danmemberikan hasil yang berbeda, sehingga saat ini belum adastandardisasi tentang dosis maksimum dan frekuensipemberian obat ini untuk terapi akne vulgaris.7,8

    Wahab MA9 di Bangladesh melaporkan efektivitasisotretinoin dibandingkan dengan azitromisin dosis denyutpada 60 pasien akne vulgaris derajat sedang sampai beratusia 15 sampai dengan 30 tahun. Kelompok A mendapatisotretinoin dengan dosis 0,5-1 mg/kg berat badan selamalima bulan dan kelompok B mendapat azitromisin 500 mg 3kali per minggu selama tiga bulan. Hasil pada kelompok Aadalah terjadi perbaikan sangat baik pada 80% kasus,perbaikan baik pada 16,67% kasus, dan menetap pada 3,33%kasus. Sementara pada kelompok B terjadi perbaikan sangatbaik pada 20% kasus, perbaikan baik sebanyak 30%, menetappada10% kasus, dan memburuk pada 20% kasus. Hasilpenelitian ini menyimpulkan kelompok A memberikan responyang lebih baik daripada kelompok B (Tabel 1).9

    Tabel 1. Hasil Penelitian Wahab MA9 pada 60 Pasien AkneVulgaris Derajat Sedang Sampai Berat Usia 15 Sam-pai dengan 30 Tahun

    Kelompok A: isotretinoin Kelompok B: azitromisin dosis 0,5-1 mg/kgBB, 3 x 500 mg (3 kali/minggu)

    selama 5 bulan selama 3 bulan

    Hasil: Hasil:1. Sangat baik: 80% 1. Sangat baik: 20%2. Baik: 16,67% 2. Baik: 30%3. Menetap: 3,33% 3. Menetap: 10%

    4. Memburuk: 20%

    Pada penelitian Rafiei R10 di Iran melaporkan efektivitasazitromisin dibandingkan dengan tetrasiklin pada 290 pasienakne vulgaris papulopustular derajat sedang dan berat.Dalam penelitian ini kelompok pertama mendapat azitromisin1x500 mg (tiga hari berturut-turut pada satu bulan pertama)dilanjutkan dengan 1x250 mg (selang hari selama 2 bulan).Kelompok kedua mendapat tetrasiklin 1000 mg/hari selama 1bulan dilanjutkan 500 mg/hari selama 2 bulan. Terdapatadanya perbaikan pada lesi akne vulgaris sebesar 84,7% padakelompok pasien yang mendapat azitromisin dan 79,7% padakelompok pasien yang mendapat tetrasiklin.10

    Pada penelitian Kus S11 (2005) di Turkey melaporkanefektivitas azitromisin dibandingkan dengan doksisiklin

    untuk terapi akne vulgaris pada 51 pasien. Azitromisindiberikan dengan dosis 500 mg/hari (3 hari berturut-turut)pada bulan pertama, 500 mg/hari (2 hari berturut-turut) padabulan kedua, 500 mg/hari (1 kali) pada bulan ketiga. Doksisiklin2x100 mg pada bulan pertama dan 1x100 mg pada bulan keduadan ketiga. Hasilnya yang bermakna didapatkan pada bulankedua setelah terapi, dimana efektivitas azitromisin untukperbaikan lesi akne vulgaris lebih baik dibandingkandoksisiklin. Namun 3 pasien yang mendapat azitromisinmengalami diare dan 2 pasien yang mendapat doksisiklinmengalami fotosensitif.11

    Tabel 3. Hasil Penelitian Kus S pada 51 Pasien Akne Vulgaris

    Kelompok pertama: Kelompok kedua:Azitromisin Doksisiklin

    1. Azitromisin dosis 500 mg/hari 1. Doksisiklin 2x100 mg(3 hari berturut-turut) pada pada bulan pertamabulan pertama. 2. Dilanjutkan 1x100 mg

    2. Dilanjutkan 500 mg/hari (2 hari pada bulan kedua danberturut-turut) pada bulan kedua. ketiga.

    3. Dilanjutkan 500 mg/hari (1 kali)pada bulan ketiga. Hasil: perbaikan bermakna

    Hasil: Perbaikan bermakna bulan kedua. pada bulan kedua.Efek samping: diare (3 pasien) Efek samping: fotosensitif

    Dari beberapa penelitian tersebut didapatkan bahwaterapi azitromisin dengan dosis denyut dapat digunakanuntuk terapi akne vulgaris dalam waktu singkat sehinggamenghindari rasa kejenuhan pasien untuk berobat. Kelebihanlain obat ini adalah waktu paruh dan aktivitasnya lama, karenaitu azitromisin tidak membutuhkan dosis harian serta belumada laporan mengenai resistensi P.acnes terhadap azitromisin.Sementara itu, kerugiannya adalah harga obat yang mahaldibandingkan dengan obat antibiotik lain yang seringdigunakan untuk terapi akne vulgaris.

    Berdasarkan kasus di atas dapat disimpulkan bahwapenggunaan azitromisin sebagai terapi pada akne vulgarisberat memberikan hasil yang bermakna setelah empat bulanterapi dengan azitromisin 1x500 mg pada hari pertama,dilanjutkan dengan dosis 1x250 mg pada hari kedua sampaikelima setiap bulan selama empat bulan. Hasilnya tidakditemukan nodus dan pustul pada wajah setelah 4 bulan terapidan tidak ditemukan efek samping seperti gangguan gas-

    Tabel 2. Hasil Penelitian Rafiei R10 pada 290 Pasien AkneVulgaris Papulopustular Derajat Sedang dan Berat

    Kelompok pertama Kelompok kedua

    1. Azitromisin 1x500 mg (3 hari 1. Tetrasiklin 1000 mg/hariberturut-turut pada satu bulan selama 1 bulanpertama).

    2. Dilanjutkan azitromisin 1x250 mg 2. Dilanjutkan 500 mg/hari(selang hari selama 2 bulan). selama 2 bulan

    Hasil: Perbaikan pada 84,7% pasien Hasil: perbaikan pada 79,7%pasien

  • J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 4, April 2011

    Terapi Akne Vulgaris Berat dengan Azitromisin Dosis Denyut

    172

    trointestinal (mual, muntah, diare) pada pasien ini.

    Daftar Pustaka1. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne vul-

    garis and acneiform eruptions. Dalam: Fitzpatricks TB, WolffK, Goldsmith LA, Katz SI, et al., penyunting. Fitzpatrick, Der-matology in General Medicine. Edisi ke-7. New York: McGrawHill Companies; 2008.h.690-702.

    2. Zaenglein LA, Thiboutot DM. Acne vulgaris. Dalam: BologniaJL, Rapini RP, Horn TD, Mascaro JM, Saurat JH, Mancini AJ,Salache SJ, Sting LG, penyunting. Dermatology. Edinburgh: Mosby;2003.h.521-43.

    3. Leyden JJ. Current issues in antimicrobial therapy for the treat-ment of acne. Eur Ac Dermatol Venereol JEADV. 2001;15:51-5.

    4. Fernandez - Obregon AC. Azithromycin for the treatment ofacne. International Journal of Dermatology. 2000;39:45-50.

    5. Cornish P. The new macrolide: azithromycin and claritromycin.Can J Clin Pharmacol. 1995;2:153-66.

    6. Riddle CC, Amin K, Schweiger ES. A review of azythromycin forthe treatment of acne vulgaris. Cosmetic Dermatology. 2007;20(5):299-302.

    7. Parsad D, Pandhi R, Dogra S. A guide to selection and appropriateuse of macrolides in skin infections. Am Journal Clinic Dermatol.2003;4:389-97.

    8. Riddley CC, Amin K, Schweiger ES. A review of azithromycin forthe treatment of acne vulgaris. Cosmetic Derm, 2007; 20:299-302.

    9. Wahab M, Rahman MH, Monamie NS, Jamaluddin M, KhondkerL, Afroz W. Isotretinoin versus weekly pulse dose azithromycinin the treatment of acne - a comparative study. Journal of Paki-stan Assoc Derm. 2008;18:9-14.

    10. Rafiei R. Azithromicyn versus tetracyclin in the treatment ofacne vulgaris. J Dermatol Treat. 2006;17(4):217-21.

    11. Kus S, Yucelten D, Aytug A. Comparison of efficacy of azitromycinvs. doxycycline in the treatment of acne vulgaris. Clin ExpDermatol. 2005;30:215-20.

    FS/SO/KN