jumat, 6 mei 2011 ri seriusi basis produksi otomotif audit filecara terpisah di palembang dan...

1
GAYATRI SUROYO P ASCABENCANA gempa dan tsunami yang melanda Jepang, industri otomotif du- nia harus berhitung ulang terkait dengan produksinya. Pasalnya, sebagai sentra produksi oto- motif dan komponen otomotif dunia, ‘Negeri Matahari Terbit’ itu tidak bisa dalam waktu dekat memulihkan pabrik- pabrik otomotifnya. Kondisi itu berdampak pada penurunan produksi industri otomotif dunia dan di Indo- nesia salah satunya. Pelaku bisnis dan pemerintah sebagai fasilitator harus mampu men- cari jalan keluar. Apalagi, industri yang menyerap banyak tenaga kerja ini tengah berada di jalur keemasan. Hal itu di- tunjang tingginya perminta- an domestik akan produk otomotif. Hal itu diakui Menteri Perin- dustrian MS Hidayat. Menurut- nya, Jepang memastikan masih dapat memenuhi perminta- an komponen dari Indonesia hingga Juni. Namun, pihaknya tetap mencari alternatif lain mengingat bencana tersebut cu- kup meluluhlantakkan ‘Negeri Sakura’. “Kita sudah cari dari tem- pat lain. Tapi 85% produksi komponen itu kan sudah di Indonesia, tinggal beberapa bagian di Jepang. Pilihannya, komponen itu sekarang di- datangkan dari negara yang menjadi mitra mereka (Jepang) di luar, atau bagian itu dibuat di sini,” ujar Hidayat di sela KTT Bisnis ASEAN-Uni Eropa (UE) di Jakarta, kemarin. Kendati begitu, dia menam- bahkan, sebenarnya industri otomotif lokal siap memenuhi kebutuhan komponen yang sebelumnya diimpor dari Jepang. Ahli mesin Indonesia, menurut Hidayat, banyak yang sudah berguru ke Osaka untuk transfer teknologi dari Jepang. Oleh karena itu, ia menantang industri lokal un- tuk memenuhi kebutuhan komponen tersebut. “Kan mau ada investasi. Daihatsu di (Kawasan Indus- tri) Karawang. Akhir bulan ini Suzuki mau masuk US$800 juta,” ujarnya. Angka ekspansi Daihatsu di Karawang men- capai 20 miliar yen atau Rp2,1 triliun. Basis produksi Sementara itu, Gabungan In- dustri Kendaraan Bermotor In- donesia (Gaikindo) mengakui pasokan otomotif dan suku cadang dari Jepang sedikit terganggu. Padahal, pasar oto- motif Indonesia saat ini telah membaik. Industri otomotif mampu mengeruk keuntung- an besar dari pertumbuhan penjualan otomotif. Untuk itu, sudah saatnya industri lokal mengurangi ketergantungan pasokan komponen dari luar negeri. “Kita harus mulai memikir- kan bagaimana memajukan industri otomotif lokal agar Indonesia bisa menjadi produc- tion base. Sebagai production base, tentunya kita mempunyai peluang untuk meningkat- kan ekspor,” ujar Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan Danusasmita belum lama ini. Sebagai Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, Johnny mengakui gangguan pasokan komponen juga dialami pe- rusahaannya. Pascabencana, prinsipalnya di Jepang meng- hentikan suplai cip mikro un- tuk kendaraan roda empat. Hal itu memengaruhi masalah dalam penjualannya. Meski begitu, dia optimistis produksi komponen cip mikro dapat pulih kembali dalam be- berapa bulan ke depan. Dengan begitu, penjualan kendaraan roda empat dapat berjalan de- ngan kompetitif. “Kita harap- kan hingga November atau Desember Toyota recovery tambahnya. (*/E-5) [email protected] PEMERINTAH dituntut un- tuk menyingkirkan dominasi asing dalam pengelolaan sektor minyak dan gas bumi nasional. Selain itu, PT Pertamina seba- gai badan usaha milik negara yang bergerak di sektor terse- but perlu didukung untuk memperluas usaha migas di luar negeri. Itu antara lain mengemuka dalam diskusi nasionalisasi sektor migas yang digelar se- cara terpisah di Palembang dan Jakarta, kemarin. Kongres Konfederasi Se- rikat Pekerja Minyak Indone- sia (KSPMI) menuntut agar pemerintah menasionalisasi pengelolaan migas di Indonesia serta segera merevisi Undang- undang (UU) No 22/2001 ten- tang Migas. Menurut Ketua Umum KSP- MI Faisal Yusra, sampai saat ini pengelolaan migas masih dikuasai asing. Padahal sehar- usnya Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. ‘’Bayangkan dari 900 ribu bph (barel per hari) produksi minyak nasional, separuh dari produksi itu dikelola perusa- haan asing yang beroperasi di Indonesia,’’ ujar Faisal di sela kongres KSPMI yang diikuti 140 peserta, di Palembang, ke- marin. Ia melanjutkan, saat ini ada sekitar enam wilayah pertam- bangan yang dikelola asing akan berakhir masa kontrak eksploitasinya. Antara lain, Blok A di Aceh, Blok Mahakam, dan Blok Madura. Pemerintah diminta menga- lihkan pengelolaan blok-blok tersebut kepada perusahaan nasional yang terbukti kom- peten seperti Pertamina. Di forum yang sama, pakar pertambangan ITB Bagus En- dar Nurhandoko mengatakan, selama ini ada kesalahan mana- jemen pengelolaan migas. Kebutuhan minyak di Tanah Air 1,4 juta bph sedangkan produksi hanya sekitar 900 ribu bph. Kebutuhan yang tersisa dipenuhi melalui impor. Di sisi lain, daya tahan stok minyak Indonesia tergolong pendek, hanya 20 hari. Kalau itu tidak segera diantisipasi, Indonesia akan kesulitan. Seharusnya, papar Bagus, kekurangan itu dapat diatasi antara lain dengan melakukan eksploitasi di negara lain. Na- mun, itu memerlukan dukung- an pemerintah secara politik, yuridis, dan diplomatis. Anggota DPR Komisi VII dari Golkar Satya W Yudha, di Jakarta, meragukan kemam- puan Pertamina apabila sek- tor migas dinasionalisasi. Ia menyatakan, Pertamina hanya mampu memproduksi sekitar 15% dari kebutuhan migas nasional. (Bhm/*/E-1) BADAN Pengawas Pasar Mo- dal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berniat me- revisi peraturan IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Au- dit dalam waktu dekat. Revisi aturan tersebut di- lakukan untuk mempertegas kriteria dan fungsi pengawasan komite audit dalam memini- malisasi risiko perusahaan ter- catat (emiten). “Kami sekarang sedang merancang peraturan dan menunggu masukan dari pelaku pasar terkait rencana revisi tersebut,” terang Ketua Bapepam-LK Nurhaida di Ja- karta, kemarin. Ia menambahkan, ke depan mungkin akan diatur mengenai jumlah komite audit, persyarat- an, maupun masa kerjanya. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi benturan kepen- tingan (conict of interest) yang dapat memengaruhi indepen- densi sebuah komite audit da- lam melaksanakan tugasnya. Nurhaida menargetkan revisi peraturan itu sudah dapat se- lesai pada akhir 2011. Namun, ia masih belum bisa memas- tikan, kapan peraturan baru tersebut akan mulai dirilis dan diberlakukan, terutama kepada setiap emiten. Saat menanggapi rencana Bapepam-LK ini, Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) Ka- naka Puradireja mengatakan, peraturan hasil revisi nanti di- harapkan dapat lebih berperan aktif dalam melakukan fungsi pemonitoran, tidak hanya se- batas mengkaji (review) laporan keuangan yang ada. Momentum itu, imbuh Ka- naka, dinilai tepat karena saat ini marak kasus-kasus penyim- pangan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Akhirnya menimbulkan kekha- watiran yang besar bagi peme- gang saham publik. “Selama ini, peranan komite audit di setiap emiten dinilai belum memuaskan, sehingga memunculkan banyak pe- nyimpangan, yang pada akh- irnya merugikan perusahaan dan para pemegang saham publik. Ini yang mesti diper- baiki,” kata dia. (Ant/E-2) INDONESIA Corruption Watch (ICW) menduga adanya keru- gian negara hingga US$238,2 juta dalam perolehan royalti dari PT Newmont Nusa Teng- gara (NNT). Kerugian itu ter- jadi selama periode 2004-2010. Koordinator Divisi Monitor- ing dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas menyatakan bagi hasil yang tidak seimbang ini mengakibatkan turunnya pendapatan pemerintah pusat. Selain itu, dana bagi hasil tam- bang pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat juga turut ter- koreksi. “Kementerian ESDM sebe- narnya mengetahui masalah kontrak kerja bagi hasil tam- bang ini melalui undang-un- dang yang ada. Akan tetapi, bagi hasil yang seharusnya diterima pemerintah tidak sesuai dengan peraturan yang ada,” ujar Firdaus dalam media brieng di kantor ICW, Jakarta, kemarin. Menurutnya, lemahnya pe- ngawasan dan konsistensi penegakan hukum atas hasil royalti membuat negara kem- bali merugi. Berdasarkan lapor- an keuangan dan rilis yang disampaikan oleh NNT, selama periode 2004-2010 total royalti yang mereka bayarkan kepada negara sebesar US$138,8 juta. Namun berdasarkan perhitung- an ICW, sesuai Peraturan Pe- merintah (PP) No 13/2000 dan PP No 45/2003 tentang Hasil Pembagian Tarif Royalti Hasil Tambang, seharusnya NNT membayar US$436,6 juta. Berdasarkan PP 13/2000 dan PP 45/2003, kontrak karya tarif royalti emas 3,75%, perak 3,25%, dan tembaga 4% dari hasil penjualan. Tapi pada kenyataannya, kata dia, NNT hanya membayar 1%-2% untuk emas dan tidak sampai 3,75% untuk tembaga. Namun, hal itu dibantah juru bicara NNT Rubi Purnomo. Dia menyatakan perusahaannya sudah mengikuti prosedur yang diterapkan pemerintah mengenai bagi hasil royalti. “Sesuai dengan aturan dirjen pertambangan, PP 13/2000 tersebut berlaku untuk kontrak kerja yang ditandatangani sete- lah 1 Januari 2011. Sebelumnya, kontrak kerja NNT ditanda- tangani pada 1986. Demikian juga dengan PP 45/2003 yang berlaku saat ini masih kami ikuti dan yang telah disetujui oleh pemerintah,” ujarnya. (*/E-5) E KONOMI NASIONAL JUMAT, 6 MEI 2011 Selama ini, peranan komite audit di setiap emiten dinilai belum memuaskan, sehingga memunculkan banyak penyimpangan.” MS Hidayat Menteri Perindustrian Nasionalisasi Migas Ubah Dominasi Asing Bapepam Revisi Aturan Komite Audit Negara Berpotensi Rugi dalam Bagi Hasil Royalti Newmont RI Seriusi Basis Produksi Otomotif Ahli mesin Indonesia banyak yang sudah berguru ke Osaka untuk transfer teknologi dari Jepang. 14 MI/USMAN ISKANDAR PERAWATAN SUMUR MINYAK: Pekerja memasang scraper (perangkat pembersih pipa) di menara reparasi sumur H-25 Lapangan Tempino, sumur TPN-211 yang dikelola Pertamina EP di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu (12/1). Perawatan ini dilakukan untuk mengoptimalkan produksi minyak. ANTARA/RENO ESNIR INDUSTRI MAKANAN: Pekerja membuat roti produksi rumahan di Pejompongan, Jakarta Pusat, kemarin. Subsektor industri makanan dan minuman pada triwulan I 2011 tumbuh sebesar 3% dan diproyeksikan akan tumbuh 5% pada akhir 2011. MI/ANGGA YUNIAR

Upload: phamlien

Post on 08-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GAYATRI SUROYO

PA S C A B E N C A N A gempa dan tsunami yang melanda Jepang, industri otomotif du-

nia harus berhitung ulang terkait dengan produksinya. Pasalnya, sebagai sentra produksi oto-motif dan komponen otomotif dunia, ‘Negeri Matahari Terbit’ itu tidak bisa dalam waktu dekat memulihkan pabrik-pabrik otomotifnya.

Kondisi itu berdampak pada penurunan produksi industri otomotif dunia dan di Indo-nesia salah satunya. Pelaku bisnis dan pemerintah sebagai fasilitator harus mampu men-cari jalan keluar.

Apalagi , industr i yang menyerap ba nyak tenaga kerja ini tengah berada di jalur keemasan. Hal itu di-tunjang tingginya perminta-an domestik akan produk otomotif.

Hal itu diakui Menteri Perin-dustrian MS Hidayat. Menurut-nya, Jepang memastikan masih dapat memenuhi perminta-an komponen dari Indonesia hingga Juni. Namun, pihaknya tetap mencari alternatif lain mengingat bencana tersebut cu-kup meluluhlantakkan ‘Nege ri Sakura’.

“Kita sudah cari dari tem-pat lain. Tapi 85% produksi komponen itu kan sudah di Indonesia, tinggal beberapa

bagian di Jepang. Pilihannya, komponen itu sekarang di-datangkan dari negara yang menjadi mitra mereka (Jepang) di luar, atau bagian itu dibuat di sini,” ujar Hidayat di sela KTT Bisnis ASEAN-Uni Eropa (UE) di Jakarta, kemarin.

Kendati begitu, dia menam-bahkan, sebenarnya industri otomotif lokal siap memenuhi

kebutuhan komponen yang sebelumnya diimpor dari Jepang. Ahli mesin Indonesia, menurut Hidayat, banyak yang sudah berguru ke Osaka untuk transfer teknologi dari Jepang. Oleh karena itu, ia menantang industri lokal un-tuk memenuhi kebutuhan komponen tersebut.

“Kan mau ada investasi. Daihatsu di (Kawasan Indus-tri) Karawang. Akhir bulan ini Suzuki mau masuk US$800 juta,” ujarnya. Angka ekspansi Daihatsu di Karawang men-capai 20 miliar yen atau Rp2,1 triliun.

Basis produksiSementara itu, Gabungan In-

dustri Kendaraan Bermotor In-donesia (Gaikindo) mengakui pasokan otomotif dan suku cadang dari Jepang sedikit terganggu. Padahal, pasar oto-motif Indonesia saat ini telah membaik. Industri otomotif mampu mengeruk keuntung-an besar dari pertumbuhan penjualan otomotif. Untuk itu, sudah saatnya industri lokal mengurangi ketergantungan pasokan komponen dari luar negeri.

“Kita harus mulai memikir-kan bagaimana memajukan industri otomotif lokal agar Indonesia bisa menjadi produc-tion base. Sebagai production base, tentunya kita mempunyai peluang untuk meningkat-kan ekspor,” ujar Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan Danusasmita belum lama ini.

Sebagai Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, Johnny mengakui gangguan pasokan komponen juga dialami pe-rusahaannya. Pascabencana, prinsipalnya di Jepang meng-hentikan suplai cip mikro un-tuk kendaraan roda empat. Hal itu memengaruhi masalah dalam penjualannya.

Meski begitu, dia optimistis produksi komponen cip mikro dapat pulih kembali dalam be-berapa bulan ke depan. Dengan begitu, penjualan kendaraan roda empat dapat berjalan de-ngan kompetitif. “Kita harap-kan hingga November atau Desember Toyota recovery” tambahnya. (*/E-5)

[email protected]

PEMERINTAH dituntut un-tuk menyingkirkan dominasi asing dalam pengelolaan sektor minyak dan gas bumi nasional. Selain itu, PT Pertamina seba-gai badan usaha milik negara yang bergerak di sektor terse-but perlu didukung untuk memperluas usaha migas di luar negeri.

Itu antara lain mengemuka dalam diskusi nasionalisasi sektor migas yang digelar se-cara terpisah di Palembang dan Jakarta, kemarin.

Kongres Konfederasi Se-rikat Pekerja Minyak Indone-sia (KSPMI) menuntut agar pemerintah menasionalisasi pengelolaan migas di Indonesia serta segera merevisi Undang-undang (UU) No 22/2001 ten-tang Migas.

Menurut Ketua Umum KSP-MI Faisal Yusra, sampai saat ini pengelolaan migas masih dikuasai asing. Padahal sehar-usnya Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

‘’Bayangkan dari 900 ribu bph (barel per hari) produksi minyak nasional, separuh dari produksi itu dikelola perusa-

haan asing yang beroperasi di Indonesia,’’ ujar Faisal di sela kongres KSPMI yang diikuti 140 peserta, di Palembang, ke-marin.

Ia melanjutkan, saat ini ada sekitar enam wilayah pertam-bangan yang dikelola asing akan berakhir masa kontrak eksploitasinya. Antara lain,

Blok A di Aceh, Blok Mahakam, dan Blok Madura.

Pemerintah diminta menga-lihkan pengelolaan blok-blok tersebut kepada perusahaan

nasional yang terbukti kom-peten seperti Pertamina.

Di forum yang sama, pakar pertambangan ITB Bagus En-dar Nurhandoko mengatakan, selama ini ada kesalah an mana-jemen pengelolaan migas.

Kebutuhan minyak di Tanah Air 1,4 juta bph sedangkan produksi hanya sekitar 900 ribu bph. Kebutuhan yang tersisa dipenuhi melalui impor.

Di sisi lain, daya tahan stok minyak Indonesia tergolong pendek, hanya 20 hari. Kalau itu tidak segera diantisipasi, Indonesia akan kesulitan.

Seharusnya, papar Bagus, kekurangan itu dapat diatasi antara lain dengan melakukan eksploitasi di negara lain. Na-mun, itu memerlukan dukung-an pemerintah secara politik, yuridis, dan diplomatis.

Anggota DPR Komisi VII dari Golkar Satya W Yudha, di Jakarta, meragukan kemam-puan Pertamina apabila sek-tor migas dinasionalisasi. Ia menyatakan, Pertamina hanya mampu memproduksi sekitar 15% dari kebutuhan migas nasional. (Bhm/*/E-1)

BADAN Pengawas Pasar Mo-dal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berniat me-revisi peraturan IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Au-dit dalam waktu dekat.

Revisi aturan tersebut di-lakukan untuk mempertegas kriteria dan fungsi pengawasan komite audit dalam memini-malisasi risiko perusahaan ter-catat (emiten). “Kami sekarang sedang me rancang peraturan dan menunggu masukan dari pelaku pasar terkait rencana revisi tersebut,” terang Ketua Bapepam-LK Nurhaida di Ja-karta, kemarin.

Ia menambahkan, ke depan mungkin akan diatur mengenai jumlah komite audit, persyarat-an, maupun masa kerjanya. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi benturan kepen-tingan (confl ict of interest) yang dapat memengaruhi indepen-densi sebuah komite audit da-lam melaksanakan tugasnya.

Nurhaida menargetkan revisi peraturan itu sudah dapat se-lesai pada akhir 2011. Namun, ia masih belum bisa memas-tikan, kapan peraturan baru tersebut akan mulai dirilis dan diberlakukan, terutama kepada setiap emiten.

Saat menanggapi rencana Bapepam-LK ini, Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) Ka-naka Puradireja mengatakan, peraturan hasil revisi nanti di-harapkan dapat lebih berperan aktif dalam melakukan fungsi pemonitoran, tidak hanya se-batas mengkaji (review) laporan keuangan yang ada.

Momentum itu, imbuh Ka-naka, dinilai tepat karena saat ini marak kasus-kasus penyim-pangan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Akhirnya menimbulkan kekha-watiran yang besar bagi peme-gang saham publik.

“Selama ini, peranan komite audit di setiap emiten dinilai belum memuaskan, sehingga memunculkan banyak pe-nyimpangan, yang pada akh-irnya merugikan perusahaan dan para pemegang saham publik. Ini yang mesti diper-baiki,” kata dia. (Ant/E-2)

INDONESIA Corruption Watch (ICW) menduga adanya keru-gian negara hingga US$238,2 juta dalam perolehan royalti dari PT Newmont Nusa Teng-gara (NNT). Kerugian itu ter-jadi selama periode 2004-2010.

Koordinator Divisi Monitor-ing dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas menyatakan bagi hasil yang tidak seimbang ini mengakibatkan turunnya pendapatan pemerintah pusat. Selain itu, dana bagi hasil tam-bang pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat juga turut ter-koreksi.

“Kementerian ESDM sebe-

narnya mengetahui masalah kontrak kerja bagi hasil tam-bang ini melalui undang-un-dang yang ada. Akan tetapi, bagi hasil yang seharusnya diterima pemerintah tidak sesuai dengan peraturan yang ada,” ujar Firdaus dalam media briefi ng di kantor ICW, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, lemahnya pe-ngawasan dan konsistensi penegakan hukum atas hasil royalti membuat negara kem-bali merugi. Berdasarkan lapor-an keuangan dan rilis yang disampaikan oleh NNT, selama periode 2004-2010 total royalti

yang mereka bayarkan kepada negara sebesar US$138,8 juta. Namun berdasarkan perhitung-an ICW, sesuai Peraturan Pe-merintah (PP) No 13/2000 dan PP No 45/2003 tentang Hasil Pembagian Tarif Royalti Hasil Tambang, seharusnya NNT membayar US$436,6 juta.

Berdasarkan PP 13/2000 dan PP 45/2003, kontrak karya tarif royalti emas 3,75%, perak 3,25%, dan tembaga 4% dari hasil penjualan. Tapi pada kenyataannya, kata dia, NNT hanya membayar 1%-2% untuk emas dan tidak sampai 3,75% untuk tembaga.

Namun, hal itu dibantah juru bicara NNT Rubi Purnomo. Dia menyatakan perusahaannya sudah mengikuti prosedur yang diterapkan pemerintah mengenai bagi hasil royalti.

“Sesuai dengan aturan dirjen pertambangan, PP 13/2000 tersebut berlaku untuk kontrak kerja yang ditandatangani sete-lah 1 Januari 2011. Sebelumnya, kontrak kerja NNT ditanda-tangani pada 1986. Demikian juga dengan PP 45/2003 yang berlaku saat ini masih kami ikuti dan yang telah disetujui oleh pemerintah,” ujarnya. (*/E-5)

EKONOMI NASIONAL JUMAT, 6 MEI 2011

Selama ini, peranan komite

audit di setiap emiten dinilai belum memuaskan, sehingga memunculkan banyak pe nyimpangan.”

MS HidayatMenteri Perindustrian

Nasionalisasi Migas Ubah Dominasi Asing

BapepamRevisi Aturan Komite Audit

Negara Berpotensi Rugi dalam Bagi Hasil Royalti Newmont

RI SeriusiBasis Produksi

OtomotifAhli mesin Indonesia banyak yang sudah berguru ke Osaka untuk transfer teknologi dari Jepang.

14

MI/USMAN ISKANDAR

PERAWATAN SUMUR MINYAK: Pekerja memasang scraper (perangkat pembersih pipa) di menara reparasi sumur H-25 Lapangan Tempino, sumur TPN-211 yang dikelola Pertamina EP di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu (12/1). Perawatan ini dilakukan untuk mengoptimalkan produksi minyak.

ANTARA/RENO ESNIR

INDUSTRI MAKANAN: Pekerja membuat roti produksi rumahan di Pejompongan, Jakarta Pusat, kemarin. Subsektor industri makanan dan minuman pada triwulan I 2011 tumbuh sebesar 3% dan diproyeksikan akan tumbuh 5% pada akhir 2011.

MI/ANGGA YUNIAR