juknis penggemukan sapi

2
T T E E K K N N O O L L O O G G I I P P E E N N G G G G E E M M U U K K A A N N S S A A P P I I P P O O T T O O N N G G BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN BARAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 Pendahuluan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014 menjadi salah satu program utama Kementerian Pertanian. Swasembada daging sapi sudah lama diharapkan agar ketergantungan terhadap impor sapi bakalan maupun daging semakin menurun dengan mengembangkan potensi dalam negeri. Hasil analisis kelayakan kegiatan penggemukan sapi menunjukkan bahwa usaha tersebut sangat layak secara ekonomi untuk dilaksanakan dengan memperhatikan efisensi dalam setiap kegiatan usahanya. Penggemukan sapi potong sangat menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan sebagai tenaga kerja. Kotoran sapi merupakan pupuk organik dan sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur dan subur. Pemilihan Jenis Sapi Potong Setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbeda satu dengan yang lain; produksi daging, pertumbuhan, penyakit dan kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan seperti penyesuaian iklim dan pakan bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat. Tingkat kemurnian bangsa menentukan tingkat kemampuan berproduksi ternak. Ternak yang tergolong bangsa murni (Pure breed) akan mampu berproduksi maksimal apabila dikelola secara memadai, sedangkan ternak yang tingkat kemurnian bangsanya rendah (peranakan/turunan) akan berproduksi lebih rendah dibandingkan ternak bangsa murni (Pure breed). Beberapa jenis bangsa sapi potong dan pertambahan berat badan hariannya, yaitu : Ongole/PO (0,75 kg/ekor/hari), Brahman Cross/ Brangus (0,91 kg/ekor/hari), Limousine (0,90 kg/ekor/hari), Simmental (1,18 kg/ekor/hari), Bali (0,66 kg/ekor/hari) dan Madura (0,60 kg/ekor/ hari). Pemilihan Bakalan Sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus dipilih dari sapi yang sehat. Kesehatan sapi dilihat dengan memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan sapi. Sapi sehat terlihat waspada, aktif bergerak, mata bersinar, bulu halus dan moncong lembab. Bentuk kerangka yang besar dan panjang; kepala dan moncong besar. Tulang punggung biarpun kurus tapi lurus serta bulunya mengkilap. Bentuk atau ciri sapi potong yang baik sebagai berikut : a. Badan panjang, dada dalam, lingkar perut dan lingkar dada besar, dengan demikian tubuh sapi akan dapat menampung lebih banyak makanan. b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar. c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging. d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan. e. Kaki besar, pendek dan kokoh. Perabaan diperlukan untuk menetukan lama penggemukan dengan merasakan tipis atau tebal otot, kerapatan, serta perlemakannya. Bagian- bagian daerah perabaan untuk penilaian ternak adalah : a. Bagian rusuk, b. Bagian Tranversus processus (rusuk) pada tulang belakang di pinggul, c. Bagian pangkal ekor, d. Bagian bidang bahu. Sapi potong penggemukan adalah sapi kategori bakalan umur 2-3 tahun (sapi dewasa) dengan bobot badan 200300 kg (sesuai bangsa sapi) dengan lama pemeliharaan 3-6 bulan (tergantung Sapi Simmental Sapi Bali

Upload: gufroni-ar-lm

Post on 01-Jul-2015

491 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUKNIS Penggemukan Sapi

TTTEEEKKKNNNOOOLLLOOOGGGIII PPPEEENNNGGGGGGEEEMMMUUUKKKAAANNN

SSSAAAPPPIII PPPOOOTTTOOONNNGGG

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KALIMANTAN BARAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2010

Pendahuluan

Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014 menjadi salah satu program utama Kementerian Pertanian. Swasembada daging sapi sudah lama diharapkan agar ketergantungan terhadap impor sapi bakalan maupun daging semakin menurun dengan mengembangkan potensi dalam negeri. Hasil analisis kelayakan kegiatan penggemukan sapi menunjukkan bahwa usaha tersebut sangat layak secara ekonomi untuk dilaksanakan dengan memperhatikan efisensi dalam setiap kegiatan usahanya. Penggemukan sapi potong sangat menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan sebagai tenaga kerja. Kotoran sapi merupakan pupuk organik dan sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur dan subur. Pemilihan Jenis Sapi Potong

Setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbeda satu dengan yang lain; produksi daging, pertumbuhan, penyakit dan kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan seperti penyesuaian iklim dan pakan bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat. Tingkat kemurnian bangsa menentukan tingkat kemampuan berproduksi ternak. Ternak yang tergolong bangsa murni (Pure breed) akan mampu berproduksi maksimal apabila dikelola secara memadai, sedangkan ternak yang tingkat kemurnian bangsanya rendah (peranakan/turunan) akan berproduksi lebih rendah dibandingkan ternak bangsa murni (Pure breed). Beberapa jenis bangsa sapi potong dan pertambahan berat badan hariannya, yaitu : Ongole/PO (0,75 kg/ekor/hari), Brahman Cross/ Brangus (0,91 kg/ekor/hari), Limousine (0,90

kg/ekor/hari), Simmental (1,18 kg/ekor/hari), Bali (0,66 kg/ekor/hari) dan Madura (0,60 kg/ekor/ hari). Pemilihan Bakalan

Sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus dipilih dari sapi yang sehat. Kesehatan sapi dilihat dengan memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan sapi. Sapi sehat terlihat waspada, aktif bergerak, mata bersinar, bulu halus dan moncong lembab. Bentuk kerangka yang besar dan panjang; kepala dan moncong besar. Tulang punggung biarpun kurus tapi lurus serta bulunya mengkilap. Bentuk atau ciri sapi potong yang baik sebagai berikut :

a. Badan panjang, dada dalam, lingkar perut dan lingkar dada besar, dengan demikian tubuh sapi akan dapat menampung lebih banyak makanan.

b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar.

c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging.

d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan.

e. Kaki besar, pendek dan kokoh.

Perabaan diperlukan untuk menetukan lama penggemukan dengan merasakan tipis atau tebal otot, kerapatan, serta perlemakannya. Bagian-bagian daerah perabaan untuk penilaian ternak adalah : a. Bagian rusuk, b. Bagian Tranversus processus (rusuk) pada tulang belakang di pinggul, c. Bagian pangkal ekor, d. Bagian bidang bahu. Sapi potong penggemukan adalah sapi kategori bakalan umur 2-3 tahun (sapi dewasa) dengan bobot badan 200–300 kg (sesuai bangsa sapi) dengan lama pemeliharaan 3-6 bulan (tergantung

Sapi Simmental

Sapi Bali

Page 2: JUKNIS Penggemukan Sapi

kondisi awal bakalan). Kondisi ideal bakalan sapi penggemukan adalah umur 2,5-3,5 tahun (gigi : I1-I2) dengan berat >260 kg, diharapkan mencapai berat 400 kg (lama penggemukan 5-6 bulan). Perkandangan Penggemukan Sapi Kandang untuk penggemukan prinsipnya adalah membatasi ternak agar tidak banyak bergerak, sesuai panduan : Ukuran kandang 1,15m x 2 m per ekor,

terpisah dari rumah Lantai disemen dengan kemiringan 5o ke arah

saluran pembuangan (selisih tinggi lantai 5 cm per meter)

Tempat pakan dibuat dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak, berbentuk melengkung agar mudah membersihkannya dari sisa-sisa makanan

Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat

Kotoran dibersihkan/kumpulkan untuk kompos, hindari kandang becek/lembab

Drainase sekitar kandang harus baik, tidak boleh ada genangan air sehingga kandang tidak lembab

Ventilasi cukup untuk pencahayaan yang baik Pososikan atap kandang sehingga sinar

matahari siang dan sore hari tidak langsung mengarah ke tubuh sapi

Pakan Penggemukan Sapi Potong

Strategi dan komposisi pakan terhebat adalah keterampilan untuk mengungkap dan meramu pakan potensial yang tersedia disekitar lingkungan usahatani. Pakan yang diberikan harus memenuhi kriteria; ekonomis (murah), protein dan nutrisi tinggi, palatabilitas (citarasa)

tinggi, ketersediaan dan keberlanjutannya terjaga.

Pemberian pakan sapi penggemukan adalah sebagai berikut : Pakan hijauan segar diberikan minimal 10%

BB + pakan konsentrat sekitar 1-2% dari BB + Pakan Tambahan (Probiotik/Mineral/UMB), pemberian pakan dilakukan minimal 2 kali sehari

Kandungan Protein pakan sekitar 10%, diperoleh dari hijauan (gamal, rumput gajah, rumput raja, jerami kacang-kacangan, lamtoro, turi, kaliandra, dsb.), pakan sumber serat/karbohidrat (jerami padi, jerami jagung, limbah nanas, limbah kopi, limbah kakao, dsb.), makanan penguat (dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung kepala udang, dsb.)

Contoh Konsentrat : Bungkil Kopra/Kelapa : 60 % Dedak Padi : 39 % Garam/Tepung Kerang : 1 %

Porsi hijauan disarankan ; Rumput : Legum (Kacang-kacangan) = 60 : 40 % atau 75 : 25 % tergantung dari ketersediaan legum. Makin baik kualitas kandungan protein pakan hijauan, maka porsi hijauan dapat ditambah dan porsi pakan konsentrat dapat dikurangi.

Porsi pemberian pakan penggemukan sapi

Sapi Lokal Sapi Peranakan/import

Periode Konsentrat Hijauan1) Konsentrat Hijauan1)

Bl. ke 1 1,0 % 2,4 % 2,1 % 0,60 %

Bl. Ke 2 0,8 % 2,5 % 1,9 % 0,65 %

Bl. Ke 3 0,7 % 2,6 % 1,7 % 0,70 %

Bl. Ke 4 0,5 % 2,7 % 1,6 % 0,75 %

Keterangan : 1). Campuran : rumput raja, gajah, lapangan,

legume, jerami (% = % Bahan Kering)

Ternak sapi yang akan digemukkan dalam suatu kawasan akan efisien (jumlah minimal 10 ekor), jika pembuatan pakan dilakukan secara berkelompok

Contoh alat dan mesin pertanian (Alsintan) dalam usaha penggemukan sapi :

Chopper (Pencacah) Jerami/Rumput dan Mesin Pakan Komplit skala kecil : 2-5 ton/hari

Kesehatan Ternak Sapi Potong

Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada kandang terpisah, tujuannya untuk memonitor adanya gejala penyakit. Proses adaptasi dilakukan dengan cara sapi diberi sedikit makan pagi (1 kali) dan minum pada hari pertama, lalu pagi hari berikutnya berikan obat cacing dan sore harinya baru diberi makan. Pemberian obat cacing diulangi setiap 3 bulan. Beberapa jenis penyakit lain yang dapat meyerang sapi potong adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat), demam tiga hari dan sebagainya. Selain penyakit, ternak sapi potong juga perlu diperhatikan pemeliharaan kesehatan tubuhnya, seperti pemotongan kuku dan memandikan ternak.

Penyusun : L.M. Gufroni AR., S.Pt.,M.P. Serom, SST. Telepon : 081256868038 Website/http : infotaniku.blogspot.com E mail : [email protected]