judul penelitian

46
1 BAB I PENDAHULUAN PENGGUNAAN PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PENJUMLAHAN BILANGAN 2 ANGKA DI SEKOLAH DASAR. ( PTK pada Pembelajaran Matematika di Kelas I semester 2 SDN. Manangga 2 Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya) A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan salah satu pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan setiap manusia beraktivitas tidak lepas dengan masalah matematika. Tetapi pelajaran matematika kurang disenangi bahkan menjadi momok bagi sebagian besar siswa karena dianggap menjenuhkan dan sulit untuk dipahami. Pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

Upload: arihyoshiakinari

Post on 29-Jun-2015

341 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUDUL PENELITIAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

PENGGUNAAN PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PENJUMLAHAN

BILANGAN 2 ANGKA DI SEKOLAH DASAR.

( PTK pada Pembelajaran Matematika di Kelas I semester 2 SDN. Manangga

2 Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya)

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang erat kaitannya

dengan kehidupan sehari-hari, bahkan setiap manusia beraktivitas tidak lepas

dengan masalah matematika. Tetapi pelajaran matematika kurang disenangi

bahkan menjadi momok bagi sebagian besar siswa karena dianggap

menjenuhkan dan sulit untuk dipahami. Pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. (Depdiknas, 2004 : 19 )

Page 2: JUDUL PENELITIAN

2

Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir – akhir ini sudah terjadi hampir diseluruh negara. Dari pendangan yang semula memandang matematika sebagai ilmu pengetahuan yang ketat dan terstruktur secara rapi ( Lakatos,1976) ke pandangan bahwa matematika adalah aktivitas kehidupan manusia (Freudental 1991). Hal ini berpengaruh terhadap cara memperolehnya, yaitu dari penyampaian rumus – rumus, definisi, aturan, hukum, konsep, prosedur dan algoritma, yang dikenal sebagai ready-made mathematics ( de Lange 1985 ) menjadi penyampaian konsep matematika melalui konteks yang bermakna dan yang berguna bagi siswa. ( Turmudi: 2008 : 3)

Saat ini, pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar masih banyak yang

menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas tanpa adanya aktivitas

olah tangan yang cukup berarti bagi siswa. Guru menjelaskan Matematika

hanya sebatas produk dan sedikit proses. Hal itu disebabkan karena padatnya

materi yang harus disampaikan dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang

berlaku, dan terbatasnya media dan alat peraga yang menunjang proses

pembelajaran Matematika. Padahal, dalam membahas Matematika tidak

hanya menekankan pada produk (materi), tetapi yang lebih penting adalah

keterampilan proses untuk membuktikan suatu teori atau hukum. Oleh sebab

itu, sarana alat peraga sebagai alat media pendidikan sangat diperlukan untuk

kelancaran proses pembelajaran dan penjelasan Matematika. Pembelajaran

Matematika di SD yang menggunakan media peraga akan sangat efektif untuk

menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan

nilai ilmiah. Apalagi apabila penggunaan alat peraga dipadukan dengan

permainan yang pada umumnya desenangi oleh siswa sekolah dasar.

Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa media atau alat peraga sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran karena merupakan alat untuk

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

Page 3: JUDUL PENELITIAN

3

kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri

siswa. Apalagi penjumlahan merupakan dasar dari pembelajaran matematika.

Hampir semua materi pembelajaran matematika tidak lepas dari operasi

penjumlahan. Sehingga apabila siswa kurang mampu dalam memahami dan

menyelesaikan operasi penjumlahan secara cepat, maka penyelesaian materi

pada pembelajaran matematika yang lainnya akan lambat.

Dari hasil pengamatan selama ini baik secara langsung maupun tidak

langsung ( wawancara dan observasi ) di kelasa I SDN Managga 2 ditemukan

bahwa ± 60% siswa mengalami kesulitan belajar matematika salah satunya

yang berhubungan dengan penjumlah 2 angka. Motivasi belajar siswa sangat

rendah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase keberhasilan siswa

dalam pembelajaran penjumlah 2 angka dengan rata-rata nilai yang diraih

siswa hanya 50,5 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan untuk Kompetensi Dasar ini adalah adalah 65. Berdasarkan analisis

hasil evaluasi siswa kelas I tersebut mengalami kesulitan dalam

menjumlahkan bilangan 2 angka dan lambatnya siswa dalam menyelesaiakn

soal –soal penjumlahan 2 angka. Banyak diantara mereka yang masih

tergantung dengan alat bantu, seperti tangan dan lidi, padahal alat yang mereka

gunakan sangat terbatas jumlahnya. Dengan demikian siswa harus benar-benar

menguasai konsep dan kemampuan dasar penjumlahan. Dengan menguasai

konsep dan kemampuan dasa rpenjumlahan, diharapkan siswa mampu

menyelesaikan soal penjumlahan 2 angka secara tepat, cepat dan memahami

apa yang mereka pelajari. Hal ini dapat diupayakan dengan pemilihan alat

Page 4: JUDUL PENELITIAN

4

peraga sebagai penunjang dalam pembelajaran penjumlahan 2 angka.

Berdasarkan pengamatan pra penelitian salah satu alat peraga yang dapat

dikembangkan adalah penggunaan permainan Ular Tangga yang sudah

dimodivikasi oleh guru, baik dalam papan maupun dalam tata cara

permainannya.

Penggunaan permainan Ular Tangga diharapkan dapat membantu

meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran

penjumlahan 2 angka . Penulis sebagai peneliti memandang permainan Ular

Tangga merupakan salah satu alat / media yang dapat mewakili konsep

absrtak dari materi yang dipelajari juga sangat sederhana. Sehingga

diharapkan dengan menggunakan permainan Ular Tangga siswa dapat belajar

lebih aktif, kreatif dan terampil. Selain itu dengan menggunakan alat peraga

permainan Ular Tangga, pembelajaran lebih menyenangkan karena siswa

terlibat langsung dengan apa yang mereka pelajari, sehingga apa yang

dipelajari akan bertahan lama dalam ingatan siswa. Selama ini guru belum

pernah mencoba menggunakan alat peraga permainan Ular Tangga untuk

dapat membantu pemahaman siswa. Hal inilah yang dirasakan oleh guru kelas

I menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa kelas I di SDN Manangga

2 khususnya dalam materi penjumlahan bialangan 2 angka. Untuk

memecahakan masalah tersebut dan sebagai upaya meningkatkan proses

pembelajaran selama ini, maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas.

Penulis mengadakan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN PERMAINAN

ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

Page 5: JUDUL PENELITIAN

5

DALAM PENJUMLAHAN BILANGAN 2 ANGKA DI SEKOLAH

DASAR.” ( PTK pada Pembelajaran Matematika di Kelas I semester 2 SDN.

Manangga 2 Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya)

B. PERUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHAN MASALAH

1. Identifikasi dan Ananlisis Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

a. Kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran menggunakan

alat peraga permainan ular tangga dalam meningkatkan kemampuan

siswa tentang penjumlahan bilangan 2 angka

b. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga

alat peraga permainan ular tangga dalam meningkatkan kemampuan

siswa tentang penjumlahan bilangan 2 angka

c. Kemampuan siswa dalam menggunakan alat peraga permainan ular

tangga dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang penjumlahan

bilangan 2 angka

d. Faktor pendukung dan penghambat yang timbul dalam pembelajaran

menggunakan alat peraga permainan ular tangga dalam meningkatkan

kemampuan siswa tentang penjumlahan bilangan 2 angka

2. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah

diperinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

Page 6: JUDUL PENELITIAN

6

a. Bagaimanakah bentuk perencanaan pembelajaran menggunakan alat

peraga permainan ular tangga dalam meningkatkan kemampuan siswa

tentang penjumlahan bilangan 2 angka

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat peraga

permainan ular tangga dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang

penjumlahan bilangan 2 angka

c. Bagaimanakah pencapaian hasil belajar siswa dalam penjumlahan

bilangan 2 angka dengan menggunakan alat peraga permainan ular

tangga

d. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pembelajaran menggunakan alat peraga permainan ular tangga dalam

meningkatkan kemampuan siswa tentang penjumlahan bilangan 2

angka

3. Cara Pemecahan Masalah

a. Penyusunan desain pembelajaran/RPP yang menggunakan alat peraga

permainan ular tangga

b. Melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan

desain / RPP yang telah disusun

c. Melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan instrument evaluasi yang

sesuai dengan keharusan

d. Mengidentifikasi paktor pendukung dan penghambat dalam

pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pembelajaran selanjutnya.

Page 7: JUDUL PENELITIAN

7

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITAN

1. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini dibuat untuk dapat memaksimalkan

upaya guru dalam merencanakan pembelajaran dan mengoptimalkan

pemahaman siswa kelas I SDN Manangga 2 tentang penjumlahan bilangan 2

angka dengan menggunakanalat peraga permainan ular tangga dalam

pembelajaran matematika. Lebih spesifik tujuan dirinci sebagai berikut :

a. Mengetahui dan memperoleh data tentang bentuk perencanaan

pembelajaran tentang penjumlahan bilangan 2 angka dengan menggunakan

permainan ular tangga.

b. Mengetahui dan memperoleh data tentang proses kegiatan pembelajaran

tentang bentuk perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan 2

angka dengan menggunakan permainan ular tangga.

c. Mengetahui dan memperoleh data pencapaian hasil belajar siswa tentang

bentuk perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan 2 angka

dengan menggunakan permainan ular tangga.

d. Mengetahui dan memperoleh data tentang faktor pendukung dan

penghambat dalam pembelajaran penjumlahan bilangan 2 angka dengan

menggunakan permainan ular tangga.

2. MANFAAT PENELITIAN

1.Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis kegiatan penelitian ini adalah mengembangkan

Page 8: JUDUL PENELITIAN

8

ilmu pendidikan tentang penjumlahan bilangan 2 angka dengan

menggunakan permainan ular tangga di kelas I sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

- Menambah pengetahuan dan pengalaman guru dalam penggunaan

permainan ular tangga untuk meningkatkan pemahaman siswa

tentang penjumlahan bilangan 2 angka

- Sebagai masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

- Memberikan gambaran kemampuan siswa dalam penjumlahan

bilangan 2 angka

b. Bagi Siswa

- Dapat mengembangkan keterampilan siswa tentang penjumlahan

bilangan 2 angka

- Dapat mengembangkan keterampilan siswa menggunakan alat

peraga dalam pembelajaran penjumlahan bilangan 2 angka

- Dapat meningkatkan keaktifan siswa, motivasibelajara , pemahaman

dan prestasi belajar siswa.

c. Manfaat kelembagaan

Bagi SDN Manangga 2, hasil penelitian ini akan memberikan manfaat

antara lain sebagai berikut:

- Mengembangkan fungsi lembaga Sekolah Dasar sebagai Lembaga

Pendidikan dan Pengajara serta Lembaga untuk penelitian.

Page 9: JUDUL PENELITIAN

9

- Suatu pembaharuan pembelajaran.

- Peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan prestasi belajar

siswa

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

a. Variabel Proses

Variabel Prosse pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Penggunaan

Permainan Ular Tangga. Variabel ini memuat aspel-aspek : (1)

Penggunaan alat peraga untuk memotivasi siswa , (2) Penggunaan alat

peraga untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, (3)

Penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar. Kemampuan

guru untuk setiap aspek tersebut diukur dengan instrumen lembar

observasi terstruktur. Hasilnya dinilai secara kualitatif dan kuantitatif

sebagai bahan refleksi dan tindak lanjut siklus pembelajaran.

b. Variabel Hasil

Variabel hasil pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Sub variabel

hasil adalah penguasaan siswa tentang penjumlahan bilangan 2 angka,

diukur dengan instrumen soal.

Page 10: JUDUL PENELITIAN

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KAJIAN PUSTAKA

a. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika

1. Penggunaan Alat peraga

Pada dasarnya anak belajar melalui benda konkret untuk dapat

memahami konsep abstrak, “ ... anak belajar melalui dunia nyata dan

memanipulasikan benda-benda nyata sebagai pelantaranya.”

Page 11: JUDUL PENELITIAN

11

(Ruseffendi, 1997: 228). Dengan menggunakan benda-benda konkret

anak akan lebih mudah memahami konsep yang mereka pelajari, selain

itu anak lebih termotivasi untuk belajar. Sehingga konsep abstrak yang

mereka pelajari akan mengendap, melekat, dan tahan lama dalam

ingatan. Piaget (Suherman, dkk. 2000: 39) memaparkan bahwa ‘anak

usia 7 sampai dengan 11 tahun perkembangan kognitifnya masih berada

pada tahap operasional konkret, yaitu tahapan umur pada anak-anak SD

tidak dapat memahami operasi (logis) dalam konsep matematika tanpa

dibantu oleh benda-benda konkret’. Maka dari itu, dalam pembelajaran

matematika sering menggunakan alat peraga. Alat peraga dapat

mewakili konsep yang diajarkan, walaupun tidak semua pokok bahasan

harus menggunakan alat peraga. Menurut Ruseffendi (1997 : 229) “Alat

peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep

matematika.”

i. Fungsi Alat Peraga

Menurut Ruseffendi (1997 : 228) Ada beberapa fungsi alat peraga atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika, diantaranya :a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti

pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersifat positif terhadap pengajaran matematika.

b. Dengan disajikannya konsep abstrak matematika bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.

c. Alat Peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri ruang, sehingga melalui gambar dan benda - benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam belajarnya.

Page 12: JUDUL PENELITIAN

12

d. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.

e. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

Alat peraga dapat dibuat dan disesuaikan dengan konsep yang akan

dipelajari. Dalam membuat alat peraga perlu memperhatikan beberapa

hal, diantaranya : Harus tahan lama, kuat, bentuk dan warnanya

menarik, sederhana, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan

ukuran fisik anak, dapat mewakili konsep yang dipelajari/relevan, dan

mudah dimanipulasikan.

B. ALAT PERAGA PERMAINAN ULAR TANGGA

1. Pengertian Permainan Ular Tangga

Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870.Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir.Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya. (www.id.wikipedia.org)

2. Langkah Pembelajaran dengan menggunakan permainan Ular tangga

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran disusun dan dirumuskan guru dengan

berpedoman kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Page 13: JUDUL PENELITIAN

13

Adapun langkah-langkah umum perencanaan pembelajaran,meliputi hal-

hal berikut :

1) Memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2) Menetapkan indikator hasil belajar, sesuai dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar.

3) Menuliskan materi pokok pembelajaran sesuai dengan indikator hasil

belajar.

4) Menyusun langkah-langkah pembelajaran, mulai dari kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

5) Menetapkan media dan sumber belajar yang relevan.

6) Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Guru mengkondisikan siswa pada suasana pembelajaran.

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.

Guru memperkenalkan konsep yang akan dipelajari.

Guru memberikan aperseps

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Siswa menyimak penjelasan guru tentang penjumlahan bilangan

2 angka

Siswa mengamati demonstrasi guru tentang langkah-langkah

Page 14: JUDUL PENELITIAN

14

permainan ular tangga dalam hubungannya dengan penjumlahan

bilangan 2 angka

Siswa secara individu mendapat LKS

Secara berkelompok siswa mendapat seperangkat alat

permainan ular tangga

b. Elaborasi

Siswa secara berkelompok melakukan permainan ular tangga

Siswa secara individu mengerjakan tugas yang ada dalam LKS

Siswa mendapat bimbingan guru, tentang permainan ular tangga

dan langkah –langkah penyelesaian LKS

Selesai permainan siswa mendiskusikan LKS untuk mengecek

hasil kerja individu

c. Konfirmasi

Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya dan

guru menjawab serta memberikan motivasi untuk berlomba baik

dalam kelompoknya maupun dengan kelompok lainnya.

Siswa yang bermasalah mendapat bimbingan guru

Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya

3. Kegiatan Penutup

Siswa menyimak kesimpulan dari materi yang telah

diajarkan

Siswa mengerjakan lembar evaluasi.

Page 15: JUDUL PENELITIAN

15

Siswa menyimak saran guru dan rencana pembelajaran

selanjutnya sebagai tindak lanjut

B. HIPOTESIS TINDAKAN

“Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu

tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan

secara teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya”

(Sudarsono, 1995 : 65).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

“Kemampuan siswa tentang penjumlahan bilangan 2 angka akan meningkat,

jika guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

menggunakan alat peraga permainan ular tangga”.

Page 16: JUDUL PENELITIAN

16

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

1. Model PTK

Ada beberapa jenis model PTK yang sering digunakan di dalam dunia

pendidikan. Pada penelitian ini model PTK yang digunakan adalah model

Kemmis dan Mc Taggart. Model ini dipilih karena sederhana sehingga mudah

untuk dipahami. Pada model ini tindakan dan observasi dilakukan bersamaan

dalam satu waktu, ketika tindakan berlangsung maka observasipun

dilaksanakan. Desain Kemmis ini menggunakan model yang dikenal sistem

spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan,

refleksi dan perencanaan kembali sebagai tahapan pemecahan masalah.

Berdasarkan model PTK dari Kemmis dan M.C. Taggart, penelitian ini

terdiri dari empat komponen yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Keempat komponen tersebut merupakan untaian kegiatan dalam satu

putaran yang disebut siklus. Pada pelaksanaan penelitian tidak ada batasan

siklus, jumlah siklus tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dari

permasalahan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Rangkaian langkah-

langkah dalam setiap siklus dapat digambarkan seperti pada diagram berikit

ini.

Page 17: JUDUL PENELITIAN

17

SIKLUS I

SIKLUS 2

Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas modifikasi model Kemmis dan Taggart

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipakai untuk tempat penelitian adalah di SDN Manangga 2

Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut merupakan tempat

tugas peneliti, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

3. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa –s iswi kelas 1 SDN Manangga 2

d. Refleksi a) Merefleksi Tindakan Pertamarencana pembelajaran b) Merefleksi kegiatan siswa dalam

belajar c) Merefleksi kegiatan guru dalam

mengajar d) Merefleksi hasil evaluasi siswaTindakan Pertama

c. Observasi Mengobservasi

pelaksanaan tindakan pertama sesuai dengan Lembar observasi

Tindakan Pertamaa. Perencanaan a) Membuat skenario

pembelajaran b) Membuat instrumen

tindakan pertamaTindakan Pertamab. Pelaksanaan a) Melaksanakan scenario

pembelajaran tindakan pertama b) Melaksanakan tes dengan instrumen

tindakan pertama

Tindakan Keduad. Refleksi a) Merefleksi rencana pembelajaran b) Merefleksi kegiatan siswa dalam

belajar c) Merefleksi kegiatan guru dalam

mengajar d) Merefleksi hasil evaluasi siswaTindakan Kedua

c. Observasi Mengobservasi

pelaksanaan tindakan kedua sesuai dengan Lembar observasi

Tindakan Keduaa. Perencanaan a) Membuat skenario

pembelajaran b) Membuat instrumen

tindakan keduaTindakan Keduab. Pelaksanaan a) Melaksanakan scenario pembelajaran

tindakan pertama b) Melaksanakan tes dengan instrumen

tindakan kedua

Analisis, Refleksi dan Pelaporan

Page 18: JUDUL PENELITIAN

18

Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, sebanyak 36 orang yang terdiri

dari 16 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Dan satu orang

guru kelas sebagai pengajar.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu minggu ke 2 dan ke 3 bulan

Januari 2010

5. Variabel Penelitian dan Fokus Tindakan

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Input

Pertama, kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran serta

kemampuan guru terhadap penggunaan alat peraga permainan ular

tangga dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang penjumlahan

bilangan 2 angka sebelum tindakan pembelajaran.

Kedua, kemampuan siswa terhadap materi penjumlahan bilangan 2

angka sebelum tindakan pembelajaran.

b. Variabel Proses

Tindakan guru dalam mengelola pembelajaran mengenai materi

penjumlahan bilangan 2 angka dengan menggunakan alat peraga

permainan ular tangga sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran tentang penjumlahan bilangan 2

angka.

c. Variabel Output

Peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan, mengelola

Page 19: JUDUL PENELITIAN

19

pembelajaran dan menggunakan alat peraga permainan ular tangga

dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang penjumlahan bilangan

2 angka serta peningkatan kemampuan siswa dalam penjumlahan

bilangan 2 angka setelah tindakan pembelajaran.

6. Vokus Tindakan

Fokus tindakan penelitian ini adalah meningkatkan kinerja guru serta aktifitas

dan hasil belajar siswa. Untuk setiap siklus, fokus tersebut adalah :

1. Siklus 1 : meningkatkan kompetensi guru merancang dan mengelola

pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan 2 angka dengan

menggunakan alat peraga permainan ular tangga.

2. Siklus 2 : meningkatkan kompetensi guru merancang dan mengelola

pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan

2 angka.

7. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian pada penelitian ini dilaksanakan berdasarkan tahapan-

tahapan sebagai berikut :

a. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan orientasi dan

identifikasi masalah yang difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran

penjumlahan bilangan 2 angka. Untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa dalam terlebih dahulu menganalisis hasil evaluasi pembelajaran

penjumlahan bilangan 2 angka. Selain itu juga dilakukan observasi awal

Page 20: JUDUL PENELITIAN

20

untuk mengetahui tindakan yang perlu diberikan dalam rangka

meningkatkan kemampuan siswa. Dari hasil analisis dan observasi awal

maka dalam refleksi awal ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan

dalam pembelajaran penjumlahan bilangan 2 angka adalah melalui

penggunaan alat peraga kubus satuan.

b. Rencana Tindakan Penelitian

Dengan berpatokan pada hasil refleksi awal, maka direncanakanlah

pelaksanaan tindakan penelitian yang difokuskan pada penggunaan

permainan ular tangga. Tahap perencanaan tindakan penelitian meliputi ;

1. Penetapan jumlah siklus dan tindakan penelitian,

2. Menyusun perangkat persiapan yang meliputi pemilihan alat peraga

dan menyusun persiapan mengajar atau penyusunan RPP.

3. Menyusun intrumen penelitian untuk mengumpulkan data penelitian

yang meliputi, lembar observasi persiapan mengajar, lembar observasi

pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi hasil pembelajaran serta

lembar observasi faktor pendukung dan penghambat pembelajaran.

c. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Pelaksanaan tindakan penelitian berpatokan dan disesuaikan dengan

rencana penelitian yang telah ditetapkan yaitu penelitian dilaksanakan

dalam 2 siklus yang didalamnya dilakukan tindakan-tindakan

pembelajaran. Pada tahap ini sekenario pembelajaran yang terdapat pada

rencana pembelajaran dilaksanakan. Perubahan yang ingin dicapai

dilaksanakan pada tiap siklus. Pelaksanaan observasi setiap siklus

Page 21: JUDUL PENELITIAN

21

dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

intrumen penelitian berupa lembar observasi oleh rekan kerja sebagai

observer. Kemudian dilaksanakan tahap refleksi setelah pembelajaran

berakhir pada setiap siklus. Hasil refleksi siklus I merupakan rekomendasi

pelaksanaan siklus II, dan hasil refleksi siklus II menjadi acuan siklus

selanjutnya. Tetapi jika hasil dari pelaksanaan siklus II tersebut sudah

memuaskan, penelitian dapat dihentikan. Penelitian dilaksanakan dengan

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan M.C. Taggar

yang terdiri dari empat komponen yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan,

Observasi dan Refleksi. Semuanya dilaksanakan dalam setiap tindakan

secara berulang dalam dua siklus.

8. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas ini data penelitian diperoleh melalui

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tes isian/evaluasi

dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan rekan kerja sebagai observer.

Data tersebut berupa data hasil belajar yang diperoleh dari hasil kerja siswa

dalam menyelesaikan soal pada saat tes akhir/post tes dan data hasil

observasi.

Hasil tes dapat menggambarkan tingkat kemampuan siswa dalam

menguasai konsep yang sudah dipelajari. Penilaian hasil belajar tidak hanya

dari hasil tes akhir tapi juga kinerja siswa pada saat menggunakan alat peraga

permainan ular tangga. Hasilnya dapat menentukan tingkat keterampilan

siswa dalam menggunakan alat peraga.

Page 22: JUDUL PENELITIAN

22

Keterampilan guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Maka data kinerja guru

diperlukan untuk mengukur sejauh mana guru menguasai materi dan sejauh

mana guru terampil membimbing siswa dalam menggunakan alat peraga

permainan ular tangga.

Maka observasi dilakukan untuk memperoleh data kinerja guru dan siswa

selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan selama tindakan

dilakukan, diantaranya : 1) observasi kinerja guru mulai dari perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran serta faktor pendukung

dan pemghambat proses pembelajaran, 2) observasi kinerja siswa selama

proses pembelajaran menyangkut keterampilan siswa dalam penggunaan alat

peraga permainan ular tangga.

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data hasil penelitian menggunakan teknik analisis deskriftif

kualitatif. Proses pengelolaan data mengacu pada pengelolaan data dari

Hopkin ( Nurhaeti, 2008 : 34 ) dengan tahapan sebagai berikut

a. Pengelompokan Data

Data yang diperoleh dikumpulkan pada setiap siklus pembelajaran.

b. Validasi data

Validasi data dilakukan melalui teknik coding dan triangulasi. Coding

dilaksanakan dengan cara memberi kode atau tanda pada asfek yang

diteliti sesuai hasil pengamatan dilapangan. Triangulasi dilakuan untuk

memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data yang

Page 23: JUDUL PENELITIAN

23

diperoleh dari sumber lain antara lain siswa dengan cara pengamatan

langsung, wawancara ataupun didasarkan pada pengalaman mengajar

sebelumnya.

c. Interpretasi

Pada tahapan ini data diinterpretasikan dengan merajuk pada acuan

teori, menghubungkan temuan dengan pengalaman pribadi berdasarkan

intuisi guru mengenai situasi pembelajaran yang baik tentang

pembelajaran mengurutkan bilangan pecahan. Interpretasi/refleksi

dilakukan pada setiap siklus pembelajaran.

d. Tindak lanjut dan rekomendasi

Hasil dari refleksi tindakan pada setiap siklus direkomendasikan untuk

melakukan aksi/tindakan dan penelitian selanjutnya.

10. Indikator Keberhasilan

Peneliti, observer dan kepala sekolah menentukan indikator keberhasilan PTK

ini sebagai berikut :

a. Guru mengalami peningkatan kemampuan dalam merancang perencanaan

pembelajaran, mencapai rata-rata paling kecil 3,00

b. Guru mengalami peningkatan kemampuan dalam proses pembelajaran,

mencapai rata-rata paling kecil 3,00

c. Siswa mencapai hasil belajar dalam dalam penjumlahan 2 angka dengan

nilai paling rendah 65 dan rata-rata kelas paling rendah 67,5

d. Guru mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan memperbaiki faktor

penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran

Page 24: JUDUL PENELITIAN

24

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, et al. (2007). Penalitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Darhim, dkk. (1991). Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas (2007). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 StandarKompetensi Kelas V Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Tasikmalaya: Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Depdiknas. (2006). Kurikulum – 2006 Standar Kompetensi Kelas VI Sekolah Dasar dan madrasah Ibtidaiyah, Tasikmalaya: Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Pedoman Pembuatan Dan Penggunaan Alat Peraga/Praktik Sederhana Mata Pelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas.

Heruman, S.Pd.,M.Pd.(2008). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Noornia, A, Yurniwati (2008). Metoda Pembelajaran Matematika 1. Jakarta: Azka Press.

Noornia, A, Yurniwati (2008). Metoda Pembelajaran Matematika 2. Jakarta: Azka Press.

Ruseffendi. (1997). Pengajaran Matematika modern seri ke Tiga. Bandung : Tarsito.

Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Jurusan Pendidikan Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam.Bandung : UPI.

Sukayati, Dra. M.Pd. (2003). Pelatihan Supervisi Pengajaran Untuk Sekolah Dasar : Kajian “Pecahan“. Makalah PPPG, Yogyakarta.

Suroso, DR. (2009). Penelitian Tindakan Kelas : Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Reseach. Yogyakarta: Pararaton..

Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-undang RI No. Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.

UPI, (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pelopor dan Unggul

Page 25: JUDUL PENELITIAN

Nilai APKG 1 = R ( R = Rata-rata butir )

R = A+B+C+D+E+F = 6

25

LEMBAR OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1/2

Hari :Alokasi Waktu :Pokok Bahasan :

NO INDIKATOR / ASPEK KINERJANILAI REKOMEN

DASI1 2 3 41 2 3 4 5 6 71. Menentukan bahan pembelajaran dan

merumuskan tujuan1.1 Menggunakan bahan pembelajaran yang

sesuai dengan kurikulum.1.2 Merumuskan tujuan khusus / indikator.

Rata-rata butir 1 = A

2 Memilih dan mengorganisasikan materi / media / sumber2.1 Mengorganisasikan materi pembelajaran.2.2 Menentukan alat bantu mengajar.2.3 Menentukan sumber belajar.

Rata-rata butir 2 = B

3 Merancang skenario pembelajaran3.1 Menentukan metode pembelajaran.3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaran.3.3 Menentukan cara-cara memotivasi siswa.3.4 Menentukan pengalaman belajar siswa.

Rata-rata butir 3 = C

4 Merancang pengelolaan kelas4.1 Menentukan alokasi waktu pembelajaran.4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian

siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran.

Rata-rata butir 4 = D

5 Merancang prosedur dan mempersiapkan alat penilaian5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian.5.2 Membuat alat penilaian.

Rata-rata butir 5 = E

6 Kesan umum rencana pembelajaran6.1 Kebersihan dan kerapian.6.2 Kepraktisan penggunaan.6.3 Penggunaan bahasa tulis.

Rata-rata butir 6 = F

Page 26: JUDUL PENELITIAN

Kriteria Penilaian :

Skor 3,26 - 4,00 = Sangat Baik ( SB )

Skor 2,51 - 3,25 = Baik ( B )

Skor 1,76 - 2,50 = Cukup ( C )

Skor 1,00 - 1,75 = Kurang ( K )

26

Lampiran 7

119

Page 27: JUDUL PENELITIAN

27

LEMBAR OBSERVASIPELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1/2

Hari :Alokasi Waktu :Pokok Bahasan :

NO INDIKATOR / ASPEK KINERJANILAI REKO

MENDASI1 2 3 41 2 3 4 5 6 71 Membuka kegiatan pembelajaran

1.1 Menyampaikan materi pengait / apersepsi.1.2 Memotivasi siswa untuk memulai pembelajaran.1.3 Menyampaikan kompetensi yang harus dicapai

siswa.Rata-rata butir 1 = P

2 Mengelola ruang, waktu dan fasilitas2.1 Menyediakan alat bantu / sumber.2.2 Menggunakan waktu secara efisien.

Rata-rata butir 2 = Q

3 Menggunakan strategi pembelajaran3.1 Menggunakan jenis kegiatan yang sesuai

dengan tujuan.3.2 Menggunakan alat bantu / media pembelajaran

yang sesuai.3.3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam

urutan yang logis.3.4 Melaksanakan kegiatan secara individual,

kelompok, klasikal.Rata-rata butir 3 = R

4 Mengelola interaksi kelas3.1 Memberikan petunjuk/ penjelasan yang

berkaitan dengan isi.3.2 Menggunakan pertanyaan dan merespon siswa.3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat,

dan gerakan.3.4 Memicu keterlibatan siswa.

Rata-rata butir 4 = S

5 Bersikap terbuka, luwes serta mengembangkan sikap positif siswa5.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka

kepada siswa.5.2 Menunjukkan kegairahan mengajar.5.3 Mengembangkan hubungan antar pribadi yang

sehat dan serasi.

Page 28: JUDUL PENELITIAN

Kriteria Penilaian :

Skor 3,26 - 4,00 = Sangat Baik ( SB )

Skor 2,51 - 3,25 = Baik ( B )

Skor 1,76 - 2,50 = Cukup ( C )

Skor 1,00 - 1,75 = Kurang ( K )

28

5.4 Membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya.

5.5 Membantu siswa percaya diri.Rata-rata butir 5 = T

6 Kemampuan khusus dalam pembelajaran salah satu mata pelajaran6.1 Mengembangkan pemahaman konsep.6.2 Melatih penggunaan konsep dalam kehidupan

sehari-hari.6.3 Mendemonstrasikan / membimbing siswa dalam

melakukan percobaan.6.4 Mengelola pelaksanaan demonstrasi.

Rata-rata butir 6 = U

7 Melaksanakan penilaian awal, proses dan hasil7.1 Melaksanakan penilaian awal.7.2 Melaksanakan penilaian proses.7.3 Melaksanakan penilaian akhir.

Rata-rata butir 7 = V8 Menutup kegiatan pembelajaran

8.1 Merangkum materi.8.2 Memberi tindak lanjut.

Rata-rata butir 8 =W

Nilai APKG 2 = R ( R = Rata-rata butir )

R = P+Q+R+S+T+U+V+W = 8

121

Page 29: JUDUL PENELITIAN

29

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

SIKLUS I / II

Pembelajaran Tanggal : ………………………….

No Butir yang diobservasiPenilaian Ket

ya tidak1. Siswa menyimak penjelasan tentang tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.2. Siswa menyimak apersepsi yang disampaikan oleh

guru.3. Siswa menyimak demontrasi tentang penggunaan

kartu pecahan untuk mengurutkan bilangan pecahan.4. Dengan bimbingan guru,siswa berdiskusi dalam

kelompok untuk menyelesaikan masalah tentang mengurutkan bilangan pecahan dengan menggunakan kartu pecahan.

5. Siswa aktif dalam kelompok menggunakan kartu pecahan dalam menyelesaikan permasalahan tentang mengurutkan pecahan.

6. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompoknya dalam menyelesaikan masalah mengurutkan pecahan.

7. Siswa memdapatkan kesempatan bertanya untuk hal-hal yang belum dimengerti.

8. Siswa mengikuti tes (evaluasi)

LEMBAR OBSERVASIFAKTOR PENGHAMBAT DAN CARA MENGATASINYA

SIKLUS I / II

Pembelajaran Tanggal : …………………………………..

Page 30: JUDUL PENELITIAN

30

ASPEK YANG DIOBSERVASI HASIL OBSERVASI

1. Faktor guru dan cara mengatasinya ……………………………………………..……………………………………………..……………………………………………..……………………………………………..……………………………………………..

2. Faktor siswa dan cara mengatasinya ……………………………………………...……………………………………………...……………………………………………...……………………………………………...……………………………………………...

3. Faktor fasilitas dan mengatasinya ……………………………………………….……………………………………………….……………………………………………….……………………………………………….……………………………………………….

Keterangan :Isilah kolom titik-titik data lengkap temuan hasil pengamatan faktor penghambat dalam pembelajaran mengurutkan bilangan pecahan!

LEMBAR OBSERVASIFAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN

SIKLUS I /II

Pembelajaran Tanggal : …………………………………..

ASPEK YANG DIOBSERVASI HASIL OBSERVASI

Page 31: JUDUL PENELITIAN

31

1. Faktor guru ……………………………………………..……………………………………………..……………………………………………..……………………………………………..……………………………………………..

2. Faktor siswa ……………………………………………...……………………………………………...……………………………………………...……………………………………………...……………………………………………...

3. Faktor fasilitas dan lingkungan ……………………………………………….……………………………………………….……………………………………………….……………………………………………….……………………………………………….

Keterangan :Isilah kolom titik-titik data lengkap temuan hasil pengamatan faktor penghambat dalam pembelajaran mengurutkan bilangan pecahan!

Page 32: JUDUL PENELITIAN

32