journal reading - studi perbandingan acak terbinafine versus griseofulvin pada pasien dengan tinea...
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
1/16
1
Studi Perbandingan Acak Terbinafine versus Griseofulvin pada
Pasien dengan Tinea Kapitis di China Bagian Barat
Abstrak
Tujuan Untuk membandingkan efikasi dan keamanan terbinafine dengan
griseofulvin pada penatalaksanaan tinea kapitis di China bagian barat.
Metode Anak (umur 2 14 tahun) dengan gejala klinis dan diagnosis tinea
kapitis yang dikonfirmasi oleh pemeriksaan mikroskopik dengan potassium
hidroklorida dibagi secara acak menjadi tiga grup: grup GRI4 mendapatkan
pengobatan griseofulvin selama 4 minggu; grup TBF2 mendapatkan pengobatan
terbinafine selama 2 minggu; dan grup TBF4 mendapatkan pengobatan terbinafine
selama 4 minggu. Kemudian dilakukan evaluasi klinis dan mikologis pada minggu 0,
2, 4 dan 8 serta 1 tahun setelah terapi dimulai. Jamur patogen yang diisolasi kemudian
dievaluasi untuk kepekaan in vitro dengan mendeteksi konsentrasi hambatan minimal
atau minimal inhibitory concentration (MIC) melawan terbinafine, griseofulvin,
itrakonazol dan ketokonazol.
Hasil Tingkat efektivitas klinis pada GRI4, TBF2, dan TBF4 adalah 100%
(95% CI-confidence interval: 82-100%), 96,3% (95% CI: 81-100%), dan 100 % (95%
CI: 85-100%), secara berturut-berturut, pada minggu ke-8 dan 100% setelah 1 tahun
pada ketiga grup; tingkat kesembuhan klinis adalah 84,2% (95% CI: 77-99%), 85,2%
(95% CI: 71-98%), dan 78,3% (95% CI: 50-93%) pada minggu ke-8 dan 100%
setelah 1 tahun pada ketiga grup. Secara in vitro, seluruh kultur yang didapatkan dari
pasien ditemukan sensitif terhadap keempat obat anti jamur.
Kesimpulan Data dari uji coba klinis dan aktivitas anti jamur in vitro
mengindikasikan terbinafine dianggap efektif dan dapat ditoleransi dengan baik pada
penatalaksanaan infeksi Trichophyton(T. violaceum; Arthroderma vanbreuseghemii;
dan T. tonsurans) pada skalp, tahap pengobatan terbinafine selama 2-4 minggu
dianggap sama efektifnya dengan tahap pengobatan griseofulvin selama 4 minggu;
bahkan, tahap pengobatan terbinafine selama 2 minggu dianggap cukup. Terbinafine
adalah alternatif dari griseofulvin yang efektif melawan tinea kapitis akibat infeksi
Trichophyton.
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
2/16
2
Kata kunci: Griseofulvin, Terbinafine, Tinea kapitis, China bagian barat, kerentanan
anti jamur, Trichophyton spp.
Pendahuluan
Tinea kapitis merupakan penyakit yang umum dijumpai pada China bagian
barat, dengan bentuk gray-patchsebagai gejala yang paling sering ditemukan. Agen
etiologi yang tersebar paling luas dilaporkan adalah Trichophyton violaceum, yang
kemudian diikuti oleh T. schoenleinii dan Microsporum ferrugineum dan golongan
zoofilik Arthroderma vanbreuseghemiidan T. tonsurans.1Penelitian oleh Deng et al
menyatakan bahwa spesies yang menyebabkan tinea kapitis pada provinsi yang
terletak paling barat di China, yaitu provinsi Xinjiang, telah bertahan stabil selama
bertahun-tahun, dan flora dermatofit tersendiri telah sedikit berubah selama 20 tahun
terakhir. Pengobatan standar untuk tinea kapitis di China adalah griseofulvin oral dan
sejauh ini, obat ini tetap menjadi menjadi medikasi yang disetujui oleh USFDA (U.S
Food and Drug Administration) untuk kondisi ini. 1,2
Obat anti jamur yang lebih terbaru, seperti terbinafine, itrakonazol, dan
flukonazol terlihat efektif, aman dan memiliki keuntungan berupa durasi pengobatan
yang lebih pendek. Meskipun jumlah uji coba klinis yang signifikan telah melaporkan
berbagai pengalaman dengan terbinafine dan itrakonazol untuk penatalaksanaan tinea
kapitis, perlu dicatat bahwa hanya sedikit di antara mereka yang mengadakan uji coba
klinis mengenai terbinafine versus griseofulvin pada penatalaksanaan tinea kapitis
pada anak dan selain anak di China bagian barat. Karena tinea kapitis disebabkan oleh
Trichophyton spp yang banyak ditemukan di Xinjiang, yang mana memiliki flora
dermatofit tersendiri yang belum pernah dites dengan terbinafine, kami memutuskan
untuk mengevaluasi efisiensi dan tolerabilitas dari terbinafine untuk penatalaksanaan
tinea kapitis pada anak di Provinsi Xinjiang, China bagian barat. Jadi, 88 anak dengan
tinea kapitis dipilih secara acak dari sekolah-sekolah di Provinsi Xinjiangn untuk
studi perbandingan antara terbinafine dan griseofulvin ini.
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
3/16
3
Alat dan Metode
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Xinjiang, yang mana merupakan provinsi
yang terletak paling barat dan terbesar di China, kota Kashgar (Kashi, Kasha) bagian
barat, yang mana merupakan pusat agama Muslim dan ibu kota historikal dari Jalur
Sutra, yang mana hanya berjarak 150 km dari Afghanistan, Kyrgystan dan Tajikistan.
Populasinya seluruhnya terdiri dari Uyghur, grup etnik China yang beragama Muslim,
dengan asal penduduk bervariasi dari Mongolia, the Great Steppes, suku Xiongnu
(Huns), dan Turki.
Desain Penelitian
Empat sekolah ditentukan berdasarkan cluster sampling di Kashgar untuk
investigasi. Dari pasien-pasien dengan tinea kapitis pada setiap sekolah, dengan
menggunakan tabel nomor acak, 22 pasien dipilih secara acak dari setiap sekolah, dan
kemudian dikumpulkan total sebanyak 88 pasien dengan tinea kapitis. Sebelum
alokasi, kami mengevaluasi skor gejala dan tanda total atau total signs and symptoms
score(TSSS) pada 88 pasien, berdasarkan TSSS, secara acak membuat alokasi pasien
untuk penatalaksanaan yang berbeda.3
Uji Coba Klinis Terbinafine Versus Griseofulvin
Uji coba klinis secara acak dan terbuka untuk peneliti dilakukan pada anak-
anak dengan tinea kapitis.
Peneliti menyaring pasien sebelum randomisasi berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi yang mana kriteria inklusi penelitian ini mencakup seluruh anak dengan
umur lebih dari 2 tahun, berat badan lebih dari 10 kg, tidak terlihat memiliki penyakit
lainnya, tidak menggunakan steroid, tidak meminum obat anti jamur selama 4
minggu, dan memiliki fungsi ginjal yang normal. Persetujuan didapatkan dari anak-
anak dan orang tuanya. Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini mencakup:
anak yang tidak kembali untuk observasi tepat waktu, mereka yang mendapatkan obat
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
4/16
4
anti jamur lainnya baik secara lokal maupun oral selama waktu pengobatan, dan
mereka yang tidak melanjutkan pengobatan karena adanya efek samping.
Kami mendapatkan secara acak 88 pasien yang memenuhi syarat dengan
diagnosis klinis tinea kapitis yang dikonfirmasi oleh pemeriksaan KOH pada
penelitian terbuka menggunakan terbinafine selama 2 atau 4 minggu berturut-turut,
dibandingkan dengan griseofulvin selama 4 minggu berturut-turut.
Obat
Terbinafine (Lamisil) disediakan oleh Novartis Pharmaceutica (Beijing), pil,
250 mg, dan griseofulvin oleh Xinjiang Pharmaceutica, pil, 100 mg. Seluruh obat
disimpan pada suhu kamar. Pasien diinstruksikan untuk meminum seluruh obat
dengan makanan pada waktu yang sama setiap hari. Karena pelapisan granula oral
hidroklorida dari terbinafine sensitif terhadap asam lambung, pasien disarankan untuk
menghindari makanan yang asam dengan pH kurang dari 5, seperti jus jeruk atau jus
buah-buahan lainnya. Pasien yang diberikan obat griseofulvin dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi untuk meningkatkan
absorbsi griseofulvin.
Anak-anak Dibagi menjadi 3 Grup
Grup GRI4
Pemberian griseofulvin secara oral selama 4 minggu berturut-turut, dengan
dosis obat 20 mg/kg/hari.
Grup TBF2
Pemberian terbinafine secara oral selama 2 minggu berturut-turut. Dosis obat
bergantung dari berat badan pasien: 40 kg, 250 mg/hari.
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
5/16
5
Grup TBF4
Pemberian terbinafine secara oral selama 4 minggu berturut-turut. Dosis obat
bergantung dari berat badan pasien: 40 kg, 250 mg/hari.
Definisi Kasus
Skor gejala dan tanda total atau total sign and symptoms score (TSSS)
ditentukan pada minggu 0, minggu ke-2, minggu ke-4, minggu ke-8 setelah
dimulainya terapi, danfollow upsetelah 1 tahun. TSSS adalah skor gabungan (dengan
nilai 0-9) yang meliputi gejala dan tanda eritema, deskuamasi, dan papul/pustul, yang
masing-masing dievaluasi dengan derajat 0-3 (0 = tidak ada, 1 = ringan, 2 = sedang,
dan 3 = berat). Efikasi dievaluasi dengan tingkat efektivitas klinis, tingkat
kesembuhan klinis dan tingkat kesembuhan mikologis. Efektivitas klinis dicapai
dengan penurunan gejala dan tanda total sebanyak 60-99% bila dibandingkan
daripada awal penelitian (TSSS 2), nilai kurang dari 60% divalidasi sebagai non-
efektif (TSSS > 2), sedangkan sembuh secara klinis menandakan 100% efektif (TSSS
= 0), dan nilai TSSS digunakan untuk menegakkan persentase efektivitas.
Pemeriksaan Mikologi
Pemeriksaan mikologi dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan kulit
dengan KOH dan pemeriksaan morfologi mikroskopis dengan kultur. Seluruh kultur
yang diisolasi diidentifikasi spesiesnya secara lebih jauh berdasarkan data gen ITS
dikombinasikan dengan morfologi.1,4
Efektivitas Klinis
Efektivitas klinis ditentukan dengan penurunan gejala dan tanda total
sebanyak 60% bila dibandingkan dengan awal penelitian, TSSS 2.
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
6/16
6
Kesembuhan Klinis
Kesembuhan klinis ditentukan dengan penurunan gejala dan tanda total
sebanyak 100% bila dibandingkan dengan awal penelitian, TSSS = 0.
Kesembuhan Mikologis
Kesembuhan mikologis ditentukan dengan hasil kultur dan mikroskopis yang
negatif.
Penilaian Keamanan
Perkembangan efek samping dicatat pada setiap kunjungan oleh peneliti.
Keamanan dinilai pada basis keparahan efek samping dan perubahan yang signifikan
secara klinis pada parameter laboratorium. Pemeriksaan fisik dilakukan pada minggu
0, 2, 4, dan 8, serta 1 tahun setelah terapi. Evaluasi laboratorium berupa hematologi
rutin dan parameter biokimia (meliputi liver transaminase) dilakukan pada minggu 0,
2, 4, dan 8, serta 1 tahun setelah terapi. Pemeriksaan hematologi meliputi hemoglobin,
hitung eritrosit, hematokrit, leukosit, dan hitung jenis sel, serta hitung trombosit.
Parameter biokimia meliputi serum transaminase [aspartate
aminotransferase/glutamic oxaloacetic transaminase {AST/SGOT), alanine
aminotransferase/glutamic pyruvate transaminase (ALT/SGPT)], gamma glutanyl
transpeptidase (GGT), alkalin fosfatase, bilirubin total, kreatinin dan blood urea
nitrogen (BUN). Seluruh evaluasi hematologis dan tes biokimia dilakukan pada
laboratorium pusat di RS Universitas Xinjiang. Untuk setiap parameter, nilai-nilainya
dibandingkan dengan hasil referensi atau laboratorium normal. Efek samping dicatat
berdasarkan anamnesis tidak langsung, temuan pemeriksaan fisik, atau disadari secara
langsung oleh pasien.
Determinasi Aktivitas Anti Jamur In Vitro
Empat puluh sembilan dermatofit yang dikultur dari pasien tinea kapitis (yang
mana memiliki hasil kultur positif pada 69 pasien) diuji untuk kepekaan terhadap obat
berikut: terbinafine, itrakonazol, ketokonazol dan griseofulvin. Pada penelitian ini,
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
7/16
7
digunakan metode mikrodilusi NCCLS M38-P. Candida parapsilosisATCC # 90018
digunakan sebagai kontrol dengan medium RPMI 1640 (31900-022, Invitrogen
Corporation, Carlsbad, CA). Nilai konsentrasi hambatan minimal atau minimum
inhibitory concentration (MIC g/ml) ditentukan dengan menggunakan titik akhir
MIC-0 (inhibisi pertumbuhan komplit, secara visual) untuk itrakonazol, ketokonazol
dan dengan titik akhir MIC-2 (penurunan turbiditas hingga 80%, secara visual) untuk
terbinafine dan griseofulvin. Hasil dari pemeriksaan tersebut dibacakan setelah 4 hari
inkubasi.5
Analisa Statistik
Analisis efikasi dilakukan dengan menggunakan tingkat efektivitas
(kesembuhan) dengan 95% confidence intervals (CI), uji Chi-square untuk
signifikansi, uji Anova untuk homogenitas juga dilakukan. Jarak MIC dan MIC rata-
rata juga ditentukan untuk masing-masing kombinasi spesies-obat.
Hasil
Dari Tabel 1, kita dapat melihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan secara statistik di antara anak-anak pada ketiga grup berdasarkan jenis
kelamin, berat badan dan umur; total signs and symptoms score(TSSS) pada ketiga
grup adalah 4-17 (8,37 3,29); 4-12 (7,78 2,31); 4-15 (8,87 3,24), secara
berurutan, sebelum dimulainya terapi, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan
secara statistik di antara ketiga grup tersebut (ANOVA, F = 0,873, P >0,05).
Didapatkan total 88 pasien yang memenuhi kriteria dan diacak pada awal penelitian:
70 di antaranya memenuhi syarat berdasarkan evaluasi keamanan, dan 69 pasien yang
memenuhi syarat berdasarkan evaluasi klinis menyelesaikan pengobatan hingga akhir
penelitian (laki-laki 54, perempuan 15, dan rasio laki-laki : perempuan adalah 3,6 : 1).
Empat puluh sembilan di antaranya memenuhi syarat berdasarkan evaluasi mikologis.
Dari 69 pasien yang memenuhi syarat berdasarkan evaluasi klinis, 49 di antaranya
memiliki hasil kultur yang positif (71% atau 49/69). Organisme berikut dikultur
dengan presentase: T. violaceum27 (55,1%), A. vanbreuseghemii15 (30,6%) dan T.
tonsurans 7 (14,3%).
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
8/16
8
Tabel 1. Informasi umum pasien dari tiga grup sebelum dimulainya terapi (GRI4 griseofulvin
untuk 4 minggu; TBF2terbinafine untuk 2 minggu; dan TBF4terbinafine untuk 4 minggu)
Evaluasi Klinis
Grup GRI4
Tingkat kesembuhan klinis didapatkan 0, 31,6 dan 84,2% pada minggu ke-2, 4
dan 8 secara berturut-berturut, dan 100% setelah 1 tahun.
Tingkat efektivitas klinis didapatkan 73,7, 89,5 dan 100% pada minggu ke-2,
4 dan 8 secara berturut-turut, dan 100% setelah 1 tahun.
95% tingkat kepercayaan atau confidence interval dari tingkat kesembuhan
klinis didapatkan 77-99%, dan 95% confidence interval dari tingkat efektivitas
klinis didapatkan 82-100% pada minggu ke-8 (95% CI).
Grup TBF2
Tingkat kesembuhan klinis didapatkan 3,7, 44,4 dan 85,2% pada minggu ke-2,
4 dan 8 secara berturut-berturut, dan 100% setelah 1 tahun.
Tingkat efektivitas klinis didapatkan 85,2, 92,6 dan 96,3% pada minggu ke-2,
4 dan 8 secara berturut-turut, dan 100% setelah 1 tahun.
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
9/16
9
95% tingkat kepercayaan atau confidence interval dari tingkat kesembuhan
klinis didapatkan 71-98%, dan 95% confidence intervaldari tingkat efektivitas klinis
didapatkan 81-100% pada minggu ke-8 setelah terapi (95% CI).
Grup TBF4
Tingkat kesembuhan klinis didapatkan 13,0, 56,5 dan 78,3% pada minggu ke-
2, 4 dan 8 secara berturut-berturut, dan 100% setelah 1 tahun.
Tingkat efektivitas klinis didapatkan 87,0, 100 dan 100% pada minggu ke-2, 4
dan 8 secara berturut-turut, dan 100% setelah 1 tahun.
95% tingkat kepercayaan atau confidence interval dari tingkat kesembuhan
klinis didapatkan 61-95%, dan 95% confidence intervaldari tingkat efektivitas klinis
didapatkan 85-100% pada minggu ke-8 setelah terapi (95% CI).
Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik dari tingkat
kesembuhan klinis dan tingkat efektivitas klinis pada ketiga grup setelah 2, 4 dan 8
minggu serta 1 tahun.
Tabel 2 menunjukkan hasil kesembuhan klinis dan efektivitas klinis setelah 8
minggu terapi.
Tabel 2. Evaluasi klinis 8 minggu setelah dimulainya terapi (GRI4 griseofulvin untuk 4
minggu, TBF2terbinafine untuk 2 minggu, TBF4terbinafine untuk 4 minggu,CC
kesembuhan klinis, CCR tingkat kesembuhan klinis, CERtingkat efektivitas klinis)
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
10/16
10
Evaluasi Mikologis
Grup GRI4
Tingkat kesembuhan mikologis didapatkan 50,5, 83,3 dan 100% setelah 2,4,
dan 8 minggu secara berturut-turut, serta 100% setelah 1 tahun. 95% confidence
intervalsdari tingkat kesembuhan mikologis didapatkan 74-100% pada minggu ke-8
setelah terapi (95% CI).
Grup TBF2
Tingkat kesembuhan mikologis didapatkan 60,0, 75,0 dan 95,0% setelah 2,4,
dan 8 minggu secara berturut-turut, serta 100% setelah 1 tahun. 95% confidence
intervalsdari tingkat kesembuhan mikologis didapatkan 74-100% pada minggu ke-8
setelah terapi (95% CI).
Grup TBF4
Tingkat kesembuhan mikologis didapatkan 47,1, 76,5 dan 94,1% setelah 2,4,
dan 8 minggu secara berturut-turut, serta 100% setelah 1 tahun.
Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik pada tingkat
kesembuhan mikologis dari ketiga grup setelah 2, 4, dan 8 minggu serta 1 tahun.
95% confidence intervalsdari tingkat kesembuhan mikologis didapatkan 50-
93% pada minggu ke-8 setelah terapi (95% CI).
Tabel 3 menunjukkan hasil tingkat kesembuhan mikologis di antara ketiga
grup pada minggu ke-8 setelah terapi dimulai.
Tabel 3. Evaluasi mikologis 8 minggu setelah terapi (GRI4 griseofulvin untuk 4 minggu,
TBF2terbinafine untuk 2 minggu, TBF4terbinafine untuk 4 minggu,MCRtingkat
kesembuhan mikologis)
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
11/16
11
Hasil Keamanan
Didapatkan total 70/88 kasus yang memenuhi syarat berdasarkan penilaian
keamanan (efek samping) baik sebelum maupun selama penelitian. Satu kasus pada
grup GRI4 kemudian tidak dilanjutkan karena adanya keluhan muntah dua kali
setelah pengobatan 2 minggu dengan griseofulvin. Efek samping tersebut menghilang
secara spontan setelah penghentian terapi. Tidak didapatkan efek samping yang
dialami oleh anak-anak yang diobati dengan terbinafine. Tidak didapatkan perbedaan
grup yang penting pada tanda vital, atau pada pemeriksaan hematologi, atau pada
pergeseran biokimia dari titik dasar.
Hasil Pemeriksaan Kepekaan Anti Jamur
Didapatkan total 49 dermatofit yang diisolasi dari pasien tinea kapitis di
Kashgar, Provinsi Xinjiang, China bagian barat, dievaluasi berdasarkan kisaran dan
rata-rata MIC. Seluruh kultur yang diisolasi tersebut didapatkan peka pada derajat
yang berbeda. Nilai MIC terkecil didapatkan dengan terbinafine; untuk A.
vanbreuseghemii, berkisar antara 0,005 hingga 0,01 g/ml, dengan rata-rata MIC
adalah 0,0068 g/ml; T. violaceum, MIC berkisar antara 0,01 hingga 0,08 g/ml, danrata-rata MIC adalah 0,036 g/ml; T. tonsurans, MIC berkisar sekitar 0,02 g/ml, dan
rata-rata MIC adalah 0,02 g/ml.
Level griseofulvin yang relatif lebih tinggi dibutuhkan untuk seluruh spesies,
seperti untuk T. violaceumkisaran MIC 1-8 g/ml, dengan rata-rata MIC adalah 3,86
g/ml; A. vanbreuseghemii dan T. tonsurans didapatkan lebih peka terhadap
griseofulvin (kisaran MIC 1-2 dan 1 g/ml, rata-rata MIC 1,11 dan 1 g/ml), sebagai
contoh, bila dibandingkan dengan obat lainnya. Hasil tersebut diringkas pada Tabel 4.
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
12/16
12
Tabel 4. MIC dari 4 obat anti jamur melawan 49 dermatofit yang diisolasi dari pasien tinea
kapitis di China barat (TBF terbinafine; GR griseofulvin;ICZ itrakonazol;KCZketokonazol)
Diskusi
Tinea kapitis adalah infeksi jamur yang relatif sering ditemukan pada anak-
anak di sepanjang Xinjiang bagian selatan dimana frekuensinya telah dimonitor
selama 20 tahun terakhir. Spektrum dari agen etiologi di Xinjiang berbeda secara
signifikan dari regio lainnya di China dan tetap bertahan meskipun telah terjadi
perkembangan komunikasi dan lalu lintas modern. Pada penelitian ini, kami
mengevaluasi total 69 anak-anak yang didiagnosis dengan tinea kapitis dari Xinjiang
bagian barat (Kota Kashgar). Seluruh anak-anak tersebut adalah Uyghur). Tingkat
kultur positif didapatkan sebanyak 71,0% (49/69). 49 strain jamur yang dikultur
mencakup T. violaceum 27 (55,1%),A. vanbreuseghemii15 (30,6%) dan T. tonsurans
7 (14,3%).1,6
Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa terbinafine
memperlihatkan respon terapeutik yang baik dalam mengobati tinea kapitis, terutama
dengan spesies Trichophyton.7-10
Penelitian oleh Fleece et al menunjukkan bahwa
pengobatan terbinafine selama 2-4 minggu dianggap sama efektifnya dengan
pengobatan griseofulvin selama 6-8 minggu pada penatalaksanaan infeksi
Trichophytonpada skalp (T. tonsurans).11Pada penelitian yang dipublikasi, data-data
yang ada mengindikasikan bahwa kesembuhan mikologis berkisar antara 61 hingga
86% setelah 2-4 minggu pengobatan dengan terbinafine.12-15 Serupa dengan itu,
tingkat kesembuhan mikologis dengan terapi griseofulvin dilaporkan berkisar antara
62 hingga 96% dengan terapi selama 8-12 minggu.
8,9,16
Temuan pada penelitianterbaru memperluas hasil sebelumnya yang menunjukkan efikasi dari tablet
terbinafine konvensional pada penatalaksanaan tinea kapitis.12,13
Hasil penelitian kami yang membandingkan terbinafine dengan griseofulvin
pada penatalaksanaan tinea kapitis memiliki hasil yang cukup sama dengan uji klinis
acak ini. Hasil kami menunjukkan tingkat efektivitas klinis pada grup GRI4, TBF2,
dan TBF4 didapatkan 100% (95% CI: 82-100%), 96,3% (95% CI: 81-100%), dan 100
% (95% CI: 85-100%), secara berturut-berturut, pada minggu ke-8 dan 100% setelah
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
13/16
13
1 tahun pada ketiga grup; hal ini mengindikasikan bahwa baik terbinafine maupun
griseofulvin efektif untuk seluruh tinea kapitis yang disebabkan oleh Trichophyton
spp pada minggu ke-8 setelah terapi. Tingkat kesembuhan klinis didapatkan 84,2%
(95% CI: 77-99%), 85,2% (95% CI: 71-98%), dan 78,3% (95% CI: 50-93%) pada
minggu ke-8 dan 100% setelah 1 tahun pada ketiga grup; Tingkat kesembuhan
mikologis didapatkan 100% (95% CI: 74-100%), 95,0% (95% CI: 74-100%), dan
94,1% (95% CI: 50-93%) setelah 8 minggu dan 100% setelah 1 tahun untuk seluruh
grup.
Untuk hasil pada 8 minggu setelah pemberian terapi, tidak didapatkan
perbedaan pada efektivitas klinis, tingkat kesembuhan klinis, dan tingkat kesembuhan
mikologis di antara masing-masing agen. Temuan ini konsisten dengan beberapa
penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa pengobatan terbinafine dianggap cukup
sama efektifnya dengan griseofulvin.17,18 Dan, kami menyimpulkan bahwa
pengobatan terbinafine selama 2-4 minggu dianggap sama efektifnya untuk anak
Uyghur di Xinjiang dengan pengobatan griseofulvin selama 4 minggu untuk
penatalaksanaan infeksi Trichophytonspp pada skalp dan bahkan pengobatan selama
2 minggu dapat dianggap cukup. Setahun kemudian, kedua obat sama efektifnya
secara sepenuhnya (didapatkan tingkat kesembuhan 100% baik secara klinis maupunmikologis).
Kami meneliti aktivitas in vitro dari terbinafine, griseofulvin, itrakonazol, dan
ketokonazol melawan 49 strain dermatofit yang diisolasi dari anak-anak tinea kapitis
di Kota Kashgar, Provinsi Xinjiang, China bagian barat. Seluruh isolasi kami
didapatkan peka terhadap obat-obat anti jamur tersebut. Namun, kisaran MIC dari
terbinafine didapat 10-100 kali lebih kecil dibandingkan ketiga obat anti jamur
lainnya. Meskipun tidak ada kriteria kepekaan yang pasti oleh NCCLS untuk
griseofulvin, Ghannoum Ma melaporkan bahwa MIC griseofulvin kebanyakan adalah
1 g/ml untuk dermatofit.19 Pada hasil penelitian kami, MIC untuk T. tonsurans
dan A. vanbreuseghemii adalah sekitar 1 g/ml, untuk T. violaceum, MIC berkisar
antara 1 hingga 8 g/ml, dan rata-rata MIC adalah 3,8 g/l. Dengan kata lain,
kisaran MIC untuk griseofulvin didapatkan jauh lebih tinggi untuk seluruh spesies,
terutama T. violaceum, yang mana lebih dari 1 g/ml. Hal ini sesuai dengan laporan
yang telah dipublikasi sebelumnya.20,21
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
14/16
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
15/16
15
Daftar Pustaka
1. Deng S, Bulmer G, de Hoog GS. Deviating flora of tinea capitis in WesternChina suggests slow migration rates in dermatophytes. Med Mycol.
2008;46:4217.
2. Roberts B, Friedlander S. Tinea capitis: a treatment update. Pediatr Ann.2005;34:191200.
3. Elewski BE, Ca0ceres HW, DeLeon L, et al. Terbinafine hydrochloride oralgranules versus oral griseofulvin sus- pension in children with tinea capitis:
results of two ran- domized, investigator-blinded, multicenter, international,
controlled trials. J Am Acad Dermatol. 2008;59:4154.
4. Kane J, Summerbell R, Sigler L, Krajden S, Land G, edi- tors. Laboratoryhandbook of dermatophytes: a clinical guide and laboratory manual of
dermatophytes and other filamentous fungi from skin, hair, and nails belmont.
CA: Star; 1997. p. 3344.
5. National Committee for Clinical Laboratory Standards. Reference method forbroth dilution antifungal suscepti- bility testing of conidial forming
filamentous fungi. Pro- posed Standard M38P. Wayne: NCCLS; 1998.6. Tai S, Tian S, Dong Y. Survey report of pathogens of tinea capitis in Xinjiang,
China. J Derm Venereol. 1992;6:218.
7. Krafchik B, Pelletier J. An open study of tinea capitis in 50 children treatedwith a 2-week course of oral terbinafine. J Am Acad Dermatol.
1999;41(1):603.
8. Gupta AK, Adam P, Dlova N, Lynde CW, Hofstader S, Morar N, et al.Therapeutic options for the treatment of tinea capitis caused by Trichophyton
species: griseofulvin versus the new oral antifungal agents, terbinafine, itrac-
onazole and fluconazole. Pediatr Dermatol. 2001;18: 4338.
9. Fuller LC, Smith CH, Cerio R, Marsden RA, Midgley G, Beard AL, et al. Arandomized comparison of 4 weeks of terbinafine vs. 8 weeks of griseofulvin
for the treatment of tinea capitis. Br J Dermatol. 2001;144:3217.
10.Rademaker M, Havill S. Griseofulvin and terbinafine in the treatment of tineacapitis in children. N Z Med J. 1998;111:557.
11.leece D, Gaughan JP, Aronoff SC. Griseofulvin versus terbinafine in the
-
8/14/2019 Journal Reading - Studi Perbandingan Acak Terbinafine Versus Griseofulvin Pada Pasien Dengan Tinea Kapitis Di China Bagian Barat
16/16
16
treatment of tinea capitis: a meta-analysis of randomized, clinical trials.
Pediatrics. 2004;114:13125.
12.Haroon TS, Hussain I, Aman S, Jahangir M, Kazmi AH, Sami AR, et al. Arandomized double-blind comparative study of terbinafine for 1, 2 and 4
weeks in tinea capitis. Br J Dermatol. 1996;135:868.
13.Friedlander SF, Aly R, Krafchik B, Blumer J, Honig P, Stewart D, et al.Terbinafine in the treatment of richo- phyton tinea capitis: a randomized,
double-blind, parallel- group, duration finding study. Pediatrics.
2002;109:6027.
14.Jahangir M, Hussain I, Ul Hasan M, Haroon TS. A dou- bleblind, randomized,comparative trial of itraconazole versus terbinafine for 2 weeks in tinea
capitis. Br J Der- matol. 1998;139:6724.
15.Gupta AK, Adam P. Terbinafine pulse therapy is effective in tinea capitis.Pediatr Dermatol. 1998;15:568.
16.Gan VN, Petruska M, Ginsburg CM. Epidemiology and treatment of tineacapitis: ketoconazole vs. griseofulvin. Pediatr Infect Dis J. 1987;6:469.
17.Caceres-Rios H, Rueda M, Ballona R, Bustamante B. Comparison ofterbinafine and griseofulvin in the treatment of tinea capitis. J Am Acad
Dermatol. 2000;42:804.
18.emiolu , rbo S, kkaya S, kan T, ksungur V, U nal , arakaM. Comparative study of the efficacy and tolerability of 4 weeks terbinafine
therapy with 8 weeks griseofulvin therapy in children with tinea capitis. J Der-
matol Treat. 1999;10:18993.
19.Ghannoum MA, Chaturvedi V, Espinel-ingroff A, et al. Intra-andinterlaboratory study of a method for testing the antifungal susceptibilities of
dermatophytes to antifungals. J Clin microbial. 2004;42:29779.
20.Mock M, Monod M, Baudraz-Rosselet F, Panizzon RG. Tinea capitisdermatophytes: susceptibility to antifungal drugs tested in vitro and in vivo.
Dermatology. 1998; 197:3617.
21.Macura AB. In vitro susceptibility of dermatophytes to antifungal drugs: acomparision of two methods. Int J Dermatol. 1993;32(7):5336.