journal reading gilut

4
7/23/2019 Journal Reading Gilut http://slidepdf.com/reader/full/journal-reading-gilut 1/4 PENDAHULUAN Pigmentasi oral merupakan perubahan warna mukosa mulut dan/atau gingiva (1), yang dapat terjadi secara eksogen yang disebabkan karena amalgam tattoo, toksisitas timbal, obat anti-malaria dan asap rokok. emudian, secara endogen dan sekunder terhadap berbagai  penyakit seperti penyakit !ddison dan in"eksi #$%, atau genetik, yaitu dalam bentuk  pigmented mole atau pigmentasi "isiologis (1,&). Pigmentasi dapat terjadi di berbagai area kavum oral, seperti di gingiva, palatum, mukosa labial, permukaan ventral lidah dan dasar mulut. 'amun, gingiva merupakan bagian yang paling sering terkena. Pigmentasi gingiva terutama disebabkan karena akumulasi melanin (). Pigmentasi "isiologis merupakan race- dependent  dan lebih sering pada individu berkulit gelap dibandingkan dengan individu  berkulit terang (). *ekitar 1+ dari populasi ropa dan + dari populasi !sia mengalami  pigmentasi oral (). Prevalensi pigmentasi oral pada orang dewasa lebih tinggi dibandingkan dengan remaja dan prevalensi pada laki-laki lebih tinggi dbandingkan dengan perempuan (0). Prevalensi pigmentasi mukosa mulut di $ran mencapai &,2+ (). Pigmentasi melanin dari mukosa mulut mempengaruhi estetika terutama pada pasien dengan garis senyum tinggi dan  pigmentasi gingiva anterior (). 3ingiva anterior maksilaris terekspos selama individu tersebut tersenyum lebar. Pigmentasi gingiva merupakan mani"estasi klinis dari penyakit sistemik atau sebagai e"ek samping dari pengobatan4 5leh karena itu, hal ini dapat membantu  penegakkan diagnosis banding (2). Pigmentasi "isiologis terjadi secara simetris (1). Pigmentasi yang disebabkan karena kondisi genetik seperti sindrom Peut6-7eghers, drug intake, dan gangguan hormonal terjadi di beberapa tempat dan dalam bentuk yang umum (1). Pigmentasi gingiva pada anak-anak perokok pasi" sering bermani"estasi pada papilla (11). Smoker’s melanosis (pigmentasi mukosa mulut) merupakan lesi yang paling umum terjadi pada mulut perokok. *ekitar 0+ dari perokok berat aukasia memiliki pigmentasi melanin oral (1&). 8elanin di mukosa oral menempel dengan radikal bebas yang disebabkan karena paparan asap rokok dan senyawa polisiklik yang terdiri dari nikotin dan benzoperylene yang ditemukan dalam asap rokok. 9adikal bebas pada asap rokok akan menghasilkan stres oksidati" yang menghambat  protective barrier  oral. #al ini menyebabkan  peningkatan produksi melanin oleh melanosit (0, ). *tudi epidemiologi menunjukkan bahwa asap rokok oleh perokok pasi" mengandung senyawa beracun terutama nikotin yang  berkonsentrasi lebih tinggi dibandingkan nikotin dengan jumlah yang sama pada tembakau (10). #ubungan antara perokok pasi" dengan kejadian asma (2), kanker paru-paru (1), kematian akibat penyakit jantung (1), aborsi spontan (1), perubahan "lora normal mulut dan

Upload: yasintaputri

Post on 18-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Journal Reading Gilut

7/23/2019 Journal Reading Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/journal-reading-gilut 1/4

PENDAHULUAN

Pigmentasi oral merupakan perubahan warna mukosa mulut dan/atau gingiva (1),

yang dapat terjadi secara eksogen yang disebabkan karena amalgam tattoo, toksisitas timbal,

obat anti-malaria dan asap rokok. emudian, secara endogen dan sekunder terhadap berbagai

 penyakit seperti penyakit !ddison dan in"eksi #$%, atau genetik, yaitu dalam bentuk 

 pigmented mole atau pigmentasi "isiologis (1,&). Pigmentasi dapat terjadi di berbagai area

kavum oral, seperti di gingiva, palatum, mukosa labial, permukaan ventral lidah dan dasar 

mulut. 'amun, gingiva merupakan bagian yang paling sering terkena. Pigmentasi gingiva

terutama disebabkan karena akumulasi melanin (). Pigmentasi "isiologis merupakan race-

dependent   dan lebih sering pada individu berkulit gelap dibandingkan dengan individu

 berkulit terang (). *ekitar 1+ dari populasi ropa dan + dari populasi !sia mengalami pigmentasi oral (). Prevalensi pigmentasi oral pada orang dewasa lebih tinggi dibandingkan

dengan remaja dan prevalensi pada laki-laki lebih tinggi dbandingkan dengan perempuan (0).

Prevalensi pigmentasi mukosa mulut di $ran mencapai &,2+ (). Pigmentasi melanin dari

mukosa mulut mempengaruhi estetika terutama pada pasien dengan garis senyum tinggi dan

 pigmentasi gingiva anterior (). 3ingiva anterior maksilaris terekspos selama individu

tersebut tersenyum lebar. Pigmentasi gingiva merupakan mani"estasi klinis dari penyakit

sistemik atau sebagai e"ek samping dari pengobatan4 5leh karena itu, hal ini dapat membantu

 penegakkan diagnosis banding (2). Pigmentasi "isiologis terjadi secara simetris (1).

Pigmentasi yang disebabkan karena kondisi genetik seperti sindrom Peut6-7eghers, drug 

intake, dan gangguan hormonal terjadi di beberapa tempat dan dalam bentuk yang umum (1).

Pigmentasi gingiva pada anak-anak perokok pasi" sering bermani"estasi pada papilla (11).

Smoker’s melanosis (pigmentasi mukosa mulut) merupakan lesi yang paling umum

terjadi pada mulut perokok. *ekitar 0+ dari perokok berat aukasia memiliki pigmentasi

melanin oral (1&). 8elanin di mukosa oral menempel dengan radikal bebas yang disebabkan

karena paparan asap rokok dan senyawa polisiklik yang terdiri dari nikotin dan

benzoperylene yang ditemukan dalam asap rokok. 9adikal bebas pada asap rokok akan

menghasilkan stres oksidati" yang menghambat protective barrier  oral. #al ini menyebabkan

 peningkatan produksi melanin oleh melanosit (0, ). *tudi epidemiologi menunjukkan bahwa

asap rokok oleh perokok pasi" mengandung senyawa beracun terutama nikotin yang

 berkonsentrasi lebih tinggi dibandingkan nikotin dengan jumlah yang sama pada tembakau

(10). #ubungan antara perokok pasi" dengan kejadian asma (2), kanker paru-paru (1),

kematian akibat penyakit jantung (1), aborsi spontan (1), perubahan "lora normal mulut dan

Page 2: Journal Reading Gilut

7/23/2019 Journal Reading Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/journal-reading-gilut 2/4

naso"aring, dan kejadian in"eksi saluran pernapasan atas, penyakit periodontal (1),

 penurunan kepadatan tulang alveolar (10), karies gigi primer dan permanen (1, 12) dan

 pigmentasi gingiva pada anak-anak (2, 11) telah dibuktikan dalam literatur.

Pada tahun &, #anioka et al, di 7epang untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa

 peningkatan pigmentasi melanin pada gingiva anak-anak dihubungkan dengan paparan asap

rokok di rumah (11). *ebuah studi serupa oleh #aji"attahi pada &1 menunjukkan terjadinya

 peningkatan pigmentasi gingiva pada anak-anak dari orang tua perokok dibandingkan dengan

kelompok kontrol (2).

!sap rokok dapat membahayakan kesehatan individu pada semua umur (&). #anioka

dkk. membahas bahwa penjelasan mengenai masalah gigi dan mulut pada perokok akan dapat

meningkatkan motivasi untuk berhenti merokok sebesar 1 +. 8otivasi untuk berhenti

merokok akan meningkat sebesar 1,+ ketika pigmentasi gingiva melanin terjadi pada

anggota keluarganya (&1). Peringatan pada bungkus rokok menampilkan tumor paru-paru

akibat merokok mempengaruhi perokok untuk berhenti merokok (&&). 5leh karena itu,

 pigmentasi gingiva dan e"ek samping estetik menyebabkan kekhawatiran pada keluarga yang

anggota keluarganya merupakan perokok. "ek berbahaya dari asap rokok pada kesehatan

 perokok pasi" dapat meningkatkan motivasi untuk berhenti merokok. "ek samping dari

merokok pasi" pada kesehatan dan estetika dan e"ek asap rokok pasi" pada orang dewasa

harus diselidiki juga karena dilaporkan bahwa e"ek asap rokok tersebut prevalensinya lebih

tinggi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki (1&). :ingginya prevalensi perokok di

kalangan laki-laki $ran mendorong peneliti untuk pertama kalinya menilai hubungan

 pigmentasi gingiva dengan merokok pasi" pada wanita dewasa.

METODE PENELITIAN

Penelitian historical cohort   ini dilakukan pada wanita yang sudah menikah yang

datang ke klinik gigi ;niversitas $slam !6ad di :eheran. <erdasarkan hasil studi, 1 subjek 

dipilih menggunakan purposive sampling . subjek sebagai kelompok kasus dan subyek 

lainnya sebagai kelompok kontrol.

riteria inklusi pada penelitian ini antara lain, perempuan yang telah menikah tanpa

 penyakit sistemik yang menyebabkan pigmentasi kulit atau mukosa seperti penyakit !ddison,

Peut6-7eghers sindrom atau in"eksi #$%, tidak mengambil obat yang menyebabkan

 pigmentasi seperti minocycline, obat anti-malaria, obat hormon anti-adrenokortikotropik atau

kontrasepsi, pengangguran, tidak hamil, tidak merokok dan memiliki suami perokok berat

yang merokok minimal 1 batang per hari.

Page 3: Journal Reading Gilut

7/23/2019 Journal Reading Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/journal-reading-gilut 3/4

wanita yang tidak memiliki anggota keluarga perokok dan tidak memiliki kontak dengan

 perokok lain dikelompokkan kedalam kelompok kontrol. :ingkat pendidikan terbagi menjadi

& kelompok, yaitu high school diploma and higher  dan lower than high school diploma.

;ntuk penelitian lebih lanjut mengenai korelasi merokok pasi" dengan pigmentasi gingiva,

maka peneliti menanyakan hal-hal berikut= (!) luas lantai rumah mereka dan (<) jumlah

rokok yang dihisap di hadapan mereka.

;ntuk mengklasi"ikasikan warna kulit dari subyek dalam dua kelompok kasus dan

kontrol, digunakan klasi"ikasi Healthy Mix Foundation (<ourjois, Prancis). >arna kulit ? &

dan lebih ringan dianggap sebagai @light @ dan warna kulit ? 0 dan gelap diklasi"ikasikan

sebagai @dark @ (2,&). <agian dalam lengan bawah (&) digunakan untuk penentuan warna

kulit, karena mengingat wanita yang menggunakan pakaian tertutup, area ini kurang umum

terkena sinar matahari.

:idak adanya makula pigmentasi dide"inisikan sebagai @ pattern zero@, individual dan

single unit pigmentasi dide"inisikan sebagai @ pattern one@ dan pembentukan continuous band 

antara dua unit yang terpisah dide"inisikan sebagai @ pattern two@. #asil yang diperoleh

kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square  dan regresi logistik. ami menerapkan

model regresi logistik untuk evaluasi hubungan pigmentasi gingiva dengan merokok pasi",

tingkat pendidikan dan memiliki orang tua perokok selama masa kanak-kanak. #asil

dinyatakan sebagai 59 dengan 2+ A$. Peneliti menggunakan uji chi-square untuk evaluasi

hubungan pigmentasi gingiva pada perokok pasi" dengan luas lantai rumah mereka, jumlah

rokok yang dihisap setiap hari, memiliki orang tua perokok di masa kecil dan warna kulit.

*elain itu, uji chi-square digunakan untuk evaluasi perbedaan dalam pola pigmentasi

gingiva antara kelompok kasus dan kelompok kontrol. Bata kemudian dianalisis dengan

menggunakan *P** version &. (*P** $nc, Ahicago, $C, ;*!) dan signi"ikansi statistik 

ditentukan pada P D ,.

HASIL

*ebanyak 1 wanita yang telah menikah yang diperiksa terbagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. ;sia rata-rata subjek penelitian adalah

02.E. tahun pada kelompok kasus dan 02.&E2.0 tahun pada kelompok kontrol.

arakteristik populasi penelitian pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada :abel 1.

Pada setiap kelompok kasus dan kontrol, didapatkan & (& +) merupakan wanita kulit putih

dan & ( +) merupakan wanita kulit gelap. Bistribusi usia dan warna kulit sama di setiap

kelompok kasus ataupun kontrol (PF.2).

Page 4: Journal Reading Gilut

7/23/2019 Journal Reading Gilut

http://slidepdf.com/reader/full/journal-reading-gilut 4/4

9egresi logistik menunjukkan hubungan yang signi"ikan antara pigmentasi gingiva

 pada wanita dan paparan asap rokok dari suami. 'ilai 59 kejadian pigmentasi gingiva pada

wanita yang terpapar terhadap asap rokok adalah 0 kali nilainya pada kelompok kontrol

(59F0.4 2 + A$ G1.& H .2I) (:abel &)

Tabel 1. arakteristik populasi penelitian pada kelompok kasus dan kontrol

Tabel 2. #ubungan antara pigmentasi gingiva pada wanita dengan variabel penelitian

Pola satu ( pattern one) dari pigmentasi gingiva (individual unit o pigmentation)

memiliki prevalensi tertinggi (2.& + versus . +)4 sedangkan, di kelompok kontrol, pola

satu dan pola dua memiliki "rekuensi yang sama. <agaimanapun, uji chi square menunjukkan

 bahwa perbedaan pola di kedua kelompok ini tidak signi"ikan secara statistik (PF.0)