journal reading

66
JOURNAL READING Disusun oleh Annisa Rahim 01.210.6082 Pembimbing: dr. Oktina Rahmi Darliana, Sp. Rad

Upload: annisa-rahim

Post on 06-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

PPT

TRANSCRIPT

  • JOURNAL READING

    Disusun oleh Annisa Rahim01.210.6082

    Pembimbing:dr. Oktina Rahmi Darliana, Sp. Rad

  • ANATOMI TRACTUS BILIARIS

  • VASKULARIASIBagian prox.: a.cysticaBagian medial: ramus dexter a. Hepatica propriaBagian retroduodenal: a. Pancreaticoduodenalis superior posterior dan a.gastroduodenalis.

  • UkuranDiameter duktus biliaris intrahepatik dextra: 1,0-3,5 mm (rata-rata 1,70,6)Sinistra: 0,5-3,0 mm (rata-rata 1,70,6)

    Diameter duktus biliaris ekstrahepatik 4 -6 mm, setelah kolesitektomi 8-10 mm, lansia sampai 10 mm.

  • Lokasi Diameter anteroposterior (mm)Proximal 2,9 1,1Medial 3,5 1,2Distal 3,3 1,2

  • Usia (tahun)Ukuran duktus biliaris komunis (mm)malefemale< 2121-3031-4041-5051-60>603,5 1,14,7 1,15,0 1,55,4 1,46,2 1,96,1 23,5 1,14,7 1,24,5 1,45,3 1,25,3 1,66,8 1,7

  • Pemeriksaan RadiologiUSGFPACT SCANMRIKOLANGIOGRAFI: Indirek (Oral kolangiografi, Kolangiografi IV), Direk: PTC, kolangiografi operatif, kolangiografi laparoskopi, ERCP)

  • FPAPada pemeriksaan ini diharapkan dapat melihat batu opak dikandung empedu atau di duktus kholedekus. Kadang-kadang pemeriksaan ini dipakai untuk skrening, melihat keadaan secara keseluruhan dalam rongga abdomen.Gallbladder is well detected, Abdominal X ray film demonstrated a gallstone; no subdiaphragmatic air visible.

  • USGIndikasi:Dugaan batu saluran empeduDugaan kolangitisIkterusTes fungsi hepar yang abnormalPankreatitis akut yang tidak dapat dijelaskan penyebabnyaDugaan cacing saluran empeduKolangiopati AIDS

  • USGTeknik pemeriksaanPasien dipuasakan 6 jam sebelum pemeriksaan. Posisi tidur terlentang, bila perlu dimiringkan ke kiri atau setengah duduk. Pemeriksaan duktus ekstrahepatik lebih sulit karena sebagian ditutupi gas pencernaan, terutama 1/3 distal.

  • USGPATOLOGIDilatasi : non obstruksi: usia lanjut, setelah kolesistektomi, penyakit kongenital seperti choledochal cyst

    Obstruktif: Batu, cacing, sludge, tumor.

  • Dilated common bile duct (red arrow) measured at 9.7 mm.

  • Tumor obstructing the bile duct longitudinal

  • CT SCANContrast-enhanced CT scan (CECT) showing a dilated common bile duct, a dilated pancreatic duct, and a thick walled gallbladder. There is no mass lesion.

  • Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)

    This coronal image demonstrates the common bile duct filled with contrast media (left). On the right is a 3-D image of the right and left hepatic ducts, cystic duct and common bile duct. 3-D imaging of the biliary tree is another very useful tool that is unique to MR biliary imaging.

  • This 3-D image of the gallbladder and biliary tree shows good contrast enhancement and flow of bile into the duodenum. Notice the visualization of the extensive hepatic bile ducts within the liver; these are not comprehensively seen with ultrasound or with CT.

  • ORAL KOLANGIOGRAFIMenggunakan kontras topanic acid, efek samping nausea, diare, dan mungkin terdapat residu opaq di intestin. Kontras lain sodium epodate, efek samping hanya nausea dan sedikit diare.Pasien diberi 2 tablet: 1 dikonsumsi malam hari, 1 nya pada pagi sebelum pemeriksaan. Foto 2 posisi, supine dan prone, difoto lagi 1 jam setelah pasien diberi makanan yang mengandung lemak.

  • KOLANGIOGRAFI INTRAVENADisuntikkan larutan biligrafin (cholografin) (iodopamide) 20%.Pemotretan dilakukan setelah 20 menit.

  • PTCCara: menyuntikkan zat kontras ke dalam duktus intrahepatikus.Jarum dibuat polyethylen diameter 1,2 mm p 15 cm, atau jarum chiba p 15 cm, d 0,7 mm atau 0,5 mm.Sebelumnya diberi anestesi.Lokasi: dibawah arkus costa antara linea mediana dan midclavicula ke arah proc.xypoideus, atau di ICS 7 atau 8, linea aksilaris ant.atau media.

  • KOLANGIOGRAFI OPERATIFDilakukan selama laparotomi, dengan memasukkan bahan kontras ke dalam duktus koledokus atau duktus sistikusMemasukkan zat kontras melalui T-tube kedalam kandung empedu atau salurannya.

  • KOLANGIOGRAFI LAPAROSKOPIKDilakukan selama laparoskopi dengan memasukkan bahan kontras melalui kandung empedu.Jarum dimasukkan langsung ke kandung empedu cairan dalam empedu diaspirasi masukkan kontras potret

  • ERCPEndoscopic Retrograd Cholangio PancreatographyDuodenoskopi papilla vateri terlihat masukkan kanul ke dalam ampulla sedalam 5 mm-2cm masukkan kontras perlahan.

  • These two radiographs show a stricture of the common bile duct. This can be a cause of obstructive jaundice as the flow of bile is stagnated. ERCP can demonstrate stricture in almost all cases and can determine if the stricture is intrinsic or extrinsic to the affected duct. A brush is inserted into the duct to take a brush tissue scraping, or a biopsy of the duct is made. Histological slides are made of the tissue sample and reviewed by a pathologist to determine whether the duct is healthy or not.

  • These two fluorospot images taken during an ERCP demonstrates stones in the common bile duct on the left radiograph, and cystic duct on the right radiograph (arrows). Cystic duct stones are difficult to remove during ERCP because the valve spirals. Stones in the common bile duct are quite removable by ERCP, but some can be too large to be pulled through the sphincter of Oddi. Sphincterectomy of the sphincter of Oddi may be needed to widen the opening into the duodenum to remove larger stones.

  • At times the gastroenterologist may image the main pancreatic duct for stones or patency. These two fluorospot images demonstrate the main pancreatic duct (duct of Wirsung). During the ERCP procedure the physician usually catherizes and demonstrates the pancreatic duct to determine its patency. Both fluorospot images show the main pancreatic duct of two different patients (white arrows).

  • Abnormalities of the Distal Common Bile Duct and Ampulla:Diagnostic Approach and Differential Diagnosis Using Multiplanar Reformations and 3D Imaging

  • PENDAHULUANDuctus Biliaris Communis distal dan ampulla merupakan daerah yang sangat sulit untuk dinilai menggunakan CT.

  • TUJUANMemberikan informasi tentang hasil CT duktus biliaris komunis distal dan ampullaMemberikan pengetahuan diagnosis banding kelainan dan lesi pada duktus biliaris komunis distal dan ampulla.Penggunaan Multiplanar Reformations dan Pencitraan 3D untuk menilai morfologi duktus biliaris komunis dan ampulla

  • CT SCAN 3DRekonstruksi tiga dimensia.Multi Planar Reformating (MPR): tampilangambar dalam berbagai bidang baik sagital, aksial maupun coronal.b.Maksimum Intensity Projection (MIP): rekonstruksi tiga dimensi yang digunakan untuk melihat jaringan tubuh sampai intensitas yang paling maksimum. Sebagai contoh untuk melihat perdarahan pada jaringan otak.

  • c.Volume Rendering: hasil rekonstruksi tiga dimensi yang dibuat dari jaringan terdalam sampai dengan jaringan terluar. Aplikasi soft ware ini digunakan untuk melihat volume ketika gambar anatomi dibuat dalam sisi potongan yang berbedae.Multi Planar Volume Rendering (MPVR): tampilan gambar dari multi planar reformat dalam bentuk volume dilihat dari sisi coronal oblik maupun sagital oblik. Aplikasi soft ware ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar penyudutan sebagai contoh pada kasus impaksi gigi.

  • Diagnosis BandingAdenoma Ampulla>> lansia, familial adenomatosis coli

  • DD contCHOLANGIOCARCINOMA3 subtipe: 1) cholangiocarcinoma karena pembentukan massa (paling mudah didiagnosa); 2) cholangiocarcinoma infiltrasi periduktal, 3) cholangiocarcinoma intraduktal

  • DD contKARSINOMA AMPULLA3 kelompok: 1) dari epitel duodenum ampulla, 2) dari epitel pankreaticobiliarias, 3) intraampulla (tumpang tindih epitel duodenum dan pankreaticobiliarias)

  • DD contCARCINOID AMPULLAJarang terjadi

  • ADENOKARSINOMA PANKREAS

  • KARSINOMA PERIAMPULLA

  • BATU DUKTUS BILIARIS KOMUNIS DISTALCT bukan modalitas diagnostik untama untuk mengidentifikasi batu duktus biliaris atau batu kandung empedu.

  • STRIKTUR DUKTUS BILIARIS; etiologi:Cedera iatrogenik (setelah kolesistektomi dan transplantasi hepar)Pankreatitis kronisPrimary Scleroting CholangitisCholangiopati HIVTuberkulosis

  • Primary Scleroting Cholangitis: autoimun

  • KESIMPULANBaik ductus biliaris communis distal maupun ampulla merupakan lokasi yang sering salah didiagnosis oleh ahli radiologi. Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan gambaran yang ditemukan pada lokasi ini dibutuhkan pendekatan sistematis terutama dalam menentukan dilatasi ductus bilaris yang tidak bisa dijelaskan. Bukan hanya menunjukkan bahwa MRCP atau ERCP dilakukan untuk diagnosis akhir, ahli radiologi juga dapat melakukan penilaian CT secara cermat menggunakan multiplanar reformations dan pencitraan 3D untuk menentukan kemungkinan diagnosis yang tepat. Diagnosis yang benar dan tepat waktu sangat penting karena lesi di ampulla dan ductus biliaris communis bisa sangat agresif meskipun ukurannya kecil.

  • DAFTAR PUSTAKAAhuja, 2007, Diagnose Imaging Ultrasound, Amirsys, Canada.Hadi, S., 2002, Gastroenterologi, Alumni, Bandung.Herring, W., 2007, Learning Radiology, Mosby, Philadelphia.Moore, K.L., dan Anne. M.R. A., 2002, Anatomi Dasar Klinis, EGC, Jakarta.Paulsen, F., dan Waschke, 2012, Atlas Anatomi Manusia-Sobotta, edisi 23, EGC, Jakarta.Price, S. A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi, volume 1, edisi 6, EGC, JakartaSjamsuhidayat, R., Wim, D.J., 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 3, EGC, Jakarta.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1532650/pdf/califmed00264-0093.pdfhttps://www.ceessentials.net/article41.htmlhttp://www.ultrasoundcases.info/Slide-View.aspx?cat=158&case=121Rajesh U., 2010, Clinical Approach to Dilated Bile Duct, medical Update 2010, vol.20

    http://www.eurorad.org/eurorad/case.php?id=4326*http://www.joplink.net/prev/200603/14.html*https://www.jhmicall.org/GDL_Disease.aspx?CurrentUDV=31&GDL_Cat_ID=551CDCA7-A3C1-49E5-B6A0-C19DE1F94871&GDL_Disease_ID=80BA0B13-D845-444B-8E1F-A96804DBADA0*https://www.ceessentials.net/article41.html*(GE Healthcare,2008, Lars Herrnsdorf RTI, 2008, Seeram,2001):

    **