jiwa nitip uci
DESCRIPTION
hfbwjhrfTRANSCRIPT
HOME VISITE
SKIZOFRENIA KATATONIKDisusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
di RSUD Wonosari
Disusun oleh :
Disusun Oleh :
Lusiana Pratiwi S 20100310073
Ponco Gunawan 20100310143
Pembimbing :
dr. Ida Rochmawati, M.Sc, Sp. KJ (K)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWAPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RSUD WONOSARI2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Trowono, Paliyan, Wonosari
Tanggal Kunjungan ke RS : 16 Oktober 2015
Tanggal Home Visite : 17 Oktober 2015
2. Identitas Keluarga
Nama : Ny. S
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Trowono, Paliyan, Wonosari
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan keluarga pasien dilakukan di Poliklinik
Jiwa RSUD Wonosari (16 Oktober 2015) dan di rumah pasien (17 Oktober 2015) selama 1
jam dari pukul 13.00 – 14.00 WIB.
1. Keluhan Utama
Sering bingung
2. Keluhan Tambahan
Mendengar suara bisikan, sulit tidur,
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sering bingung dan sering mendengar suara bisikan-bisikan yang
muncul setiap saat, terutama saat pasien sedang melamun. Pasien tidak mengetahui asal
suara tersebut dan orang lain tidak dapat mendengarkan suara bisikan tersebut. Suara
tersebut sangat mengganggu pasien. Suaranya terdengar seperti seseorang yang
membisikan akan kematian, sehingga pada saat itu pasien sangat takut tentang
kematian, terkadang seperti orang marah-marah ke pasien dan juga sering
menyuruhnya. Pasien kadang mengikuti suara bisikan itu. Selain itu pasien sering
melihat bayangan hitam yang muncul tiba-tiba di sekitar pasien dan hilang begitu saja.
Pasien tidak tahu pasti kapan mulai muncul hal tersebut, pasien hanya mengatakan
keluhan tersebut sudah lama terjadi. Namun pasien mengatakan setelah minum obat
menjadi lebih baik.
Berdasarkan alloanamnesis dengan keluarga pasien, 2 bulan yang lalu pasien
dirawat di RSJ Grachia dengan keluhan sering mengamuk tanpa sebab dan merusak
barang-barang. Pasien juga tidak mau memakai pakaian dan selalu ingin pergi dari
rumah. Keluarga pasien lalu membawa pasien ke RSJ Grachia, dan pasien dirawat
selama 3 minggu. Keluarga mengaku kondisi pasien seperti itu sudah sejak 15 tahun
yang lalu, namun sama sekali belum dibawa ke dokter dan dilakukan pengobatan.
Keluarga hanya mengurung pasien di kamar selama bertahun-tahun, dan beberapa kali
diobati oleh dukun setempat. Kondisi pasien tidak ada perbaikan sampai 2 bulan yang
lalu menjadi lebih memburuk. Sehingga tetangga pasien menyarankan untuk dibawa ke
rumah sakit. Setelah dirawat di rumah sakit, keadaan pasien sudah lebih baik dari
sebelumnya. Pasien sudah bisa diajak untuk berkomunikasi, melakukan aktivitas ringan
di rumah, sudah mau memakai pakaian, mandi, dan lebih tenang. Obat di minum rutin
sesuai petunjuk dokter.
Menurut keluarga, perubahan yang terjadi pada pasien berawal dari saat pasien
pulang bekerja dari Yogyakarta sebagai buruh pabrik roti. Pada saat itu usia pasien baru
berusia 14 tahun. Pasien menjadi lebih pendiam, murung, suka menyendiri, mudah
emosi dan pernah mencoba untuk bunuh diri. Pasien takut dan tidak mau kembali
bekerja di pabrik lagi. Keluarga menduga pasien memiliki masalah di pabrik dengan
teman-temannya. Pasien merupakan seorang yang tertutup, sensitif, dan mudah
tersinggung.
Saat ditanya tentang pekerjaannya, pasien mengatakan bahwa pada saat bekerja di
pabrik roti merasa tidak nyaman. Teman-teman disana sering ramai dan membuat
keributan sehingga pasien tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Selain itu omongan
dari temannya membuat pasien sakit hati.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat gangguan mental
Sejak 15 tahun yang lalu pasien mengalami gangguan mental dan pernah
dirawat di RSJ Grachia selama 3 minggu.
b. Riwayat kondisi medis
Menurut keterangan keluarga pasien, pasien tidak memiliki penyakit serius.
Pasien belum pernah mondok untuk suatu penyakit selain penyakit jiwa. Riwayat
darah tinggi (-), diabetes mellitus (-), trauma (-), kejang (-), cidera kepala (-).
5. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir secara normal ditolong dukun bayi. Pasien mendapatkan ASI yang
cukup sampai usia sekitar 2 tahun. Pasien merupakan anak keempat dari enam
bersaudara.
b. Riwayat masa kanak awal (0 – 3 tahun)
Saat masih kecil, pasien tidak mengalami hambatan dalam perkembangan.
Perkembangan pasien sama dengan perkembangan anak seusianya. Pasien juga tidak
pernah menderita sakit yang parah selama periode tersebut.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3 – 11 tahun)
Pasien memiliki kecerdasan cukup. Menurut keluarga, pasien pintar mengaji
dan rajin mngerjakan solat lima waktu. Selama periode tersebut pasien tidak pernah
mengalami ataupun melakukan masalah apapun.
d. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
Pasien tidak melanjutkan sekolahnya ke SMP dikarenakan masalah biaya.
Pasien merupakan anak yang baik, sehari-hari rajin membantu keluarga mengambil
air dari telaga untuk kebutuhan sehari-hari, dan membantu mengerjakan pekerjaan
rumah. Pasien memutuskan untuk bekerja dan mencari uang sendiri di Jogja sebagai
karyawan pabrik roti, namun pasien hanya bekerja sekitar satu bulan.
e. Riwayat masa dewasa
• Riwayat Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SD.
• Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di pabrik roti di Yogyakarta selama 1 bulan pada saat
usia 14 tahun. Namun pasien berhenti dikarenakan tidak nyaman bekerja
disana.
• Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah sampai sekarang.
• Agama
Pasien merupakan seorang pemeluk agama Islam. Semasa kecil, pasien rajin
beribadah solat lima waktu. Namun semenjak pasien mengalami gangguan
jiwa, pasien tidak pernah beribadah solat lima waktu.
• Aktivitas Sosial
Dulu sebelum mengalami gangguan jiwa, pasien termasuk anak yang rajin,
suka membantu orang, dan suka bermain bersama teman seumurannya.
Namun saat pasien mengalami gangguan jiwa, pasien dikurung selama 15
tahun di dalam kamar, dan tidak diperbolehkan keluar. Aktivitas yang
dilakukan hanya tidur dan melamun di dalam kamar. Setelah menjalani
pengobatan, pasien sudah mulai bersosialisasi dengan tetangga sekitar,
bermain ke rumah tetangga dan sesekali diajak untuk melakukan aktivitas
ringan seperti bersih-bersih di lingkungan sekitar.
• Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal bertiga bersama dengan ibu dan kakak ketiganya.
Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pasien sangat dekat
dengan ibu dan kakak ketiganya. Kakak-kakak pasien yang lainnya tinggal
berdekatan dengan rumah pasien. Tetangga sekitar sangat baik dan
mendukung kesembuhan pasien, salah satunya pak RT yang selalu ikut saat
pasien kontrol.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Gangguan Mental
Tidak diketahui jika ada keluarga pasien yang juga mengalami gangguan jiwa.
b. Riwayat Penyakit Fisik
Riwayat darah tinggi (-), riwayat kencing manis (-), riwayat penyakit jantung (-),
Riwayat stroke (-), Riwayat penyakit metabolik dan keganasan lainnya (-).
Ikhtisar keturunan :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: menikah
: tinggal serumah
7. Riwayat Personal Sosial
Pasien
8. Persepsi Pasien tentang Dirinya dan LingkungannyaPasien berharap ia dapat sembuh dari penyakitnya.
C. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umuma. Kesan Umum
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, penampilan tampak sesuai dengan umurnya, kulit
sawo matang, berbadan kurus, rawat diri cukup baik, sikap tubuh stupor, ekspresi
tenang, memegang kain lap, dengan air liur menetes.
b. Kesadaran
Compos mentis
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Stupor, fleksibilitas serea.
d. Sikap terhadap pemeriksa :
Kooperatif
e. Pembicaraan
Nada bicara lambat, pasien menjawab pertanyaan dengan singkat
2. Keadaan Afektifa. Afek : Menyempit
b. Mood : Senang
c. Kesan : Inappropriate
3. Pikirana. Bentuk :
b. Isi pikir :
- Waham bersalah (-) waham pesimistik (-) waham nihilistik (-)
- Pikiran obsesi (-)
- Preokupasi terhadap kehidupan yang suram di masa yang akan datang (+)
- Preokupasi terhadap rasa bersalah (-)
- Ide bunuh diri (-)
c. Progresi Pikir:
- Kualitas : Normal, relevan
- Kuantitas
o Produktivitas : Produktivitas normal
o Kontinuitas : Normal, lancar
o Hendaya berbicara : Tidak terdapat hendaya berbicara
4. Persepsia. Halusinasi : halusinasi visual (+), auditorik (+)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Derealisasi : Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak ada
5. Kognitifa. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf pendidikan : pasien mengaku pernah sekolah sampai tamat SD, dan berhenti
sekolah karena tidak ada biaya.
b. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari
awal sampai akhir.
c. Daya ingat memori jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik saat kemarin berangkat ke rumah sakit
ditemani oleh kedua kakaknya.
d. Daya ingat memori jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang pekerjaannya.
e. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 3 nama benda (topi, bola dan
roti) yang disebutkan oleh pemeriksa.
f. Orientasi : Orientasi orang, waktu dan tempat baik
g. Pikiran Abstrak : tidak ditanyakan
6. Daya Nilai- Norma sosial :
Baik, pasien masih dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan
baik.
- Penilaian Realita
Pada pasien terdapat gangguan penilaian realitas. Pada pasien terdapat halusinasi
auditorik, halusinasi visual.
- Uji daya nilai : dapat membuat kesimpulan atau penilaian kapabilitas penialaian
sosial
7. Impuls Pengendalian impuls baik
8. InsightTilikan derajat 4, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui dalam dirinya.
9. Reliabilitas (Taraf Dapat Dipercaya)Dapat dipercaya
D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : BaikKesadaran : Compos MentisVital sign
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg- Nadi : 88x/menit, reguller, isi dan tegangan cukup- Pernafasan : 20x/menit- Suhu : afebris
Kepala dan Leher : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Sistem Kardiovaskular- Inspeksi : Kuat angkat ictus cordis (-)- Palpasi : Daya angkat ictus cordis (-)- Perkusi : Batas jantung tidak melebar- Auskultasi : S1 – S2 reguller, bising jantung (-)
Sistem Pulmonal- Inspeksi : Bentuk normal- Palpasi : Dalam batas normal- Perkusi : Sonor, dalam batas normal, batas jantung tidak melebar- Auskultasi : Bunyi dasar vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Sistem Gastrointestinal- Inspeksi : Bentuk normal,tampak datar- Auskultasi : Bising Usus (+) Normal - Perkusi : Thympani, dalam batas normal- Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba
IntegumentumIkterik (-), cyanosis (-)
Ekstermitas
Akral Dingin (-/- -/-), Ekstermitas oedem (-/- -/-), CRT < 2 detik