faisal data nitip

Upload: alfan-na

Post on 11-Jul-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Honda Estilo 92, Merah Metalik Tampil Extreme!Masih dari arena ABT Makassar hari pertama, Sabtu 27 Mei 2006, Rico dan Indra Gunawan melaporkan, beragam bentuk kegilaan para ABT mania serasa tak ada habisnya. Lihat saja apa yang dilakukan Muhamad Iqbal. Pria pecinta balap mobil ini tak segan merogoh koceknya sebesar Rp100 juta untuk mendandani Honda Estilo '92 nya yang semula tampil sporty menjadi lebih extreme.

Tampilan luar [body] menjadi prioritas sentuhan awal dalam merombak mobilnya. Beberapa bagian yang menjadi titik berat perombakan diantaranya; Wide body custom club, spion custom, pintu gulwing, dan door trime juga custom. Pintu model gulwing Beberapa aksesoris yang memberikan nilai tambah pada kontes kali ini tak lupa ia tambahkan seperti; indicator panel autometer, monitor, tutup tangki dan pedal set dari 'Sparco'. Dalam ABT Makassar kali ini, Iqbal menjagokan tunggangannya untuk menyabet kategori 'Number Plat', pasalnya modifikasi untuk kategori ini masih jarang peminatnya. Dengan alasan itulah ia menuangkan kreatifitas diatas kuda besinya.

Untuk memberikan kesan yang lebih mencolok, ia mengeksekusi mobilnya dengan cat Red-Blinken yang menghasilkan warna merah metallic, yang dipadupadankan dengan sector interior berupa setir F1 racing, Jok mobil 'Recaro' dan hard break

'Momo' untuk memberikan kesan maskulin. Agar tidak kelihatan terlalu "kurus", Iqbal mengganti kaki-kaki kendaraanya dengan velg 'Lavinity' 2.5/ 3.5 ring 19' dengan balutan 'Falken'. Pada event kali ini, Iqbal mempercayakan operasi face-off mobilnya pada rumah desain 'Tanjung Bunga' yang ada dibilangan Makassar. Untuk finishing memakan waktu 3 bulan. Prestasi yang pernah diraih dalam kontes serupa, mobilnya terpilih menjadi Best Honda.

TENAGA MENGGEBU BLOK B20

Meski semangat menggebu, kalau keinginan tak tercapai bisa bikin loyo. Untung Bernard Wiryadi mampu mengakomodir keinginan Michael Christian dengan baik. Sudah banyak Estilo yang dirombak pakai mesin Honda B16A dengan teknologi VTEC. Namun Michael ingin torsi dan tenaga lebih kuat lagi. Sayangnya, mesin Honda B20 incaran selanjutnya tidak dilengkapi VTEC. Jadi gabungkan saja blok B20 dengan kepala silinder B16A, buka Bernard.

FRANKENSTEIN

Kepala silinder B16A dikawin dengan blok mesin B20 menghasilkan kompresi 9,8:1

Antisipasi kekurangan bensin, injektor Mitsubishi Lancer Evo VI mengucurkan 500 cc/menit Pertamax Trik yang dilakukan Bernard memang mengacu pada tren mutilasi ala Frankenstein. Kepala beda dengan badannya. Bedanya, kali ini yang diincar badan mesin yang lebih kekar karena kepala sudah pintar. Awal mutilasi ini diawali naiknya mesin B16A, komplet dengan transmisi dan kakikaki. Untung dapat komplet, sehingga tinggal pasang semua, bilang Bernard. Engine mounting asli pun tidak banyak berubah. Paling hanya menggeser sedikit posisi bushing arm bawah. Asyiknya lagi, as roda ikut pakai B16A tanpa ubahan sedikit pun. Proyek mutilasi pun dimulai. Karena kepala silinder B16A sudah pakai VTEC, komponen ini dipertahankan. Nah, tenaga dan torsi coba dikail lagi dengan menaikkan kapasitas. Mesin B20 2.000 cc punya kapasitas lebih besar ketimbang B16A yang hanya 1.600 cc. Asyiknya karena satu keluarga atau masih dalam rumpun Honda B-series, desainnya mirip. Misalnya girboks B16A langsung akur, begitu pun semua lubang baut, oli dan air (water jacket) antara blok dan kepala silinder. Hanya ada satu jalur oli di kepala silinder yang digeser sedikit untuk menyesuaikan posisi di blok mesin. Selebihnya, tinggal memasang kruk as, piston dan setang B20. Supaya enggak mentok klep, coakan di kepala piston dibentuk ulang, sambung pria berkacamata minus ini. Pastinya, semua komponen mekanis tetap bisa beroperasi seperti layaknya mesin B16A. Termasuk sistem manajemen mesin yang juga mengandalkan wiring dan ECU standar B16A. Hanya disetting ulang pakai piggyback Dastek Unichip. Base map tetap B16A, tetapi disetel lagi sesuai kebutuhan blok B20, tutupnya seraya menyebut tenaga melonjak mendekati 200 dk. Sekarang semangat tambah menggebu, kan?

DAHSYAT DENGAN GAYA MERAKYAT

Jangan pandang sebelah mata! Dandanan Estilo milik Alexander Gunawan ini, sungguh polos dan berkesan merakyat. Sekujur tubuhnya bersih, mengilap, perona merah sungguh mencolok, mulus! Dilihat dari luar, tak jauh beda dengan Estilo kebanyakan yang tampil standar. Tak ada yang menyangka kalau di balik kap mesinnya tersimpan tenaga dahsyat.

Karena pemilik Estilo merah ini berhalangan datang, OTOMOTIF ditemani Taqwa SS, dari bengkel Garden Speed di kawasan Cilandak, Jaksel. Modifikasi ini sudah 85%, untuk mesin standar, jelasnya. Alasannya, porting kepala silinder masih manual, Tidak menggunakan mesin CNC, jelas lelaki berambut agak ikal itu. Nah, layaknya aliran street machine, perubahan paling mencolok, ada di dapur pacu. Agar tarikan semakin bergairah, kilikan dimulai dari otak pengatur kinerja mesin, ECU (electronic control unit). ECU-nya direchipping, kata pehobi olahraga kedirgantaraan itu. Tujuannya, agar suplai bahan bakar, pengapian dan udara bisa sesuai racikan di mesin. Padanannya, modifikasi di mesin. Injektor standar, ditata ulang, kali ini Taqwa tak mengerjakannya sendiri. RC Engineering, Amerika, jadi sasaran tugas kerja, mengimbangi kualitas semprotan di tiap nozzle injektornya. Setelah dua minggu dikerjakan di negara Paman Sam, injektor pun pulang kandang. Sementara pengerjaan tetap berlanjut, kepala silinder digarap. Semua

lubangnya diperhalus dan diperbesar (porting), tak lupa proses pengilapan (polished), agar arus campuran bensin dan udara bisa cepat mengalir. Khusus saluran buang, lubangnya diperbesar 1,5 mm dari standar. Kepala silinder, dipapas 0,7 milimeter, agar rasio kompresi meningkat. Tak lupa, sisi kepala klep dibentuk ulang. Namanya, triangle valve job, papar lelaki berkulit sawo matang itu. Jadi tiap sisi dibuat bersudut tiga, tak membulat seperti kepala klep seperti biasanya. Tujuannya agar turbulensi campuran bensin dan udara ke dalam ruang bakar bisa bertambah baik. Karena mempertahankan kenyamanan dipakai seharihari, Taqwa mempertahankan kem standar. Begitu pula blok mesin. Semua isinya masih menggunakan peranti dari pabrik. Hanya, piston, setang piston, kruk-as dibalans ulang. Roda gila pun direduksi beratnya 10% dari standar. Ramuan ini bertujuan agar putaran mesin bisa meningkat cepat, dengan getaran minimal. Kemudian, sisa gas hasil pembakaran dialirkan lancar melalui header berkonfigurasi 4-1, racikan DCSport. Yang menarik, bikin saluran knalpotnya sampai lima kali! Yang terakhir paling sesuai bentuknya, jelas Taqwa. Mau tahu bentuknya? Ah, itu sih rahasia, Bos! Penunjang tarikan kencang, pengapiannya disempurnakan. Koil CraneCams PS91 berkekuatan maksimal 75.000 volt, jadi pemicu percikan api ke busi NGK Iriway. Di antaranya dijembatani dengan kabel busi NGK Race. Sistem penyalur tenaga ke roda ikut dipermak. Kopling set kompetisi membuat putaran mesin cepat tersalurkan ke sistem transmisi dan kedua roda depan. Hasilnya, ketika dijajal menggunakan alat pencatat khusus, hanya butuh 6,29 detik buat menyentuh angka 100 km/jam.

75+25=CAPE

Sejak ditebusnya Honda Estilo keluaran 1992 ini, Hendra Suhantri kerap kali menerima masukan. Sudah tentu soal tampilan mobil kesayangannya yang terlihat standar, kala nongkrong bersama teman komunitas mobil gaul di Manado, Sulut. Benar, dulu sebelum dimodifikasi bisa 75 + 25 alias cape deh, canda pria berusia 26 tahun yang juga membuka toko variasi mobil dan audio. Maksudnya, cepek alias seratus dilafalkan dalam logat Makassar bisa berkonotasi lelah.

Pemikirannya, tampil heboh sekalian atau enggak usah gaul lagi! Dengan kebulatan tekad, dipilihnya option yang pertama. Itu artinya, mobil kudu terlihat lebih sip dari milik teman-temannya. Kalau bisa, jadi showcar atau all out. Mewujudkan konsep itu, ada pada ubahan sistem audio visual. Kursi penumpang belakang dilepaskan. Sekarang, tempat itu disesaki tatanan sistem hiburan. Agar makin asyik saat kongkow di Kawasan Megamas Boulevard, Manado, dua monitor LCD 17 merek Samsung diletakan pada sisi samping kanan-kiri kaca bagian belakang.Makin terlihat canggih lantaran dua monitor itu digerakan peranti motorized. Untuk penggerak, saya menggunakan power window. Jadi nantinya, semua diatur dari tombol yang ada di dashboard, bilang Enda, sapaan akrab Hendra. Dasar ingin heboh, nampaknya dengan dua monitor masih kurang puas. Pria berkacamata ini pun menambah satu layar penampil serupa. Namun peranti ini diletakan di bagian tengah belakang, menghadap kaca. Pikirnya, nanti teman-teman bisa menonton film tanpa harus buka bagasi. Tidak tertinggal, konsep motorized pun tetap diusungnya. Nah, sebagai pemutar piringan berisi kumpulan film atau lagu, dipilihnya head unit merek Pioneer dengan tipe AVH P-7850 DVD. Selain karena masih keluaran terbaru, saya suka dengan beberapa fitur yang dimiliki. Misal, adanya dts, bilangnya. Lagi-lagi, pikiran gila meracuni kepala. Menurutnya, satu monitor di dashboard itu kurang mumpuni buat tampil out. Tanpa pikir panjang, ditambahnya dua monitor Necvox ukuran 7 inci. Keputusan serba singkat ini, punya dampak lain. Pasalnya, placing harus diperhatikan juga.Melewati pertimbang secara matang, akhirnya diputuskan untuk menggeser spidometer ke tengah dasbor. Dengan begitu, dua monitor tersebut bisa menempati sisi kanan dan kiri dashboard berwarna putih berhiaskan variasi karbon. Selesai dengan tampilan visual, perubahan lainnya tinggal mengikuti. Nah, setelah melihat Honda Estilo ini, tentu sudah bukan ejekan lagi dong yang diterima Enda? Sekarang malah sering diajak nongkrong terus tuh, bangga pria ramah ini. Capek dong nongkrong terus?

Mesin mengandalkan tipe B16A. Tetapi tidak lupa untuk melakukan porting, polish and balancing

Biar makin terlihat beda, headlamp standar diganti kepunyaan Honda New Odyssey. Makin silau lagi, karena bohlam mengadopsi HID 6000 k.

Pakai proyektor, film juga bisa ditonton dari kap mesin dalam. Buat keluar masuk tempat peranti penampil gambar ini, Enda menggunakan penggerak power window.

Kreasi dan aplikasi Ada inovasi cukup menarik dilakukan, yaitu lubang tangki bensin untuk mengisi BBM, tersembunyi di balik lampu belakang kiri. Pantas saja, setelah mencari di sekeliling mobil, tutup tangki tak ditemukan!

Honda Civic Estilo 1993 MIMPIKU KUROMBAK HABIS

Selain wangsit atau kembang tidur, mimpi adalah keinginan yang terpendam jauh di sudut otak manusia. Kala itu menjadi kenyataan, seribusatu ekspresi bisa muncul. Seperti Rayi Adi yang selalu memimpikan punya sedan dua pintu. Ketika Estilo dimiliki, tak ada sudut mobil yang dibiarkan 'merana'.

Pria berjuluk Ray ini memang terobsesi banget pada coupe. Waktu belum punya Estilo saja, Mitsubishi Lancer GLXi-nya dipaksa jadi dua pintu (OTOMOTIF No. 39/XIII). Jangan heran kalau the real coupe-nya sekarang -didapat dari hasil menjual Lancer- hanya bertahan dua bulan dalam kondisi standar, "Langsung gue rombak," kata mahasiswa Fikom Universitas Padjadjaran, Bandung. Sama seperti mimpi terdalamnya pada sedan dua pintu, ia pun serius banget ngelamunin bentuk side skirt dan wide body. "Kalau moncong sama belakang, asli hasil desain Peter, (Peter Jacobson, red)." Enggak heran, wajah asli mobil ini nyaris tak terlihat. Peter, pemilik bengkel Jacobson Supercar di Pondok Pinang, Jaksel memang kondang dengan desainnya yang futuristis. Toh, diakui Ray kalau pemakaian lampu depan variasi Honda Civic Ferio dan lampu belakang Toyota Vios adalah permintaannya. Wah, makin samar saja bentuk orisinal Estilo. Apalagi dipadu pelebaran sepatbor roda kiri dan kanan. Ukurannya adalah pelek Estatus D2 19x8,5 dan 19x9,5 berbalut ban Toyo Proxes 225/35R19 dan 235/35R19. "Pakai spacer 1 cm di depan dan 1,5 cm di belakang. Wide bodynya 10 cm di depan dan 15 cm di belakang," urai pemukim bilangan Kemang, Jaksel ini. Cuma rasanya jauh lebih berat ketimbang turun di lomba trek lurus itu. Bayangin aja, majikanku itu, mau jalan ke mal naik aku, gaul pakai aku juga. Sampe urusan belanja ke pasar tradisional, masih ngandelin aku. Capek, deh!Syukur jeroan organ badan eks saat jadi jagoan dulu masih terpasang. Jadi aku bisa mengimbangi semua kebutuhan taukeku itu. OTO, kamu mau tau apa aja yang udah dicangkok di perut ini? Pertama dapur pacu, kepala silinderku pakai produk JG. Katupnya juga dari JG. Sementara jantung, eh, seherku comotan dari JE Pistons dipadu conecting rod Crower. Nah, nantinya kerja peranti itu disalurkan ke kruk-as standar. Meski begitu, tenaga yang dihasilkan diakui tuaku sangat paten, lo. Sebab, noken-asku; Bullfrog 320, bergerak lebih akurat untuk buka-tutup klep. Tetapi agar rangkaian alat itu maksimal, sistem pelumat bahan makananku (sistem pengapian) sudah mengaplikasi MSD 7AL dijodohkan koil MSD HVC Pro Power.Menurut tuanku, bahan makanan yang dipasok dari karburator Webber 48 mm diberangus sama percikan bunga api busi Hallo H-16. Proses itu terjadi di ruang yang sangat padat, berasio

12:1. Perbandingan ini terbilang sedang buat mobil seukuran Estilo, kata si bos.Lantas agar power tersalur ke kakiku lebih sempurna, pelat koplingnya dari ACT dimitrai cover ACT Extrem. Buat ngatur perpindahan, tenagaku dipakai rasio gir rapat (close) dari produk Australia. Sehingga kecepatan lariku jadi kian gesit.Sayang, si juragan ogah ngasih tau komposisi gir waktu sahabatnya nanya. Katanya sih, takut rahasia terbongkar. Asal kamu tau nih, setelah dirombak begitu, aku bisa ngacir kencang. Apalagi kedua kakiku dipasangi pelek Intra 13 inci disanding alas Dunlop 165/65. Menurut data terakhir, tenagaku bisa mentok sampai 98 dk. Hebat! Aku jelas bangga, dong! Dengan kemampuan itu bisa menyingkirkan lawan. Namun, kehebatan itu tinggal kenangan. Sebab, sekarang aku cuma dipakai wara-wiri buat harian. Rasanya jasaku sekadar dikenang lewat piala atau piagam, deh. Ihik. ihikSelebihnya cuma ngendon di rumah atau melahap aspal di Jln. Darmo atau Klampis Semolo Timur. Duh, nasib. Tetapi sudahlah, terpenting aku pernah berjasa dan memberi kebanggaan pada bosku. Oh ya, TO, aku cerita begini cuma mau numpahin unek-unek. Abis, kamu kan teman baik dan ingat satu pesanku ya: tolong sampaikan ke anak cucuku nanti. Salam dari sahabat setiamu; Estilo.

Ukurannya adalah pelek Estatus D2 19x8,5 dan 19x9,5 berbalut ban Toyo Proxes 225/35R19 dan 235/35R19. "Pakai spacer 1 cm di depan dan 1,5 cm di belakang. Wide bodynya 10 cm di depan dan 15 cm di belakang," urai pemukim bilangan Kemang, Jaksel ini.

Engine Swap

Pengalaman Ray membentuk tunggangan fashion layak kontes sudah cukup matang. Terbukti seluruh bagian terkena sentuhan. Tak ada satu komponen pun dibiarkan standar. Termasuk isi kompartemen mesin. Melongok ke balik kap mesin, dapur pacu standar tak tampak lagi. "Soalnya dalam penilaian kontes, ganti mesin biasanya dapat nilai cukup tinggi," ucapnya. Mesin pengganti dipilih milik Honda CRX yang berkapasitas sama dengan Estilo. Kode mesin memang sama-sama ZC. Akan tetapi, mesin ini punya poros bubungan ganda. Lo, kenapa tidak B16 atau B18 sekalian? "Paket hemat, Mas," bisiknya pelan. Wah, sayang tuh. Tanggung banget. Siapa tahu penilaian kontesnya bisa lebih besar. (Oto)

Honda Civic Estilo 1995 DAPAT WANGSIT GAIRAH BANGKIT

Entah dapat wangsit dari mana, Fauzan Syahzan sangat bergairah membangun Honda Civic Estilo 1995 miliknya. Lha wong setelah beli, ia hanya sempat mengendarainya selama dua hari. Setelah itu mobil dicoret-coret pakai cat semprot dan ditaruh di bengkel, ujar pria 22 tahun ini. Mau tahu wangsit apa yang didapat Fauzan? Semua tertoreh di besutan hatchback ini.

Bunglon

Semua ini berawal sekitar setahun silam. Fauzan, begitu sapaan akrabnya, mulai melirik tongkrongan.Anehnya, bukan buat dipakai harian ke kampusnya di Teknik Mesin UGM, Yogyakarta ini. Tetapi malah buat nongkrong sama temannya selama dua hari. Setelah itu temanku yang pakai, ya setelah dicoret-coret itu. Baru sebulan kemudian masuk bengkel, katanya.

Baru deh mobil diacak-acak. bikin body kit potong sana-sini buat wide body. Menurut pria yang mengambil peminatan otomotif di kampusnya, ciri yang dijuju adalah tampilan sporty. Untuk tujuan itu, Estilo mengantungi nilai plus. Sebagai mobil hatchback dua pintu, memang digandrungi anak muda yang doyan ngebut. Namun Fauzan menganggap bentuknya cenderung membulat. Doi ingin bentuk lebih lancip. Ibarat dapat wangsit kedua, muncul ide bikin bunglon tampilan. Maksudnya kalau bunglon hanya bisa berubah warna, wajahnya sekalian dibikin beda. Melihat Honda New Accord, lampunya keren juga, gumamnya. Spontan satu set lampu depan sedan gambot berlambang huruf H itu disetting pada moncong Estilo. Pas banget dengan karakter lancip yang diincar Fauzan. Apalagi ditambah lampu belakang sumbangan Honda New City. Khusus stop lamp rombakan lumayan ribet. Pasalnya harus bisa menyesuaikan garis bodi samping. Sekaligus mengubah garis pintu bagasi yang lurus, disesuaikan garis lampu yang miring. Dengan komposisi tersebut jadi lebih mudah mengatur bentuk body kit.

Bumper depan dibuat menyatu dengan fender dan kap mesin model baru dan menyatu lampu. Bentuknya kental dengan nuansa desain Veilside, utamanya di sisi bawah dan samping. Bumper belakang pun mengadopsi Veilside buat Honda Jazz. Hanya side skirt samping yang gabungan.Hasilnya, manis sekali. Selain rona bunglon yang sesuai harapan Fauzan, tongkrongan pun bikin pangling. Sudah jauh dari wajah asli Estilo. Asyik juga dapat wangsit bisa punya besutan harian nan menawan. Enggak juga. Mobil biasa ditaruh di bengkel. Saya hanya naik motor atau mobil pikap, kekeh Fauzan. Wah, mau dapat wangsit lagi nih? (Oto)

Honda Estilo 1992 VETERAN CURHAT LEWAT SURAT

Buat OTOMOTIF di redaksi. Izinkan aku, Honda Estilo 1992 ingin curhat (berkeluh kesah). Sebagai veteran di medan laga adu kebut 402 meter di era 1995, aku merasa terabaikan. Saat masih jaya, si bos, Agustinus selalu menyanjung. Pasalnya, prestasiku memuaskan. Tahun lalu jadi jawara drag race kelas 2.2 (0-1.800 cc). Bisa begitu karena isi tubuhku dijejali organ kompetisi. Sayang kini tinggal kenangan, karena sekarang aku dipensiunkan. Oh!

DIPAKAI HARIAN

Sebenarnya rada kesal juga, masak sebagai mantan pejuang yang berjasa dicuekin gitu aja. Harusnya kan dikasih penghargaan. Yah, setidaknya, tempat tinggal yang layak. Ah, emang deh.. sesuatu yang sudah lawas pasti dilupain. Meski begitu aku

sebenarnya masih cukup beruntung, sebab meski di-PHK dari drag, tetap dipakai. Terutama untuk keperluan harian.

725 DAYA KUDA BUAT JALAN RAYA

Melihat foto Honda Estilo ini, mungkin biasa saja. Tetapi, bayangkan kalau tenaga yang dimuntahkan mencapai 725 daya kuda (sekadar catatan, Estilo lokal hanya 125 dk). Lebih gila lagi, Jason Whitfield membuat mobil ini bukan untuk dipakai di sirkuit. Melainkan buat pemakaian jalan raya! Ck..ck..ck...

Selama ini, Jason dikenal sebagai pembuat street machine paling bertenaga. Penggawang Rage Performance di Montclair, California, Amerika ini pernah membuat Honda CRX terkencang di kelas 1.500 cc. Kali ini ia kembali membuat sensasi dengan Honda Civic Estilo. Mewujudkan niatnya ini, ia enggan

menggunakan dapur pacu standar. Gantinya, satu unit mesin H22 diambil dari Honda Integra. Hanya mengganti mesin tentu tak bakal menghasilkan tenaga begitu besar. Jason bersama kru bengkelnya membongkar ulang dapur pacu tersebut. Tanpa terkecuali semua komponen dicopot dan dibersihkan.Seluruh jeroan pun disiapkan untuk melayani tenaga ekstrem. Misalnya, piston Arias forged, yang mampu dipakai sampai 895 dk. Soalnya material pembuatnya biasa dipakai balap. Yakni tanpa kandungan silikon, sehingga lebih kuat dan tahan suhu tinggi. Piston ini sekaligus menurunkan rasio kompresi jadi 9,8:1 dari 10:1. Pasangannya, setang piston Crower dengan baut ARP 7/16 inci. Supaya kuat, kruk-as pakai punya mesin H22 keluaran tahun 1996 ke atas. Sebab crankshaft ini punya main journal (tempat metal menempel, red.) lebih besar. Supaya lebih sip, dibalans ulang dan journalnya dipoles sampai licin. Tak lain supaya metal jalan dan duduk asli Honda bisa bergasing sempurna. Kulit jeruk kepala silinder juga dipapas sampai licin. Kemudian gerakan katup dikontrol oleh per klep Web. Sedangkan nokken-as, pakai punya Honda Type-S. Semuanya dikontrol dengan engine management program Accel DFI Gen 7.

Koleksi Foto Kami

This is my ride

Up the hood

pasti kenceng nech. B18

hitam siapa takut!