jihad

5
Takhrijul hadis Hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh imam ahmad dalam musnadnya pada hadis no.15358 dan 26633. Selain itu, ahmad juga meriwayatkan dengan susunan redaksi yang agak sedikit berbeda, yaitu pada hadis no.15369. hadis yang dimaksud yaitu: “sesunguhnya orang beriman itu berjihad dengan diri dan hartanya. “ Hadis yang senada juga diriwayatkan pada hadis no.11141 dan 11428. Demikian juga terdapat dalam shahih al-bukhari pada hadis no.2786, shahih muslimpada hadis no.1888, dan sunan daud pada hadis no.2485. Asbabal-warud Adapun latar belakang yang menyebabkan lahirnya hadis pertama yang bersumber dari ka’ab ibn malik di atas adalah sebagaimana diriwayatkan dari ka’ab ibn malik, katanya: “ ketika turun ayat (dan penyair- penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Qs. As-syu’ara/26:224), dan aku mendatangi rasulullah saw. Dan aku tanyakan, bagaimana pendapat anda tentang syair? Beliau menjawab: “ sesungguhnya orang beriman itu berjihad dengan pedang dan lidahnya.” Dalam riwayat lain disebutkan, setelah menyabdakan hadis tersebut di atas, beliau menyambungkan dengan mengatakan: “ demi zat yang jiwaku terletak dalam genggaman-nya, dan mereka (para penyair) memercikanjihad bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya.” Dan hadis kedua di atas yang bersumber dari abu said al-khudri disabdakan oleh nabi saw. Ketika dalam perang tbuk. Beliau menyampaikan khutahnya dalam perang tabuk sambil beliau bersandar ke sebuah pohon kurma. Di saat itulah beliau bersabda: “ maukah kalian ku beritahu sebaik-baik dan sejahat-jht manusia? Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah seseorang yang beramal atau berjihad di jalan allah di atas pungung kudanya, atau di atas punggung untanya atau ia berjalan kaki sampai menemui kematiannya. Dan sejahat-jahat manusia adalah seseorang pendusta yang melakukan kejahatan yang membaca al-qur’an, namun bacaannya itu tidak mampu membuatnya ia sadar.” Fiqhul hadis Jihad yang dikemukakan dalam hadis di atas dalah sebagian dari cara- cara dan alat-alat atau saranayang digunakan dalam berjihad, yaitu dengan menggunakan pedang, lidah, kendaraan kuda, unta, atau berjalan kaki. Peralatan dan sarana perang dalam berjihad seperti ini yang

Upload: kio-quw

Post on 07-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DESKRIPSI JIHAD

TRANSCRIPT

Page 1: Jihad

Takhrijul hadis

Hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh imam ahmad dalam musnadnya pada hadis no.15358 dan 26633. Selain itu, ahmad juga meriwayatkan dengan susunan redaksi yang agak sedikit berbeda, yaitu pada hadis no.15369. hadis yang dimaksud yaitu:“sesunguhnya orang beriman itu berjihad dengan diri dan hartanya. “Hadis yang senada juga diriwayatkan pada hadis no.11141 dan 11428. Demikian juga terdapat dalam shahih al-bukhari pada hadis no.2786, shahih muslimpada hadis no.1888, dan sunan daud pada hadis no.2485.Asbabal-warudAdapun latar belakang yang menyebabkan lahirnya hadis pertama yang bersumber dari ka’ab ibn malik di atas adalah sebagaimana diriwayatkan dari ka’ab ibn malik, katanya: “ ketika turun ayat (dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Qs. As-syu’ara/26:224), dan aku mendatangi rasulullah saw. Dan aku tanyakan, bagaimana pendapat anda tentang syair? Beliau menjawab: “ sesungguhnya orang beriman itu berjihad dengan pedang dan lidahnya.” Dalam riwayat lain disebutkan, setelah menyabdakan hadis tersebut di atas, beliau menyambungkan dengan mengatakan: “ demi zat yang jiwaku terletak dalam genggaman-nya, dan mereka (para penyair) memercikanjihad bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya.”Dan hadis kedua di atas yang bersumber dari abu said al-khudri disabdakan oleh nabi saw. Ketika dalam perang tbuk. Beliau menyampaikan khutahnya dalam perang tabuk sambil beliau bersandar ke sebuah pohon kurma. Di saat itulah beliau bersabda: “ maukah kalian ku beritahu sebaik-baik dan sejahat-jht manusia? Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah seseorang yang beramal atau berjihad di jalan allah di atas pungung kudanya, atau di atas punggung untanya atau ia berjalan kaki sampai menemui kematiannya. Dan sejahat-jahat manusia adalah seseorang pendusta yang melakukan kejahatan yang membaca al-qur’an, namun bacaannya itu tidak mampu membuatnya ia sadar.”Fiqhul hadisJihad yang dikemukakan dalam hadis di atas dalah sebagian dari cara-cara dan alat-alat atau saranayang digunakan dalam berjihad, yaitu dengan menggunakan pedang, lidah, kendaraan kuda, unta, atau berjalan kaki. Peralatan dan sarana perang dalam berjihad seperti ini yang disabdakan oleh nabi saw. Berdasarkan konteks situasi dan kondisi pada waktu itu, nabi saw menyebut jihad dengan pedang dan lidah sebagai respond an sikap terhadap upaya yang dilakukan orang-orang kafir quraisy dalam mempengaruhi dan memperbanyak massa dan pengikutnya dengan mengandalkan pada kekuatan syair-syair yang memukau tapi menyesatkan. Sementara dalam waktu dan situasi yang berbeda, misalnya situasi perang, seperti ketika perang tabuk, nabi saw menyebut lagi bahwa dalam berjihad itu adalah dengan menggunakan sarana kuda, unta, atau dengan berjalan kaki. Dalam hadis lain, diriwayatkan imam ahmad juga bersumber dari ka’ab ibn malik, nabi saw tidak menyebutkan pedang, tapi berjihad dengan diri dan harta.“ sesungguhnya orang beriman itu berjihad dengan diri danhartanya.”Dengan demikian, jelas bahwa latar belakang historis lahirnya kedua hadis atas, pada intinya mengemukakan bahwa jihad merupakan suatu sikap dan tindakan dari seorang yang beriman bahkan nabi saw menyebutkan sebagaimanusia berpredikat terbaik. Dan jhad ini akan berlaku sepanjang zaman karena jihad merupakan penopang dan pengawal bendera islam. Akan tetapi, suatu hal yang patut dicatat adalah bahwa sarana dan peralatan yang digunakan dalam berjihad di atas adalah sesuatu yang sifatnya kondisional sehingga bias berubah-ubah sesuai dengan perubahan tuntutan zaman dan perkembangan

Page 2: Jihad

kemajuan. Yang tidak bisa berubah adalam tujuan pokok dan utama dalam berjihad itu, yakni memberantas kezaliman kesewenang-wenangan, dan menegakkan kebenaran dan keadilan.Sungguh amat keliru penilaian dan pemahaman, jika jihad dalam islam itu selalu diidentikan dengan kontak senjata atau perang fisik, seperti menghunus pedang sebagai lambing dan symbol kekerasan.nabi saw. Selama mengembangkan missi kenabian dan kerasulannya di mekah lebih dari 10 tahun tidak pernah melakukan kontak senjata dengan orang-orang kafir dan non-muslim lainnya. Bahkan ketika orang-orang musyrik mengadakan tekanan dan penyiksaan terhadap umat islam. Umat islam berupaya menghadapi kekejaman tersebut tidak dengan perang, nabi saw. Bersabda kepada para sahabatnya:” bersabarlah kalian, sebab aku belum diperintahkan berperang.” Perintah berjihad terhadap orang-orang kafir itu adalah dengan menggunakan al-qur’an, yakni menyampaikan ajaran al-qur’an dengan interpretasi dan inormasi rasional atau pendekatan-pendekatan lainnya yang dapat menarik perhatian dan simpatik kepada islam. Nanti setelah di madinah baru ada perintah perang kontak senjata yaitu pada tahun 2 h. hal ini dilakukan mengingat dalam doktrin islam dikenal prinsip merusak agama jauh lebih berat dari pada membunuh. Begitu juga membunuh nyawa jauh lebih besar dari pada memelihara harta. Artinya demi menyelamatkan nyawa, maka dibolehkan mencuri dan memakan barang yang haram. Memperlihatkan aurat hokum dasarnya adalah haram, akan tetapi, ketika berobat demi untuk menyelamatkan nywa, maka di bolehkan membuka aurat. Demikian pula kebolehan jihad ini tidak bisa dilepaskan dari factor situasi dan kondisilah yang memungkinkan membuat demikian.Penilaian dan pandangan bahwa jihad dengan islam itu identik dengan kontaksenjata dan perang fisik semata adalah sangat keliru, dan pandangan seperti ini umumnya dilakukan berdasarkan atau paling tidak, karena sudah terkontaminasi oleh pemikiran sebagian orientalis, yang menurut mereka nabi Muhammad saw menyebarkan islam dengan kitab al-qur’an di tangan kirinya dan pedang terhunus di tangan kanannya. Ini adalah pandangan yang sangat memojokkan dan menghina islam.Sebetunya, dari kalangan internal umat islam sendiri dalam memahami hadis-hadis tentang hijad itu sering kali tidak mampu membedakan antara alat atau sarana jihad dan tujuan jihad. Apa yang digunakan oleh rasulullah saw dalam berhijad, misalnya dengan pedang seperti hadis di atas, tidak harus diikuti dan sama dengan itu. Sebab apa yang disebabkan dalam teks hadis di atas hanyalah alat dan sarana saja, sehingga bisa berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan kemajuan, tidak mesti dengan pedang. Nabi saw menggunakan pedang karena situasi dan kondisinya yang mengharuskan menggunakan pedang. Tentu saja, dalam situasi dan kondisi sekarang, di mana musuh semakin hebat dan peralatan perangnya semakin canggih, maka alat dan sarana yang digunakan dalam berhijad tentu harus dengan alat dan sarana yang lebih maju dan canggih. Misalnya, ikut dan bergabung perang ke medan pertempuran di aghanistan atau Baghdad dengan menggunakan sebilah pedang, golok, clurit, dan peralatan seadanya melawan tentara amerika dan sekutunya atau ke palestina melawan agressor Israel yang menggunakan peralatan perang yang canggih dan modern, adalah tindakan ceroboh dan konyol serta tidak mencermikan jihad islam yang sebenarnya, karena islam sangat memperitungkan kelayakan dan strategi. Peralatan perang pada zaman nabi saw, seperti kuda, unta, pedang, syair, dan lain-lain dalam situasi dan kondisi sekarang bisa diganti dengan peralatan perang modern dan canggih, seperti peluru kendali, bom nuklir, tank, pesawat pembom, dan lain-lain. Oleh karena kita berada pada era informasi dan telekomunikasi, maka penguasaan terhadap jaringan informasi dan telekomunikasi ini adalah suatu tuntunan dan kemestian yang akan dijadikan sarana dan prasarana dalam berjihad.Secara etimologi, kata jihad yang berasal dari akar kata yang berhuruf j-h-d mengandung arti kekuatan, kemampuan, kesulitan, dan kelelahan. Artinya, dalam berjihad itu membutuhkan kekuatan, bik tenaga,

Page 3: Jihad

pikiran, maupun harta. Atau bisa juga dipahami, bahwa dalam berjihad itu mengandung resiko kesulitan dan kelelahan dalam pelaksanaannya.Tegasnya, jihad adalah perjuangan secara sungguh-sungguh dengan mengarahkan segala potensi dalam berbagai bentuk usaha yang maksimal dalam rangka penerapan ajaran islam, mempertahankan kebenaran dan keadilan, dan pemberantasan kejahatan dan kezaliman, baik terhadap diri pribadi maupun dalam ruang lingkup masyarakat luas. Termnologi jihad ini tidak hanya dipahami dalam pengertian peperangan fisik, akan tetapi mencakup segala bentuk aktivitas dan usaha yang maksimal dalam rangka dakwah islam, amar ma’ru nahy munkar. Dengan kata lain, bahwa lapangan jihad ini sangat luas, seluas dengan aktivitas kehidupan kita sepanjang dalam upaya memberantas kezaliman, mempertahankan dan menegakan kebenaran dan keadilan. Termasuk dalam hal ini membeantas korupsi yang merupakan salah satu penyebab krisis ekonomi bangsa dan Negara ini adalah jihad. Dan musuh pun dalam berjihad tidak hanya berbentuk fisik yang bisa diidentifikasi secara nyata, akan tetapi justru yang banyak juga adalah yang non-fisik. Oleh karena itu jihad intelektual dengan bermodalkan wawasan dan argumentasi rasional sangat diharapkan, misalnya melalui media cetak, seperti makalah, majalah, buku, dan lain-lain, media elektronik, radio, tv, jaringan internet, dan lain-lainnya. Oleh karena itulah, maka jihad harus berlangsung terus secara berkesinambungan, baik dalam situasi aman maupun dalam situasi perang. Oleh karena itulah, ada istilah bahwa tegaknya islam ini sangat ditentukan oleh kekuatan jihad.Mengenai keluasan makna dan cakupan jihad ini dikemukakan oleh ibnu qayyim, menurutnya bahwa jihad, kalu dilihat dari sisi operasionalnya, dapat diklasifikasi atas tiga macam; jihad mutlak, jihad hujjah, dan jihad ‘amm (umum).Jihad mutlak adalah berupa perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad ini mempunyai criteria tertentu, di antaranya pertempuran itu harus bersiat defensive, memberantas fitnah, mewujudkan perdamaian, kebenaran, dan keadilan. Sebaliknya, perang tidak dibenarkan kalu dilakukan untuk memaksakan ajaran islam kepada orang lain yang non-muslim, untuk tujuan melahirkan perbudakan, penjajahan, dan perampaan harta kekayaan. Juga tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam peperangan tersebut, seperti perempuan, anak-anak kecil dan orang-orang tua. Dan orang-orang mesti terlibat dalam berjihad seperti ini adalah yang memenuhi persyaratan, yakni islam, berakal, baligh (dewasa), laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup intuk pergi perang dan untuk keluarganya yang ditinggalkan.Jihad hujjah adalah jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama non-muslim dengan mengemukakan argumentasi yang kuat. Ibnu taimiyah (728 h/1328 m) menyebut jihad ini sebagai jihad bi al-ilmi wa al-bayan atau jihad bi al-lisan,yaitu jihad yang memerlukan kemampuan ilmiah yang bersumberkan dari al-qur’an dan sunnah serta ijtihad.Jihad ‘amm (umum) adalah jihad yang mencakup segala aspek kehidupan, baik yang bersifat moral maupun yang bersifat material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah-tengah masyarakat. Jihad seperti ini dapat dilakukan dengan pengorbanan harta, jiwa, tenaga, waktu, dan ilmu pengetahuan. Jihad ini bersifat berkesinambungan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan, atau hawa nafsu. Pengertian musuh yang nyata di sini, di samping perang juga berarti semua tantangan yang dihadapi umat islam, seperti kemiskinan, kebodahan, ketertinggalan, dan keterbelakangan dari berbagai aspek. Jihad terhadap setan mengandung pengertian berusaha untuk menghilangkan hal-hal yang negative yang membahayakan umat manusia. Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara, sikap, tindakan, jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan ajaran islam.