jet airways labour dispute

14
Jet Airways Labour Dispute : Trade unions and India’s Labour Conundrum Case Summary Pada 8 September 2009 telah terjadi pemogokan kerja oleh 650 pilot Jet Airways, yaitu perusahaan penerbangan swasta terbesar di India dengan alasan cuti sakit. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap manajemen yang memecat dua pilotnya karena bergabung dengan serikat pilot yang disebut National Aviators Guild (NAG) yang dibentuk pada Agustus 2009. Pemogokan pilot yang berlangsung selama 5 hari ini membuat ribuan penumpang terlantar . Tapi industry penerbangan bukan hanya industri yang mengalami ketidakpuasan, hal ini juga terjadi pada perusahaan Multinasional di India seperti Nestle dan Hyundai. Pekerja di India hanya mengetahui tugas mereka tanpa tahu apa hak-hak mereka.Tahun 1920 terjadi sebuah pergerakan unionisme dan hampir seluruh partai politik mendukung serikat buruh ini, bertempat di Bombay,Calcuta, dan madrass. Selanjutnya pada tahun tersebut seluruh congress dagang india All India Trade Union Congress (AITCU) dibentuk oleh Indian National Congress sebagai wakil dari ILO (International Labour Organization) dari PBB.

Upload: sonya-dewi

Post on 07-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

yjrsyj

TRANSCRIPT

Page 1: Jet Airways Labour Dispute

Jet Airways Labour Dispute : Trade unions and India’s Labour Conundrum

Case Summary

Pada 8 September 2009 telah terjadi pemogokan kerja oleh 650 pilot Jet

Airways, yaitu perusahaan penerbangan swasta terbesar di India dengan alasan cuti

sakit. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap manajemen yang memecat dua pilotnya

karena bergabung dengan serikat pilot yang disebut National Aviators Guild (NAG)

yang dibentuk pada Agustus 2009. Pemogokan pilot yang berlangsung selama 5 hari ini

membuat ribuan penumpang terlantar . Tapi industry penerbangan bukan hanya industri

yang mengalami ketidakpuasan, hal ini juga terjadi pada perusahaan Multinasional di

India seperti Nestle dan Hyundai.

Pekerja di India hanya mengetahui tugas mereka tanpa tahu apa hak-hak

mereka.Tahun 1920 terjadi sebuah pergerakan unionisme dan hampir seluruh partai

politik mendukung serikat buruh ini, bertempat di Bombay,Calcuta, dan madrass.

Selanjutnya pada tahun tersebut seluruh congress dagang india All India Trade Union

Congress (AITCU) dibentuk oleh Indian National Congress sebagai wakil dari ILO

(International Labour Organization) dari PBB.

Tahun 1926 muncul Trade Union Act yang memberikan hak kepada pekerja untuk

membentuk serikat. Berikut ini adalah tujuan dari Trade Union Act 1926

Menjaga agar upah diberikan secara adil bagi pekerja dan meningkatkan

kesempatan mereka untuk promosi dan training

Meningkatkan kondisi kehidupan dan pekerjaan para pekerja

Memberikan fasilitas untuk pendidikan, budaya dan rekreasi

Memfasilitasi kemajuan teknologi dengan cara memperluas pemahaman para

pekerja

Membantu mereka meningkatan level produksi,produktivitas dan standart hidup

yang tinggi

Page 2: Jet Airways Labour Dispute

Mempromosikan kesejahteraan individual maupun kolektif

Memasuki tahun 1947-1965 merupakan tahun dimana unionisasi bertumbuh pesat.

1999-1977 bercirikan level ketenaga kerjaan yang rendah dan stagnansi di dalam

aktivitas industry. Akibat berkurangnya demand di dalam pasar tenaga kerja, terjadi

peningkatan sengketa di kalangan industry. Partai politik memainkan peran penting

dalam pembentukan serikat buruh. Di India umumnya pemimpin dari serikat berasal

dari orang luar dan berafiliasi dengan partai politik. Terjadi banyak sengketa yang

terjadi pada decade ini.

Tahun 1991 pemerintah India memutuskan untuk mengimplementasikan program

stabilisasi dan penyesuasaian structural IMF. Dengan mengurangi keterlibatan

pemerintah dalam penyelesaian sengketa dan meningkatkan fleksibilitas serikat buruh

ternyata mengurangi konflik selama tahun 1990.

Terdapat dua jenis serikat yaitu yang terdaftar dan yang tidak terdaftar, akibatnya

terjadi rivalitas antara satu serikat dengan yang lain. Prioritas dari serikat adalah

melindungi kepentingan anggota serikat daripada melindungi kepentingan organisasi itu

sendiri. Menunrut hokum seriakt buruh , anggota dapat ikut sserta dalam pemogokan

dan hal ini berpengaruh pada operasional organisasi

Mahkamah Agung pada tahun 2003 membut sebuah peraturan yaitu pegawai

pemerintahan tidak memiliki hak unutk ikut serta dalam pemogokan karena ‘

menimbulkan ketidaknyamanan warga dan menghabiskan uang negara’. Tahun 2008

dimana terjadi krisis financial secara global jumlah sengketa relative rendah.

Peminat serikat di era modern tidak hanya bersal dari pekerja yang memiliki income

rendah namun juga berasal dari industry IT dan sector industry lain. Banyak pihak yang

berpendapat bahwa seriakt tidak bermoral dan hanya menunjukkan kekuasaan yang

brutal , namun ada juga yang berpendapat sebaliknya, merupakan hak pekerja unutk

membentuk serikat unutk melindungi kepentingannya.

Dengan dibentuknya National Aviators Guild (NAG) oleh para pilot di Jet Airways

menyebabnya terjadinya keretakan hubungan antara pilot dan pihak manajemen. Dua

Page 3: Jet Airways Labour Dispute

pilot senior jet airways yaitu D.balaraman dan Sam Thomas di pecat tanpa penjelasan

lebih jauh dari pihak manajemen jet airways, kemuadian hal ini di respon oleh 650 pilot

Jet Airways yang lain dan secara masiv mengambil cuti sakit selama 5 hari yang

menyebabkan ditundanya 900 penerbangan. Tuntutan NAG adalah meminta dua pilot

itu kembali.

Akhirnya pihak mamajemen memenuhi tuntutan NAG dan sebuh grup konsultatif

dibentuk untuk menyelesaikan kasus ini. Meskipun aksi mogok telah berakhir namun

terdapat masalah lain yang krusial yaitu kerugian besar besaran Jet Air karena jadwal

penerbangan yang banyak dibatalkan, berkurangnya pendapatan harian dan penumpang.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh pihak manajemen dan Sam Thomas

terdapat bebreapa point yaitu di dalam Jet Air posisi CEO dan COO ditempati oleh

ekspaktriat yang tidak biasa bekerja dengan pekerja yang memiliki hak-hak, tidak ada

nya prmosi dan selain itu karena resesi maka tunjangan dipotong.

Di satu sisi, krisis keuangan global dan reaksi perusahaan memberikan

kontribusi ke arah peningkatan kerusuhan buruh di India. Perselisihan yang terjadi

sejak 2008 akan memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat kerusuhan. Hanya

sekilas pandangan dari sektor tenaga kerja di India memberikan kesan bahwa kerusuhan

berkembang secara pasti. Hukum perburuhan India yang sudah cukup lama telah rapuh

untuk mengontrol serikat tenaga kerja. Fakta yang bertentangan adalah bahwa hukum

perburuhan Indialah yang memberi kekuatan pada serikat tenaga kerja dengan

mendukung kegiatan mereka.

Perwakilan serikat buruh menuntut agar tidak lagi menjadi pilihan dalam bidang

bisnis yang sangat kompetitif. Terebih lebih, para karyawan juga tidak merasa perlu

adanya pembentukkan serikat pekerja di dalam dunia industri. Industrialisasi juga

meninggalkan banyak serikat dengan kurangnya visi dan semangat. Lebih dari sepuluh

serikat di sebuah pabrik tunggal atau industri berjuang untuk pengakuan bukanlah

pemandangan yang langka di dunia modern. Ada peningkatan luar biasa dalam jumlah

serikat terdaftar yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan organisasi.

Page 4: Jet Airways Labour Dispute

Selain itu, peningkatan tenaga kerja kontrak juga telah mengurangi kegiatan

serikat. Skenario kerja yang melahirkan tenaga kerja informal memiliki kesempatan

yang tinggi untuk memunculkan ketidak puasan kerja dengan cara kekerasan.

"Penurunan serikat militan merupakan konsekuensi tak terduga dari berkurangnya

kontrol tenaga kerja" kata Manish Sabharwal dari Team Lease, staf perusahaan

terkemuka di India. Menurut para ahli, yang menyebabkan kegelisahan buruh adalah

ketakutan psikosis. Baik manajemen dan pekerja menderita karena hal itu. Militansi

mungkin istilah yang terlalu kuat untuk digunakan selama serikat perdagangan India

berpendapat. Adanya kerusuhan yang berkembang, yang mungkin atau tidak mungkin

diikuti dengan perbaikan secara umum pada kesehatan ekonomi negara dan

meningkatnya statistik tenaga kerja.

Satu pertanyaan, bagaimanapun, tetap belum terjawab di sektor tenaga kerja

India. Apakah hukum perburuhan perlu perubahan mendesak? Jawabannya adalah tidak

diketahui dan tidak begitu mudah untuk menjawabnya. Kebutuhan untuk membuat

reformasi tenaga kerja datang dari perubahan zaman dan cara bisnis dan perusahaan

industri. Di sebuah negara demokrasi seperti India, pembangunan tergantung pada

fleksibilitas pasar tenaga kerja. Tapi bertentangan dengan kenyataan, hubungan

ketenaga kerjaan di negara ini masih rapuh dan terkadang rusak, tidak dapat bertahan

bahkan dari tekanan sekecil apapun. Sedangkan menjadi lebih fleksibel mengingat

motto dari setiap pembentukkan industri secara global, di India, beberapa hal

menyebabkan perputaran yang tidak menguntungkan. Hukum perburuhan yang pada

dasarnya dimaksudkan untuk menegakkan tindakan lama tidak cukup kuat, karena

terdapat banyak kekurangan.

Pasar tenaga kerja India yang dikenal tidak fleksibel timbul dari sifat hukum

perburuhan di India. Terhitung lebih dari 50 tindakan sentral dan lebih dari 150 negara

berbeda yang mempengaruhi pasar tenaga kerja, skenario India terhadap tenaga kerja

masih kaku (Lampiran I). Perlu dicatat bahwa hukum ini saling tumpang tindih.

"Banyak item umum seperti pekerja, upah, karyawan dan pabrik didefinisikan berbeda

Page 5: Jet Airways Labour Dispute

dengan tindakan yang berbeda dalam kaitannya dengan sektor yang sama. Ketentuan di

bawah Undang-Undang Pabrik, jangan menyesuaikan dengan ketentuan di bawah

Undang-Undang Upah Minimum. Ketentuan Undang-Undang Beedi berselisih dengan

orang-orang di bawah Undang-Undang Kontrak Penghapusan Buruh" kata Dr

Manmohan Singh, Perdana Menteri dan ekonom terkenal India, mengutip kelemahan

hukum perburuhan.

Campur tangan (intervensi) dan saling tumpang tindihnya hukum ketenaga

kerjaan merupakan masalah utama pada sektor ketenaga kerjaan india. Bahkan tindakan

utama pada peraturan ketenaga kerjaan memiliki kekurangan yang akan membahayakan

seluruh prospek pertumbuhan negara (Exibit IX).

Exibit IX

Kekurangan dalam Hukum/ Cacat hukum?

Undang-undang Perselisihan Industri (1947)

Menurut undang-undang sentral India, Undang-Undang The Trade Union (Amended)

tahun 2001, serikat buruh terdaftar di India perlu memiliki setidaknya 10% atau 100

pekerja sebagai anggotanya. Di luar dari itu, minimal tujuh orang harus terlibat atau

bekerja dalam pembentukan. Sisanya bisa orang luar. UU berkonsentrasi pada buruh

yang terorganisir dan bisa dibilang memiliki hak bagi organisasi untuk menyewa dan

memecat para pekerja. Kekakuan ini telah memaksa banyak pemain tetap memilih

untuk tidak menyewa melihat kesulitan masa depan seorang pekerja. Sehingga

mengakibatkan pertumbuhan pengangguran ekonomi di India.

Undang-Undang Tenaga Kerja Kontrak (Peraturan dan Penghapusan) (1970)

Dikatakan bahwa buruh kontrak memungkinkan izin fleksibilitas dan outsourcing tetapi

Page 6: Jet Airways Labour Dispute

ketentuan Undang-Undang Ketenaga kerjaan Kontrak tidak pernah dimaksudkan untuk

melindungi kontrak tenaga kerja. Mahkamah Agung berkuasa pada tahun 1972 yang

mengatakan 'jika tenaga kerja kontrak diperlukan untuk kegiatan utama maka harus

dihapuskan', yang menyalahi kontrak tenaga kerja. Karyawan masih mengungkapkan

bahwa hukum sering tidak ditaati oleh majikan. Pengusaha berpendapat bahwa mereka

harus diizinkan untuk mengkontrak pekerja periferal untuk meningkatkan efisiensi.

Trade Union Act (1926)

Trade Union Act (UU Serikat Perdagangan), yang memungkinkan orang luar kantor

untuk menjadi anggota,sangat dikritik. Melalui UU ini, karyawan yang tidak langsung

bekerja di bawah perusahaan juga akan berubah melawan perusahaan ketika timbul

sengketa. Suatu tindakan yang memungkinkan orang luar untuk campur tangan dalam

perusahaan tidak ada dinegara manapun di dunia. Kurangnya demokrasi di dalam

serikat merupakan masalah di India. Sementara kebijakan serikat pekerja di negara-

negara seperti Singapura bertujuan untuk pembangunan negara secara keseluruhan, di

India, kebijakan ini membatasi pertumbuhan ekonomi dan produktivitas.

Banyaknya masalah pada sektor ketenaga kerjaan di India, pertumbuhan sektor

yang tidak terorganisir, peningkatan yang mengkhawatirkan terhadap hilangnya hari

kerja, tegangnya hubungan antara pengusaha dan karyawan, kurangnya kepercayaan,

intervensi politik, tindakan kerja yang tumpang tindih, kurangnya orang-orang yang

tepat, meningkatnya kerusuhan tenaga kerja,'stagnannya' pertumbuhan ekonomi dan

banyak lagi. Hal ini dapat dengan mudah diamati bahwa kebanyakan masalah berasal

dari hubungan tenaga kerja dan peraturan undang-undang tenaga kerja. Sebagai contoh,

hanya ada segelintir inspeksi di pabrik-pabrik Cina, seringkali tidak lebih dari lima

inspeksi, tetapi pabrik di India rata-rata diperiksa oleh 30 inspektur, di bawah berbagai

undang-undang dan peraturan. Inspektur harus mengakhiri inspeksinya jika industri

menjadi makmur. Ini tidak berarti bahwa pemerintah India tidak menyadari masalah

tersebut.

Page 7: Jet Airways Labour Dispute

Situasi di India lebih menantang sebagaimana kepentingan politik dan birokrasi

yang berkaitan erat dan reformasi utama sebuah undang-undang penting bisa jadi

mematikan. Ada sedikit keraguan tentang efek negatif dari hukum perburuhan pada

pertumbuhan dan perkembangan, termasuk penciptaan lapangan kerja. Namun, sebuah

tinjauan langsung pada reformasi tenaga kerja akan keluar dari pertanyaan karena ada

beberapa faktor yang menentukan jenis reformasi yang berniat untuk diambil oleh

negara ini. Menciptakan kesadaran tentang manfaat kerja reformasi adalah salah satu

pilihan, tapi merupakan tugas yang sangat besar di negara seperti India. Selain itu,

efektivitas seperti Program kesadaran akan dipertanyakan karena merupakan faktor

yang menentukan keberhasilannya.

Reformasi Buruh yang terjadi tidak dalam skala dan tingkat yang diharapkan.

Pada bulan September 2009, pembentukkan IT dan ITES menjadi pengecualian dari

ketentuanUU Industri Ketenaga kerjaan (1946) . Namun hingga bagian dari undang-

undang tenaga kerja yang benar-benar merugikan kelas pekerja' kepentingan berubah,

investasi disektor padat karya akan berkecil hati. Dengan tingkat ketenaga kerjaan

diIndia yang tumbuh 2,5%, dan pertumbuhan lapangan kerja hanya2,3%, meninggalkan

1 million² juta pengangguran setiap tahun, India akan berjuang untuk menemukan

pertumbuhan jika tidak mementingkan reformasi tenaga kerja.

PEMBAHASAN

Efek dari The Jet Airways Dispute terhadap perusahaan :

Kekacauan di Bandara Delhi dan Mumbai

Penerbangan yang di cancel menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi Jet Airways dan berkurangnya pendapatan harian selain itu jumlah penumpang juga menurun

Terjadi disonansia ntara pilot dan pihak manajemen

Perusahaan merugi INR 20 Crorer dan penurunan 30 % pemesenan tiket selama strike berlangsung selama 5 hari

Page 8: Jet Airways Labour Dispute

Setelah strike berakhir selama 5 hari , pendapatan harian JetAirways turun 8juta Dollar

Jumlah penumpang turun dari 23.000 perhari menjadi 7500 perhari

Implikasi negatif dari The Jet Airways Dispute

Dapat disalahgunakan untuk melawan manajemen dan digunakan sebagai sebuah alat politik disaat bersamaan, karena bukan hal aneh di india serikat di dukung oleh partai politik

Dengan banyak nya seriakt yang ada (baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar) menciptakan konflik antar serikat sedangkan yang lain sedangkan Prioritas dari serikat adalah melindungi kepentingan anggota serikat daripada melindungi kepentingan organisasi itu sendiri

Top management adalah ekspatriat dan mereka tidak terbiasa untuk bekerja dengan pekerja yang memiliki hak-hak dan hal ini menyebabkan ketidakpuasan di kalangan pilot

Pihak manajemen yang bersal dari asing tersebut membuat pekerja nya yang bersal dari india menunggu promosi yang tidak kunjung dating

Tunjangan dipotong unutk pekerja india sedangkan pilot ekspat digaji duakali lebih besar

Menangani krisis dari sisi pilot:

Para pilot memiliki tanggang jawab yang sangat besar dalam transportasi penumpang dan mereka lupa dengan tanggung jawab dasar ini

Pilot seharusnya menyadari bahwa pertumbuhan mereka terletak pada pertumbuhan perusahaan dan pengaruh aksi mereka terhadap ekonomi

pembicaraan yang tepat tidak akan melahirkan situasi tidak stabil seperti itu .Hubungan antara manajemen dan karyawan yang tetap menjadi yang paling rentan jika tidak ditangani dengan hati-hati

Menangani krisis dari sisi Manajemen :

Memecat pilot tanpa alasan yang jelas merupakan tindakan yang tidak dapat diterima dan manajemen seharusnya menyadari hal tersebut

Pilot seharusnya tidak secara tiba tiba dipecat karena mereka membentuk atau bergabung dengan serikat

Page 9: Jet Airways Labour Dispute