jenis tanaman penahan angin

9
Jenis tanaman penahan angin : 1. Jambu Monyet Spesies : Anacardium accidentale L. Nama Inggris : cashew Nama Indonesia : jambu monyet Nama Lokal : jambu mede, jambu mete (Jawa) Deskripsi : Tumbuhan berupa pohon yang tingginya - 12 m, mempunyai banyak percabangan. Daun berseling, berbentuk bulat telur sungsang hingga bulat telur sungsang lonjong yang meruncing ke pangkal daun, daun muda berwarna merah- kecoklatan kemudian akan menjadi hijau tua cerah. Perbungaan terdapat di ujung cabang- cabangnya, bentuk malai, wangi, berwarna putih ketika mekar dan berangsur-angsur menjadi merah jambu-kemerahan. Buah berbentuk ginjal, berwarna coklat keabuan, lapisan buah luar keras dan mengandung resin, tangkai buah membesar dan kemudian tenggelam, berbentuk sperti buah pear, permukaannya mengkilap, berwarna kuning hingga merah, berdaging lembut dan berair. Biji berbentuk ginjal dengan lapisan penutup biji berwarna coklat kemerahan, memiliki dua kotiledon yang besar. Distribusi/ Penyebaran : Jambu Mede, tanaman yang berasal dari timur- laut Brazil ini telah tersebar hingga ke bagian Selatan dan Tengah America. Para penjajah Portugis kemudian mengintroduksi tumbuhan ini ke India dan Afrika Timur. Kemudian Jambu Mede tersebar luas hingga ke Sri Lanka, Malysia, dan Indonesia. Lalu pada abad ke-17, para penjajah Spanyol membawa jenis tumbuhan ini ke Filipina. Hingga saat ini, Jambu Mede telah dibudidayakan di banyak negara-negara tropis.

Upload: wahyusoil-unhas

Post on 10-Jun-2015

2.587 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jenis Tanaman Penahan Angin

Jenis tanaman penahan angin :

1. Jambu Monyet

Spesies : Anacardium accidentale L.

Nama Inggris : cashew

Nama Indonesia : jambu monyet

Nama Lokal : jambu mede, jambu mete (Jawa)

Deskripsi :

Tumbuhan berupa pohon yang tingginya - 12 m, mempunyai banyak percabangan. Daun berseling, berbentuk bulat telur sungsang hingga bulat telur sungsang lonjong yang meruncing ke pangkal daun, daun muda berwarna merah-kecoklatan kemudian akan menjadi hijau tua cerah. Perbungaan terdapat di ujung cabang-cabangnya, bentuk malai, wangi, berwarna putih ketika mekar dan berangsur-angsur menjadi merah jambu-kemerahan. Buah berbentuk ginjal, berwarna coklat keabuan, lapisan buah luar keras dan mengandung resin, tangkai buah membesar dan kemudian tenggelam, berbentuk sperti buah pear, permukaannya mengkilap, berwarna kuning hingga merah, berdaging lembut dan berair. Biji berbentuk ginjal dengan lapisan penutup biji berwarna coklat kemerahan, memiliki dua kotiledon yang besar.

Distribusi/Penyebaran :

Jambu Mede, tanaman yang berasal dari timur-laut Brazil ini telah tersebar hingga ke bagian Selatan dan Tengah America. Para penjajah Portugis kemudian mengintroduksi tumbuhan ini ke India dan Afrika Timur. Kemudian Jambu Mede tersebar luas hingga ke Sri Lanka, Malysia, dan Indonesia. Lalu pada abad ke-17, para penjajah Spanyol membawa jenis tumbuhan ini ke Filipina. Hingga saat ini, Jambu Mede telah dibudidayakan di banyak negara-negara tropis.

Habitat :

Selama pertumbuhannya, Jambu mede memerlukan suhu lingkungan serta curah hujan yang tinggi. Tumbuhan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang sangat kering apabila sistem perakarannya telah mencapai bagian tanah dalam yang lembab. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik di daerah kering hingga ketinggian 500 m dpl.

Perbanyakan :

Perbanyakan Jambu mede dilakukan dengan mengumpulkan biji-biji yang telah dewasa sepenuhnya. Biji-biji dengan kandungan air yang rendah dapat tahan selama setahun. Biji-biji dikumpulkan dari pohon induk terbaik. Perbanyakan tanaman dapat juga dilakukan dengan cangkok, okulasi, sambung batang atas dan stek batang. Baru-baru ini perbanyakan Jambu mede dengan teknik kultur jaringan telah berhasil dilakukan di Gembloux, Belgium.

Pohon Jambu mede biasa dibudidayakan untuk diambil kacangnya.

Page 2: Jenis Tanaman Penahan Angin

Manfaat tumbuhan :

Batang pohon Jambu mede juga dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar atau sebagai bahan bangunan berkualitas rendah. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai bahan obat tradisional, khususnya untuk mengobati kulit dan untuk obat kumur. Di pulau Bangka, pohon Jambu Mede telah dicoba dan berhasil ditanam pada lahan bekas tambang timah. Pohon ini juga sudah banyak ditanam di pekarangan sebagai pohon peneduh atau juga sebagai tanaman rehabilitasi lahan marginal. Perkebunan jambu monyet dijumpai di daerah Wonosari Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan juga Sulawesi Tenggara untuk diambil bijinya yang terkenal sebagai kacang mete/mede. Pepagan pohon jambu monyet dapat dimanfaatkan untuk menyamak serta memberikan warna coklat tua.

Sumber Prosea : 2: Edible fruits and nuts p.60-64 (author(s): Eijnatten, CLM van )

2. Cemara Udang Bisa Menjadi Penahan Tsunami

Yogyakarta, Kompas - Tanaman cemara udang terbukti cukup efektif menjadi penahan masuknya gelombang tsunami ke daratan, sekaligus untuk memperkecil efek kerusakannya. Karena itu, populasi tanaman yang berfungsi sebagai penahan alami gelombang laut dan angin itu perlu diperbanyak di sepanjang pantai. Kepala Laboratorium Fisiologi Pohon dan Bioteknologi Fakultas Kehutanan UGM Prof Suhardi, Senin (14/8), mengatakan cemara udang (Casuarinas equisetifolia) sudah ada dalam populasi yang masih terbatas di sepanjang Pantai Samas hingga Pandansimo. Sebagai langkah antisipasi kerusakan akibat tsunami, dia menyarankan agar pemerintah mengembangkan lagi cemara udang di tepi laut.

Cemara udang yang saat ini tumbuh dirintis oleh Suhardi pada tahun 1997 dan dilanjutkan oleh masyarakat setempat. "Ketika terjadi tsunami di pantai selatan yang bersamaan dengan Pangandaran, gelombang laut sudah terhalang oleh endapan pasir dan material dasar laut lainnya, sehingga gelombang itu berbalik menjauhi daratan. Endapan terjadi karena empasan gelombang laut yang mengenai cemara udang," kata Suhardi.

Cemara udang mempunyai batang yang kokoh dan bercabang banyak sehingga tanaman ini kuat menahan gelombang dan angin. Dalam usia 5- 6 tahun, tanaman ini sudah kuat menahan gelombang tsunami. Ketinggian cemara udang sendiri bisa mencapai lebih dari 15 meter. Daya hidup tanaman ini tergolong baik karena meskipun hanya mendapat pasokan air yang minim, tetap bisa hidup. Jarak tanam cemara udang juga dimungkinkan berdekatan dengan laut, asalkan terendam air terus- menerus.

Untuk perkembangbiakannya, bisa dengan setek atau cangkok. Sebagai efek lain, cemara udang juga menahan garam yang hendak masuk ke daratan, sehingga tanah dan pasir yang ada di belakang cemara udang ini layak untuk dikembangkan sebagai pertanian lahan berpasir. Tambak udang dapat diperluas di tepi laut karena tanaman ini akan menahan empasan gelombang yang hendak mencapai daratan. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) DIY Sudarmadji menginformasikan selama tahun 2006 pihaknya akan intensif menggarap konservasi pantai selatan DIY. Saat ini, kegiatan konservasi sudah berjalan di Pantai Wedi Ombo (Jepitu) dan akan meluas ke pantai lainnya. (ART/ONI)

Page 3: Jenis Tanaman Penahan Angin

3. Kacang Kayu

Spesies :Cajanus cajan Druce

NamaInggris :Pigeon pea

NamaIndonesia :Kacang kayu, kacang bali

NamaLokal :Kacang gude, Kacang kayu (Jawa), kacang hiris (Sunda), Kacang kaju (Madura), kekace, undis (Bali), tori (Sawu), Bintatung (Makasar), Kance (Bugis), Tulis (Roti), tunis (Timor), puwe jai (Weda), Fuo hate (Ternate, Tidore).

Deskripsi :Perdu bertahunan berumur pendek (1-5 tahun), tinggi 0.5-4 m, akar tipis dengan panjang hingga 2 m. Bercabang banyak dan kecil. Daun berseling, berdaun tiga, kelenjar berburikan; pinak daun berbentuk menjorong. Bunga dalam tandan semu, kadang-kadang berkumpul dan muncul bersama, biasanya tersebar dan berbunga dalam waktu yang lama. Bunga kupu-kupu, mahkota bunga berwarna kuning atau krim, merah, jingga atau ungu. Buah polong berbentuk lurus atau menyabit berisi biji berjumlah (2-)4-9 berbentuk membulat, menjorong atau agak persegi. Biji berwarna putih, krim, coklat, ungu kehitaman.

Distribusi/Penyebaran :Kacang bali berasal dari India dan tersebar hingga ke Asia Tenggara. Kini kacang ini tersebar luas di seluruh daerah tropis dan juga di Indonesia.

Habitat :Ekologi perbungaan kacang bali dipicu oleh hari pendek dan pertumbuhan tanaman secara vegetatif dipicu oleh hari panjangi, seperti pada musim hujan di India. Rentang temperatur optimum antara 18 hingga 38 ? C, tidak toleran terhadap kondisi beku. Diperlukan suhu di atas 29 ? C, kelembaban tanah dan kesuburan yang cukup. Curah hujan optimum adalah 600-1000 mm/year. Kacang bali jarang ditemukan tumbuh di atas ketinggian 2000 m. Lahan berdrainasi yang dapat menahan kapasitas air dan dengan pH 5-7 baik untuk tanaman ini. Tanaman ini toleran terhadap kadar garam dari 0.6 untuk 1.2 S/M.

Perbanyakan :Perbanyakan dengan menggunakan biji. Stek batang jarang yang berhasil.

Manfaattumbuhan :Berbeda dengan penduduk di India, kacang bali ini sebagian besar digunakan sebagai polong-polongan, penggunaan bijji segar dan bahkan polong sebagai sayuran di dalam sayur (sup pedas) dan sajian lain di Asia Tenggara. Benih matang yang dipanggang dimakan juga. Kacang bali dapat menggantikan kedelai untuk membuat tempe dan tahu. Kacang bali bermanfaat

Page 4: Jenis Tanaman Penahan Angin

sebagai pagar di atas lahan kering dan pada pematang sawah. Cabang dan batang dapat digunakan untuk membuat keranjang dan bahan bakar. Tanaman ini sering ditanam sebagai peneduh tanaman, penutup tanaman atau penahan angin, atau bahkan sebagai tanaman pendukung untuk panili. Setelah penanaman, kacang bali dapat meningkatkan fertilitas lahan itu oleh sistem nitrogen fiksasi oleh Rhizobium dan humus yang disajikan oleh daun-daun yang jatuh. Di Madagascar, digunakan sebagai rumah untuk ulat sutera atau serangga laki. Banyak orang di Jawa menggunakan sebagai obat tradisional, mis. daun-daun muda ditempelkan pada luka, herpes dan gatal.

3. Pohon Turi

Sinonim :Cytisus cajan L. (1753), Cajanus indicus Spreng. (1826).

Sumber Prosea :1: Pulses p.39-42 (author(s): Maesen, LJG van der)

Spesies : Sesbania grandiflora Poir.

Nama Inggris : Agati sesbania, West-Indian pea

Nama Indonesia : Turi

Deskripsi :

Pohon tidak bercabang, dengan tinggi hingga 15 m dan berdiameter sekitar 30 cm. Batang berbulu menggimbal, tidak berduri. Daun majemuk menyirip dengan panjang hingga 30 cm, termasuk panjang tangkai daun 7?15 mm; Helaian daun berjumlah 20?50, berpasangan berhadapan atau berseling dalam satu tangkai daun. Bentuk daun lonjong hingga menjorong, berukuran 12?44 mm x 5?15 mm, ujung daun membundar, menumpul, hingga agak rata, sedangkan pangkalnya sedikit tidak simetris, gundul atau berbulu jarang pada kedua permukaannya. Perbungaan tandan di ketiak terdiri dari 2?4 bunga; panjang tangkai bunga 15?35 mm, menggimbal; bunga berwarna putih, kekuningan, merah muda atau merah; Polong memita hingga sedikit melancor, berukuran 20?60 cm x 6?9 mm dengan kampuh besar, berisi 15?50, terdapat sekat pemisah berjarak 7.5?10 mm, gundul, tergantung vertikal, tidak merekah. Biji berbentuk agak mengginjal, berukuran 6.5 mm x 5 mm x 2.5?3 mm, berwarna coklat gelap.

Distribusi/Penyebaran :

Negara asal turi yang tepat tidak diketahui (telah diusulkan India atau Indonesia) tetapi mempertimbangkan bahwa tumbuhan ini asli bagi banyak negara-negara di Asia Tenggara. Tumbuhan ini telah terdistribusi secara luas di kawasan tropis dari selatan Meksiko ke Amerika Selatan dan telah ditanam selatan Florida dan Hawaii. Tumbuhan ini telah ditanam untuk sedikitnya 140 tahun di Afrika Barat dan baru-baru ini di Afrika Timur.

Page 5: Jenis Tanaman Penahan Angin

Habitat :

Turi hanya cocok di dataran rendah tropis, di atas ketinggian hingga 800 m. Walaupun dapat tumbuh di daerah kering dengan hanya 800 mm curah hujan tahunan, tetapi dapat menyesuaikan diri dengan baik pada tempat yang memiliki curah hujan tahunan antara 2000?4000 mm. Turi dapat tumbuh dalam beragam jenis tanah termasuk lahan yang miskin hara dan berair berlebih. Turi dapat tahan pada lahan berkadar garam dan lahan alkali tetapi mempunyai beberapa toleransi pada lahan asam hingga pH 4.5. Sesbania grandiflora bisa tahan penggenangan dalam waktu yang lama.

Perbanyakan :

Perbanyakan turi dilakukan dengan persemaian langsung. Walaupun scarificasi mungkin mempunyai beberapa efek positif pada benih yang pada umumnya berkecambah dengan segera tanpa perawatan. Semaian bibit berbintil dalam tanah tanpa adanya inokulasi. Oleh karena pertumbuhan awalnya yang cepat, turi dapat bersaing baik sekali dengan rumput liar. Perbanyakan secara vegetatif dengan cara pemotongan dapat dilakukan tetapi kurang praktis. Sesbania grandiflora bila ditanam sebagai pohon tunggal atau berderet dilakukan dengan jarak 1?2 m. Untuk tujuan produksi kayu, turi dapat ditanam lebih rapat. Di atas 3000 batang per ha telah digunakan Australia dan India.

Manfaat tumbuhan :

Daun dan buah turi digunakan sebagai makanan hewan dan pupuk hijau. Pohon dapat digunakan sebagai tanaman hias, tanaman peneduh, penahan angin, pagar hidup, tanaman penyokong untuk tanaman panenan seperti lada dan panili, dan untuk reboisasi di area tererosi. Di Asia Tenggara tanaman ini telah lama digunakan untuk kayu bakar. Daun muda, bunga dan polong muda digunakan sebagai suatu sayuran untuk selada, menyamak kulit dan sup. Pohon digunakan sebagai sumber bubur kayu untuk industri kertas, terutama di Jawa Timur. Kayunya yang ringan digunakan sebagai pelampung pada jaring ikan. Ekstrak daun, bunga, kulit kayu dan akar dikenal untuk digunakan sebagai obat tradisional ( mis. akar merupakan obat yang dikenal untuk malaria). Kulit kayu, ketika dipotong atau dirusakan, akan mengeluarkan suatu getah bening yang mempunyai beberapa potensi untuk industri makanan dan industri bukan makanan. Prospek jenis ini secara luas tumbuh garis balik dan mempunyai [yang] potensial untuk penggunaan lebih luas, walaupun prospek untuk peningkatan sebagai makanan hewan ternak terbatas. Penelitian yang masih diperlukan adalah mengumpulkan germplasm Sesbania Grandiflora, terutama yang tahan terhadap hama.

Sinonim :Robinia grandiflora L. (1753), Aeschynomene grandiflora (L.) L. (1763), Agati grandiflora (L.) Desv. (1813).

Sumber Prosea : 4: Forages p.196-198 (author(s): Heering, JH; Gutterid

Page 6: Jenis Tanaman Penahan Angin

TUGAS TANAMAN LANSKAP

TANAMAN PENAHAN ANGIN

Oleh :

SURYONOG 111 04 034

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2007