jenis tanah

30
JENIS - JENIS BATUAN, CIRI - CIRI DAN PROSES TERBENTUKNYA Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Sifat batuan tersebut meliputi bentuk, warna, kekerasan, kasar atau halus, dan mengilap atau tidaknya permukaan batuan. Hal ini disebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam batuan berbeda- beda. Ada batuan yang mengandung zat besi, nikel, tembaga, emas, belerang, platina, atau bahan-bahan lain. Bahan-bahan seperti itu disebut mineral. Tiap jenis batuan mempunyai kandungan mineral yang berbeda. Berdasarkan proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf). a. Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava. Semula batuan beku berupa lelehan magma yang besar. 1) Batu Obsidian Batu obsidian disebut juga batu kaca, memiliki warna hitam atau cokelat tua, memiliki permukaan yang halus dan mengkilap. Dimanfaatkan untuk alat pemotong dan mata. Proses terjadinya berasal dari magma yang membeku dengan cepat di permukaan bumi, maka itu termasuk dalam jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

Upload: puji-ahmad-karyadi

Post on 07-Feb-2016

128 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jenis tanah

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS TANAH

JENIS - JENIS BATUAN, CIRI - CIRI DAN PROSES TERBENTUKNYA

Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Sifat batuan tersebut meliputi bentuk, warna,

kekerasan, kasar atau halus, dan mengilap atau tidaknya permukaan batuan. Hal ini

disebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam batuan berbeda-beda. Ada batuan yang

mengandung zat besi, nikel, tembaga, emas, belerang, platina, atau bahan-bahan lain. Bahan-

bahan seperti itu disebut mineral. Tiap jenis batuan mempunyai kandungan mineral yang

berbeda. Berdasarkan proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan

kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau vulkanik), batuan

endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf).

a.        Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan

benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan

bumi disebut lava. Semula batuan beku berupa lelehan magma yang besar.

1)        Batu Obsidian

Batu obsidian disebut juga batu kaca,  memiliki warna hitam atau cokelat tua, memiliki

permukaan yang halus dan mengkilap.  Dimanfaatkan untuk alat pemotong dan mata.  Proses

terjadinya berasal dari magma yang membeku dengan cepat di permukaan bumi, maka itu

termasuk dalam jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

Page 2: JENIS TANAH

2)        Batu Granit

Batu granit terbentuk atas butiran yang kasar.  Ada yang memiliki warna putih dan ada yang

memiliki warna keabu-abuan.  Sering digunakan untuk bahan bangunan.  Proses terjadi berasal

dari magma yang membeku di dalam kerak bumi.  Proses pembekuan ini berlangsung secara

perlahan, maka itu termasuk dalam jenis batuan beku dalam.

 

3)        Batu Basal

Batu basal disebut juga batu lava, memiliki warna hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran

yang kecil. Biasa digunakan untuk bahan bangunan juga.  Berasal dari magma yang membeku di

bawah lapisan kerak bumi, bercampur dengan gas yang menyebabkan memiliki rongga-rongga

kecil. Proses terjadinya berasal dari magma yang keluar dari dapur magma dan mencapai

permukaan bumi yang membeku dengan cepat di permukaan bumi, sebab dari itu masuk dalam

jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

Page 3: JENIS TANAH

4)        Batu Andesit

Batu andesit memiliki warna putih keabu-abuan dan butirannya kecil seperti ciri pada batu basal.

Digunakan dalam pembuatan arca dan bangunan candi.  Berasal dari magma yang membeku

dengan sangat cepat di bawah kerak bumi, termasuk jenis batuan beku luar atau batuan beku

efusit.

5)        Batu Apung

Batu apung memiliki ciri bewarna cokelt bercampur abu-abu muda dan berongga-rongga.

Digunakan untuk mengampelas kayu  dan juga digunakan untuk bahan penggosok.  Berasal dari

magma yang membeku di permukaan bumi, termasuk jenis batuan beku luar atau batuan beku

efusit.

Page 4: JENIS TANAH

b.        Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan

ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan

tumbuhan.

1)        Batu Breksi

Batu breksi terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya sangat tajam.  Batuan seperti ini

banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.  Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan

beku.

2)        Batu Kapur

Batu kapur terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus, memiliki warna putih sedikit keabu-

abuan, biasa digunakan sebagai bahan campuran pembuatan semen. Berasal dari endapan hasil

dari pelapukan tulang dan cangkang hewan-hewan laut.

 

Page 5: JENIS TANAH

3)        Batu Konglomerat

Batu konglomerat terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tumpul. Batuan seperti ini

banyak digunakan sebagai bahan bangunan.  Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku.

 

4)        Batu Pasir

Batu pasir terdiri atas butiran-butiran pasir, memiliki warna bermacam-macam meliputi abu-abu,

merah, kunung atau putih. Batuan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.  Berasal

dari endapan hasil pelapukan batuan beku yang butirannya kecil-kecil.

  

5)        Batu Serpih

Batu serpih terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau yang biasa disebut dengan tanah liat,

memiliki warna abu-abu kehijauan, merah atau kuning.  Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan

dan berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah.

Page 6: JENIS TANAH

 

c.         Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan

(metamorfosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan

dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terusmenerus, batuan ini akan berubah menjadi batuan

malihan.

1)        Batu Genes

Batu genes memiliki warna putih keabu-abuan dan keras. Batu genes dimanfaatkan untuk barang

kerajinan seperti asbak, pot bunga dan patung.  Berasal dari batuan pluto granit yang mengalami

metamorfosis karena panas dan tekanan.

 

Page 7: JENIS TANAH

2)        Batu Marmer

Batu marmer memiliki warna putih dan juga ada yang berwarna hitam, keras dan permukaannya

halus. Marmer biasanya digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan dan pelapis

dinding bangunan. Berasal dari batuan kapur yang mengalami metamorfosis karena terkena

panas dan tekanan.

 

 

3)        Batu Sabak

Batu sabak berwarna abu-abu tua, mudah terbelah tipis-tipis dan memiliki permukaan yang

kasar. Sebelum ada kertas, batu sabak dimanfaatkan sebagai papan untuk menulis.  Berasal dari

batuan serpih yang mengalami metamorfosis.

Page 8: JENIS TANAH

MAKALAH JENIS – JENIS TANAH

A.    Klasifikasi Teknis

                  Klasifikasi teknis yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang

mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu. Misalnya, untuk menanam tanaman

semusim,  tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat  tanah yang  mempengaruhi pertumbuhan

tanaman semusim seperti kelerengan, tekstur, pH dan lain-lain. Dalam praktiknya untuk

mempelajari jenis tanah maka sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem klasifikasi alami.

                  Pada awalnya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu :

1.       Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi,

2.       Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor lokal terutama bahan

induk dan relief,

3.       Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai

awal proses pembentukan tanah.

                  Kemudian dalam perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat

tanah (taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA (United State

Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal dengantujuh pendekatan dan sejak

tahun 1975 dikenal dengan nama taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan

karakteristik tanah yang teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis.

                  Berdasarkan ada tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka dalam

taksonomi tanah dibedakan atas enam kategori yakni ordo, subordo, greatgroup, subgroup,

family dan seri. Pada edisi Taksonomi tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah. Kedua

belas ordo tersebut adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols, Inceptisols,

Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols.

Page 9: JENIS TANAH

GAMBAR BERBAGAI ORDO TANAH

PETA PENYEBARAN TANAH DI DUNIA

  Alfisols                  Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan basa

sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang ekuivalen dengan

jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah kuning dan planosols.

  Andisols

                  Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat andik.

Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol.

Page 10: JENIS TANAH

  Aridisol                  Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim kelengasan

tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah coklat (kemerahan)

dan tanah arida (merah).

  Entisols

                  Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan

aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial, regosol

dan tanah glei humus rendah.

  Gelisols

                  Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak dijumpai di

Indonesia

  Histosols

                  Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah, paling tipis

40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah bog dan tanah

gambut.

  Inceptisols

                  Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi

tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm. Jenis tanah ekuivalen

dengan jenis tanah ini adalah tanah brown forest, glei humik dan glei humik rendah.

  Mollisols

                  Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa. Jenis

tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah rendzina.

  Oxisols

                  Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari

permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah laterik.

Page 11: JENIS TANAH

  Spodosols

                  Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis tanah yang

ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik.

  Ultisols

                  Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (< 35%) yang

menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang lanjut dibentangan

lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-

kemerahan dan tanah podsolik merah- kuning.

  Vertisols

                  Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering

dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah

tanah grumosol.

                  Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah Mollisols,

Vertisols, Andisols, Alfisols, Inceptisols, Ultisols, Oksisols dan Spodosols. Jenis tanah yang

paling banyak ditemui adalah jenis tanah Ultisols yang mencapai 16.74% dari luas lahan yang

ada di Indonesia (Sutanto, 2005).

B.     Karakteristik tanah yang terdapat di Indonesia dan di Dunia.

                  Jenis-Jenis Tanah- Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan

menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan

sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda.

Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di

Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group).

                  Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk

mengelompokkan tanah di Indonesia.

Page 12: JENIS TANAH

1.      Tanah Organosol atau Tanah Gambut

                  Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri

warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat

sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya

proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan,

dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.

2.      Tanah Aluvial

                  Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari

material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak

terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.

3.      Tanah Regosol

                  Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar.

Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah

Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

4.      Tanah Litosol

                  Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak

begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan

secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh

Indonesia.

5.      Tanah Latosol

                  Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan

ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api

kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.

6.      Tanah Grumusol

                  Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah

iklim subhumidatau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.

Page 13: JENIS TANAH

7.      Tanah Podsolik

                  Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa

bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan

rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.

8.      Tanah Podzol

                  Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah,

topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat.

Kesuburan tanah rendah.

9.      Tanah Andosol

                  Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim

sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di

daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini

umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.

10.  Tanah Mediteran Merah Kuning

                  Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah

beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna

tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst

disebut ”Terra Rossa”.

11.  Hidromorf Kelabu

                  Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi

yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu

hingga kekuningan

C.      Jenis Tanah, Persebaran Dan Pemanfaatannya Di Indonesia

                  Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil

pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam

bahan organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah

Page 14: JENIS TANAH

mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda

mati berupa batuan dan mineral.

A.    Tanah Vertikal

Bentuk persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada penggalian parit, liang, atau

sumur. Saat mencapai kedalamantertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah.

Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan profil tanah.

Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan yaitu :

       I.            Lapisan Tanah Atas (Topsoil)

Lapisan tanah ini merupakan bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna cokelat

kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah

berkembang aktivitas organisme tanah. Warna cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada

lapisan ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran sisa tumbuhan dan hewan

yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan atas.

    II.            Lapisan tanah bawah (Subsoil)

Lapisan tanah ini merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan topsoil.

Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena memiliki kandungan zat makanan yang sangat

sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang, strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan

antara 50 - 60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian

juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja yang

mampu mencapainya.

 III.            Lapisan bahan induk tanah (Regolith)

Lapisan bahan ini merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah,

lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak

mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran. Di

lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan lapisan ini seringkali tersingkap  dengan jelas.

Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya

akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.

Page 15: JENIS TANAH

 IV.            Lapisan batuan induk (Bedrock)

Lapisan batuan ini merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses

pemecahan.Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah, sehingga jarang dijumpai manusia.

Akan tetapi di pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan berada di

lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut merupakan lahan yang tandus dan tidak

dapat ditanami karena masih merupakan lapisan batuan. 

B.     Tanah Horizontal

Tanah Horizontal  adalah lapisan tanah paling atas yang di setiap wilayah permukaan

bumi berbeda-beda jenisnya. Persebaran tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis, berikut ini.

1)      Tanah gambut (Organosol)

Ciri-ciri : Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organik

yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek,

dan pada umumnya kurang begitu subur.

Persebaran : Paling banyak terdapat di Kalimantan Selatan, disusul Sumatra Selatan,

Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Kalimantan Timur, dan Papua bagian

Selatan.

Pemanfaatan : Jenis tanah ini terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa

dan palawija. 

2)      Tanah latosol

Ciri-ciri : Tanah latosol berwarna merah kecokelatan, memiliki profil tanah yang dalam,

mudah menyerap  air, memiliki pH 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah

bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun. Jenis tanah ini

pada dasarnya merupakan bentuk pelapukan dari batuan vulkanis.

Persebaran : Tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur dan

Selatan, Bali, Papua, dan Sulawesi.

Pemanfaatan :---

Page 16: JENIS TANAH

3)      Tanah regosol

Ciri-ciri : Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat subur, berbutir

kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap

air tinggi, dan mudah tererosi.

Persebaran : Persebaran jenis tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau yang

memiliki gunung api, baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati.

Pemanfaatan : Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian.

4)      Tanah alluvial

Ciri-ciri : Tanah aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir, sehingga dapat

dianggap masih muda. Sifat tanah ini dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal sehingga

kesuburannya pun ditentukan sifat bahan asalnya.

Misalnya tanah yang terdapat di Lembah Sungai Bengawan Solo yang berasal dari

pegunungan karst (Pegunungan Sewu), umumnya kurang subur karena kekurangan unsur fosfor

dan kalium. Sebaliknya, tanah di lembah Sungai Opak, Progo, dan Glagah yang berasal dari

Gunung Merapi umumnya lebih subur karena tergolong gunung muda sehingga kaya akan unsur

hara dan tersusun atas debu vulkanis yang produktif.

Persebaran : Tersebar luas di sepanjang lembah sungai-sungai besar di Indonesia.

Pemanfaatan : Secara umum, sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan

permeabel sehingga cocok untuk semua jenis tanaman pertanian.

5)      Tanah litosol

Ciri-ciri : Tanah litosol dianggap sebagai lapisan tanah yang masih muda, sehingga bahan

induknya dangkal (kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai batuan

padat yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum

mengalami perkembangan.

Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu

tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara

sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh

Indonesia.

Page 17: JENIS TANAH

Persebaran : Jenis tanah ini tersebar luas di seluruh Kepulauan Indonesia, meliputi Jawa

Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan. Adapun di Sumatra, jenis

tanah ini terdapat di wilayah yang tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan batu

lapis.

Pemanfaatan : Jika akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian, maka jenis tanah ini harus

dipercepat perkembangannya, antara lain, dengan penghutanan atau tindakan lain untuk

mempercepat pelapukan dan pembentukan topsoil.

6)      Tanah Grumusol 

Ciri-ciri : Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu

hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia,

jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas

permukaan laut dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC,

curah hujan <2.500 mm, dengan pergantian musim hujan dan kemarau yang nyata.

Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis

tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Tanah ini tersebar di

JawaTengah,JawaTimur,Madura,Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat

tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati.

Persebaran : Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa Barat (daerah Cianjur), Jawa

Tengah (Demak, Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil),

serta di Nusa Tenggara Timur.

Pemanfaatan : Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi rumput

rumputan atau tanaman keras semusim (misalnya pohon jati). Tanah Grumosol cocok untuk

tanam Padi

7)      Tanah andosol

Ciri-ciri : Tanah ini berasal dari sisa abu vulkanik dari letusan suatu gunung berapi. Oleh

karenanya, tanah ini mudah dijumpai di daerah sekitar lereng gunung berapi. Tanah Andosol ini

sangat subur untuk ditanami dan tanah ini bertekstur gembur hingga menyerupai lempung,

bahkan di beberapa wilayah, tanah ini bertekstur debu. Hal ini menjadi salah satu alasan petani

menyukai tanah Andosol ini.

Page 18: JENIS TANAH

Tanah ini mudah saat diolah. Mudah untuk  saat dicangkul dan salah satu kelebihannya

memiliki pori-pori tanah sehingga sirkulasi udara mudah masuk kedalam akar-akar tanaman.

Sehingga tanaman yang ditanami memiliki kemungkinan panen yang lebih tinggi karena

tumbuhan tersebut memiliki pasokan udara yang cukup. Tanah Andosol ini biasanya digunakan

sebagai lahan perkebunan untuk menanam tanaman seperti the, kopi, pinus, dan lain-lain.

Persebaran : Tersebar di pulau-pulau yang memiliki gunung api aktif, seperti di Sumatra

bagian Barat, Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara. Tanah jenis ini banyak ditemukan di

dataran tinggi bersuhu sedang hingga dingin.

Pemanfaatan : Jenis tanah ini banyak dikembangkan untuk tanaman perkebunan dan

hortikultura.

8)      Tanah podzolik merah-kuning

Jenis tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm dengan

batas-batas antara horizon yang nyata. Warna tanah ini kemerah-merahan hingga kuning atau

kekuning-kuningan. Struktur B horizonnya adalah gumpak, sedangkan teksturnya dari lempung

berpasir hingga liat sedangkan kebanyakannya adalah lempung berliat.  Konsistensinya adalah

gembur dibagian atas (top soil) ean teguh dibagian lapisan bawah tanah (sub soil). 

Kandungan bahan organik pada lapisan olah (top soil) adalah kurang dari 9 persen dan

umumnya sekitar 5 persen. Kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K, dan Ca umumnya

rendah dan reaksibtanah (pH) sangat rendah yaitu antara 4-5,5. Tingkat permeabilitas, infiltrasi

dan  perkolasinya sedang hingga lambat, pada lapisan permukaan umumnya sedang dan makin

kebawah makin lambat. Tanah ini mempunyai sifat kimia yang kurang baik, sedangkan sifat

fisiknya tidak mantap dengan stabilitas agregat kurang. Sebagai akibatnya tanah ini mudah

terkena bahaya erosi akibat gerakan air. Sebagai bukti banyak terdapat erosi parit yang cukup

dalam di daerah-daerah jenis tanah ini.

Ciri-ciri : Berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan

antara 2.500 - 3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air

hujan, sehingga kesuburannya berkurang.

Persebaran : Tanah podzolik merah-kuning merupakan jenis tanah yang memiliki

persebaran terluas di Indonesia. Tersebar di dataran-dataran tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua,

Kalimantan, Jawa Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Pemanfaatan : Jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan.

Page 19: JENIS TANAH

9)      Tanah rendzina

Ciri-ciri : Rendzina merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk

dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg

yang tinggi dengan pH antara 7,5 - 8,5 dan peka terhadap erosi.

Persebaran : Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia.

Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku,

Papua, Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa.

Pemanfaatan : Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga

dibudidayakan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan palawija.

Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di Indonesia:

Keterangan Warna:

  Merah: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung berapi. Tanah ini

terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya

mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan

tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi. Jenis tanah ini sangat subur.

Pemanfaatannya biasanya dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan.

  Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur dan pasir

halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah dan sekungan

sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai kandungan unsur hara

yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya tergantung pada tanah induknya.

Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan) karena kondisi keasamannya yang sesuai dan

letaknya berada di daerah rendah.

  Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan. Tanah

laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak dijumpai di daerah

pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena adanya erosi

(tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus segera diadakan penghijauan

atau reboisasi, yaitu dengan cara mengusahakan menanami kembali supaya tanah tersebut dapat

subur kembali. Tanah ini dipergunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).

Page 20: JENIS TANAH

  Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini terbentuk karena

pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau kandungan unsur haranya sangat

rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang

produktif dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, dan padang rumput.

  Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan organik yang

terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya sangat kurang dan proses

penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan unsur hara.

Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di

Indonesia, seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo, Madiun,

Kediri, dan Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa

Tenggara, Maluku, dan Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera, Sulawesi dan

Papua; dan sebagainya.

Page 21: JENIS TANAH

TUGAS ILMU PENGETAHUAN ALAM

JENIS BATU- BATUAN DAN TANAH

DISUSUN OLEH:

HENDRA JATI WIRANATA

NO ABSEN : 19

SD N 03 MANYARAN

SEMARANG

2014