jenis - jenis buah yang beredar di kota tobelo …
TRANSCRIPT
172
JENIS - JENIS BUAH YANG BEREDAR DI KOTA TOBELO
KABUPATEN HALMAHERA UTARA
Ariance Yeane Kastanja1) dan Zeth Patty 2) 1, 2 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains, Teknologi dan Kesehatan
Universitas Hein Namotemo, Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara
E-mail : [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis buah yang beredar di pasar Tobelo dan
saluran pemasarn buah. Metode penelitian yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu metode
sampling yang dilakukan secara sengaja dimana sampel yan dipilih adalah pedagang buah yang
berada di kota Tobelo baik yang berjualan di pasar maupun di pinggir jalan. Hasil penelitan
menunjukan jumlah produk buah-buahan yang beredar di kota Tobelo sebanyak 16 jenis dimana 85%
merupakan buah lokal dan sebesar 15% merupakan buah impor, sedangakan terdapat 3 saluran
pemasaran buah di kota Tobelo, yaitu saluran I : Petani – Konsumen, saluran pemasaran II : Petani –
Pengecer – Konsumen, dan saluran pemasaran III : Petani – Pengumpul - Pengecer - Konsumen.
Kata Kunci : Buah, Pedagang, Kota Tobelo, Saluran Pemasaran
I. PENDAHULUAN
Ketersedian dan keragaman jenis buah-buahan di suatu daerah cukup penting, karena
menyangkut kebutuhan vitamin dan mineral penduduk daerah tersebut, serta memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan. Di Indonesia kebutuhan konsumsi buah-buahan terus mengalami
peningkatan hal ini ditunjukkan dengan peningkatan ekspor dan impor yang meningkat dari tahun ke
tahun. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan tahun 2011 ekspor buah lokal sebesar 20.065 ton,
tahun 2012 sebesar 26.986 ton, selanjutnya terus mengalami peningkatan jumlah, dan tahun 2016,
total buah yang diekspor ke luar negeri sebanyak 60.310 ton (Anonim 2017). Lebih lanjut
dilaporkan bahwa jenis buah lokal yang diekspor ke luar negeri, yaitu mangga, manggis, salak,
pisang, jeruk, nanas, dan durian.
Kabupaten Halmahera Utara terletak di propinsi Maluku Utara memiliki beragam jenis buah-
buahan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk mendukung
ketahanan pangan masyarakat. Ketersediaan berbagai jenis buah lokal tersebut tersebar di seluruh
bagian pulau Halmahera bahkan hasilnya dimanfaatkan bukan hanya untuk konsumsi tetapi juga
sebagai sumber pendapatan penduduk.
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2
173
Pekerjaan penduduk kota Tobelo terdiri dari berbagai jenis profesi mulai dari Pegawai negeri
sipil, guru, dosen, pegawai swasta, buruh, nelayan, petani dan profesi lainnya, dimana juga
didukung oleh berbagai tingkatan pendidikan. Hal ini pula turut serta mendukung pola konsumsi
penduduk termasuk konsumsi buah-buahan.
Buah-buahan yang dijual di kota Tobelo sebagian besar terdiri dari buah-buah lokal dan
sebagian kecil buah impor. Buah-buah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki peluang
untuk ditingkatkan produksinya dari waktu ke waktu karena memiliki banyak manfaat. Selain itu
peningkatan produksi dan jenis buah juga dapat meningkatkan penganekaragaman buah-buahan
yang dipasarkan di kota Tobelo, sehingga tidak hanya meningkatkan pendapatkan pedagang juga
meningkatkan jumlah dan variasi buah yang dapat dinikmati oleh konsumen. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui jenis-jenis buah yang beredar di pasar Tobelo dan saluran pemasarannya.
II. KAJIAN LITERATUR
II.1. Produk Hortikultura
Buah dan sayuran telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia,
karena memiliki asupan penting seperti vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai nutrisi
buah yang terkandung didalamnya memiliki peran penting dalam memperbaiki sel tubuh manusia,
menyembuhkan penyakit. Buah dan sayuran tertentu teridentifikasi sebagai sumber vitamin A yang
sangat baik dalam menjaga kesehatan mata, selain itu asam folat dipercaya mampu mencegah
penyakit anemia (Utama dan Antara, 2013).
Pasca panen merupakan salah satu fase penting bagi produk buah-buahan, karena
menentukan mutu yang akan diterima konsumen dan lamanya masa simpan produk tersebut.
Penerapan teknik pascapanen yang tepat akan memberikan keuntungan bagi pengguna dan akan
memberi manfaat maksimal bagi konsumen.
II.2. Faktor-Faktor Berpengaruh Terhadap Mutu
Mutu produk hortikultura segar diartikan sebagai kumpulan dari berbagai karakteristik produk
seperti warna, ukuran, bentuk, hasil tinggi, tahan penyakit, masa simpan, cita rasa, ada tidaknya cacat
dan lain-lain (Utama dan Antara, 2013). Lebih lanjut dikatakan keseluruhan mutu produk buah–
buahan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2 ISBN : 976-602-60782-1-6
174
1. Faktor Pra-panen; meliputi genotipe kultivar dan rootstock, kondisi iklim selama periode
produksi, praktik budidaya, populasi tanaman.
Genotipe kultivar dan rootstock; gen-gen yang membangun tanaman sering disebut sebagai
genotipe tanaman. Genotipe mengendalikan karakteristi tanaman, seperti bentuk daun dan buah.
Lingkungan tempat tumbuh juga berpengaruh terhadap ekspresi dari genotipe.
Kondisi iklim selama produksi; kondisi cuaca panas, lembab atau basah, kering dan dingin akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada kondisi kering dimana irigasi tersedia, mutu produk
sering lebih baik, tetapi pada kondisi periode basah berkepanjangan, mutu produk tidak baik.
Praktek Budidaya; praktek budidaya dengan tersedianyanya irigasi, pemupukan, dan strategi
perlindungan tanaman, secara langsung berpengaruh masa hidup tanaman dan pengelolaan
tanaman secara keseluruhan. Selain itu status nutrisi juga merupakan faktor penting yang
berpengaruh terhadap mutu saat panen dan kehidupan pascapanen berbagai buah dan sayuran.
Populasi Tanaman; produk yang optimum dapat diperoleh dengan mengatur populasi tanaman
secara baik saat di lapangan. Populasi tanaman yang tinggi akan menghasilkan produk yang
ukurannya kecil. Sebaliknya populasi yang yang rendah akan menghasilkan beberapa produk yang
besar. Bienial bearing (produksi berlebih pada satu tahun dalam dua tahun produksi) pada
tanaman buah-buahan tertentu dapat mengurangi keuntungan petani, yaitu hasil tanaman pada
tahun itu akan jauh berkurang, dan harga yang diterima petani dapat menurun kerena kebanyakan
buah ukurannya diluar ukuran yang dikehendaki.
2. Faktor Pascapanen; meliputi panen dan perlakukan-perlakuan pascapanen
Panen; Panen dan metode pemanenan secara langsung berpengaruh terhadap mutu produk yang
akan dijual. Waktu terbaik untuk panen adalah pagi hari atau sore hari dengan suhu lingkungan
rendah. Cara panen juga mempengaruhi mutu produk. Kebanyakan produk dipenen dengan
menggunakan tangan. Cara panen ini memiliki kelebihan seperti berkurangnya kerusakan fisik
atau mekanis. Tidak adanya kerusakan fisik seperti lecet, dan memar. Selain itu stadi kematangan
dari produk khususnya untuk produk buah-buahan yang tergolong non klimaterik.
Perlakuan Pascapanen; Faktor yang berpengaruh terhadap mutu keseluruhan produk hortikultura
adalah waktu. Mutu produk tinggi pada saat panen, semakin lama periode antara panen dan
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2
175
konsumsi maka semakin besar susut mutunya. Dengan demikian dalam pendistrbusiannya harus
dilakukan dengan baik karena kerusakan mutu berlangsung cepat.
II.3. Kematangan Produk Horikultura
Kematangan produk sangat menentukan mutu, masa simpan dan masa pasar, dan cara yang
sesuai untuk penanganan, transportasi dan pemasaran produk. Kematangan hortikultura didasarkan
pada produk yang telah mencapai stadia perkembangan tertentu yang dapat memuaskan konsumen
dan pengguna. Kematangan hortikultura adalah stadia perkembangan tanaman pada kondisi atau nilai
yang dibutuhkan untuk maksud tertentu. Berbagai komoditas hortikultura dapat mencapai kematangan
pada stadia perkembangan yang berbeda. Selanjutnya pemasakan (repening) merupakan proses yang
terjadi dari stadia akhir pertumbuhan dan perkembangan sampai pada awal stadia pelayuan yang
mengakibatkan timbulnya karakteristik mutu, yang diperlihatkan dengan adanya perubahan
komposisi, warna, tekstur atau atribut-atribut sensoris lainnya. Sedangkan pelayuan diartikan sebagai
proses mengikuti kematangan fisiologis atau kematangan hortikultura dan mengarah pada kematian
jaringan.
II.4. Klasifikasi Buah
1. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Bunga dan Jumlah Bakal Buah yang Membentuk Buah
Berdasarkan jumlah bungan dan jumlah bakal buah yang menbentuk buah, buah
diklasifikasikan atas :
a. Buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dan satu bakal buah, yang berisi satu
atau lebih biji. Contoh ; mangga, alpukat, pepaya.
b. Buah ganda, yaitu jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah.
Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya
menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
c. Buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini
berasal dari banyak bunga dan banyak bakal berasal dari banyak bunga dan banyak bakal
buah, yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas
(Ananas), bunga matahari (Helianthus).
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2 ISBN : 976-602-60782-1-6
176
2. Klasifikasi Berdasarkan Tipe Buah
Berdasarkan tipe buah, buah dikelompokkan dalam :
a. Buah Kering (Siccus), yaitu buah yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit
kering
b. Buah Berdaging (carnosus), yaitu buah yang dinding buahnya tebal dan berdaging.
3. Klasifikasi berdasarkan Proses Respirasi buah klimaterik dan non klimaterik
Berdasarkan proses repirasi yang terjadi pada buah, maka buah dikelompokan dalam 2
kelompok yaitu :
a. Buah Klimaterik, yaitu buah yang memiliki peningkatan laju respirasi sebelum
pemasakan. Buah klimaterik biasanya menghasilkan lebih banyak etilen pada saat matang
dan lebih seragam kematangannya pada saat pemberian etilen.
b. Buah non klimaterik, yaitu buah yang tidak menunjukkan adanya kenaikan laju respirasi.
Buah non klimaterik umumnya menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan respon
terhadap etilen kecuali jika terjadi penurunan kadar klorofil seperti pada buah jeruk dan
nanas (Siagian 2009).
Respirasi merupakan indikator dari aktivitas metabolisme dalam jaringan produk
hortikultura. Aktivitas metabolisme ini memecahkan senyawa karbohidrat bersama O2 dan
menghasilkan CO2, H2O dan energi. Respirasi sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana laju
respirasi menjadi signifikan sejalan dengan meningktnya suhu. Setiap peningkatan suhu
sebesar 10oC, laju respirasi secara kasar mengalami peningkatan 2 – 3 kali. Jika suhu
meningkat hingga 45oC , produk mengalami kematian sehingga laju respirasi berhenti atau
menurun cepat menuju kematian. Sebaliknya semakin rendah suhu, semakin rendah juga laju
respirasi.
II.5. Saluran Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh pengusaha
termasuk pengusaha tani dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, mendapatkan
keuntungan, dan berkembang usahanya. Suatu usaha pemasaran dikatakan berhasil tergantung pada
keahlian di bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia. Pemasaran diartikan
sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan, baik kepada pembeli maupun pembeli potensial (Firdaus, 2009).
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2
177
Kotler dan Keller (2009), mengemukakan inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Sasaran dari bisnis adalah mengantarkan nilai pelanggan untuk
menghasilkan laba. Penciptaan dan menghantarkan nilai dapat meliputi fase memilih nilai, fase
menyediakan nilai, fase mengkomunikasikan nilai.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa urutan penciptaan dan menghantarkan nilai melalui tiga fase
yaitu:
1. Fase memilih nilai, mempresentasikan “pekerjaan rumah“ pemasaran yang harus dilakukan
sebelum produk dibuat staf pemasaran harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran pasar
yang tepat dan mengembangkan penawaran positioning nilai (STP).
2. Fase menyediakan nilai, pemasar harus menentukan fitur produk tertentu, harga dan distribusi.
3. Fase mengomunikasikan nilai, dengan mendayagunakan tenaga penjualan, promosi penjualan,
iklan dan sarana komunikasi lain untuk mengumumkan dan mempromosikan produk.
Jadi pemasaran adalah bagaimana memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar
memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai
superior dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif,
produk-produk tersebut akan terjual dengan mudah.
Pemasaran agribisnis diawali dengan penyaluran sarana roduksi pertanian, diteruskan dengan
prosuk bahan mentah pada tingkat pengusaha tani dan mencapai puncak pada tingkat konsumen. Pada
proses tersebut terjadi perubahan menjadi produk yang diinginkan konsumen, yang sering disebut
kegunaan atau utility. Pentingnya pemasaran dijelaskan secara oleh Firdaus (2009) bahwa dalam
bisnis hanya ada dua fungsi penting, yaitu pemasaran dan inovasi; diluar itu semua adalah biaya.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa sasaran akhir dalam setiap usaha pemasaran adalah menempatkan
produk ke tangan konsumen. Sejumlah kegiatan pokok pemasaran yang perlu dilaksanakan untuk
mencapai sasaran tersebut dinyatakan dalam fungsi-fungsi pemasaran. Terdapat 3 fungsi pokok
pemasaran yaitu :
1. Fungsi pertukaran (exchange function), terdiri dari fungsi pembelian (buying) dan fungsi
penjualan (selling)
2. Fungsi fisis (function of physical supply), meliputi; pengangkutan, penyimpanan/pergudangan
dan pemrosesan
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2 ISBN : 976-602-60782-1-6
178
3. Fungsi penyediaan sarana (the facilitating function), meliputi informasi pasar (market
information), penanggungan resiko (risk taking), pengumpulang (colletion), komunikasi
(comunication), standarisasi (standardization) dan penyortiran (grading), pembiayaan
(financing).
III. METODE PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini meliputi seluruh pedagang buah yang ada di kota Tobelo baik
yang berjualan di pasar maupun di luar pasar termasuk pedagang keliling yang menggunakan mobil.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu pemilihan
sampel secara sengaja di kota Tobelo dengan pertimbangan kota tersebut merupakan pusat
perekonomian bagi seluruh pensusuk di kabupaten Halmahera Utara dan juga bagi penduduk dari luar
kabupaten. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara maupun
data sekunder dari dinas terkait. Jumlah sampel sebanyak 40 pedagang buah, dimana data penelitian
yang dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner secara langsung kepada pedagang buah di kota
Tobelo. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif, yaitu analisa
untuk mendeskripsikan obyek yang diteliti dengan menggunakan data sampel. Analsisis deskriptif
yang digunakan adalah analsis kuantitatif dan analisis kualitatif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Profil Pedagang
Pedagang buah yang berada di kota Tobelo sebagian besar terdiri dari pedagang perempuan
yaitu sebesar 72,5 persen, sedangkan sisanya sebesar 27,5 persen adalah pedagang laki laki. Hasil
pengamatan juga menunjukkan bahwa padagang perempuan biasanya berjualan di lokasi pasar di
Kota Tobelo, sedangkan pedagang yang laki-laki biasanya berjualan secara berkeliling dengan
menggunakan mobil bak terbuka atau menjual pada lapak-lapak yang ada di pinggiran jalan di Kota
Tobelo.
Gambar 1 . Distribusi Pedagang Berdasarkan Jenis Kelamin
27,5
72,5
Distribusi Pedagang
Berdasarkan jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2
179
Umur ternyata mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Hasil penelitian Kumbadewi dkk
(2016) menunjukkan bahwa apabila umur meningkat sebesar satu satuan, maka produktivitas
mengalami kenaikan sebesar 0,467% dengan asumsi bahwa variabel pengalaman kerja, upah,
teknologi, dan lingkungan kerja adalah tetap. Hasil Penelitian menunjukan bahwa lebih dari 90%
responden berusia produktif, yakni kelompok umur sedangkan responden yang usianya sudah tidak
produktif kurang dari 50%. Umumnya semakin tinggi umur seseorang, kemampuan untuk bekerja
akan semakin meningkat sampai pada batasan tertentu, dan setelah itu kemampuannya akan menurun
Gambar 2 . Distibusi Pedagang berdasarkan kelompok umur
Pendidikan responden perlu dikaji karena pendidikan membentuk pola pikir seseorang untuk
lebih maju dan lebih menerima teori-teori baru. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan pengembangan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan formal
dikategorikan seperti tingkat pendidikan pada umumnya yaitu SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Pendidikan yang semakin tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja, karena pendidikan akan
merubah pola pandang dan pola pikir seseorang dalam menyikapi dan menerima sesuatu yang baru.
Pendidikan di Indonesia secara formal berjenjang dari TK hingga Perguruan Tinggi, namun tidak
semua orang dapat memperoleh kesempatan untuk mencapai jenjang pendidikan yang sama, hal ini
tergantung dari kemauan dan kemampuan.
90
10
Distribusi Pedagang
Berdasarkan kelompok Umur
< 60
>60
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2 ISBN : 976-602-60782-1-6
180
Gambar 3. Distribusi Pedagang berdasarkan Timgkat Pendidikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (52,2%) responden berpendidikan SD,
22,5% berpendidikan SMP, 20% lainnya berpendidikan SMA, sedangkan yang berpendidikan
Perguruan Tinggi (Diploma 2, Diploma 3, Strata 1) hanya sebesar 5%.
IV.2. Jenis Buah Yang Beredar di Kota Tobelo
Jenis buah yang dijual oleh pedagang di kota Tobelo beragam jenis. Berdasarkan pengamatan
terdapat 16 jenis buah yang diperjual-belikan oleh pedagang buah, baik buah lokal maupun buah
impor. Jenis buah tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel.1 Jenis buah yang beredar Pada Beberapa Pasar di Kota Tobelo
Nama Buah Nama Latin
Alpukat Persea americana
Anggur Vitis labrusca
Apel Malus domestica
Belimbing Manis Averrhoa carambola
Buah Naga Hylocereus undatus
Jeruk Manis Citrus sinensis
Kedondong Spondias Dulcis
Langsa / Duku Lansium domesticum
Lengkeng Dimocarpus longan
Mangga Mangifera indica
Nenas Ananas comosus
Pepaya Carica papaya L
Pisang Musa paradisiaca
Salak Salacca zalacca
Semangka Citrullus lanatus
Sirsak Annona muricata
Sumber : Data Primer
52,5
22,5
20
5
Distribusi Pedagang Berdasarkan
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2
181
Berdasarkan hasil yang diperoleh jenis buah yang diperjualbelikan oleh pedagang sebagian
besar merupakan buah lokal sebesar 85% dan sebesar 15 % pedagang yang menjual buah impor. Selain
itu dari hasil pengamatan beberapa jenis buah lokal yang tidak ditemukan di pasar karena pada saat
pengambilan data sedang tidak musim berbuah.
Gambar 4. Distribusi Pedagang berdasarkan Jenis Buah Yang dijual
Dalam jual beli buah, pedagang kadang tidak menjual hanya 1 jenis buah, tetapi pedagang
menjual beberapa jenis buah tergantung jenis buah yang bisa didapat atau yang sedang musim pada
saat tersebut. Distribusi pedagang berdasarkan jenis yang diperjualbelikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang buah menjual 1 – 3 jenis buah
atau 72,5% dari total pedagang yang diwawancarai, 20% lainnya menjual 4 – 6 jenis buah,
sedangkan hanya 7,5% yang menjual 7 – 9 jenis buah.
Gambar 5. Distribusi Pedagang berdasarkan Lokasi Berjualan
Persentase pedagang buah yang berlokasi di Pasar Modern dan Pasar Wosia masing-masing
sebesar 15%, diikuti oleh pedagang yang berjualan di Pasar samping Galaksi Mart yakni sebesar 4%,
selanjutnya diikuti oleh pedagang di seputaran jalan Desa Gosoma sebesar 3%, pedagang di
seputaran Tugu Hibualamo sebesar 2% dan pedagang di seputaran jalan Desa Gura Muka sebesar 1%.
29
8
3
Distribusi Pedagang Berdasarkan Jenis Buah yang Dijual
jenis
.1 - 3
.4 - 6
.7 - 9
15
15
42
3 1
Distribusi Pedagang Berdasarkan
Lokasi Berjualan
pasarmodern
pasar wosia
sampinggalaksi
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2 ISBN : 976-602-60782-1-6
182
Berdasarkan hasil wawancara, lokasi tempat jualan tersebut dipilih oleh pedagang karena selain
sebagai tempat representatif bagi pedagang yang telah disediakan oleh pengelola (khusus untuk
lokasi pasar), pedagang juga memilih tempat tersebut karena letaknya yang strategis, berada pada
poros jalan utama dan ramai didatangi oleh konsumen.
IV.3. Jenis Buah Berdasarkan Laju Kematangan
Tingkat kematangan buah dipengaruhi oleh laju respirasi yang terjadi pada buah, dimana setiap
buah memiliki laju respirasi yang berbeda-beda. Laju respirasi yang berbeda dikelompokkan dalam
buah klimaterik dan buah non klimaterik. Pengelompokan jenis buah yang beredar di Pasar Tobelo
berdasarkan laju kematangan dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Pengelompokan Buah Klimaterik dan non klimaterik yang Beredar di Pasar Tobelo.
Klimaterik Non Klimaterik
Alpukat Buah Naga
Apel Anggur
Belimbing Manis Jeruk Manis
Kedondong
Langsa / Duku
Nenas
Semangka
Pepaya Lengkeng
Pisang Salak
Mangga
Sirsak
Sumber : Data Primer
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 9 jenis buah-buahan yang tergolong dalam jenis buah
klimaterik dan sisanya 7 jenis buah-buahan yang tergolong dalam buah non klimaterik. Dari hasil
wawancara pedagang memilih jenis buah untuk diperdagangangkan selain karena faktor modal,
kemudahan mendapatkan jenis buah, padagang memilih jenis buah juga bukan berdasarkan
pengetahuan khusus tentang pengelompokkan buah tersebut, tetapi pemilihan buah non klimaterik
dipengaruhi oleh pemahaman pedagang bahwa buah tersebut tahan disimpan lama. Jumlah pedagang
yang memilih buah non klimaterik sama besar dengan pedagang yang memilih buah klimaterik yakni
sebesar 50% .
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2
183
IV.4. Saluran Pemasaran
Hasil penelitian menunjukkan saluran pemasaran produk buah-buahan terbagi dalam 3
saluran seperti gambar dibawah ini.
Gambar 6. Saluran pemasaran Buah di Kota Tobelo
Dari ketiga saluran pemasaran di atas, yang paling dominan adalah saluran pemasaran 1
sebesar 21 %, diikuti oleh saluran pemasaran 2 sebesar 13 %, dan yang terkecil saluran pemasaran 3
sebesar 6 %. Sebagian besar petani secara langsung menjual produk buah-buahan langsung ke pasar,
karena sebagian besar lokasi kebun dan tempat tinggal petani dekat dengan lokasi pasar ( ± 5 – 7 Km).
Sedangkan saluran pemasaran 2, pedagang pengecer biasanya langsung mengambil produk buah-
buahan langsung dari petani dengan jalan petani langsung mengirim ke setiap pedagang. Sedangakan
saluran pemasaran 3, biasanya pedagang mendapatkan produk buah-buahan dari pedagang pengumpul
yang langsung mendatangi petani. Umumnya pedagang pengumpul yang membeli produk buah-
buahan memiliki hubungan secara emosional baik hibungan keluarga maupun hubungan pertemanan.
V. KESIMPULAN
1. Jenis buah yang dijual di pasar Tobelo sebanyak 16 jenis dimana 85% merupakan buah lokal dan
15% lainnya buah impor.
2. Terdapat 3 saluran pemasaran buah di kota Tobelo, yaitu saluran I : Petani – Pedagang, saluran
pemasaran II : Petani – Pengecer – Konsumen, dan saluran pemasaran III : Petani – Pengumpul -
Pengecer - Konsumen.
Saluran 2
Saluran 1
Petani Konsumen Pengecer
Pengecer Pengumpul
Saluran 3
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2 ISBN : 976-602-60782-1-6
184
VI. PUSTAKA
Anonim 2017, Potensi Buah Lokal Semakin Go Internasional, Setiap Tahun Ekspor
Naik.https://news.trubus.id/post/potensi-buah-lokal-semakin-go-internasional-setiap-tahun-ekspor-naik-4734 diakses 20 Februari 2018.
Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat Jalan Budi Utomo No. 45 Siantan Hulu
Pontianak E-mail : [email protected]
Firdaus M, Manejemen Agribisnis, Edisi 2, Bumi Aksara Jakarta, 2009
Jhon D. H dan Kilmanun J. C. Penanganan Pasca Panen Penyimpanan untuk Komoditas Hortikultura.
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1015 Banjarbaru, 20 Juli 2016 hal
1016
Kotler P, Keller K.N, Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2, Edisi 13, Erlangga Jakarta, 2009
Kumbadewi L. S, dkk 2016. Pengaruh Umur, Pengalaman Kerja, Upah, Teknologi Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Siagian, Hotman Febrianto. 2009 . Penggunaan Bahan Penjerap Etilen Pada Penyimpanan Pisang
Barangan Dengan Kemasan Termodifikasi Atmosfer Aktif. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatra Utara
Utama, I.M.S dan Antara, N.S, 2013. Pasca Panen Tanaman Tropika : Buah dan Sayuran (Post
Harvest of Tropical Plant Products: Fruit and Vegetable). Udayana University
ISBN : 976-602-60782-1-6
Prosiding Seminar Nasional Pertanian
Peternakan Terpadu 2