bab 8 uang beredar & kebijakan moneter
DESCRIPTION
Kebijakan MoneterTRANSCRIPT
Uang Beredar Jumlah Uang Beredar (JUB) tidak seluruhnya
ditentukan oleh Pemerintah. Perilaku bank-bank dan masyarakat umum ikut menentukan pula proses timbulnya uang beredar, meskipun pemerintah masih tetap merupakan pelaku yang paling menentukan.
Dua pengertian tentang uang beredar; Narrow money, uang kartal dan uang giral Broad money, narrow money ditambah uang quasi
Quasi money mencakup saldo deposito berjangka dan simpanan tabungan di bank.
Uang Inti (Reserve Money)
Proses penciptaan uang beredar berawal dari timbulnya uang inti (reserve money), uang inti adalah seluruh uang yang dikeluarkan oleh pemerintah (bank sentral) ditambah saldo rekening koran milik bank-bank (atau masyarakat) pada bank sentral. Uang inti bisa pula dilihat sebagai penjumlahan antara uang kartal dengan cadangan bank (bank reserve).
Jumlah uang inti di masyarakat meningkat karena tiga sebab-sebab; Surplus neraca pembayaran, Defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, Kenaikan kredit bank sentral kepada bank-bank dan kepada
lembaga-lembaga lain. Keadaan sebaliknya menyebabkan kondisi jumlah uang inti berkurang.
Dalam proses penciptaan uang, bagian dari uang inti yang dipegang oleh masyarakat umum langsung menjadi uang kartal, sedangkan sisanya yang dipegang oleh bank-bank umum sebagai cadangan bank kemudian “melipatkan diri” menjadi uang giral.
Uang Inti (reserve money)
Uang yang dikeluarkan olehBank Sentral (Pemerintah)
Saldo Rekening Koran (Giro)Pada Bank Sentral
Di Masyarakat Umum Di Bank Umum Milik Bank-Bank
Uang Kartal
+
Cadangan Bank
Sebagai Jaminan
Rekening Giro pada BankMilik Masyarakat
Jumlah Uang Beredar (JUB)
+
Money Multiplier
Proses penciptaan uang beredar dari uang inti tersebut diringkas dalam konsep money multiplier yang menghubungkan antara jumlah uang inti dengan jumlah uang beredar. Nilai dari money multiplier tergantung kepada; Kecenderungan masyarakat memegang uangnya dalam bentuk
uang kartal (u). Berapa besar cadangan yang dipegang bank untuk menjamin
uang giral (v).Semakin besar u dan v semakin kecil nilai money multiplier. Nilai
money multiplier biasanya lebih besar dari satu, artinya setiap Rp. 1 uang inti bisa menimbulkan lebih dari Rp.1 uang beredar.
Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan untuk
mempengaruhi proses penciptaan uang beredar tersebut. Pemerintah (Bank Sentral) bisa melakukan hal ini dengan mempengaruhi secara tidak langsung nilai money multiplier dan secara langsung besarnya uang inti. Berbagai instrumen kebijakan moneter tersedia untuk ini.
Menurut Keynes, kebijakan moneter bisa mempengaruhi situasi makro lewat jumlah uang beredar, tingkat bunga, pengeluaran investasi dan selanjutnya permintaan agregat. Akhir-akhir ini ekonom mulai memberikan perhatian mereka kepada kebijakan “Supply Side”, yaitu kebijakan (moneter) yang bisa mempunyai pengaruh lansung terhadap penawaran agregat (menggeser kurva penawaran agregat). Tetapi sampai sekarang belum ada teori yang mantap mengenai “Sisi Penawaran” ini.
Kebijakan Moneter (istilah lainnya kebijakan uang ketat ) adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan ( lebih baik ) dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.
Kebijakan moneter
Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua, yaitu : Kebijakan moneter yang bersifat
kuantitatif, yaitu kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian.
Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif
Instrumen Kebijakan Moneter (Bersifat Kuantitatif)…1
Mempengaruhi Money Multiplier (secara kuantitatif); Cash-Ratio (minimum reserve requirement ratio) Discount-rate (kebijaksanaan suku bunga) Bunga Giro dan Deposito
Yang mempengaruhi Uang Inti; Pajak Ekspor Sertipikat Ekspor Bea Masuk Pajak lain Pengeluaran Pemerintah Bunga Kredit Bank Pengawasan Kuantitatif Credit Ceiling
Instrumen umum : Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation) Politik Cadangan Minimum (Reserve Requirement
Policy) Politik Diskonto (Rediscount Rate Policy)
Operasi pasar terbuka ( open market operation ) Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang
yang bredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah.
Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Instrumen Kebijakan Moneter (Bersifat Kuantitatif)…2
Fasilitas Diskonto ( Discount Rate) Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto
yang maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman ( tingkat diskonto ). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya
Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Instrumen Kebijakan Moneter (Bersifat Kualitatif)
Pengawasan pinjaman secara selektif, yaitu menentukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan. Instrumen selektif : Margin Requirements, Penentuan Tingkat Bunga
Pembujukan moral, yaitu Bank Sentral mengadakan pertemuan-pertemuan langsung dengan pimpinan-pimpinan bank umum untuk meminta bank-bank umum melakukan langkah-langkah tertentu. Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang yang beredar. Instrumen Moral Suasion (Open Mouth Policy).
Instrumen Moneter Bank Indonesia Cash Ratio (minimum reserve requirement
ratio) Discount rate (kebijaksanaan suku bunga) Open market operation (operasi pasar terbuka) Refinancing facility Credit Allocation Foreign exchange rate
Efektifitas Kebijakan Moneter Ada dua kritik mengenai keampuhan kebijakan moneter dalam
praktek. Keynes mengatakan bahwa kebijakan moneter tidak efektif
dalam masa depresi karena adanya “liquidity trap”, hal ini timbul karena tingkat bunga menjadi tidak elastis terhadap perubahan jumlah uang beredar.
Milton Friedman dkk berpendapat bahwa pengaruh kebijakan moneter sulit diterka (kapan dan berapa besar) sehingga menyulitkan penggunaannya dalam praktek. Mereka menyarankan agar pemerintah secara otomatis dan teratur menaikkan jumlah uang beredar sesuai dengan kenaikan kebutuhan uang rata-rata sebagai ganti dari kebijakan moneter.
Banyak faktor yang mempengaruhi pemerintah dan sistem bank dalam menentukan jumlah penawaran uang pada suatu waktu tertentu.
Tingkat bunga tidak mempunyai peranan dalam menentukan jumlah uang yang ditawarkan pada suatu waktu tertentu.
Penawaran Uang
The Determination of the Interest Rate
In equilibrium, the supply of central bank money (H) is equal to the demand for central bank money
Deriving the Demand for Money
Motives for Holding Money
• Transactions demand – to make transactions without first having to convert other assets to money.
• Speculative demand – to avoid risks of capital loss from holding assets the price of which goes down.
• Precautionary demand – Tends to rise in times of uncertainty.
For a given level of nominal income, a lower interest rate increases the demand for money. At a given interest rate, an increase in nominal income shifts the demand for money to the right.
Perubahan tingkat bunga dalam analisis parsial saat ada pergeseran baik permintaan dan penawaran uang
0 0Jml Uang Beredar Jml Uang Beredar
Tingkat Bunga Tingkat Bunga
r2
r1
r1
r2
DmY1
DmY2
Dm
MS MS1 MS2
Kebijakan moneter dijalankan dalam rangkaian perubahan dalam perekonomian yang akhirnya menyebabkan perubahan pendapatan nasional dan penggunaan tenaga kerja. Rangkaian perubahan ini disebut dengan mekanisme transmisi, yaitu
∆r → ∆I → ∆AE → ∆Y
Dimana :
1. Kebijakan moneter merubah tingkat bunga (∆r)2. Tingkat bunga merubah investasi (∆I)3. Investasi merubah pembelanjaan agregat (∆AE)4. Perubahan pembelanjaan agregat dapat merubah pendapatan nasional dan penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian (∆Y)
FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER
Perbedaan tingkat elastisitas permintaan uang
Perbedaan elastisitas efisiensi modal marginal (MEI)
Perubahan dalam marginal propensity to consume (MPC)
MEI
MEI
A
B
C
Investasi (yg diperlukan)Io I1 I2
Tk pengembalian modal
Ro
R1
R2
Investasi menguntungkan apb nilai R (tk pengembalian modal) > suku bunga (r) Suku bunga tinggi investasi berkurang