jenis iud

21
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM BAB I PENDAHULUAN Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah perangkat kecil, flexibel, terbuat dari plastik yang ditempatkan kedalam rahim, dengan benang yang lembut di bagian atas janinnya. Pelepasan AKDR dapat dilakukan sesuka hati, walaupun dapat dipertahankan sampai 10 tahun. AKDR menghambat proses terjadinya fertilisasi. Dikatakan bahwa AKDR memiliki angka keberhasilan 99.2% sampai 99.9% dalam mencegah kehamilan. Tetapi perlu diingat, AKDR tidak melindungi akan IMS, termasuk HIV. EPIDEMIOLOGI Alat Kontrasepsi Dalam Rahim menduduki peringkat kedua angka keberlanjutan 1 tahun dan jangka panjang di bawah kontrasepsi implan. Angka keberhasilan 1 tahun setara dengan pada kontrasepsi oral. Hal ini hamper pasti disebabkan oleh efektivitas dan sifat kontrasepsi yang hanya sekali pakai. Sekarang sudah dipastikan bahwa mekanisme kerja utama AKDR bukanlah sebagai aborifasien (menyebabkan abortus) melainkan kontrasepsi. Risiko infeksi panggul jauh berkurang berkat pemakaian benang monofilament dan teknik-teknik baru yang menjamin keamanan pemasangannya. Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 1 RSUD CIAWI Periode

Upload: richy-katili

Post on 25-Jul-2015

608 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

BAB I

PENDAHULUAN

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah perangkat kecil,

flexibel, terbuat dari plastik yang ditempatkan kedalam rahim, dengan

benang yang lembut di bagian atas janinnya. Pelepasan AKDR dapat

dilakukan sesuka hati, walaupun dapat dipertahankan sampai 10 tahun.

AKDR menghambat proses terjadinya fertilisasi. Dikatakan bahwa AKDR

memiliki angka keberhasilan 99.2% sampai 99.9% dalam mencegah

kehamilan. Tetapi perlu diingat, AKDR tidak melindungi akan IMS,

termasuk HIV.

EPIDEMIOLOGI

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim menduduki peringkat kedua angka

keberlanjutan 1 tahun dan jangka panjang di bawah kontrasepsi implan. Angka

keberhasilan 1 tahun setara dengan pada kontrasepsi oral. Hal ini hamper pasti

disebabkan oleh efektivitas dan sifat kontrasepsi yang hanya sekali pakai.

Sekarang sudah dipastikan bahwa mekanisme kerja utama AKDR bukanlah

sebagai aborifasien (menyebabkan abortus) melainkan kontrasepsi. Risiko infeksi

panggul jauh berkurang berkat pemakaian benang monofilament dan teknik-teknik

baru yang menjamin keamanan pemasangannya.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 1RSUD CIAWIPeriode

Page 2: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) adalah perangkat yang dimasukin

kedalam rahim. Terbuat dari rangka plastik yang lentur, dan benang yang terbuat

dari tembaga, atau hormon progestin (levonogestrel). Baik pemasangan IUD

hormonal maupun tembaga tidak akan dapat dirasakan oleh wanita, sehingga IUD

banyak dipakai oleh wanita. Wanita yang ingin melepaskan IUD dapat dilakukan,

meskipun IUD dapat dipertahankan sampai 10 tahun.

A. MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa

mekanisme kerja IUD yang telah diajukan:

1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non – spesifik di dalam cavum uteri sehingga

implantasi sel terlur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan munculnya

lekosit, PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma

yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa/ovum dan blastocyst.

2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya

implantasi.

3. Gangguan/ terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.

4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.

5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

6. Dari penelitian – penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah

spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi).

7. Untuk IUD yang mengandung Cu:

a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim

carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita dimana

Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan

terjadinya implantasi; dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 2RSUD CIAWIPeriode

Page 3: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.

c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium

d. Mengganggu metabolism glikogen.

Penambahan Ag pada IUD yang mengandung Cu mempunyai maksud untuk

mengurangi fragmentasi dari Cu.

8. Untuk IUD yang mengandung hormone progesterone:

a. Gangguan proses pematangan proliferative – sekretoir sehingga timbul penekanan

terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap

berada dalam fase decidual/progestational).

b. Lendir seviks yang menjadi lebih kental/tebal karena pengaruh progestin.

Dari uraian di atas, maka IUD tampaknya tidak:

1. Mencegah ovulasi

2. Mengganggu corpus luteum

B. JENIS-JENIS AKDR

AKDR di Amerika terdiri dari 2 merek yang sering dipakai, yaitu

ParaGard dan Mirena. Mirena memiliki sejumlah kecil hormon Progesteron

sintetis yang masuk ke dalam dinding rahim. Wanita dengan IUD ini

biasanya memiliki gejala lebih ringan yaitu periode menstruasi kurang

menyakitkan. Lainnya tidak memiliki periode menstruasi. Beberapa

keluhan yang dirasakan adalah memiliki perubahan suasana hati, kurang

dapat menikmati saat berhubungan sex, atau sakit kepala. Akan tetapi

keluhan ini jarang dijumpai.

ParaGard memiliki sepotong plastik yang dililitkan dengan tembaga.

Banyak yang menggunakan IUD ini dikarenakan tidak mengandung

hormon buatan. Keluhan yang dapat ditemukan dengan pengguna IUD ini

adalah periode menstruasi yang lebih menyakitkan dan perdarahan lebih

banyak dibandingkan biasanya.

Di Indonesia pun juga menggunakan IUD yaitu tipe Hormonal dan

Non-Hormonal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 3RSUD CIAWIPeriode

Page 4: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Nonhormonal

1. Copper-T (T380A, NOVA T)

Merupakan IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di

mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. IUD

ini memiliki masa efektif mencapai 10 tahun, setelah masa habis, harus

diganti dengan yang baru. Mekanisme pastinya masih belum jelas,

tetapi beberapa teori mengatakan perjalanan dan viablitias sperma

terganggu., kecepatan transport sel telur, dan menyebabkan kerusakan

pada sel telur itu sendiri. Menurut hasil data di USA, angka kehamilan

awal tahun 0.6% dan meningkat menjadi 1.9% pada 10 tahun

pemakaian. Pada NOVA T yang membedakannya hanyalah ditambah

pada intinya dengan perak sehingga tidak mudah rusak.

Gambar : Copper T

2. Copper 7

Berbentuk seperti angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti Copper T.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 4RSUD CIAWIPeriode

Page 5: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Gambar : Copper 7

3. Multiload

IUD ini dibuat dari bahan plastik (polyethelene) dengan dua

tangan kanan dan kiri berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya 3.6

cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan

250 mm2 (bertahan sampai 3 tahun) atau 375 mm 2 (bertahan sampai 5

tahun) untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran yaitu standar, small,

dan mini. Mekanisme kerja sama dengan Copper T, hanya saja

Multiload lebih mudah di insersi daripada Copper-T.

Gambar : Multiload

4. Lippes Loop

Lippes Loop terbuat dari plastik, bentuknya seperti spiral atau hurus

“S” bersambung. Untuk memudahkan kontrol maka dipasang benang

pada ekornya. Pada tipe ini sering sekali terjadinya ekspulsi tetapi

memiliki angka efektivitas yang cukup tinggi. Beberapa Lippes Loop

yang dimodifikasi dengan menambahkan tembaga dapat mengurangi

terjadinya ekspulsi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 5RSUD CIAWIPeriode

Page 6: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Tabel : Perbandingan antara IUD non-hormonal

Gambar : Lippes Loop

Hormonal

Mirena (levonorgestrel)

Berbentuk T berbahan plastik (polyethilen) dengan batang yang terselebungi

oleh polydimethylsiloxane/ campuran levonorgestrel. Mirena akan melepaskan

hormon levonorgestrel di uterus dengan pelepasan 20 mcg/hari, dimana

mengurangi efek sistemik dari progestin. Hormon ini selanjutnya akan memberikan

pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang

masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk bergerak karena suasana

lendir rahim yang lebih mampat. Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang

juga sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim menjadi lebih kental.

Pada IUD tipe hormonal ini memiliki masa efektivitas sampai 5 tahun. Karena

kontrasepsi Mirena ini adalah kontrasepsi yang mengandung hormon maka perlu

diketahui adanya efek samping jika Mirena ini tidak cocok dipaka. Efek sampingnya

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 6RSUD CIAWIPeriode

Page 7: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

sama seperti pada pil suntik atau implant. Yakni berpengaruh pada metabolisme tubuh

sehingga akan memberi pengaruh pada bobot tubuh.

Gambar : Mirena

C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR

Tentu saja setiap penggunaan Kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian

masing-masing. Pada IUD pun juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Keuntungan IUD dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :

Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi ( 1 kegagalan dalam 125-170

kehamilan) .

Dapat efektif segera setelah pemasangan .

Metode jangka panjang ( IUD Copper T 380 A bekerja hingga 10 tahun;

IUD Nova T hingga 5 tahun dan IUD Mirena 1 tahun) .

Tidak tergantung pada daya ingat .

Tidak mempengaruhi hubungan seksual .

Tidak mempengaruhi hubungan seksual .

Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik) .

Untuk IUD selain IUD Mirena tidak ada efek samping hormonal

seperti .kenaikan berat badan, flek pada kulit, flek di antara haid (spotting)

dll.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 7RSUD CIAWIPeriode

Page 8: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Keuntungan IUD

Hormonal

Efektivitasnya tinggi

Dapat menghilangkan menstruasi , beberapa wanita menyukainya

Mengurangi rasa sakit saat menstruasi

privasi – tak bisa dilihat atau dirasakan

Tidak memerlukan tindakan dari pengguna

Non - hormonal

Tidak memerlukan tindakan dari pengguna

privasi – tak bisa dilihat /dirasakan

Efektivitasnya tinggi

Tidak menyebabkan efek hormonal seperti perubahan mood

Kerugian IUD

a. Hormonal

- Tidak ada proteksi terhadap Infeksi Menular Seks (IMS).

- Perlu petugas medis untuk melakukan insersi dan mengeluarkan IUD.

- Perdarahan yang tak teratur selama siklus haid.

- Dapat menghilangkan siklus menstruasi , beberapa wanita tak menyukainya

b. Non – hormonal

- Tidak ada proteksi terhadap IMS.

- Perlu petugas medis untuk melakukan insersi dan mengeluarkan IUD

- Perdarahan yang tak teratur selama siklus haid

- Nyeri yang lebih berat saat menstruasi

D. PEMASANGAN DAN PELEPASAN AKDR

Pertama, kita melakukan diskusi dengan pasien tentang IUD. Kemudian

petugas medis atau dokter melakukan pemasangan IUD. Insersi IUD memerlukan

waktu sekitar 5 sampai 15 menit dan beberapa wanita hampir tidak merasakan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 8RSUD CIAWIPeriode

Page 9: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

pemasangan IUD, Tetapi beberapa wanita merasakan sakit saat dilakukannya

pemasangan IUD.

Pada kasus yang jarang, IUD dapat menyebabkan perforasi uterus. Jika ini

terjadi IUD harus dilepaskan dan umumnya uterus dapat sembuh secara sempurna.

Kadang – kadang, pada beberapa kasus perforasi uterus, IUD masuk ke dalam rongga

abdomen dan tertanam pada dinding uterus. Jika hal ini terjadi, harus dilakukan

tindakan bedah untuk mengeluarkan IUD.

Ketika suatu saat IUD ingin dilepaskan, tindakan pelepasan IUD hanya

membutuhkan waktu beberapa detik. Dengan menggunakan speculum pada vagina

wanita, petugas medis atau dokter menarik dengan pelan – pelan benang IUD.

Tindakan pelepasan IUD termasuk mudah dan kadang – kadang wanita tidak

merasakan saat IUD dilepaskan.

Yang dapat memakai IUD adalah:

- usia reproduktif.

- keadaan nulipara (yang belum mempunyai anak).

- menginginkan kontrasepsi jangka panjang.

- menyusui.

- setelah mengalami keguguran dan tidak terlihat adanya infeksi.

- risiko rendah IMS.

- tidak menghendaki metode kontrasepsi hormonal.

Pemasangan IUD dilakukan saat :

- kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil.

- pemasangan dapat langsung dipasang baik setelah operasi saesar maupun

persalinan normal.

- setelah keguguran atau aborsi :

jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh

dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari

terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 9RSUD CIAWIPeriode

Page 10: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh.

Pakai metode kontrasepsi yang lain.

- jika ganti dari  metode yang lain :

jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak

bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang.

(Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan

benar).

Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan pada saat pemasangan IUD

yaitu :

Jenis AKDR yang dipakai.

Waktu untuk melepas AKDR.

Perubahan menstruasi dan kram adalah hal biasa : datang kembali ke tenaga

kesehatan jika mengganggu.

Kembali dalam 3-6 minggu, atau setelah masa haid berikutnya untuk

pemeriksaan

Temui bidan / tenaga kesehatan jika :

o Terlambat haid, atau merasa hamil.

o Mungkin terinfeksi IMS atau HIV.

o Benang AKDR berubah panjang atau hilang.

o Sangat nyeri pada bagian bawah perut.

Untuk melakukan permeriksaan benang IUD, selain datang ke petugas

kesehatan atau dokter, kita bisa melakukannya secara sendiri. Beberapa hal yang

harus diperhatikan bila ingin memeriksa sendiri adalah:

Cuci tangan.

Duduk dalam posisi jongkok.

Masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim.

Cuci tangan setelah selesai.

Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan:

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 10RSUD CIAWIPeriode

Page 11: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Ekspulsi

Kerja kontraseptif tidak efektif

Perforasi uterus

Untuk sukses/ berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal yaitu:

Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserter – nya.

Waktu/ saat insersi

Tehnik insersi

Penjelasan prosedurnya kepada calon akseptor

Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondase uterus

Tehnik a dan anti sepsis

Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam uterus (fundus uteri) tanpa

menembus/ perforasi myometrium.

E. KONTRAINDIKASI AKDR

Copper T (380A, NOVA T) :

1. Hamil atau dicurigai hamil.

2. Kelainan uterus yang menyebabkan distorsi rongga uterus.

3. Penyakit radang panggul (PRP) akut atau riwayat PRP.

4. Endometritis pascapartum atau abortus terinfeksi dalam 3 bulan terakhir.

5. Diketahui atau dicurigai terdapat keganasan uterus atau serviks, termasuk kelainan

hasil Pap smear yang belum teratasi.

6. Perdarahan genital yang sebabnya tidak diketahui.

7. Servisitis atau vaginitis akut yang tidak diobati, termasuk vaginosis bakterialis,

sampai infeksi teratasi.

8. Penyakit Wilson.

9. Alergi terhadap tembaga.

10. Pasien atau pasangannya memiliki banyak pasangan seksual.

11. Keadaan-keadaan yang menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi

oleh mikroorganisme yang mencakup (tetapi tidak terbatas pada) leukemia,

sindrom imunodefisiensi didapat (AIDS), dan penyalahgunaan obat intravena.

12. Aktinomikosis genital.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 11RSUD CIAWIPeriode

Page 12: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

13. Riwayat menjalani pemasangan AKDR yang belum dikeluarkan.

Mirena

1. Hamil atau dicurigai hamil.

2. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan yang merupakan predisposisi kehamilan

ektopik.

3. Adanya atau riwayat PRP atau factor yang merupakan predisposisi PRP.

4. Pasien atau pasangannya memiliki banyak pasangan seksual.

5. Adanya atau riwayat satu atau lebih infeksi menular seksual termasuk (tapi tidak

terbatas pada) gonorea atau infeksi klamidia.

6. Endometritis pascapartum atau abortus terinfeksi.

7. Involusi uterus yang tidak sempurna setelah abortus atau kelahiran anak.

8. AKDR yang sebelumnya terpasang belum dikeluarkan.

9. Riwayat bedah panggul yang mungkin berkaitan dengan peningkatan risiko

kehamilan ektopik, misalnya: pembedahan tuba falopii atau pembedahan untuk

perlekatan di panggul atau endometriosis.

10. Kelainan uterus yang menyebabkan distorsi rongga uterus atau uterus yang

berukuran <6 cm atau >10 cm dengan sonde.

11. Diketahui atau dicurigai terdapat keganasan uterus atau serviks, termasuk kelainan

hasil Pap smear yang belum diatasi.

12. Perdarahan genital yang sebabnya tidak diketahui.

13. Vaginitis atau servisitis kecuali apabila dan sampai infeksi telah diberantas dan

terbukti bukan gonokokus atau klamidia.

14. Aktinomikosis genital.

15. Keadaan atau pengobatan yang menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap

infeksi oleh mikroorganisme yang mencakup (tetapi tidak terbatas pada) leukemia,

diabetes, riwayat endocarditis, atau penyakit jantung tipe tertentu yang

menyebabkan peningkatan risiko endocarditis, AIDS, dan keadaan-keadaan yang

memerlukan terapi kortikosteroid jangka panjang.

16. Penyalahgunaan obat intravena.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 12RSUD CIAWIPeriode

Page 13: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

F. EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI AKDR

Efek samping dari IUD :

1. Rasa sakit / nyeri :

Pengobatan analgetika atau prostaglandin inhibitor.

2. Muntah, keringat dingin dan syncope :

a. Terjadi pada <1%

b. Penyebab reaksi vaso – vagal

c. Pencegahan pemberian atropine 0,4 – 0,5 mg IM/IV , sedative

ringan dan anestesi lokal

d. Pengobatan istirahat dalam posisi horizontal inhalasi ammonia

3. Perforasi uterus

a. Angka kejadian kira – kira 1,2 per 1000 insersi IUD.

b. Lebih sering terjadi pada tehnik insersi push out.

c. Perforasi dapat:

1. Partial

2. Komplit

d. Gejala – gejala perforasi :

1. Rasa sakit/nyeri yang tiba – tiba dan/atau

perdarahan

2. Tetapi perforasi dapat pula asymptomatis atau silent

4. Ekspulsi IUD secara spontan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 13RSUD CIAWIPeriode

Page 14: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

BAB III

KESIMPULAN

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) adalah perangkat yang dimasukin

kedalam rahim. Terbuat dari rangka plastik yang lentur, dan benang yang terbuat

dari tembaga, atau hormon progestin (levonogestrel). Baik pemasangan IUD

hormonal maupun tembaga tidak akan dapat dirasakan oleh wanita, sehingga IUD

banyak dipakai oleh wanita. Wanita yang ingin melepaskan IUD dapat dilakukan,

meskipun IUD dapat dipertahankan sampai 10 tahun.

Mekanisme AKDR/IUD sampai saat ini belum dapat dijelaskan. Tetapi

terdapat beberapa teori yang mendasari, yaitu : 1. Radang reaksi lokal cavum

uteri, 2. Menganggu proses implantasi, 3. Kadar prostaglandin meningkat dan

masih banyak lainnya.

Penggunaan IUD tembaga maupun hormonal memiliki kelebihan dan

keuntungan masing-masing. Pemilihan ditentukan sesuai kebutuhan dari

pengguna. AKDR memiliki angka keberhasilan 99.2% sampai 99.9% dalam

mencegah kehamilan. Tetapi perlu diingat, AKDR tidak melindungi akan IMS,

termasuk HIV.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 14RSUD CIAWIPeriode

Page 15: JENIS IUD

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono. Ilmu kebidanan Cetakan Kesembilan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.2007

2. Bari abdul, affandi biran dkk. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2006

3. Cole Lynda P, David A. Eldeman. A Comparison of the Lippes Loop and

Two Copper-Bearing Intrauterine Devices , In : Int J Gynaecol Obstet 18:

35-39,1980.

4. Annonymous. Intrauterine Devices (IUD). Cedar River Clinic.2011

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetrik dan GinekologiFakultas Ilmu Kedokteran Universitas Tarumanagara Page 15RSUD CIAWIPeriode