materi iud

25
About Us Daftar Polling Peluang Usaha IUD (Intra Uterine Device) Atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Posted on 16 October, 2008. Filed under: Kep. Maternitas | Tags: kontrasepsi | adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral. Jenis-jenis IUD di Indonesia a. Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

Upload: wiky-wijaksana

Post on 13-Aug-2015

144 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi IUD

About   Us  

Daftar  

Polling  

Peluang   Usaha

IUD (Intra Uterine Device) Atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)Posted on 16 October, 2008. Filed under: Kep. Maternitas | Tags: kontrasepsi |

adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.

Jenis-jenis IUD di Indonesiaa. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baruIUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

b. Copper-7IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

Page 2: Materi IUD

c. Multi Load IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

d. Lippes LoopIUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

Cara KerjaMenghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopiiMempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteriIUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma

sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasiEfektifitasIUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe

Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8

tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:Usia reproduktifKeadaan nuliparaMenginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjangPerempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsiSetelah melahirkan dan tidak menyusuiSetelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksiRisiko rendah dari IMSTidak menghendaki metoda hormonalTidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hariTidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggamaPerokokGemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Kontraindikasi

Page 3: Materi IUD

Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah

Belum pernah melahirkanAdanya perkiraan hamilKelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat

kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.Perdarahan vagina yang tidak diketahuiSedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septikKelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi

kavum uteriPenyakit trofoblas yang ganasDiketahui menderita TBC pelvikKanker alat genitalUkuran rongga rahim kurang dari 5 cmKeuntunganMenurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam

125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun

IUD dapat efektif segera setelah pemasanganMetode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman

terhadap risiko kehamilanTidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380ATidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu

kualitas dan kuantitas ASIDapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)Dapat digunakan sampai menopauseTidak ada interaksi dengan obat-obatMembantu mencegah kehamilan ektopikSetelah IUD dikeluarkan, bisa langsung suburKerugianSetelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:

Page 4: Materi IUD

1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.

2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain

sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda

menemukan gejala-gejala diatas.Efek Samping dan KomplikasiEfek samping umum terjadi:

perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit

Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDSTidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasanganPenyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat

memicu infertilitasProsedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUDSedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya

menghilang dalam 1 – 2 hariKlien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepasMungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera

setelah melahirkan)Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan

normalPerempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.Waktu Pemasangan

Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :

2 sampai 4 hari setelah melahirkan40 hari setelah melahirkansetelah terjadinya keguguranhari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haidmenggantika metode KB lainnyaWaktu Pemakai Memeriksakan Diri1 bulan pasca pemasangan3 bulan kemudiansetiap 6 bulan berikutnyabila terlambat haid 1 mingguperdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnyaKeluhan-keluhan pemakai IUDKeluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya

Page 5: Materi IUD

berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.

Page 6: Materi IUD

Alat Kontrasepsi Yang AmanPosted by Alat Kontrasepsi

Merawat, mendidik, dan membesarkan anak tidak mudah karena

memerlukan kesiapan mental dan fisik orang tua. Memberi jarak yang

cukup antara anak pertama, kedua, dengan anak berikutnya sangat

penting. Untuk dapat mengatur waktu kehamilan, baik isteri maupun

suami perlu mepertimbangkan penggunaan suatu metode alat

kontrasepsi yang aman.

Pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan segera setelah masa nifas

habis. Karena pada waktu tersebut ibu akan kembali memasuki masa subur

yang diperkirakan terjadi ovulasi (lepasnya sel telur matang dari

folikel/kantung pada indung telur). Jika pada masa subur Anda melakukan

hubungan intim tanoa kontrasepsi, mungkin saja terjadi kehamilan kembali.

Oleh sebab itu, perlu memilih alat kontrasepsi yang aman.

Sebelum memilih alat kontrasepsi yang aman dan yang diinginkan,

diskusikan hal ini dengan pasangan. Tentukan siapa yang akan menjalani

metode alat kontrasepsi yang aman. Saat ini pria pun dapat menjadi

pengguna alat kontrasepsi secara aman dan nyaman. Lakukan pula

konsultasi dengan dokter kandungan. Riwayat kesehatan Anda berdua

dapat menjadi acuan memilih alat kontraspesi paling tepat. Beberapa ibu

yang mempunyai alergi tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi tertentu.

Page 7: Materi IUD

Saat ini banyak sekali pilihan  alat kontrasepsi.  Yang sebaiknya

dipertimbangkan pertama kali adalah metode kontrasepsi non-hormonal

atau tidak menggunakan hormon sebagai bahan aktifnya. Jenis ini tidak

akan menganggu proses laktasi bagi ibu yang tengah menyusui bayi.Posted in Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat

kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang

paling aman, Cincin vagina, Diafragma, KB (keluarga Berencana), Kondom, Kondom perempuan, Kontrasepsi

Hormonal | Leave a comment

Alat Kontrasepsi KBPosted by Alat Kontrasepsi

Hampir semua pasangan suami -istri memerlukan perencanaan yang

matang dari kehamilan guna untuk membatasi jumlah anak dan menekan

angka kelahiran yang semakin bertambah. Banyak para pasangan suami-

istri melakukan program keluarga berencana yang memang diharuskan.

Alasan penggunaan alat kontrasepsi bagi para pasangan suami-istri untuk

menunda kehamilan, memberi jarak antara anak pertama dengan anak

kedua sampai pada tujuan yang mungkin bagi pasangan suami-istri yang

telah dikarunia banyak anak dengan menghentikan kehamilan.

Banyak alasan yang dikemukakan para pasangan suami-istri dalam

menggunakan alat kontrasepsi yang mungkin disertai adanya suatu faktor

yang terlihat seperti adanya faktor ekonomi, faktor kesiapan mental, faktor

usia hingga faktor kesehatan.

Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar,

alat kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik,

kontrasepsi hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan

singkat dari berbagai macam atau jenis alat kontrasepsi :

1. Kontrasepsi mekanik

Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi

mekanik ini bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma

dengan sel telur yang ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam

kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom dan diafragma.

a. Kondom

Page 8: Materi IUD

Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika

digunakan harus direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat

dari bahan karet yang tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong.

Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak

masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif

mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk

pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila disertai penggunaan

spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan pasangan

suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan terjadinya

kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100

pasangan suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang

wanita yang terjadi kehamilan.

Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan

resep dokter. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom

juga dapat digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan

penularan penyakit kelamin seksual.

Page 9: Materi IUD

b. Diafragma

Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk

seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan

karet namun agak tebal dibanding dengan kondom. Kondom berbahan karet

tipis yang masih memiliki kemungkinan terjadinya kebocoran. Namun

berbeda dengan diafragma yang berbahan karet tebal sehingga tidak

memungkinkan terjadinya kebocoran. Diafragma ini hanya digunakan ketika

ingin melakukan hubungan intim, usai melakukan aktivitas seksual dapat

dilepaskan kembali atau tetap berada pada tempatnya. Jenis kontrasepsi

yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang cara kerjanya

hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya sperma ke

dalam rahim.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai

alat kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak

Page 10: Materi IUD

variasi. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang

terbuat dari plastik seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk

seperti angka 7 (tujuh/ Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada

yang berbentuk seperti sepatu kuda (Multiload).

Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling

sering digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat

kontrasepsi tersebut dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru

dari Copper T yakni Nova T yang memiliki keunggulan karena lebih lembut.

Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh

dokter ahli atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah

Page 11: Materi IUD

mencegah kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi

bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim

selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan

untuk hamil kembali.

Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat

Kontrasepsi Dalam rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2

minggu sekali, 3 bulan sekal, 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah

pemasangan alat konrasepsi ini. Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih

tanpa adanya bahan aktif Copper dapat digunakan hingga menjelang

menopause, namun apabila penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung

bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.

Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks

vagina, pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat

kontrasepsi yang digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia

atau pendarahan yang tidak jelas sebaiknya jangan menggunakan alat

kontrasepsi jenis ini. Namun keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini

adalah dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak

mempengaruhi produksi ASI bagi ibu atau wanita yang sedang dalam

menyusui balita.

d. Spermisida

Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat

membunuh sperma. Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk

busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet atau aerosol. Penggunaan alat

kontrsepsi jenis ini memang dinilai kurang efektif karena dapat

menimbulkan ketidaknyaman, ketidak puasan pasangan dalam mencapai

orgasme dan menimbulkan alergi yang tidak enak.

Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi

jenis ini. Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan

hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar

5-10 menit pemasangan, hubungan sekual baru dapat dilakukan.

Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif apabila dikombinasikan

dengan alat lain seperti kondom atau diafragma.

Page 12: Materi IUD

Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan.

untuk alat kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam

setahun, ada 3 wanita yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi

karena salah pemasangan atau pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan

sampai 30 kehamilan.

2. Kontrasepsi Hormonal

Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon

estorgen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan

dalam bentuk pil, suntikan atau susuk.

Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara menggunakan hormon

progesteron dengan mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan

mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sel sperma kesulitan untuk

menembus masuk ke sel telur, membuat lapisan rahim menjadi tipis dan

hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta menghambat jalannya saluran

telur sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel telur.

a. Pil atau Tablet

Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak

digunakan para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di

Indonesia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan

sebagai alat kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai

macam, ada pil yang hanya mengandung hormon progesteron, adapula yang

mengandung kombinasi antara progesteron dan estrogen.

Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan

sistem kalender laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan

sistem kalender ini mereka para wanita dapat mengetahui batasan waktu

dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni

- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-

menerus tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)

- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian

dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.

Page 13: Materi IUD

Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat

kontrasepsi ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila

wanita mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan

mengalami menstruasi kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan

menggunakan pil KB dengan kadar estrogen yang rendah akan mengalami

menstruasi lebih dari 6 hari.

Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang

wanita mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat

badan, nyeri kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan.

Sedangkan yang berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang,

menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama

menjadi kering.

Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang

cukup lama akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping

lainnya seperti rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul

bercak di kulit wajah seperti flek hitam sampai mempengaruhi fungsi organ

ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung estrogen dapat mengganggu

produksi ASI.

Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus

sebagai obat untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi

teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.

Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang

hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.

b. Suntikan

Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik.

Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan

(Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI.

Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang

keluar.

Page 14: Materi IUD

Kontrasepsi dengan menggunakan suntikan ini dapat membuat tubuh

mengalami kenaikan berat badan karena menigkatnya nafsu makan. Tak

hanya itu membuat lendir rahim menjadi tipis sehingga menstruasi menjadi

sedikit, bahkan beberapa wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali.

Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan

dalam setahun.

c. Susuk

Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga

disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah

kukit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil

atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang

korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang

ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau

levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon

sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya

ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun

(Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan

kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum

waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000

pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa

terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami

menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh,

ketegangan payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada

pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena

pemasangan susuk yang terlalau dalam.

3. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri.

Kalau pun dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup

dengan jumlah anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan

jalan operasi pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang

Page 15: Materi IUD

disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong

saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan

terjadi kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.

Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim, Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat

kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang

paling aman, Diafragma, Kondom, Kontrasepsi Hormonal, Kontrasepsi mekanik, Pil atau Tablet

KB,Spermisida, Suntikan KB | Leave a comment

Alat Kontrasepsi Dalam RahimPosted by Alat Kontrasepsi

Keluarga yang berkualiatas adalah keluaraga yang sejahtera, sehat, maju,

mandiri dan memiliki jumlah anak yang cukup ideal dan lain sebagainya.

Terkadang ada beberapa pasangan yang mengeluhkan adanya banyak anak

karena seorang wanita atau istri tidak melakukan KB (keluarga Berencana).

Program BKKBN telah digalakkan untuk menekan jumlah angka kelahiran

yang semakin bertambah setiap tahunnya, berbagai penyuluhan pun

dilakukan untuk memiliki jumlah anak yang disesuaikan dengan

kemampuan diri dan faktor ekonomi.

Kini banyak wanita telah melakukan KB dengan menggunakan alat

kontrasepsi yang dinilai aman dan ideal untuk digunakan. Salah satunya

adalah IUD atau yang lebih dikenal alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam

rahim (IUD) berupa keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD,

yakni :

- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif,

reversibel dan berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun

- Membuat haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan

pengeluaran atau pencabutan kembali.

Page 16: Materi IUD

- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia

produktfi. Akan tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang

terjangkit infeksi menular pada organ kewanitaannya.

 

 

 

 

 

Page 17: Materi IUD

Gambar model – model alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD

Cara Kerja AKDR atau IUD :

- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus

masuk ke tuba fallopi atau oviduk atau buluh rahim.

- Mempengaruhi fertilisasi (pembuahan) sebelum menuju ovum untuk

mencapai kavum uteri.

- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan

sel telur agar tidak terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma

sulit masuk ke dalam organ intim wanita dan mengurangi sperma untuk

fertilisasi (pembuahan).

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR

sebagai alat kontrasepsi pilihan :

1. AKDR dinilai cukup memiliki ke-efektivan dalam mencegah atau

menggagalkan kehamilan sekitar 0,6-0,8 dari 100 wanita dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).

2. AKDR dapat bekerja optimal setelah dipasang.

3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan

dari CuT-380A dan tidak perlu diganti.

Page 18: Materi IUD

4. Tidak menganggu atau merusak hubungan seksual anda dengan

pasangan.

5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan

CuT-380A.

6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus

(apabila tidak terjadi infeksi).

8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause

tiba.

9. Tidak mempengaruhi atau berinteraksi langsung terhadap obat-obatan.

10. Membantu mencegah kehamilan secara ektopik.

Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi

dari kontrasepsi IUD :

1. Terjadi perubahan pada siklus menstruasi, membuat menstruasi menjadi

lama dan banyak, pendarahan antar menstruasi, nyeri dan sakit pada saat

menstruasi datang.

2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang

selama 3-5 hari.

3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat

yang dapat disertai dengan anemia atau kekurangan darah.

4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi,

apabila terjadi biasanya disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).

5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang

menular seperti HIV/AIDS.

Page 19: Materi IUD

6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap

kali berganti pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat

infeksi.

7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi

penyakit seksual menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini,

sehingga dapat memicu infertilitas.

8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai

pemasangan AKDR. Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.

9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan

oleh dokter ahli atau bidan yang terlatih.

10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi

apabila akdr dipasang usai melahirkan.

11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk

mencegah kehamilan normal.

12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk

memeriksa posisi dari benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1

bulan sekali.

Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD

( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini

hanya boleh digunakan oleh :

1. Wanita yang masih dalam usia produktif

2. Dalam keadaan nulipara

3. Seorang wanita yang menginginkan atau menggunakan alat kontrasepsi

jangka panjang

4. Wanita yang sedang dalam masa menyusui yang menginginkan

menggunakan kontrasepsi

5. Wanita yang pasca melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah mengalami abortus dan tidak diketahui atau terlihat adanya

infeksi

Page 20: Materi IUD

7. Tidak memiliki resiko atau tidak memiliki dari infeksi meular secara

seksual

Seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR atau IUD

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) :

1. Sedang dalam masa kehamilan

2. Terjadi pendarahan pada vagina yang tidak diketahui

3. Menderita infeksi pada organ vital ( misalnya vaginitis, servisitis)

4. Adanya kelainan uterus yang tidak normal atau tumor jinak pada rahim

yang dapat mempengaruhi kavum uteri

5. Terindeksi adanya penyakit trofoblas yang ganas

6. Diketahui terinfeksi penyakit TBC pelvik

7. Adanya kanker yang berada di organ kewanitaan

8. Ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm.

Posted in Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi dalam rahim

atau IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral, alat

kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang paling aman, KB

(keluarga Berencana), Program BKKBN | Leave a comment

Jenis – Jenis Alat KontrasepsiPosted by Alat Kontrasepsi

Bagi mereka yang sudah menikah atau telah lama menikah dan ingin

menunda atau belum mau memiliki anak atau mencegah kehamilan

berikutnya dengan berbagai alasan tertentu, biasanya wanita akan

melakukan atau mengikuti anjuran program dalam keluarga berencana

dengan menggunakan beberapa alat kontrasepsi yang menurutnya aman

digunakan.

Dalam menggunakan alat kontrasepsi, seorang wanita dituntut untuk

bijaksana dan pintar dalam memilih alat kontrasepsi yang aman

digunakan. Berikut beberapa macam atau jenis alat kontarsepsi yang

bisa digunakan dan menjadi beberapa pilihan para wanita :

1. Pil KB

Alat kontrasepsi memiliki banyak ragam dan jenis. Salah satunya adalah

dengan menggunakan pil KB yang banyak mengandung beberapa

Page 21: Materi IUD

komponen hormon estrogen dan progesteron. Pil KB merupakan alat

kontrasepsi yang dinilai beberapa wanita sebagai alat kontrasepsi yang

cukup aman, harga terjangkau dan ekonomis. Alat kontrasepsi yang

menggunakan pil dinilai cukup efektif dalam mencegah ovulasi

(pembuhaan) dan mengentalkan lendir serviks sehingga sel sperma tidak

dapat mencapai uterus.

Pil KB yang dinilai cukup efektif yang memberikan jaminan perlindungan

100 % dengan catatan harus rutin diminum selama 21 hari dan dihentikan

selama 7 hari. Akan tetapi, pemilihan alat kontrasepsi dengan

menggunakan pil menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, rasa

mual, timbul jerawat dan kenaikan berat badan.

2. Cincin vagina

Alat kontarsepsi yang menggunakan cincin vagina memang cukup fleksibel.

Cincin vagina yang hanya berdiameter sekitar 5 cm dengan cara

memasukkan cincin vagina dengan menekan kedua tepi secara bersamaan

dan kemudian dikeluarkan setelah 3 minggu. Setelah cincin vagina

dikeluarkan, maka wanita akan mengalami siklus haid. Cincin vagina

bekerja dengan cara melepaskan hormon estrogen dan progesteron secara

langsung ke dinding vagina.

Namun cincin vagina ini hanya digunakan selama 1 bulan untuk mencegah

terjadinya pembuahan (fertilisasi) dan biasanya digunakan oleh wanita yang

tidak cocok menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi yang

menimbulkan efek samping seperti pusing, rasa mual, dsb. Cincin vagina

memiliki efek samping seperti infeksi vagina yang dapat sembuh dalam

beberapa bulan. Cincin vagina ini hanya didapatkan dengan menggunakan

resep dokter.

3. Spon

Spon merupakan sejenis alat berbentuk busa yang cara kerja dengan cara

dimasukkan ke dalam vagina beberapa jam sebelum melakukan hubungan

intim, dan biarkan didalam vagina selama 30 jam sesudah berhubungan.

Spon yang dimasukkan ke dalam vagina bekerja dengan cara melepaskan

Page 22: Materi IUD

zat pembunuh sperma (spermicide) saat berada dalam kondisi lembab

karena air, dan ditempatkan diatas serviks.

Dampak buruknya dengan menggunakan spon sebagai alat kontrasepsi

adalah tidak dapat mencegah penyakit seksual yang menular. Tak hanya itu

spon ini dapat menyebabkan iritasi vagina dan membuat pengguna alat

kontrasepsi jenis spon menjadi rentan terhadap mikroba.

4. Kondom perempuan

Alat kontrasepsi lainnya selain pil KB dan jenis kontrasepsi lainnya. Alat

kontrasepsi lainnya dengan menggunakan kondom yang khusus dibuat

untuk para wanita. Kondom yang dirancang khusus wanita ini berbentuk

seperti kantung plastik panjang dengan cincin pada kedua ujungnya. Pada

bagian ujung yang terbuka merupakan jalan masuk penis, sedangkan ujung

yang tertutup yang dibuat khusus untuk menahan alat vital pria masuk ke

dalam area serviks.

Saran untuk beberapa wanita yang ingin menggunakan kondom sebagai

salah satu alat kontrasepsi yang dinilai efektif. Dengan cara

menggunakannya, tekan pinggiran salah satu cincin secara bersamaan dan

masukkan sejauh mungkin ke dalam vagina dan bagian cincin lainnya

dibiarkan tergantung di luar tubuh.

5. Diafragma

Selain kondom yang digunakan sebagai alat kontrasepsi. Diafragama juga

menjadi salah satu jenis alat kontrasepsi yang berbentuk tudung/mangkuk

yang terbuat dari karet dan bersifat fleksibel. Diafragma ini dibuat dalam

berbagai ukuran sehingga dapat dipilih yang paling pas dengan tubuh.

Selain dapat mencegah kehamilan, diafragma juga sangat efektif dalam

mencegah resiko kanker rahim.

Jika ingin menggunakan diafragma, lakukan hal yang berikut ini :

- Lapisi diafragma dengan zat pembunuh sperma, lipat setengah dan dorong

masuk ke dalam vagina hingga menutupi serviks (leher rahim). Biarkan

diafragma berada di dalam vagina selama kurang lebih 6 jam setelah

Page 23: Materi IUD

melakukan aktivitas seksual bersama pasangan. Lalu keluarkan diafragma

kurang lebih 24 jam untuk mencegah resiko dari infeksi kandung kemih.

6. Sterilisasi

Jenis kontrasepsi berikutnya adalah sterilisasi. Jarang sekali ditemui

seorang wanita melakukan atau memilih alat kontrasepsi jenis ini.

Meskipun ada sebagaian wanita yang mungkin menggunakan alat

kontrasepsi ini dengan alasan telah memiliki banyak anak, faktor ekonomi

dll. Alat kontrasepsi jenis satu ini merupakan alat pencegahan kehamilan

yang bersifat permanen. Sterilisasi ini dikenal dengan istilah tubektomi

yang bekerja dengan cara memotong atau menutup saluran telur yang

terentang dari ujung atas rahim sampai kandung telur, sehingga membuat

wanita tak dapat hamil lagi.

Metode ini tak hanya dapat dilakukan oleh wanita, namun pria pun dapat

melakukannya jika pada pria disebut dengan vasektomi dengan cara

mengikat atau memotong saluran sperma sehingga pria tidak dapat

membuahkan sel telur atau dengan kata lain tidak dapat menghamili.