jenis bahan bakar

16

Click here to load reader

Upload: putri-ardiana-puspita-sari

Post on 26-Jul-2015

101 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jenis Bahan Bakar

BAHAN BAKAR CAIR

1. PREMIUM

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna

kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada

umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil,

sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline

atau petrol.

Spesifikasi teknis:

No. PropertiesLimits Test methods

Min Max ASTM Others

1 Knock Rating Research

Octane Number RON

88 - D-2699

2 T.E.L. Content gr/lt - 0,3 D-3341 & D-5059

3 DISTILLATION :

• 10% vol. evap. To °C - 74

• 50% vol. evap. To °C - 125

• 90% vol. evap. To °C 88 180

4 R. V. P. at 37.8 0C psi - 9,0 D-232

5 Exsistent Gum mg/100 ml 4 D-381

6 Induction period min 240 - D-525

7 Sulphur Content % wt 0,0 D-1266

8 Copper Strip Corrosion 3

hrs/122 °F

No.1 D-130

9 Doctor Test or Negative IP30

10 Color Yellow

11 Dye Content : gr/100 lt

12 Odour 113

13 Flash Point °C <−40

14 Autoignition Temperature °C 246

2. MINYAK SOLAR

Page 2: Jenis Bahan Bakar

Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih

Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin

diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai

bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan

pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil,

High Speed Diesel.

No. Properties UnitLimits Test methods

Min Max ASTM Others

1 Angka setana 45 - D-613

2 Indeks setana 48 - D-4737

3 Berat Jenis Pada 15°C Kg/m3 815 870 D-1298/D-4737

4 Viskositas Pada 40°C 2.0 5.0 D-445

5 Kandungan sulfur % m/m - 0.35 D-1552

6 Distilasi : T95 °C - 370 D-86

7 Titik nyala °C 60 - D-93

8 Titik tuang °C - 18 D-97

9 Karbon residu Merit - Kelas 1 D-4530

10 Kandungan Air Mg/kg - 500 D-1744

11 Biological Grouth - NIHIL

12 Kandungan FAME % v/v - 10

13 Kandungan Metanol &

Etanol

% v/vTAK TERDETEKSI

D-4815

14 Korosi bilah tembaga Merit - Kelas 1 D-130

15 Kandungan abu % m/m - 0.01 D-482

16 Kandungan sedimen % m/m - 0.01 D-487

17 Bilangan Asam kuat mgKOH/gr - 0 D-664

18 Bilangan Asam Total mgKOH/gr - 0.6 D-664

19 Partikulat Mg/l - - D-2276

20 Penampilan visual - Jernih dan Terang

Page 3: Jenis Bahan Bakar

21 warna No. ASTM - 3.0 D-1500

3. MINYAK TANAH (KEROSENE)

Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik

didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun

sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating, dll yang umumnya merupakan

pemakaian domestik (rumahan).

No.Properties Unit

Limit Test Methods

Min Max ASTM Lain

1 Spescific Grafity at 60/60oC 0.835 D-

1298

2 Color Livibond 18" cell, or 2.5 IP 17

3 Color Saybolt 9 D-156

4 Smoke point mm mm 16*) D-

1322

5 Char Value mm/kg 40 IP 10

6 Destilation: D-86

- Recovery at 200oC % vol 18

- End point oC 310

7 Flash point Abel, or oF 100

8 Alternative Flash point TAG oF 105

9 Sulphur Content % wt 0.2 D-

2166

10 Copper Strip Corrosion

(3 hrs/50oC)

No.1 D-130

11 Odour Mar-

ketable

Catatan: *) Jika Smoke Point ditentukan dengan ASTM D-1322, maka batasan minimum

diturunkan dari 16 menjadi 15 Spesifikasi tersebut sesuai dengan SK Dirjen Migas no.

002/DM/MIGAS/1979 tanggal 25 Mei 1979.

4. MINYAK DIESEL

Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair

Page 4: Jenis Bahan Bakar

pada temperature rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat

diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel

oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).

N

O

PROPERTIES SATUAN/UNIT LIMITS TEST METHODS

MIN MAX ASTM IP

1 Specific Gravity 60 /

60 °F

0.840 0.920 D-1298

2 Viscosity Redwood

1/100 °F

Secs 35 45 D-445 *) IP 70

3 Pour Point °F - 65 D-97

4 Sulphur Content % wt - 1.5 D-1551/

1552

5 Conradson Carbon

Residu

% wt - 10 D-198

6 Water Content % vol - 0.25 D-95

7 Sediment % wt - 0.02 D-473

8 Ash % wt - 0.02 D-482

Netralization Value :

- Strong Acid Number mgKOH/gr - Nil

9 Flast Point P.M.c.c °F 150 - D-93

10 Colour ASTM 6 - D-1500

* ) Kinematic Viscosity Conversion

Spesifikasi sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas No.002/P/DM/MIGAS/1979 Tanggal 25

Mei 1979

BAHAN BAKAR GAS

1. LPG (Liquified Petrolium Gas)

LPG adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.

Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair.

Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung

hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana

(C5H12).

Page 5: Jenis Bahan Bakar

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair

lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji

dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk

memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang

dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari

kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair

bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar

250:1.

Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi

tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar

220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2

MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji

propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam

keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji

yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.

Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:

Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah

yang rendah.

Menurut penggunaannya, LPG dibagi menjadi:

a) LPG mix / LPG campuran

b) LPG propana

c) LPG butane

LPG mix adalah campuran dari 70-80% Propana dan Butana dan 20 – 30%

ditambahkan Mercaptant dan biasanya digunakan dalam rumah tangga.

LPG propana dan butana mengandung 95% propana dan 97,5% butana, biasanya

digunakan dalam industri.

Page 6: Jenis Bahan Bakar

Spesifikasi

LPG Mix

No

.

Properties Min Max Method

1 Spesilic Gravity at 60/60 °F to be reported ASTM D-1267

2 Vapour Pressure 100 °F, psig - 120 ASTM D-1267

3 Weothering Test 36 °E,%vol 95 - ASTM D-1837

4 Copper Corrosion. thr, 100 °F ASTM No. 1 ASTM D 1838

5 Total Sulfur. gr/100 cuft 15 ASTM D-784

6 Water Content No Free Water Visual

7 Composition: ASTM D-2163

• C1 % vol 0.2

• C3 & C4 % vol 97.5

• C5 & heavier % vol 2.0

8 Ethyl or Buihyl. ml/1000 AG 50

9 Mercaptan Added

LPG Propana

No

.

Properties Min Max Method

1 Spesilic Gravity at 60/60 °F to be reported ASTM D-1657

2 Vapour Pressure 100 °F, psig - 210 ASTM D-1267

3 Weothering Test 36 °E,%vol 95 - ASTM D-1837

4 Copper Corrosion. thr, 100 °F ASTM No. 1 ASTM D 1838

5 Total Sulfur. gr/100 cuft 15 ASTM D-784

6 Water Content No Free Water Visual

7 Composition: ASTM D-2163

• C3 % vol 95

• C4 & heavier % vol 97.5 2.5

8 Ethyl or Buihyl. ml/1000 AG 50

9 Mercaptan Added

LPG Butana

No

.

Properties Min Max Method

Page 7: Jenis Bahan Bakar

1 Spesilic Gravity at 60/60 °F to be reported ASTM D-1657

2 Vapour Pressure 100 °F, psig - 70 ASTM D-1267

3 Weothering Test 36 °E,%vol 95 - ASTM D-1837

4 Copper Corrosion. thr, 100 °F ASTM No. 1 ASTM D 1838

5 Total Sulfur. gr/100 cuft 15 ASTM D-784

6 Water Content No Free Water Visual

7 Composition: ASTM D-2163

• C4 % vol 97.5

• C5 % vol 2.5

• C6 & heavier % vol Nil

8 Ethyl or Buihyl. ml/1000 AG 50

9 Mercaptan Added

2. COAL GAS

Coal gas atau gas batu bara adalah gas yang mudah terbakar, terbuat dari batu bara

dan di salurkan melalui pipa-pipa. Coal gas yang juga dikenal dengan sebutan town

gas secara umum diproduksi untuk dijual kepada konsumen dan industri.

Coal gas di kembangkan pada abad 19 sampai awal abad 20 untuk pembangkit listrik,

memasak dan pemanas ruangan.

Selama proses pembuatan, coal gas dicampur dengan gas berkalori seperti hydrogen,

karbon monoksida dan nitrogen.

No. Properties Value

1 Calorific value 20 MJ/m³ (550 Btu/ft3)

2 Composition

Hydrogen 50%

Ethylene 5%

Mehane 35%

Carbon monoxide 10%

3 Temperature reactions >700°C

4 Heating Value 32.18 MJ/kg

3. PROPANA

Propana merupakan alkana tiga karbon, secara umum berupa gas namun dapat

Page 8: Jenis Bahan Bakar

dikompresikan agas mudah dibawa dalam bentuk cairan. Propana dibentuk dari

pemrosesan gas alam. Biasanya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, kompor,

maupun pemanas.

Tidak seperti gas alam, propana lebih berat 1,5 kali lebih berat dari pada udara. Pada

keadaan mentah, propana jatuh ke bawah. Propana cair akan menguap pada suhu

atmosfer.

No. Properties Value

1 Biling point at 17.4 psia -42°C

2 Freezing point, at 1 atm -187.8°C

3 Specific Gravity of Liquid at 60°F 0.51

4 Specific Gravity of vapour at 60°F 1.52

5 Specific heat of liquid at 60°F 0.590 Btu/lb

6 Specific heat of vapour at 60°F 0.405 Btu/lb

7 Gross energy per Litre 24.7 MJ

8 Latent heat of vapourization Btu per pound 185

9 Total heating value 49700 kJ/Kg

10 Road Octane Number 104

11 Green House Emission 62.7 kg CO2/ mBTU

12 Temperature reactions >700°C

› BAHAN BAKAR PADAT

1. Batu bara

Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah

sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur

utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang

kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus

formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

No. Properties Value

1 Heating value (13,000 Btu/lb)

2 Ignition temperature 926°F

3 Ash content 6%

Page 9: Jenis Bahan Bakar

4 Volatiles 7-12%

5 Composition

Carbon >91.5%

Sulfur ~1 %

Oxygen <2.5%

Hydrogen <3.75

6 Heat content <35300 kJ/kg

2. BIOMASSA

Biomassa dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang hidup atau

baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi

industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk

digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang

digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi

limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak

mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat

seperti batu bara atau minyak bumi.

Nilai kalor ( heating value ) biomassa yang akan dijadikan biogas rata-rata berkisar antara

4700–6000 kkal/m 3 (20–24 MJ/m 3 ). Dengan nilai kalor tersebut 1075 juta m 3 biogas

akan setara dengan 516 _ 000 ton gas LPG, 559 juta liter solar, 666.5 juta liter minyak

tanah, dan 5052.5 MWh listrik.

3. ARANG (CHARCOAL)

Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghi-

langkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan. Arang umum-

nya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang hi-

tam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98% kar-

bon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya.

Batu arang lazim dipakai untuk membakar makanan di luar ruangan dan pada saat

berkemah. Di beberapa negara Afrika, arang digunakan oleh sebagian besar masyarakat

sebagai alat memasak sehari-hari. Pemakaian arang untuk memasak makanan di dalam

ruangan memiliki resiko berbahaya terhadap kesehatan, karena karbon monoksida yang

dihasilkan.

Page 10: Jenis Bahan Bakar

Sebelum Revolusi Industri, arang digunakan sebagai bahan bakar industri metalurgi.

Bahan bakar arang dapat menghasilkan panas hingga 700°C, pada industri pengolahan

logam dapat menghasilkan panas hingga 1.100°C untuk melelehkan aluminium.

BAHAN BAKAR NUKLIR

Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan untuk menghasilkan

energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan bakar kimia yang dibakar untuk

menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan bakar nuklir yang umum dipakai adalah unsur

berat fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir; Bahan

bakar nuklir dapat juga berarti material atau objek fisik (sebagai contoh bundel bahan bakar

yang terdiri dari batang bahan bakar yang disusun oleh material bahan bakar, bisa juga

dicampur dengan material struktural, material moderator atau material pemantul (reflector)

neturon. Bahan bakar nuklir fissil yang seirng digunakan adalah 235U dan 239Pu, dan kegiatan

yang berkaitan dengan penambangan, pemurnian, penggunaan dan pembuangan dari

material-material ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir

penting adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.

Tidak semua bahan bakar nuklir digunakan dalam reaksi fissi berantai. Sebagai contoh, 238Pu

dan beberapa unsur ringan lainnya digunakan untuk menghasilkan sejumlah daya nuklir

melalui proses peluruhan radioaktif dalam generator radiothermal, dan baterai atom. Isotop

ringan seperti 3H (tritium) digunakan sebagai bahan bakar fussi nuklir. Bila melihat pada

energi ikat pada isotop tertentu, terdapat sejumlah energi yang bisa diperoleh dengan

memfusikan unsur-unsur dengan nomor atom lebih kecil dari besi, dan memfisikan unsur-

unsur dengan nomor atom yang lebih besar dari besi.

Bahan bakar nuklir tradisional yang digunakan di USA dan beberapa negara yang tidak

melakukan mendaur ulang bahan bakar nuklir bekas mengikuti empat tahapan seperti yang

tampak dalam gambar di atas. Proses di atas berdasarkan siklus bahan bakar nuklir. Pertama,

uranium diperoleh dari pertambangan. Kedua, uranium di proses menjadi "yellow cake".

Langkah berikutnya bisa berupa mengubah "yellow cake" menjadi UF6 guna proses

pengkayaan dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau tanpa proses pengkayaan

untuk kemudian langsung ke tahap 4 sebagaimana yang terjadi untuk bahan bakar reaktor

CANDU.

Reaksi fisi dari satu atom Pu-239 menghasilkan 207.1 MeV = 3.318 × 10-11 J, i.e. 19.98 TJ/mol

= 83.61 TJ/kg.

Page 11: Jenis Bahan Bakar

Spesifikasi plutonium-239

Source AVERAGE ENERGY RELEASE

(MeV)

Instantaneously released energy

Kinetic energy of fission fragments 175.8

Kinetic energy of prompt neutrons 5.9

Energy carried by prompt γ-rays 7.8

Energy from decaying fission products

Energy of β−-particles 5.3

Energy of anti-neutrinos 7.1

Energy of delayed γ-rays 5.2

Sum 207.1

Energy released when those prompt neutrons which

don't (re)produce fission are captured

11.5

Energy converted into heat in an operating thermal

nuclear reactor

211.5

Reaksi fisi dari satu atom U-235 menghasilkan 202.5 MeV = 3.244 × 10−11 J, i.e. 19.54 TJ/mol =

83.14 TJ/kg

Spesifikasi uranium-235

Source AVERAGE ENERGY RELEASE

(MeV)

Instantaneously released energy

Kinetic energy of fission fragments 169.1

Kinetic energy of prompt neutrons     4.8

Energy carried by prompt γ-rays     7.0

Energy from decaying fission products

Energy of β−-particles 6.5

Energy of anti-neutrinos     8.8

Energy of delayed γ-rays     6.3

Sum 202.5

Energy released when those prompt neutrons which

don't (re)produce fission are captured

8.8

Energy converted into heat in an operating thermal 202.5

Page 12: Jenis Bahan Bakar

nuclear reactor