jembatan analisis

13
Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 1 BAB II. PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN SUB POKOK BAHASAN : 2.1. Pendahuluan Teknis Perencanaan Jembatan 2.2. Tahap Pra Perencanaan Jembatan 2.3. Tahap Perencanaan Jembatan 2.4. Survey Data 2.5. Pokok – pokok perencanaan 2.6. Kriteria Prencanaan 2.7. Peraturan yang digunakan 1. Tujuan Pembelajaran Umum : Mampu mengenal Jenis-jenis jembatan dan mengidentifikasi bagian-bagian struktur dari masing - masing Jenis Jembatan serta dapat merencanakan dan menghitung Bangunan Atas Struktur jembatan, Bangunan Bawah jembatan sesuai dengan kondisi stuktur tanah yang ada. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus : a. Mampu menjelaskan tahapan perencanaan teknis jembatan b. Mampu mengidenfikasi data dan bahan yang dibutuhkan dalam perencanaan teknis jembatan c. Mampu membuat penyusunan rencana kerja perencanaan jembatan sesuai dengan Peraturan perencanaan Jembatan 2.1. PENDAHULUAN Maksud perencanaan antara lain adalah untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, effisien, dan bentuk yang sesuai dengan lingkungan atau mempunyai nilai estetika atau bentuk sesuai keinginan pemilik proyek. Pada tahap perencanaan seringkali terdapat perbedaan akibat persepsi pandang yang tidak sama namun apabila kita mampu menjelaskan dan mencari relevansi antara parameter-parameter yang berbeda terebut serta membatasi permasalahan agar mendapatkan efisiensi kemudian menyusun integritas batasan yang sesuai, maka akan segera mendapatkan titik temu.

Upload: ming

Post on 03-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

perencanann

TRANSCRIPT

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 1

    BAB II. PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN SUB POKOK BAHASAN : 2.1. Pendahuluan Teknis Perencanaan Jembatan 2.2. Tahap Pra Perencanaan Jembatan 2.3. Tahap Perencanaan Jembatan 2.4. Survey Data 2.5. Pokok pokok perencanaan 2.6. Kriteria Prencanaan 2.7. Peraturan yang digunakan 1. Tujuan Pembelajaran Umum : Mampu mengenal Jenis-jenis jembatan dan mengidentifikasi bagian-bagian struktur dari masing - masing Jenis Jembatan serta dapat merencanakan dan menghitung Bangunan Atas Struktur jembatan, Bangunan Bawah jembatan sesuai dengan kondisi stuktur tanah yang ada.

    2. Tujuan Pembelajaran Khusus :

    a. Mampu menjelaskan tahapan perencanaan teknis jembatan b. Mampu mengidenfikasi data dan bahan yang dibutuhkan dalam perencanaan teknis jembatan c. Mampu membuat penyusunan rencana kerja perencanaan jembatan sesuai dengan Peraturan

    perencanaan Jembatan 2.1. PENDAHULUAN

    Maksud perencanaan antara lain adalah untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, effisien, dan bentuk yang sesuai dengan lingkungan atau mempunyai nilai estetika atau bentuk sesuai keinginan pemilik proyek. Pada tahap perencanaan seringkali terdapat perbedaan akibat persepsi pandang yang tidak sama namun apabila kita mampu menjelaskan dan mencari relevansi antara parameter-parameter yang berbeda terebut serta membatasi permasalahan agar mendapatkan efisiensi kemudian menyusun integritas batasan yang sesuai, maka akan segera mendapatkan titik temu.

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 2

    2.2. PRA PERENCANAAN JEMBATAN

    Setelah dilakukan studi kelayakan tahap berikutnya adalah praperencanaan, ini dimaksud agar didapatkan hasil yang maksimal, adapun proses praperencanaan hingga menjadi perencanaan akhir yaitu :

    A. Data pendahuluan ( Prelimanary Data ) Disampping sebagai pelengkap pada pengumpulan akhir data ( Final Data ), data pendahuluan diperlukan pula untuk mengestimasi perencanaan ( design ) dan cost. Pada umumnya data pendahuluan ini terdiri dari data data terdahulu dan data data visual, meliputi : 1) Kondisi Banjir 2) Gejala erosi dan perpindahan aliran sungai 3) Saran relokasi jembatan 4) Kondisi Trafik 5) Kemampuan pengadaan material 6) Kemampuan teknis dan pelaksanaan

    7) Kondisi jembatan yang ada 8) Seketsa penampang kali ( sungai) atau jembatan 9) Data data teknis lainnya yang perlu

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 3

    B. perencanaan Pendahuluan ( Prelimanary design ) Bila data pendahuluan sudah terkumpul, maka dapat dilakukan pembahasan perencanaan ( design Inxestigation ) pembahasan berupa ketentuan ketentuan secara pendekatan terhadap : 1) Lokasi Jembatan 2) Statiska konstruksi dan dimensi pendahuluan 3) Material yang digunakan 4) Lokasi bangunan bawah 5) Macam dan bentuk pondasi 6) Taksiran biaya

    C. Data Akhir ( Final Data )

    Data akhir diperlukan untuk melengkapi perencanaan menjadi akhir perencanaan untuk pelaksanaan dan akhir, dasar penyeledikan yang diambil, diperoleh dari perencanaan pendahuluan misalnya pada perencanaan pendahuluan direncanakan sistem pondasi penyelidikan tanah ( soil Investigation ) dilakukan pada temoat pondasi tersebut. Pada umumnya data akhir terdiri dari hal hal sebagai berikut 1) Pengukuran topografi : situasi, penampang, garis ketinggian dan lain lain. 2) Penyelidikan geoteknik : sondir dan lain lain 3) Penyelidikan air : Hidrolika, hidrologis dan lain lain 4) Penyelidikan batuan : penentuan daerah stabil penentuan arah retak dari batuan dan lain lain 5) Foto udara : hanya diperlukan umumnya lokasi proyek cukup besar. D. Perencanaan Akhir ( Final Design ) Perencanaan akhir dihasilkan dari perencanaan pendahuliuan dan data akhir, serta mencakup seluruh bagian perencanaan sampai kepada detail detailnya, Bagian bagian utama yang harus dicakup yaitu pada : 1. Bangunan Atas 2. Landasan 3. Bangunan Bawah 4. Pondasi 5. Bangunan Pengaman

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 4

    6. Jalan Penghubung / Oprit 2.3 TAHAPAN PERENCANAAN Sebelum tahapan pelaksanaan konstruksi, seorang perencana harus mempunyai data-data baik data Primer maupun Sekunder yang berkaitan dengan pembangunan jembatan semakin komplit data yang dimiliki maka akan semakin mudah dan baik hasil rancangannya.

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 5

    2.4 SURVEI DATA Data adalah unsur yang sangat penting dalam sebuah desain, maka keputusan dalam pengambilan dan pengumpulan data merupakan hal yang harus diperhatikan dan memerlukan kejelian dan ketelitian agar mendapatkan data yang akurat. Di dalam kegiatan awal ini banyak yang harus dipersiapkan diantaranya : A. Penyusunan Rencana Kerja Penyusunan rencana kerja ini dibuat untuk memberikan input sebelum dibuat final design atau tahap pekerjaan perencanaan teknis, untuk memberikan input yang akurat maka perlu disusun lebih rinci

    (rencana kerja terinci) yaitu meliputi tiga kegiatan utama : 1) Kegiatan Lapangan Kegiatan ini sangat penting mengingat ketergantungan yang sangat tinggi antara pekerjaan lapangan dan kemajuan pekerjaan konstruksi maupun perancangan, pekerjaan lapangan seringkali mengandung resiko tinggi yang kadang-kadang sulit diperkirakan sebelumnya, karena data yang tidak akurat akan menghasilkan perancangan tidak sempurna dan mengakibatkan kefatalan pada pekerjaan konstruksi atau sesudahnya. Adapun kegiatan ini dimulai dari surevi lapangan, tujuannya adalah meninjau ke lokasi / lapangan di mana jembatan akan dibangun atau ditingkatkan guna mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam proses perencanaan teknis jembatan secara lengkap. Hal-hal pokok yang harus dilakukan dalam pelaksanaan survei ini adalah :

    a) Pemilihan Lokasi Yaitu menetapkan lokasi di mana jembatan baru akan dibangun dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi sosial, estetika yang mencakup aligement jalan, kecepatan rencana dan konstruksinya sehingga lokasi jembatan baru sedapat mungkin terletak pada lokasi ideal. Jika diadakan relokasi harus ditinjau masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan tanah, keadaan lingkungan dan apakah ada timbunan atau galian dari

    kondisi tanah dasar yang ada serta masalah-masalah lainnya.

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 6

    b) Menentukan Bentang, Lebar dan Tipe Jembatan Yaitu menetapkan panjang bentang, lebar, kelas dan tipe jembatan baru dengan memperhatikan stabilitas tebing, frofil sungai, arah aliran, sifat-sifat sungai, bahan-bahan bawaan sungai, scouring vertikal dan horizontal, kepadatan dan pembebanan lalu lintas. Untuk perencanaan oprit jembatan yang terletak pada daerah rawa-rawa, di atas tanah lembek dan kompresibel akan menimbulkan persoalan stabilitas dan penurunan, maka diantaranya dapat disarankan penambahan panjang bentang jembatan, perbaikan tanah atau kemungkinan lain.

    c) Survey Hidrolika dan Hidrologi

    Melakukan pemeriksaan data-data mengenai morfologi sungai yang telah ada dengan kondisi lapangan pada saat ini.

    Mengumpulkan data-data yang dapat digunakan langsung untuk perencanaan

    dan mencatat keadaan yang dapat mempengaruhi rencana letak pondasi.

    Memperkirakan kondisi hidrologi dan hidrolika serta sifat-sifat morfologi sungai.

    Perlu diketahui juga data-data banjir termasuk diantaranya waktu-waktu banjir

    atau perkiraan periode banjir yang di dapat dari data curah hujan yang ada guna pembuatan schedule pekerjaan konstruksi.

    Untuk menentukan ketinggian air pada waktu banjir dapat diketahui dari data-data dinas pekerjaan umum atau dinas yang terkait setempat.

    d) Penyelidikan Tanah

    Dalam menentukan jenis konstruksi bangunan bawah diperlukan pula suatu

    penyelidikan tanah pada lokasi jembatan yang direncanakan untuk mendapatkan suatu perkiraan yang sebaik baiknya , dalam menentukan lokasi dan type pondasi yang akan digunakan atau untuk mengetahui kondisi pondasi jembatan lama (jika berupa peningkatan / perbaikan jembatan) dalam menentukan nilai keyakannya.

    Didalam penyelidikan tanah ada dua kegiatan yang harus dilakukan yaitu

    penyelidikan lapangan ( field ) dan labolatorium ( labolatorium mekanika tanah )

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 7

    agar diperoleh data-data tanah yang valid, untuk mendapatkan perencanaan (design ) pondasi yang sesuai (kuat) dan baik.

    Banyak kejadian menunjukan runtuhnya / rusaknya struktur jembatan disebabkan

    oleh faktor pondasi jembatan ( seperti : penurunan baik bersamaan atau tidak, guling, ambrol pada daerah abutment, terjadi pergeseran dll. yang kesemuanya itu menyebabkan rusaknya struktur atas atau lapisan perkerasan jalan), oleh karena penyelidikan tanah adalah sangat penting untuk merencanakan suatu pondasi yang kuat dan ekonomis. Hasil penyelidikan tanah dinyatakan kurang baik (meragukan untuk langsung dapat dibangun) apabila misalnya : ada gejala patahan daerah yang bergerak retakan retakan pada batuan dan lain-lain, maka perlu suatu penyelidikan

    batuan pada lokasi setempat. Hasilhasil penyelidikan yang penting (sangat diperlukan) diantaranya sebagai berikut ; Sifat-sifat tanah pada kedalaman tertentu. Kedalaman, tebal komposisi dari setiap lapisan tanah tertentu. Lokasi muka air tanah.

    Kedalaman, komposisi tanah keras (rock ) Sifat teknik dari tanah dan rock yang menentukan perencanaan(desain)

    pondasi. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan contoh tanah ( soil exploration ) Boring dengan alat bor angger dan lain-lain. Sondir Cara geophysic, cara ini mahal, namun mempunyai ketelitian yang tinggi

    sehingga hanya digunakan untuk suatu luas pekerjaan yang besar dan diperlukan penyelesaian cepat.

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 8

    e) Data Jembatan Lama Jika yang akan direncanakan peningkatan atau penggantian jembatan, maka data dan kondisi jembatan lama perlu dicatat dalam form pemeriksaan detil jembatan guna menetapkan urutan prioritas penggantian jembatan, dan jika jembatan tersebut akan diganti, harus diperkirakan kekuatan jembatan lama yang mungkin akan dipergunakan sebagai jembatan darurat bila diperlukan. Kondisi jembatan dan sifat sungai dipergunakan sebagai acuan dalam memberikan saran-saran terhadap jembatan lama (dibongkar/difungsikan/dibiarkan) bila jembatan baru sudah selesai dibangun.

    f) Material Untuk merencanakan anggaran biayanya, data harga-harga material setempat perlu dipertimbangkan untuk menghindari biaya tinggi, maka diperlukan adanya data/tempat pengambilan material (quarry) yang mempunyai nilai ekonomis dan sesuai persyaratan konstruksi. Dalam hal ini perlu ditentukan/dicarikan lokasi pengambilan material dengan perkiraan mutu/kwalitasnya yang sedapat mungkin sesuai dengan kwalitas yang disyaratkan. Biasanya peta quarry dapat diperoleh di DPUD setempat. g) Tenaga Kerja Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan konstruksi yang baik dan ekonomis diperlukan adanya data-data tentang tenaga kerja, baik tenaga kasar maupun profesional yang berpengalaman dalam perencanaan teknis jembatan maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksi. h) Topografi Di dalam perencanaan struktur jembatan sangat diperlukan foto-foto mengenai keadaan

    jembatan lama, sungai, lokasi jembatan baru secara lengkap sehingga foto tersebut dapat dipergunakan pula sebagai data dalam perencanaan jembatan selanjutnya.

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 9

    Adapun titik-titik yang perlu diketahui / di foto : Dari hulu ke arah hilir Dari hilir ke arah hulu Dari jalan masuk ke arah jalan keluar (rencana lokasi kepala jembatan). Dari jalan keluar ke arah jalan masuk (rencana lokasi kepala jembatan). Foto perspektif rencana lokasi jembatan Foto-foto lain yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan

    Pada foto-foto tersebut perlu dicantumkan tanda-tanda antara lain : arah aliran sungai, rencana as jembatan, rencana lokasi kepala jembatan dan lain-lain.

    2) Perencanaan Pendahuluan Dari data data lapangan disusunlah suatu rencana awal / pendahuluan dengan mempertimbangkan atau pendekatan pendekatan dari data data yang didapat B. Metodologi Dan Pengamatan Data Untuk merencakan konstruksi suatu jembatan sebaiknya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut, Survey data untuk perencanaan jembatan yang meliputi :

    1) Pemilihan lokasi jembatan. Lokasi jembatan biasanya dipengaruhi oleh pertimbanganpertimbangan : Teknik ( aliran sungai, keadaan tanah ) Ekonomi ( Biaya yang tersedia ) Sosial ( Biaya kebutuhan lalu lintas ) Estetika ( tidak mengganggu aliran sungai ) Dan lain lain 2) Alinyemen Jembatan : Alinyemen jembatan tergantung kepada sudut yang dibuat oleh jembatan dengan sumbu sungai yang dibedakan 2 type alinyemen yaitu :

    Alinyemen tegak : jembatan terhadap sumbu sungai

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 10

    Alinyemen miring : jembatan membuat sudut () tertentu sumbu sungai sejauh mungkin diusahakan untuk menempatkan jembatan pada posisi menurut alinyemen tengah. Tetapi

    kadang-kadang terpaksa tetap memakai posisi miring. 3) Data data perencanaan Jembatan Data Umum

    Nama sungai, jalan dan lokasi kemungkinan letak jembatan

    Titik triagulasi terletak dan elevasinya

    Volume dan sifat lalu lintas pada saat ini pada jalan yang akan dibangun jembatan. Data Geologi

    Keadaan tanah dan jembatan untuk menentukan type pondasinya.

    Letak kwalitas guarry terdekat untuk bahan beton, batu bata dan lain lain.

    Penyelidikan batuan perlu diadakan, jika pemeriksaan tanah memberikan hasil yang

    meragukan misalnya : adanya gejala patahan, daerah bergerak, retak retak batuan dan lain lain.

    Data Sungai

    Elevasi banjir tertinggi, banjir biasa, muka air terendah untuk mengetahui clearance jembatan dari tinggi air rencana

    Lokasi, bentuk kemiringan dan keadaan tanah intensitas dan frekuensi hujan dari catchment

    area dan lain-lain.

    Persyaratan lalu lintas sungai (ada/tidak ada ) Data data lainya :

    Jalan untuk transport bahan bangunan antara lain, semen. Besi, kayu dan lain-lain.

    Tersedianya pekerja/buruh bersifat beserta fasilitas kehidupannya.

    Lokasi termasuk daerah gempa atau tidak

    Ada atau tidaknya persediaan tenaga listrik.

    Jembatan lain yang didekat lokasi sebagai bahan pertimbangan

    Kemampuan propinsi setempat untuk membangun jembatan.

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 11

    4) Penyelidikan lapisan tanah dibawah permukaan ( Sub base )

    Suatu penyelidikan tanah pada lokasi jembatan yang direncanakan adalah sangat penting untuk mendapatkan suatu perkiraan yang sebaik baiknya , bagi lokasi dan type pondasi jembatan.

    Diperlukan suatu penyelidikan lapangan ( field ) dan labolatorium ( labolatorium mekanika tanah ) untuk mendapatkan data-data tanah yang diperlukan bagi perencanaan (design ) pondasi.

    Banyak kejadian menunjukan runtuhnya suatu pondasi jembatan tersebut oleh karena penyelidikan tanah adalah sangat penting untuk merencanakan suatu pondasi yang kuat dan

    ekonomis. Apabila hasil penyelidikan tanah meragukan misalnya : ada gejala patahan daerah yang bergerak retakan retakan pada batuan dan lain-lain, maka perlu suatu penyelidikan batuan pada

    lokasi setempat. Hasil hasil penyelidikan yang penting diantaranya sebagai berikut a. Sifat-sifat tanah kedalam tertentu. b. Kedalaman, tebal komposisi dari setiap lapisan tanah tertentu. c. Lokasi muka air tanah. d. Kedalam, komposisi tanah keras (rock ) e. Sifat teknik dari tanah dan rock yang menentukan perencanaan(desain) pondasi. Beberapa cara

    yang dapat digunakan dalam pengambilan contoh tanah (soil exploration) a. Boring dengan alat bor angger dan lain-lain. b. Sondir c. Cara geophysic, cara ini mahal, teliti dan hanya digunakan untuk suatu luas

    pekerjaan yang besar dan diperlukan penyelesaian cepat.

    2.5. Pokok-Pokok Perencanaan Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan dasar untuk menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana Tegangan Kerja (WSD) dan Rencana Keadaan

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 12

    Batas (Limit State). Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan berikut ini:

    1. Kekuatan dan stabilitas struktur 2. Kenyamanan bagi pengguna jembatan

    3. Ekonomis

    4. Keawetan dan kelayakan jangka panjang 5. Kemudahan pemeliharaan

    6. Estetika

    7. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal Untuk

    memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan dalam perencanaan harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan perencanaan Jembatan BMS 92 sebagai berikut: a) Persyaratan umum perencanaan b) Persyaratan Analisa Struktur

    c) Persyaratan Perencanaan Pondasi d) Persyaratan Perencanaan Elemen StrukturJembatan

    Agar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu sesuai persyaratan dapat dicapai, maka panduan atau Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 92 harus menjadi pegangan dalam menetapkan

    Metodologi Perencanaan

    Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan

    Perencanaan Elemen Struktur Jembatan

    Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah dan Slope Protection

    Dan lain sebagainya

    2.6. Kriteria Perencanaan 1. Peraturan-peraturan yang dipergunakan

    2. Mutu material yang dipergunakan

    3. Metode dan asumsi pada perhitungan 4. Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas,

    struktur bawah dan pondasi 5. Metode pengumpulan data lapangan

  • Jurusan Teknik Sipil Fak. Sains dan Teknik UNDANA KUPANG John H. Frans, ST || 13

    6. Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang dinyatakan dalam

    bentuk bench mark terhadap contoh studi 7. Metode pengujian pondasi

    2.7. Peraturan yang digunakan 1. Perencanaan strukturjembatan harus mengacu kepada

    a) Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 92

    b) Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 92

    c) peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain: Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI (Design Standard of Earthquake Resistance of Bridges)

    1) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan

    Jalan Raya (SK.SNI T-14-1990-0.3) 2) Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4

    3) Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI 4) Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4

    2. Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada a) Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003)

    b) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, No.038/T/BM/1997 c) Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan

    Metoda Analisa Komponen SNI 1732-1989-F 3. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan Panduan

    Analisa Harga Satuan, SNI -2010, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan

    Umum.