jejaring administrasi publik, vol. 10, no. 2. juli...

17
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018 i

Upload: lamthu

Post on 11-Jul-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

i

Page 2: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

ii

Jurnal ilmiah “JEJARING ADMINISTRASI PUBLIK (JAP)‟. Diterbitkan oleh Departemen

Adminstrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, sebagai terbitan berkala

6 (enam) bulan sekali yang menyajikan tulisan-tulisan untuk lebih mempopulerkan ilmu

administrasi negara / publik ditengah masyarakat.

Penanggung Jawab

Falih Suaedi (Ex Officio Dekan Fisip Unair)

Pimpinan Umum

Sulikah Asmorowati (Ketua Departemen Administrasi)

Mitra Bestari

Bintoro Wardiayanto (Universitas Airlangga)

Selfi Budi Helpiastuti (Universitas Jember)

Intam Kurnia (Universitas Tadulako)

Muhammad Nuh (Universitas Brawijaya)

Ahmad Buhari (Universitas Padjajaran)

Pimpinan Redaksi

Pilipus Keban

Sekretaris Redaksi

Nanang Haryono

Redaktur Pelaksana

Erna Setijaningrum

Antun Mardiyanta

Wahyuni Triana

Sunaryo

Putu Aditya Ferdian Aryawantara

Layout dan Sirkulasi

Nabila Alfiani

Feny Dwintania

Pryanka Pandu

Ardian Rizki Serda Ginata

Cholifah Risalatin

Delfa Ayu Paramita

Alamat Redaksi: Jejaring Administrasi Publik (JAP)

Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya, 602886

Telpon. 031-5034015, eks 213. Fax. 031-5022494

Website: www.depan-fisip-unair.com

Percetakan

Airlangga University Press (RK 466/12.15/AUP-A25E)

Kampus C Universitas Airlangga

Mulyorejo Surabaya 60115

Telpin (031) 5992246, 5992247

Fax (031) 5992248

Email: [email protected]

Bekerjasama dengan

Departemen Admistrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya

Page 3: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

iii

DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................. i

Halaman Penanggung Jawab ...................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................... ................... iii

Pengantar Redaksi ........................................................................................ iv

Ketentuan Gaya Penulisan Ilmiah .............................................................. v

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ekonomi Kreatif Untuk

Mendukung Pariwisata Desa Berkelanjutan

Nanang Haryono; M. Nilzam Aly; Yayan Sakti Suryandaru .................... 1283

Perumusan Model Instrumen Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (PLP2B) di Kabupaten Jombang

Chris Maya Rinelda ........................................................................................ 1294

Keterlibatan Stakeholder Dalam Implementasi Program Dana Bergulir

Sebagai Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di

Kabupaten

Hendra Sukmana ............................................................................................ 1315

Studi Implementasi Peraturan Keamanan Penerbangan: Peraturan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/2765/XII/2010

Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel

Pesawat Udara dan Barang Bawaan Yang Diangkut dengan Pesawat

Udara dan Orang Perseorangan

Munawir Khairil Anwar ............................................................................... 1325

Analisis Stakeholder Dalam Kebijakan Penyelenggaraan Jaringan

Utilitas di Kota Surabaya

Berliana Mustika Rani ................................................................................... 1325

Implementasi Kebijakan E-Learning dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan

Endang Sholihatin, Kusnarto , Arista Pratama ........................................... 1356

Dinamika Tata Kelola BUMDES dan Persoalan Nilai Tambah Produk:

Studi atas BUMDES Desa Kembiritan, Banyuwangi

Philipus Keban; Rendy Pahrun Wadipalapa ............................................... 1367

Page 4: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

iv

PENGANTAR REDAKSI

Penerbitan Jurnal Jejaring Administrasi Publik telah memasuki Vol. 10 No 2

Tahun 2018. Pada edisi ini terdiri atas 7 artikel. Dalam kerangka mewujudkan atmosefir akademik Ilmu Administrasi Negara, maka penyediaan jurnal ilmiah yang dikelola secara profesional, madiri dan independen sesuai dengan persyaratan tim

akreditasi jurnal ilmiah menjadi sangat penting. Eksisting Jurnal ilmiah dapat menjadi sebuah media, wadah serta sarana komunikasi secara dialogis diantara sesama

akademisi, maupun antara akademis dan praktisi pemerintahan dalam kerangka ikut memecahkan persoalan bangsa dan negara.

Artikel pada terbitan Vol. 10 No. 2 Tahun 2018 Jejaring Administrasi Publik

antara lain: (1) Pengembangan Model Instrumen Kebijakan: Studi Tentang Instrumen Kebijakan Pemanfaatan Aspal Buton dalam Pembangunan dan Pemeliharaan

Infrastruktur Jalan di Kabupaten Buton (Adam Amin Bahar; Jusuf Irijanto; Gitadi Tegas S); (2) Perumusan Model Instrumen Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (PLP2B) di Kabupaten Jombang (Chris Maya Rinelda); (3) Keterlibatan Stakeholder Dalam Implementasi Program Dana Bergulir Sebagai Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Sidoarjo (Hendra

Sukmana); (4) Studi Implementasi Peraturan Keamanan Penerbangan: Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/2765/XII/2010 Tentang Tata

Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan Yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan (Munawir

Khairil Anwar); (5) Analisis Stakeholder Dalam Kebijakan Penyelenggaraan Jaringan Utilitas di Kota Surabaya (Berliana Mustika Rani) dan (6) Implementasi Kebijakan E-Learning dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan (Endang Sholihatin, Kusnarto ,

Arista Pratama). (7) Dinamika Tata Kelola BUMDES dan Persoalan Nilai Tambah Produk: Studi atas BUMDES Desa Kembiritan, Banyuwangi (Philipus Keban; Rendy

Pahrun Wadipalapa). Harapan kami, Terbitan Jejaring Administrasi Publik (JAP) Vol. 10 No.2 Tahun

2018 dapat menambah wawasan dan sekaligus menjadi media diskursus bagi para pemerhati keilmuan administrasi negara dan atau publik, pemerhati masalah birokrasi pemerintahan dan pihak penyelenggara pemerintahan agar lebih empati dalam

memahami dinamika yang sedang terjadi.

Tim Redaksi

Page 5: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

v

Ketentuan Gaya Penulisan Jurnal Imiah “JEJARING ADMNINISTRASI PUBLIK (JAP) ”

Kehadiran jurnal ‟Jejaring Administrasi Publik” (JAP) ini diharapkan akan

mampu mengisi kekeringan dalam khasanah media ilmiah perguruan tinggi, khususnya yang mencermati dan mendiskursuskan problema dan perkembangan ilmu

Administrasi Negara dan atau Publik kekinian. Seiring dengan hadirnya JAP ini, diharapkan media ini mampu menjadi jembatan

dan banyak membantu bagi kalangan akademisi administrasi negara, praktisi organisasi

privat maupun praktisi pemerintahan untuk dapat mengenali dan mendialogkan

mengenai filosofi, teori maupun praktik-praktik administrasi negara yang dipandang akan memberi perbaikan terhadap kinerja mereka. Dalam rangka menstrukturkan

bangunan JAP ini, maka telah disusun beberapa ketentuan didalam penulisan, antara

lain :

Sumbangan Pemikiran

Sumbangan pemikiran yang dituliskan dalam bentuk artikel dapat mengupas mengenai aspek filosofi, diskursus teori, analisis maupun dunia praktik, baik dalam organisasi kemasyarakatan, bisnis maupun pemerintahan. Beberapa hal ketentuan

dalam penulisan ini, antara lain : a. Judul Artikel harus mampu menggambarkan isi artikel, dan jumlah kata sekitar 8

sampai 14. b. Abstrak ditulis dalam satu paragraf yang diikuti dengan Kata Kunci (keyword)

dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abtrak ditulis kurang lebih 150-200 kata dan memuat latar belakang penulisan, tujuan penulisan, pembahasan dan kesimpulan.

c. Isi artikel harus memiliki relevansi dengan bidang ilmu administrasi negara atau administrasi publik dan dikuasai oleh penulis.

d. Isi artikel harus orisinil dan belum pernah dimuat di media penerbitan

Teknik Penulisan

Untuk menunjang bangunan tulisan jurnal ilmiah, maka teknik penulisan harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:

a. Artikel ditulis dalam bentuk essay, sehingga tidak ada format numerik (atau

abjad) yang memisahkan antar bab/bagian, ataupun untuk menandai bab/bagian baru.

b. Untuk memadatkan dan mengefisiensikan tulisan isi artikel, digunakan running note, bukannya footnote atau endnote, misalnya:

..........(Hill & Hupe, 2001; Thompson, 2005: 120-123).

..........(Porter et al, 2004) ……..(Hogwood,1981 dalam Gunn, 1984)

c. Kesimpulan tidak dirinci dalam poin-point, tetapi berupa paragraph d. Bila ada Tabel/Grafik atau Gambar dikirimkan dalam file yang berbeda dengan

teks artikel dalam bentuk tab-delimited. e. Penulisan Tabel 1 dan seterusnya diatas tabel, kemudian dilanjutkan Judul Tabel f. Gambar 1 dan seterusnya dibawah gambar, dilanjutkan keterangan gambar.

Daftar Pustaka

Penulisan untuk daftar pustaka menggunakan sistem “nama-tahun” (bukan ”acu-

urut”), dengan urutan sesuai dengan abjad family name (nama belakang). Terkait

Page 6: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

vi

dengan kutipan pustaka yang diambil dari beberapa sumber, maka ada beberapa kententuan cara mengutip beberapa sumber, yakni :

o Buku

Higgins, J.(1981) State of Welfare. Oxford: Blackwell o Buku (edited)

Hill, M. (ed) (1993) New Agendas in the Study of Policy Process. Hemel Hempstead: Harvester Wheatsheaf.

o Chapter dalam buku Immergut, E.M. (1992) „The rules of the game: The Logic of health policy-

making in France‟. Dalam Steinmo, S.,(eds) Structuring Politics: Historical Institutionalism in Comparative Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

o Journal article Hoggett, P.(1996) “New modes of control in public service‟. Public

Administration Review 74(1): 8-34 o Thesis dan desertasi

Gill,M.R.(1997) The relationship between the physical properties of human articular cartilage and tissue biochemistry and ultrastructure. Desertasi, University of Leeds.

o Website tanpa author Feminist Collections A Quarterly of Women‟s Studies Resources (2000) [Diakses

10 Januari 2009]. Http://www.library.wisc.edu/libraries/Women Studies/ fcmain.

htm. o Website dengan author

Hawking,S.(2000) Professor Stehen Hawking’s website. [Diakses 9 Mei 2009]. http:// www.hawking.org.uk/home/hindex.html

Penulis

Bagi para penulis yang berkeinginan menulis dan mengirimkan artikel kepada redaksi JAP harus menyertakan beberapa kelengkapan, antara lain: o Nama penulis harus konsisten dalam bentuk dan ejaan, tanpa menyertakan gelar serta

mencantumkan alamat pribadi/ lembaga penulis untuk berkorespondensi email dan telepon.

o Tulisan artikel diketik dalam MS Word dengan jenis huruf Times New Roman 12 dan diketik 2 (dua) spasi pada kertas A4, sepanjang 15-20 halaman. Tulisan artikel yang dikirim harus berbentuk print-out artikel dan disertai dengan copy-CD.

o Tulisan artikel dikirim ke Redaksi JAP. Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya. 60286. Surabaya. Website: http://www.depan-fisip-unair.com

Page 7: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1356

Implementasi Kebijakan E-Learning dalam Meningkatkan

Kualitas Pendidikan

E-Learning Policy Implementation in Improving Education Quality

Endang Sholihatin1, Kusnarto

2 Arista Pratama

3

1Depertemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

2Departemen Komunikasi, Fisip, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

3Departemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Jalan Raya Rungkut Madya, Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294

Email: [email protected]

Abstract

The development of information and computer technology to support the education sector received a positive

response in the community. Implementation of Information and Communication Technology in the world of

education is known as e-learning. E-learning as a new learning model in education provides a great role and

function for the world of education. This is to answer the shortcomings and weaknesses of conventional

education including the limitations of space and time in the process of conventional education. The focus of this

study is how the implementation of e-learning in vocational high schools and how the obstacles in the

implementation of e-learning in vocational schools. This study uses a qualitative descriptive approach to case

studies in 2 Magetan Vocational Schools and Poncol Vocational Schools. The research subjects were the

education office, school principals, teachers and students. Data collection techniques used are observation,

interviews, and documentation. The validity of the data is tested using source triangulation, which is to re-

examine the data obtained through several sources. Data analysis techniques with interactive model qualitative

data analysis. The conclusion of the study is the implementation of e-learning in 2 Magetan vocational

secondary schools and Poncol vocational secondary schools is not optimal. Constraints in implementing

elearning in vocational education include the lack of internet network infrastructure related to capacity that can

serve all students together, lack of budgetary resources for elearning management, lack of human resource

capabilities, lack of alignment of policy makers in elearning development in schools.

Keywords: implementation of e-learning, Information and Communication Technology

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi dan komputer untuk menunjang bidang pendidikan mendapat sambutan

positif di masyarakat. Implementasi Information and Communication Technology pada dunia pendidikan

dikenal dengan istilah e-learning. E-learning sebagai model pembelajaran baru dalam pendidikan memberikan

peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan. Hal ini untuk menjawab kekurangan dan kelemahan

pendidikan konvensional diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan

konvensional. Fokus penelitian ini adalah bagaimana implementasi elearning di sekolah menengah kejuruan dan

bagaimana kendala dalam implementasi elearning di SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif studi kasus pada SMK 2 Magetan dan SMK Poncol. Subjek penelitian adalah dinas pendidikan,

kepala sekolah, guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan menggunakan trianggulasi sumber, yaitu memeriksa kembali data

yang diperoleh melalui beberapa sumber. teknik analisis data dengan analisis data kualitatif model interaktif.

Kesimpulan penelitian adalah implementasi elearning di sekolah menengah kejuruan 2 Magetan dan sekolah

Page 8: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1357

menengah kejuruan Poncol belum optimal. Kendala dalam implementasi elearning di pendidikan SMK

diantaranya adalah kurangnya infrastruktur jaringan internet terkait kapasitas yang bisa melayani semua siswa

secara bersama, kurangnya sumberdaya anggaran untuk pengelolaan elearning, kurangnya kemampuan sumber

daya manusia, kurangnya keberpihakan pengembil kebijakan dalam pengembangan elearning di sekolah.

Kata kunci: implementasi e-learning, Information and Communication Technology

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi

dan komputer yang sangat pesat akhir-

akhir ini, mendapat sambutan positif di

masyarakat. Berbagai layanan masyarakat

sudah mengimplementasikan Information

and Communication Technology. Dalam

dunia bisnis di kenal dengan istilah e-

business atau e-commerce, di dunia

pemerintahan dikenal dengan istilah e-

government dan bagi dunia pendidikan

dikenal dengan istilah e-learning.

Departemen Pendidikan Nasional sebagai

organisasi yang berfungsi mengelola

pendidikan di Indonesia menyambut baik

perkembangan ICT dengan memasukkan

kurikulum yang bernuansa pengenalan

teknologi informasi dan komunikasi,

terutama di jenjang pendidikan menengah.

Respon ini menunjukkan bahwa

Departemen Pendidikan Nasional

memperhatikan perkembangan dunia

teknologi informasi dan komunikasi yang

sedang mengalami kemajuan pesat.

Kebijakan ini bertujuan agar siswa

memiliki bekal kemampuan untuk

mengenal, memahami, dan berinteraksi

dengan dunia teknologi informasi dan

komunikasi, sehingga kelak pada saat lulus

tidak buta sama sekali dengan dunia

teknologi informasi dan komunikasi yang

ada di masyarakat.

E-learning sebagai model

pembelajaran baru dalam pendidikan

memberikan peran dan fungsi yang besar

bagi dunia pendidikan yang selama ini

dibebankan dengan banyaknya kekurangan

dan kelemahan pendidikan konvensional

(pendidikan pada umumnya) diantaranya

adalah keterbatasan ruang dan waktu

dalam proses pendidikan konvensional.

Dasar kebijakan elearning adalah Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 tahun 2003. Pada bab VI jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan bagian

kesepuluh pendidikan jarak jauh pasal 31

disebutkan bahwa pendidikan jarak jauh

berfungsi memberikan layanan pendidikan

kelompok masyarakat yang tidak dapat

mengikuti pendidikan secara tatap

muka/reguler. E-learning memungkinkan

peserta didik untuk belajar memahami

komputer di tempat masing-masing tanpa

harus secara fisik bertemu face to face di

kelas dengan gurunya. Pada praktiknya

keterbatasan jam sekolah memerlukan

inovasi model pembelajaran elarning.

Teknologi informasi yang mempunyai

standar platform internet yang bisa

menjadi solusi permasalahan tersebut

karena sifat dari internet itu sendiri yaitu

memungkinkan segala sesuatu saling

terhubung belum lagi karakter internet

yang murah, sederhana dan terbuka

mengakibatkan internet bisa digunakan

oleh siapa saja (everyone), dimana saja

(everywhere), kapan saja (everytime) dan

bebas digunakan (available to every one).

Pengembangan pendidikan menuju

e-learning merupakan suatu keharusan

Page 9: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1358

agar standar mutu pendidikan dapat

ditingkatkan, karena e-learning

merupakan satu penggunaan teknologi

internet dalam penyampaian pembelajaran

dalam jangkauan luas yang berlandaskan

tiga kriteria yaitu: (1) e-learning

merupakan jaringan dengan kemampuan

untuk memperbaharui, menyimpan,

mendistribusi dan membagi materi ajar

atau informasi, (2) pengiriman sampai ke

pengguna terakhir melalui komputer

dengan menggunakan teknologi internet

yang standar, (3) memfokuskan pada

pandangan yang paling luas tentang

pembelajaran di balik paradigma

pembelajaran tradisional (Rosenberg 2001;

28), dengan demikian urgensi teknologi

informasi dapat dioptimalkan untuk

pendidikan.

SMK sebagai salah satu lembaga

pendidikan perlu membekali siswa dan

lulusannya dengan keterampilan yang

memadai termasuk kompetensi ICT.

Tuntutan yang harus dilaksanakan sekolah

dalam pelaksanaan proses pembelajaran

yang memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi menghadapi berbagai

kendala yang tidak sederhana. Masalah

utama yang seringkali dihadapi oleh pihak

sekolah dan guru adalah keterbatasan

sarana prasarana, sumber daya manusia

dan sumber belajar.

Tuntutan yang harus dilaksanakan

oleh guru dan sekolah dalam pelaksanaan

proses pembelajaran yang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi

menghadapi berbagai kendala yang tidak

sederhana. Masalah utama yang seringkali

dihadapi oleh pihak sekolah dan guru

adalah keterbatasan sumber daya, baik

sumber daya fisik, sumber daya manusia

maupun sumber belajar berbasis teknologi

komputer dan telekomunikasi. Data

Departemen Pendidikan Nasional

menunjukkan bahwa sebanyak 95% SMU

dan SMK telah memiliki komputer.

Namun demikian, kurang dari 25% SMU

dan 10% SMK yang telah terhubungan

dengan Internet (Mohandas, 2003).

Berkaitan dengan implementasi

pembelajaran berbasis teknologi informasi

dan komunikasi, terutama pemanfaat e-

learning sebagai media alternatif

pembelajaran, sekolah perlu melakukan

analisis kebutuhan, penyiapan kebutuhan

yang diperlukan, perancangan model

pembelajaran serta pengembangannya.

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-

learning Terms (Farhad, 2001)

menyatakan bahwa e-learning adalah

sistem pendidikan yang menggunakan

aplikasi elektronik untuk mendukung

belajar mengajar dengan media Internet,

jaringan komputer dan komputer. Untuk

mengetahui pemanfaatan e-learning oleh

guru sebagai media pembelajaran perlu

dilakukan kajian secara mendalam.

Pengembangan pembelajaran e-learning

bertujuan untuk membangun orang-orang

generasi muda Bangsa Indonesia dengan

basis skills pada kemampuan

menggunakan dan mengambangakan

teknologi informasi. Berikut model

peningkatan mutu pendidikan melalui e-

learning

:

Page 10: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1359

Gambar 1. Model Pengembangan E-learning

Sumber: Lovi Triono, 2007 dalam http://directory.umm.ac.id/tik/e-learning.pdf

Berdasarkan model diatas e-

learning dalam pendidikan memiliki

peran menggeser lima cara dalam proses

pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke

penampilan, (2) dari ruang kelas ke di

mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on

line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke

fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu

siklus ke waktu nyata, Rosenberg (2001).

Teknologi informasi yang merupakan

bahan pokok dari e-learning itu sendiri

berperan dalam menciptakan pelayanan

yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan

terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan

tersebut maka ada beberapa faktor yang

mempengaruhi teknologi informasi yaitu:

(1). Infrastruktur, (2). Sumber Daya

Manusia, (3). Kebijakan, (4). Finansial,

dan (5). Konten dan Aplikasi.

Teknologi informasi dapat

berkembang dengan pesat, pertama

dibutuhkan infrastruktur yang

memungkinkan akses informasi di

manapun dengan kecepatan yang

mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut

ketersediaan human brain yang menguasai

teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan

menuntut adanya kebijakan berskala

makro dan mikro yang berpihak pada

pengembangan teknologi informasi jangka

panjang. Keempat, faktor finansial

membutuhkan adanya sikap positif dari

bank dan lembaga keuangan lain untuk

menyokong industri teknologi informasi.

Kelima, faktor konten dan aplikasi

menuntut adanya informasi yang disampai

pada orang, tempat, dan waktu yang tepat

serta ketersediaan aplikasi untuk

menyampaikan konten tersebut dengan

nyaman pada penggunanya E-learning

yang merupakan salah satu produk

teknologi informasi tentu juga memiliki

faktor pendukung dalam terciptanya

pendidikan yang bermutu, adapun faktor

Pertama, harus ada kebijakan sebagai

payung yang antara lain mencakup sistem

pembiayaan dan arah pengembangan.

Kedua, pengembangan isi atau materi,

misalnya kurikulum harus berbasis

teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan demikian, nantinya yang

dikembangkan tak sebatas operasional atau

latihan penggunaan komputer. Ketiga,

Page 11: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1360

persiapan tenaga pengajar, dan terakhir,

penyediaan perangkat kerasnya

Pemikiran ini berangkat dari

tuntutan pengembangan sistem

pembelajaran tradisional menuju

pemanfaatan ICT. Sistem pembelajaran

tradisional dicirikan dengan adanya

pertemuan antara pelajar dan pengajar

untuk melakukan proses belajar mengajar

(Ali dkk, 2008). Metode ini sudah

berlangsung sejak dahulu hingga saat ini

guna memenuhi tujuan utama pengajaran

dan pembelajaran, namun konsep ini

menghadapi kendala yang berkaitan

dengan keterbatasan tempat, lokasi dan

waktu penyelenggaraan dengan semakin

meningkatnya aktifitas pelajar dan

pengajar.

Pergeseran paradigma sistem

pembelajaran mulai nampak pada proses

transfer pengetahuan. Proses pembelajaran

yang ada sekarang ini cenderung lebih

menekankan pada proses mengajar

(teaching), berbasis pada isi (content

base), bersifat abstrak dan hanya untuk

golongan tertentu (pada proses ini

pengajaran cenderung pasif). Seiring

perkembangan ilmu dan teknologi ICT,

proses pembelajaran mulai bergeser pada

proses belajar (learning), berbasis pada

masalah (case base), bersifat kontekstual

dan tidak terbatas hanya untuk golongan

tertentu. Pada proses pembelajaran seperti

ini siswa dituntut untuk lebih aktif dengan

mengoptimalkan sumber-sumber belajar

yang ada. Berdasarkan latar belakang

tersebut dirumuskan permasalahan

penelitian bagaimana implementasi

elearning di sekolah menengah kejuruan

SMKN 2 Magetan dan SMKN Poncol

Magetan dan bagaimana kendala dalam

implementasi elearning di SMKN 2

Magetan dan SMKN Poncol Magetan.

Kebijakan Elearning

Hoogerwerf dalam Sjahrir (1988,

66) menyatakan hakekatnya pengertian

kebijakan adalah semacam jawaban

terhadap suatu masalah, merupakan

upaya untuk memecahkan, mengurangi,

mencegah suatu masalah dengan cara

tertentu, yaitu dengan tindakan yang

terarah. James E. Anderson (1978, 33),

memberikan rumusan kebijakan sebagai

perilaku dari sejumlah aktor (pejabat,

kelompok, instansi pemerintah) atau

serangkaian aktor dalam suatu bidang

kegiatan tertentu. Dari beberapa

pengertian tentang kebijakan yang telah

dikemukakan oleh para ilmuwan

tersebut, kiranya dapatlah ditarik

kesimpulan bahwa pada hakekatnya

studi tentang policy (kebijakan)

mencakup pertanyaan: what, why, who,

where, dan how. Semua pertanyaan itu

menyangkut tentang masalah yang

dihadapi lembaga-lembaga yang

mengambil keputusan yang

menyangkut; isi, cara atau prosedur

yang ditentukan, strategi, waktu

keputusan itu diambil dan dilaksanakan.

Disamping kesimpulan tentang

pengertian kebijakan dimaksud, pada

dewasa ini istilah kebijakan lebih sering

dan secara luas dipergunakan dalam

kaitannya dengan tindakan-tindakan

pemerintah serta perilaku negara pada

umumnya (Charles O. Jones,1991, 166).

Kebijakan tentang e-learning pada

rencana strategis pendidikan dari

Departemen Pendidikan Nasional sebagai

bagian peningkatan mutu, relevansi, dan

Page 12: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1361

daya saing disebut sebagai berikut:

”Dengan mempertimbangkan pesatnya

perkembangan pemanfaatan ICT dalam

berbagai sektor kehidupan, pemerintah

akan terus mengembangkan pemanfaatan

dalam ICT, untuk sistem informasi

persekolahan dan dan pembelajaran secara

elektronik (e-learning)”. Dasar kebijakan

elearning adalah Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun

2003. Pada bab VI jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan bagian kesepuluh pendidikan

jarak jauh pasal 31 disebutkan bahwa

pendidikan jarak jauh berfungsi

memberikan layanan pendidikan kelompok

masyarakat yang tidak dapat mengikuti

pendidikan secara tatap muka/reguler.

Kebijakan diatas diterjemahkan dalam

Keputusan Sekertaris Jendral Departemen

Pendidikan Nasional No.3250/A/06

Tentang Pembentukan Tim Pengembangan

Program SIM, ICT, dan TV Edukasi

Depdiknas.

Untuk mendukung kebijakan

tersebut, pemerintah sejak 2009 menyusun

langkah-langkah diantaranya adalah (a)

merancang sistem jaringan yang mencakup

jaringan internet, yang menghubungkan

sekolah-sekolah dengan pusat data dan

aplikasi, serta jaringan intranet sebagai

sarana dan media komunikasi dan

informasi intern sekolah, (b) merancang

dan membuat aplikasi database, yang

menyimpan dan mengolah data dan

informasi persekolahan, manajemen

persekolahan dll, (c) merancang dan

membuat aplikasi pembelajaran berbasis

portal, web, multimedia interaktif dll, (d)

pengoptimalan TV edukasi sebagai sarana

penunjangan peningkatan mutu

pendidikan, (e) mengimplementasikan

pemanfaatan TIK secara bertahap untuk

memudahkan manajement pendidikan

pada SMP dan sekaligus untuk mendukung

proses pembelajaran di seluruh wilayah

indonesia” (Djadja Sardjana, 2010,

http://edukasi.kompasiana,com)

Implementasi Kebijakan Elearning

Solichin Abdul Wahab, (1997:64)

menuliskan pengertian implementasi

menurut kamus webster dirumuskan secara

pendek, dimana “to implementasi"

(mengimplementasikan) berarti “to

provide means for carrying out; to give

practical effec to” (menyajikan alat bantu

untuk melaksanakan; menimbulkan

dampak/berakibat sesuatu). Dalam studi

kebijakan publik, dikatakan bahwa

implementasi bukanlah sekedar bersangkut

paut dengan mekanisme penjabaran

keputusan-keputusan politik ke dalam

prosedur-prosedur rutin melalui saluran-

saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu

implementasi menyangkut masalah

konflik, keputusan, dan siapa yang

memperoleh apa dari suatu kebijakan.

Oleh karena itu tidaklah terlalu salah jika

dikatakan bahwa implementasi kebijakan

merupakan aspek yang sangat penting

dalam keseluruhan proses kebijakan.

Pengertian yang sangat sederhana tentang

implementasi adalah sebagaimana yang

diungkapkan oleh Charles O. Jones (1991),

dimana implementasi diartikan sebagai

"getting the job done" dan "doing it".

Tetapi di balik kesederhanaan rumusan

yang demikian berarti bahwa implementasi

kebijakan merupakan suatu proses

kebijakan yang dapat dilakukan dengan

mudah. Namun pelaksanaannya, menurut

Jonse, menuntut adanya syarat yang

Page 13: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1362

antara lain: adanya orang atau pelaksana,

uang dan kemampuan organisasi atau yang

sering disebut dengan resources, Lebih

lanjut Jones merumuskan batasan

implementasi sebagai proses penerimaan

sumber daya tambahan, sehingga dapat

mempertimbangkan apa yang harus

dilakukan.

Ahli lain Van Meter dan Horn

(1978:70) mendefinisikan implementasi

kebijakan sebagai berikut: “Policy

implementation encompasses those actions

by public and private individuals (and

groups) that are directed at the

achievement of goals and objectives set

forth in prior policy decisions. “Definisi

tersebut memberikan makna bahwa

implementasi kebijakan adalah tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh individu-

individu (dan kelompok) pemerintah dan

swasta yang diarahkan pada pencapaian

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Tindakan-tindakan ini, pada suatu saat

berusaha untuk mentransformasikan

keputusan-keputusan menjadi pola-pola

operasional, serta melanjutkan usaha-usaha

tersebut untuk mencapai perubahan, baik

yang besar maupun yang kecil, yang

diamanatkan oleh keputusan kebijakan.

implementasi e-learning adalah suatu

kegiatan yang awalnya adalah sebuah

kebijakan semata yang direlisasikan atau

dituangkan dalam suatu kegiatan dimana

proses penyelenggaraan elearning tersebut

terlaksana di suatu lembaga atau instansi.

Penyelenggaraan e-learning

membutuhkan dukungan sistem

administrasi dan manajement. Sistem

administrasi dan manajemen dapat

diselenggarakan dengan memanfaatkan

sisitem informasi, meliputi beberapa

kegiatan sebagaimana pendapat Soetomo

(2002) dalam Poppy (2010, 145), yakni;

a. Administrasi data staf edukasi,

karyawan, kurikulum, mata kuliah,

data peserta didik.

b. Proses belajar mengajar meliputi

upload dan download materi

pembelajaran, proses pemeliharaanya,

tugas akhir, ujian.

c. Pembentukan iklim ilmiah dalam

pembelajaran meliputi menyusun

materi pembelajaran yang menarik,

menciptakan materi pembelajaran

yang menarik, menciptakan susana

belajar yang kondusif.

d. Juga dalam pengelolaan uang yang

sudah tidak sulit lagi.

Implementasi E-Learning di SMKN 2

Magetan dan SMK Poncol Magetan

Kebijakan e-learning tidak akan

berhasil dengan baik tanpa adanya peran

dan keterlibatan Guru dalam pembelajaran.

Guru merupakan faktor penting dalam

pengimplementasian kebijakan elearning

di sekolah. Oleh karena itu perlu ditinjau

faktor-faktor apa saja yang berpengaruh

terhadap keberhasilan implementasi e-

learning. Kegiatan Guru dalam

menggunakan e-learning pada

pembelajaran baru terbatas untuk mencari

materi dan memaparkanya dalam tampilan

presentasi yang lebih menarik.

Pemanfaatan internet masih

mengalami kendala, masih ada guru yang

belum bisa menggunakan internet, akan

tetapi sebagian besar guru sudah mampu

menggunakan dan menerapkan dalam

pembelajaran. Bahkan pembelajaran

menggunakan e-learning memudahkan

siswa dalam memahami isi dari materi

Page 14: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1363

pembelajaran, dan penerapan kurikulum

2013 yang berbasis IT juga mendukung

kopetensi guru lebih ditingkatkan lagi.

Guru dalam menerapkan pembelajaran e-

learning terhadap siswa hanya sebatas

siswa yang disuruh mengirim tugas/hasil

diskusi dalam pembelajaran ke dalam blog

guru tersebut. Tugas yang guru berikan

kepada siswa biasanya yaitu siswa disuruh

mencari dan mengolah materi

pembelajaran menjadi berbentuk

makalah/paper dan power point yang

nantinya akan dipresentasikan oleh siswa/

kelompok tersebut.

Alokasi dan proporsi waktu yang

digunakan guru dalam mengakses internet

dalam pembelajaran menggunakan e-

learning masih minim, setelah dilakukan

pengamatan ditemui bahwa guru- guru

masih jarang menggunakan e-learning

dalam pembelajaran baik dalam

mengakses atau memanfaatkannya.

Penggunaan internet yang guru lakukan

rata-rata setiap hari tidak menentu,

terkadang hanya waktu luang saja guru

dapat menggunakan internet.

Terbatasnya waktu dalam

menggunakan e-learning disebabkan

karena kesibukan dari guru yang harus

mempersiapkan materi yang banyak dan

mengajar di kelas yang berbeda sehingga

dalam menggunakan internet dalam

pembelajaran e-learning masih sangat

minim, begitu juga ketika guru berada

dirumah untuk memberikan atau

mengakses tugas untuk siswa terkendala

karena kesibukan masing- masing guru

dirumah. Penggunaan internet dalam

pembelajaran dilihat dari proporsi waktu

yang digunakan yaitu guru sudah

menggunakan internet dalam pembelajaran

baik dirumah maupun disekolah rata-rata

yaitu 3jam/ hari. Baik untuk mengakses

tugas, berita, ataupun bentuk-bentuk

pembelajaran lainya.

Berdasarkan hasil wawancara dan

pengamatan terlihat bahwa untuk alokasi

waktu penggunaan internet hanya 3 jam

per hari, baik di sekolah maupun di rumah.

Alokasi tersebut masih kurang karena guru

hanya memanfaatkannya pada waktu luang

saja, bukan setiap saat pembelajaran,

selain itu ketika guru sudah berada di

rumah, waktu untuk mengakses internet

atau e-learning sangat kurang sebab fokus

waktu lebih ke pekerjaan keluarga, atau

lebih cenderung untuk keluarga. Proporsi

penggunaan e-learning dalam

pembelajaran terlihat masih rendah

komitmen dan keinginan guru dalam

menggunakan elearning dalam

pembelajaran.

Salah satu yang harus ada dalam

pembelajaran elektronik yaitu materi atau

bahan ajar. Biasanya materi ajar elektronik

berbeda dengan materi ajar biasanya

tentunya yang menggunakan buku atau

kertas. Sedangkan pada e-learning

biasanya menggunakan materi yang

bersifat elektronik yang dapat diunggah

dari sumber mana saja. Guru sebagai

pembuat materi memiliki perbedaan yaitu

dalam pemberian materi antara guru yang

satu dengan yang lainnya. Materi yang

biasanya dikumpulkan yaitu bersumber

dari buku, jurnal, internet dll. Kemudian

dari berbagai sumber tersebut diolah

menjadi satu kesatuan yang nantinya

diajarkan pada pelajaran didalam kelas.

Biasanya guru hanya mencari dari sumber

yang telah ada, kemudian diolah dan

diberikan secara langsung maupun tak

Page 15: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1364

langsung. Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan bahwa tidak semua guru

menggunakan internet khususnya e-

learning, hanya dua atau tiga orang saja

yang mengunakannya. Sedangkan sumber

belajar dan pembelajaran guru juga

menggunakan buku dan hasil yang didapat

di internet.

Infrastruktur Elearning

Berdasarkan data penelitin fasilitas

sekolah yang ada saat ini dirasa belum

cukup untuk digunakan dalam

pembelajaran maupun dalam pemanfaatan

fasilitas sekolah secara maksimal. Fasilitas

yang dimiliki sekolah dalam menunjang

pelaksanaan pembelajaran berbasis e-

learning belum cukup baik, sekolah sudah

ada fasilitas berupa, LCD, jaringan

internet, serta fasilitas komputer namun

terbatas. Jaringan internet juga sering

down atau ngadat tidak dapat digunakan.

pemanfaatan aplikasi atau software yang

sederhana seperti blog, sosial media,

email, juga dalam pengaplikasian di kelas

berupa power point semua nya cenderung

free atau tidak berbayar. Hal ini karena

terbatasnya sumber daya sekolah dalam

menyediakan dan mendukung infrastruktur

pembelajaran berbasis elearning.

Belum adanya website resmi

khusus e-learning membuat implementasi

pembelajaran ini mengalami kendala yang

berarti, hanya website sekolah yang

dijadikan sarana untuk memberikan

informasi mengenai sekolah secara umum.

Software yang digunakan dalam masih

sebatas software umum yang biasanya

digunakan kebanyakan orang, ada

Ms.Word, Ms.Excel, Pdf, dll. Jaringan wifi

disekolah masih dikatakan kurang dapat

menyeluruh. Penggunaanya dibatasi

sampai sore saja. Untuk keamanan wifi

sekolah masih kurang mencukupi, karena

semua orang dapat mengakses internet

dengan leluasa. Belum adanya password

yang digunakan untuk mengunci

keamanan wifi sekolah. Mengenai wifi

sekolah perlu ada penambahan kuota dan

ruang akses internet sehingga siswa dapat

menggunakan dimana saja, karena dari

hasil penelitian ditemukan bahwa siswa

masih kesulitan dalam mengakses internet

di sekolah karena ruang lingkup area wifi

yang terbatas dan koneksi internet yang

lemot.

Kendala dalam Implementasi Elearning

implemantasi e-learning ini memang masih

banyak kendala yang dihadapi oleh para

guru dan siswa baik dari sisi SDM, materi

maupun dari infranstruktur yang ada.

Beberapa kendala yang dihadapi

diantaranya:

a. Kemampuan dan kemauan guru

dalam menggunakan e-learning

masih kurang, masih banyak guru

yang belum memahami arti dari

pembelajaran e-learning

b. Komitmen guru dalam

menggunakan e-learning juga

masih rendah, masih banyak guru

yang menggunakan pembelajaran

manual biasa, dan masih ada juga

guru yang belum bisa

menggunakan komputer yang

menjadi dasar pembelajaran

elektronik

c. Infrastuktur elearning merupakan

komponen yang perlu dimiliki

sekolah dalam menunjang

pembelajaran dan belum optimal

Page 16: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1365

terutama jaringan internet yang

terbatas.

Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah

implementasi elearning di Sekolah

Menengah Kejuruan 2 Magetan dan

Sekolah Menengah Kejuruan Poncol

belum optimal. Belum optimalnya

implementasi elearning di SMK N 2

Magetan dan SMKN Poncol dilihat hanya

sedikit guru yang mengimplementasi

elaearning hal ini karena kurangnya

komitmen sekolah, komitmen guru dalam

implementasi elearning dan keterbatasan

anggaran, sehingga mempengaruhi kondisi

infrastruktur seperti memperbesar kuaota

jaringan internet yang mampu menjangkau

semua siswa, hardware komputer atau

laptop, website elearning sekolah,

pengelolaan materi ajar berbasis elearning.

Kendala dalam implementasi elearning di

pendidikan SMK diantaranya adalah

kurangnya infrastruktur jaringan internet

terkait kapasitas yang bisa melayani semua

siswa secara bersama, kurangnya

sumberdaya anggaran untuk pengelolaan

elearning, kurangnya kemampuan sumber

daya manusia, kurangnya keberpihakan

pengembil kebijakan dalam

pengembangan elearning di sekolah

Daftar Pustaka

Alan, Jonathan Ritter & David Stavens.

(2001) .The Online Learning

Handbook. Developing and Using

web-Based Learning”.New York :

Stylus Pulishing inc.

Ali. M. dkk. (2006) .Pengembangan E-

Learning Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro FT UNY. Laporan Penelitian

Research Grant PHK A2 Diknik

Elektro FT UNY. Yogyakarta

Ali, M. Istanto. Yatmono. Munir. (2008)

.Studi Pemanfaatan E-Learning

Sebagai Media Pembelajaran Bagi

Guru SMA dan SMK Daerah

Istimewa Yogyakarta. Laporan

Penelitian Pusat Studi Pendidikan

dan Teknologi Kejuruan (Pusdi

PTK) Uinersitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta

Chu, Alan G; Thompson. Melody M;

Hancock. Burton W. (998). .The Mc

Graw- Hill Handbook of Distance

Learning.. New York : McGraw-Hill

Eileen, T. Bender. (2001) : Introduction to

Distance Learning.

http://www.indiana.edu/~scs/dl

prime.html. diambil pada mei 2006

Farhad S. (2001). Distance Education : An

Introduction . Saba & Associates.

http://www.distance-educa-

tor.com/portals/research_deintro.htm

l diambil pada mei 2004.

Int. (1996) Chapter 1 : Introduction to

Distance Learning;

http://www.indiana.edu/~scs/dl

prime.html.

Mohandas. R. (2003). ICT and e-learning

in Indonesia. Presentasi di Taiwan.

Taiwan. 25-27 Maret.

Munir Dr .(2007). Strategi Pengembangan

B2b E-Commerce. Bahan Kuliah

pada Prodi Pendidikan Ilmu

Komputer UPI Bandung .Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung. 12

November.

Soekartawi .(2003). E-Learning di

Indonesia dan Prospeknya di Masa

Mendatang. Presentasi pada Seminar

Page 17: Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli ...journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp5b81f3d2f8full.pdfTentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 2. Juli-Desember 2018

1366

e-Learning perlu e-Library.

Universitas Petra. Surabaya. 3

Februari.

Sidik,Ahmad.Ridwan .(2007). Etika

Komputer Dan Tanggung Jawab

Professional di Bidang Teknologi

Informasi. SMA Islam Nuruk

Karomah. 6 September

Surjono. H. (2007). Pengantar e-learning

dan implementasinya di UNY.

http://elearning.uny.ac.id

Wahid, Fathul. (2003). Peran Teknologi

Informasi Dalam Modrenisasi Pendidikan.

Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 3

Juli